Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kelolaan

MIND MAPPING
PASIEN DENGAN CHF (Congestif Heart Failure) PADA Ny. FS. di RUANG I ASTER
KESEHATAN DAERAH MILITER I/BB RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

Definisi: Gejala klinis :

CHF (Congestif Heart Failure) atau lebih dikenal dengan Gagal Jantung a. Meningkatnya volume intravaskuler.
Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang Ny. FS b. Gagal Jantung Kiri:
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient 1. Dispnea.
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa
Umur : 63 thn 2. Batuk.
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya 3. Mudah lelah.
hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer & 4. Kegelisahan atau kecemasan.
Bare, 2002). c. Gagal Jantung Kanan:
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa 1. Kongestif jaringan perifer dan visceral.
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap 2. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema
oksigen dan nutrien. (Diane C & Hockley A, 2000) pitting, penambahan BB.
CHF (Congestif Heart
3. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
Failure) akibat pembesaran vena hepar.
4. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
Etiologi : dalam rongga abdomen.
5. Nokturia dan Kelemahan.
a. Kelainan otot jantung.
b. Aterosklerosis koroner.
c. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal (peningkatan after
Pemeriksaan penunjang :
load).
Penetalaksanaan :
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif.
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
e. Penyakit jantung lain.
jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan a. Terapi Non Farmakologis
f. Faktor sistemik Meningkatnya laju metabolisme (misal:
diagnosa CHF. 1. stirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi 2. Oksigenasi.
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI), 3. Dukungan deit: pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektronik
Ekokardiogram. menghilangkan oedema.
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
3. Pemeriksaan Lab. meliputi: Elektrolit serum yang b. Terapi Farmakologis
mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil 1. Glikosida jantung: Digitalis  meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, dan memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan  peningkatan
Cl, Ureum, gula darah. curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi
dan mengurangi oedema.
Komplikasi : 2. Terapi diuretik: diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
1. Kerusakan atau kegagalan ginjal 3. Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
2. Kerusakan pada katup jantung tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
3. Kerusakan hati pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
4. Serangan jantung dan stroke pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme
Ny. FS
Umur : 63 thn
Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel RPS :


Pasien datang ke IGD RUMKIT pada tanggal 10 MEI 2014 dengn
keluhan sesak nafas sejak ± 2 hari yang lalu, demam, batuk sekali – kali
Beban jantung tidak berdahak dan mudah lelah. Pada saat pengkajian dilakukan pada
tanggal 15 mei pasien mengeluh sakit di ulu hati, walaupun tidak
beraktivitas tetap sesak nafas,lemah dan lelah. Mual (-), muntah (-).
Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure


RPD :
Keluarga Pasien mengatakan bahwa pasien sering keluar masuk RS di
Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo medan, dengan keluhan yang sama. Pasien juga menderita penyakit
hipertensi, dyspepsia. Selama ini pasien juga berobat jalan sebulan
sekali dengan dr. Spesialis Jantung di Banda Aceh.
Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gangguan Pertukaran gas RPK :


Keluarga pasien mengatakan bahwa abang kandung dari pasien juga
menderita penyakit jantung dan saat ini telah meninggal dan juga
Lemah & letih edema keluarga mengatakan bahwa dari keluarganya juga memiliki riwayat
hipertensi. DM disangkal.
Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan
Pemeriksaan Primer

AIRWAY BREATHING CIRKULATION DISABILLITY


Inspeksi: pasien dapat bernafas secara spontan Inspeksi: pasien bernafas spontan dengan menggunkan Inspeksi: wajah pucat, membran mukosa dan kulit Inspeksi: keadaan umum lemah,
tapi menggunakan alat bantu nasal kanul. Sekret alat bantu pernafasan (nasal kanul ). RR: 20 x/menit. kering, sklera ikterik (-) dan konjungtiva pucat, kesadaran compos mentis (CM)
tidak ada. Palpasi: taktil fremitus sama paru kanan dan kiri, sianosis (+). Kekuatan otot pasien:
Palpasi: hembusan nafas teraba hangat nyeri tekan (-) Palpasi: akral atas dan bawah teraba hangat capiler 5555 5555
Perkusi: terdengar suara sonor di seluruh bagian paru. refil < 2 detik 4444 4444
Perkusi: - Auskultasi: terdengar bunyi vesikuler di seluruh Perkusi: - GCS: E4 M6 V5 : 15
Auskultasi: - bagian paru Wheezing (-), ronchi (-). Auskultasi: TD: 150/70 mmHg. Skala ketergantungan: 2

