Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dinilai penting dan berkaitan dengan kemampuan

menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki

tingkat pendidikan yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai wawasan

luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut

berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan

keluarganya (Dinkes Jawa Tengah, 2007).

Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan menerima

informasi kesehatan dari media massa dan petugas kesehatan. Banyak kasus

kesakitan dan kematian masyarakat diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan

penduduk. Suatu laporan dari negara bagian Kerala di India Utara menyatakan

bahwa status kesehatan disana sangat baik, jauh diatas rata-rata status

kesehatan nasional. Setelah ditelusuri ternyata tingkat pendidikan kaum

wanitanya sangat tinggi diatas kaum pria (Widoyono, 2008).

Jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam kesehatan

masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit

diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan

untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan sulitnya mereka

menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya

pencegahan penyakit menular (Sander, 2005).

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap

menuju perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang tinggi akan

memudahkan seseorang atau masyarakat memperoleh dan mencerna


informasi untuk kemudian menentukan pilihan dalam pelayanan kesehatan

dan menerapkan hidup sehat. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat

pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan (Depkes RI, 1999).

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi berorientasi

pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak tentang masalah kesehatan

dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Pada perempuan, semakin

tinggi tingkat pendidikan, semakin rendah angka kematian bayi dan kematian

ibu (Widyastuti, 2005).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut,

pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan

formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur

pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah,

jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

a. Pendidikan prasekolah.

Menurut PP No. 27 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik di

luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang

diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan

luar sekolah.
b. Pendidikan dasar

Menurut PP No. 28 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000)

pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan

tahun. Diselengarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga

tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan

pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk

memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat,

warga Negara dan anggota umat manusias serta mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

c. Pendidikan Menegah

Menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi

pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas :

Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah

Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan Sekolah

Menengah Luar Biasa.

d. Pendidikan Tinggi
Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo (2000),

pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional

yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi, yang

dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau

universitas.
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden dilihat

dari jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh.

B. Ibu Rumah Tangga

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat

diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai

macam pekerjaan rumahtangga , atau ibu rumah tangga merupakan seorang

istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumahtangga

(tidak bekerja di kantor). Jadi, ibu rumah tangga merupakan istilah yang

digunakan untuk menggambarkan seorang wanita yang telah menikah

serta menjalankan pekerjaan rumah keluarga merawat anak-anaknya,

memasak, membersihkan rumah dan tidak bekerja di luar rumah. Seorang ibu

rumahtangga sebagai wanita menikah yang bertanggung jawab atas rumah

tangganya (Purwodarminta, 2005).

Menurut UU No. 1 Tahun 1974 pasal 7 terdapat pembatasan usia

perkawinan yakni usia calon mempelai pria 19 tahun dan usia calon mempelai

wanita 16 tahun. Pembatasan ini dikandung maksud, bahwa calon suami istri itu

harus masak jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan, agar dapat

mewujudkan tujuan perkawinan secara baik, tanpa berakhir pada perceraian dan

dapat keturunan yang baik dan sehat.Menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (2019) , batasan usia pernikahan 21 tahun bagi

perempuan dan 25 tahun untuk pria karena sesuai dengan Undang-Undang

Perlindungan Anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak.

Menjadi seorang ibu dalam rumahtangga adalah “profesi” yang tidak

bisa dianggap remeh. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Dari

sederet peran yang bisa dimainkan seorang ibu rumahtangga .Menurut Sharif

Baqhir (2003) di antara peran penting ibu rumah tangga dalam keluarga

adalah :
a. Ibu sebagai manager

Sebagai seorang manager, seorang ibu rumahtangga

mampumengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam

keadaan/kondisi anggota keluarganya ke dalam satu tujuan rumah tangga .

Ibu rumah tangga berperan menjadi sosok pengatur kelangsungan

roda rumah tangganya sehari-hari.

b. Ibu sebagai guru

Sebagai seorang teacher ( guru ), seorang ibu mampu mendidik putra-

putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing

mengarahkan serta memberikan penilaian baik berupa reward maupun

punishment yang mendidik. Ibu merupakan sekolah yang paling utama dalam

pembentukan kepribadian anak, serta sarana untuk memenuhi mereka

dengan berbagai sitat mulia.


