Anda di halaman 1dari 80

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 1

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………….03
2. Panca Ikrar Dosen..................................................................................................................................04
3. Sejarah dan Dasar Pemikiran
Awal Perjalanan Asosiasi Dosen Indonesia…………………………………………………….05
Tujuan………………………………………………………………………………………………………….10
Visi dan Misi…………………………………………………………………………………………………10
Motto……………………………………………………………………………………………………………10
Ruang Lingkup Program………………………………………………………………………………..10
Sumber Dana………………………………………………………………………………………………...11
4. Susunan Pengurus MPP-ADI Priode 2012-2016………………………………………………….12
5. Daftar Nama Pimpinan dan Alamat MPW ADI se-Indonesia…………………………………21
6. Anggaran Dasar Asosiasi Dosen Indonesia………………………………………………………….24
7. Anggaran Dasar Rumah Tangga Asosiasi Dosen Indonesia…………………………………..31
8. Kelengkapan dan Legalitas Asosiasi Dosen Indonesia………………………………………….45
9. Sekilas Profil Lembaga Otonom Asosiasi Dosen Indoensia
1) Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia……………………………………………………..49
2) Lembaga Pusdiklat Asosiasi Dosen Indoenesia…………………………………………...68
3) Lembaga Advokasi Asosiasi Dosen Indonesia……………………………………………..71
4) Lembaga Penanggulangan, Penyuluhan dan Pengobatan Narkoba
Asosiasi Dosen Indonesia
(P3NPT)……………………………………………………………………………………………………76

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 2


KATA PENGANTAR

eiring dengan dinamika


perkembangan bangsa
yang menuntut setiap
warganya untuk berpartisipasi
secara aktif dalam pembangunan
nasional, maka Asosiasi Dosen
Indonesia (ADI) didirikan sebagai
wujud tanggung jawab sosial dan
kepedulian para dosen Indonesia
untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui jalur pendidikan.

Hal ini juga merupakan konstribusi


nyata dari para dosen Indonesia
dalam rangka menjadikan bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang
kompetitif dan mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lainnya.

Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)


merupakan wadah yang terbuka
bagi para dosen di seluruh Indonesia
untuk berkiprah dan mengabdikan
profesinya kepada bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, keberadaannya menjadi penting mengingat jumlah dosen jumlah di
Indonesia yang tercatat di Dikti sampai dengan tahun 2013 adalah 273.000 orang dan
tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama
membangun peradaban Indonesia untuk menjadi lebih baik melalui Asosiasi Dosen
Indonesia (ADI).

Kami berharap profil ini mampu memberikan pemahaman secara komprehensif kepada
masyarakat Indonesia tentang Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).

Jakarta, 01 Januari 2014

Prof. Dr. Armei Arief, MA


Ketua Umum MPP ADI

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 3


PANCA IKRAR DOSEN

Saya, anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) dengan ini berikhrar bahwa saya akan
senantiasa;

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; senantiasa setia dan taat
kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
2. Meningkatkan mutu diri dengan belajar seumur hidup tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), seni dan budaya untuk diajarkan kepada mahasiswa saya
dengan menggunakan teknologi pendidikan serta menjunjung nama baik,
kehormatan dan kemuliaan profesi saya sebagai dosen dimanapun saya berada.
3. Saling berkomunikasi melalui berbagai media, saling memberikan informasi
mengenai IPTEK, seni dan budaya antar teman sejawat, para ilmuan dan lembaga-
lembaga sumber pengetahuan lainya serta masyarakat pada umumnya
4. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu serta pengabdian
kepada masyarakat, nusa dan bangsa Indonesia menurut apa adanya, benar dan
dapat dipercaya dengan mengindahkan hak-hak asasi manusia tanpa membedakan
suku, agama, ras dan golongan dengan penuh dedikasi, jujur dan tulus
5. Sadar bahwa dosen adalah seorang ilmuan yang peduli dan memiliki rasa tanggung
jawab sosial dan tidak akan menyalahgunakan kedudukan saya sebagai dosen
untuk keuantungan diri sendiri dengan merugikan dunia pendidikan khususnya
masyarakat serta Negara pada umumnya

Saya berikhrar ini sepenuh hati dengan tekat akan melaksanakannya dengan
bersungguh-sungguh dan sejujur-jujurnya.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 4


SEJARAH DAN DASAR PEMIKIRAN

Tahun 2014 adalah perjalanan 16 tahun Asosiasi Dosen Indonesia (ADI). Dalam
perspektif kelembagaan sesungguhnya belumlah cukup untuk membuktikan
sebuah eksistensi. Namun ADI sejak awal didirikan pada tahun 1998 selalu
berupaya meningkatkan peranannya untuk kemajuan pendidikan tinggi di
Indonesia. ADI adalah sebuah wadah, tempat berkumpul kaum intelektual, ADI
akan ikut berkembang semakin besar seiring dengan eksistensi setiap individu
yang bernaung di dalamnya. Perkembangan yang konsisten ke arah yang lebih
baik adalah buah dari komitmen yang dipegang bersama oleh seluruh komponen
ADI. Sehingga dalam perjalanan ini ada banyak sekali upaya yang telah
diwujudkan demi menjadi wadah yang terus berkembang dan berkarya dengan
lebih baik.

Awal Perjalanan ADI

Organisasi ini dideklarasikan sejak tanggal 2 Mei 1998. Beberapa tokoh intelektual
negeri terjun secara langsung menproklamirkan organisasi ini, diantaranya yaitu
pendiri Prof. dr. H. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D., DSAnd, Drs. Zulkarnain H. Noer, MM, Ir.
Martin, M.Si, Dr. Ir. Muhammad Koesmawan, MS., MBA., DBA, Dra. R. Indrajani, MSc, Dr.
Ir. Ingrid Suryanti Surono, MSc, Prof. Dr. Ir. Zoeraini Djamal Irwan, MS, Prof. dr. H.
Muzief Munir, DSAK, Drg. Lies Zubardiah, SP.

ADI didirikan sebagai organisasi profesi yang beranggotakan para dosen dari Perguruan
Tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Berdirinya ADI merupakan
wujud tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap bangsa melalui jalur pendidikan
formal, dalam hal ini pendidikan tinggi. Sebagai tenaga pengajar dan pendidik, dosen
memilki peran strategis dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan mahasiswanya
agar memiliki kompetensi keilmuaan dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
nation and character building.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 5


Pada tanggal 20-22 April 1999 dilaksanakanlah Kongres pertama ADI, dan terpilih
Prof.Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D. DSAnd sebagai Ketua Umum Dan Prof. Dr. Ir.
Zoeraini Djamal Irwan, MS sebagai Sekretaris Umum untuk periode kepengurusan
tahun 1999-2004. Saat itu ADI bersekretariat di Kantor Kopertis Wilayah III di Jalan
SMAN XIV Cililitan Jakarta Timur.

Kemudian, setelah sempat tertunda selama dua tahun, kongres kedua ADI akhirnya
terlaksana pada 19-21 April 2006 di Gedung BPS Jakarta. Terpilihlah Prof. Dr. Armai
Arief, MA sebagai Ketua Umum dan Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd sebagai Sekretaris Umum
untuk Periode 2006 hingga saat ini.

Periode Kedua

Dimasa kepemimpinan Prof. Dr. Armai Arief dan Prof. Dr. Suyatno, Asosiasi Dosen
Indonesia merupakan organisasi profesi, bersifat kepakaran dan kecendekiaan,
bercirikan keilmuan, seni dan budaya, bercorak terbuka, mandiri, dan kesejawatan.
Organisasi ini didirikan sebagai wadah bagi para dosen Indonesia, sehingga
keberadaanya menjadi sangat penting karena mencermati keberadaan dan peran dosen
yang sangat besar. Para dosen saat ini selalu dituntut untuk menjalankan tugasnya
dengan baik senantiasa inovatif dalam mentransformasikan berbagai kemampuan yang
ia miliki kepada mahasiswa.

Oleh karena itu, salah satu tujuan besar ADI adalah mengembangkan profesi dan dalam
melaksanakan tugas dan peran strategisnya di perguruan tinggi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, ADI harus mampu menjadi katalisator dalam peningkatan mutu dosen dan

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 6


berperan aktif dalam kegiatan pengembangan mutu pendidikan dan sumber daya
manusia, serta menggalang kemitraan dengan berbagai pihak.

Hal tersebut merupakan sebuah upaya dalam rangka mencermati kecenderungan global
yang kian kompetitif. Maka ADI dengan sumber daya yang dimilikinya akan terus
mendorong dan meningkatkan profesionalitas para dosen Indonesia sehingga mampu
mentransformasikan ilmu dan kemampuan yang ia miliki kepada para mahasiswanya
dan mampu berkompetisi dengan dosen-dosen dari luar negeri.

Dalam perjalanan ADI hingga saat ini, hampir ratusan kegiatan telah terlaksana. sebagai
bukti keaktifan ADI sebagai organisasi yang memiliki peran starategis dalam
perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya bagi para dosen. Setelah kongres II
terlaksana di tahun 2006, ADI mengadakan audiensi dengan Wakil Presiden untuk
melaporkan hasil kongres sekaligus memperkenalkan kepengurusan ADI yang baru.
ADI juga terlibat dalam diskusi panel Membahas Pentingnya Pembentukan Kementrian
Pendidikan Tinggi Nasional di Sekretariat Wakil Presiden pada Juni 2007.

Kegiatan yang diperuntukkan bagi pengembangan mutu dosen diantaranya, Lokakarya


Nasional “Kebangkitan Pendidikan Nasional Melalui Pengembangan Etika Budaya dan
Karakter Serta Refleksi Peranan Asosiasi Dosen Indonesai” dan Lokakarya Nasional
“Membangun Dosen Unggulan Masa Depan” pada tahun 2008. ADI juga turut
memberikan pandangan soal kepemimpinan negara dalam Dialog Capres bersama ADI
dengan Tema: “Menyoal Kepemimpinan Nasional Masa Depan Dalam Perspektif
Pendidikan” pada tahun 2009.

Ketika sertifikasi dosen marak dilakukan demi peningkatan mutu, ADI mengadakan
Workshop “Kiat Sukses Mengikuti Serifikasi Dosen” pada November 2009 dan
Workshop “Orientasi sertifikasi dosen: sosialisasi dan upaya menuju tercapainya
pengakuan profesionalisme dosen” pada tanggal 25 Januari 2010. Kegiatan lainnya
yaitu Sarasehan Nasional “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”
yang dilaksanakan di Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal tahun 2010,
Workshop “Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan Bagi Dosen di Perguruan Tinggi
(PTN dan PTS Se-Indonesia)” Desember 2010, Seminar Nasional “Pendidikan dan
Pengembangan Enteprenuership di Perguruan Tinggi Berbasis Syariah” pada Desember
2011. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai upaya menumbuhkan semangat
entrepreneurship di lingkungan perguruan tinggi.

Selain mengadakan beragam kegiatan, ADI juga aktif menjadi narasumber diberbagai
kegiatan pendidikan diantaranya dalam Seminar “Peranan dan Fungsi Kompetensi
Dosen untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Provinsi Kepulauan Riau”
dan Pelantikan Pengurus MPW-ADI Kepulauan Riau pada tahun 2007, Workshop Uji
Publik RPP tentang Dosen di UHAMKA tahun 2007.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 7


Tahun 2009 dapat dikatakan tahun yang cukup sibuk, ADI ikut berpartisipasi dalam
banyak kegiatan seputar kebijakan pendidikan nasional, diantaranya dalam
pembahasan draf standar pendidikan nasional, pembahasan draf BHP, workshop
“Pengembangan profesional guru”, seminar “Menyoal guru di Indonesia”, workshop
“Aktualisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai salah satu perwujudan peningkatan
integrasi bangsa” yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa DKI Jakarta,
workshop “Masalah dan usaha pembangunan karakter bangsa”, di laksanakan oleh
Ikatan Alumni UI, workshop “Bintek dan Sosialisai tentang Pemerintahan Desa serta
Pembangunan Kesejahteraan Sosial sesuai dengan UU Nomor II tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial” pada januari 2010 dan sederet kegiatan lainya.

Selain dibidang pendidikan, ADI juga kerap terlibat dalam peranannya sebagai
Organisasi Masyarakat (Ormas) seperti melakukan kegiatan Lokakarya Kepemimpinan
Nasional “Membangun Kemandirian Ormas dalam Memperkuat Kepemimpinan
Nasional” pada September 2007, Dialog Interaktif Aktualisasi Ketahanan Nasional dan
Bela Negara bagi Organisasi Masyarakat Tingkat Nasional pada tahun Seminar &
Lokakarya Antisipasi Munculnya Konflik Sosial Bernuansa Agama dan Suku/Etnis di
Indonesia tahun 2008, Pelatihan dan Keterampilan Pemuda (LKKP) dengan tema
“Membangun Kepemimpinan Pemuda dalam Enterpreneurship yang Kreatif, Produktif,
Inovatif Menuju Masyarakat yang Sejahtera, pada Desember 2009, Seminar Nasional
“Pengembangan Pendidikan Etika Budaya Politik yang Santun dan Bermartabat Menuju
Indonesia Berdemokrasi” pada tanggal 29 Desember 2011, Seminar Nasional“
Penanggulangan Narkoba Melalui Pendidikan, Agama dan Budaya”pada 18 Juni 2012
dan sederet kegiatan lainnya.

Sebagai lembaga intelektual yang berhulu pada perguruan tinggi, ADI juga melakukan
beberapa penelitian diantaranya Penelitian mengenai demokrasi dengan tajuk
“Demokrasi dalam Pendidikan; Upaya Memberikan Pemahaman Pluralisme Terhadap
Peserta Didik” pada tahun 2009, penelitiaan mengenai Sekolah Luar Biasa dengan judul
“Penguatan partisipasi masyarakat Terhadap Sekolah Luar Biasa” pada tahun 2008
hingga saat ini.

Begitu banyak kegiatan yang telah dilaksanakan, hal tersebut tak lepas dari besarnya
dukungan dan kerjasama dari masing-masing pengurus MPP, MPW dan Manajemen
ADI. Namun bukan berarti tugas ADI semakin ringan, tantangan ke depan akan semakin
besar. Oleh karena itu eksistensi ADI diharapkan dapat terus melejit, tidak hanya di
kalangan akdemisi tapi juga mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik
dengan pemerintah, dunia usaha, organisasi masyarakat dan lain sebagainya. Semua ini
dalam rangka memperluas kesempatan bagi para dosen untuk meningkatkan kualitas
daya saing secara nasional maupun intenasional.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 8


Priode Ketiga

Pelaksanaan Kongres III ADI yang bertemakan “Profesionalisme Dosen Demi


Keunggulan Bangsa” ini sempat tertunda pelaksanaannya yang semula dijadwalkan di
Maluku Utara (Ternate) pada bulan April 2012 yang lalu, namun baru terealisir pada
tanggal 6 September 2012 bertempat di Aula Serbaguna Gedung B Universitas
Internasional Batam.

Pada kegiatan kongres tersebut berjalan cukup alot dimana terdapat tiga kandidat
ketua umum diantaranya Prof. Dr. Armai Arief, MA, Prof. Dr. Sumono, M,Si dan Prof. Dr.
Suyatno, M.Pd. Namun pada akhirnya setelah disepakati bersama oleh anggota ADI,
maka terpilihlah Prof. Dr. Armai Arief, MA sebagai ketua umum priode 2012-2016.

Pada priode kali ini, terjadi beberapa perubahan di AD/ART diantaranya masa priode
yang semula 5 tahun, menjadi 4 tahun, perluasan kepengurusan ADI hingga cabang di
masing-masing Perguruan Tinggi, pergantian susunan pengurus dll.

Dengan terpilihnya kepengurusan baru priode 2012-2016, pembenahan manajemen


dan program kerja begitu menjadi sorotan, sehingga diharapkan kedepanya ADI
menjadi organisasi yang mampu memberikan kontribusi dan perubahan bagi
pendidikan di Indonesia khususnya dan dikehidupan berbangsa pada umumnya.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 9


Oleh karena itu mari kita secara bersama-sama membangun dan mengembangkan ADI
sehingga mampu menjadi wadah yang benar-benar bermanfaat bagi para dosen
Indonesia dan bagi masyarakat bangsa Indonesia.

TUJUAN

 Mewujudkan cita-cita proklamasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan


kesejahteraan dan ikut menjaga perdamaian dunia melalui penguasaan,
pengembangan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan
budaya.
 Membina dan menumbuhkembangkan kemampuan profesional dan karir dosen.
 Meningkatkan kesejahteraan anggota dan membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas mulianya untuk mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa
 Memberikan perlindungan hukum dan HAM bagi dosen

VISI

Menjadikan Asosiasi Dosen Indonesia sebagai organisasi yang modern dan systematic
untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan meningkatkan daya saing bangsa. serta berupaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kesejahteraan para dosen di Indonesia

MISI

1. Menyelenggarakan kajian dan penelitian tentang persoalan-persoalan yang terkait


dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seni dan budaya, yang bermoral,
berakhlak tinggi serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa.
2. Menyelenggarakan pengembangan dan pelatihan SDM.
3. Menyelenggarakan penerbitan buku, majalah, dan jurnal ilmiah.
4. Menyelenggarakan dan mengembangkan pelatihan profesional dosen dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
5. Menyelenggarakan perlindungan hukum dan HAM bagi Dosen

MOTTO

Membangun Kompetensi dan Mensejahterakan Dosen Indonesia

RUANG LINGKUP PROGRAM

Untuk mencapai tujuan ADI melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

 Menggali dan mengembangkan kemampuan profesional dosen dalam melaksanakan


Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam usaha mencerdaskan, meningkatkan iman dan
taqwa dan kualitas bangsa.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 10


 Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
dalam usaha meningkatkan disiplin serta kualitas sumberdaya manusia
 Menyelenggarakan, mengembangkan dan menggalang kerjasama dan jaringan
informasi, komunikasi, konsultasi dalam bidang IPTEK, seni dan budaya dengan
berbagai kalangan, baik perorangan, maupun antar lembaga dengan selalu
meningkatkan iman dan taqwa, untuk terbentuknya suatu sinergi dalam
mengantisipasi era globalisasi
 Meningkatkan sikap dan mutu profesionalisme serta kepakaran para anggota di
bidang disiplin ilmu yang ditekuninya, melalui studi lanjut, berbagai kegiatan ilmiah,
pengembangan karir serta kesejahteraannya sebagai pengemban misi pendidikan
tinggi
 Menyelenggarakan berbagai kegiatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap Tri Dharma perguruan tinggi, dan pengkajian yang inovatif, strategis dan
antisipatif serta berupaya merumuskan dan memecahkan berbagai masalah
strategis pembangunan bangsa dan negara dalam skala daerah, nasional, regional
dan global.