GASTRIC TUBE HEART RATE


EKSPOSURE : FOLEY CATETER Inspeksi: pasien tidak terpasang NGT, makan Inspeksi: -
pasien mengeluh badan terasa lelah dan lemas. Wajah Inspeksi: pasien terpasang selang kateter.
0
melalui oral dengan diet ginjal 0,6 gr protein/kg Palpasi: HR: 56 x/menit
tampak pucat, bibir kering. Suhu tubuh (T): 36,3 C. Urin 500 cc/6 jam, frekuensi 4-5 x/hari. BB/hari. nafsu makan baik, pasien mampu Perkusi: -
menghabiskan porsi yg disediakan, mual dan Auskultasi: reguler
muntah tidak ada.

Pemeriksaan Sekunder Terapi


IVFD NaCl 10 tts/menit
IV Ceftriaxone 1 gr / 12 j
Pemeriksaan radiologi: IV Ranitidine 1 amp / 12 j
Pemeriksaan laboratorium tgl 13 mei 2014 Glutorp 2 x 1
a. Photo thoraks
Nutriflam 3x1
Hemoglobin 11,4 gr/dl (N=13,0- 17,0 gr/dl) , lekosit 4,6 x10/ul (N=4,1- 10,5x10/dl) , - Rh basah kasar pada 1/3 bawah paru kiri Axamed 1 x 1 (malam)
hematokrit 33% (N= 40-55%), trombosit 107 (N=150-400 x10/ul), ureum darah 42 (20- Benazyn 3 x 1
Kemungkinan
45mg/dl), kreatinin darah 0,9 (0,6-1,1 meq/l), natriun 147 (135-145 meq/l), kalium 3,8
Captopril 2 x 6 25 mg
(3,5-4,5 meq/l). glukasa darah acak 91 gr/dl. - CAP
Furosemid 1 amp / 24 j
- TB Paru

Pemeriksaan EKG 10 Mai 2014 :


Irama : Ireguler, T inverted di lead III,
St Depresi lead I, AVR terjadi st elevasi, V5 dan
V6 St Depresi.
Analisa data

Data : Data ; Data :


DS : Pasien mengatakan kakinya bengkak. DS : pasien mengeluh badannya terasa lemas dan DS : pasien mengeluh badannya lemas dan tidak
DO: Kedua ekstremitas bawah udem cepat lelah. sanggup beraktivitas
DO : k/u lemah, wajah tanpak pucat, sianosis perifer
(kedalaman 3cm/ grade 2) Pasien DO : k/u lemah, pasien bedrest, ADL dibantu
(-), TD : 150/70 mmhg, RR : 20x/menit, N : 56
kesulitan menggerakkan kakinya. TD keluarga dan perawatan,
x/menit
160/90 mmhg skala ketergantungan 2, RR 20 x/menit, N
56x/menit
Etiologi :
Etiologi : Etiologi :
Prosertarjadinya anflasi penyakit
Kurangnya sekresi cairan Penurunan kardia otput
Perubahan perfusi jaringan serebral
Problem :
Perubahan perfusi jaringan Problem :
Problem :
Intoleransi aktifitas
Volume cairan berlabihan

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Dx 1 : Volume cairan berlebihan (retensi cairan isotonik


