Anda di halaman 1dari 156

NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

WINI LESTARI (F1A015134)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Perguruan tinggi merupakan instansi pemerintah sebagai tempat
menimba ilmu dengan tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa sebagai
generasi penerus di masa yang akan datang. Tidak hanya ilmu teori,
perguruan tinggi juga diharapkan mampu memberikan ilmu lapangan
sebagai penerapan atas apa yang telah dipelajari mahasiswa di kelas.
Namun, dengan berbagai kendala yang di hadapi, perguruan tinggi hanya
memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu teori dan
sedikit keterampilan selama proses perkuliahan. Sementara di lapangan
terdapat permasalahan yang penyelesaiannya tidak melulu bertumpu pada
teori yang ada. Untuk mengurangi kesenjangan ilmu teori dan lapangan
ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di instansi pemerintah, Badan
Usaha Milik Negara BUMN atau perusahaan yang relevan dengan bidang
Teknik Sipil, dan mendayagunakan ilmu pengetahuan dan kompetensi
mahasiswa.
PKL wajib dilaksanakan oleh mahasiswa karena merupakan program
yang sudah ditetapkan oleh jurusan teknik sipil sebagai rentetan
perkuliahan yang harus dilalui selama menuntut ilmu di kampus, dan salah
satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir. Disamping itu
didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan sehingga
akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak didapat
dalam proses perkuliahan di kampus. Selain itu, PKL merupakan bentuk
kuliah dimana mahasiswa terjun langsung dilapangan. Diharapkan dengan
melaksanakan PKL mahasiswa akan lebih banyak mengetahui seluk beluk
proyek dan ilmu-ilmu lain di lapangan serta memiliki gambaran tentang
profesi yang akan ditekuni setelah lulus nantinya.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 1
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Untuk itu, melalui kegiatan PKL ini proyek yang kami pilih adalah
Proyek Design And Build Pembuatan Apron 2 Parking Stand, Exit
Taxiway, Penyempurnaan Fasilitas Airside Terkait Beserta Fasilitas
Penunjangnya Di Bandar Udara Internasional Lombok – Praya.

1.2 Latar Belakang


Mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
yang terus bergerak maju yang memberikan dampak langsung pada
berbagai aspek kehidupan manusia salah satunya transportasi. Kebutuhan
akan transportasi cepat semakin meningkat. Kebutuhan akan tranportasi
cepat ini meliputi tranportasi darat, air, maupun transportasi Udara.
Transportasi udara tentu lebih efektif dibandingkan transportasi darat dan
transportasi air khususnya dari segi waktu. Transportasi udara juga
merupakan faktor penting bagi transportasi jarak menengah dan jarak jauh,
yang selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Bandar Udara sebagai prasarana penyelenggaraan penerbangan dalam
menunjang aktifitas suatu wilayah perlu ditata secara terpadu guna
mewujudkan penyediaan jasa kebandar udaraan sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Agar penyelenggaraan pelayanan jasa Bandar udara dapat
terwujud dalam satu kesatuan tatanan kebandar udaraan secara nasional
yang handal dan berkemampuan yang tinggi, maka dalam proses
penyusunan penataan Bandar udara tetap perlu memperhatikan tata ruang,
pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, keamanan dan keselamatan
penerbangan secara nasional.
Lombok Internasional Airport (LIA) diharapkan dapat memenuhi
proyeksi jumlah penumpang kedepan dan juga untuk mengatasi jumlah
traffic/pergerakan pesawat pada tahun-tahun mendatang. Dengan melihat
kondisi di atas, Pelebaran Lombok Internasional Airport perlu dilakukan
dengan mengacu pada peningkatan permintaan akan jasa penerbangan dan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 2
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

jumlah penumpang, jaringan lalu lintas udara, keselamatan penerbangan,


keamanan Bandar udara beserta perencanaan nasional, provinsi dan kota.
Sesuai dengan program pemerintah dalam meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi sector non-migas, bisnis dan terutama
kepariwisataan, maka Lombok Internasional Airport (LIA) yang berfungsi
sebagai salah satu pintu gerbang wisata di Nusa Tenggara Barat perlu
dikembangkan lagi, untuk itu bangunan penunjang bandara perlu di
perluas lagi guna menghindari laju pertumbuhan penunpang.
Pengembangan yang dilakukan adalah pelebaran apron disisi utara ,
apron timur, apron zona E, pelebaran exit taxiway dan fasilitas penunjang
lainnya. Sehingga diharapkan Lombok Internasional Airport bisa melayani
maskapai penerbangan yang lebih besar.

1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
a. Memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan
proyek di lapangan, yang meliputi pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi,
dan pekerjaan perkerasan beton untuk Apron, serta dapat diketahui
secara langsung tentang penerapan teori-teori yang diperoleh di bangku
perkuliahan dengan pelaksaan yang sebenarnya di lapangan.
b. Mahasiswa/i dapat melaksanakan pengujian bahan konstruksi yang
sesuai dalam standart perencanaan secara langsung di lapangan.
c. Mahasiswa/i dapat melakukan evaluasi terhadap Time Schedule.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa/i dapat memahami dan melakukan atau mempratekkan
secara langsung teori-teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan
dengan pelaksanaan yang ada dilapangan.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 3
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2. Mahasiswa/i dapat memahami dan melakukan atau mempraktikkan cara


pengerjaan tanah, pekerjaan pondasi dan pekerjaan perkerasan beton
untuk Apron.
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui pengujian-pengujian beserta syarat-
syarat bahan konstruksi untuk Apron.

1.5 Lingkup Pembahasan


Mengingat ada banyak hal yang dikerjakan selama proyek, serta
terbatasnya waktu yang dialokasikan untuk kegiatan Praktek Kerja
Lapangan, maka tidak semua kegiatan diperhatikan. Dalam kegiatan
Praktek Kerja Lapangan ini di fokuskan pada pelaksanaan pekerjaan
pelebaran Apron, yang meliputi pembersihan lapangan, pengkuran dan
Test Pit, Test Sondir, Galian tanah eksisting, Timbunan Urpil, Pemadatan,
Timbunan Sirtu, Test Sandcone dan CBR, pengecoran Lean Concrete
(Lantai Dasar), Pengecoran Rigid Beton, grouting, curing (jika pada siang
hari curing compound), Perlindungan rigid beton dengan geotekstil.

1.6 Sistematika
Adapun rencana isi laporan PKL secara garis besar pada setiap BAB
meliputi :
1. BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bagian pembuka dari laporan yang didalamnya memuat
latar belakang, tujuan, manfaat, waktu dan tempat PKL, serta lingkup
pembahasan yang akan disajikan setelah melakukan kegiatan di
lapangan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil studi terdahulu yang
diperoleh dari pustaka dan yang ada hubungannya dengan topik PKL
yang dilakukan, serta memuat dasar-dasar teori secara garis besar yang
dijabarkan oleh mahasiswa PKL dan merupakan tuntunan untuk

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 4
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

memecahkan masalah yang dihadapi di lokasi PKL sesuai dengan


materi PKL.
3. BAB III PELAKSANAAN PKL
Memuat bagaimana pelaksanaan PKL, tugas dan tanggung jawab di
lokasi PKL, detail kegiatan saat PKL, dan data-data yang meliputi data
umum dan data teknis
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil-hasil kegiatan sekaligus permasalahan yang
terjadi selama pelaksanaan kegiatan PKL pada lokasi proyek sesuai
dengan materi PKL, disertai analisis dan pembahasan terhadap
permasalahan yang terjadi.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah.
 Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil PKL guna menjawab tujuan yang ingin
dicapai.
 Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan
pelaksanaan PKL yang didasari adanya berbagai kenyataan di
lapangan, sebagai bahan rekomendasi untuk kegiatan PKL
selanjutnya.

1.7 Waktu dan Tempat


a. Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
terhitung mulai tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan 05 Januari
2019. Progres pekerjaan yang sedang berlangsung ketika PKL ini
dimulai meliputi pekerjaan tanah, pekerjaan clearing, pekerjaan
penggerukan tanah.
Sebelumnya telah dilaksanakan pekerjaan pengukuran dan
pembersihan lahan, Sehingga pengerjaan tersebut dimulai dari minggu
ke-2 bulan Oktober.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 5
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

b. Tempat
Proyek Design And Build Pembuatan Apron 2 Parking Stand Exit
Taxiway, Penyempurnaan Fasilitas Airside Terkait Beserta Fasilitas
Penunjangnya Di Bandar Udara Internasional Lombok – Praya.

Gambar 1.1 Denah lokasi proyek

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 6
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


2.1.1 Organisasi Proyek
Organisasi sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan suatu
proyek baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan suatu proyek.
Organisasi adalah suatu sarana atau struktur yang memungkinkan orang
untuk bekerja sama secara efektif untuk mencapai suatu tujuan yang lebih
jelas dan terarah.
Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat unsur-unsur pelaksanaan
dan masing-masing mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan
kedudukannya. Struktur organisasi dalam suatu proyek perlu diketahui
untuk menjelaskan hubungan tugas, tanggung jawab, serta wewenang dari
perorangan maupun kelompok. Dalam penanganan suatu proyek terlibat
beberapa unsur proyek, yaitu :
a. Pemberi Tugas(Owner)
b. Konsultan (Tim Supervisi)
c. Kontraktor
Keberhasilan suatu proyek tergantung dari kerja sama semua unsur
proyek yang terlibat didalamnya serta adanya pembagian kerja yang baik
dan teratur untuk mencapai kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan
proyek.
Hubungan kerja unsur-unsur proyek digambarkan dalam suatu
diagram seperti Gambar 2.1 :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 7
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek


Keterangan :
Garis Kerja
Garis Koordinasi
Penjelasangambar :
1. Hubungan kerja antara Pemberi Tugas dengan Konsultan (dalam
hal ini Tim Supervisi) adalah hubungan kontraktual yang
dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
2. Hubungan kerja antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor adalah
hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian
kerja.
3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah
hubungan fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan
tanggung jawab masing-masing sebagaimana telah tertuang dalam
dokumen pelaksanaan.

2.1.1.1 Pemberi tugas


Pemberi tugas adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu
pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut.
Pemberi tugas dapat berupa perorangan maupun instansi baik
pemerintah maupun swasta.
a) Kewajiban pemberi tugas :
1. Memimpin seluruh staf proyek dan bersama-sama melaksanakan
kegiatan yang tercantum didalam Daftar Isian Proyek (DIP)
sesuai dengan ketentuan, prosedur dan jadwal yang ditetapkan.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 8
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2. Menyetujui berita acara supervisi dan berita acara lain yang


dibuat oleh konsultan pengawas.
3. Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap
pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari-hari.
4. Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi
melalui jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk
penyelesaian masalah.
b) Wewenang pemberi tugas :
1. Mengambil tindakan-tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing
tolak ukur dan batas-batas sesuai dengan jenis pengeluaran yang
tercantum dalam Daftar Isian Proyek dan pedoman pelaksanaan.
2. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lainnya baik
pusat maupun daerah menurut keperluannya, termasuk pembuatan
kontrak kerja.
3. Mengatur tata kerja proyek yang terperinci dalam memperhatikan
petunjuk yang ditetapkan Departemen atau Lembaga yang berada
diatasnya.
c) Hak pemberi tugas
1. Sebagai pemilik proyek yang memberikan pekerjaan kepada
kontraktor.
2. Menilai pekerjaan dan pengawasan secara berkala.

2.1.1.2 Konsultan perencana


Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh
pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan maka dibentuk Tim Pengawas atau Tim Supervisi.
Konsultan perencana adalah suatu badan hukum yang diserahi tugas
oleh pimpinan proyek untuk melaksanakan perencanaan pekerjaan.
Konsultan perencana berfungsi untuk membantu mengelola proyek
dalam pelaksanaan pengadaan dokumen, konstruksi dan memberikan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 9
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

penjelasan terhadap persoalan-persoalan perencanaan yang timbul pada


saat konstruksi.
a) Kewajiban konsultan perencana adalah :
1. Menyusun uraian, maksud dan tujuan perencanaan.
2. Mengumpulkan data-data lapangan, penyelidikan tanah dan
lingkungan.
3. Membuat perencanaan dan pengurusan untuk mendapatkan izin
pendirian bangunan serta hasil penelitian dan pengujian anggaran
untuk pelaksanaan konstruksi fisik.
4. Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan konstruksi,
listrik, tata udara serta plumbing.
5. Membuat gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS),
rencana volume dan biaya, jadwal pelaksanaan dan pelelangan.
6. Memberi penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan melakukan
pengawasan secara berkala dari segi arsitektur.
b) Hak konsultan perencana adalah :
1. Berhak mendapatkan imbalan jasa atas kerja yang telah dilakukan
serta peninjauan dan dokumentasi terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
2. Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.

2.1.1.3 Konsultan pengawas


Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan proyek.Kegiatan
pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan bangunan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.Tugas utama pengawas sangat
penting dalam pengarahan di lapangan.
Konsultan pengawas adalah perusahaan yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas konsultasi
dalam bidang pengawasan pekerjaan konstruksi.Konsultan pengawas

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 10
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

bertugas mengawasi seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi mulai dari


penyiapan, penggunaan dan mutu bahan, pelaksanaan pekerjaan serta
pelaksanaan hasil atas hasil pekerjaan sebelum penyerahan.
a) Kewajiban konsultan pengawas adalah :
1. Mengawasi pelaksanan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
2. Mengadakan pemeriksaan terhadap semua bahan yang dipakai
dan berhak menolak jika tidak memenuhi persyaratan teknis.
3. Mengambil kebijaksanaan lapangan apabila terdapat kesulitan
teknis di lapangan, misalnya:
1) Mengadakan perubahan-perubahan kecil pada gambar-gambar
untuk penyesuaian pelaksanaan yang tidak mempengaruhi
harga pekerjaan.
2) Perubahan-perubahan pekerjaan yang membawa akibat pada
perubahan harga pekerjaan/kontrak, harus diajukan terlebih
dahulu kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk
mendapatkan persetujuan.
3) Menyelesaikan masalah-masalah yang menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan.
b) Hak konsultan pengawas adalah :
1. Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.

2.1.1.4 Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum yang berbentuk perusahaan
baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pembangunan fisik dari suatu konstruksi. Dalam
melaksanakan tugasnya kontraktor selaku pelaksana fisik harus
mendapatkan persetujuan dari Tim Supervisi dan berkewajiban

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 11
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

membuat laporan harian, mingguan, bulanan, guna dapat mengetahui


kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi baik oleh
Tim Supervisi maupun oleh Pemberi Tugas.
a) Kewajiban Kontraktor adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat kontrak kerja.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar serta
persyaratan yang telah ditentukan.
3. Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh
pengawas.
4. Mengadakan pengujian untuk contoh-contoh bahan konstruksi
yang akan dipakai.
5. Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam
kontrak kerja.
b) Hak Kontraktor adalah :
1. Mengikuti proses pelelangan setelah mendapatkan undangan dari
pimpinan proyek melalui pengumuman atau edaran.
2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan
bobot atau prestasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.
3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas
gambar kerja dengan pelaksanaan yang dilakukan atas perintah
pemberi tugas.
4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah
disepakati apabila terjadi penambahan pekerjan atas perintah
pemberi tugas.
c) Tanggung jawab Kontraktor adalah :
1. Bertanggungjawab terhadap keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2. Bertanggungjawab atas kekeliruan yang terjadi karena kelalaian
pelaksana.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 12
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3. Bertanggungjawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan


sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4. Bertanggungjawab atas keselamatan bangunan selama masa
pemeliharaan.

Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi :


 Team Leader
Tugas Team Leader yaitu:
1. Melakukan koordinasi secara langsung semua personil yang terlibat
dalam perencanaan Pekerjaan Proyek.
2. Mengatur dan mengendalikan proses perencanaan Pekerjaan
Pembuatan Proyek secara terperinci.
3. Menguasai dan menerapkan standar peraturan perencanaan Pekerjaan
Proyek.
4. Mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul selama proses
perencanaan.
5. Melakukan konsultasi intensif dengan Pemberi Tugas guna
mendapatkan hasil yang optimal.
6. Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap hasil perencanaan.
 Tenaga Administrasi / Sekretaris
Tenaga Administrasi / Sekretaris bertugas membantu semua tenaga ahli,
harus mampu mengelola administrasi dan pendokumentasian pekerjaan
secara lengkap guna menjamin kelancaran pekerjaan, serta memiliki
kemampuan dalam mengoperasikan komputer dan korespondensi.
 Ahli Teknik Landasan Terbang
Tugas Ahli Teknik Landasan Terbang yaitu:
1. Menganalisa data/ informasi yang tersedia (geometri dan perkerasan
eksisting di sekitar lahan, foto udara, peta pengelompokan zona
gempa, data hidrologi, data topografi, hasil penyelidikan tanah, serta
hasil pemantauan air tanah).