SUMBER DANA

Dalam hal pendanaan, Majelis Pengurus Pusat (MPP) Asosiasi Dosen Indonesia
(ADI) adalah selain bersumber dari uang pangkal dan iuran anggota, juga
mengusahakan sendiri bagi kelangsungan kegiatannya dengan berbagai upaya yang sah
dan tidak mengikat. MPP ADI juga membuka diri untuk bekerjasama dengan funding
agencies baik nasional maupun internasional, lembaga-lembaga yang mempunyai visi
dan misi yang sama, dan sumbangan-sumbangan lain baik bersifat individual maupun
kolektif yang halal dan tidak mengikat.

Adapun nomor rekening atas nama Asosiasi Dosen Indonesia pada Bank BNI
Pasar Mayestik dengan nomor 122105563

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 11


SUSUNAN PENGURUS MPP ADI
PRIODE 2012-2016

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 12


KEPUTUSAN
MAJELIS PENGURUS PUSAT ASOSIASI DOSEN INDONESIA (MPP-ADI)
Nomor : 07/MPP-ADI/KEP/I/2013

TENTANG
PENETAPAN SUSUNAN MAJELIS PENGURUS PUSAT
ASOSIASI DOSEN INDONESIA (MPP-ADI) PERIODE 2012-2016

Menimbang :
1. Bahwa kepengurusan Majelis Pimpinan Pusat Asosiasi Dosen Indonesia
(MPP-ADI) Periode 2006-2012 telah berakhir
2. Bahwa kongres III MPP-ADI pada Tanggal 8 September 2012 telah
membentuk Tim Formatur yang diberi wewenang untuk Menyusun
kepengurusan
MPP-ADI untuk periode 2012-2016.
Mengingat :
1. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
3. PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Pedoman Anggaran Dasar Asosiasi Dosen Indonesia (AD-ADI) Bab 1
Pasal 12
5. Pedoman Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Dosen Indonesia (ART-
ADI)
Bab IV Pasal 13 dan Bab VI Pasal 16.
Memperhatikan :
1. Rapat Tim Formatur Kongres III MPP-ADI pada Tanggal 7 Januari
2013.
2. Rapat Pengurus Harian MPP-ADI pada Tanggal 24 Januari 2013

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Susunan Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesi (MPP-ADI)
periode 2012-2016 sebagaimana terlampir;
2. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 24 Januari 2013

Majelis Pengurus Pusat


Asosiasi Dosen Indonesia (MPP-ADI)

Prof. Dr. H. Armai Arief, MA Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd


Ketua Umum Sekretaris Umum

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 13


DAFTAR PENGURUS
MAJELIS PENGURUS PUSAT (MPP)
ASOSIASI DOSEN INDONESIA (ADI) 2012-2016

1. Dewan Penasehat
Ketua : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Wakil Ketua : Menteri Agama RI
Wakil Ketua Menteri Dalam Negeri RI
Sekretaris : Dirjen Dikti Kemendikbud RI
Wakil Sekretaris : Dirjen Pendis Kemenag RI
Anggota :

1 Prof. Dr. Jimly As-Shidiqi, SH., MH


2 Dr. Syarifuddin Hasan, MM, MBA
3 Prof. Dr. Irwan Prayitno
4 Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MM.,MBA
5 Prof. Dr. Nazarudin Umar, MA
6 Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D.
7 Prof. Ainun Na'im, Ph.D.
8 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
9 Prof. Dr. H.M. Din Syamsudin
10 Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA
11 Prof. H. Fasli Jalal, Ph.D
12 Bahrul Hayat, Ph.D
13 Dr. Ir. Suhatmansyah IS, M.Si
14 Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.
15 Prof. Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D.,DSAnd
16 Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 14


17 Prof. Dr. Agustitin Setyo Budi, MM,.M.Pd
18 Prof. Dr. Imam Suprayogo
19 Prof. Dr. Suyanto,Ph.D
20 Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
21 Prof. Dr. Fawzia Aswin Hadis, SP. P.Si, A.P.Si
22 Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd
23 Prof. Dr. Ibgyudha Triguna, MS
24 Prof. Dr. Ahmad Baidhawi, M.Si
25 Prof. Dr. Zoeraini Djamal, MS
26 Prof. Dr. Nanat Natsir, M.Si
27 Prof. Dr.der Soz Gumilar Rusliwa Somantri
28 Prof. Dr. Husni Rahim
29 Prof. Dr. MK. Tajuddin
30 Prof. Dr. Anwar Arifin
31 Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
32 Dr. Jason Lase, STh, M. Si
33 Prof. Dr. Fuad Abdul Hamied, Ph.D
34 Prof. Dr. Afiv Saefullah, drg.,M.Pd
35 Prof. Dr. M. Amin Summa, MA, MM
36 Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA

2. Dewan Pembina

1 Rektor Universitas Indonseia


2 Rektor ITB
3 Rektor Universitas Gajah Mada
4 Rektor IPB
5 Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Rektor Universitas Negeri Jakarta
7 Rektor Universitas Trisakti
8 Rektor Universitas Borobudur
9 Rektor Universitas Airlangga
10 Rektor Universitas Brawijaya
11 Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta
12 Rektor Universitas Al-Azhar Jakarta
13 Rektor Universitas Atmajaya
14 Rektor Universitas Kristen Indonesia
15 Rektor Universitas Budi Luhur
16 Rektor Universitas Sumatera Utara
17 Rektor Universitas Udayana
18 Rektor Institut Hindu Indonesia
19 Rektor Universitas Hasanudin Makasar
20 Rektor Universitas Mercu Buana
21 Rektor Universitas Pancasila
22 Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
23 Rektor UHAMKA
24 Rektor Universitas Andalas
25 Rektor Universitas Paramadina
26 Rektor Universitas Pelita Harapan

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 15


27 Rektor Universitas Bina Nusantara
28 Rektor Universitas Terbuka
29 Rektor Universitas Nasional
30 Rektor Universitas Moestopo Beragama
31 Rektor Universitas Assyafiayah
32 Rektor Universitas Prasetya Mulya
33 Ketua STIE Perbanas
34 Rektor Universitas Tarumanegara
35 Rektor Universitas Indrapasta PGRI
36 Rektor Universitas Gunadarma
37 Rektor Universitas Krisnadwipayana
38 Rektor Universitas Esa Unggul
39 Rektor Muhammadiyah Ponorogo
40 Rektor UIN Bandung
41 Rektor STIE Tazkia

3. Dewan Pakar

Ketua : Prof. Dr. H. Mansyur Ramli,SE.,M.Si


Wakil Ketua : Prof. Dr. Koesmawan, MBA, DBA
Sekretaris : Prof. Dr. Amani Lubis, MA
Anggota :

1 Prof. Dr. Firmanzah, Ph.D


2 Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto
3 Prof. Dr. Zainal Rafli, M.Pd
4 Dr. Koesnan A. Halim, SH., MM
5 Prof. Dr. H.Yusran Rozak, MA
6 Dr. Ir. Taufik Hanafi, MA
7 Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA
8 Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
9 Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA
10 Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.Pd
11 Prof. Dr. Agus Sartono
12 Dr. Taufiq Yudi Mulyanto, M.Pd
13 Dr. Jamhari, MA
14 Prof. Dr. Agus Suradika
15 Dr. Bambang Indriyanto, P.Hd
16 Dr. Sudarnoto Abd. Hakim, MA
17 Dr. Chairul Huda, MH
18 Dr. R. Urip Purwuno, M.Sc., Ph.D
19 Prof. Dr. Abdul Mujib
20 Dr. Ir. Patdono Suwignyo, M.Eng, Sc.,Ph.D
21 Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
22 Dr. Ir. Illah Sailah, M.S.
23 Prof. Drs. Agus Subekti, M.Sc., Ph.D.
24 Dr. Gutama
25 Dr. Elih Sudiapermana
26 Dr. Sumharmoko

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 16


27 Drs. Mustaghfirin Amin, MBA
28 Ir. Anang Tjahjono, MT
29 Dr. Jan Binsar Marpaung
30 Surya Dharma, M,Pd, Ph.D
31 Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si
32 Prof. Dr. Emil Bachtiar, Ph.D
33 Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, MA
34 Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.Ag
35 Prof. Dr. Amrin Saragih, MA
36 Dr. Amin Nurdin, MA
37 Prof. Dr. Abdurrahman Mass’ud, Ph.D
38 Dr. Ahmad Mukri Aji, MA
39 Dr. Ahmad Husein Lubis, M.Sc
40 Didik Suhardi,Ph.D
41 Nurlena Rifai Ph.D.,MA
42 Dr. Manager Nasution, MA
43 Dr.H.Khairul Alwan Ar –Rivai Nasution, MM
44 Dr.Mirzan T. Razak, APU

4. Majelis Pengurus Pusat

1 Prof. Dr. H. Armai Arief, MA Ketua Umum


2 Prof. Dr Sylviana Murni Wakil Ketua Umum
3 Prof. Dr. MTS Arief, MBA Wakil Ketua Umum
4 Dr. Amirsyah Tambunan, MA Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan
5 Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Ketua Bidang Kesejahteraan dan Usaha
6 Dr. Firdaus Ali, M.Sc Ketua Bidang Litbang dan P2M
7 Dr. Saleh P. Daulay, M.Ag, M.Hum, MA Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan
Internasional
8 Prof. Dr. Dahmir Dahlan, M.Sc Ketua Bidang IPTEK dan Publikasi
9 Qodrat Nugraha, P.Hd Ketua Bidang Pendidikan dan SDM
10 Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd Sekretaris Umum
11 Dr. Iswandi Mourbas, SKM, MPPM Wakil Sekretaris
12 Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd Wakil Sekretaris
13 Dahnil Anzar, MA Wakil Sekretaris
14 Busahdiar, MA Wakil Sekretaris
15 Rosdiana, MA Wakil Sekretaris
16 Arus Akbar Silondae, M,Si Wakil Sekretaris
17 Prof. Dr. dr. H. Sardjana, SPOG., SH Bendahara Umum
18 Rini Fatma Kartika, MH Wakil Bendahara
19 Dr. Hj. Yayuk Budi Iriyani, MM Wakil Bendahara
20 Jesse A. Monintja, MBA Wakil Bendahara
21 Dr. Pudjo Sumedi, MA Wakil Bendahara
22 Juliana Wahid, M.Pd Wakil Bendahara
23 Dr. Eko Sugiyanto, M.Si Wakil Bendahara
24 Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, SH., MH Ketua Departemen Pengembangan Organisasi
25 Dr. Yayah Yoratul Salamah, MH Wakil Ketua
26 Drs. H. Atma Sanjaya, M.Si Anggota
27 Dr. Yohanes Temuluru Anggota

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 17


28 Dr. Fahrurrozi, M.Pd Anggota
29 Otom Mustomi, SH.,MA Anggota
30 Azrul Tanjung, SE,.MM Anggota
31 Dr. Wendi Usino Soelaiman Ketua Departemen Pengembangan Anggota
32 Arief Wibowo, M.Kom Wakil Ketua
33 Dr. Sumiyanto, MT Anggota
34 Dr. Jainal Aripin, MA Anggota
35 Dr. Nasib Sembiring, MBA.,MA.,M.Th Anggota
36 Djihadul Mubarok, SE, MM Anggota
37 Ir.Junaidi, M.Si Anggota
38 Dr. H. I. Komang Suka'arsana, MH. Ketua Departemen Advokasi
39 Dr. Syaiful Bakhri, SH., MH Wakil Ketua
40 Dr. Effendy Saragih, MH Anggota
41 Subani, MH Anggota
42 Abdul Ficar Hadjar, MH Anggota
43 Prof. Dr. Faisal Chaniago, MH Anggota
44 Vonny Rahayu Pawaka, SH.,MH Anggota
45 Paulus Subandi,SH.,MH Anggota
46 Dr. Tengku Ramli Zakaria, MA Ketua Departemen Pendidikan
47 Abd. Rozak, M.Si Wakil Ketua
48 Drs. Sufari, MA Anggota
49 Yudha Prapantja, M.Pd Anggota
50 Herwina Bahar, MA Anggota
51 Fadilah Muchtar, M.Si Anggota
52 Dr. Farida Hamid, M.Pd Anggota
53 Dr. Joedomo Setiawan, M.Sc Ketua Departemen Kesejahteraan
54 Drs. Enong Muis, MM Wakil Ketua
55 Dr. Chandrawati, M.Pd Anggota
56 Ir. Mutmainah, MM Anggota
57 Suyanto Sidik, M.H Anggota
58 Muhammad Gufroni,SH.,MH Anggota
59 Dr. H. Slamet Surtisno, MM, M.Si Ketua Departemen Usaha dan Koperasi
60 Dr. Ahmad Tcahya, M.Si Wakil ketua
61 Andri Priharta, MM Anggota
62 Dr. Benri Sjach, MA, M.Sc.,M.Si Anggota

63 Dina Febriyani, SE., MM Anggota


64 Drs. Abdul Ghofar, MA Anggota
65 Aliyadi, MT Anggota
66 Rahmat Mulyana, MM Anggota
67 Prof. Dr. Murodi, MA Kepala Departemen Penelitian
68 Dr. Susilahati, M,Si Wakil Ketua
69 Drs. H. Khaeroni, M.Si Anggota
70 Dr. Hardjito, M.Si Anggota
71 Dr. Agus Salim,M.Si Anggota
72 Drs. Alfred Pakpahan, M. Si. Anggota
73 Dr. Didin Syafruddin, MA Anggota
74 Dr. Jajat Burhanudin, MA Anggota
75 Ir. Sularno, M.Si Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 18


76 Dr. Maman Kh., M.Si Wakil ketua
77 Drs. Study Rizal. LK.,MA Anggota
78 Drs. Hilal Ramadhan, M.A Anggota
79 Dr.Yayan.Sopyan,SH., M.Ag Anggota
80 Drs. Tabah Rosyadi, MA Anggota
81 Dr. Khol Yao Thung, M.Sc.Ed Anggota
82 Zuhdi, P.Hd Kepala Departemen Sumber Belajar dan Data
83 Hadiyan, MA Wakil Ketua
84 Dra. Husmiaty Hasyim, M.Ag Anggota
85 Karnadi, MA Anggota
86 Subandriyah, M.Pd Anggota
87 Hj. Henny Hendarti, S.Kom., MM Anggota
88 Husni Tedja, Ph.D Anggota
89 Dr. Mastuki, M.A Ketua Departemen Kerjasama dan Humas
90 Dr. Endang Sulastri, M.A Wakil Ketua
91 Dr. Umaimah Wahid Anggota
92 Dr. Ikhsan, S.Pd.,MM Anggota
93 Dr. Tengku Syahrul Reza, MM Anggota
94 Drs. Nurul Jamali, M.Si Anggota
95 Yudil Chatim, M.Pd Anggota
96 Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA Ketua Departemen Hub Luar Negeri
97 Prof. Dr. Mashadi Said, M.Pd Wakil ketua
98 Yusuf Durrochman, M.Sc Anggota
99 Dr. Firman Bahtiar Anggota
100 Dina Afriyanti, MA, P.hD Anggota
101 Yeny Ratna Yuaningsih, Ph.D Anggota
102 Dr. Ir. Mohammad Ale Berawi, M.Sc Anggota
103 M. Deden Ridwan, MA Ketua Departemen Publikasi
104 Idris Thaha, M.Si Wakil Ketua
105 Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Anggota
106 M. Abrar Prinduri, MA Anggota
107 Fauzan, MA Anggota
108 Irwandi, M.Si Anggota
109 Dr. Jejen Musfah.MA. Anggota
110 Dr. Masri Elmahsyar, MA Ketua Departemen Kepribadian
111 Dr. Muhammad Zein, MA Wakil Ketua
112 M. Syukur, MA Anggota
113 Dr. Rabiatul Adawiyah, M.Pd Anggota
114 Dr. Solichun, M.Ag Anggota
115 Dr. Nawirah Vera, M.Si Anggota
116 Hazuarli, AM.,MA Anggota
117 Dr. Titik Hariyati, M.Pd Ketua Departemen Pengembangan Profesi
118 Dr. Achmad Syahid, MA Wakil Ketua
119 Dr. Arif Kusuma Anggota
120 Tata Sutabri, S.Kom, MMSI Anggota
121 Sholehuddin, M.Pd Anggota
122 Dr. Muhammad Iqbal Irham Anggota
123 Prof. Dr. Moh Ishom Yusri, MA Ketua Departemen Kenaikan Pangkat
124 Yusran Kilun, MA Wakil ketua

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 19


125 Dra.Netty Herawati, M.Si. Anggota
126 Ir. Margono Sugeng, M.Si Anggota
127 Koramen Sirait, MA Anggota
128 Soni Rudi Hartanto Anggota
129 Prof. Dr. Ir. Sumono Koordinator Wilayah I (Sumatera)
130 Prof. Dr. Musril Zahari, M.Pd Koordinator Wilayah II (DKI, Banten, Jabar)
131 Prof. Drs. H. Totok Sarsito, MA., Ph.D Koordinator Wilayah III (Jateng, Jatim, Yogya)
132 Prof. Dr. I Nyoman Sucipta Koordinator Wilayah IV (Bali, NTT, NTB)
133 Prof. Dr. Ahmad Khairuddin, MA Koordinator Wilayah V (Kalimantan)
134 Prof. Dr. H. Bahaking Rama, MS Koordinator Wilayah VI (Sulawesi)
135 Prof. Dr. Khalik Latuconsina.M.Si Koordinator Wilayah VII (Papua & Maluku)

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 24 Januari 2013

Majelis Pengurus Pusat


Asosiasi Dosen Indonesia (MPP-ADI)

Prof. Dr. H. Armai Arief, MA Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd


Ketua Umum Sekretaris Umum

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 20


DAFTAR NAMA PIMPINAN DAN ALAMAT
MAJELIS PENGURUS WILAYAH (MPW)
ASOSIASI DOSEN INDONESIA

NO PROVINSI NAMA KETUA ALAMAT

STIE Kusuma Negara


Prof. Dr. MTS. Arief, MM., Jl. Raya Bogor KM. 24 Cijantung Jakarta Timur
1 DKI Jakarta
MBA., CPM Telp. 021 – 8411329, 87790773, Fax . 021 –
8411329
Universitas Islam Negeri Bandung
2 Jawa Barat Prof. Dr. Endin Nasrudin, M.Si
Jl. A. H. Nasution No.105 Telp. 022-7802844
STAIN KUDUS
Jawa
3 Prof. Dr. H. Abdul Hadi, MA Jl. Conge Ngembal Rejo PO BOX 51 Kudus
tengah
Telp. 0291-432677 / 438818
Universitas Negeri Yogyakarta
Prof. Dr. Achmad Dardiri, Jl. Colombo I Yogyakarta 55281
4 Yogyakarta
M.Hum Telp. 0274 – 552069/540 714 Fax. 0274-520 326

Universitas Brawijaya Malang


Prof. Dr. Ir. Darsono Dekan FISIP Universitas Brawijaya Malang
5 Jawa Timur
Wisadirana, MS Jl. Veteran Malang Indonesia 65145
Telp. 0341 – 570131 Fax . 0341 – 575755
IAIN Ar-Raniry
Prof. Drs. Yusny Saby, MA.,
6 NAD Jl.Nurudin Ar-Raniry Kopilima Darussalam.
Ph.D
Banda Aceh 23111Telp. 021-755 2922
Sumatera Kampus Universitas Sumatera Utara
7 Prof. Dr. Ir. Sumono, MS
Utara Guru Besar USU Fak. Pertanian Jl. Prof. A. Sofian No. 3

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 21


Kampus USU Medan
Tel. 061-8212453, 061-8211822
Universitas Andalas
Sumatera
8 Prof. Dr. Novesar Jamarun Jl. Prof DR Hamka Padang 25131 Sumatera Barat
Barat
Telp. 0761 – 63267 Fax . 0761 – 63279
FKIP Unri Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang
9 Riau Prof. Dr. H. Isjoni, M.Si Baru Panam Pekanbaru Riau
Fax . 0761 – 65804/63 279 Telp. 0761 – 42682
Kampus Universitas Negeri Jambi
10 Jambi Johni Najwan SH., MH., Ph.D Jl. Prof.Dr. Sri Sudewi Maschun Sofwan 8, Sungai
Putri, Telana Pura, Jambi 36122
UNSRI Bukit Besar
Sumatera
11 Prof. Mahmud Hasyim Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Selatan
Sumatera Selatan
Universitas Lampung
Jl. Prof DR Sumantri Brojonegoro No. 26 Gedong
12 Lampung Prof. Dr. Muhajir Utomo, M.Sc
Meneng Bandar Lampung 35145
Telp. 0721 – 770294 Fax . 702767
STAIN PONTIANAK
Kalimantan Dr. Haitami Salim, MA Jalan Letjend Soeprapto No. 19 Kode Pos 78121
13
Barat Pontianak – Kalimantan Barat, Indonesia
Telp. +62561 570421 Fax. +62561 570421
STAIN Palangka Raya
Kalimantan
14 Drs. Abu Bakar, MA Jl. Obos Komplek Islamic Centre Palangkaraya 73112
Tengah
Telp. (0536) 3226356 Fax. (0536) 3222105
UNLAM
Kalimantan Jl. Bandarmasih No. 43 Komplek DPR
15 Prof. H. Rusdy Saleh, M.Pd
Selatan Banjarmasin Kalimantan Selatan Telp. 0511 –
4368525
Univ. Mulawarman
Kalimantan
16 Prof. Drs. H. Suyatno Wijoyo Jl. Kuaro Kampus Gunung Kelua Rektorat Umul
Timur
samarinda Kaltim 75117 Tel : 0541 741118
Universitas Negeri Manado
Sulawesi Dr. Max. G. Rundungan, M.Pd
17 Fakultas Ilmu Pendidikan Kampus IKIP Manado
Utara
95115 Sulawesi Utara Tlp. 0431-841428
Universitas Tadulako
Sulawesi
18 Drs. Iskandar Ahmad, M.Hum Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi
Tengah
Tengah 94118
Kampus UMI
Sulawesi Prof. Dr. Hj. Masrurah
19 Jl. Kakatua 27A Makasar 91511 Sulawesi Selatan
Selatan Mukhtar, MA
Telp. 0411-873 018 Fax. 0411-870 093
Rektor UNHALU
Sulawesi Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari
20 Prof. Dr. Mahmud Hamundu
Utara 93232, Sulawesi Tenggara
Telp. 0401-321503
IAIN Ambon
Prof.. Abd. Khalik Latukonsina, Jl. Tarmizi Tahir Kebon Cengkeh Batu Merah Atas
21 Maluku
M.Si Ambon 97128 Telp. 0911 – 344315, 344816 Fax .
0911 – 344315

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 22


Universitas Udayana
22 Bali Prof. Dr. I Nyoman Sucipta Jl. Jend Sudirman Denpasar 82114
Bali Telp. 0361-22379
IAIN Mataram
Jl. Pendidikan No. 35 Mataram 83125
23 NTB Dr.H.Nashuddin M.Pd
Nusa Tenggara Barat Telp. 0370 – 621298 , 634490
Fax . 0370 – 625337
Universitas Negeri Nusa Cendana
24 NTT Prof. Dr. Agustinus Benu MS Jl. Laksda Adi Sucipto, Kupang 85228
Nusa Tenggara Timur
Stikom Muhammadiyah Jayapura
25 Papua Dr. M. Arifin, MM
Jl. Abepantai No. 25 Abepura Kota Jayapura
JL. Timur Indah IV Rt. 01 No. 8
26 Bengkulu Drs. Zulkarnain S, M.Ag
Kel. Sidomulyo Kec. Gading Cempaka Bengkulu
Maluku STAIN TERNATE
27 Drs. Darsis Humah, SH, MH
Utara Jl. Dupa-Dupa Pantai Ternate Maluku Utara 97727
Universitas Tirtayasa
28 Banten Drs. Suwaib Amiruddin., M.Si
Jl. Raya Jakarta Km 4 Serang Banten 42124
STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik
Bangka
29 Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd Jl. Diponegoro No. 1 Sungailiat
Belitung
Bangka Belitung 33215
Kampus Universitas Negeri Gorontalo
30 Gorontalo Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, Jl. Jend Sudirman No. 6 Kota Gorontalo
M.Pd
STAI Ibnu Sina
31 Kep. Riau Dr. Khairudin Said, MM Jln.Teuku Umar Rt 002/04 Kampung Pelita Lubuk
Baja Batam 29443
Jl. Manyosi No. 2 Manokwari Irian Jaya Barat
Dr. John Yawan, SH., M.Hum.,
32 Irian barat Telp. 0986-214045 Fax. 0986-214045
MA
Jl. Karya ABRI Sanggeng Manokwari Papua Barat
STIE Muhammadiyah Mamuju
33 Sulbar Drs. Herman Calo, M. Si Jl. Pattalunru 2 Mamuju 91511
Fax. (0426) 22458 / 0426-21071

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 23


ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI DOSEN INDONESIA
Hasil Kongres III
Batam,6-7 September 2012

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 24


ANGGARAN DASAR
ASOSIASI DOSEN INDONESIA
(AD ADI)
PERIODE 2012 - 2016

PEMBUKAAN

Bahwa untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dituangkan


dalam pembukaan UUD 1945, "untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial", diperlukan peningkatan mutu
sumber daya manusia Indonesia secara berkelanjutan, sehingga mampu memahami,
mempelajari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seni dan
budaya, yang bermoral dan berakhlak tinggi serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME untuk selanjutnya diabdikan kepada kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Bahwa salah satu upaya pokok untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
kesejahteraan umum, adalah melalui jalur pendidikan formal, yang pada tingkatan
pendidikan tinggi dilakukan oleh sivitas akademika yang terdiri dari dosen dan
mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
Bahwa dosen adalah tenaga pengajar merupakan ujung tombak di perguruan
tinggi, berperanan strategis dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan anak
didiknya menjadi generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dalam era globalisasi,
demi kemajuan dan eksistensi bangsa Indonesia di masa depan. Sesuai dengan pokok-
pokok pikiran di atas, untuk memudahkan serta mempercepat pelaksanaannya, maka
berbagai potensi dosen yang ada di Indonesia perlu dihimpun dalam suatu wadah,
berbentuk asosiasi, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I.
NAMA TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 1
Nama, Tempat dan Waktu

1. Organisasi ini bernama Asosiasi Dosen Indonesia yang disingkat dengan ADI. Dalam
bahasa Inggris adalah Indonesian Lecturer Asociation disingkat (ILA).
2. ADI didirikan di Jakarta, pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 1998 bertepatan dengan hari
pendidikan nasional, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
3. ADI berkedudukan hukum di Ibu kota Negara Republik Indonesia.

BAB II
ASAS

Pasal 2
Asas

ADI berasaskan Pancasila.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 25


BAB III
KEDAULATAN
Pasal 3
Kedaulatan

Kedaulatan anggota ADI ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam
Kongres.

BAB IV
TUJUAN

Pasal 4
Tujuan

1. Mewujudkan cita-cita proklamasi, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan


kesejahteraan dan ikut menjaga perdamaian dunia melalui penguasaan,
pengembangan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
2. Membina dan menumbuhkembangkan kemampuan profesional dan karir dosen.
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi anggota dalam melaksanakan tugas mulianya untuk mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas kehidupan bangsa.
4. Memberikan perlindungan hukum dan HAM bagi dosen.

BAB V
KEGIATAN

Pasal 5
Kegiatan

Untuk mencapai tujuan ADI melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1. Menggali dan mengembangkan kemampuan profesional dosen dalam melaksanakan
Tridarma Perguruan Tinggi dalam usaha mencerdaskan, meningkatkan iman dan
taqwa dan kualitas bangsa.
2. Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
dalam usaha meningkatkan disiplin serta kualitas sumberdaya manusia.
3. Menyelenggarakan, mengembangkan dan menggalang kerjasama dan jaringan
informasi, komunikasi, konsultasi dalam bidang IPTEK, seni dan budaya dengan
berbagai kalangan, baik perorangan, maupun antar lembaga dengan selalu
meningkatkan iman dan taqwa, untuk terbentuknya suatu sinergi dalam
mengantisipasi era globalisasi.
4. Meningkatkan sikap dan mutu profesionalisma serta kepakaran para anggota di
bidang disiplin ilmu yang ditekuninya, melalui studi lanjut, berbagai kegiatan ilmiah,
pengembangan karir serta kesejahteraannya sebagai pengemban misi pendidikan
tinggi
5. Menyelenggarakan berbagai kegiatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap tridharma perguruan tinggi, dan pengkajian yang inovatif, strategis dan
antisipatif serta berupaya merumuskan dan memecahkan berbagai masalah strategis
pembangunan bangsa dan negara dalam skala daerah, nasional, regional dan global.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 26


BAB VI
ORGANISASI

Pasal 6
Sifat, Ciri, dan Corak

ADI adalah organisasi profesi, bersifat kepakaran dan kecendekiaan, bercirikan


keilmuan, seni dan budaya, bercorak terbuka, mandiri, dan kesejawatan.

Pasal 7
Bentuk Organisasi

1. ADI meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia dengan susunan Tingkat Pusat,
Tingkat Wilayah dan Tingkat Cabang di Perguruan Tinggi.
2. Tingkat pusat adalah organisasi tingkat pusat yang meliputi seluruh wilayah
Republik Indonesia.
3. Tingkat wilayah meliputi tingkat provinsi atau daerah tingkat I yang sederajat.
4. Tingkat cabang bila diperlukan dapat dibentuk pada Perguruan Tinggi.

BAB VII
KODE ETIK

Pasal 8

ADI memiliki dan melaksanakan Kode Etik.

BAB VIII
KEANGGOTAAN

Pasal 9
Keanggotaan

1. Yang dapat diterima menjadi anggota ADI adalah Warga Negara Indonesia yang
berprofesi sebagai dosen dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ADI.
2. Anggota ADI terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.

Pasal l0
Keanggotaan Berakhir

1. Karena meninggal dunia.


2. Atas permintaan sendiri.
3. Karena diberhentikan.

Pasal ll
Kewajiban dan Hak Anggota

1. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan ADI serta Kode Etik.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 27


2. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan,
keputusan rapat serta keputusan dan ketetapan Musayawarah serta Kongres ADI
3. Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan hak dipilih serta hak membela
diri.
4. Anggota luar biasa mempunyai hak suara dan hak membela diri, tetapi tidak berhak
memilih dan dipilih

BAB IX
KEPENGURUSAN

Pasal l2

1. Kepengurusan ADI terdiri dari majelis pengurus pusat, majelis pengurus wilayah dan
majelis pengurus cabang di Perguruan Tinggi.
2. Majelis Pengurus pusat dipimpin oleh Ketua Umum.
3. Majelis Pengurus wilayah dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Majelis Pengurus cabang dipimpin oleh seorang Ketua.

BAB X
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT

Pasal l3

1. Permusyawaratan dalam ADI meliputi kongres, mukernas, musyawarah wilayah,


musyawarah cabang, rapat anggota, rapat pengurus, rapat koordinasi dan bentuk-
bentuk pertemuan komunikasi lainnya yang dianggap perlu.
2. Status, fungsi dan mekanisme permusyawaratan yang belum diatur dalam Anggaran
Dasar akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
KEBERSAMAAN DAN JARINGAN

Pasal l4
Kebersamaan dan Jaringan

1. Setiap anggota ADI dapat mengembangkan kegiatan kebersamaan dan kegiatan


melalui kelompok jaringan antar sesama anggota baik setempat, wilayah, nasional,
regional maupun internasional melalui koordinasi pengurus.
2. Jaringan kerjasama dapat dikembangkan dengan lembaga, kelompok atau organisasi
lain yang tidak bertentangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ADI.

BAB XII
KEUANGAN

Pasal 15
Sumber Keuangan
Keuangan ADI bersumber pada:
1. Uang pangkal.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 28


2. Iuran anggota.
3. Sumbangan dari anggota, serta;
4. Sumbangan lain yang halal, tidak mengikat dan tidak melanggar hukum.

BAB XIII
PENETAPAN DAN PERUBAHAN

Pasal 16
Penetapan dan Perubahan

1. Tujuan dan keanggotaan badan pendiri ADI tidak dapat diubah selama ADI masih
berdiri.
2. Penetapan dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI
dilakukan melalui kongres ADI, dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir.
3. Kongres dianggap sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya l/2 ditambah satu dari
jumlah wilayah.

BAB XIV
PEMBUBARAN

Pasal 17
Pembubaran

1. Pembubaran ADI dilakukan melalui kongres.


2. Keputusan pembubaran hanya dapat dilakukan apabila kongres dimaksud pada ayat
l pasal ini, dihadiri sekurang-kurangnya l/2 ditambah satu dari jumlah wilayah.
3. Keputusan pembubaran dapat diambil jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota yang hadir.
4. Apabila ADI dibubarkan, maka seluruh harta kekayaan organisasi diserahkan kepada
badan-badan sosial atau lembaga pendidikan yang membutuhkan.

BAB XV
ATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

Pasal l8
Aturan Tambahan dan Penutup

1. Hal-hal yang belum ditetapkan atau dirinci dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar ini disusun dan disyahkan pertama kali oleh badan pendiri ADI.
3. Anggaran Dasar ini sudah disempurnakan pada Kongres-III ADI dan berlaku sejak
tanggal ditetapkan.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 29


Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 7 September 2012

PIMPINAN SIDANG KONGRES III

Prof. Dr. MTS Arief Ketua


Prof. Dr. Bahaking Rama, MS Wakil Ketua
Dr. Hj. Indrastuti Sekretaris

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 30


ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI DOSEN INDONESIA
(ART ADI)
BAB I
PENGERTIAN UMUM

Pasal 1
Pengertian Umum

Dosen adalah seorang ilmuwan, tenaga ahli atau tenaga trampil yang berprofesi
melaksanakan tridharma yaitu pendidikan pengajaran, penelitian dan pengembangan
ilmu, serta pengabdian pada masyarakat, mempunyai jabatan fungsional atau jabatan
akademik yang diangkat atau disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia,
mempunyai peranan penting di perguruan tinggi.
Seorang dosen perlu meningkatkan profesionalism serta kemampuannya baik
aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor, secara terus menerus dengan konsep
belajar seumur hidup, sehingga dia dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan
baik.

BAB II
KEORGANISASIAN

Pasal 2
Sifat, ciri, dan Corak Keorganisasian

ADI adalah organisasi profesi, bersifat ilmiah, bercirikan keilmuan, seni dan budaya,
bercorak terbuka, mandiri, dan kesejawatan.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 31


1. ADI adalah organisasi bersifat profesi yang beranggotakan para dosen dari berbagai
bidang ilmu.
2. Adi bercirikan keilmuan, seni dan budaya diwujudkan dalam kegiatan tridarma, yang
bergerak dalam segala bidang ilmu.
3. Adi bercorak keterbukaan yang diselenggarakan dalam penerimaan anggota,
menampung aspirasi, partisipasi, prakarsa dan dinamika anggota.
4. ADI bercorak kebebasan ilmiah atau akademik yang dimanifestasikan dalam sikap
independen, berdiri sendiri, tidak menjadi bagian atau bernaung dalam organisasi
kekuatan sosial politik dan atau birokrasi pemerintah, dan selalu mencari kebenaran.
5. ADI bercorak kemandirian yang dicerminkan dalam sikap organisasi, yang memiliki
otonom dalam pemikiran dan pengambilan keputusan, penyelenggaraan kegiatan,
sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
6. ADI bercorak kekeluargaan yang diimplementasikan pada pengembangan wawasan
kebangsaan untuk menumbuhkan sikap kekeluargaan dosen serta berpartisipasi
dalam pemersatu bangsa dan negara.
7. ADI bercorak teman sejawat, dimplementasikan pada pengembangan wawasan
kebersamaan antara sesama dosen, dengan selalu melaksanakan dan menjunjung
tinggi kode etik dan ikrar dosen.

Pasal 3
Fungsi Organisasi Struktural

1. ADI cabang merupakan pangkalan kegiatan anggota di Perguruan Tinggi.


2. ADI wilayah, berfungsi menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan
mengkoordinasikan sejumlah ADI cabang Perguruan Tinggi dan berkedudukan di
ibukota daerah tingkat I bersangkutan, agar dapat saling berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik.
3. ADI pusat menumbuhkan, menghidupkan, mengarahkan dan mengkoordinasikan
semua ADI wilayah dan cabang.

Pasal 4
Struktur Organisasi Cabang

1. Organisasi cabang merupakan ADI cabang yang dibentuk dengan latar belakang
berbagai disiplin ilmu, yang berada di Perguruan Tinggi, sekurang-kurangnya 25
orang dosen.
2. ADI wilayah menghimpun anggota serta mengkoordinasikan kelompok dan jaringan
anggota yang ada di cabang/perguruan tinggi.
3. Untuk mendirikan ADI cabang, harus mengajukan permohonan tertulis kepada
pengurus ADI wilayah dengan tembusan kepada pengurus ADI pusat.
4. ADI cabang dibentuk dengan mendapat pengesahan pengurus ADI wilayah, jika
diperlukan pengesahan ADI cabang dapat dilakukan oleh pengurus ADI pusat.
5. Apabila dianggap perlu ADI wilayah dapat membentuk badan koordinasi dan
lembaga yang dianggap potensial yang bersifat non struktural di daerahnya.
6. Bila dipandang perlu ADI cabang dapat dibentuk Badan Penasehat.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 32


Pasal 5
Struktur Organisasi Wilayah

1. Organisasi wilayah dibentuk di daerah tingkat I (satu) atau daerah yang sederajat
dengan daerah tingkat satu.
2. Untuk mendirikan organisasi wilayah, terlebih dahulu harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pengurus ADI pusat.
3. Organisasi wilayah dibentuk dengan persetujuan dan pengesahan pengurus
organisasi pusat.
4. Bila dipandang perlu ditingkat wilayah dapat dibentuk Dewan Penasehat.

Pasal 6
Struktur Organisasi Pusat

1. Organisasi pusat adalah organisasi yang dibentuk di tingkat pusat, berkedudukan di


ibukota Republik Indonesia.
2. Bila dipandang perlu ditingkat pusat dapat dibentuk Dewan Penasehat.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 7
Jenis Anggota

1. Anggota biasa, adalah dosen tetap pada sebuah perguruan tinggi, Warga Negara
Indonesia mempunyai pendidikan minimal Strata Dua atau yang sederajat, dan sudah
mempunyai jabatan akademik.
2. Anggota luar biasa, adalah dosen tidak tetap Warga Negara Indonesia mempunyai
pendidikan minimal Strata Dua atau yang sederajat, dan sudah mempunyai jabatan
akademik.
3. Anggota kehormatan adalah anggota yang ditetapkan oleh pengurus diluar ayat 1,
dan 2 pasal ini, karena mempunyai jasa dan sumbangan dalam pengembangan IPTEK
seni, budaya dan terhadap ADI.

Pasal 8
Persyaratan Anggota

Yang diterima menjadi anggota biasa adalah:


1. Dosen Warga Negara Indonesia, minimal memiliki ijazah Strata 2 (dua) atau yang
sederajat bagi yang sudah mempunyai jabatan akademik asisten ahli.
2. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketetapan-ketetapan
ADI.
3. Mendapat rekomendasi sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dari pengurus ADI.
4. Mengajukan permohonan dan menyatakan secara tertulis kesediaan
keanggotaannya.
5. Prosedur keanggotaan luar biasa, anggota istimewa diatur tersendiri dalam
ketetapan organisasi.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 33


Pasal 9
Kewajiban dan Hak Anggota

1. Setiap anggota berkewajiban mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga dan ketetapan-ketetapan ADI.
2. Anggota biasa mempunyai kewajiban:
a. Membayar uang pangkal dan iuran anggota.
b. Menjaga dan menjunjung nama baik ADI.
c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ADI.
3. Anggota luar biasa, dan anggota istimewa mempunyai kewajiban:
a. Menjaga dan menjunjung nama baik ADI.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan ADI.
4. Setiap anggota mempunyai hak informasi, perlindungan hukum yang berkaitan
dengan profesi dan fasilitas.

Pasal l0
Berakhirnya Keanggotaan

1. Keanggotaan biasa, keanggotaan luar biasa dan keanggotaan istimewa berakhir bila:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Tidak mampu.
d. Diberhentikan
2. Tata cara pemberhentian anggota, pembelaan dan rehabilitasi:
a. Pemberhentian anggota dilakukan oleh pengurus pusat, dengan rekomendasi ADI
wilayah atas usulan pengurus wilayah.
b. Pemberhentian anggota terlebih dahulu diberikan peringatan sampai 3 kali secara
tertulis dengan tembusan ke ketua ADI wilayah dan ADI pusat.
c. Pemberhentian anggota yang mempunyai jabatan dalam pengurus, terlebih
dahulu dilakukan pencabutan jabatan oleh pengurus ADI pusat, dengan
rekomendasi ketua ADI wilayah atas usul ketua ADI wilayah.
d. Anggota yang dikenakan pemberhentian terlebih dahulu diberikan kesempatan
untuk membela diri dalam rapat pengurus.
e. Prosedur lebih rinci dalam pemberhentian, pembelaan dan rehabilitasi akan
diatur dalam ketetapan ADI

BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 1l
Pengurus ADI Cabang

1. Status kepengurusan ADI cabang:


a. Pengurus ADI cabang adalah badan kepemimpinan ADI di Perguruan Tinggi
b. Masa jabatan pengurus ADI cabang adalah lima tahun.
c. Setelah habis masa jabatan, ketua ADI cabang tidak dapat dipilih kembali untuk
kedua kalinya berturut-turut, kecuali jika sangat dibutuhkan, dapat dipilih
kembali hanya untuk kedua kalinya.
2. Personalia pengurus ADI cabang:

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 34


a. Pengurus harian sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara dan ketua-ketua seksi sesuai dengan
kebutuhan.
b. Majelis pimpinan paripurna ADI cabang terdiri dari pengurus harian, badan
penasehat, dan seluruh anggota pengurus ADI cabang.
c. Dalam hal ketua tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya,
maka dapat dipilih pejabat ketua melalui sidang pleno majelis pimpinan paripurna
ADI cabang sampai habis masa jabatan ketua lama.
3. Tata cara pemberhentian pengurus ADI cabang dan pembelaan:
a. Pemberhentian dilakukan setelah dilakukan tiga kali peringatan secara tertulis
terlebih dahulu oleh ketua ADI cabang, kecuali dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela
diri dalam forum yang dibentuk untuk itu di tingkat ADI wilayah bersangkutan,
terakhir pada musyawarah nasional.
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
4. Tugas dan kewajiban pengurus ADI cabang:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan Musyawarah ADI cabang, kebijakan dan
program kerja ADI wilayah dan pusat, serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan
ADI lainnya.
b. Menyampaikan laporan enam bulan sekali kepada pengurus ADI wilayah dengan
tembusan kepada pengurus ADI pusat.
c. Dapat menjalankan tugas, setelah memperoleh pengesahan dan dilantik oleh
pengurus ADI wilayah.
d. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu lima belas
hari, pengurus ADI cabang demisioner segera mengadakan serah terima jabatan.
5. Pembentukan badan konsultasi non struktural:
a. ADI cabang dapat membentuk unit pelaksana teknis konsultasi non struktural jika
perlu dan menguntungkan yang bersifat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap implikasi tridharma perguruan tinggi, program-program ADI, serta
kebutuhan pembangunan di daerah tingkat II/Pergurun Tinggi bersangkutan
secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan poin a ayat ini, dibentuk atas dasar hasil rapat
pengurus ADI cabang dengan berkonsultasi kepada ketua ADI wilayah dan
bertanggung jawab kepada ketua ADI cabang.
c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana teknis konsultan tersebut akan diatur
tersendiri dalam ketetapan ADI.

Pasal 12
Pengurus ADI Wilayah

1. Status pengurus ADI wilayah:


a. Pengurus ADI wilayah adalah badan kepemimpinan di daerah tingkai I atau yang
sederajat dengan daerah tingkat I dan berkedudukan di ibukotanya.
b. Masa jabatan pengurus ADI wilayah adalah 5 (lima) tahun.
c. Setelah habis masa jabatan, ketua ADI wilayah tidak dapat dipilih kembali untuk
kedua kalinya berturut-turut, kecuali jika sangat dibutuhkan, dapat dipilih
kembali hanya untuk kedua kalinya.
2. Personalia pengurus ADI wilayah:

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 35


a. Pengurus harian sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara dan ketua-ketua bidang.
b. Majelis pimpinan paripurna ADI wilayah terdiri dari pengurus harian ditambah
badan penasehat, serta utusan-utusan ADI cabang.
c. Dalam hal ketua tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa jabatannya,
maka dapat dipilih pejabat ketua melalui musyawarah sidang pleno ADI wilayah
sampai habis masa jabatan ketua lama.
3. Tata cara pemberhentian pengurus ADI wilayah dan pembelaan:
a. Pemberhentian dilakukan oleh ketua umum ADI pusat, setelah tiga kali peringatan
terlebih dahulu oleh ketua ADI wilayah, yang tembusannya disampaikan kepada
pengurus ADI pusat, kecuali dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela
diri dalam forum yang dibentuk untuk itu oleh ADI pusat dalam musyawarah
nasional
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
4. Tugas dan kewajiban pengurus ADI wilayah:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan musyawarah ADI wilayah, kebijakan dan
program kerja ADI, serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan ADI lainnya.
b. Menyampaikan laporan enam bulan sekali kepada pengurus ADI pusat.
c. Mengevaluasi hasil kerja pengurus ADI cabang yang disampaikan melalui laporan
periodik kepada pengurus ADI wilayah. Hasil evaluasi dilaporkan kepada
pengurus ADI pusat.
d. Merintis, mendorong dan mengkoordinasikan pembentukan cabang-cabang ADI
baru.
e. Dapat menjalankan tugas, setelah memperoleh pengesahan dan setelah dilantik
oleh pengurus ADI pusat.
f. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu satu bulan,
pengurus ADI wilayah demisioner segera mengadakan serah terima jabatan.

5. Pembentukan Unit pelaksana teknis konsultasi non struktural:


a. Pada ADI wilayah dapat dibentuk unit pelaksana teknis konsultan non struktural
yang memungkinkan dan menguntungkan yang bersifat perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap implikasi tridharma perguruan tinggi,
program-program ADI, serta kebutuhan pembangunan di Daerah tingkat I
bersangkutan secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan {point a) ayat ini}, dibentuk atas dasar hasil rapat
pengurus ADI wilayah dengan berkonsultasi kepada ketua umum ADI pusat, dan
bertanggungjawab kepada ADI pusat.
c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana teknis konsultan tersebut akan diatur
tersendiri dalam ketetapan ADI.

Pasal 13
Pengurus ADI Pusat

1. Status pengurus ADI pusat:


a. Pengurus ADI pusat adalah badan kepemimpinan ADI tertinggi dan berkedudukan
di ibukota Republik Indonesia.
b. Masa jabatan pengurus ADI pusat adalah 4 (empat) tahun.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 36


c. Setelah habis masa jabatan, ketua umum ADI pusat dapat dipilih kembali, hanya
untuk kedua kalinya.
2. Personalia pengurus ADI pusat:
a. Pengurus harian terdiri dari ketua umum, empat ketua, asisten bila diperlukan,
sekretaris umum, dua sekretaris, bendahara umum, dua bendahara, dan para
ketua departemen.
b. Pengurus lengkap terdiri dari pengurus harian ditambah ketua-ketua bidang
menurut kelompok disiplin ilmu/tugas.
c. Majelis pimpinan paripurna pusat terdiri dari pengurus lengkap ditambah dewan
penasehat.
d. Dalam hal ketua umum tidak dapat melaksanakan kewajiban dalam masa
jabatannya, maka dapat dipilih pejabat ketua umum melalui sidang majelis
pimpinan paripurna ADI pusat sampai habis masa jabatan ketua umum lama.
3. Tata cara pemberhentian pengurus ADI pusat dan pembelaan:
a. Pemberhentian atas persetujuan rapat paripurna, dilakukan setelah disampaikan
tiga kali peringatan tertulis terlebih oleh ketua umum, yang ditembuskan kepada
badan pendiri, kecuali dalam hal-hal luar biasa.
b. Pengurus yang dikenakan pemberhentian, diberikan kesempatan untuk membela
diri dalam forum yang khusus dibentuk untuk itu pada musyawarah nasional.
c. Prosedur pemberhentian dan pembelaan diatur dalam ketetapan ADI.
d. Pengangkatan, pemberhentian dan pelantikan anggota majelis pimpinan
paripurna pusat dilakukan oleh pengurus ADI.
4. Tugas dan kewajiban pengurus ADI pusat:
a. Melaksanakan hasil-hasil keputusan kongres, musyawarah nasional, rapat-rapat
koordinasi nasional, kebijakan dan program kerja ADI pusat, serta ketentuan atau
ketetapan-ketetapan ADI lainnya.
b. Segera menyampaikan kepada seluruh jajaran ADI yang berkepentingan segala
ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan ADI.
c. Menerima dan mengolah laporan-laporan enam bulan sekali dari para pengurus
ADI wilayah untuk bahan analisis, guna dijadikan sumber penetapan
kebijaksanaan ADI maupun pemecahan masalahnya.
d. Bertanggung jawab kepada kongres ADI.
e. Bertanggungjawab keluar dan kedalam ADI.
f. Pengurus ADI pusat baru dan menjalankan tugas, setelah memperoleh
pengesahan dari kongres.
g. Setelah pengurus baru terbentuk, paling lambat dalam jangka waktu dua bulan,
pengurus ADI pusat demisioner harus mengadakan serah terima jabatan.
h. Merintis, mendorong, mengkoordinasikan pembentukan wilayah-wilayah ADI
baru, berikut mengesyahkan dan melantik pengurusnya, serta membinanya.
5. Pembentukan unit pelaksana teknis konsultasi non struktural:
a. Pada ADI pusat dapat dibentuk unit pelaksana teknis konsultasi non struktural
yang mungkin dan menguntungkan yang bersifat perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terhadap implikasi tridharma perguruan tinggi, program-program ADI,
serta kebutuhan pembangunan nasional secara inovatif, strategis dan antisipatif.
b. Unit pelaksana teknis konsultan (point a) ayat ini, dibentuk atas dasar hasil rapat
pengurus ADI pusat dengan berkonsultasi kepada badan pendiri dan
bertanggungjawab kepada ketua umum ADI pusat.
c. Mekanisme pembentukan unit pelaksana teknis konsultan tersebut akan diatur
tersendiri dalam ketetapan ADI.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 37


Pasal 14
Pergantian Pengurus Antar Waktu

1. Pergantian pengurus antar waktu terjadi karena pengurus mengundurkan diri,


pindah domisili, meninggal dunia atau kondisi lain sehingga tidak dapat lagi
melanjutkan tugas tugasnya, sebelum masa kepengurusan berakhir.
2. Pergantian pengurus antar waktu dilakukan oleh ketua umum pada tingkat pusat,
oleh ketua wilayah di tingkat wilayah dan oleh ketua cabang di tingkat cabang,
melalui rapat pengurus yang diadakan khusus untuk keperluan itu.

