DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kasus :
AN. T, usia 12 tahun, datang ke ugd dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri. Hasil
pemeriksaan : TD 90/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 22 x/menit, konjungtiva anemis,
A. DiagnosakeperawatanUtama :
Nyeri akut
Analisis :
1. Alasan penetapan diagnosa
Diagnose nyeri akut ditetapkan sebagai masalah keperawatan karena pasien mengalami
nyeri pada mata kiri nya
2. Definisi diagnosa
Menurut NANDA 2018,
Pengalaman sensori dan emosional tentang sesuatu yang tidak menyenangkan yang
muncul secara actual atau potensial yang digambarkan yang tiba-tiba muncul yang
dapat di prediksi
3. Batasan karakteristik
Berdasarkan NANDA 2018, Batasan karakteristik untuk menentukan masalah nyeri
akut adalah
a. Ekspresi wajah nyeri
b. Keluhan tentang karakteristik nyeri
Berdasarkan kasus AN. T, Batasan karakteristik untuk masalah nyeri akut NANDA
adalah :
a. Data Subjektif
1) Klien mengataka nyeri pada mata kiri
2) Klien mengatakan seperti tertusuk
b. Data Objektif
1) Klien tampak meringis
2) Skala nyeri 5-6
Berdasarkan kasus AN. T, factor yang dipilih sebagai etiologi adalah nyeri karena
pasien mengatakan nyeri pada mata.
B. Outcame Keperawatan
Sesuaikan dengan batasan karakteristik, misalnya :
Menurut NOC (2015), outcome untuk masalah nyeri adalah
Control nyeri
D. Tindakan Kolaborasi
Koordinasi dengan dokter dan petugas kesehatan lain
Pada pasien dilakukan pemasangan infus (RL 12 TMP/Menit)
E. Evaluasi Keperawatan
Yang perlu dievaluasi dari kasus tersebu tadalah : skala nyeri, intensitas nyeri, penyebab
nyeri
Referensi :
Alimul Azis. 2016. Diagnose keperawatan. Salemba Medika
NANDA. 2016-2017.
Kasus
AN. T, usia 12 tahun, datang ke ugd dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri. Hasil
pemeriksaan : TD 90/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 22 x/menit, konjungtiva anemis,
Intervensi Keperawatan :
1. Manajemen nyeri
Analisis
1. Penetapan Tujuan
Berdasarkan NOC, tujuan yang ditetapkan adalah nyeri stabil dengan indicator pada level 3
yaitukadang-kadang menunjukan, hal ini dipilih karena kondisi pasien yang sedang
mengalami nyeri yang memungkinkan terjadi karena adanya benjoan pada mata
Aktivitas
a. Manajemen nyeri
Aktivitas Rasional
Melakukan pengkajian nyeri secara Luka operasi dapat meningkatkan nyeri
komprehensip yang meliputi PQRST
Anjurkan teknik nonfarmakologi ( teknik Untuk menghindari meningkatnya nyeri ke
napas dalam) untuk mengurangi nyeri skala yang tinggi
Kolaborasikan dengan tim dokter untuk Untuk mengatasi nyeri yang tidak
pemberian terapi obat anti nyeri jika nyeri terkontrol
tidak terkontrol
ANALISIS PROSES KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Analisis
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat dilihat bahwa komponen SOAP belum menjelaskan
pencapaian dari asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat.
1. Komponen S : subjektif
Hanya menuliskan nyeri kurang, tidak jelas lokasi nyeri nya dimana. Seharusnya dituliskan
bahwa klien mengatakan bahwa nyeri dibagian nya matanya sudah cukup berkurang
dengan tehnik relaksasi yang sudah diajarkan atau klien mengatakan nyeri matanya kurang,
namun sesekali masih berasa sakit
2. Komponen O :
Pasien dapat mengatakan skala nyeri yang di sampaikan oleh petugas dengan memiih kira-
kira skala nyeri ada pada angka berapa, skala nyeri pasien adalah 5
3. Komponen A:
Manajemen nyeri untuk terus melakukan tindakan yang sudah dilakukan namun kurang
maksimal, dan untuk terus mengevaluasi skala nyeri pada pasien
4. Komponen P:
Menjelaskan babwa tindakan keperawatan harus tetap dilaksanakan atau di hentikan
dengan berbagai pertimbangan atau dengan criteria hasil tertentu.