meningkat) b/d mekanisme pengaturan melemah, asupan Dx 2 : Penurunan cardiac output (jantung tidak mampu Dx 3 : Intoleransi Aktivitas (ketidakcukupan energi secara
cairan berlebih, asupan natrium berlebih.( BB naik, TD untuk memompa darah secara adekuat yang diperlukan fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau
berubah, CVP meningkat, Edema, Dypsneu, oliguria ) untuk metabolisme tubuh) menyelesaikan aktivitas yang diminta atau aktivitas
Batasan karakteristik : Berat badan meningkat pada waktu b/d perubahan kontraktilitas jantung, perubahan isi sehari-hari ( adanya respon jantung dan paru )
yang singkat , Asupan berlebihan dibanding output , Tekanan sekuncup. (tachikardia, perubahan EKG, edema, distensi b/d imobilisasi, kelemahan fisik, ketidakseimbangan suplay
darah berubah, tekanan arteri pulmonalis berubah, vena jugularis, kelelahan, JVP meningkat, dypsneu ) O2 dgn kebutuhan.
peningkatan CVP , Distensi vena jugularis , Perubahan pada
pola nafas, dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, suara nafas
abnormal (Rales atau crakles), kongestikemacetan paru,
pleural effusion , Hb dan hematokrit menurun, perubahan
elektrolit, khususnya perubahan berat jenis , Suara jantung
SIII, Reflek hepatojugular positif , Oliguria, azotemia ,
Perubahan status mental, kegelisahan, kecemasan )
NOC :
Seteah dialkukan askep selama 3x24jam pasien
menunjukan keadaan yang lebih baik yaitu dengan
Noc : kriteri hasil:
Setelah dilakutan tindakan keperawatan 3x24jam pasien Konservatif energi : tingkat pengelolaan energi aktif
menunjukan keseimbangan vol cairan untuk memulai dan memelihara aktivitas
- Fluid Balance NOC :
 Daya tahan : tingkat dimana energi memampukan pasien
- Hydration Setelah dilakukan askep selama 3x 24jam ps menunjukkan
untuk beraktivitas
Kriteria Hasil : respon cardiac pump yang effektif
 Toleransi aktivitas : tingkat dimana aktiivitas dapat
- Tidak ada udem, efusi, anasarka, BB pasien ideal -
dilakukan pasien sesuai energi yang dimiliki
- Suara pernapasan bersih, tidak ada dispnea atau Kriteria evaluasi :
ortopnea  Bertoleransi terhadap sktivitas yang biasanya dapat
- Tidak ada peningkatan vena jugularis, reflek hepatogular didemonstrasikan dengan daya tahan, konservasi
(+), suara gallop rhythm energi,dan perawatan diri : aktivitas sehari-hari ( ADL )
- Tekanan vena sentral normal, cardiac out put dan tekanan  Mendemonstrasikan konservasi energi ditandai dengna :
darah normal Menyadari keterbatasan energy
- Tidak ada kelelahan, kecemasan, atau kebingungan Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Tingkat daya tahan adekuat untuk aktivitas

NIC :
Nic:
Energy Management
 Cardiac care : monitor dypsneu, fatigue, tacipneu,intoleransi
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
aktivitas,catat bunti jantung, evaluasi nyeri dada, kaji frekuensi
NIC : Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap
& irama jantung, kaji adanya sianosis, hindarkan valsafah
1. Fluid management : pertahankan posisi tirah baring manuver, istirahat, balance cairan, tinggikan kaki, monitor keterbatasan
selama masa akut, kaji adanya peningkatan disritmia, pantau capilaryrefil. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
JVP,edema dan acites, tinggikan kaki saat berbaring,  Vital sign monitoring Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
buat jadwal masukan cairan, monitor intake nutrisi, Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
 Neurological monitoring : kaji perubahan pd sensori, catat
timbang BB secara berkala, monitor TTV, pantau berlebihan
adanya letargi, bingung dll.
haluran urine ( karakteristik, jump, warna. Kualitas ), Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
 Medication management :
balance cairan selama 24 jam, monitor tanda & gejala Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
 O2 therapy
acites dan edema, ukur lingkar abdoment, awasi Activity Therapy
tetesan infus, pantau albumin serum, kaji turgor Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
kulit. dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
2. Nutrisi management Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
3. Respiratory management : monitor RR pd ps dgn dilakukan
acites Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan
4. Medication management : pemberian deuretik kemampuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
4. Resiko kekurangan volume cairan (Definisi : Resiko diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
berkenaan dengan vaskuler, seluler atau dehidrasi Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi
intraseluler) roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
5. Resiko ketidakseimbagan volume cairan (resiko Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
penurunan, peningkatan atau cepatnya pertukaran dari Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
satu ke lainya dari intravaskuler, interstisiil beraktivitas
dan atau cairan intra seluler. Ini berhub dg Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
kehilangan cairan tubuh, pertambahan atau kedua-
duanya.
Implementasi dx 1: Implementasi dx 2 : Implementasi dx 3:

1. memantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari 1. mengauskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung 1. mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
dimana dieuresis terjadi 2. mencatat bunyi jantung identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
2. memantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran 3. melakukan Palpasi nadi perifer 2. memberi aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang
selama 24 jam 4. memantau tekanan darah cukup / tanpa diganggu.
3. mempertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi 5. mengkaji kulit terhadao pucat dan sianosis 3. memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah
fowler selama fase akut 6. memantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan 4. Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
4. mengauskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan bunyi kepekatan urine berpindah tempat.
tanbahan. 7. melakukan Kolaborasi berikan oksigen tambahan dengan kanula 5. meningkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas
5. Melakukan Kolaborasi pemberian obat diuretic atau furosemid nasal/masker sesuai inndikasi sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi.
dan tiazid dengan agen pelawan kalium (spironolakton)

Evaluasi dx 1, tanggal 15 Mei 2014 jam Evaluasi dx 2, tanggal 15 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 15 Mei 2014 jam
11.30 wib 11.30 wib 11.30 wib

S : Pasien mengatakan kakinya bengkak. S : pasien mengeluh sesak, badannya terasa lemas dan cepat lelah. S : pasien mengeluh badannya lemas dan tidak sanggup beraktivitas
O : Kedua ekstremitas bawah udem (kedalaman 3cm/ grade 2) O : k/u lemah, wajah tanpak pucat, sianosis perifer (-), O : k/u lemah, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
Pasien kesulitan menggerakkan kakinya. TD 150/70 mmhg TD : 150/70 mmhg, RR : 20 x/menit, N : 56 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR 20 x/menit, N =
A : masalah perubahan aperfusi jaringan belum teratasi 56x/menit
A : masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P: - Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari P: - Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
P : - diskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
dimana dieuresis terjadi - Catat bunyi jantung
identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran - Palpasi nadi perifer
- beri aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang
selama 24 jam - Pantau tekanan darah
cukup / tanpa diganggu.
- Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi - Kaji kulit terhadao pucat dan sianosis
- pantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD sebelum /
fowler selama fase akut - Pantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan kepekatan
sesudah melakukan aktivitas.
- Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan bunyi urine
- diskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
tanbahan. - Kolaborasi berikan oksigen tambahan dengan kanula
berpindah tempat.
- Kolaborasi pemberian obat diuretic atau furosemid dan nasal/masker sesuai inndikasi
- tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan
tiazid dengan agen pelawan kalium (spironolakton) I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung
aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat
I : - memantau haluaran urine, - Mengpalpasi nadi perifer
ditoleransi.
- Memantau keseimbangan pemasukan dan pengeluaran - Mementau tekanan darah
I :- mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
- Mengkaji kulit adanya pucat
- Mempertahankan posisi duduk dan tirah baring dengan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Memberikan O2 4 liter
posisi semi fowler - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
E : pasien mengeluhkan badannya lenas dan lelah, wajah pasien
E : pasien mengeluh kakinya bengkak, kedua ektremitas bawah - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
tanpak pucat, TD : 150/70 mmhg, RR : 20 x/menit,
berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
udem (kedalama 3cm/ grade 2), TD 150/70 mmhg. N : 56 x/menit, O2 terpasang 4 liter
E : pasien mengeluh lemas dan cepat lelah, ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 150/70 mmhg, N= 56 x/menit
Evaluasi dx 1, tanggal 16 Mei 2014 jam 09.00 Evaluasi dx 2, tanggal 16 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 16 Mei 2016 jam 09.00
wib 09.00 wib wib

S : Pasien mengatakan kaki sudah berkurang bengkak S : pasien mengeluh badannya terasa lemas dan cepat lelah. S : pasien mengeluh badannya masih lemas dan tidak sanggup
O : Kedua ekstremitas bawah udem berkurang (kedalaman 2cm/ O : k/u sedang, sianosis perifer (-), beraktivitas
grade 1) kaki sudah dapat digerakkan sedikit. TD TD : 130/80 mmhg, RR : 24 x/menit, N : 80x/menit O : k/u sedang, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
130/80 mmhg A : masalah perubahan aperfusi jaringan belum teratasi perawat,skala ketergantungan 2, RR 24 x/menit,

A : masalah kelebihan volume cairan teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan N 80x/menit


I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
- Mengpalpasi nadi perifer P : intervensi dilanjutkan
I: - memantau haluaran urine,
- Mementau tekanan darah I : - mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
- Memantau keseimbangan pemasukan dan pengeluaran identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Mengkaji kulit adanya pucat
- Mempertahankan posisi duduk dan tirah baring dengan - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
- Memberikan O2
posisi semi fowler E : pasien masih mengeluhkan badannya lenas dan lelah, - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
E : pasien mengatakan kaki sudah mulai dapat digerakkan. TD : 130/80 mmhg, RR : 24 x/menit, berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
N : 80 x/menit, O2 terpasang nasal kanul 4liter. E : pasien masih mengeluh lemas dan cepat lelah, ADL dibantu
(kedalaman 2cm/ grade 1), TD 130/80 mmhg.
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 120/80 mmhg, N 80 x/menit

Evaluasi dx 1, tanggal 17 Mei 2017 jam Evaluasi dx 2, tanggal 17 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 17 Mei 2014 jam
11.00 wib 11.00 wib 11.00 wib

S : Pasien mengatakan kakinya sudah berkurang bengkak dan S : pasien mengatakan badannya sudah berkurang terasa lemas, S : pasien mengatakan lemas berkurang , namun masih
dapat digerakkan seperti biasa sesak napas berkurang tidak sanggup melakukan kegiatan secara mandiri
O : Kedua ekstremitas bawah udem berkurang TD = 120/80 O : k/u sedang, sianosis perifer (-), O : k/u sedang , pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
mmhg TD : 120/80 mmhg, RR : 22 x/menit, N : 78 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR =22 x/menit,
A : masalah perubahan aperfusi jaringan teratasi sebagian N= 78 x/menit
A : masalah kelebihan volume cairan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung P : intervensi dilanjutkan
I: - memantau haluaran urine,
- Mengpalpasi nadi perifer I : - mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
- Memantau keseimbangan pemasukan dan pengeluaran identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Mementau tekanan darah
- Mempertahankan posisi duduk dan tirah baring dengan - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
- Mengkaji kulit adanya pucat
posisi semi fowler E : pasien mengatakan lemas berkurang dan sesak napas - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
E : pasien mengatakan udem di kakinya sudah berkurang, berkurang TD : 120/80 mmhg, RR : 22 x/menit, berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
(kedalama 1cm/ grade 1), TD 120/80 mmhg. N : 78 x/menit E : pasien mengatakan lemas berkurang, , ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 120/80 mmhg, N = 78 x/menit
Evaluasi dx 1, tanggal 17 Mei 2013 jam Evaluasi dx 2, tanggal 17 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 17 Mei 2014 jam 10.00
10.30 wib 10.30 wib wib

S : Pasien mengatakan kakinya sudah tidak bengkak S : pasien mengatakan sudah membaik, tidak merasa lelah dan S : pasien mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi, namun jika ke
O : kedua ekstremitas bawah sudah dapat digerakkan seperti sesak lagi ke kamar madi tetap harus dibantu oleh keluarga
biasa, TD 120/80 mmhg O : k/u baik, O : k/u baik, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
A : masalah kelebihan volume cairan teratasi TD : 120/80 mmhg, RR : 24 x/menit, N : 80 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR 24 x/menit,
A : masalah perubahan aperfusi jaringan teratasi sebagian N 80 x/menit
P : intervensi hentikan
I: - P: intervensi dilanjutkan A : masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung P : intervensi dilanjutkan
E : pasien mengatakan kakinya tidak bengkak lagi, sudah
- Mengpalpasi nadi perifer I : - mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
seperti biasa. TD 120/80 mmhg. identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Mementau tekanan darah
E : pasien mengatakan keadaannya semakin membaik, TD : - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
120/80 mmhg, RR : 24 x/menit, - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
N : 80 x/menit berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
E : pasien masih mengeluh lemas dan cepat lelah, ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 120/80 mmhg, N= 86 x/menit

Tanggal 17 mei 2014 intervensi dihentikan, karena dinas pindah keruangan lain

Anda mungkin juga menyukai