BAB V
BADAN PENDIRI

Pasal 15
Badan Pendiri

1. ADI didirikan oleh badan pendiri, yang terdiri dari dosen-dosen yang merintis
pendirian ADI pertama kali.
2. Badan pendiri otomatis tidak dapat diberhentikan selama hidup, bahkan selama ADI
belum dibubarkan.
3. Badan pendiri berfungsi memelihara agar perjalanan hidup ADI tidak keluar dari rel
untuk mencapai tujuan ADI.

BAB VI
DEWAN PENASEHAT

Pasal 16
Dewan Penasehat

1. Dewan penasehat beranggotakan para tokoh formal pemerintah, dunia usaha


maupun para tokoh informal kemasyarakatan dan tokoh pendidikan yang
berpengaruh luas di kalangan rakyat Indonesia.
2. Jumlah anggota dewan penasehat sesuai dengan kebutuhan dan dipimpin oleh
seorang ketua.
3. Khusus untuk majelis pengurus pusat dewan penasehat diketuai oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan.
4. Dewan penasehat berfungsi memberikan nasehat, pertimbangan, saran, bantuan dan
kemudahan bagi semua pengurus, serta menjaga nama baik dan kelangsungan hidup
ADI.
5. Dewan penasehat dipilih dalam kongres nasional ADI, dan;
6. Diangkat sampai diadakan kongres ADI periode berikutnya.

BAB VII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 17
Rapat, Koordinasi, Musyawarah, dan Kongres

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 38


1. Rapat adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas permasalahan yang
menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan. Rapat diadakan antar anggota
pengurus.
2. Koordinasi adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas masalah
program kerja dan evaluasi.
3. Musyawarah adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas
permasalahan yang menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan yang dihadiri
oleh majelis pimpinan paripurna, ditambah dengan utusan-utusan, peninjau dan
undangan lain sesuai dengan keperluannya.
4. Rapat, koordinasi dan musyawarah dapat diadakan pada tingkat pengurus ADI
cabang, wilayah dan pusat.
5. Musyawarah pada tingkat pengurus ADI pusat dinamakan musyawarah nasional.
6. Kongres adalah pertemuan atau forum komunikasi yang membahas permasalahan
yang menyangkut kepentingan bersama atau kebijakan tertinggi ADI.

Pasal 18
Musyawarah ADI Cabang

1. Status musyawarah ADI cabang:


a. Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat
ADI cabang.
b. Merupakan musyawarah anggota.
c. Diadakan satu kali dalam 5 tahun sebelum penyelenggaraan musyawarah wilayah.
2. Wewenang musyawarah ADI cabang:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus ADI cabang.
b. Menetapkan program kerja ADI cabang yang merupakan rangkuman dari unsur-
unsur program ADI wilayah serta penjabaran garis-garis besar program kerja ADI
pusat.
c. Memilih pengurus ADI cabang dengan jalan memilih dan menetapkan ketua
merangkap ketua tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan ADI
cabang.
d. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur serta calon-calon
pengurus ADI wilayah dan pusat untuk periode berikutnya.
3. Tata tertib musyawarah ADI cabang:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna, para anggota ADI cabang,
peninjau dan undangan lainnya.
b. Pengurus ADI cabang adalah penanggungjawab penyelenggaraan musyawarah
ADI cabang.
c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah ADI cabang diatur
dalam ketetapan ADI.
d. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan musyawarah
luar biasa ADI cabang.

Pasal 19
Musyawarah ADI Wilayah

1. Status musyawarah ADI wilayah:


a. Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat
ADI wilayah.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 39


b. Diadakan satu kali dalam 5 tahun sebelum penyelenggaraan kongres.
2. Wewenang musyawarah ADI wilayah:
a. Menilai pertanggungjawaban pengurus ADI wilayah.
b. Menetapkan program kerja ADI wilayah yang merupakan rangkuman dari unsur-
unsur program ADI cabang serta penjabaran garis-garis besar program kerja ADI
pusat.
c. Memilih pengurus ADI wilayah dengan jalan memilih dan menetapkan ketua
merangkap ketua tim formatur untuk menyusun personalia kepengurusan ADI
wilayah.
d. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur serta calon-calon
pengurus ADI pusat untuk periode berikutnya.
3. Tata tertib musyawarah ADI wilayah:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna ADI wilayah, utusan-utusan ADI
cabang, peninjau dan undangan lainnya.
b. Pengurus ADI wilayah adalah penanggungjawab penyelenggaraan musyawarah
ADI wilayah.
c. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah ADI wilayah diatur
dalam ketetapan ADI.
d. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang perlu, dapat diadakan musyawarah
luar biasa ADI wilayah.

Pasal 20
Musyawarah Nasional

1. Status musyawarah nasional;


a. Merupakan musyawarah ADI pusat, yaitu forum tertinggi ADI dibawah kongres.
b. Diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam 4 tahun antara dua kongres
2. Wewenang musyawarah nasional:
a. Mempersiapkan bahan-bahan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kongres.
b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan baru bagi penyempurnaan ADI.
c. Membentuk forum-forum khusus guna menampung, menyelesaikan dan memutus
tentang masalah pembelaan diri dari anggota-anggota pengurus ADI wilayah dan
pusat yang diberhentikan.
3. Tata tertib musyawarah nasional:
a. Peserta terdiri dari pengurus lengkap ADI pusat dan utusan-utusan ADI wilayah.
b. Pengurus ADI pusat adalah penanggung jawab penyelenggaraan musyawarah
nasional.
c. Banyaknya utusan pengurus ADI wilayah ditentukan oleh pengurus ADI pusat.
d. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan musyawarah nasional diatur
oleh pengurus ADI pusat.

Pasal 21
Kongres
1. Status kongres:
a Merupakan forum tertinggi yang menjadi penentu dan pemutus terakhir ditingkat
ADI pusat.
b Merupakan kongres utusan-utusan ADI cabang, wilayah dan pusat.
c. Diadakan satu kali dalam 4 tahun.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 40


2. Wewenang kongres:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus ADI pusat.
b. Menetapkan program kerja ADI pusat berdasarkan laporan-laporan ADI wilayah,
tantangan-tantangan masa depan, tujuan ADI dan pertimbangan lainnya.
c. Memutuskan ketetapan-ketetapan ADI.
d. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, pedoman-
pedoman pokok dan kebijaksanaan ADI.
e. Memilih dan mengusulkan calon anggota majelis formatur atau calon-calon
pengurus ADI pusat untuk periode berikutnya.
f. Memilih alternatif tempat penyelenggaraan kongres berikutnya.
3. Tata tertib kongres:
a. Peserta terdiri dari majelis pimpinan paripurna ADI pusat, utusan-utusan ADI
wilayah dan cabang, serta peninjau. Peninjau adalah undangan lainnya.
b. Pengurus ADI pusat adalah penanggungjawab penyelenggaraan kongres.
c. Banyaknya utusan ADI cabang dan wilayah serta ketentuan-ketentuan lainnya
yang berkaitan dengan kongres ditetapkan oleh pengurus ADI pusat.
d. Dalam keadaan mendesak, jika dipandang perlu, dapat diadakan kongres luar
biasa.

Pasal 22
Kongres Luar Biasa

1. Kongres luar biasa mempunyai wewenang yang sama dengan kongres.


2. Kongres luar biasa diadakan jika menghadapi keadaan yang luar biasa, atas
permintaan sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah ADI cabang, setelah
mendengar pendapat dewan penasehat dan disetujui badan pendiri.

BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 23
Hak Suara dan Hak Bicara

Peserta pada musyawarah ADI cabang, musyawarah wilayah, musyawarah nasional,


kongres dan kongres luar biasa, mempunyai hak suara dan hak bicara, sedangkan
peserta peninjau dan undangan lainnya tidak mempunyai hak suara.

Pasal 24
Korum dan Persyaratan

1. Musyawarah ADI cabang dinyatakan syah apabila dihadiri oleh paling sedikit
setengah ditambah satu jumlah anggota cabang.
2. Musyawarah ADI wilayah dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah
jumlah pengurus ADI wilayah dan utusan-utusan pengurus ADI cabang di
wilayahnya.
3. Musyawarah ADI pusat dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah
jumlah personalia pengurus ADI pusat dan utusan-utusan pengurus ADI wilayah.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 41


4. Kongres dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah personalia
pengurus lengkap ADI pusat dan utusan pengurus ADI wilayah dan ADI cabang.
5. Kongres luar biasa dinyatakan syah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah personalia pengurus lengkap ADI pusat dan utusan wilayah dan cabang.
6. Apabila ketentuan dalam ayat 1), ayat 2), ayat 3), ayat 4 dan ayat 5) pasal ini tidak
dapat dipenuhi, maka penyelenggaraan musyawarah ADI cabang, musyawarah ADI
wilayah, musyawarah ADI pusat, kongres dan kongres luar biasa ditangguhkan
selama dua jam, dan jika dalam tenggang waktu tersebut korum tidak terpenuhi,
maka atas persetujuan seluruh peserta yang hadir, maka musyawarah/kongres
tersebut dinyatakan syah.

Pasal 25
Pengambilan Keputusan

1. Setiap keputusan-keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat.


2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil
dengan suara terbanyak.

BAB IX
KEGIATAN

Pasal 26
Kegiatan

1. Membantu pengembangan mutu dan karir dosen dengan cara:


a. Mendirikan pusat dokumentasi, perpustakaan, jaringan informasi dan komunikasi
terpadu dalam rangka pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan dan
pendistribusian informasi tentang sumber daya, IPTEK, seni dan budaya dalam
rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
b. Memberikan konsultasi tentang pendidikan dan pengajaran.
c. Mengadakan latihan, serta kursus, penataran dan sejenisnya.
d. Mengadakan pertemuan ilmiah, seperti: seminar, diskusi dan sejenisnya.
e. Menerbitkan publikasi karya ilmiah berupa buku, majalah, jurnal, buletin dan
melalui media lainnya.
f. Memberikan konsultasi tentang penelitian dan pengembangan ilmu.
g. Memberikan konsultasi tentang pengabdian kepada masyarakat.
h. Dan berbagai kegiatan lainnya yang sesuai.
2. Menampung dan memberikan konsultasi untuk membantu penyelesaian berbagai
permasalahan anggota.
3. Membuat bank data dosen, lengkap dengan keahliannya, penempatan, kenaikan
jenjang jabatan akademik, jenjang karir, studi lanjut dan sebagainya.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan anggota di tingkat organisasi ADI masing-
masing, seperti pendirian koperasi dan usaha menguntungkan lainnya yang bersifat
ilmiah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan
ADI.
5. Membantu pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
negara melalui pelayanan unit pelaksana teknis konsultan di lingkungan tiap
tingkatan kepengurusan ADI masing-masing dalam rangka pelaksanaan tridharma

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 42


perguruan tinggi. Pelayanan ini dapat menerima jasa sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan ADI.
6. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam pemikiran-pemikiran ilmiah yang
bersifat sosial, sukarela dan tidak mengharapkan jasa materil.

BAB X
KEUANGAN

Pasal 27
Pengaturan Keuangan

1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran bulanan keanggotaan ditentukan oleh
pengurus ADI pusat dengan mempertimbangkan usulan wilayah dan cabang.
2. Uang pangkal disetorkan kepada pengurus ADI pusat.
3. Uang iuran bulanan anggota 70% untuk kepengurusan ADI cabang, 20% untuk
kepengurusan ADI wilayah dan 10% untuk kepengurusan ADI pusat.
4. Pelaksanaan pengumpulan uang pangkal, uang iuran bulanan anggota dan hasil
usaha akan ditentukan dalam ketetapan ADI pusat.

BAB XI
ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 28
Atribut Organisasi

1. Atribut organisasi terdiri dari panji, lambang, bendera, lagu dan kartu tanda anggota,
penggunaannya diatur melalui ketetapan ADI.
2. Lambang adalah buku terbuka bertuliskan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), di atas
buku tertutup.
3. Bendera berwarna merah dan putih, vertikal, ditengahnya lambang ADI, gambar
buku kuning emas, dengan tulisan hitam.
4. Lagu Hymne ADI
5. Kartu anggota warna sama dengan bendera, tertera lambang, nama anggota, waktu
berlakunya dan lainnya yang dianggap perlu.

BAB XII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 29
Aturan Tambahan

1. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ADI.
2. Setiap anggota dan pengurus harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ADI.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 43


BAB XIII
PENUTUP

Pasal 30
Hal lain dan Pemberlakuan

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI,
akan diatur dalam ketetapan-ketetapan ADI.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI dibuat dan disahkan pertama kali
oleh badan pendiri, yang disempurnakan dan disahkan oleh kongres-III ADI.
3. Selain tujuan dan keanggotaan badan pendiri ADI, bila dianggap perlu Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI dapat disempurnakan oleh kongres ADI
berikutnya.
4. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal :7 September 2012

PIMPINAN SIDANG KONGRES III

Prof. Dr. MTS Arief Ketua


Prof. Dr. Bahaking Rama, MS Wakil Ketua
Dr. Hj. Indrastuti Sekretaris

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 44


KELENGKAPAN DAN KELEGALITASAN
ORGANISASI ADI

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 45


Profil Asosiasi Dosen Indonesia 46
SEKILAS PROFIL LEMBAGA OTONOM
ASOSIASI DOSEN INDONESIA
 Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia
 Lembaga Pusdiklat Asosiasi Dosen Indoenesia
 Lembaga Advokasi Asosiasi Dosen Indonesia
 Lembaga Penanggulangan, Penyuluhan dan Pengobatan Narkoba Asosiasi Dosen
Indonesia

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 47


Profil Asosiasi Dosen Indonesia 48
SEKILAS TENTANG KOPERASI JASA
ASOSIASI DOSEN INDONESIA
( KOPSA ADI )

1. Landasan Normatif :
Berdasarkan Undang-undang Koperasi terbaru No.17 tahun 2012 menggantikan
Undang-undang No.25 tahun 1992, untuk mendorong percepatan Realisasi atau
Revisi Undang-undang No.25 Tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan
pemberdayaan Koperasi Nasional dalam kebijakan Pemerintah selayaknya
mencerminkan nilai dan prinsip Perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk
memenuhi aspirasi dan kebutuhan para anggotanya.

2. Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia ( KOPSA ADI ) berdiri pada :


Hari : Rabu
Tanggal : 29 Mei 2013
Tempat : Hotel Grand Sahid Jakarta

3. Alamat Kantor :
Gedung Giant Lt.2
Jl. IR. H. Juanda No.88 Ciputat
Tangerang – Banten 15419
Telp/Fax : 021 – 749219
Email : redaksiadi@yahoo.co.id
Website : www.adi.or.id

4. Akta Pendirian :
No : 11
Tanggal : 4 Juli 2013
Notaris : Linda Hartono, SH.
Alamat : Kota Tangerang Selatan

5. Modal awal yang disetor sebesar Rp 529.000.000,-


(Lima ratus dua puluh Sembilan juta rupiah)

6. Surat Keputusan (SK) Pendirian KOPSA ADI oleh


Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah :
Nomor : 1125/BH/M.KUKM.2/XI/2013
Tanggal : 7 November 2013

7. No. Rekening Koperasi Jasa ADI 164-00-0091406-1 Bank Mandiri Cabang Ciputat

8. Fungsi, Peran dan Usaha


a. Fungsi Koperasi Jasa ADI adalah membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan keluarganya guna mewujudkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial serta berupaya mengembangkannya kepada masyarakat luas
(go public) dengan membuka usaha-usaha yang melibatkan/mengajak
masyarakat umum.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 49


b. Peranan Koperasi adalah secara aktif mempertinggi kualitas kehidupan anggota
dan anggota Asosiasi Dosen Indonesia khususnya serta masyarakat pada
umumnya, dan memperkokoh perekonomian masyarakat serta turut memajukan
Perekonomian Nasional
b. Usaha yang dilakukan Koperasi Jasa Asosisi Dosen Indonesia (KOPSA ADI)
adalah meliputi :
1. Jasa Perdagangan
2. Jasa Properti/Jasa Konstruksi
3. Jasa Transportasi
4. Jasa Layanan Kesehatan dan Kecantikan

8. Struktur Organisasi :
a. Menyetujui Badan Pengawas, 1 orang ketua dan 4 orang anggota
b. Menyetujui pengurus Harian, 1 orang ketua, 2 orang wakil ketua, 1 orang
seretaris dan 1 orang wakil sekretaris, 1 orang bendahara dan 1 orang wakil
bendahara.

9. Anggota Koperasi :
a. Setoran pokok sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) yang dibayarkan
sekali selama menjadi anggota koperasi dan tak bisa diambil kembali sehingga
menjadi modal koperasi.
b. Sertifikat Modal Koperasi (SMK) sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
per lembar, jumlah minimum kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi (SMK) bagi
anggota minimum sebanyak 20 (dua puluh) lembar atau sebesar Rp 1.000.000,-
(satu juta rupiah).
c. Keanggotaan Koperasi tak terbatas yaitu seluruh masyarakat yang berdomisili di
wilayah Negara Republik Indonesia.