11
c. Ibu sebagai chef

Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu harus pandai memutar

otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima semua

anggota keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan malam.

Ibu rumah tangga juga berperan menjaga kesehatan keluarga

d. Ibu sebagai perawat

Sebagai seorang perawat, seorang ibu bagaimana dengan telatennya

merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok ketika bayi,

memandikan, menyuapi makan, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh

putra-putrinya sekecil apapun beliau perhatikan, dan tidak bosan-bosannya

mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.

e. Ibu sebagai accountant


Sebagai seorang akuntan, seorang ibu mampu mengelola APBK (

Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga ) dengan sebaik-baiknya,

bagaimana mengatur pengeluaran belanja bulanan dari mulai membayar

listrik, telepon, PAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan

lainnya yang tak terduga. Dan bahkan bagaimana seorang ibu rumahtangga

mampu membantu perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan

kodratnya sebagai ibu.

f. Ibu sebagai design interior

Ibu sebagai seorang design interior seorang ibu harus mampu

menciptakan/menata berbagai turnitur yang ada di rumahnya untuk

menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota keluarganya

sehingga rumah nyaman untuk ditempat keluarga.

g. Ibu sebagai dokter

Ibu sebagai seorang dokter dalam keluarga yaitu bagaimana seorang

ibu harus mampu mengupayakan kesembuhan dan menjaga putra-putrinya

dari berbagai hal yang mengancam kesehatan. Berbagai cara dilakukan

untuk menjaga anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat.

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Pengertian

Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah

1) Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri

dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan

Masyarakat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas

Sebelas Maret, 2013).

2) PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri


di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat (Kemenkes, 2011)

3) Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi

perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan

masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan meningkatkan

kesehatannya (Kemenkes, 2011).

PHBS dapat dilakukan di rumah tangga, sekolah, tempat umum, tempat

kerja dan institusi kesehatan.

1) PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Kemenkes, 2011)

2) PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat (Puskesmas batu putih, 2013)

3) PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja,


pemilik dan pengelola usaha/ kantor, agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat

kerja sehat (Dinkes Lamongan, 2014)

4) PHBS di tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan

masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu,

mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan tempat-tempat umum sehat (Kemenkes, 2015)


5) PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk

mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi

Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan

(Kemenkes, 2015).

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah

tangga yaitu (Kemenkes, 2011) :

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,

2) Memberi bayi ASI Eksklusif,

3) Menimbang bayi dan balita,

4) Menggunakan air bersih,

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,

6) Menggunakan jamban sehat,

7) Memberantas jentik di rumah,

8) Makan buah dan sayur setiap hari,

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari,

10) Tidak merokok di dalam rumah.


Gambar 1. Indikator Rumah Tangga ber-PHBS

Penjelasan dari tiap indikator PHBS tersebut adalah sebagai berikut

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para

medis lainnya). Setiap persalinan dari ibu hamil harus ditolong oleh tenaga kesehatan

karena Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu

persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat

kelainan dapat diketahui dan segera ditolong oleh atau dirujuk ke Puskesmas atau

Rumah Sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan

yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya

kesehatan lainnya.

2) Memberi bayi ASI Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan dengan

kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh

dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna

kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan

terhadap penyakit. Bayi disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah

melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan,

berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian. ASI Eksklusif diberikan pada

bayi usia 0-6 bulan, hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan

atau minuman lain, sementara selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) dalam bentuk lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur

bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.


3). Menimbang bayi dan balita

Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1

bulan sampai 5 tahun di Posyandu untuk memantau pertumbuhannya setiap

bulan. Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat

berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya). Berat badan

naik, bila :

- Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada

KMS.

- Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.

Gambar 2. Berat badan anak dan balita naik pada KMS


4) Menggunakan air bersih

Air bersih adalah air yang secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita

(dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):

a. Air tidak berwarna, harus bening/ jernih.

b. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa

dan kotoran lainnya.

c. Air tidak berasa.

d. Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau belerang

Dengan menggunakan air bersih dapat terhindar dari gangguan penyakit

seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit

kulit atau keracunan selain itu, setiap anggota keluarga terpelihara

kebersihannya. Keberadaan air bersih ini yang sangat penting, maka perlu

untuk menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu

a. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan

sampah sampai paling sedikit 10 meter.

b. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.

c. Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga

bangunannya agar tidak rusak.

d. Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar

sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada

lantai/ dinding sumur. Ember/ gayung pengambil air harus tetap

bersih dan tidak diletakkan di lantai.