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 13
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2. Merencanakan layout rencana, profil desain, dan alinyemen Pekerjaan


Proyek secara detail, tepat dan memenuhi standar yang dipersyaratkan.
3. Menganalisa dan merencanakan struktur perkerasan Pekerjaan Proyek
yang memenuhi kapasitas beban rencana, termasuk metode struktur
sambungan dengan perkerasan eksistingnya.
4. Menghitung kekuatan daya dukung dan umur rencana struktur
perkerasan yang akan dibuat berdasarkan ketentuan yang berlaku.
5. Menyusun gambar detail konstruksi perkerasan, dilengkapi dengan
spesifikasi teknis bahan/ material konstruksi.
6. Bertanggung jawab terhadap hasil desain dan perhitungan kekuatan
struktur perkerasan Pekerjaan Proyek.
 Ahli Geoteknik (Geotecnical Engineer)
Tugas Ahli Geoteknik yaitu:
1. Mengadakan survey lapangan, mengelompokan data, menganalisis
hasil survey berdasarkan tingkat konstruksi yang terjadi di permukaan
atau didalam tanah.
2. Menganalisa data/ informasi yang tersedia (geometri dan perkerasan
eksisting di sekitar lahan, foto udara, peta pengelompokan zona
gempa, data hidrologi, hasil pemantauan air tanah).
3. Mengendalikan pekerjaan penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh
personil yang berkompeten dalam pekerjaan penyelidikan tanah baik di
lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
4. Menganalisa jenis dan jumlah titik penyelidikan tanah di lapangan
maupun jumlah pengambilan sample/ benda uji untuk pengujian di
laboratorium, dan bila diperlukan dapat mengusulkan kebutuhan
perubahan volume penyelidikan tanah dengan dilengkapi justifikasi
teknis.
5. Memeriksa hasil penyelidikan tanah, menerjemahkan, menganalisa,
dan membuat laporan hasil penyelidikan tanah yang informatif secara
terperinci.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 14
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

6. Menentukan spesifikasi teknis bahan/ material pondasi perkerasan


untuk Ahli Teknik Listrik
Tugas Ahli Teknik Listrik yaitu:
1. Membuat rencana : jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah
material yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan
kelengkapannya.
2. Mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.
3. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang
timbul dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
4. Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas elektrikal untuk kebutuhan
pekerjaan Pekerjaan Proyek.
5. Menganalisa dan merancang semua sistem dan instalasi elektrikal yang
tepat serta sesuai kebutuhan untuk Pekerjaan Pembuatan Proyek yang
dibutuhkan.
6. Menghitung beban jaringan elektrikal rencana yang akan dikoneksi
dengan sistem airfield lighting eksisting, termasuk sistem
pengamannya.
7. Merencanakan gambar detail pekerjaan fasilitas elektrikal pada
pekerjaan proyek.
8. Menentukan spesifikasi teknis bahan/ material sistem dan instalasi
elektrikal yang akan dipakai.
 Quantity Engineer
Tugas quantity engineer yaitu:
1. Bertanggung jawab kepada site engineer.
2. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
3. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
4. Memberikan laporan tetulis pada pelaksana kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
 Inspector

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 15
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Tugas inspector yaitu:


1. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melaksanakan tugasnya.
2. Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief Inspector.
3. Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang
sedang dikerjakan dan member laporan kepada Chief Inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.
4. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan
yang digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan
harian.
 Surveyor
Tugas surveyor yaitu:
1. Bertanggung jawab langsung kepada quantity engineer.
2. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor
terhadap titik titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi
maupun elevasi.
3. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan
dan bertanggung jawab atas ketelitian yang didapat.
 Lab.Technician
Tugas Lab Technician yaitu:
1. Melaksanakan pengambilan contoh tanah/ material dan melakukan
pengujian tanah/ material di laboratorium.
2. Mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.
 Pengawas mechanical dan electrical (ME)
Tugas mechanical dan electrical (ME) yaitu:
1. Melakukan pengawasan terhadap cara kerja kontraktor pada pekerjaan
M/E.
2. Mengawasi dan mengontrol supervisor kontraktor M/E dalam
pelaksanaan tugas.
3. Membantu kontraktor membuat laporan mingguan di bidang M/E.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 16
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

4. Memeriksa rencana kerja kontraktor dan sub kontraktor dalam bidang


M/E.
5. Memberikan teguran kepada supervisor kontraktor M/E ataupun sub
kontraktor bila terjadi penyimpangan pekerjaan di bidang M/E.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 17
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

STRUKTUR ORGANISASI KONSULTAN MK (PT. SURVEYOR INDONESIA)


PEKERJAAN JASA KONSULTAN MANAGEMENT KONSTRUKSI PEKERJAAN DESIGN DAN BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY,
PENYEMPURNAAN FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNGJANGNYA DI LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT

TEAM LEADER
M.B. RIVA SIREGAR, S.T
CO. LEADER
ADI UTOMO, S.T

ADMINISTRASI
INDRI PRATIWI, S.T

AHLI GEOTEKNIK (FIELD


AHLI TEKNIK LANDASAN AHLI TEKNIK LISTRIK
KORDINATOR)
IAO SUWATI SIDEMEN, S.T, M. Sc ISMAWAN, S.T., M.T CIPTA RAMADHANI, S.T., M.Eng

TENIK LABORAT QUANTITY SURVEYOR INSPEKTOR TEKNIK ELEKTIKAL INSPEKTOR AHLI GEOTEKNIK INSPEKTOR AHLI GEODESI INSPEKTOR TEKNIK LANDASAN
ERVIA RIANI, S.T GINANJAR KARTASASMITA, S.T HUSEIN FAISAL HARHARAH, S.T MUH. AZIZ FARADI, S.T SAMSUL BAHAGIANA, S.T YUDI RUSPANDI, S.T

Praya, 30 Januari 2019


Konsultan Management Konstruksi
PT. Surveyor Indonesia (persero)

M. B. RIVA SIREGAR S.T.


Team Leader

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI
BANDAR UDARA INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 18
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2.1.2 Apron
Apron adalah suatu bidang tertentu di dalam Bandar udara yang
disediakan sebagai tempat bagi pesawat saat melakukan kegiatan
menaikkan dan menurunkan penumpang, muatan pos dan kargo dari
pesawat, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat. Apron
harus mampu mendukung beban pesawat pada muatan penuh dengan
gerakan perlahan atau berhenti. Konstruksi apron sebaiknya
menggunakan konstruksi perkerasan kaku (plat beton) dengan
pertimbangan pelat beton tahan terhadap tumpahan bahan bakar dan oli.
Perencanaan apron harus memenuhi ketentuan teknis:
 Kemiringan (slope)
 Jarak lebar antar pesawat yang sedang parkir dengan bangunan
terdekat dengan pesawat lain yang sedang parkir dan benda
lainnya.
Posisi parkir pesawat pada apron yang sering digunakan oleh pesawat
udara:
 Sejajar
 Nise in
 Nose Out
 Angeled Nose In
 Angeled Nose Out

2.2. Landasan Teori


2.2.1 Definisi Apron
Apron atau latar tempat parkir pesawat, merupakan bagian Air side
Yang dipergunakan pesawat udara untuk keperluan menaikkan dan
menurunkan penumpang, memuat dan membongkar barang muatan,
mengisi bahan bakar, serta melakukan pemeliharaan bagi mesin pesawat
udara.
W = Wingspan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 19
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

PB = Panjang badan pesawat


Untuk menghitung lebar apron menggunakan pesawat terpanjang (critical
aircraft), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L = 2 x PB + 3C (2-1)
Dimana :
L = Lebar Apron
PB = Panjang badan pesawat (m)
C = Wing Tip Clearence (m)

2.3 Tipe-Tipe Pesawat Parkir


2.3.1 Nose In Parking
Kepala pesawat menghadap kearah terminal, dimana pada waktu menuju
ke tempat parkir dilakukan dengan gerakan pesawat itu sendiri sedangkan
untuk berangkat harus dibantu dengan alat bantu.

Gambar 2.1 Nose In Parking


2.3.2 Nose Out Parking
Dalam hal ini kepala pesawat mengarah kelandasan dimana gerak pesawat
untuk parkir maupun berangkat dilakukan oleh gerak pesawat itu sendiri.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 20
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 2.2 Nose Out Parking

2.3.2.1 Angeled Nose In


Kedudukan pesawat serupa dengan Nose In tetapi agak menyudut,
semua gerakan untuk parkir dan berangkat dilakukan oleh gerakan
pesawat itu sendiri.

Gambar 2.3 Angeled Nose In


2.3.2.2 Angeled Nose Out

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 21
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Kedudukan pesawat serupa dengan Nose Out tetapi agak menyudut,


semua gerakan untuk parkir dan berangkat dilakukan oleh pesawat itu
sendiri.

Gambar 2.4 Angeled Nose Out

2.3.2.3 Paraller Parking


Kedudukan pesawat adalah sejajar dengan terminal, semua gerakan
parkir maupun berangkat dilakukan oleh pesawat itu sendiri, namun
posisi ini memerlukan tempat yang luas.

Gambar 2.5 Parallel Parking


2.2.2 Kedudukan dari Apron

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 22
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Lay Out dari apron tergantung pada cara penempatan pesawat parkir
atau kedudukan Gates secara grup disekitar terminal, dan bentuk dari
sirkulasi parkir dari pesawat yang dikaitkan pula dengan kedudukan /
lokasi antara terminal dan landasan.

2.3.2.4 Bagian Bagian Dari Apron


Tiga bagian penting yang terdapat dari suatu apron adalah seperti
dibawah ini :
1. Traffic Area
Traffic area adalah daerah yang diperlukan untuk keperluan
yang bersifat komersil.
2. Parking Area
Di sediakan untuk keperluan parkir pesawat (non komersil).
3. Maintance Area
Disediakan untuk keperluan perbaikan atau overhaul.

2.3.2.5 Menghitung Luas Apron


Perhitungan luas apron terdiri dari panjang apron, lebar dan kapasitas
apron. Panjang apron = jumlah pesawat yang parkir menurut jenisnya
x 2 x maksimum turning radius pesawat (R) + Clearence between two
wing span. Atau dapat menggunakan rumus berikut ini:
(2R x X) + (X-1) x C (2-2)
Untuk perhitungan lebar apron dapat dihitung sebagai berikut:
(2R + C + wingspan) (2-3)
Keterangan :
R = Turning Radius
X = jumlah pesawat parkir
C = Jarak antara dua lebar sayap pesawat = 35 feet

2.3.2.6 Konfigurasi Apron

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 23
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Mengingat cukup besar penumpang yang akan dilayani maka


digunakan system gates untuk semua jenis pesawat. Perhitungan
jumlah gates dapat dipergunakan rumus :
V.T
𝐺= (2-4)
𝑈

Keterangan :
G = Jumlah gates
V = Volume rencana pesawat yang dating/berangkat tiap jam
T = Faktor pemakaian pintu hubung, 0,5 – 0,8

Untuk kapasitas gates dapat dihitung dengan rumus:


G
𝐹 = Mi x Ti (2-5)

Keterangan:
F = Kapasitas gates
G = jumlah gates yang ada
i = Kelas pesawat i
Mi = Pemakaian waktu gates oleh pesawat pada kelas i
Ti = proporsi pesawat kelas i dalam jumlah pesawat campuran yang
membutuhkan pelayanan.

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Pemakaian Pintu Tipikal


Pesawat Waktu (menit)
B-737-300 28
B-747-200 60
B-757-100 30
B-777 45
DC-10-10 30
Sumber: Horonjeff and Mc Kelvey 1994:354.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 24
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2.4 Galian
2.4.1 Umum
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian,penanganan pembuangan
dan penumpukan tanah/ batu atau bahan lain dari jalan
kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dalam kontrak yang diterima.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air
dan selokan/ parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-
saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan
bahan-bahan yang tidak sesuai dan tanah bagian atas untuk
pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran untuk
galian bahan konstruksi atau pembuangan bahan-bahan
buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah
jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang
sangat bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan
potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai
instruksi Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.4.2 Macam – macam galian
a. Galian biasa untuk material timbunan
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan
sebagai material timbunan harus bebas dari bahan-bahan
organik dalam jumlah yang merusak, seperti daun, rumput,
akar dan kotoran.
b. Galian biasa sebagai bahan konstruksi
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan
sebagai bahan konstruksi harus bebas dari bahan-bahan organik
dalam jumlah yang merusak, dan dapat digunakan sebagai
bahan konstruksi karena memenuhi spesifikasi ini.
1. Galian biasa untuk material timbunan
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang
akan digunakan sebagai material timbunan harus

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 25
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah


yang merusak, seperti daun, rumput, akar dan
kotoran.
2. Galian biasa sebagai bahan konstruksi
Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang
akan digunakan sebagai bahan konstruksi harus
bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah
yang merusak, dan dapat digunakan sebagai
bahan konstruksi karena memenuhi spesifikasi
ini.
c. Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian
tidak boleh berbeda dari yang ditentukan ≥ 2 cm setiap titik,
sedang untuk galian perkerasan tidak boleh berbeda ≥ 1 cm dari
yang disyaratkan. Pekerjaan yang tidak sesuai toleransi harus
diperbaiki hingga diterima Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi. Permukaan galian tanah maupun batu yang tidak
sesuai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup
rata dan cukup kemiringannya untuk menjamin aliran air yang
bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
2.5 Galian
2.5.1 Timbunan Tanah Pilihan
a. U m u m
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut,
penempatan dan memadatkan tanah atas bahan berbutir yang
disetujui untuk pembangunan landas pacu, taxiway, apron,
pengurugan kembali parit-parit atau galian disekelilingi pipa
atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas,
kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 26
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter


pilihan sebagai alas dasar untuk pipa atau saluran beton, atau
sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk
drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan
dalam Spesifikasi-spesifikasi ini
2.Jenis Urugan
Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini terdiri dari
urugan biasa, urugan pilihan dan urugan dari dalam.
1. Urugan Biasa
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang
berplastlsitas tinggi yang diklasifikasikan menurut SNl-03-
6797-2002 atau menurut Unified Soil Classification System
(USCS). Urugan bila diuji dengan SN! 03-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari 4 % atau tidak kurang
dari 6% apabila ditentukan oleh pemberi tugas (CBR
laboratorium setelah perendaman 4) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1742-1989.
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri
dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis sebagai bahan
yang memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pekerjaan
mencakup semua material yang dalam klasifikasi test ASTM D
2487 dikenal sebagai GW, GP, GM,, GC, SW, SP, SM dan SC.

Bahan urugan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang
mempunyai sifat- sifat sebagai berikut: Tanah yang
mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML, OH dan Pt
dalam sistem uses dan tanah yang mengandung daun, rumput
,akar dan sampah
Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 27
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

dengan ciri-ciri memiliki lndeks Plastisitas (IP) lebih dari 55%


atau Liquid Limit (LL) lebih besar dari 40% dan/atau memiliki
kandungan mineral dominan Na-Montmorillonite
2. Urugan Pilihan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua
ketentuan untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus
memiliki sifat-sifat tertentu yang terkandung dari maksid
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal,
seluruh urugan pilihan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-
1989, memiliki nilai CBR paling sedikit 13 % setelah 4 hari
peredaman, seperti jenis tanah GW, GP, GC, GM. SW, SP, dan
SM dalam sistem Unified Soil Classification System (UCSC)
Persyaratan Pemadatan Urugan
1. Untuk areal dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, semua
lapisan timbunan yang berada dibawah elevasi 1m sampai
dengan 3m dari permukaan subgrade harus dipadatkan sekurang
kurangnya 90% terhadap Maximum Dry Density (MOD) pada
Optimum Moisture Content (OMC).
2. Tanah timbunan/urugan dihampar dan dipadatkan layer by layer
dengan ketebalan per layer 40 cm untuk 2 layer awal, kemudian
30 cm untuk 2 layer di atasnya selanjutnya dengan ketebalan
layer 20 cm maksimum untuk layer di atasnya hingga mencapai
top elevasi rencana subgrade
3. Semua timbunan yang lebih dari 30 cm sampai dengan
kedalaman 1 meter di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % MOD pada

OMC

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 28
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

4. Semua timbunan di bawah struktur konstruksi sampai


kedalaman 30 cm harus dipadatkan sampai mencapai 96% MOO
pada OMC
5. Pada daerah air strip untuk lapisan teratas setebal 150 mm harus
dipakai material timbunan tertentu yang sudah disetujui
konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.
6. Untuk ketebalan lapisan 0,6 m dari top elevation sub grade
kepadatan lapisan harus mencapai CBR minimum 13%.
Toleransi Ukuran
1. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan
bahu jalan, setelah pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter
lebih tinggi atau 2cm lebih rendah dari yang ditentukan atau
disetujui.
2. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus
cukup halus dan seragam, dan mempunyai kemiringan yang
cukup menjamin limpasan bebas air permukaan
3. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis
profil yang ditentukan lebih dari 10 cm.
Contoh Tanah Untuk Urugan
Penyedia barang dan jasa harus menyerahkan kepada konsultan pengawas
dan Pejabat pembua tkomitmen/Direksi Teknis hal-hal berikut ini paling
sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan:
1. Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50kg, salah satu
dari bahan tersebut akan disimpan di direksi keet oleh konsultan
pengawas dan Pejabat pembuat komitmen/ Direksi Teknis
sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
2. Setiap Pindah Quarry Penyedia barang dan jasa harus
melakukan pengujian tanahkembali
3. Surat pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan
yang diusulkan sebagai bahan urugan pilihan. bersama-sama

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 29
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan


tersebut memenuhi Spesifikasi
e. Pelaksanaan Pekerjaan
Urugan tidak boleh dilaksanakan, dipasang, dihampar atau
dipadatkan selama hujan atau kondisi basah dan pemadatan tidak
dapat dikontrol
f. Perbaikan Urugan yang Tidak Diterima atau tidak stabil
1. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan
yang ditentukan dalam tabel 2.2, harus diperbaiki dengan
membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau
menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
2. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-
batas kandungan kelembutan seperti yang ditentukan dan
diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Pejabat pernbuat
komitmen / Direksi Teknis, harus diperbaiki dengan menggaruk
bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti penebaran
urugan, masing-rnasing lapisan harus dipadatkan menyeluruh
dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen/ Direksi Teknis sampai kepada persyaratan-
persyaratan kepadatan berikut :
Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan
tanah dasar harus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering
standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99.
Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan
yang tertahan di atas saringan 19 mm. maka kepadatan kering
maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan
oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 30
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi


Teknis.
Lapisan-lapisandi dalam 30 cm atau kurang,dibawah
permukaan tanah dasar, harus dipadatkan sampai 96 %

kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan 96 %


sesuai AASHTOT99

Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan


khusus konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen/
Direksi Teknis, pengujian-pengujian kepadatan di lapangan
dengan methoda kerucut pasir harus dilakukan di atas masing-
masing lapisan urugan yang telah didapatkan, sesuai dengan
AASHTOT191 (PB. 0103-76) dan jika hasi sesuatu pengujian
menunjukan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang
diminta, Penyedia barang dan jasa harus memperbaiki
pekerjaan tersebut sesuai dengan kedalaman penuh lapisan dan
dilokasi yang ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen/ DireksiTeknis, yang tidak boleh
berjarak lebih dari 200 m
Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar
air bahan tersebut berada didalam batas 3% kurang dari kadar
air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum
Kadarair optimum akan ditetapkan sebagai kadarair dimana

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 31
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut


dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99.
Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung
paling luar serta masuk ketengah dalam satu cara dimana
masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang
sama.
Jika bahan urugan harus ditempatkan diatas kedua sisi sebuah
pipa atau saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus
sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai
ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.
Terkecuali disetujui oleh konsultan pengawas dan Pejabat
pembuat komitmen I Direksi Teknis,urugan disekitar ujung
satubox culvert tidakboleh ditempatkanlebih tinggi dari dasar
dinding belakang atau kepala box culvert sampai bangunan
atas dipasang.
Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan
pemadatan harus ditempatkan dalarn lapisan-lapisan horisontal
dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang
disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin
tercapainya pemadatan yang diterima dibawah dan disamping
pipa-pipa,untuk mencegah rongga-rongga dan untuk menjamin
pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya
g. PengendalianMutu
1. Test Laboratorium
Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan
kedua-duanya untuk sumber pengadaan dan test ditempatseperti
diperintahkan konsultan pengawas dan Pejabat pembuat
komitmen/ Direksi Teknis, untuk dapat memenuhipersyaratan-
persyaratan Spesifikasi ini. Test Laboratorium berikut ini
dijadikan rujukan (referensi).

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 32
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Tabel 2.1 Test Laboratorium Bahan Urugan


Test Judul Singkat
ASTM D 421 Dry preparation dari sample
tanah
ASTM D 422 Particle size analysis
ASTM D 427 Shrinkage factors
ASTM D 854 Specific Gravity tanah
ASTM D1557 Moisture-Density relation
(metoda D)
ASTM D1883 Bearing Ratio of laboratory
compacted
ASTM D2217 Wet preparation dari sample
tanah
ASTM D2487 Classification of soils
ASTM D4318 Liquid limit, plastic limit,
and plasticity of soils
Test Lapangan
ASTM D1556 In-situ density, sand cone
ASTM D2167 In-situ density, rubber ballon

2. Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian Lapangan berikut ini harus dilaksanakan
untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi. Penyedia barang dan
jasa harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam
bentuk tenaga kerja,pengangkutan dan pengujian

Tabel 2.2 Persyaratan Pengendalian Lapangan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 33
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3. Urugan Sirtu (Subbase)


a.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini terdiri dari melengkapi semua
perlengkapan peralatan. serta material/ bahan kerja untuk melaksanakan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan subbase course
dengan tebal sesuai persyaratan kontrak dan spesifikasi serta gambar-
gambar yang dipergunakan dan disetujui.
b. Bahan subbase harus terdiri dari material yang mempunyai partikel
dengan tingkat kekerasan atau fragmen dengan butiran agregat yang terdiri
dari campuran sirtu. batu pecah, kerikil atau material sejenis dari sumber
yang telah disetujui.
Material - material tersebut harus bersih dari humus. lumpur. lempung
yang berlebihan serta bahan organik lainnya. Gradasi dari campuran
agregat kering harus memenuhi suatu persyaratan dibawah ini.

Tabel : Gradasi Gabungan

Gradasi dalam daftar di atas mengambarkan batas - batas yang


akan menentukan apakah agregat yang dipakai dari sumber
pengadaannya. Hasil akhir dari penyusunan I penggabungan
gradasi dengan memakai dasar gradasi limit tersebut. harus masuk
dalam batas grading lirnit hrnqqa penyusunan/ penggabungan
gradasi tersebut harusmempunyai susunan uniform dari coarse
aggregate sampai ke fine aggregate

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 34
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

JumJah fraksi agregat yang lewat saringan No. 200 tidak boleh
lebih dari ;0 jurnlah fraksi agregat yang lewat saringan No.40.
Seluruh agregat yang dipakai untuk agregat sub/Jase, termasuk
fraksi agregat yang lewat sarmgan No. 40 harus mempunyai liquid
limit tidak Jebih dari 25% dan plasticity inc/ex tidak lebih darl 6%
bila ditest dengan persyaratan ASTM 4318.
Sand equivalent + 95 % dan maksimum jumlah material yang lebih
halus dari 0.02 mm harus kurang dari 3 %.
CBR min Sub Base harus lebih besar dari 40 %.

Tabel : Kondisi Kualitas Untuk Bahan Sub Base Course

c. Cara - Cara Penyusunan Pada Umumnya


Subbase course harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan dalam
gambar Bahannya harus diberi bentuk serta dipadatkan benar -
benar menurut toleransi yang ditentukan. Subbase yang
dikarenakan atau bentuk tidak cukup kuat dan stabil tanpa gerakan
peralatan konstruksi, harus distabilisasikan secara mekanis sampai
pada titik kedalaman yang diperlukan untuk memberikan kestabilan
tertentu menurut petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Direksi Teknis.
Kestabilan secara mekanis itu meliputi penambahan butiran-butiran
halus (fine grained) untuk mengikat butir-butir dari pada bahan
\subbase secara memuaskan guna melengkapi daya tahan, sehingga
lapisan itu tidak akan menjadi cacat dibawah lalu lintas dari pada
peralatan konstruksi

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 35
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Tambahan pengikat untuk bahan subbase itu tidak boleh


menyimpang dari pada baas-batas persyaratan yang telah
ditentukan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Direksi Teknis
d. Pelaksanaan Pada PITS (Lubang-lubang)
Semua pekerjaan yang menyangkut pembersihan serta pengupasan
lubang-lubang/ pits dan penanganan bahan-bahan yang tidak
diinginkan harus dilaksanakan oleh Penyedia barang dan jasa atas
biaya sendiri Bahan subbase harus diperoleh dari lubang-lubang
atau sumber-sumber yang telah diuji/ disetujui.
Bahan didalam lubang-lubang digali dan ditangani sedemikian rupa
sehingga diperoleh suatu hasil yang seragam serta memuaskan
f. Trial Compaction
Sebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang dan
jasa harus melakukan uji pemadatan di luar area yang akan
dikerjakan dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis.
Uji pemadatan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah lintasan
optimum sehingga tercapai nilai kepadatan dan CBR sesuai dengan
yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan minimal 3 m x 30
m yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana perbedaan tiap segmen
adalah pada jumlah lintasan pemadatan Selanjutnya dan hasil uji
pemadatan apabila sudah memenuhi persyaratan. maka dijadikan
dasar dalam pelaksanaan Namun apabila hasil uji pemadatan tidak
memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan dapat di ulang kembali
g. Persiapan Bagian Bawah Lapisan
Sebelum bahan Subbase ditempatkan, maka lapisan yang telah ada
/ subgrade harus disiapkan serta diperbaiki sesuai ketentuan dalam
pekerjaan tanah mengenai timbunan dibawah subbase course dan
graded area.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 36
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Lapisan yang telah ada / subgrade harus diperiksa dan disetujui


lebih dulu sebelum dimulai penyelenggaraan penebaran material
subbase.
Pemeriksaan kemiringan antara tepi-tepi dari pada lapisan yang
telah ada subgrade harus dengan gans stakes. atau bentuk-bentuk
yang ditempatkan dalam jalur sejajar dengan garis tengah dari pada
lapisan yang telah ada / subgrade serta ditempatkan antara slakes,
pins atau sejenis.
Untuk melindungi subgrade serta untuk menjamin pengaliran air
yang baik maka penebaran subbase dimulai sepanjang garis tengah
dari pada lapisan pada satu bagian yang berpuncak atau pada
bagian tertinggi dan lapisan dengan kemiringan satu jurusan.
h. Cara - Cara Untuk Penghamparan Pada Umumnya
Lapisan subbase harus disusun berlapis-lapis tidak boleh kurang
dari 7,5 cm dan tidak boleh lebih dari 20 cm tebalnya setelah
dipadatkan.
Karena bahan itu dibentangkan rata maka harus mempunyai
ketebalan yang sama dan tidak diperkenankan adanya tempat-
tempat yang mengalami segregation Subbase tidak boleh
dihamparkan lebih dari 2.000 meter persegi sebelum digilas,
kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Manajemen Konstruk dan
Direksi Teknis.
Tiap percikan air yang diperlukan harus dijaga dalam batas-batas
yang dipersyaratkan. Bahan subbase tidak boleh ditempatkan di
atas lapisan yang lunak atau berlumpur.
Sebelum penernpatan dan penghamparan berlangsung, tindakan-
tindakan pencegahan dilaksanakan untuk menjaga agar bahan-
bahan yang tidak diinginkan tidak tercampur kedalam campuran
lapisan subbase
i. Penyelesaian dan Pemadatan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 37
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Sesudah penghamparan atau pengadukan, bahan subbase harus


benar-benar dipadatkan dengan menggilas dan menambah air jika
perlu.
Diperlukan penggilasan yang cukup memadai yaitu dengan
menggunakan alat vibratory rollers seberat 14 ton lalu smooth
wheel rollers dengan berat minimum 12 ton untuk melayani
kecepatan perletakan dan penghamparan dari bahan subbase itu.
Dalam hal lokasi sulit diperoleh peralatan tersebut (vibrator) dapat
diganti peralatan dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis, tetapi tidak mengurangi rnutu. Penggilasan harus
berlangsung tahap demi tahap dari dan ke arah jalur yang sedang
disusun, dan tiap-tiap jalur dengan arah longitudinal harus digilas
secara berlapis (overlapping), paling sedikit setengah lebar unit
penggilasan.
Banyaknya gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes)
atau lebih sehingga permukaan lower subbase memiliki nilai CBR
minimum 40%
Penggilasan harus berlangsung sampai bahan itu tersusun dan stabil
benar, serta bahan subbase telah dipadatkan sehingga kepadatannya
adalah 95% kepadatan maksimum pada kadar air optimum sebagai
yang ditetapkan oleh ASTM D 1557 Blending dan rolling harus
dilakukan bergantian menurut keperluan / petunjuk untuk
memperoleh satu subbase yang rata, halus dan dipadatkan secara
merata pula. Lapisan itu tidak boleh digilas pada waktu dasar
lapisan lunak atau berlumpur atau jika penggilasan rnenimbulkan
gelombang di subbase.
Jika penggilasan menghasilkan ketidakrataan yang melebihi 12 mm
apabila diuji dengan tongkat lurus dari 3 meter. maka permukaan
yang tidak rata harus digusur untuk kemudian ditimbun kembali
dengan bahan yang sama seperti yang dipakai dalam menyusun
lapisan itu dan digilas lagi seperti tersebut diatas.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 38
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Sepanjang ternpat-tempat yang tak dapat dimasuki mesin


penggilasan maka bahan subbase harus ditumbuk benar-benar
dengan alat-alat tumbuk mekanis atau tangan.
Penambahan air selama penggilasan apabila perlu, harus dalam
jumlah tertentu serta dengan peralatan yang disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Direksi Teknis.
Air tidak boleh ditambahkan sedemikian rupa banyaknya sehingga
air itu dapat rnernasuki lapisan dasar dan menyebabkan menjadi
lunak.
Pemadatan lapisan terakhir diberi siraman air yang ringan dan
digilas dengan vibro roller seberat 12 ton agar lapisan subbase
menjadi rata dan padat.
j. Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan
penimbunan kembali dengan bahan Subbase Course dipadatkan
dengan sempurna. harus dikerjakan oleh Penyedia barang dan jasa
dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Untuk Laporan hasil uji kepadatan lapangan. harus memuat tentang
titik koordinat dan elevasi hasil pengujian tersebut

Tabel : Persyaratan Pengendalian Lapangan

2.3 Granular Base Course


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini terdin dari melengkapi
semua perlengkapan, peralatan. bahan dan kerja serta
melaksanakan semua pelaksanaan yang berhubungan dengan
pembangunan base course, setebal sesuai dengan persyaratan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 39
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

kontrak, spesifikasi serta gambar yang dapat digunakan dan


disetujui.
b. Bahan
Aggregate harus terdiri dari batu pecah, fine aggregate yang
merupakan hasil screening yang diperoleh dari pemecahan batu
(minimum pecah 3 sisi).
Batu pecah dari batu gunung, batu kali yang dipecah sedemikian
hingga butirannya yang ukurannya sesuai dengan persyaratan dan
harus bebas dari kelebihan bahan - bahan yang gepeng/ flat.
panjang I elongated, lunak atau hancur, kotor dan bahan lainnya
yang tidak diinginkan.
Gradasi itu harus mernenuhi persyaratan gradasi limit seperti tabel
dibawah ini :
Tabel : Gradasi Agregat Base Course

1. Agregat
Cara yang dipakai dalam menghasilkan batu pecah adalah
dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pemecahannya
adalah mempunyai gradasi yang sama sesuai. Pemecahan itu
harus menghasilkan bahan pecan yang mempunyai gradasi
dengan syarat, bahan tersebut semuanya tertinggal disanngan
No. 4 dan harus sekurang – kurangnya 90 % berat mempunyai
satu muka bidang pecah.
Apabila perlu, batu pecah itu harus disaring sebelum dipecah
untuk memenuhi persyaratan ini
Semua bahan yang mutunya rendah harus dibuang. Batu pecah
harus terdiri dari bahan yang keras, awet I tahan aus. dan tidak

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 40
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

mempunyai bagian yang panjang /elongated, lunak/soft atau


hancur serta harus bebas dart kotoran - kotoran bahan - bahan
lain yang tidak diinginkan tidak lebih dari 5 % dan harus
rnernpunyai nilai Los Angeles Abrassion test maksimum 40 %
setelah 500 putaran seperti yang ditentukan oleh ASTM C 131
Bahan - bahan pecahan tidak boleh menunjukan kenyataan
akan hancur atau menunjukan satu total kehilangan yang lebih
besar dari 12% jika dikenakan 5 putaran J cycles dari pada
sodium sulphate
Accelerated Soundness Test dengan menggunakan ASTM C -
88 -76.

Semua bahan yang lolos saringan No. 4 yang dihasilkan dalam


proses pemecahan. baik kerikil maupun batu kali, harus
disatukan dalam bahan base kecuali jika terdapat satu jumlah
yang berlebihan yang apabila dimasukan tidak akan memenuhi
persyaratan gradasi
2. Bahan Halus Tambahan
Apabila bahan halus tambahan. rnelebihi dari bahan yang
memang terdapat dalam bahan base course perlu untuk
membentuk gradasi bagi pembuatan dari pada gradasi yang
dispesifikasikan, atau untuk pengikatan bahan base, atau untuk
penggantian kepadatan tanah pada bahan yang tertapis dengan
saringan No.40, maka bahan tersebut dicampur secara seragam
dan diaduk dengan bahan base course pada mesin pemecah atau
olehsebuah mesin yang diuji Tidak akan ada pekerjaan ulangan
dari pada bahan base course ditempat untuk memperoleh gradasi
yang dispesifi kasikan
Bahan halus tambahan untuk maksud ini harus diperoleh dari
pemecahan batu kali atau kerikil.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 41
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Tabel : Kondisi Kualitas Untuk Bahan Base Course

c. Operasi Dalam PITS dan Quarries


Semua pekerjaan yang ada sangkut pautnya dengan pembersihan/
clearing dan pengupasan/ striping fidder quarries dan pits termasuk
pembuangan bahan-bahan yang tidak diinginkan harus dilakukan
oleh Penyedia barang dan jasa atas biaya sendiri Bahan itu akan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang
seragam dan memuaskan.
d. Perlengkapan
Semua perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan-
pelaksanaan irn harus dalam keadaan siap (tersedia) untuk bekerja
dan telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi dan Direksi Teknis,
sebelum pelaksanaan itu dimulai
e. Trial Compaction
Sebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang dan
jasa harus melakukan uji pemadatan di luar area yang akan
dikerjakan dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis. Uji pemadatan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
lintasan optimum sehingga tercapai nilai kepadatan dan CBR
sesuai dengan yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan
minimal 3 rn x 30 m yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana
perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan
Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi
persyaratan. maka dijadikan dasar dalam pelaksanaan Namun
apabila hasil Uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji
pemadatan dapat di ulang kembali

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 42
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

f. MempersiapkanLapis Base Course


Lapis Base course harus diuji dan diterima baik olehsultan
Pengawas dan Direksi Teknis sebelum kegiatan penempatan I
placing dan penghamparan I spreading material base course
dimulai.
Setiap tempat bekas roda kendaraan atau bagian yang lunak, yang
tampak dikarenakan keadaan pengaliran air I drainase kurang baik,
atau perbaikan kecil, atau sebab-sebab lainnya, harus diperbaiki
dan digilas sampai benar-benar padat sebelum base course
ditempatkan diatasnya.
Pemeriksaan mengenai kemiringan antara tepi-tepi lapisan
perkerasan/ pavement harus memakai grade stakes, steel pins atau
mal-mal yang ditempatkan pada jalur-jalur yang sejajar dalarn garis
tengah lapisan teratas itu dan berselang-seling yang cukup untuk
menutup garis tali atau check boards ditempat antara stakes, pins
atau mal-rnal dirnaksud Untuk melindungi base course dan untuk
menjamin pengaliran air I drainase yang baik, penebaran base akan
dirnulai sepanjanq garis tengah runway atau taxiway pada bagian
yang tertinggi atau pada sisi lapisan teratas yang tertinggi dengan
kemiringan satu jurusan

1. Pelaksanaan Penghamparan
Bahan aggregate base harus ditempatkan di underlying course
sedemikian rupa untuk memperoleh adukan base yang sesuai
dengan susunan gradasi dengan kadar air yang disyaratkan, dan
dalam jumlah tertentu untuk mencapai tebal lapisan aggregate
base serta kepadatan sesudah dipadatkan Bahan itu harus
dibentuk menjadi bagian yang sama I uniform section.
Manajemen Konstruksi dan Direksi Teknis akan rnenquji
adukan untuk menetapkan bahwa pengadukan tersebut lengkap
dan lagi memuaskan dan kadar air yang telah sesuai dengan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 43
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

persyaratan harus dijaga benar-benar sebelum pemadatan


dimulai.
Tidak diadakan penghamparan kecuali jika telah disetujui.
Harus dijaga benar-benar supaya bahan dari underlying course
tidak tercampur teraduk dengan bahan aggregate base.
Apabila perlu, aggregate base harus digaru hingga diperoleh
permukaan yang rata. dan sarna, lurus kemiringan dan cross
section sarnpai adukan ini dalam keadaan yang baik untuk
pemadatan

2. Cara Pemadatan
Lapisan agregat harus dilaksanakan berlapis-lapis yang tebal
padat setiap lapisannya tidak boleh lebih dari 15 cm.

Gradasi agregat yang sudah ditebarkan harus seragam dan tidak


mengandung pemecahan - pemecahan atau unsur-unsur bahan
yang halus ataupun kasar pada suatu tempat. Agregat
dimaksudkan tidak bo!eh ditebar melebihi 1700 meter persegi
sebelum digilas, kecuali diperkenankan oleh Manajemen
Konstruksi dan Direksi Teknis.

Setiap pembasahan (penambahan air) yang dianggap perlu harus


dijaga berada dalam batas-batas ini Tiada bahan apapun boleh
ditempatkan dipermukaan yang lunak atau berlumpur
Penyedia barang dan jasa diwajibkan mengadakan test untuk
menetapkan kepadatan maksimum serta kadar air yang dari pada
aggregate base itu Bahan aggregate base harus mernpunyai
kadar air yang memuaskan pada saat penggilasan dimulai.
Setiap perbedaan kecil harus dibetulkan dengan pembasahan
(penambahan air) jika dipandang perlu Selama pekerjaan
penempatan dan penebaran berlangsung maka disyaratkan untuk

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 44
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

rnencegah tercarnpurnya bahan untuk subgrade, subbase atau


shoulder dalam adukan / aggregate base
3. Penyelesaian Pemadatan
Konstruksi base course dikerjakan berlapis – lapis tersebut
sedemikian hingga mencapai struktur yang homogen, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan Smooth wheel Rollers dengan
berat 8-12 ton, Pneumatic Tire Roller dan Vibro Roller sampai
benar-benar padat dan jika perlu dengan penambahan air.
Harus disediakan mesin penggilas dalam jumlah yang
mencukupi untuk pelaksanaan yang memuaskan bagi pemadatan
bahan yang telah ditempatkan I dihamparkan seperti disyaratkan
di atas.
Penggilasan harus berlangsung bertahap dari tepi-tepi ke pusat
jalur yang sedang dilaksanakan dari satu sisi menuju ke arah
bahan yang telah ditebarkan sebelumnya dengan overlapping
uniformly tiap jejak roda belakang yang terdahulu dengan
setengah lebar jejak semacam itu dan seterusnya sampai daerah
lapisan seluruhnya selesai digilas oleh roda belakang.
Penggilasan harus berlangsung terus menerus sampai batu itu
benar – benar tersusun baik celah – celah antara bahan bahan
dikurangi sampai jumlah minimum sehingga gerakan batu
didepan penggilasan tidak kelihatan lagi.

Penggilasan harus berlangsung terus sampai bahan base selesai


dipadatkan mempunyai kepadatan tidak kurang dari 100 % dari
kepadatan seperti yang ditetapkan oleh ASTM D-1557 dan
minimal mempunyai nilai CBR 80 %.
Penggarukan dan penggilasan harus dilakukan ganti bergantian
menurut keperluan atau petunjuk agar memperoleh base course
itu tidak akan digilas apabila uncferlying course lunak atau ada
pemindahan I pergerakan pada agregate base nya

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 45
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Apabila penggilasan itu menghasilkan ketidakrataan melebihi 10


mm jika diuji dengan tongkat lurus 3 meter, maka permukaan
yang tidak rata harus dibongkar, kemudian ditimbun dengan
bahan yang sama dipakai untuk pembuatan lapisan itu, dan
akhirnya digilas. menurut keperluan.
Sepanjang tempat yang tak dapat dimasuki rnesrn penggilas,
bahan base course ditumpuk sungguh-sungguh dengan alat-alat
tumbuk mekanis (mechanical tampers).
Penambahan air yang selama penggilasan apabila perlu, harus
dalam jurnlah serta peralatan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis.
4. PerlindunganI Protection
Pekerjaan pada Japisan aggregate base tidak boleh dilakukan
apabila subgradenya basah. Pada umumnya, peralatan untuk
keperluan perbaikan kecil boleh jalan melalui bagian-bagian
lapisan aggregate base yang telah selesai. asal tidak
menimbulkan kerusakan dan perlengkapan semacam itu

berjalan melalui seluruh lebar lapisan aggregate base untuk


menghindari roda kendaraan. kepadatan yang tidak rata, akan
tetapi Manajemen Konstruksi dan Direksi Teknis akan
berwenang penuh untuk memberhentikan semua perbaikan kecil
yang meliputi lapisan agregat yang sudah selesai atau yang
sebagian selesai apabila, menurut pendapatnya perbaikan
semacam itu mernmbulkan kerusakan.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan pada lapisan aggregate base
karena kegiatan alat perlengkapan melalui base course itu harus
diperbaiki oleh Penyedia barang dan jasa melalui biaya sendiri.
5. Pemeliharaan
Setelah lapisan aggregate base selesai, Penyedia barang dan jasa
harus melakukan semua pekerjaan pemeliharaan yang

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 46
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

diperlukan untuk menjaqa agar lapisan aggregate base tetap


dalam keadaan yang memuaskan untuk priming.
Setelah pnming maka permukaan harus dijaga agar tetap bersih
dan bebas dari bahan yangtidak diinginkan Lapisan aggregate
base harus dalam keadaan kering setiap saat

Apabila pembersihan dianggap perlu atau apabila prime coat


terganggu, maka pekerjaan yang bersifat memulihkan harus
diadakan atas biaya Penyedia barang dan jasa sendiri.
Sebelum persiapan dimulai untuk penggunaan lapisan
berikutnya lapisan aggregate base harus dibiarkan mengering
hingga kadar air rata-rata pada keseluruhan dalam lapisan
agregate base kurang dari 80 % dan kadar air optimum
campuran aggregate base.
Pengeringan tidak boleh berlangsung sedemikian lamanya
hingga permukaan lapisan aggregate base menjadi berdebu
dengan akibat kehilangan unsur pengikat.
Apabila selama masa pemulihan, permukaan lapisan aggregate
base mengering itu harus dijaga agar tetap basah dengan
menambah air sampai saat prime coat digunakan.
6. Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian lapangan harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan pesifikasi dikerjakan oleh Penyedia
barang dan jasa dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis.
Apabila kesusutan bese lebih dari 10 mm Penyedia barang dan
jasa harus memperbaiki daerah-daerah itu dengan cara
mengupas menambah campuran base yang memadai,
menggilas, membuat bentuk kembali dan menyelesaikan
sesuai dengan persyaratan teknis pelaksanaan ini.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 47
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Penyedia barang dan jasa harus mengganti atas biayanya, atas


bahan base ditempat-tempat yang dibor untuk keperluan
pengetesan. Berikut persyaratan pengendalian di lapangan.
Laporan hasil uji kepadatan lapangan, harus memuat tentang
titik koordinat dan elevasi hasil pengujian tersebut

Tabel : Persyaratan Pengendalian Lapangan

2.3 Struktur Beton


Uraian
a. Lingkup kerja
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan yang menyangkut jenis-
jenis beton bertulang atau tidak bertulang, yang dibuat sesuai
dengan Spesifikasi ini dan garis, ketinggian, kelandaian dan ukuran
yang tertera pada gambar dan sesuai ketentuan dari
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Kelas dan Mutu beton serta penggunaannya
Beton semen portland harus berupa campuran semen, air, agregat
kasar dan agregat halus dengan atau tanpa bahan tambahan. Mutu
beton dinyatakan dengan simbol K. Misalnya K-300 berarti beton
dengan kuat tekan karakteristik 300 kg/ cm2. Kelas beton
diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya :
P - Concrete pavement
E -Levelling concrete, backfill concrete pada stone masonry
-Dasar, haunch dan sekitar gorong-gorong pipa

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 48
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

c. Menentukan perbandingan campuran dan takaran berat


Pekerjaan beton struktur dapat mulai dikerjakan jika campuran
disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Perbandingan campuran, takaran berat untuk beton ditentukan
seperti dibawah ini dan harus dilakukan jika material yang
disediakan oleh Kontraktor sudah disetujui.
1. Campuran percobaan
Selambat-lambatnya 35 hari sebelum pekerjaan beton dimulai,
Kontraktor harus membuat campuran percobaan di laboratorium
dengan dizaksikan Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Campuran percobaan ini harus dibuat sedemikian sehingga
mempunyai kuat tekan atau kekuatan lentur sesuai dengan
ketentuan (preliminary test result) dengan margin yang cukup,
sehingga probabilitas nilai kekuatan beton pada pelaksanaan
yang lebih rendah dari kekuatan minimum yang ditentukan,
pada Tabel, tidak lebih 5 %.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 49
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Konsultan Manajemen Konstruksi akan menentukan


perbandingan berdasarkan campuran percobaan yang dilakukan
dengan memakai material yang harus digunakan dalam
pekerjaan. Perbandingan campuran untuk campuran percobaan
tersebut didasarkan pada nilai-nilai dalam Tabel dan disesuaikan
dengan ketentuan di bawah ini. Tetapi nilai-nilai tersebut hanya
perkiraan saja, untuk memudahkan Kontraktor dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Perbandingan air dan semen merupakan nilai
maksimum mutlak
 Kadar semen merupakan nilai minimum mutla
 Nilai kuat tekan min. diambil dari nilai rata-rata min.
pelaksanaan.
Tabel 4.2 Standar Proporsi Campuran Beton Untuk
Struktur

Catatan :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 50
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1) Jenis beton sebagaimana Pasal 1.(b)


2) Slump harus ditentukan menurut AASHTO T 119 atau JIS A
1101
3) Uji kuat beton menurut “Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971”
4) Uji kuat beton menurut AASHTO T22 dan 23
5) Jika ada pebedaan kesesuaian dengan spesifikasi ini, hasil uji
silinder merupakan hasil akhir, kecuali Konsultan MK
menyetujui uji silinder untuk pengendalian.
6) Kuat lentur uji Metode Pembebanan Tiga Titik standard
AASHTO T 97.
*)Tergantung tebal slab dan mutu beton
**) Dianjurkan minimum fc' = 350 kg/cm2
7) Slump beton klas P diatas untuk penggunaan alat Slip Form
Paver, untuk penggunaan concreete finisher diperbolehkan
slump mak 6,5 cm (5 ± 1,5 cm)
2. Berat agregat per meter kubik beton dalam Tabel 4.2 adalah
berdasarkan pemakaian agregat dengan bulk specific gravity
2.65 pada keadaan permukaan kering jenuh, pasir alam
bergradasi seragam yang mempunyai modulus kehalusan
sebesar 2.75, agregat kasar bergradasi seragam dengan ukuran
tertentu. Untuk agregat dengan specific gravity berbeda, takaran
beratnya harus disesuaikan dengan cara mengalikan berat pada
tabel dengan specific gravity bersangkutan lalu dibagi 2.65.

Jika digunakan pasir pecah (angular) atau pasir hasil crusher atau
pasir yang modulus kehalusannya lebih dari 2.75, jumlah agregat
halus harus ditambah dan agregat kasar dikurangi. Jika modulus
kehalusan pasir kurang dari 2.75, agregat halus harus dikurangi
dan agregat kasar ditambah. Untuk setiap perubahan modulus

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 51
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

kehalusan sebesar 0.10 (sebanding dengan 2.75), prosentase


jumlah pasir berubah 1% terhadap berat total agregat kasar dan
agregat halus. Modulus kehalusan agregat halus harus dihitung
dengan menambah prosentase kumulatif.

Berdasarkan berat dari material tertahan pada setiap saringan


standard ASTM # 7.45, 2.36, 1.18, 0.60, 0.30, 0.15 mm kemudian
dibagi 100.
Jika disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi,
Kontraktor dapat menggunakan agregat kasar dengan ukuran
diluar Tabel 4.2.
Jika penggunaan agregat kasar dengan ukuran lain itu
menghasilkan beton yang kadar airnya melebihi ketentuan,
sehingga perlu tambahan semen, tidak ada kompensasi untuk
Kontraktor atas tambahan semen tersebut. Ukuran agregat kasar
yang ditentukan tidak perlu dipilih dengan fraksi ukuran yang
berbeda. Namun 2 fraksi ukuran bisa digunakan jika ukuran
maksimumnya ˃ 2.5 cm.
Jika salah satu atau lebih ukuran fraksi yang digunakan tidak
memenuhi gradasi yang ditentukan, sedang jika dikombinasi
harus bisa memenuhi gradasi, maka hal itu bisa digunakan jika
ada persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.

3. Perbandingan campuran dan takaran berat.


Konsultan Manajemen Konstruksi harus menentukan kilogram
berat agregat halus dan kasar (dalam kondisi permukaan kering
jenuh) untuk per meter kubik kelas beton tertentu, dan
perbandingan tersebut harus tidak diubah kecuali dengan
ketentuan seperti pada paragraf berikut. Selain itu, Konsultan
Manajemen Konstruksi juga harus menentukan takaran berat
bahan agregat setelah menentukan kadar airnya mengoreksi berat

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 52
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

volume pada keadaan kering permukaan jenuh untuk suatu kadar


air tertentu.
Dalam mengukur agregat untuk struktur dengan volume beton <
25 m3. Kontraktor dapat mengganti alat timbangan dengan alat
pengukur volume yang disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi. Dalam hal ini penimbangan tidak diperlukan, tetapi
volume agregat kasar dan agregat halus diukur dengan takaran
masing-masing sesuai ketentuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
4. Penyesuaian untuk berbagai kemudahan dalam pelaksanaan
(workability). Jika ternyata tidak mungkin diperoleh beton dengan
placeability & workability yang dikehendaki dengan
perbandingan campuran yang telah ditentukan sebelumnya, maka
Konsultan Manajemen Konstruksi dapat merubah ketentuan berat
agregat tetapi kadar semen yang ditentukan tidak berubah,
Konsultan Manajemen Konstruksi dapat meminta Kontraktor
melaksanakan.
5. Penyesuaian untuk berbagai hasil campuran.
Jika kadar semen pada beton, setelah diuji menurut AASHTO T
121 berbeda ± 2% dari yang ditentukan dalam Tabel 4.1, maka
perbandingan campuran harus diubah oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi agar kadar semen tetap dalam batas yang ditentukan,
kadar air tidak boleh melebihi ketentuan.
6. Penyesuaian untuk kelebihan kadar air.
Jika dengan kadar semen yang ditentukan, tidak mungkin
membuat beton dengan konsistensi yang dikehendaki tanpa
melebihi kadar air maksimum yang ditentukan dalam Tabel 4.2,
maka Konsultan Manajemen Konstruksi harus menaikkan kadar
semen sehingga kadar air max tidak melebihi ketentuan.
7. Penyesuaian untuk material baru.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 53
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Sumber material tidak boleh diganti sebelum melapor dan material


baru tidak boleh digunakan sebelum disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi dan harus membuat rumus perbandingan
campuran yang baru berdasarkan campuran percobaan jika material
pengganti menyebabkan perlu tambahan semen, maka harus tidak
ada kompensasi atas tambahan semen tersebut.
d. Contoh beton
Untuk menilai kesesuaian mutu beton selama pelaksanaan kerja,
Kontaktor harus menyediakan contoh (spesimen) beton untuk diuji
pada umur 7 hari dan 28 hari sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi, atau dengan interval lainnya sesuai dengan kebutuhan
untuk menentukan kekuatan beton.
Contoh tersebut harus dibuat berpasangan, dan tidak boleh kurang dari
8 (delapan) pasang @ 2 buah untuk setiap 100 m3 beton atau bagian
beton yang dicor dalam satu kali pekerjaan, atau sesuai permintaan.
Satu contoh bahan dari setiap pasangan diuji pada umur 7 hari dan 28
hari.
Tanpa memperhitungkan volume, setiap produksi atau pembuatan
campuran beton harus diuji baik kekuatan maupun slump nya,
demikian juga setiap struktur dan bagian struktur juga harus diuji
kekuatan dan slump nya, Pemeriksaan dan uji beton merupakan
wewenang Konsultan Manajemen Konstruksi dan bisa menaikkan
ketentuan nilai kekuatan dan persyaratan beton jika diperlukan untuk
proyek.
Contoh beton untuk uji harus dilakukan Kontraktor dilaboratorium
lapangan atau dilaboratorium yang letak dan kelengkapannya
memadai.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan mencegah
keruzakan contoh beton untuk uji selama penanganan, pengangkutan
dan penyimpanan.
e. Ketentuan kuat beton.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 54
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Persiapan specimen
Kuat tekan ulimate ditentukan pada contoh yang dibuat menurut
”Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971” atau jika tidak
memungkinkan, dengan AASHTO T 141 (ASTM C 172) dan
AASHTO T 23 (ASTM C 31). Silinder uji yang dibuat
dilaboratorium harus sesuai AASHTO T 126 (ASTM C 192).
Uji tekan silinder harus sesuai ketentuan AASHTO T-22
(ASTM C 39). Untuk kuat lentur beton ditentukan berdasarkan
uji balok sesuai ketentuan ASTM C78.
2. Kuat tekan dan kuat lentur
Nilai kuat tekan dan lentur dalam pelaksanaan (site working
strength) pada umur 28 hari tidak boleh kurang dari kekuatan
minimum menurut Tabel 4.1, sesuai kelas beton. Jika ternyata
hasil uji contoh tersebut tidak memenuhi syarat maka beton
yang diproduksi pada saat pengambilan contoh tersebut
dianggap semua tidak memenuhi syarat.
Jika nilai rata-rata dari keempat benda uji yang berurutan itu
pada beton umur 7 hari lebih rendah dari 70% nilai min. beton
umur 28 hari (untuk kuat tekan) atau dibawah 80% dari nilai
min. kuat lentur umur 28 hari maka kadar semen beton tersebut
harus ditambah sekurang-kurangnya 20 kg/ m3 beton padat,
tanpa tambahan biayar, sampai modifikasi campuran itu
menghasilkan rumus campuran yang disetujui, setelah pengujian
beton umur 28 hari.
3. Kekuatan karakteristik
Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton harus ditentukan
segera setelah 20 hasil uji yang pertama masing-masing kelas
sudah tersedia. Kekuatan karakteristik dihitung dengan
persamaan :

X0=X-KS

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 55
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

dimana :X0 =kekuatan karakteristik


X = rata-rata dari serangkaian hasil pengujian
K = faktor berdasarkan pada prosentase hasil uji
yang diizinkan < kekuatan karakteristik.
S = standar deviasi dengan persamaan
∑ (𝑋−𝑋) 𝑁
S=√ 𝑖=𝑖𝑁−1

dimana : X = hasil masing-masing benda uji


N = jumlah total dari hasil uji
Nilai-nilai untuk faktor K adalah : 1.64 untuk desain campuran dari
hasil uji pelaksanaan tertera pada tabel berikut ini :
N 4 6 8 10 12 14 16

K 1.17 0.83 0.67 0.58 0.52 0.48 0.44

Jika kuat karakteristik lebih rendah dari kuat kerja minimum


menurut Tabel 4.1, Kontraktor harus menaikkan kadar semen
sebagaimana cara dalam butir

(2) diatas sampai didapat perbandingan campuran yang sesuai


atau sampai ada perbaikan kontrol kualitas agar kekuatan rata-
rata meningkat atau variasi kekuatan semakin kecil sesuai
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Penyimpangan dari ketentuan kuat tekan.
Jika hasil uji kuat tekan dan uji kuat lentur tidak sesuai
dengan ketentuan menurut pasal ini atau jika hasil itu
diragukan, Konsultan MK harus memeriksa kuat tekan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 56
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

dengan cara uji pecah (crushed test) pada contoh uji yang
diambil dengan alat rotary core bore pada titik tertentu yang
ditentukan Konsultan Manajemen Konstruksi pada struktur
yang telah dibangun.
Pelaksanaan uji harus dilaksanakan oleh petugas yang
ditunjuk dan dengan alat yang memadai. Jika uji tersebut
memperlihatkan kekuatan yang sesuai ketentuan spesifikasi,
maka pekerjaan tersebut dapat diterima untuk dibayar. Tetapi
jika hasil tersebut memperlihatkan nilai yang tidak sesuai
spesifikasi, Konsultan Manajemen Konstruksi dapat
memerintah Kontraktor untuk mem-bongkar bagian tersebut
dan memperbaiki sesuai spesifikasi atas biaya sendiri.
5. Pemeliharaan contoh beton
Biaya membuat contoh beton dan mengadakan pengujian,
termasuk biaya pembuatan tempat contoh beton yang kuat dan
biaya pengapalan atau pengangkutan contoh beton uji dari lokasi
kerja ke laboratorium, sudah termasuk pada harga satuan beton
semen Portland, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mencegah keruzakan pada contoh uji selama pembuatan dan
pengangkutannya.
6. Dokumen hasil pengujian
Dokumen hasil uji harus disimpan Konsultan Manajemen
Konstruksi tetapi selalu terbuka untuk Kontraktor. Kontraktor
bertanggung jawab untuk membuat penyesuaian seperlunya
untuk membuat beton sesuai ketentuan
Spesifikasi. Dokumen hasil uji harus mencakup apakah beton itu
sesuai atau tidak.
2. Material
a. Umum
Semua material yang harus disediakan dan digunakan, yang tidak
dibahas dalam pasal ini, harus sesuai ketentuan ini.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 57
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

b. Semen
Kontraktor harus menggunakan satu jenis / tipe semen dari satu
merek, dengan mutu yang sama untuk satu proyek. Semen yang
digunakan pada pekerjaan beton adalah semen Portland, kecuali
jika ada petunjuk lain dalam Gambar atau Konsultan Manajemen
Konstruksi. Semen haus memenuhi syarat SII 0013-77 ”Semen
Portland” atau J1S R 5210 ”Portland Cement” atau AASHTO M 85
(Type I).
c. Admixture (campuran tambahan)
Admixture tidak boleh digunakan tanpa pesetujuan tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi. Kontraktor harus menyerahkan
contoh admixture kepada Konsultan Manajemen Konstruksi paling
lambat 28 hari sebelum tanggal dimulainya pekerjaan struktur
tertentu atau bagian dari struktur yang harus memakai material
admixture itu.
d. Air
Air yang digunakan untuk beton harus disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi. Air untuk campuran, pengawetan atau
pekerjaan lain harus bersih dan bebas minyak, garam, asam alkali,
gula, tumbuhan atau zat lain yang meruzak pekerjaan. Jika diminta
Konsultan Manajemen Konstruksi, air harus diuji dengan
membandingkan terhadap air suling. Perbandingan harus
menggunakan cara uji semen standar untuk kekerasan, waktu
pembuatan (setting time) dan kuat adukan. Petunjuk kekerasan,
perubahan waktu pengikatan ± 30 menit, susut kuat adukan ˃ 10%
dibanding air suling cukup jadi alasan ditolak air yang tengah diuji
tersebut.
Jika sumber air dangkal pengambilannya harus sedemikian agar
lumpur, rumput, atau bahan asing lainnya tidak ikut terbawa.
e. Agregat halus

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 58
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam atau, jika
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi, material lembut
lainnya dengan sifat sama, mempunyai butir yang bersih, keras
dan awet, serta harus bersih dan bebas dari debu, lumpur,
lempung, bahan organik, dan kotoran lainnya, dalam jumlah
melebihi batas toleransi.
2. Agregat halus harus bergradasi merata dan harus memenuhi
ketentuan gradasi seperti berikut :
Tabel 4. 3 Gradasi agregat halus

Kumulatif prosentase
Ukuran saringan ( mm)
berat yang lolos
9.5 100
4.75 95–100
2.36 80–100
1.18 50–85
0.600 25–60
0.300 10–30
0.150 2 - 10

Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut J1S A-


1102 (Method of Test for Sieve Analysis of Aggregate and
Fineness Modulus) atau AASHTO T 27.
Ketentuan gradasi diatas merupakan batas ekstrim yang harus
digunakan dalam menentukan kesesuaian material setiap
sumber. Gradasi material dari satu sumber tidak boleh berlainan
komposisi melebihi batas ketentuan. Untuk menentukan kadar
keseragaman gradasi, harus dibuat suatu penentu modulus
kehalusan contoh masing-masing sumber dan diajukan
Kontrakor.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 59
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Jika modulus kehalusan berbeda-beda lebih dari 0.20 dari nilai


yang digunakan untuk menentukan perbandingan campuran
beton, maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali jika
perbandingan campuran disesuaikan, dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3. Kadar zat yang mengganggu dalam agregat halus tidak boleh


melebihi batas yang ditentukan dalam Tabel 4.4. Terhadap zat
pengganggu lainnya yang tidak tercakup dalam tabel itu, harus
ditentukan cara penanganannya dengan petunjuk dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Pengujian material yang lebih halus dari saringan 0.075 mm
harus dilakukan menurut J1S A1103 (uji material lolos saringan
0.074 mm) atau AASHTO T 11.

Tabel 4. 4 Batas zat pengganggu dalam agregat halus

Keterangan :
Untuk agregat pecah, jika material yang lebih halus dari
saringan/ ayakan 0.075 mm terdiri dari debu yang bersih dari
lempung atau serpihan, presentase ini dapat dinaikkan sampai
5 dan 7
Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas
tanur tinggi.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 60
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Kekerasan agregat halus harus memenuhi kehilangan berat


tidak ≤ 10% jika diuji dengan sodium sulfat atau 15% dengan
magnesium sulfat melalui pengujian AASHTO T 104 (Sulfate
Soundness Test).
Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organik.
Penentuan kandungan kotoran organik dalam pasir alam
dilakukan menurut AASHTO T-21 (Metode Uji Kotoran
Organik dalam Pasir) atau J1S A-1105. Jika agregat yang
harus diuji menunjukkan warna lebih gelap dari warna standar
berdasarkan colourmetric test harus ditolak.
4. Tetapi, pasir yang tidak memenuhi ketentuan diatas masih dapat
digunakan, dengan syarat, kuat dezak contoh adukan yang
menggunakan pasir tersebut lebih dari 95% kekuatan pada
adukan dengan pasir yang sama yang dicuci dengan larutan 3%
sodium hidroksida, kemudian dicuci dengan air, serta disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi. Umur contoh adukan yang
harus diuji adalah 7 hari dan 28 hari untuk semen Portland
normal.
5. Kuat Kompresi contoh adukan harus ditentukan menurut
AASHTO T-71, ”Pengaruh Kotoran Organik dalam Agregat
Halus terhadap kuat adukan”.
f. Agregat kasar
1. Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu
material berikut : batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau
material lembam lain yang disetujui dengan sifat yang sama,
mempunyai dengan sifat yang sama, mempunyai butir-butir
yang bersih, keras dan awet.
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari butiran yang panjang/
bulat, bahan organik dan bahan pengganggu lain dalam melebihi
batas toleransi.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 61
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2. Agregat kasar harus bergradasi merata dan memenuhi syarat


gradasi
Tabel 4. 5 Gradasi agregat kasar
Prosentase Lolos
Saringan
2" sampai No. 4 1-1/2" sampai No. 4 1" sampai No. 4
Saringa (50.8 mm- (25.0 mm-
Ukuran n 4.75mm) (38.1 mm-4.75mm) 4.75mm)
in. mm # 3 # 57 #4 #7
1-1/2"-3/4" 3/4"- #57 1" No.4
2"-1" 1"-No.4 No.4

2-1/2 63 100 --- --- --- ---


90-
2 50.8 100 --- 100 --- ---
1-1/2 38.1 35-70 100 90-100 --- 100
1 25.0 0-15 95-100 20-55 100 95-100
3/4 19.0 --- --- 0-15 90-100 ---
1/2 12.5 0-5 25-60 --- --- 25-60
3/8 9.5 --- --- 0-5 20-55 ---
No. 4 4.75 --- 0-10 --- 0-10 0-10
No. 8 2.36 --- 0-5 --- 0-5 0-5

Dalam menetapkan ukuran maksimum batuan harus


mempertimbangkan jarak bersih antar tulangan pada setiap
struktur beton.
3. Kekerasan agregat kasar harus memenuhi kehilangan berat ≤
30% Uji Abrasi Los Angeles (AASHTO T-96) dan fraksi halus
harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih dari 12% dengan
sodium sulfat atau 15% dengan magnesium sulfat melalui uji
AASHTO T 104.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 62
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

4. Kadar zat pengganggu dalam agregat kasar tidak melebihi batas


dalam Tabel 4.6. Penanganan zat pengganggu lebih yang tidak
tercakup dalam tabel harus ditentukan sesuai petunjuk Kosultan
Manajemen Konstruksi.
Tabel 4. 6 Batas zat pengganggu dalam agregat kasar

Keterangan :

Untuk agregat pecah, jika material yang lebih halus di


saringan 0.075 mm terdiri dari debu yang butirannya bersih
dari lempung dan serpihan (shale), maka prosentase ini dapat
dinaikkan menjadi 1.5.
Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas
tanur tinggi
Uji material yang lebih halus dari saringan 0.075 mm harus
dilakukan menurut JIS A-1103 (Metode Tes Jumlah Material
Lewat Saringan 0.074 mm dalam Agregat) atau AASHTO T-
11. Uji partikel halus harus dilakukan sesuai JIS A-1126
(Metode Uji Partikel Halus dalam Agregat Kasar digunakan
Scratch Tester) atau AASHTO T-112.
g. Pengujian agregat
Sebelum digunakan, hasil uji agregat dari setiap sumber harus
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Uji agregat yang
sedang digunakan harus berdasarkan perintah Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2.2.2.Peralatan Dan Alat-Alat Bantu

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 63
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Peralatan dan alat bantu untuk menangani material dan pelaksanaan


pekerjaan, dengan jenis, kapasitas dan kondisi mekanis yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi, harus sudah berada di lokasi kerja
sebelum pekerjaan dimulai.
Jika peralatan itu tidak dipelihara kebaikan kerjanya, atau jika
peralatan itu terbukti tidak memadai, ketika digunakan oleh
Kontraktor untuk mencapai hasil yang ditentukan, peralatan tersebut
harus diperbaiki, atau diganti atau ditambah, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
a. Batching plant dan peralatannya
1. Umum
Semua material untuk campuran harus ditakar perbandingannya
menurut berat. Batching Plant harus dilengkapi bin, hopper
timbangan dan timbangan agregat halus dan untuk masing-
masing fraksi untuk agregat kasar. Jika digunakan semen curah,
maka harus disediakan bin (tempat penyimpanan), hopper dan
timbangan semen. Tempat penyimpanan harus kedap air.

Perlengkapan untuk mencampur komponen lain dari campuran


harus disediakan pada batching plant sesuai permintaan
Konsultan Manajemen Konstruksi, bisa jenis stasioner atau jenis
yang dapat berpindah-pindah. Alat tersebut harus selalu dijaga
agar sesuai ketentuan mekanisme penimbangan yang benar.
2. Bin dan hopper
Pada batching plant harus disediakan bin dengan kompartemen
(ruang) terpisah yang memadai untuk agregat halus dan setiap
fraksi agregat kasar. Setiap kompartemen harus dapat
mengeluarkan material secukupnya dengan lancar ke hopper
timbangan. Harus disediakan alat kontrol sehingga begitu
jumlah yang dikehendaki dalam hopper timbangan hampir
terpenuhi, material mengalir pelahan dan berhenti setelah

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 64
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

jumlahnya tercapai. Untuk membuang kelebihan jumlah


material dalam hopper, harus disediakan lubang/ sarana lain.
Hopper timbangan harus dapat mengosongkan seluruh material
tanpa sisa.
3. Timbangan
Timbangan agregat dan semen harus dari tipe palang (beam
type) ataupun tipe cakram non-pegas. Alat timbangan harus
mempunyai ketetapan sampai 0.5% untuk berbagai pemakaian.
Untuk memeriksa ketepatan harus disediakan sepuluh anak
timbangan, masing-masing 25 kg. Tiang tumpu, gandar dan
suku cadang lainnya yang terbuka harus selalu bersih.

Jika menggunakan timbangan palang (beam type) harus ada alat


yang dapat menunjukkan bahwa beban dalam hopper timbangan
hampir mencapai berat yang diinginkan. Alat petunjuk ini harus
bisa menunjukkan angka timbangan sekurang-kurangnya 100 kg
sampai beban ekstra 25 kg.
Semua alat penimbang dan penunjuk harus bisa dilihat
keseluruhannya oleh operator pada waktu mengisi hopper, dan
memungkinkannya sambil harus bisa menangani alat kontrol.
Semen dapat diukur menurut beratnya, atau menurut zak
standar. Jika diukur menurut beratnya, harus disediakan hopper
dan timbangan tersendiri dilengkapi alat untuk mentransfer
semen dari hopper ke timbangan. Penanganan harus dilakukan
sebaik-baiknya.
Penakaran harus sedemikian agar berat material hasil campuran
sesuai ketentuan, dengan toleransi 1% untuk semen dan 2%
untuk agregat.
b. Mixer
1. Beton harus diaduk dalam pengaduk campuran (batch mixer).

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 65
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pengadukan dapat dilakukan dilokasi kerja, dipusat pengadukan


atau diperjalanan. Tiap mixer harus tertera lempeng logam dari
pabrik yang menu-njukkan kapasitas drum dalam volume
adukan dan kecepatan rotasi drum.
2. Mixer yang berada di lokasi kerja harus tipe drum yang mampu
mengaduk semen, agregat dan air secara merata dalam waktu
tertentu dan mengeluar-kan adukan tanpa segregasi.
Mixer harus dilengkapi hopper pengisi yang memadai, tempat
air dan alat pengukur air dengan ketepatan sampai 1%. Harus
dilakukan kontrol agar air hanya bisa dipakai jika mixer sedang
berisi. Level Pembuangan harus bisa terkunci secara otomatis
sampai campuran teraduk dalam waktu tertentu setelah semua
material berada dalam mixer. Juga harus disediakan alat
pengeluaran beton ke atas jalan. Dalam interval tertentu mixer
harus dibersihkan, mata pisau (bladé) pick-up dan throw-over
dalam drum harus diganti jika mengalami keausan 10%.
3. Central Plant Mixer
Mixer harus tipe drum, yang bisa mengaduk agregat, semen dan
air secara merata dalam waktu tertentu, dan bisa mengeluarkan
adukan tanpa terjadi segregasi. Central plants mixer harus
dilengkapi alat kontrol timing yang dapat mencegah material
campuran keluar sebelum waktu pengadukan terpenuhi.
Sistem penyaluran air untuk mixer bisa memakai tank pengukur
yang ditera atau meteran, dan tidak harus menjadi bagian
integral dari mixer.
Setiap interval waktu tertentu mixer harus selalu dibersihkan.
Keadaan bagian dalamnya harus diperiksa setiap hari. Mata
pisau (blade) pick-up dan throw-over dalam drum harus diganti
jika jangkauan kedalamannya menyusut 10 %.
4. Truck Mixer atau Transit Mixer

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 66
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Mixer harus dilengkapi alat penghitung bertenaga listrik untuk


memperlihatkan jumlah putaran drum atau mata pisaunya dan
alat penghitung harus dihidupkan bersamaan dengan dimulainya
pengadukan pada kecepatan tertentu. Isi mixer tidak boleh lebih
60% volume kotor drum. Mixer harus bisa mengaduk material
secara merata dan bisa mengeluarkan beton secara merata tanpa
segregasi.
Kecuali jika akan dipakai hanya sebagai agitator truck mixer,
harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air untuk setiap
takaran. Jumlah air yang dicapai harus sesuai ketentuan dengan
toleransi lebih kurang 1%.

c. Vibrator
Kecuali ada ketentuan lain, beton harus dipadatkan (consolidated)
dengan vibrator mecanic yang bekerja didalam beton. Jika perlu,
vibrasi harus dibantu pemadat tangan dengan alat yang memadai
dan menjamin kepadatan yang memadai.
Tipe vibrator yang digunakan harus disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi dan mempunyai frekuensi minimum 3500
getaran per menit dan harus bisa membuat beton menjadi merosot 2
cm pada daerah dengan radius 45 cm. Jumlah vibrator harus cukup
untuk memadatkan beton secara memadai dalam waktu 10 menit
setelah dicor ke cetakan dan selain harus disediakan vibrator
cadangan.
d. Cetakan
1. Cetakan harus terbuat dari kayu atau logam, harus sesuai dengan
bentuk, garis dan ukuran yang ditentukan dalam Gambar dan
harus kokoh sehingga bentuk tidak berubah jika diisi, atau
karena pengeringan dan pembasahan, vibrasi dan lain-lain.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 67
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2. Cetakan harus dilengkapi dengan rangka, penjepit, penopang,


dan alat lain, agar posisi dan bentuknya tetap sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar.

3. Cetakan harus bisa dibongkar dengan mudah dan aman.


Sambungan pada tepi atau bidang harus horizontal atau vertikal
setepat mungkin, dan harus cukup rapat agar material tidak
bocor.

4. Cetakan lengkung harus beradius sesuai dengan ketentuan


gambar, dan cetakan fleksibel yang memadai harus dibuat sesuai
dengan radius tersebut.
5. Setelah cetakan terpasang pada tempatnya, Konsultan
Manajemen Konstruksi harus memeriksa dan menyetujuinya,
sebelum beton dituang.
6. Cetakan harus bebas dari debu, pelumas,atau bahan asing
lainnya.
Dilarang menggunakan material atau cara yang mengakibatkan
material melekat pada beton atau menghitamkan beton. Cetakan
harus diminyaki sebelum tulangan baja dipasang dan selain itu,
cetakan kayu harus disirami air segera sebelum beton dicor.
e. Penakaran dan Pengangkutan material
Untuk pengadukan ditempat kerja, agregat harus diangkut dari
batching plant ke mixer dalam bak takaran, bak kendaraan, atau
kontainer lain yang kapasitas dan konstruksinya memadai untuk
mengangkut material. Pemisahan kelompok material harus
memadai sehingga material tidak bocor dari satu kompartemen ke
kompartemen lain selama dalam perjalanan atau waktu
dikeluarkan.
Semen yang masih dalam wadah aslinya dapat ikut diangkut di atas
agregat. Jumlah zak semen yang ditentukan untuk setiap kelompok

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 68
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

material harus disimpan diatas agregat untuk kelompok itu. Semen


dari zak harus ditumpahkan ke agregat sebelum dituang ke mixer.

Kelompok-kelompok material harus dituang ke mixer secara


terpisah dan utuh. Setiap kontainer kelompok material (batch)
harus dituang sampai kosong ke mixer tanpa kehilangan semen,
tercampurnya atau kebocoran material dari satu kompartemen ke
kompartemen lain.
2.3 Lean Concrete
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan pekerja, peralatan, material, dan pelaksanaan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan lapisan pemeliharaan
(levelling course) dan pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete,
termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan agregat,
pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan, pemadatan, finishing,
pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan insidenal lainnya yang berkaitan. Semua
pekerjaan harus dilaksanakan sesuai Gambar, Spesifikasi dan instruksi Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2. Lapisan Alas
Bila wet lean concrete ini ditentukan untuk levelling course, maka sebelum
dilaksanakan, lapisan alas harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas atau bahan
asing lain dan diperiksa kepadatannya, kerataan finishing dan permukaannya oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Daerah yang tidak memenuhi ketentuan
Spesifikasi harus dibongkar, diperbaiki atau direkonstruksi sebagaimana perintah
Konsultan Manajemen Konstruksi. Tidak ada pembayaran langsung untuk
pekerjaan pembongkaran, perbaikan atau rekonstruksi merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
3. Lapisan Alas Pasir (Sand Bedding)
Jika wet lean concrete ditentukan untuk pekerjaan pelebaran jalan, maka beton itu
harus diletakkan diatas alas yang sudah rata terdiri pasir alam setebal 10 cm. Pasir
alam yang tertinggal (tidak lolos) saringan No. 200 dan yang fraksi halusnya non-

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 69
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

plastis, dapat digunakan. Pasir dengan kadar air yang memadai dihampar diatas
subgrade dan diratakan. Alas yang sudah rata harus dapat dipadatkan dengan
roller paling besar yang dapat dipakai.
Sebelum pengerjaan wet lean concrete, alas pasir harus dibasahi dengan air.
4. Material
Agregat, semen dan air harus memenuhi ketentuan Pekerjaan Beton Spesifikasi.
Ukuran maksimum agregat harus dipilih oleh Kontraktor sesuai kebutuhan
pemakaian wet lean concrete harus disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Perbandingan Campuran
Perbandingan jumlah semen dan agregat kering jenuh (saturated surface dry
condition) harus memadai untuk memenuhi ketentuan kuat pecah beton menurut
spesifikasi ini dan untuk menjaga konsistensi campuran. Maka lean concrete
dibuat mutu beton dibuat K100.
5. Slump
Maksimal Slump untuk beton LC (Lean Concrete) adalah 7,5 cm ( 6 ± 1,5 cm )
6. Cetakan (Acuan)
Wet lean concrete untuk levelling course harus dituang dalam cetakan baja atau
kayu secara cut-off screeding, dengan landai dan elevasi tertentu.
7. Sambungan
Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang-kurangnya 20 cm dari
sambungan longitudinal perkerasan beton yang akan dihampar di atasnya.
Sambungan konstruksi melintang harus dibuat pada akhir setiap pekerjaan pada
hari itu, dan harus membentuk permukaan vertikal melintang yang benar.
8. Pencampuran, Pengangkutan, Penghamparan Dan Pemadatan
Wet lean concrete harus dicampur, diangkut, dituang, disebar dan dipadatkan
menurut pekerjaan Beton
9. Finishing
Setelah pemadatan, diratakan sampai bidang dan elevasi benar, wet lean concrete
harus dilepa (floating) sampai permukaan rata dan tak ada permukaan yang lebih
rendah atau daerah terbuka. Kemudian permukaan harus diuji dengan paling

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 70
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

sedikit dua kali geseran mal datar (straight-edge) dengan jikah mal tidak kurang
dari 3 m.
10. Pemeliharaan Beton (Curing)
Wet lean concrete harus dirawat, setelah finishing selesai tidak kurang dari 7 hari.

Pemeliharaan permukaan harus dilaksanakan dengan salah satu


metode berikut :
a. Dilapisi penutup sampai lapisan perkerasan berikutnya dihamparkan
dengan lembaran plastik kedap air, dijaga agar tidak lepas dari
permukaan dan dengan sambungan yang saling menindih (overlap)
sekurang-kurangnya 300 mm dan dijaga sedemikian untuk
mencegah penguapan.
b. Seluruh permukaan disemprot merata dengan white pigmented
curing compound. Saluran permukaan disemprot air secara
kontinyu dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa
pemeliharaan.

11. Pengujian Kekuatan


Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton
(compressives strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm,
yang dibuat dari beton material wet lean concrete yang diambil di
lapangan.

Satu silinder mewakili 50 m wet lean concrete yang dihampar dan


tidak kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap hari.
12. Ketentuan Kuat Pecah Beton (Crushing Strenght)

Kuat pecah beton rata-rata pada umur 7 hari dari setiap kelompok
(group) contoh (spesimen) diambil setiap pelaksanaan tidak kurang
dari 30 kg/ cm².

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 71
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Jika rata-rata kuat pecah beton pada lebih dari satu kelompok diantara
lima kelompok yang berurutan ternyata kurang 30 kg/ cm², maka
kadar semen harus ditambah sesuai dengan persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi, sampai hasilnya menunjukkan bahwa
campuran tersebut memenuhi syarat.
2.6 Baja Tulangan
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pembuatan dan pemasangan
batang- batang baja tulangan dengan tipe dan ukuran yang sesuai
dengan spesifikasi, Gambar dan petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2. Material
Baja tulangan harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi berikut ini.
a. Batang berdiameter 10 mm atau kurang :

SII 0136-80 (Grade BJTP 24); JIS G 3112 (Grade SR 24) atau
AASHTO M-31 (Grade 40).
b. Batang berdiameter 10 mm atau lebih :
SII 0136-80 (Grade BJTP 40); atau JIS G 3112 (Grade SD 40A)
atau AASHTO M-31 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus
mengikuti AASHTO M 55.
Baja tulangan tidak boleh disimpan, diletakkan diatas tanah dan
harus disimpan dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja
tulangan ulir harus diangkut dan dipelihara lurus atau
dibengkokkan dengan bentuk seperti terlihat pada Gambar. Tidak
boleh dibengkok-luruskan kembali atau dibengkok dua kali pada
titik baja tulangan yang sama.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembuatan (pabrikasi)

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 72
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Batang-batang tulangan harus dibuat secara akurat menurut bentuk,


ukuran sesuai gambar dan pengerjaannya jangan sampai meruzak
material baja itu
2. Sebelum dipasang di lapangan harus diuji, diadakan uji
pembengkokkan batang tulangan dengan beberapa diameter lengkung
pembengkokkan, dan harus dilakukan sedemikian agar sifat baja tidak
berubah.
3. Kecuali jika ditentukan lain, semua batang tulangan yang harus
dibengkok maka harus dibengkok dalam keadaan dingin, jika batang
tulangan dibengkok dengan pemanasan, maka cara pengerjaan harus
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi dan harus dilakukan
sedemikian agar sifat fisik baja tidak berubah.
4. Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan.
Batang tulangan yang telah tertanam sebagian dalam beton tidak boleh
dibengkokkan, kecuali jika tertera dalam gambar atau ada ketentuan
lain.
5. Untuk pemotongan dan pembengkokkan, harus disediakan pekerja
yang ahli dan alat-alat yang memadai.
6. Jika Konsultan Manajemen Konstruksi perlu memeriksa mutu
batang tulangan, Kontraktor harus menguji mutu batang tulangan atas
biaya sendiri menurut ketentuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pemasangan
1. Sebelum dipasang, batang tulangan harus dibersihkan dari karat,
kotoran, lumpur, serpihan yang mudah lepas dari cat minyak
atau bahan asing lainnya yang dapat meruzak ikatan.
2. Batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan semestinya
sehingga tetap kokoh waktu beton dicor. Batang tulangan yang
dibutuhkan untuk keperluan sehubungan dengan cara
pelaksanaan struktur, jika perlu harus digunakan.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 73
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3. Batang tulangan harus diikat setiap titik pertemuan dengan


kawat besi yang diperkuat dengan Ø 0.9 mm atau lebih atau
dengan jepitan yang sesuai.
4. Jarak batang-batang tulangan dari cetakkan harus dijaga agar
tidak berubah, dengan gantungan logam (metal hanger), balok
adukan penopang dari logam, atau penopang lainnya yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Setelah ditempatkan, batang-batang tulangan harus diperiksa
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi jika batang tulangan
telah terlalu lama terpasang, harus dibersihkan dan diperiksa lagi
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum dilakukan
pengecoran beton.
c. Penyambungan
1. Jika batang tulangan harus disambung pada titik-titik selain
yang ditentukan Gambar, kedudukan dan cara penyambungan
harus didasarkan pada perhitungan kekuatan beton yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Pada sambungan melingkar, batang harus dilingkarkan dengan
panjang tertentu dan diikat kawat pada beberapa titik temu
dengan kawat besi diameter yang lebih besar dari 0.9 mm.
3. Batang tulangan yang tampak, yang harus disambung nantinya,
harus dilindungi dengan semestinya dari keruzakan dan karat.

4. Pengelasanbaja tulangan harus dikerjakan hanya jika ada


detailnya dalam gambar, atau ada izin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Penggantian batang tulangan dengan ukuran yang berada dari
ketentuan dapat dilakukan jika ada izin khusus dari Konsultan
Manajemen Konstruksi. Jika batang tulangan harus diganti,
pengganti harus sama atau lebih besar.
2.4 Sambungan (Joint)

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 74
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari pemasokan dan pemasangan
sambungan yang terbuat dari logam atau elastomer, setiap bahan
pengisi (filler) dan penutup (sealer), untuk sambungan antar
struktur sesuai Gambar dan sebagaimana instruksi oleh Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Penutup sambungan/joint yang dituang harus terbuat dari suatu
campuran yang membentuk suatu bahan yang bersifat kenyal dan
lekat, yang secara efektif dapat menutup dan melindungi
sambungan beton terhadap masuknya air dan benda asing lain serta
tidak akan melekat pada ban kendaraan akibat naiknya temperatur
perkerasan. Bahan penutup sambungan harus mempunyai
konsistensi yang merata selama pelaksanaan penuangan sehingga
mampu secara sempurna menutup celah sambungan tanpa
mengakibatkan terbentuknya rongga udara yang besar dan terputus
atau rusaknya bahan penutup.
Joint/ sambungan ditempatkan sesuai gambar detail. Pada gambar
sambungan ekspansi melintang dan sambungan konstruksi yang
tegak lurus sambungan memanjang dan menerus dari tepi yang satu
ke tepi perkerasan yang lain dari seluruh pelat perkerasan yang
terhubung sebagai satu unit perkerasan.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja
1. Kontraktor harus menyerahkan rincian dari semua bahan
pengisi (filler) penutup (seal) sambungan yang diusulkan untuk
digunakan untuk mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi.
2. Kontraktor harus menyerahkan rincian sambungan lengkap
untuk mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi, termasuk gambar kerja dan sertifikat pabrik untuk

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 75
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

produk dan bahan yang digunakan didalamnya. Rincian setiap


modifikasi terhadap pekerjaan struktur harus juga diserahkan.
c. Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
1. Bahan pengisi sambungan (joint filler) yang belum mengisi
celah sambungan sampai penuh sebelum penutupan (sealing)
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan pengisi sampai
penuh.

2. Penutup (sealer) yang gagal mengeras, mengalir atau


bergelembung harus dikeluarkan dan diganti.
Sambungan yang ruzak sebelum, selama atau sesudah
pemasangan yang disebabkan oleh kelalaian dalam
penanganan, penyimpanan, pemasangan atau operasi
selanjutnya di lapangan harus dikeluarkan dan diganti. Semua
sambungan tersebut harus diperiksa pada saat tiba di tempat
kerja dan setiap keruzakan harus dilaporkan secara tertulis
kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Bagaimanapun juga, Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk melindungi dan menjaga keamanan sambungan tersebut
selama periode Kontrak.

Sambungan (Joint)
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan ditempatkan seperti
yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi
agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum
ditutup dengan bahan pengisi.
a. Sambungan Ekspansi (expansion joints)
Batang baja ulir (deformed) dengan panjang, ukuran dan jarak
seperti ditentukan dalam gambar, dipasang dengan besi penahan
(chair) atau penahan lainnya yang disetujui, untuk mencegah
perubahan. Jika tertera dalam Gambar dan jika lajur perkerasan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 76
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan


untuk membentuk "keyway" (takikan) sepanjang sambungan
konstruksi.
b. Sambungan Konstruksi (construction joints)
Batang baja ulir/ Dowel dengan panjang, ukuran dan jarak seperti
yang ditentukan dalam gambar, dipasang dengan besi penahan
(chair) atau penahan lain yang disetujui untuk mencegah
perubahan. Jika tertera dalam Gambar dan jika lajur perkerasan
yang berdekatan dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan
untuk membentuk "keyway" (takikan) sepanjang sambungan
konstruksi.
Sambungan-sambungan darurat pada perkerasan beton hanya boleh
dipasang jika terjadi keruzakan mesin atau cuaca yang merugikan
dan tidak boleh dibangun/dibuat kurang dari 3 m dari suatu
sambungan ekspansi atau kontraksi. Sambungan darurat tersebut
harus dibentuk dengan bantuan suatu bagian acuan yang dibor dan
dibelah (splít cross) melalui mana tulangan biasa dan batang
pengikat harus lewat. Sambungan-sambungan yang dibuat pada
akhir kerja, yang bukan sambungan darurat harus merupakan
sambungan kontraksi atau sambungan ekspansi.
c. Alur Pada Sambungan
Alur dipermukaan beton pada sambungan harus dibentuk dengan
cara yang disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Alur tersebut dapat dibentuk pada waktu beton dalam keadaan
plastis atau digergaji setelah beton mengeras. Bagian alur yang
akan ditutup/ disegel harus mempunyai sisi yang benar-benar
vertikal dan sejajar, kecuali jika cetakan-cetakan khusus digunakan
pada waktu beton dalam keadaan plastis, untuk ini garis sumbu
cetakan harus vertikal.
Jika alur tersebut dibuat dengan digergaji, maka Kontraktor harus
membentuk :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 77
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Sambungan kontraksi
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman yang disyaratkan
dan harus mempunyai lebar yang memadai tidak lebih dari 20
mm.
2. Sambungan ekspansi
Celah-celah harus digergaji sampai kedalaman dan lebar penuh
yang diperlukan untuk segel seperti diperlihatkan dalam Gambar
atau penggergajian awal harus diselesaikan secepat mungkin
waktu 18 jam setelah pemadatan akhir beton.
Alur-alur sambungan ekspansi dan sambungan konstruksi yang
lebih lebar dari 5 mm harus disegel permanen atau sementara
sebelum lalu lintas menggunakan perkerasan yang bersangkutan.
Celah yang kurang lebar harus digergaji sampai lebar dan
kedalam penuh yang disyaratkan dan segera dipasang segel
permanen.
Jika alur dibentuk/ dicetak, Penyedia barang dan jasa harus
memperagakan hingga memuaskan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi bahwa permukaan akhir yang melalui sambungan
tersebut diperoleh dalam batas toleransi
d. Menutup Sambungan (sealing joint)
Sambungan harus ditutup segera setelah proses pemeliharaan
(formula) beton dan sebelum jalan terbuka untuk lalu lintas,
termasuk kendaraan Kontraktor. Sebelum ditutup, setiap
sambungan harus dibersihkan dari material yang tidak dipakai,
termasuk bahan pemeliharaan (membrane curing compound) dan
permukaan sambungan harus bersih dan kering ketika diisi material
penutup.

Material penutup (joint sealer) yang digunakan pada setiap


sambungan harus sesuai yang tertera pada Gambar atau perintah
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 78
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Bahan
a. Struktur Sambungan Ekspansi (Expansion Joint Structure)
Jenis struktur sambungan ekspansi tergantung pada jumlah
pergerakan lantai yang diperlukan dan sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar. Sambungan plat atau siku, baja bergerigi (steel
finger joint), berpenutup neoprene mempunyai bentuk yang
disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi. Bagian baja
dan baut jangkar harus sesuai AASHTO M-120, Klas A. Bagian
logam harus dilindungi terhadap korosi.
b. Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)
Pengisi sambungan harus jenis kenyal yang tidak dikeluarkan
pracetak (premoulded non-extruding resilient type), sesuai
AASHTO M153-84 atau AASHTO M213 - 81.
c. Penutup Sambungan (Joint Sealer)
Bahan untuk penutup sambungan horizontal harus sesuai AASHTO
M173-84 : Hot Poured Elastic Sealer. Sebagai alternatif, penutup
bitumen karet yang dicor panas seperti Expandite Plastic Grade 99
atau yang sejenis dapat digunakan dengan persetujuan Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi. Sambungan vertikal dan miring
harus ditutup dengan sambungan Expandite Plastic, dempul
bitumen, Thioflex 600 dua bagian senyawa polysulfida atau bahan
sejenis yang disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Senyawa dasar sambungan (joint priming compound) harus sesuai
rekomendasi pabrik yang dipilih. Bahan dasar (primer) dan penutup
(sealer) sambungan harus dicampur dan digunakan sesuai petunjuk
pabrik.
d. Waterstops
Jenis dan bahan waterstops harus terinci dalam Gambar atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi.
e. Bahan-bahan Lain

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 79
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Semua bahan lain yang diperlukan untuk sambungan harus sesuai


Gambar dan disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
Joint Sealer
a. Jenis Joint Sealer
Tipe Joint Sealer sebagai berikut :
1. Preformed elastomeric strips;
2. Preformed self-expanding cork strips;
3. Silicone sealants

Penggunaan panas atau dingin dalam Kontraktor dapat meyakinkan


Direksi/ dengan menunjukan demonstrasi dalam memuaskan.
penuangan tidak disetujui, kecuali Konsultan Manajemen Konstruksi cara
instalasi dengan hasil yang
Sebelum menggunakan material tersebut, Kontraktor akan
menyerahkan sertifikat yang menunjukan bahwa material itu
memenuhi syarat dan sesuai ketentuan.
b. Spesifikasi Joint Sealer
1. Preformed Elastomeric Joint Sealer
Preformed elastomeric joint sealers harus memenuhi ketentuan
yang disyaratan dalam ASTM D2628.
Joint sealer harus mempunyai panjang/ dalam yang cukup antara
kedua sisi dinding/ celah beton. Kedalaman keseluruhan tidak
lebih 50 mm ketika sealer mendapat beban/ compressed lateral
maka tidak akan terjadi deflection 50%. Sealer akan mempunyai
daya tahan pada 300 mm interval ± 2 mm dipermukaan surface
pada saat pembuatan.
Preformed elastomeric joint sealer untuk force-deflection
memenuhi persyaratan pada tabel berikut :
Tabel 4. 7 Spesifikasi Force- Deflection pada Joint Sealer
Deflection Based on Nominal Width
(%) Required Force

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 80
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

a. 10 mm and smaller joint sealer:


20 350 N/m min
50 2 100 N/m max
b. 12 mm and larger joint sealer:
20 525 N/m min
50 2 100 N/m max
Spesimens untuk menentukan hubungan original force-deflection
akan menjadi panas didalam tungku/ oven pada saat berumur 70
jam pada 100°C ≤ 50% deflection. Setelah panas memenuhi umur
specimen diperlakukan lagi untuk test force deflection dan harus
memenuhi ketentuan tabel :

Tabel 4. 8 Spesifikasi Force - Deflection setelah 70 jam


Deflection Based on Nominal Width
(%) Required Force
10 mm and smaller joint
sealer:
a. 20 175 N/m min
50 2 100 N/m max
12 mm and larger joint sealer:
b. 20 260 N/m min
50 2 100 N/m max

Lubricant adhesive yang digunakan untuk preformed elastomeric


sealers merupakan campuran yang sama polymer seperti sealer,
dicampur dengan bahan pelarut yang mudah menguap. Hal ini
harus mengikuti tambahan sifat fisik.
• Average net mass per litre : 7.84 % ± 5 %

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 81
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

• Solids content % by mass : 25 ± 3.0 (ASTM D553)


Film strength : 15 Mpa min. tensile strength, 750 %
min.
elongation before breaking.
Sifat merekat lubricant-adhesive seperti dilaksanakan sesuai
peralatan instalasi. Lubricant adhesive digunakan dalam 9 bulan
dari pembuatan, ditunjukan tanggal pembuatan dalam kontainer.
2. Preformed Self-Expanding Cork Joint Sealer
Tabel 4. 9 Persyaratan Cork joint sealers

Penyediaan cork di factory-bonded panjangnya harus sesuai dengan


lebar alur perkerasan untuk joint melintang/ tranversal atau 4 m

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 82
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

panjangnya untuk joint memanjang/longitudinal. Bagian atas


surface dari seluruh self-expanding cork akan di taped.

Minimum 2 minggu sebelum dimulai penempatan beton, harus


menyerahkan contoh material yang diusulkan untuk digunakan
supaya mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi. Contoh harus meliputi lima belas

(15) specimens dari tiap lebar yang ditentukan, masing-masing


menjadi 11 5 mm kedalamannya x 5 mm panjang dan tiga (3)
specimen dari setiap lebar yang ditentukan, masing-masing 40 mm
dalam x 900 mm panjangnya.
3. Silicone Sealants
Silicone joint sealant dibentuk menggunakan silicone sealant
sesuai persyaratan pada tabel berikut dibawah ini. Sedikitnya
empat minggu sebelum instalasi dari pekerjaan sealent,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi,
bukti sertifikat dari lembaga/ badan test yang berwenang yang
dicatatkan dengan menunjukkan bahwa sealent tersebut
memenuhi persyaratan pada tabel dibawah ini. Sambungan
silicon sealent berwarna abu-abu akan disimpan dan di instalasi
menurut petunjuk tertulis dari perusahaan pembuat.
Tabel 4. 10 Persyaratan Silicone Sealants
Test Method Description Requirements
ASTM-D-792 Specific Gravity 1.1 to 1.55
MIL-S-8802 Extrusion Rate 90 to 250 g per min
MIL-S-8802 Tack Free Time 30 to 70 min
ASTM D 2240 Durometer 10 to 25
Extension to 70%
T1192 T1193
Durability Compression to 50%

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 83
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

35N minimum average


ASTM C794
Adhesion to Concrete peel strength
Accelerated Weathering at No cracks, blisters or
ASTM C 793-7
5,000 hours bond loss

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 84
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Tugas dan Tanggungjawab Mahasiswa PKL di Lokasi Proyek


3.1.1 Tugas
Adapun tugas mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:
1. Melakukan pengambilan data dan pengamatan langsung proses
pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan.
2. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan
langsung proses Pengujian Bahan Konstruksi Apron
3. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan
langsung proses pelaksanaan pengerjaan Apron
4. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan
langsung proses pekerjaann Perkerasan Beton

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 85
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3.1.2 TanggungJawab
Adapun tanggungjawab mahasiswa PKL pada loksi proyek adalah:
1. Melaksanakan Kegiatan PKL dengan sebaik-baiknya sehingga
tidak merugikan pihak lain dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Mataram.
2. Terlibat secara langsung dalam proyek sejauh mungkin dalam
batas-batas wewenang yang diberikan sesuai dengan arahan dari
Pembimbing Lapangan maupun penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

3.2 Detail Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


3.2.1 Umum
Tahap pelaksanaan merupakan tahap yang sangat penting sebagai
kelanjutan dari tahap perencanaan dimana pada tahap ini merupakan
aplikasi dan penerapan langsung di lapangan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya dengan pengawasan dari tim
supervise. Dalam pelaksanaan ini ada kalanya diperlukan satu
perubahan desain maupun jenis pekerjaan karena kondisi lapangan
yang jauh berbeda dari apa yang direncanakan sebelumnya. Hal ini
dapat terjadi karena disebabkan oleh faktor salah satunya yaitu
waktu perencanaan dan waktu pelaksanaan yang mempunyai masa
tenggang yang cukup lama. Perwujudan suatu pekerjaan dilapangan
akan dapat berjalan sesuai rencana, dengan apabila didukung oleh
keterampilan, produktifitas, dan efektifitas yang tinggi dari atau
instansi yang mengelola pekerjaan tersebut.
Pada tahap ini yang memegang peranan penting adalah kontraktor.
Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan terkait oleh perjanjian-
perjanjian yang disetujui bersama dalam proses penunjukannya
sebagai pelaksana pekerjaan. Masa atau waktu pelaksanaan ini
adalah 390 (tiga ratus sembilan puluh) hari kalender.
3.2.2 Detail Pelaksanaan Proyek

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 86
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Didalam pelaksanaan proyek terdapat beberapa proses


pekerjaan yang dilaksakan, berikut pekerjaan yang dilaksanakan :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Perkerasan Beton

3.2.2.1 Pekerjaan Persiapan


Pada umumnya pekerjaan persiapan ini akan merincikan
kira-kira apa saja yang perlu dilaksanakan dan apa saja yang
harus dipersiapkan sehingga nantinya pada saat pekerjaan
sudah mulai dilaksanakan, semua kebutuhan dan keperluan
sudah tersedia dengan jumlah dan waktu yang tepat. Dalam
pekerjaan persiapan pihak kontraktor harus sudah
mempersiapkan segala hal dalam pelaksanaan pekerjaan
persiapan. Berikut terurai pekerjaan antara lain :

1. Direksi Keet
Kontraktor diwajibkan membuat Direksi Keet
dengan luas ± 30 m² dan gudang bahan. Spesifikasi
pembuatan Direksi Keet harus disesuaikan dengan gambar
rencana dan disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Direksi Keet terdiri dari pondasi batako, dinding
triplek, rangka kayu borneo, atap seng gelombang dan
lantai diplester.
Perlengkapan pada Direksi Keet terdiri dari
beberapa set meja, kursi tamu, papan tulis/ white board,
filing kabinet, gambar rencana, time schedule, grafik
cuaca, buku tamu, buku harian dan mingguan standar
2. Pemasangan Patok dan Pengukuran

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 87
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

a.Persyaratan umum untuk pengukuran dan persiapan


kerja.
1. Perlindungan terhadap titik acuan (reference point)/
marka yang diperlukan;
2. Pelakukan semua pekerjaan dengan hati-hati dalam
rangka melindungi/ mempertahankan semua
benchmarks, monumen dan titik acuan lain;
3. Jika ternyata ada ”reference marks or point” tergeser
atau terganggu maka Kontraktor harus melaporkan
ke Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi dan
secara hati-hati memasang kembali sesuai dengan
petunjuk Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Persyaratan umum
1. Yang menjadi lingkup pekerjaan pengukuran meliputi
“Tranverse Survey, Center Line Survey, Profile
leveling cross section survey and existing services
survey” pada lokasi yang menjadi lingkup pekerjaan
dalam kontrak untuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan lebih lanjut. Semua hasil pengukuran dan
informasi ketinggian harus di transfer dalam bentuk
gambar dan disampaikan kepada Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan. Jika hasil pengukuran dan gambar
sudah benar/ akurat dan memuaskan Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi serta Kontraktor
akan menanda tangani gambar tersebut, dimana
gambar tersebut harus menjadi acuan pelaksanaan;
2. Pelaksanaan pengukuran harus dilakukan oleh
personil dalam kendali langsung oleh tenaga ahli
pengukuran (geodetic engineer) dan mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Direksi.
c. Benchmarks existing

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 88
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Sistem koordinat X dan Y sesuai dengan gambar


rencana;
2. Terdapat beberapa Benchmarks di lokasi proyek
seperti yang terdapat pada gambar rencana yang
dapat dipakai sebagai acuan.
d. Metoda pengukuran
Kontraktor harus menyampaikan proposal metoda
pelaksanaan pengukuran dimana metoda tersebut harus
dilaksanakan mengikuti standar internasional.
Pelaksanaan pengukuran belum dapat dimulai sebelum
proposal metoda pelaksanaan tersebut disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi dan Direksi. Kontraktor
harus memperhatikan hal-hal dibawah ini selama
melaksanaan pengukuran, yaitu :
1.Tranverse Survey
 Semua ukuran harus dimulai dan berakhir pada
benchmark yang pertama
- ”triangle survey adopting a tranverse
method” harus digunakan untuk
menentukan titik awal untuk setiap
pengukuran area;
- sudut horizontal harus diukur tiga kali untuk
kedua arah jarum jam dan berlawanan jalur
jam dan sudut yang dipakai adalah rata-
rata dari enam pembacaan;
 Pengukuran jarak harus dilakukan dua kali. Rata-
rata dari dua pengukuran yang diambil sebagai
ukuran jarak. Hal ini apabila dua ukuran tersebut
tidak berbeda melebihi dari toleransi standard;
 Kesalahan ”angular and linier” akhir tidak boleh
melebihi ketentuan-ketentuan standar.
2.Levelling Survey
 ”Levelling Survey” harus dimulai dan berakhir
pada bench mark yang permanen;

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 89
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Toleransi kesalahan akhir tidak boleh melebihi dari


10 √D dalam satuan mm, dimana D adalah jarak
loop (loop distance) dalam km;
 Akurasi peralatan harus dalam batas toleransi
spesifikasi produsen/ pabrik peralatan.
3. Centerline Survey and Profil Levelling
 Kontraktor harus memasang patok, paku untuk
memudahkan penentuan lokasi dari titik awal dan
levelling pada setiap interval 20m sepanjang
”center line” dari area pengukuran;
 Semua elevasi dari titik-titik ini dan titik-titik yang
mengalami perubahan elevasi, tepi perkerasan
dan bangunan sepanjang Cross Section Levelling
harus tercatat.
4. Cross Section Levelling
 ”Cross Section Levelling” harus dilaksanakan
tegak lurus terhadap arah “center line” yang telah
ditentukan untuk setiap pengukuran kawasan
pada setiap interval 3 m sepanjang “center line”;
 Sepanjang arah tegak lurus “center line” elevasi/
level harus diukur setiap interval 5 m dan setiap
perubahan titik/ point, tepi perkerasan, struktur lain
seperti drainase, pagar dan lain-lain.
5. Penyusunan Data dan Pembuatan Peta (Compiling
and Mapping)
 Data pengukuran lapangan harus disusun dan
diproses dengan cara yang akan dijelaskan berikut
ini;
 Data pengukuran selanjutnya diketik dan ditanda
tangani oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
(field supervisor), harus berisi item-item berikut :
- Nama dan koordinat dari benchmark yang
digunakan sebagai titik acuan (referensi

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 90
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

acuan) untuk pertalian dan titik utama


(linkage and principal points)
- Perhitungan ketidakcocokan evaluasi
antara elevasi point utama awal dan
elevasi point utama akhir;
- Nama dan tipe peralatan yang dipakai;
- Ukuran panjang poligon;
- Metoda perhitungan sudut dan koreksi
poligon;
- Lokasi peta dan benchmark harus tampak
dalam gambar;
- Semua sketsa lapangan dan hasil
perhitungan;
- Koordinat, elevasi titik kritis/ utama &
kemiringan elevasi titik pertemuan selama
pelaksanaan survey lapangan, termasuk
titik awal dan titik akhir pada area survey;
- Hasil pengukuran harus diproses untuk
menunjukan semua level, kontur setiap 25
cm interval dan data lapangan dan diplot
pada gambar dengan ukuran A1 dengan
skala sebagai berikut :
Layout Plan Skala 1 : 1000,
Profil Skala Vertikal 1 : 100, Horizontal 1 :
1000,
Pot. Melintang Skala 1 : 100 untuk vertikal :
horizontal.
e. Benchmarks Sementara
Setiap interval 500 m harus dibuatkan benchmarks
sementara. Lokasi dan konstruksi benchmarks
sementara harus mendapat persetujuan dari Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Persyaratan Gambar Topografi

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 91
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Selama satu minggu sesudah pelaksanaan pengukuran


selesai.
2. Kontraktor harus sudah menyampaikan gambar blue
print tiga set ke Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk pengecekan dan persetujuan/
approval;
3. Setelah disetujui Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi, Kontraktor harus menyampaikan gambar
topografi hasil pengukuran ke Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Direksi sebanyak 5 (lima) set blue print
dan 1 (satu) set asli kalkir;
4. Lima set blue print gambar topografi, dijilid rapi
dengan cover yang disetujui Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi.
g. Kontraktor harus menyediakan patok dari kayu kaso
ukuran 4-6 cm, tinggi 200 cm atau sesuai kebutuhan,
dicat warna putih dan hitam, tiap satu km dibutuhkan 80
buah patok
h. Pengukuran dilakukan Kontraktor bersama Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi dari mulai STA. awal
sampai STA. akhir.
3. Papan Nama Proyek
Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek
berukulan 120 x 80 cm yang terbuat dari triplek, diberi
rangka kayu kaso ukuran 4 - 6 cm, dan tiang dengan
ukuran 5 - 7 cm dicat dengan warna yang sesuai dengan
gambar rencana dan diberi penamaan sesuai informasi
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi.
1.1.1 Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini bertujuan untuk menyesuaikan tanah yang semula
tanah sawah yang bersifat ekspansif menjadi tanah dengan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 92
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

spesifikasi yang dibutuhkan dan memenuhi standar untuk


pembangunan sebuah bandara internasional. Pekerjaan tanah ini
meliputi :
1. Persiapan
Pada proses persiapan ini meliputi pembersihan ( clearing ),
penggusuran (Grubbing), Pengupasan Tanah Bagian Atas
(Stripping Top Soil), penempatan Tanah Buangan, Pengukuran,
Pembayaran.
2. Pekerjaan Galian
Pekerjaan Galian ini terdiri dari penggalian, penangan
pembuangan dan penumpukan tanah/batu atau bahan lain dari
jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yang diterima. Pekerjaan
galian menggunakan excavator dan diangkut menggunakan
Dump Truck ke tempat pembuangan yang telah disediakan.

Gambar 3.1 Pekerjaan Galian Apron

3. Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 93
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pekerjan ini betujuan untuk mengurug dan menimbun


kembali bekas galian tanah pada lokasi yang sudah
ditentukan sesuai dengan yang tercantum digambar. Dalam
pelaksanaan timbunan ini menggunakan Excavator dan
Dump Truck. Pekerjaan timbunan ini terbagi menjadi
beberapa layer dengan dua jenis urugan.
Pekerjaan pemadatan dilakukan dengan cara menggilas,
memukul atau mengolah tanah. Tujuan dari pemadatan ini
untuk meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil daya
rembes air dan memperkecil pengaruh air terhadap lahan.
Pekerjaan pemadatan ini menggunakan Vibro dan Pompa
Air.
Adapun Jenis-jenis Urugan yang digunakan :
1. Urugan Pilihan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan
pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu
yang memenuhi semua ketentuan untuk urugan
biasa dan sebagai tambahan harus memiliki
sifat-sifat tertentu yang terkandung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh urugan
pilihan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-
1989, memiliki nilai CBR paling sedikit 13 %,
dan untuk test sandcone syarat yang ditentukan
> 95%.
2. Sirtu
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini terdiri
dari melengkapi semua perlengkapan peralatan.
serta material/ bahan kerja untuk melaksanakan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 94
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

pembuatan subbase course dengan tebal sesuai


persyaratan kontrak dan spesifikasi serta
gambar-gambar yang dipergunakan dan
disetujui.bila di uji menggunakan test
sandcone syarat yang telah ditentukan
adalah ≥ 95 % dan untuk test CBR syarat
yang telah ditentukan adalah 40%.

Gambar 3.2 pekerjaan Timbunan Apron

Gambar 3.3 Pekerjaan Pemadatan Apron

4. Pekerjaan Lean Concrete

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 95
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pekerjaan ini meliputi penyediaan pekerja, peralatan, material,


dan pelaksanaan semua pekerjaan yang berkaitan dengan
pembuatan lapisan pemeliharaan (levelling course) dan
pekerjaan pelebaran perkerasan dengan wet lean concrete,
termasuk persiapan lapisan alas, pengangkutan dan penyiapan
agregat, pencampuran, pengadukan, pengangkutan, penuangan,
pemadatan, finishing, pengawetan, pemeliharaan dan pekerjaan
insidenal lainnya yang berkaitan. Semua pekerjaan harus
dilaksanakan sesuai Gambar, Spesifikasi dan instruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi. Dalam pekerjaan Lean
Concrete dilakukan beberapa test untuk mendapatkan hasil uji
yang sesuai dengan ketentuan perencanaan diantaranya :
1. Pengujian batu pecah untuk beton
2. Pengujian kuat tarik atau tekuk baja tulangan
3. Pengujian kuat tarik atau geser wiremesh
4. Mix design beton
5. Pengujian kuat tekan beton
Untuk ini harus disediakan silinder test kuat tekan beton
(compressives strength), dengan diameter 15 cm dan tinggi
30 cm, yang dibuat dari beton material wet lean concrete
yang diambil di lapangan.
Satu silinder mewakili 50 m wet lean concrete yang
dihampar dan tidak
kurang dari tiga silinder harus dibuat setiap hari.
6. Pengujian Slump
Pada pengujian slump untuk Lean Concrete maksimal slump
adalah 7,5 cm
(6 ± 1,5 cm). dalam pekerjaan ini membutuhkan Truck
Mixer, Vaper, Vibrator.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 96
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.4 Pekerjaan Lean Concrete

5. Pekerjaan Pemasangan Wiremesh


wiremesh biasanya dipakai untuk tulangan dalam pengecoran
lantai bangunan. Dalam pekerjaan wiremesh ini pekerja
menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak memerlukan tenaga yang
terlalu banyak, tidak hanya itu dilihat dari fakor kekuatannya
wiremesh lebih kuat.
Dalam pemasangan wiremesh ini tidak jauh berbeda dengan
pemasangan besi beton yang dipakai untuk tulangan plat.
Pemasangan wiremesh harus benar-benar diperhatikan
diameter wiremesh yang akan dipasang dengan kebutuhannya.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 97
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.5 pekerjaan pemasangan wiremesh

6. Mutu Beton K-400


Dalam pekerjaan beton K-400 ini menggunakan proporsi dapat
dilihat pada table sebagai beikut :
Tabel 3. 1 Mutu Beton

Mutu Ukuran Rasio Air Kadar Kuat Tekan Karakteritik Min.


Beton Agregat / Semen Semen (kg/cm2)
Benda Uji Benda Uji
Max. Max. Min. Kubus Silinder
(15 x 15 x 15)
(mm) (terhadap (kg/m3 cm3 Ø 15 cm x 30 cm
berat) campuran) 7 day 28 day 7 day 28 day
K600 - - - 390 600 325 500
K500 - 0,375 450 325 500 270 415
37 0,45 356
K400 25 0,45 370 260 400 215 330
19 0,45 400
37 0,45 315
K350 25 0,45 335 230 350 190 290
19 0,45 365
37 0,45 300
K300 25 0,45 320 195 300 165 250
19 0,45 350
37 0,50 290
K250 25 0,50 310 165 250 135 210
19 0,50 340
K175 - 0,57 300 115 175 95 145
K125 - 0,60 250 80 125 70 105

Dalam pengerjaan beton K-400 ini menggunakan Beton Ready


Mix yang dibawa kelokasi menggunakan Truck Mixer. Pada
saat dituangkan sebelumnya dilakukan test slump untuk
mengetahui campuran beton tersebut sudah memenuhi
persyaratan atau belum, guna mengetahui tingkat kecairan
beton.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 98
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.5 Pengecoran Menggunakan Ready Mix

7. Pekerjaan Pemasangan Besi Dowel


Dalam pekerjaan pemasangan besi dowel ini dilakukan
sebelum pengecoran, besi dowel ini berfungsi sebagai penyalur
beban pada sambungan, pemasangannya dilakukan dengan
separuh dari panjang dowel terikat, sementara separuhnya
dilumasi, diberi plastic atau dicat untuk memberikan kebebasan
bergeser (move).

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 99
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.6 Pemasangan Dowel

8. Pekerjaan Pemasangan Joint Sealent


Pemasangan Sealent Beton ini perlu memperhatikan kebersihan
untuk menghindari pencampuran adhesif yang tidak
dikehendaki termasuk dari debu,cat,dan sebagainya. Fungsi
dari joint sealent ini untuk menghindari gesekan akibat beban
pesawat yang melewati beton.