10. Surplus Hasil Usaha (SHU)


Menyetujui pembagian Surplus Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :
a. 20% Untuk Cadangan
b. 32,5% untuk Anggota sesuai jasa usaha
c. 20% untuk Anggota kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
b. 5% untuk Dana Pendidikan
c. 12,5% untuk Pengawas, Pengurus dan Karyawan
d. 5% untuk Dana Sosial
e. 5% untuk bantuan pada wilayah kerja

11. Struktur Pengelola :


a. Direktur Utama
b. Para Wakil Direktur Bidang (sesuai kebutuhan)

12. Rencana Pengembangan Usaha :


a. Bekerjasama (MOU) dengan BIRO TOURS & TRAVEL UMROH DAN HAJI PT.
Gamal Hikmah Pusaka.
b. Bekerjasama (MOU) dengan Koperasi Nusantara di bidang Jasa Pelayanan.
c. Bekerjasama (MOU) dengan Koperasi-koperasi di masing-masing Perguruan
Tinggi baik Negeri maupun Swasta.
d. Bekerjasama (MOU) dengan Lembaga Pemerintah dan Swasta

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 50


KEPUTUSAN
MAJELIS PENGURUS PUSAT ASOSIASI DOSEN INDONESIA
Nomor : 002/ADI/SK/LO/V/2013

TENTANG
PEMBENTUKAN LEMBAGA KOPERASI JASA ASOSIASI DOSEN INDONESIA

MENIMBANG Bahwa dengan berdirinya ADI, tertanggal 2 Mei 1998, guna memantapkan
dan mengembangkan organisasi, dalam rangka peningkatan
profesionalisme dan kesejahteraan dosen serta untuk suksesnya
melaksanakan visi, misi, agenda, program kerja serta kegiatan, maka
dirasa perlu mengeluarkan keputusan pembentukan Lembaga Koperasi
Jasa Asosiasi Dosen Indonesia
MENGINGAT 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADI
2. Hasil Kongres ADI III tanggal 7 September 2012
3. Hasil Keputusan Rapat MPP-ADI tanggal 17 Mei 2013
MENETAPKAN Membentuk Lembaga Advokasi Asosiasi Dosen Indonesia dan menunjuk
Pertama mereka yang tertera namanya pada lampiran Keputusan ini untuk
menjadi Pengurus Lembaga Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia, yang
selanjutnya disebut Lembaga Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia
Kedua Tugas dan tanggung jawabnya masing-masing anggota pengurus akan
diatur lebih lanjut oleh Ketua Lembaga Koperasi Jasa Asosiasi Dosen
Indonesia secara musyawarah dalam rapat pengurus, sesuai dengan AD
dan ART ADI.
Ketiga Para anggota pengurus Lembaga Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia
wajib melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
Keempat Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan dalam
rapat-rapat Lembaga Koperasi Jasa Asosiasi Dosen Indonesia
Kelima Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya bila terdapat kekurangan atau kekeliruan.

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 17 Mei 2013

Majelis Pengurus Pusat


Asosiasi Dosen Indonesia
(MPP-ADI)

Prof. Dr. H. Armai Arief, MA Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd


Ketua Umum Sekretaris Umum

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 51


LAMPIRAN

KEPUTUSAN
MAJELIS PENGURUS PUSAT ASOSIASI DOSEN INDONESIA
Nomor : 002/ADI/SK/LO/V/2013

TENTANG
PEMBENTUKAN LEMBAGA KOPERASI JASA ASOSIASI DOSEN INDONESIA

Dewan Pengawas :
Ketua : Adi Sasono
Anggota : Prof. Dr. Armai Arief, MA
Prof. Dr. Suyatno, M.Pd
Prof. Dr. Mts. Arief, MM.,MBA., CPM
Prof. Dr. Sylviana Murni, M.Pd
Prof. Dr. Sardja, SPOG
Dr. Ir. Syopiansyah Jayaputra, M.Sis
Dewan Pengurus
Ketua : Dr. H. Slamet Sutrisno, SE., MM
Wakil Ketua 1 : Prof. Dr. Andi Faisal Bakhti, MA
Wakil Ketua II : Drs. H. Abdul Ghofar, MA

Sekretaris : Hj. Rosdiana, MA


Wakil Sekretaris : H. Yusup, SE
Bendahara : Rini Fatma Kartika, MH
Wakil Bendahara : Juliana Wahid, SE, M.Pd
Bidang Jasa Usaha Perdagangan
Koordinator : Yudha Prapantja, M.Pd
Bidang Usaha Jasa Poperti/Konstruksi
Koordinator : Prof. Dr. Dahmir Dahlan
Bidang Usaha Kesehatan dan Kecantikan
Koordinator : Dr. Iswandi Mourbas, SKN, MPPM
Anggota : Dr. Hj. Yayuk Budi Iriyani, MM., M.Si
Dr. Titk Haryati, M.Pd
Dr. Solichun
Bidang Transportasi
Koordinator : Dr. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 17 Mei 2013

Majelis Pengurus Pusat


Asosiasi Dosen Indonesia
(MPP-ADI)

Prof. Dr. H. Armai Arief, MA Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd


Ketua Umum Sekretaris Umum

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 52


ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI JASA ADI (KOPSA ADI)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga ini merupakan kelengkapan dari Anggaran Dasar Koperasi
Jasa ADI (KOPSA ADI), dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, JANGKA WAKTU DAN ATRIBUT
Pasal 2

(1) Yang dimaksud dengan Koperasi pada Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar adalah
koperasi bernama : Koperasi Jaya ADI, disebut KOPSA ADI.
(2) Yang dimaksud berkedudukan dalam Pasal 1 ayat (2) Anggaran Dasar adalah
alamat tetap Kantor dan tempat pengembangan usaha yaitu Jalan Ir. H. Juanda No.
88, Ciputat, Tangerang, Banten 15419.
(3) Koperasi Jasa ADI dapat membuka perwakilan dan atau cabang usaha di tempat
yang dianggap perlu.
(4) Yang dimaksud dengan Jangka Waktu dalam Pasal 1 ayat (3) Anggaran Dasar
adalah jangka waktu berdirinya koperasi dan berlakunya Badan Hukum Koperasi.
(5) Legalitas berdirinya Koperasi Jasa ADI adalah berdasarkan Keputusan Menteri
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
1125/BH/M.KUKM.2/XI/2013
(6) Koperasi Jasa ADI memiliki atribut organisasi seperti lambing, seragam dan
identitas lain yang dianggap perlu.

BAB III
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP
Pasal 3

(1) Landasan Koperasi adalah Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Bab IV Pasal
33 ayat (1) yang berbunyi :”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Juga koperasi berpegang teguh kepada
Undang Undang Koperasi Nomor 17 tahun 2012.
(2) Yang dimaksud dengan azas kekeluargaan dalam Anggaran Dasar adalah bahwa
pengelolaan dan pengembangan koperasi senantiasa berorientasi kepada aspek-
aspek humanitas dengan tidak mengabaikan aturan dan norma perkoperasian,
demi mencapai kesejahteraan anggota dan keluarganya.
(3) Prinsip-prinsip koperasi adalah
a. Keanggotaan bersifat sukarela, yaitu siapapun dapat menjadi anggota koperasi
bila memenuhi persyaratan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis, artinya dilakukan secara transparan
(open management) oleh orang-orang yang sudah dipilih secara demokratis.
c. Surplus Hasil Usaha (SHU) dibagikan kepada masing-masing anggota sesuai
dengan tingkatan besar kecilnya partisipasi anggota dalam mengembangkan
koperasi.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 53


d. Anggota yang berjasa dalam mengembangkan koperasi diberikan imbal jasa
yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan koperasi.
e. Prinsip kemandirian koperasi, adalah bahwa koperasi merupakan badan usaha
perekonomian bersama yang mempunyai hak otonomi untuk melakukan usaha
dan pengembangan tanpa adanya campur tangan dari pihak manapun secara
inkonstitusional.
f. Prinsip lain, adalah bahwa koperasi setiap tahun secara kontinyu melakukan
kegiatan pendidikan koperasi dan menyertakan pendidikan koperasi bagi
anggota, pengurus maupun pengawas ke lembaga koperasi di luar Koperasi
Jasa ADI.
g. Koperasi Jasa ADI melakukan kerjasama yang konstruktif dengan lembaga atau
koperasi lain yang sejenis.

BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA
Pasal 4

(1) Fungsi Koperasi Jasa ADI, untuk membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota dan keluarganya guna mewujudkan kesejahteraan
ekonomi dan social. Juga Koperasi Jasa ADI berupaya mengembangkannya kepada
masyarakat luas (go public) dengan membuka usaha-usaha yang
melibatkan/mengajak masyarakat umum.
(2) Peranan koperasi, adalah secara aktif mempertinggi kualitas kehidupan anggota
dan anggota Asosiasi Dosen Indonesia khususnya serta masyarakat pada
umumnya, dan memperkokoh perekonomian masyarakat serta turut memajukan
perekonomian nasional.
(3) Usaha yang dilakukan koperasi adalah meliputi :
a. Jasa perdagangan
b. Jasa teknologi informatika
c. Jasa pendidikan
d. Jasa property
e. Jasa konstruksi
f. Jasa transportasi
g. Jasa layanan kesehatan dan kecantikan

BAB V
PEMBUKAAN CABANG
Pasal 5

(1) Tata cara dan syarat pendirian dan pembukaan cabang atau perwakilan koperasi
diatur dalam peraturan khusus.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 6

Yang dimaksud dengan anggota koperasi, adalah orang perorangan yang mempunyai
hak dan kewajiban terhadap koperasi berdasarkan aturan yang berlaku di koperasi.
Keanggotaan koperasi terdiri atas dua, yaitu : Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 54


atau Kehormatan. Anggota biasa koperasi adalah orang yang terdaftar aktif sebagai
Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), dan anggota luar biasa adalah orang yang
tidak terdaftar aktif sebagai Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) tetapi memiliki
peran dan kontribusi dalam pengembangan koperasi.

Pasal 7

(1) Seorang yang ingin menjadi atau berhenti dari anggota koperasi harus
mengajukan surat permohonan kepada Pengurus.
(2) Formulir surat permohonan menjadi anggota atau berhenti menjadi anggota
koperasi dapat diminta kepada Pengurus.
(3) Pengurus akan memberitahukan atau memberi jawaban tentang diterima atau
ditolaknya permohonan seseorang menjadi atau berhenti sebagai anggota
koperasi paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah permohonan diterima. Apabila
permohonan tidak dikabulkan, maka Pengurus harus memberikan alas an tentang
penolakan tersebut.

BAB VII
KEPENGURUSAN
Pasal 8

(1) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus koperasi adalah :


a. Mempunyai sifat jujur dan bertanggung jawab dalam tugas.
b. Mengerti tentang kegiatan perkoperasian.
c. Dapat berpartisipasi secara aktif untuk kemajuan koperasi.
(2) Tata cara pengangkatan Pengurus dan Pengawas, susunan, tugas pokok,
wewenang dan tanggung jawab diatur dalam peraturan khusus.
(3) Susunan Pengurus, terdiri atas :
a. Seorang Ketua dan dua orang Wakil Ketua
b. Seorang Sekretaris dan seorang Wakil Sekretaris
c. Seorang Bendahara dan seorang Wakil Bendahara
(4) Masa jabatan Pengurus adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 2
(dua) masa jabatan berturut-turut.

Pasal 9

Tugas dan kewajiban Pengurus adalah :


a. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha koperasi.
b. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama koperasi.
c. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
d. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
e. Menyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas kepengurusannya.
f. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota.
g. Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti yang diperlukan.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 55


h. Memberikan keterangan dan penjelasan kepada anggota mengenai jalannya
organisasi dan usaha koperasi.
i. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang
menyebabkan perselisihan.
j. Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan
ketentuan :
1) Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa
anggota Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota pengurus yang
bersangkutan.
2) Jika kerugian yang timbul akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam
Rapat Pengurus, maka semua anggota Pengurus tanpa terkecuali menanggung
kerugian yang diderita koperasi.
k. Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggungjawab anggota
Pengurus, serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota.
l. Meminta audit kepada Koperasi Jasa Audit dan atau Akuntan Publik yang biayanya
ditanggung oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukkan dalam anggaran
biaya koperasi.
m. Pengurus dan salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang
berlaku dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan
pemilikan dalam batas-batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari
keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas koperasi dalam hal-hal sebagai berikut :
1) Meminjam atau meminjamkan uang atas nama koperasi denan jumlah tertentu
yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus
koperasi.
2) Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas
barang bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus koperasi.

Pasal 10

Pengurus mempunyai hak :


a. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota.
b. Mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan koperasi.
c. Membuka cabang atau perwakilan usaha baik di dalam maupun di luar wilayah
Republik Indonesia sesuai keputusan Rapat Anggota dan Anggaran Rumah Tangga.
d. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha koperasi.
e. Meminta laporan dari manajer secara berkala dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

Pasal 11

(1) Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya
berakhir apabila terbukti :
a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan
keuangan serta nama baik koperasi.
b. Tidak menaati ketentuan Undang Undang Perkoperasian beserta peraturan
dan ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
keputusan Rapat Anggota.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 56


c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi
khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya.
d. Melakukan dan terlibat dalam tindak pidana yang teurtama di bidang ekonomi
dan keuangan serta tindak pidana lain yang telah diputuskan oleh pengadilan.
(2) Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum msa jabatan
berakhir, Rapat Pengurus dengan dihadiri wakil pengawas dapat mengangkat
penggantinya dengan cara :
a. Menunuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus
tersebut.
(3) Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat
(2) harus dipertanggungjawabkan oleh Pengurus dan disahkan dalam Rapat
Anggota berikutnya.
(4) Tugas dan tangungjawab yang lebih terperinci dari masing-masing Pengurus
diatur sebagai berikut :
a. Tugas Ketua :
- Memimpin dan mengawasi pekerjaan dari anggota Pengurus dan Pengelola.
- Mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
serta segala keputusan rapat baik Pengurus, Anggota dn Pengelola.
- Memimpin Rapat Pengurus, Rapat Anggota dan rapat-rapat lainnya, dan
jika berhalangan hadir merekomendasikannya kepada Pengurus lainnya.
- Mewakili koperasi keluar, terutama dalam hubungannya dengan
pemerintah.
- Menandatangani Daftar Anggota dan Daftar Pengurus.
- Menandatangani surat-surat.
- Menandatangani kwitansi pengembalian uang atau cek.

b. Tugas Wakil Ketua I :


- Mewakili Ketua apabila berhalangan.
- Bersama Wakil Ketua II melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap karyawan koperasi.
- Membantu Ketua koperasi dalam urusan-urusan :
(a) Penyusunan program kerja.
(b) Pelaksanaan pendidikan kader koperasi.
(c) Menyusun job diskripsi atau uraian tugas pengurus koperasi.
(d) Pengembangan usaha-usaha koperasi.
- Membantu manajer dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan jasa yang
diselenggarakan oleh koperasi.

c. Tugas Wakil Ketua II :


- Mewakili Ketua apabila Ketua dan Wakil Ketua I berhalangan.
- Bersama Wakil Ketua I melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap karyawan koperasi.
- Membantu Ketua koperasi dalam urusan-urusan :
(a) Penyusunan program kerja.
(b) Pelaksanaan pendidikan kader koperasi.
(c) Menyusun job diskripsi atau uraian tugas pengurus koperasi.
(d) Pengembangan usaha-usaha koperasi.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 57


- Membantu manajer dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan jasa yang
diselenggarakan oleh koperasi.

d. Tugas Sekretaris :
- Menyelenggarakan ketatausahaan dan arsip file :
(a) Daftar Anggota.
(b) Daftar Pengurus.
(c) Buku Keputusan/Notulen rapat-rapat.
(d) Peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan koperasi.
(e) Laporan-laporan Pengurus/Anggota dan arsip-arsip surat koperasi.
(f) Bertanggungjawab atas segala aktivitas administrasi koperasi.
- Menandatangani surat-surat keluar jika dianggap perlu.
- Menerima atau mengirimkan laporan-laporan koperasi baik yang dikirim
kepada anggota maupun keluar.
- Mempersiapkan surat-surat yang berhubungan dengan koperasi ke dalam
dan keluar.
- Mengatur pelaksanaan rapat-rapat koperasi.
- Membuat notulen rapat-rapat koperasi.

e. Tugas Wakil Sektretaris :


- Mewakili Sekretaris apabila berhalangan.
- Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris.

f. Tugas Bendahara :
- Bertanggungjawab atas segala keuangan dan harta benda koperasi.
- Menerima dan mengeluarkan uang atas izin Ketua dengan pencatatan yang
jelas dan transparan.
- Menyimpan surat-surat berharga.
- Bersama Ketua menandatangani surat yang berkaitan dengan keuangan
jika dianggap perlu.
- Menyiapkan laporan-laporan yang berkaitan dengan keuangan koperasi.
- Merencanakan Anggaran Belanja untuk 1 (satu) tahun yang akan datang.
- Melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan keuangan dengan
persetujuan Ketua koperasi.
- Bersama Ketua koperasi dalam menandatangani cek atau surat-surat yang
berhubungan dengan pengeluaran keuangan.

g. Tugas Wakil Bendahara :


- Mewakili Bendahara apabila berhalangan.
- Membantu pelaksanaan tugas-tugas Bendahara.

Pasal 12

(1) Sebelum memangku jabatannya, Pengurus wajib mengucapkan sumpah atau janji
menurut agamanya di hadapan Rapat Anggota.
(2) Sumpah atau janji Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi
sebagai berikut:
“Demi Allah saya bersumpah/berjanji :

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 58


a. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus selalu
berpegang kepada ketentuan-ketentuan dalam Undang Undang Perkoperasian,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lain yang berlaku di
Koperasi Jasa ADI.
b. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengurus
selalu berusaha sehingga kepentingan koperasi beserta anggota-anggotanya
mendapat pelayanan yang adil dan sebaik-baiknya.
c. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengurus,
menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan Koperasi Jasa ADI
dan anggotanya serta gerakan koperasi.”

Pasal 13

(1) Tiap Pengurus yang telah mengucapkan sumpah atau janji, bersama saksi. Saksi
harus membubuhkan tanda tangannya pada Berita Acara pengucapan sumpah
atau janji.
BAB VIII
PENGAWAS
Pasal 14

(1) Susunan Pengawas terdiri atas :


a. Seorang Ketua, merangkap anggota.
b. Empat orang Anggota.

(2) Sebelum memangku jabatannya, Pengawas wajib mengucapkan sumpah atau janji
menurut agamanya di hadapan Rapat Anggota.

(3) Sumpah atau janji Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbunyi
sebagai berikut:
“Demi Allah saya bersumpah/berjanji :
a. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya sebagai Pengawas
selalu berpegang pada ketentuan-ketentuan dalam Undang Undang
Perkoperasian, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan-
peraturan Koperasi Jasa ADI.
b. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengawas
selalu bertindak obyektif, adil dan berpihak pada kepentingan koperasi.
c. Bahwa saya dalam melaksanakan tugas atau kewajiban sebagai Pengawas
menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan gerakan koperasi
pada umumnya dan anggota-anggota pada khususnya.”
(4) Masa jabatan Pengawas adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal
2 (dua) masa jabatan berturut-turut.

Pasal 15

Tiap Pengawas yang telah mengucapkan sumpah atau janji, bersama saksi-saksi harus
membubuhkan tanda tangannya pada Berita Acara pengucapan sumpah atau janji.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 59


Pasal 16

(1) Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat Manajer yang professional, maka
pengawasan dapat diadakan secara tetap atau diadakan sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan dan ditentukan dengan keputusan Rapat Anggota.
(2) Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non keuangan oleh
tenaga ahli di bidangnya atas permintaan Pengurus.
(3) Pengaturan selanjutnya diatur dalam peraturan khusus.

Pasal 17

Hak dan kewajiban Pengawas adalah :


a. Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota.
b. Melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi.
c. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
e. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringatan kepda Pengurus.
f. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
g. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada
Rapat Anggota.

Pasal 18

(1) Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan berakhir
apabila terbukti :
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik
koperasi.
b. Tidak menaati ketentuan Undang Undang Perkoperasian beserta peraturan
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan
keputusan Rapat Anggota.
(2) Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatan
berakhir, rapat Pengawas dengan dihadiri oleh Wakil Pengurus dapat mengangkat
pengganti dengan cara :
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota Pengawas yang lain.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan Pengawas
tersebut.
(3) Pengangkatan pengganti Pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat (2) di atas,
dilaporkan oleh Pengawas kepada Rapat Anggota yang terdekat setelah
penggantian yang bersangkutan untk diminta pengesahan atau memilih
mengangkat Pengawas yang lai
BAB X
RAPAT-RAPAT
Pasal 19

(1) Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun secara perwakilan sah
jika dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota koperasi atau

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 60


perwakilan anggota koperasi dan disetujui oleh lebih dari ½ (satu per dua) bagian
dari jumlah anggota atau perwakiklan yang hadir.
(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas tidak tercapai,
maka rapt anggota tersebut ditunda untuk waktu paling lama 7 (tujuh) hari, untuk
rapat kedua dan diadakan pemanggilan kembali kedua kalinya.
(3) Apabila dalam rapat kedua sebagaimana yang dimaksud ayat (2) di atas, kuorum
tetap belum tercapai, maka rapat anggota tersebut dapat dilangsungkan dan
keputusannya sah serta mengikat bagi semua anggota, apabila dihadiri sekurang-
kurangnya 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota atau perwakilannya dan
keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota atau
perwakilan yang hadir.

Pasal 20

(1) Pengambilan keputusan rapat anggota berdasarkan musyawarah untuk mencapai


mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan oleh rapat angota
berdasarkan suara terbanyak dari jumlah anggota atau perwakilan yang hadir.
(3) Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota atau perwakilan
mempunyai hak suara.
(4) Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada angota lain
yang hadir dalam rapat anggota yang dilaksanakan secara langsung.
(5) Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan/atau secara tertutup,
kecuali mengenai diri orang dilakukan secara tertutup.
(6) Keputusan rapat anggota dicatat dalam Berita Acara rapat atau pernyataan
keputusan rapat yang ditanda tangani Notaris.
(7) Koperasi dapat juga mengambil keputusan terhadap sesuatu hal tanpa
mengadakan rapat anggota dengan ketentuan 50% atau separuh anggota koperasi
harus diberitahu secara tertulis dan 50% atau separuh dari anggota koperasi
memberikan persetujuan mengenai hal (usul keputusan) tersebut secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut, tanpa ada tekanan dari Pengurus
dan/atau pihak-pihak tertentu.

Pasal 21

Tempat, acara, tata tertib dan bahan materi rapat anggota harus sudah disampaikan
terlebih dahulu kepada anggota atau perwakilannya sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari
sebelum pelaksanaan rapat anggota.

Pasal 22

(1) Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus koperasi.


(2) Rapat Anggota dapat dipimpin langsung oleh Pengurus koperasi dan/atau oleh
Pimpinan Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih dalam Rapat Anggota tersebut.
(3) Pemilihan pimpinan dan sekretaris siding dipimpin oleh Pengurus koperasi dari
anggota yang hadir, yang tidak memangku jabatan Pengurus, Pengawas dan
Pengelola atau karyawan koperasi.
(4) Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara rapat yang ditandatangani oleh
Notaris.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 61


(5) Berita Acara keputusan rapat Rapat Anggota yang telah ditandatangani oleh
Notaris menjadi bukti yang sah terhadap semua anggota koperasi dan pihak
ketiga.

Pasal 23

(1) Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
sesudah tutup tahun buku, kecuali ada pengaturan lain dalam Anggaran Dasar.
(2) Rapat Anggota Tahunan membahas dan mengesahkan :
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus atas pelaksanaan tugasnya.
b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang berakhir 31 (tiga puluh satu)
Desember.
c. Penggunaan dan pembagian Surplus Hasil Usaha (SHU).
d. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pengawas dalam satu tahun buku.
e. Mengangkat dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas koperasi tiap 3
(tiga) tahun.
(3) Rapat Anggota tentang rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja koperasi juga harus dilaksanakan tiap tahun buku, paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun buku/anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan, yang diajukan oleh Pengurus dan Pengawas.
(4) Apabila Anggota tentang rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja seperti tersebut pada ayat (3) di atas belum mampu dilaksanakan oleh
koperasi karena alas an yang obyektif dan rasional seperti efisiensi, maka :
a. Rapat Anggota tentang rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja dapat dilaksanakan bersama dengan Rapat Anggota Tahunan dengan
acara rapat tersendiri, dengan ketentuan Rapat Tahunan harus dilaksanakan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tutup tahun buku.
b. Selama Rapat Anggota tentang rencana kerja dan rencana anggaran
pendapatan dan belanja belum disahkan oleh Rapat Anggota dalam
pelaksanaan tugasnya, Pengurus berpedoman pada Rapat Anggota tentang
rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja tahun
sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.

Pasal 24

Rapat Anggota Khusus diadakan untuk :


a. Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi dengan
ketentuan :
1) Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota
atau perwakilan.
2) Keputusan sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua)
dari jumlah anggota atau perwakilan yang hadir.
b. Membahas dan mengesahkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi serta bidang usaha dan umum.
c. Pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemecahan koperasi dengan
ketentuan :

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 62


1) Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah
anggota atau perwakilan.
2) Keputusan harus disetujui oleh ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota atau
perwakilan yang hadir.

Pasal 25

(1) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila dipandang sangat
diperlukan adanya keputusan yang kewenangannya ada pada Rapat Anggota dan
tidak dapat menunggu dilaksanakannya Rapat Anggota biasa seperti diatur dalam
Pasal 19 di atas.
(2) Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas diadakan
apabila :
a. Ada permintaan paling sedikit lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
anggota atau perwakilan dan/atau.
b. Atas keputusan rapat Pengurus atau keputusan rapat Pengurus dan Pengawas
dan/atau.
c. Dalam hal keadaan yang sangat mendesak untuk segera memperoleh
keputusan Rapat Anggota.
d. Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan diadakan
Rapat Anggota biasa dan Rapat Anggota Khusus seperti tersebut pada Pasal 19
dan Pasal 24 di atas.
(3) Rapat Anggota Luar Biasa sah dan keputusan mengikat seluruh anggota, apabila :
a. Dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota atau
perwakilan dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota atau perwakilan yang hadir.
b. Untuk maksud pada ayat (2) di atas harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya
1/5 (satu per lima) dari jumlah anggota atau perwakilan dan keputusannya
disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota atau perwakilan yang
hadir.
(4) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur
dalam peraturan khusus.

BAB XI
PENGELOLA DAN KARYAWAN
Pasal 26

(1) Jabatan Pengelola koperasi selanjutnya disebut Manajer.


(2) Manajer merupakan jabatan tertinggi dalam karyawan koperasi.
(3) Dalam pelaksanaan tugasnya seorang Manajer dibantu beberapa staf yang
mempunyai status karyawan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Manajer wajib bekerja penuh untuk koperasi dan dilarang merangkap jabatan di
tempat lain di mana hari dan jam kerjanya sama dengan yang berjalan di koperasi.
(5) Masa kerja Manajer maksimal 3 (tiga) tahun, dan dapat diperbaharui setiap tahun
setelah habis kontrak, dan dapat diperpanjang lagi bilamana terbukti mampu dan
berprestasi.
(6) Manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus koperasi.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 63


(7) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur
dalam peraturan khusus.

Pasal 27

Tugas dan kewajiban Manajer adalah :


a. Melaksanakan kebijakan Pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
b. Mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh
para karyawan.
c. Melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidang dan
pelaksanaannya.
d. Menaati segala ketentuan yang telah diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, keputusan Rapat Anggota, kontrak kerja dan ketentuan lainnya
yang berlaku pada koperasi yang berkaitan dengan pekerjaannya.
e. Menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat dari kelalaian dan/atau
tindakan yang disengaja atas pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepadanya.

Pasal 28

(1) Hak dan wewenang Manajer :


a. Menerima penghasilan sesuai perjanjian kerja yang telah disepakati dan
ditandatangani bersama oleh Pengurus dan Manajer.
b. Mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan.
c. Membela diri atas segala tuntutan yang ditujukan kepada dirinya.
d. Bertindak dan untuk atas nama Pengurus dalam rangka menjalankan usaha
koperasi.
e. Menetapkan pedoman pelaksanaan, pengelolaan usaha atau standar
operasional prosedur yang dipisahkan oleh Rapat Anggota.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan tugas, kewajiban, hak dan wewenang
Manajer dan Karyawan diatur lebih lanjut dalam ketetapan Pengurus dan kontrak
kerjanya.

Pasal 29

Perjanjian kerja antara Pengurus, Manajer dan Karyawan sekurang-kurangnya memuat,


antara lain :
a. Uraian tugas pokok.
b. Batasan wewenang.
c. Hak dan kewajiban.
d. Imbalan/upah/pendapatan.
e. Hari kerja, jam kerja lembur, sakit dan cuti.
f. Sanksi-sanksi.
g. Penggunaan fasilitas dan peralatan koperasi.
h. Target usaha.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 64


Pasal 30

(1) Yang dimaksud dengan Karyawan koperasi adalah seorang yang mempunyai
hubungan kerja dengan koperasi atas dasar perikatan dan peraturan yang berlaku.
(2) Pangkat dan jabatan Karyawan ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Pengurus
melalui surat keputusan Pengurus yang disesuaikan dengan struktur organisasi
dan peraturan lainnya yang berlaku.
(3) Karyawan yang terbukti berprestasi dan dinilai mampu oleh Pengurus dapat
dipromosikan dan dicalonkan sebagai calon Manajer.
(4) Hal yang berkaitan dengan Karyawan lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan
Khusus dan Keputusan Pengurus.

BAB XII
PEMBUKAAN KOPERASI
Pasal 31

Ketentuan pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan


pertanggungjawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam peraturan khusus.

BAB XIII
SIMPANAN POKOK DAN SIMPANAN MODAL KOPERASI
Pasal 32

(1) Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan
permohonan sebagai Anggota dan tidak dapat dikembalikan
(2) Setiap Anggota Koperasi harus membeli Simpanan Modal Koperasi yang jumlah
minimumnya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
(3) Koperasi harus menerbitkan Simpanan Modal Koperasi dengan nilai nominal per
lembar maksimum sama dengan nilai Setoran Pokok
(4) Simpanan Modal Koperasi tidak memiliki hak suara.

Pasal 33

Ketentuan donasi adalah sebagai berikut :


a. Membuat kesepakatan atau perjanjian tertulis tentang waktu dan jumlah donasi.
b. Waktu donasi terdiri atas : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun, dan dapat
diperpanjang berdasarkan kesepakatan.
c. Jasa donasi, untuk 1 bulan dan 3 bulan sebesar 1% (satu persen) per bulan, dan
untuk 6 bulan dan 1 tahun sebesar 1,25% (satu koma dua puluh lima persen).
d. Jasa donasi dapat diambil setiap bulan atau dialihkan ke Simpanan Modal
Koperasi.
e. Uang donasi tidak dapat ditarik selama masa perjanjian donasi, kecuali karena
sesuatu yang mendesak.
f. Bila uang donasi ditarik sebagaimana point (e), maka dikenakan denda sebesar
jasa 1 (satu) bulan.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 65


g. Uang donasi tidak dapat ditambah selama masa perjanjian berlangsung.
h. Penambahan uang donasi sebagaimana point (g) dapat dilakukan dengan cara
membuat perjanjian baru.
i. Uang donasi yang terlambat diambil dari limit (batas) waktu perjanjian, maka
harus menggenapkan 1 (satu) bulan berikutnya sesuai dengan tanggal jatuh
tempo.
j. Jumlah minimal donasi adalah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Pasal 34

Apabila keanggota berakhir menurut Anggaran Dasar Pasal 6 dan Pasal 7, maka uang
donasi akan dikembalikan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Bila anggota meninggal dunia, maka seluruh Simpanan Modal Koperasi dan uang
donasi setelah dikurangi tanggungannya akan dikembalikan kepada ahli waris,
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak anggota meninggal dunia.
b. Berhenti atas permintaan sendiri/mengundurkan diri, maka uang Uang Simpanan
Modal Koperasi dan uang donasi setelah dikurangi dengan tanggungannya yang
ditetapkan, dikembalikan kepada yang berhak selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak anggota mengundurkan diri.
c. Berhenti karena dipecat, maka Uang Simpanan Modal Koperasi dan uang donasi
setelah dikurangi dengan tanggungannya yang ditetapkan, dikembalikan kepada
mantan anggota dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah Rapat
Anggota Tahunan yang akan datang.

BAB XIV
SURPLUS HASIL USAHA (SHU)
Pasal 35

a. Pembagi Surplus Hasil Usaha (SHU) sebagai berikut :


1) 20 % untuk Cadangan
2) 32,5 % untuk Anggota sesuai jasa usaha
3) 20 % untuk Anggota sesuai kepemilikan Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
4) 5 % untuk Dana Pendidikan
5) 12,5 % untuk Pengawas, Pengurus dan Karyawan
6) 5 % untuk Dana Sosial
7) 5 % untuk Bantuan pada Wilayah Kerja

b. Pembagi Surplus Hasil Usaha (SHU) kepada anggota diperhitungkan berdasarkan


partisipasi dan kontribusi anggota kepada koperasi.

BAB XV
SANKSI
Pasal 36

Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam peraturan khusus.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 66


BAB XVI
PENUTUP
Pasal 37

Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih
lanjut dalam peraturan khusus dan/atau keputusan Pengurus dan ketetapan Pengurus.

Pasal 38

Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota Khusus yang dilaksanakan
pada hari Minggu, 29 September 2013 bertempat di Ruang Rapat UHAMKA Pasar Rebo

1. (Dr. H. Slamet Sutrisno, SE, MM) Ketua


2. (Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA) Wakil Ketua I
3. (Drs. H. Abdul Ghofar, MA) Wakil Ketua II
4. Hj. Rosdiana, MA Sekretaris
5. H. Yusup, SE Wakil Sekretaris
6. Rini Fatma Kartika, MH Bendahara
7. Juliana Wahid, SE, M.Pd Wakil Bendahara

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 67


LEMBAGA ADVOKASI
ASOSIASI DOSEN INDONESIA

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 68


Profil Asosiasi Dosen Indonesia 69
Profil Asosiasi Dosen Indonesia 70
TRAINING AND EDUCATION CENTER OF ASOSIASI DOSEN INDONESIA
PUSDIKLAT | PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ASOSIASI DOSEN INDONESIA

BACKGROUND

Indonesia is in the fragile junction and delicate situation where it can either grasp
significance in World Stage or miss the golden opportunity. From the upcoming
competition from AEC 2015, Declining education quality, the lack of skilled workers to
run the potential growth, and other challenges has affected Indonesia’s competitiveness
in the world stage as shown by Indonesia’s GCI Index.

However, just as the GCI Index shows, One of the turn key to push Indonesia’s ability to
provide its people with prosperity lies with the ability of education institution to
provide good tertiary education, hence producing good quality of tertiary graduates.
Beyond the education system and material, the lecturers have a vital part to ensure the
success of the tertiary education system.

In general, "lecturer" classified as "educator". Act No. 20 years 2003 on National


Education System, in article 39 (2) says that "Educators are professionals in charge of
planning and implementing the learning process, assessing learning outcomes, coaching
and training, as well as conduct research and community service, particularly for
educators at colleges ".