Meskipun air sudah bersih tetapi ketika diminum harus tetap dimasak

mendidih karena air belum tentu bebas kuman penyakit, yang hanya bisa

mati pada suhu 1000C (saat mendidih).14

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan suatu intervensi

kesehatan yang paling hemat tapi sangat bermanfaat karena dapat membunuh kuman

penyakit yang ada di tangan sehingga tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman,

mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dll.

Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan yaitu

a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang

binatang, berkebun, dll)

b. Setelah buang air besar.

c. Setelah menceboki bayi atau anak.

d. Sebelum makan dan menyuapi anak.

e. Sebelum memegang makanan.

f. Sebelum menyusui bayi.6

Gambar 3. Aktivitas yang dianjurkan untuk cuci tangan

Adapun cara yang benar untuk cuci tangan itu sendiri dengan

menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya,

selanjutnya bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan

punggung tangan, dan yang terakhir bersihkan tangan pakai lap bersih.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

manusia. Jamban yang sehat harus memenuhi persyaratan :

a. Tidak mencemari sumber air minum (Jarak antara sumber air minum

dengan lubang penampungan minimal 10 meter)

b. Tidak berbau.

c. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.

d. Tidak mencemari tanah disekitarnya.

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan.

f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

g. Penerangan dan ventilasi cukup.

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

i. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja,

sehingga dapat menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau,

tidak mencemari sumber air yang dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk

kegiatan sehari-hari, dan tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat

menyebarluaskan bibit penyakit.

7) Memberantas jentik di rumah

Keluarga perlu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

dengan cara 3 M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari

gigitan nyamuk). 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN

yaitu :

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak

mandi, tatakan kulkas, alas pot kembang.

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak

kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.


c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air.

d. Plus menghindari gigitan nyamuk yaitu dengan menggunakan

kelambu, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,

menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar,

mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai, menabur

larvasida di tempat yang sulit dikuras dan memelihara ikan pemakan

jentik di kolam.

8) Makan buah dan sayur setiap hari

Sayur dan buah merupakan sumber nutrisi antioksidan dengan

kandungan vitamin dan mineral. Buah dan sayur juga kaya akan senyawa
fitokimia anti-kanker serta serat.
Adapun porsi ideal sayur dan buah tiap hari untuk menjaga tubuh tetap
sehat yaitu mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak
kandungan dari gizinya adalah dengan memakannya dalam keadaan mentah
atau dikukus.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Setiap anggota keluarga diharapkan melakukan aktivitas fisik secara

bertahap sampai mencapai 30 menit setiap hari, bisa dilakukan sebelum makan atau

2 jam sesudah makan, berupa kegiatan sehari-hari dan olahraga. Aktivitas fisik yang

dilakukan secara teratur dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh

lainnya.

10) Tidak merokok di dalam rumah


Bahaya merokok di dalam rumah yaitu asap rokok yang mengandung zat-zat

nikotin, tar dan zat berbahaya lainnya terhisap oleh perokok pasif yang dapat
menyebabkan berbagai penyakit antara lain jantung dan pembuluh darah.

(Balpelkes, 2015).

Jika di dalam lingkungan masyarakat, semua rumah tangga menerapkan

PHBS maka akan diperoleh manfaat sebagai berikut

1) Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Anggota keluarga giat bekerja.

d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi

gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah

pendapatan keluarga.

2) Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan

jamban, ambulans desa dan lain-lain.

3) Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota

a. Peningkatan persentasi Rumah Tangga ber-PHBS menunjukkan

kinerja dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.

b. Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah-

masalah kesehatan dapat dialihkan untuk pengembangan lingkungan

yang tertata rapi dan sehat serta penyediaan sarana pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.


c. Provinsi dan kabupaten/ kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
D. Kerangka Teori

TiNGKAT PENDIDIKAN PERILAKU

Pelaksanaan PHBS ibu rumah tangga

Indikator :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi ASI Ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dirumah sekali
seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok didalam rumah

Gambar 4. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tingkat pendidikan Perilaku hidup bersih dan


sehat (PHBS)

Gambar 5. Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai