MIND MAPPING
PASIEN DENGAN CHF (Congestif Heart Failure) PADA Ny. FS. di RUANG I ASTER
KESEHATAN DAERAH MILITER I/BB RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
CHF (Congestif Heart Failure) atau lebih dikenal dengan Gagal Jantung a. Meningkatnya volume intravaskuler.
Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang Ny. FS b. Gagal Jantung Kiri:
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient 1. Dispnea.
dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa
Umur : 63 thn 2. Batuk.
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya 3. Mudah lelah.
hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer & 4. Kegelisahan atau kecemasan.
Bare, 2002). c. Gagal Jantung Kanan:
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa 1. Kongestif jaringan perifer dan visceral.
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap 2. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema
oksigen dan nutrien. (Diane C & Hockley A, 2000) pitting, penambahan BB.
CHF (Congestif Heart
3. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
Failure) akibat pembesaran vena hepar.
4. Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
Etiologi : dalam rongga abdomen.
5. Nokturia dan Kelemahan.
a. Kelainan otot jantung.
b. Aterosklerosis koroner.
c. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal (peningkatan after
Pemeriksaan penunjang :
load).
Penetalaksanaan :
d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif.
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran
e. Penyakit jantung lain.
jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan a. Terapi Non Farmakologis
f. Faktor sistemik Meningkatnya laju metabolisme (misal:
diagnosa CHF. 1. stirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi 2. Oksigenasi.
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI), 3. Dukungan deit: pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektronik
Ekokardiogram. menghilangkan oedema.
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
3. Pemeriksaan Lab. meliputi: Elektrolit serum yang b. Terapi Farmakologis
mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil 1. Glikosida jantung: Digitalis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, dan memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan peningkatan
Cl, Ureum, gula darah. curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi
dan mengurangi oedema.
Komplikasi : 2. Terapi diuretik: diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
1. Kerusakan atau kegagalan ginjal 3. Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
2. Kerusakan pada katup jantung tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
3. Kerusakan hati pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
4. Serangan jantung dan stroke pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme
Ny. FS
Umur : 63 thn
Kontraktilitas preload beban kerja jantung
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
NIC :
Nic:
Energy Management
Cardiac care : monitor dypsneu, fatigue, tacipneu,intoleransi
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
aktivitas,catat bunti jantung, evaluasi nyeri dada, kaji frekuensi
NIC : Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap
& irama jantung, kaji adanya sianosis, hindarkan valsafah
1. Fluid management : pertahankan posisi tirah baring manuver, istirahat, balance cairan, tinggikan kaki, monitor keterbatasan
selama masa akut, kaji adanya peningkatan disritmia, pantau capilaryrefil. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
JVP,edema dan acites, tinggikan kaki saat berbaring, Vital sign monitoring Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
buat jadwal masukan cairan, monitor intake nutrisi, Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
Neurological monitoring : kaji perubahan pd sensori, catat
timbang BB secara berkala, monitor TTV, pantau berlebihan
adanya letargi, bingung dll.
haluran urine ( karakteristik, jump, warna. Kualitas ), Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
Medication management :
balance cairan selama 24 jam, monitor tanda & gejala Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
O2 therapy
acites dan edema, ukur lingkar abdoment, awasi Activity Therapy
tetesan infus, pantau albumin serum, kaji turgor Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
kulit. dalammerencanakan progran terapi yang tepat.
2. Nutrisi management Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
3. Respiratory management : monitor RR pd ps dgn dilakukan
acites Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan
4. Medication management : pemberian deuretik kemampuan fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
4. Resiko kekurangan volume cairan (Definisi : Resiko diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
berkenaan dengan vaskuler, seluler atau dehidrasi Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi
intraseluler) roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
5. Resiko ketidakseimbagan volume cairan (resiko Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
penurunan, peningkatan atau cepatnya pertukaran dari Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
satu ke lainya dari intravaskuler, interstisiil beraktivitas
dan atau cairan intra seluler. Ini berhub dg Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
kehilangan cairan tubuh, pertambahan atau kedua-
duanya.
Implementasi dx 1: Implementasi dx 2 : Implementasi dx 3:
1. memantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari 1. mengauskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung 1. mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
dimana dieuresis terjadi 2. mencatat bunyi jantung identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
2. memantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran 3. melakukan Palpasi nadi perifer 2. memberi aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang
selama 24 jam 4. memantau tekanan darah cukup / tanpa diganggu.
3. mempertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi 5. mengkaji kulit terhadao pucat dan sianosis 3. memantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah
fowler selama fase akut 6. memantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan 4. Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
4. mengauskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan bunyi kepekatan urine berpindah tempat.
tanbahan. 7. melakukan Kolaborasi berikan oksigen tambahan dengan kanula 5. meningkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas
5. Melakukan Kolaborasi pemberian obat diuretic atau furosemid nasal/masker sesuai inndikasi sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi.
dan tiazid dengan agen pelawan kalium (spironolakton)
Evaluasi dx 1, tanggal 15 Mei 2014 jam Evaluasi dx 2, tanggal 15 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 15 Mei 2014 jam
11.30 wib 11.30 wib 11.30 wib
S : Pasien mengatakan kakinya bengkak. S : pasien mengeluh sesak, badannya terasa lemas dan cepat lelah. S : pasien mengeluh badannya lemas dan tidak sanggup beraktivitas
O : Kedua ekstremitas bawah udem (kedalaman 3cm/ grade 2) O : k/u lemah, wajah tanpak pucat, sianosis perifer (-), O : k/u lemah, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
Pasien kesulitan menggerakkan kakinya. TD 150/70 mmhg TD : 150/70 mmhg, RR : 20 x/menit, N : 56 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR 20 x/menit, N =
A : masalah perubahan aperfusi jaringan belum teratasi 56x/menit
A : masalah kelebihan volume cairan belum teratasi
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P: - Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari P: - Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
P : - diskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
dimana dieuresis terjadi - Catat bunyi jantung
identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran - Palpasi nadi perifer
- beri aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang
selama 24 jam - Pantau tekanan darah
cukup / tanpa diganggu.
- Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi - Kaji kulit terhadao pucat dan sianosis
- pantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD sebelum /
fowler selama fase akut - Pantau haluaran urin, catat penurunan haluaran dan kepekatan
sesudah melakukan aktivitas.
- Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan bunyi urine
- diskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
tanbahan. - Kolaborasi berikan oksigen tambahan dengan kanula
berpindah tempat.
- Kolaborasi pemberian obat diuretic atau furosemid dan nasal/masker sesuai inndikasi
- tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan
tiazid dengan agen pelawan kalium (spironolakton) I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung
aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat
I : - memantau haluaran urine, - Mengpalpasi nadi perifer
ditoleransi.
- Memantau keseimbangan pemasukan dan pengeluaran - Mementau tekanan darah
I :- mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
- Mengkaji kulit adanya pucat
- Mempertahankan posisi duduk dan tirah baring dengan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Memberikan O2 4 liter
posisi semi fowler - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
E : pasien mengeluhkan badannya lenas dan lelah, wajah pasien
E : pasien mengeluh kakinya bengkak, kedua ektremitas bawah - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
tanpak pucat, TD : 150/70 mmhg, RR : 20 x/menit,
berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
udem (kedalama 3cm/ grade 2), TD 150/70 mmhg. N : 56 x/menit, O2 terpasang 4 liter