In Article 40 (2) added that educators are required to:


a. Creating an atmosphere of meaningful educational, fun, creative, dynamic and
dialogical;
b. Having a professional commitment to improving the quality of education, and

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 71


c. Give a good example and keep the good name of the institution, the profession, and
the position in accordance with the trust that give to him/her.

In the Act No. 14 of 2005 on Teachers and Lecturers, paragraph 1, it is said that
"lecturers are professional educators and scientists with the main task of transforming,
developing, and disseminating science, technology, and the arts through education,
research, and community service".

On Article 1 of this needs to be emphasized that a lecturer is not only a professional


educator at the college, but also a scientist. Therefore, the Republic Act no. 14 Year 2005
Article 45, said that "Lecturers must have academic qualifications, competence,
educator certificate, physical and spiritual health, and other qualified higher education
units required spot duty, as well as having the ability to realize the goal of national
education".

The higher education institution should have who professional lecturer means being
able to implement best practice in the field of education, research, and dedication /
service to the community as well as other areas of responsibility.
Quality standards, criteria and indicators of professionalism a lecturer formulated as
follows:
Table 1: Quality Standards, Criteria, and Indicators of Lecturer Professionalism

Standard Criteria Indicator


• The recognition of expertise, or
The expertise mastery of the discipline, by the
peer group (peer group)
• The scientific research activities
Development expertise and
• A paper writing / scientific
mastery of science
books
high level of
• Certification in the field of
professionalism Applying instructional
teaching
technology
• Student Satisfaction
Applying ethics when • Do not engage in activities that
teaching, research, and violate the ethics, values academic
professional activities and professional

Article 45 Act No. 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers claimed that the lecturer
must have academic qualifications, competence, certified educators, physical and
spiritual health, and meet the other qualifications required by the unit in charge of
higher education places, and have the ability for achieve national education goals.

PUSDIKLAT ADI

PUSDIKLAT ADI offers endless opportunities for people to grow, personally and
professionally, to keep them on current knowledge, skill, technology, and practice
requirements for their careers.

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 72


It is a method by which professionals maintain, improve, and ultimately broaden their
knowledge and skills, while simultaneously developing the personal qualities required
to succeed in their professional lives. In short, it is a structured and ongoing
commitment to excellence.

With PUSDKILAT ADI, Lecturers are encouraged to improve their competence, broaden
their outlook, sharpen their skill & knowledge, experience and keep-up with the latest
development in technology.

Purpose and Objectives of PUSDIKLAT ADI

A. Purpose

The purpose of PUSDIKLAT ADI as the solution to improve the competency and
increase the welfare of Indonesian Lecturers through education and training

B. Objectives

1. Improvement of Indonesian Lecturers’ Competence

Continuing professional education is one of the opportunities for lecturers to


grow, personally and professionally, keep them on current trends, technology,
and practice requirements for their careers. A method by which lecturers can
maintain, improve, and ultimately broaden their knowledge and skills, while
simultaneously developing the personal qualities required to succeed in their
professional lives. In short,

a. It is a structured and on-going commitment to excellence.


b. It strengthens résumés and provides valued credentials.
c. It opens doors and fosters partnerships.
d. It sparks curiosity and broadens perspectives.
e. It creates more dynamic, engaged, prosperous communities by focusing on
their most vital building block: individual potential.

Morever, training & International certification is one of the vital successes of


reforms aimed at improving the quality of education in the developing world.
Develop and increase competitiveness and produce high quality education with
highly skilled individuals. Highly skilled individuals are able to earn higher level
of income over their lifetimes. It indicates that internationally certified lecturer’s
experience in in-service training courses predicts neither instructional quality
nor student achievement. With this, Indonesia can produce competent local
professionals which are one of the requirements of AEC 2015.

Futhermore, the International certificate that the lecturer will receive is the
formal proof to be recognized as lecturers who fulfil the required competency to
teach in a specified field such as Information Technology (IT) and various sub-
discipline of Business Management, such as Financial Management, Sales
Management, Project Management, and Operation Management. It is a useful

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 73


document to carry and will generally be accepted where proof of competence is
required.

2. Improvement of Indonesian Lecturers’ Welfare

International certification does not only improve lecturer’s welfare through their
professional incentive, but also improve lecturer’s competencies and
professionalism. Improvement of competence will be attained by attending the
training where the result expected from this training is the improvement of
quality learning performed by lecturers in the classroom. By doing so, lecturer
certification is viewed as one of the important factors in the school or campus
reform in order to provide better educational services in the future.

3. Improvement of Academic Quality

International certification for lecturers will contribute to the process of school


reform in Indonesia, so that in the future, the schools can provide international
quality of educational services. As a consequence, the quality of Indonesian
education can be improved gradually.

4. Recognition of Indonesian Lecturers Competency

Recognition of competence is a process involves recognizing a person’s


knowledge and skills and assessing them against nationally and internationally
recognized unit of standards through international certification
exam/assessments.

A professional with titled Professor, Dr., SE, MM is an academic recognition by


public, however a professional with CISCO, CIPMP, CISCP holder is an example of
professional competency recognition by corporate.

International certification which is one of the recognition of competence is a


certificate which will be issued to lecturer who has successfully completed the
training and passed the certification exam and be certified. This certificate will
serve as recognition of lecturers competence to do a particular job.

5. Improvement of GCI Rating and Preparation of AEC 2015

By upgrading the skills and level of competency of Indonesians lecturers to


increase the education quality which is one of the crucial factors in supporting
Indonesia’s GCI level and preparation for the AEC 2015.

GCI is a ranking of countries measuring the sustainability in providing a high


level of economic prosperity to its people and in order to sustain Indonesian’s
higher income and labor productivity, we must improve our nation to be
competitive.

Increasingly driven by higher education, training and certification which is in


tertiary education level is one of the pillars to develop more efficient production
processes and increase product quality. As wages rise with advancing
development and need to move into this efficiency-driven stage of development,

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 74


we need to develop our human capital to build the necessary skills which
involves training and skills certifications by increasing the level of competency of
lecturers.

In terms of AEC, areas of cooperation include human resources development


and capacity building; recognition of professional qualifications; closer
consultation on macroeconomic and financial policies; trade financing measures;
enhanced infrastructure and communications connectivity; development of
electronic transactions through e-ASEAN; integrating industries across the
region to promote regional sourcing; and enhancing private sector involvement
for the building of the AEC. In short, the AEC will transform ASEAN into a region
with free movement of goods, services, investment, skilled labor, and free flow
of capital.

The Sample of the Training Program

1. How to Get Published in International Journal: Writing Strategies


2. Doctoral Boot Camp
3. Micro Teaching
4. Technopreurship
5. Leadership Insight
6. ISO 9001
7. Short Courses: Grafic design, creative multimedia, mobile apps development
8. ICT for Teachers
9. Training & International Certification Programs
 Cyber Security
 Computer Hacking
 Computer Forensic
 Data Recovery Plan
 Mobil Apps Development
 Information Systems Security Professional
 Project Management Professional
 Digital Media Professional
 Sales Management Professional
 Financial Management Professional
 Supply Chain Management Professional
 Risk Management
 ITIL V.3 Foundation
 COBIT5
 Knoledge Management
 Certified Financial Planner
 Ethical Hacking

Jakarta, 29 Maret 2014

Prof. Dr. Sylviana Murni, SH., M.Si


Direktur Pusdiklat ADI

Profil Asosiasi Dosen Indonesia 75


LEMBAGA PENANGGULANGAN, PENYULUHAN DAN PENGOBATAN NARKOBA
DI PERGURUAN TINGGI (P3NPT)
ASOSIASI DOSEN INDONEESIA

Asosiasi Dosen Indonesia membentuk suatu lembaga otonom, yang memiliki


kepedulian terhadap tingkat penyalahgunaan Narkoba dikalangan mahasiswa dan
akademisi. Peran Dosen sebagai tenaga pendidik harus memiliki strategi pendekatan
kepada siswa untuk memeberikan bimbingan agar mahasiswa dapat berkembang
seoptimal mungkin dan tidak terjerumus dalam pergaulan yang menyimpang dengan
mengkonsumsi Narkoba. Dosen berperan tidak hanya sebagai pengajar saja, namun
lebih kepada pembentukan sikap mahasiswa dalam berperilaku yang baik, etis dan
berprestasi, serta memiliki kekuatan karakter, spiritual dan berbadan sehat.

Peredaran Narkoba di kalangan mahasiswa sangat mengkhawatirkan sebab


kemudahan untuk memperoleh Narkoba sangat mudah dan dari Universitas belum ada
unsur secara khusus menangani dan menanggulangi permasalahan dengan Narkoba.
Permasalahn mahasiswa yang terlibat Narkoba di kampus, apabila ditemukan, maka
pihak kampus hanya menyerahkan ke Polisiyang berwajib untuk menangani dan
mahasiswa diproses secara hukum, kemudian ditahan. Tindaan yang dilakukan oleh
pihak berwajib karena kahasiswa melanggar Hukum tentang Narkoba. Permasalah yang
terjadi pada mahasiswa banyak tidak membuat jera, namun ketika ditahan mahasiswa
akan berinteraksi dengan sesama pemakai bahkan pengedar sehingga perbuatan
kesalahan akan semakin parah. Pendirian Lembaga Pencegahan, Pengobatan dan
Penyembuhan yang dibentuk Asosiasi Dosen Indonesia akan membuat suatu warna
tersendiri dalam menangani Narkoba yaitu memberikan pencegahan kepada semua
mahasiswa agar tidak terlibat dengan Narkoba, melalui kegiatan “penyuluhan”,
“sosialisasi”, sedang untuk pengeobatan akan dilakukan pengobatan dengan cara
“Herbal” dan “Medis” serta “Spiritual”.

Jumlah peredaran narkoba dilingkungan mahasiswa dan dilingkungan kampus


cenderung meningkat. Hasil penelitian tahun 2008 yang dilakukan BNN dan Pusat
Penelitian Kesehatan UI menunjukkan, pada penduduk usia 10-60 tahun, tercatat 3,3
juta orang menyalahgunakan narkoba. Dalam riset yang sama tahun 2011, terjadi
kenaikan menjadi 3,8 juta-4,32 juta atau 2,2% menggunakan narkoba. Dan dalam kurun
waktu tiga tahun terjadi kenaikan 500 ribu– 900 ribu orang. Dua kelompok terbesar
yang menyalahgunakan Narkoba itu adalah pekerja 70% dan pelajar/mahasiswa 22%.
Kondisi ini sangat memprihatinkan, maka Asosiasi Dosen Indonesia akan terus

PROFIL ASOSIASI DOSEN INDONESIA


76
melakukan penelitian tentang Narkoba dengan fokus kepada jumlah tingkat
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia serta solusi pencegahan dan penyembuhannya.

BNN mengimbau agar semua Perguruan Tinggi peduli terhadap permasalahan


Narkoba yang beredar di lingkungan kampus dan yang menjadi target sasaran adalah
Mahasiswa. BNN dan ADI akan membentuk Team Duta bagi Dosen untuk ikut
memberantas Narkba dilingkungan Perguruan Tinggi. Kegiatan yang dilakukan adalah
akan memberikan sosialisasi kepada Dosen untuk peduli terhadap Permasalahan
Narkoba dengan cara memberikan pencegahan, pengobatan dan penyuluhan pada
seluruh mahasiswa. Melalui pembelajaran agar semua dosen selalu menyinggung
tentang dampak psikologis, perilaku mahasiswa yang terkena Narkoba lewat
pembelajaran di kelas.

Lembaga Pencegahan,pengobatan dan penyuluhan Narkoba ( LPPPN) di


Perguruan Tinggi ini diharapkan mampu besinegri dengan berbagai pihak terutama
BNN agar dapat membrantas dan mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba yang
berdampak pada kriminalitas dilingkungan mahasiswa. Lembaga ini juga merupakan
realisasi dari hasil rekomendasi seminar Nasional dengan tema“PENANGGULANGAN
NARKOBA MELALUI PENDIDIKAN, AGAMA DAN BUDAYA”pada tanggal 18 Juni 2012
lalu. Kegiatan yang merupakan kerjasama Asosiasi Dosen Indonesia dengan Dirjen
Kesbangpol Kemendagri. Salah satu rekomendasi dari hasil seminar menyatakan bahwa
perlu ada penyuluhan yang intens dan merata bagi seluruh Perguruan Tinggi di
Indonesia serta mengupayakan ada tindaklanjut rehabilitasi bagi mahasiswa yang
positif menggunakan Narkoba. Upaya penanggulangan dan sosialisasi menjadi sangat
penting karena selama ini di Perguruan Tinggi belum ada penanganan secara serius
dalam menanggulangi Narkoba kepada Mahasiswa, yang selama ini pemecahan di
Institusi Perguraun tinggi dan pemerintah cenderung menyerahkan permasalahan
Narkoba pada mahasiswa menjadi tanggung jawab pribadi bukan institusi.

Kebijakan terhadap mahasiswa yang positif Narkoba akan lebih baik apabila
mahasiswa tidak layak dikeluarkan dan dikucilkan namun harus diberikan pengobatan
dan dorongan untuk sembuh dan tidak mengajak kepada mahasiswa lin untukikut
menggunakan narkoba atau mengedarkan narkoba.

Lembaga ini tidak bisa berdiri tanpa ada dukungan dari semua pihak, oleh
karena itu dengan bangga kami mengucapkan terima kasih kepada BNN dan PT. Inko
Medika sebagai tempat rehabilitasi dari lembaga, atas kesediaan untuk bekerjasama
membentuk suatu Lembaga yang secara khusus menangani masalah narkoba bagi
Mahasiswa sebagai upaya untuk mewujudkan Hidup Cerdas dan Sehat

Visi

Meningkatkan Peran dan Strategis Dosen dalam Penanggulangan Narkoba bagi


mahasiswa di Perguruan Tinggi

Misi
1. Menjadi Lembaga pengaduan masyarakat tentang penyalahgunaan Narkoba bagi
mahasiswa dilingkungan Perguruan Tinggi

PROFIL ASOSIASI DOSEN INDONESIA


77
2. Mengupayakan agar ada kurikulum atau materi pembelajaran khusus tentang
Narkoba di Perguruan Tinggi
3. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang penyalahgunaan Narkoba serta
membangun karakter yang sehat, cerdas dan sehat kepada mahasiswa dan
lapisan masyarakat
4. Mengawasi dan mengontrol terealisasi pelaksanaan program-program
penanggulangan Narkoba yang dilakukan para Fasilitator/konselor di Perguruan
Tinggi
5. Membangun paradigma dan merubah perilaku masyarakat bahwa pecandu
Narkoba bukan penjahat dan tanggung jawab konselor untuk mengupayakan
mahasiswa mampu membangun karakter sosial dan prilaku bukan sebagai
pecandu dan masyarakat

Slogan

“ Hidup Cerdas dan Sehat”

Program Kerja :

Upaya untuk merealisasikan visi dan misi lembaga ini, kami melakukan metode
dan teknik dalam membuat program kerja, dimana kami menyadari bahwa untuk dapat
keluar dari permasalahan narkoba ini diperlukan teknik penanggulagan yang sangat
mendasar dan berdasar pada prinsip dasar yang mengandalkan kekuatan-kekuatan
serta inisiatif warga masyarakat khususnya para mahasiswa dan kalangan Perguruan
Tinggi.

Adapun Program lembaga ini antara lain :

1. Menciptakan dosen-dosen dimasing-masing Perguruan Tinggi untuk menjadi


Fasilitator yang kemudian akan terus dilatih untuk menjadi duta dan konselor
Narkoba. Tugas dan fungis dari dosen yang telah menjadi fasilitaor di lembaga
ini adalah sebagai berikut :
a. Memiliki tanggung jawab untuk menjadi fasilitator dengan memberikan
penyuluhan dan sosialisasi serta menerima pengaduan mahasiswa tentang
penyalahgunaan Narkoba.
b. Memonitoring perkembangan penyalahgunaan Narkoba di Perguruan Tinggi
dan kemudian dilaporkan kepada Lembaga.
c. Membuat program-program penyuluhan kepada mahasiswa.
d. Melakukan penelitian guna mengidentifikasi, memetakan dan menjalin
hubungan antar kelompok-kelompok/organisasi-organisasi kemahasiswaan
/sosial yang ada diPerguruan Tinggi dan masyarakat yang telah
menunjukkan kemampuan dan potensi untuk melaksanakan upaya
pelayanan kesejahteraan sosial dalam penanggulangan Narkoba
e. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok anti Narkoba di kalangan
Mahasiswa
dengan cara membentuk kelompok-kelompok baru atau mengembangkan
fungsi kelompok yang sudah ada sebagai gerakan anti Narkoba dengan
upaya-upaya seperti mempengaruhi secara aktif terhadap remaja lain secara
individual mapun kelompok sebagai upaya melembagakan budaya anti

PROFIL ASOSIASI DOSEN INDONESIA


78
Narkoba, sehingga peluang untuk menciptakan generasi anti Narkoba akan
semakin terwujud dan lebihbaik.
f. Teknik penanggulangan Narkoba antara lain melalui : Community
Involvement (CI), Participatory Learning Action (PLA), Methods of
Participatory Assessment (MPA) dan lain-lain

Jakarta, 9 Januari 2014

Dr. Titik Haryati, M.Si


Direktur Lembaga P3NPT ADI

PROFIL ASOSIASI DOSEN INDONESIA


79
Office :
Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (MPP-ADI)
Jl. Ir. H. Juanda No. 88 Ciputat Tangerang Baten 15419
[T] 021-7492192 [F] 021-70561808 [E] redaksiadi@yahoo.co.id
www.adi.or.id

PROFIL ASOSIASI DOSEN INDONESIA


80

Anda mungkin juga menyukai