E : pasien mengeluh lemas dan cepat lelah, ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 150/70 mmhg, N= 56 x/menit
Evaluasi dx 1, tanggal 16 Mei 2014 jam 09.00 Evaluasi dx 2, tanggal 16 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 16 Mei 2016 jam 09.00
wib 09.00 wib wib
S : Pasien mengatakan kaki sudah berkurang bengkak S : pasien mengeluh badannya terasa lemas dan cepat lelah. S : pasien mengeluh badannya masih lemas dan tidak sanggup
O : Kedua ekstremitas bawah udem berkurang (kedalaman 2cm/ O : k/u sedang, sianosis perifer (-), beraktivitas
grade 1) kaki sudah dapat digerakkan sedikit. TD TD : 130/80 mmhg, RR : 24 x/menit, N : 80x/menit O : k/u sedang, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
130/80 mmhg A : masalah perubahan aperfusi jaringan belum teratasi perawat,skala ketergantungan 2, RR 24 x/menit,
Evaluasi dx 1, tanggal 17 Mei 2017 jam Evaluasi dx 2, tanggal 17 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 17 Mei 2014 jam
11.00 wib 11.00 wib 11.00 wib
S : Pasien mengatakan kakinya sudah berkurang bengkak dan S : pasien mengatakan badannya sudah berkurang terasa lemas, S : pasien mengatakan lemas berkurang , namun masih
dapat digerakkan seperti biasa sesak napas berkurang tidak sanggup melakukan kegiatan secara mandiri
O : Kedua ekstremitas bawah udem berkurang TD = 120/80 O : k/u sedang, sianosis perifer (-), O : k/u sedang , pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
mmhg TD : 120/80 mmhg, RR : 22 x/menit, N : 78 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR =22 x/menit,
A : masalah perubahan aperfusi jaringan teratasi sebagian N= 78 x/menit
A : masalah kelebihan volume cairan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung P : intervensi dilanjutkan
I: - memantau haluaran urine,
- Mengpalpasi nadi perifer I : - mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
- Memantau keseimbangan pemasukan dan pengeluaran identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Mementau tekanan darah
- Mempertahankan posisi duduk dan tirah baring dengan - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
- Mengkaji kulit adanya pucat
posisi semi fowler E : pasien mengatakan lemas berkurang dan sesak napas - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
E : pasien mengatakan udem di kakinya sudah berkurang, berkurang TD : 120/80 mmhg, RR : 22 x/menit, berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
(kedalama 1cm/ grade 1), TD 120/80 mmhg. N : 78 x/menit E : pasien mengatakan lemas berkurang, , ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 120/80 mmhg, N = 78 x/menit
Evaluasi dx 1, tanggal 17 Mei 2013 jam Evaluasi dx 2, tanggal 17 Mei 2014 jam Evaluasi dx 3, tanggal 17 Mei 2014 jam 10.00
10.30 wib 10.30 wib wib
S : Pasien mengatakan kakinya sudah tidak bengkak S : pasien mengatakan sudah membaik, tidak merasa lelah dan S : pasien mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi, namun jika ke
O : kedua ekstremitas bawah sudah dapat digerakkan seperti sesak lagi ke kamar madi tetap harus dibantu oleh keluarga
biasa, TD 120/80 mmhg O : k/u baik, O : k/u baik, pasien bedrest, ADL dibantu keluarga dan
A : masalah kelebihan volume cairan teratasi TD : 120/80 mmhg, RR : 24 x/menit, N : 80 x/menit perawat,skala ketergantungan 2, RR 24 x/menit,
A : masalah perubahan aperfusi jaringan teratasi sebagian N 80 x/menit
P : intervensi hentikan
I: - P: intervensi dilanjutkan A : masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
I : - mengkaji frekuensi dan irama jantung P : intervensi dilanjutkan
E : pasien mengatakan kakinya tidak bengkak lagi, sudah
- Mengpalpasi nadi perifer I : - mendiskusi dengan pasien kebutuhan akan aktivitas dan
seperti biasa. TD 120/80 mmhg. identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
- Mementau tekanan darah
E : pasien mengatakan keadaannya semakin membaik, TD : - memantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD
120/80 mmhg, RR : 24 x/menit, - Mendiskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
N : 80 x/menit berpindah tempat dengan menggunakan korsi roda
E : pasien masih mengeluh lemas dan cepat lelah, ADL dibantu
keluarga dan perawat. Saat kekamar mandi dipapah pelan-
pelan oleh keluarga. TD 120/80 mmhg, N= 86 x/menit
Tanggal 17 mei 2014 intervensi dihentikan, karena dinas pindah keruangan lain