Gambar 3.7 Pemasangan Joint Sealent

9. Pekerjaaan Pemasangan Joint Filler


Pemsangan joint filler ini digunakan sebagai pengisi celah yang
ada disambungan beton,berupa talud beton, beton pada lantai
basement, jalan beton/pavement dan dinding beton.
Joint filler terdiri dari beberapa jenis diantaranya compriband
joint, filler yakni filler pengisi celah yang dikompress pada
satuan roll barang ini bisa mengembang mengikuti muai susut
pada beton berfungsi sebagai pembuat celah sambungan
dilantai beton landasan terbang dan lantai beton industri pabrik.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 100
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.8 Pemasangan Joint Filler

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 101
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Material yang digunakan dalam pelaksanaan pada


kegiatan Pembangunan Drainase Lingkungan Kawasan
Kecamatan Lombok Barat adalah sebagai berikut :
a. Material
1) Krikil Beton
Syarat krikil yang digunaka untuk campuran beton adalah
:
 Krikil harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori.
 Bersifat kekal, artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca
 Krikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% uang
ditentukan oleh berat kering
 Krikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat
merusak adukan beton
 Diameter butir yang digunakan pada campuran ini adalah
maksimal 30mm. Hal ini dimaksudkan agar setelah
pengecoran beton tidak terjadi ruang-ruang kosong.
2) Pasir Beton (PB)
Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras dan
tajam. Pasir beton yang digunakan berukuran antara
0,075-5mm. Sebelum digunakan, pasir beton harus di uji
guna mendapatkan kekuatan beton yang optimal, sehingga
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Pasar beton harus bersih, bila diuji dengan larutan pencuci
khusus, tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan
dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang 70%.
 Kadar butiran yang lewat ayakan 0,063mm (kadar lumpur)
tidak bileh lebih dari 5% berat.
 Angka kehalusan butir (FM) terletak antara 2,2 – 3,2 bila
diuji dengan rangkaian ayakan 0,16 ; 0,315 ; 0,63 ; 1,25 ;

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 102
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

2,50 ; 0,5 dan 10 mm, fraksi yang lewat ayakan 0,3 mm


minimal 15% berat.
 Pasir tidak bileh mengandung zat-zat organik yang dapat
mengurangi mutu beton. Untuk memeriksany pasir
direndam pada cairan 3% NaOH, cairan diatas endapan
tidak boleh lebih gelap dari wara larutan pembanding.
 Kekekalan terhadap larutan Na4SO4; fraksi yang hancur
tidak boleh lebih dari 12% berat. Kekalan terhadap larutan
MgSO4; fraksi yang hancur tidak boleh lebih daro 10%
berat.
 Untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, reaksi pasir
terhadap kali harus negaitf.
3) Pasir Pasang (PP)
Pasir pasang diperoleh dari dua tempat penambangan
yakni pasir gung dan pasir sungai. Untuk pengerjaan
saluran drainase digunakan pasir gunung. Pasir Gunung,
adalah pasir yang diperoleh dari hasil galian, butirannya
kasar dan tidak terlalu keras. Pasir ini mengandung
pozolan (jika dicampur dengan kapur padam dan air
setelah beberapa waktu dapat mengeras sehingga
membentuk suatu massa padat dan sukar dalam air).
4) Pasir Urug
Pasir urug yang di gunakan didatangkan dari daerah
lombok tengah. Hal tersebut karena mobilisasi yang
terjadi antara pengangkutan dari tempat terjadinya
pengerukan hingga ke lokasi pembangunan relatif dekat
sehingga tidak menghabiskan biaya yang relatif tinggi.
5) Portland Cement (PC)
Semen yang digunakan adalah semen Portland kelas 1
merk tiga roda, sesuai dengan ketetapan peraturan dalam

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 103
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

standar Indonesia.Semen merupakan bahan pengikat


antara pasir dan kerikil dalam beton.
6) Sirtu
Sirtu atau pasir batu merupakan hasil akumulasi pasir dan
batuan yang terendap didaerah-daerah relatif rendah atau
lembah. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum
terpadukan dan biasanyatersebar didaerah aliran sungai.
Sirtu berasal dari dua bagianyag berukuran besar
merupakan material dari batuan bel=ku, metamorf dan
sedimen. Sedangkan berukuran halus terdiri dari pasir dan
lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari batuan
induknya bercampur menjadi satu dengan material halus,
kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya
transportasi sehingga material batuan berbentuk elip atau
bulat dengan ukuran mulai kerikil sampai bongkahan.
7) Tanah Urug
Tanah urug yang digunakan ini didatangkan dari daerah
Lombok Tengah. Hal ini di karenakan mobilisasi dari
tempat di ambilnya tanah urug ke lokasi pembangunan
cukup dekat sehingga biaya yang dikeluarkan relatif lebih
sedikit.
8) Aspal Bitumen
Aspal bitumen yang digunakan diperoleh dari PT. Kresna
Jaya.
9) Filler
Filler yang digunakan dalam campuran aspal berasal dari
abu batu. Filler berfungsi untuk :
 Untuk memodifikasi agregat halus sehingga berat jenis
campuran meningkat dan jumlah aspal yang diperlukan
untuk mengisi rongga akan berkurang.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 104
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Filler dan aspal secara bersamaan akan membentuk suatu


pasta yang akan membalut dan mengikat agregat halus
untuk membentuk mortar
10) Air
Air yang dipakai untuk membuat mortar harus dari
sumber yang distejui oleh direksi dan memenuhi pasal 9
Standar Nasional Indonesia (NI-3 PUBI) serta pada waktu
pemakain, air harus terhindar dari bahan-bahan yang dapat
mengotori air bak dalam jumlah besar maupun kecil
sehigga dapat :
1. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen
yang melebihi dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan
dari percobaan kubus lebih dari 20% apabila dites sesuai
dengan standar ASSHTO T26,
2. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran
permukaan mortar yang sedang mengeras, dan
3. Menunjukan reakasi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan
organik, larutan bahan organik tidak boleh lebih dari dari
500 bagian untuk tiap satu juta bagian dalam
berat.Kontraktor harus mengadakan harus mengadakan
percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipaki dan
harus menyerahkan catatan catatan mengenai percobaan
tersebut pada direski untuk persetujuannya sebelum
melakukan pekerjaan beton pada pekerjaan
tetap.Kontraktor harus membuat percobaan yang teratur
dari air beton dan mortar dalam suatu pola dan frekwensi
yang disetujui oleh direksi dan harus memberi kepada
direksi salinan catatan dari setiap hasil percobaan.
11) Papan Kayu Kelas III

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 105
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Papan kayu digunakan sebagai tanda untuk menunjukan


perbedaan elevasi. Papan kayu ini yang digunakan sebagai
penanda suatu pengerjaan ini disebut bouwplank.
Sehingga para pekerja dapat dengan mudah mengenali
penanda yang disediakan.
12) Papan Nama Proyek
Papan nama proyek berguna sebagai rambu-rambu untuk
pemberitahuan bahwa sedang ada pengerjaan proyek.
13) Paku
Paku pada pengerjaan ini digunakan sebagai alat bantu
untuk penanda suatu plank. Paku yang biasanya digunakan
berukuran 12 cm – 15 cm.
14) Solar
Solar merupakan bahan bakar untuk kendaraan berat yang
akan diperbantukan untuk pengerjaan proyek tersebut.
15) Premium
Premium merupakan bahan bakar untuk kendaraan ringan
guna menunjang pengerjaan proyek.
b. Alat – alat Kerja
1) Cangkul
Benda ini digunakan untuk pengerjaan awal yaitu clearing.
Dibutuhkan karena suatu ruas yang akan dikerjakan harus
terbebas dari hambatan seperti semak belukar dan lain
lain.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 106
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.2 Tamper


2) Flat Bed Truck
Truck jenis ini digunakan untuk mengangkut beton
pracetak atau Uditch yang telah siap digunakan.

Gambar 3.3 Flatbed Truck


3) Gergaji Listrik
Biasa disebut gergaji listrik, gergaji ini digunakan pada
saat penebangan pohon-pohon yang relatif besar dan
menghalangi ruas jalan yang akan dilakukan
pembangunan drainase.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 107
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.4 Chainsaw


4) Genset
Genset dibutuhkan ketika pengerjaan membutuhkan aliran
listrik secara tiba-tiba.

Gambar 3.5 Genset


5) Concrete Mixer
Concrate mixer yang digunakan untuk pembangunan
proyek drainase ini yang memiliki kapasistas 250 liter.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 108
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.6 Concrate Mixer

6) Crane
Crane digunakan untuk mengangkat uditch dari tempat
penyimpanan di pinggir ruas jalan menuju galian saluran.

Gambar 3.7 Crane


7) Dump Truck
Merupakan truck pengangkut yang biasanya mengangkut
kerikil, tanah urug, pasir urug, dan material lainnya.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 109
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.8 Dump Truck


8) Excavator
Excavator digunakan untuk menggali saluran tanah guna
membuka ruas saluran baru yang sesuai dengan yang telah
disepakati pada shop drawing.

Gambar 3.9 Excavator


9) Water Tanker
Water tanker dibutuhkan untuk membawa air ketempat
pengerjaan proyek. Hal ini perlu mengingat pemadatan
tanah membutuhkan air yang cukup.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 110
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.10 Water Tanker

3.2.3.2 Pekerjaan Tanah


1. Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan
elevasi. Elevasi yang tertera pada shop drawing diterapkan
dilapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank
untuk menyimpan elevasi hasil pengukuran.

Gambar 3.11 Alat Ukur


2. Galian Tanah Menggunakan Excavator
Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut
ukuran kedalaman yang ditunjukkan dalam gambar, atau
menurut ukuran dan kedalaman sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi. Ukuran, kedalaman dan batas batas
DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 111
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

penggalian harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu,


sebelum memulai pekerjaan penggalian pada setiap tempat.
Kontraktor akan bertanggung jawab akibat penggalian
lebih (over excavation) dan Kontraktor wajib menimbun
dan memadatkan kembali dengan bahan timbunan atau
mengisi ruang kelebihan galian dengan tanah urug sesuai
dengan garis rencana atau menurut pengarahan Direksi.
Tanah hasil galian dibuang ke tempat pembuangan (yang
disetujui oleh Direksi) dengan jarak angkut sembarang.
Klasifikasi jenis tanah yang digali adalah galian tanah
biasa (common soil), galian batuan lapuk (whatread rock),
dan galian batu (soun rock). Hasil bahan galian yang layak
untuk timbunan harus diangkut ketempat penimbunan
sementara (stock pile) di sepanjang saluran yang akan di
timbun atau di tempat lain sesuai dengan pengarahan
direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan
timbunan harus di buang ketempat pembuangan yang telah
di sepakati.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai
dengan kenyataan di lapangan dan dibuat berita acaranya
yang di tanda tangani oleh direksi, konsultan, dan
kontraktor, pekerjaan galian tanah dihitung dalam satuan
meter kubik tanah tergali sesuai garis rencana atau revisi.
Pelaksanaan hasil galian terbagi menjadi 3 kategori, yaitu
untuk pekerjaan galian kemudian di timbun pada bidang
kerja tersebut, bila pekerjaan galian menghasilkan volume
galian berlebihan untuk kebutuhan bidang kerja tersebut
maka volume tanah kemudian di stock di depan atau di
belakang bidang kerja tersebut atau bila tidak dibutuhkan
dapat dibuang keluar bidang kerja tersebut.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 112
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Untuk menyelesaikan jenis pekerjaan di atas maka


dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu pekerja dan mandor
dan peralatan yang digunakan seperti Excavator dan Dump
Truck.

Gambar 3.12 Penggerukan Tanah Menggunakan Alat Berat

Gambar 3.13 Penggerukan Tanah Secara Manual

3. Timbunan Tanah
Pekerjaan timbunan tanah merupakan pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan hasil pengukuran elevasi muka
tanah. Urugan tanah harus dilaksanakan dalam cuaca
kering. Penumpukan dan pengurugan tanah pada umumnya

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 113
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

tidak dijinkan, khususnya selama musim hujan.Setelah


penempatan dan pengurugan, masing-masing lapisan harus
dipadatkan menyeluruh dengan peralatan yang cocok dan
memadai yang disetujui oleh Direksi sampai pada
persyaratan-persyaratan kepadatan yang ditentukan.Semua
pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis
dan dipadatkan, tebal lapisan 15 cm dan selama proses
pemadatan harus dibasahi dengan air untuk mendapatkan
hasil pemadatan maksimal.Pemadatan hendaknya dimulai
dari ujung paling luar menuju ke tengah, dimana masing-
masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama
dan merata.
Untuk menyelesaikan jenis pekerjaan tersebut, maka
dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu pekerja dan mandor
serta peralatan yang digunakan seperti bulldozer dan
excavator.

Gambar 3.14 Pengerjaan Timbunan

3.2.3.3 Pekerjaan Bongkaran Pemasangan


Pekerjaan saluran drainase pada proyek ini adalah
menggunakan saluran beton dengan dimensi seperti yang telah

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 114
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

ditentukan dalam gambar, sehingga pasangan batu existing


(pasangan lama) harus dibongkar. Pembongkaran dilaksanakan
menggunakan tenaga manusia dengan dibantu dengan alat
bantu seperti Palu, pahat / betel, linggis. Material hasil
bongkaran akan di buang ke tempat pembuangan yang telah
disetujui oleh Direksi. Tenaga kerja yang melaksanakan
pembongkaran harus dalam jumlah banyak sehingga target
penyelesaian pembongkaran dapat tercapai.
Dalam Beberapa tempat / titik dipasang plat-plat beton
exisiting baik itu gorong-gorong ataupun plat beton bangunan
masyarakat yang melintasi jalur rencana saluran, sehingga
harus diadakan pembongkaran. Akan dilaksanakan pendataan
bersama-sama dengan Direksi dan konsultan supervisi
mengenai lokasi / titik-titik beton yang harus di bongkar.
Setelah di setujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi,
danlakukan pembongkaran dengan menggunakan Jack
Hammer. Material hasil bongkaran tersebut akan di buang ke
tempat pembuangan yang telah mendapat persetujuan dari
Direksi.

3.2.3.4 Pekerjaan Beton Untuk Lantai Kerja (Bedding)


Setelah pekerjaan galian selesai dilaksanakan termasuk
perapian galian sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
dan pada dasar galian digelar pasir urug dengan ketebalan
sesuai spesifikasi teknik, selanjutnya akan di cor beton dengan
mutu beton B.0 sebagai lantai kerja sebelum proses pekerjaan
saluran beton di laksanakan.
Bahan - Bahan yang di gunakan :
a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus
portland cement type II ASTM C-150 atau PC type I

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 115
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

ASTM C 150 atau sesuai dengan BS 12 part 2 (1971).


Pada waktu pemakaian semen harus bebas dari
gumpalan. Kami akan menyediakan contoh semen
apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh
dari gedung pemborong, dilapangan dan dari pabrik,
atau pemborong harus menguji semennya menurut BS
4550 part 2 (1970). Untuk maksud BS 12, tempat
pekerjaan harus dianggap beriklim panas.
b. Batu Pecah 2/3
Batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu pecah
2/3, Batu haruslah batu keras, tahan lama dan sejenis
atau menurut persetujuan Direksi, bersih dari campuran
besi, noda-noda lubang-lubang pasir, cat-cat atau
ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus
diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi
kemudian di saring dengan screen plant untuk
mendapatkan ukuran maksimal 30 mm bergradasi
seragam.
c. Pasir Beton
Pasir yang disyaratkan adalah harus diambil dari sungai
atau tambang pasir. Penambahan bahan lainnya seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Pasir yang berkualitas baik adalah dengan
diameter maksimum 5 mm. Kandungan maksimum
terhadap lempung, lanau dan debu tidak boleh lebih
dari 3% perbandingan berat, bila diuji menurut pasal 13
dari BS 812.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan
membuat adukan harus dari sumber yang disetujui oleh

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 116
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Direksi dan pada waktu pemakaian harus terhindar dari


bahan-bahan yang bisa mengotorkan air dalam jumlah
apapun dan air harus bebas dari kotoran, tidak
mengandung endapan lumpur, zat-zat organik, alkali,
garam atau pencemaran lainnya.
e. Adukan
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah
sedemikian rupa sehingga dari setiap bahan adukan
ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Direksi.
Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan-bahan adukan
kecuali air harus dicampur terlebih dahulu, didalam
mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dengan tangan bahan-bahan adukan harus dicampur
didalam semacam kotak atau panci dan diaduk sekali
secara kering dan akhirnya tiga kali setelah diberi air
sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan
harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk
dipakai dan adukan tidak dipakai selama 30 menit
harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan. Dan kotak atau panci untuk mengaduk
harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 117
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.15 Pekerjaan Lantai Kerja (Bedding)

3.2.3.5 Pekerjaan Saluran Beton


1. Pekerjaan U-Ditch
Pekerjaan beton bertulang ini menggunakan mutu sedang
fc = 26,4 Mpa atau setara dengan K300, ini meliputi :
Pekerjaan Beton, Pekerjaan Besi dan Pekerjaan Begesting.
Campuran yang digunakan adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang ini mengacu Standar
Beton Indonesia NI-2, PBI 1971 serta peraturan
tambahannya. Pekerjaan ini menggunakan alat concrete
mixer yang berfungsi mengaduk campuran beton, semen,
pasir & batu pecah 2/3 dengan air serta concrete vibrator
yang berfungsi meratakan campuran beton. Pekerjaan besi /
penulangan dilakukan sesuai dengan rencana penulangan dan
diprofilkan. Besi yang digunakan adalah untuk Tulangan
Pokok D-12 mm dan tulangan bagi ukuran Ø 10 mm.
Pekerjaaan Begesting harus dipasang pada pertemuan dari
permukaan beton yang mendatar, tegak dan pertemuan antara
kedua permukaan harus rata. Sebelum pengecoran semua
begesting harus kaku, kedap dan sesuai pada tempatnya.
Begesting harus berpermukaan baik dengan dilapisi minyak
begesting (Form Oil) atau yang sejenis dan disetujui oleh
direksi.Setelah Beton dicor, beton dirawat sampai berumur
28 hari. Pada hari ke 14 pertama umur beton setelah
pengecoran, permukaan beton harus slalu disiram atau
permukaan harus dalam kondisi basah. Selama masa
perawatan beton harus terlindung dari abrasi gerusan dan
kerusakan lainnya. Sebelum mengeras beton harus terlindung
dari hujan dan air.
Bahan - Bahan yang di gunakan :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 118
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

a. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland
cement type II ASTM C-150 atau PC type I ASTM C 150
atau sesuai dengan BS 12 part 2 (1971). Pada waktu
pemakaian semen harus bebas dari gumpalan. Kami akan
menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gedung pemborong, dilapangan
dan dari pabrik, atau pemborong harus menguji semennya
menurut BS 4550 part 2 (1970). Untuk maksud BS 12,
tempat pekerjaan harus dianggap beriklim panas.
b. Batu Pecah 2/3
Batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu pecah
2/3, Batu haruslah batu keras, tahan lama dan sejenis atau
menurut persetujuan Direksi, bersih dari campuran besi,
noda-noda lubang-lubang pasir, cat-cat atau
ketidaksempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui oleh Direksi kemudian di saring
dengan screen plant untuk mendapatkan ukuran maksimal
30 mm bergradasi seragam.
c. Pasir Beton
Pasir yang disyaratkan adalah harus diambil dari sungai
atau tambang pasir. Penambahan bahan lainnya seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Pasir yang berkualitas baik adalah dengan
diameter maksimum 5 mm. Kandungan maksimum
terhadap lempung, lanau dan debu tidak boleh lebih dari
3% perbandingan berat, bila diuji menurut pasal 13 dari BS
812.
d. Air

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 119
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan


membuat adukan harus dari sumber yang disetujui oleh
Direksi dan pada waktu pemakaian harus terhindar dari
bahan-bahan yang bisa mengotorkan air dalam jumlah
apapun dan air harus bebas dari kotoran, tidak mengandung
endapan lumpur, zat-zat organik, alkali, garam atau
pencemaran lainnya.
e. Adukan
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah
sedemikian rupa sehingga dari setiap bahan adukan
ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Direksi. Apabila
mesin aduk yang dipakai, bahan-bahan adukan kecuali air
harus dicampur terlebih dahulu, didalam mesin selama
paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dengan tangan
bahan-bahan adukan harus dicampur didalam semacam
kotak atau panci dan diaduk sekali secara kering dan
akhirnya tiga kali setelah diberi air sampai adukan sewarna
semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang
diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak dipakai selama
30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan
tidak diperkenankan. Dan kotak atau panci untuk
mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
2. Pembesian dengan besi polos
Besi atau baja yang digunakan adalah untuk Tulangan
Pokok ukuran ø 12 mm dan tulangan bagi ukuran Ø 10 mm
dan detail penulangan harus sesuai dengan aturan PBI-71.
Tulangan baja untuk beton yang digunakan berupa batang
baja lunak yang bulat dan polos, digilas paras, sesuai
dengan BS 4440-1978 atau tulangan anyaman baja, sesuai
dengan BS 4483-1969 seperti ditunjukkan dalam gambar.
Proses pembuatan besi polos, antara lain :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 120
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

a. Pembengkokan
Potongan batang tulangan harus di bengkokkan dengan
hati-hati. Batang tulangan yang di derajat kualitas baja
keras tidak boleh dibengkokkan dua kali.Dalam hal
jari-jari pembengkokan tidak ditunjukkan pada gambar
rencana, paling sedikit harus 5 kali diamater batang
bersangkutan (untuk batang polos) atau 6,5 kali
diameter batang yang bersangkutan (untuk batang ulir).
b. Pemasangan dan Penyetelan
Pemasangan baja tulangan harus dipasang dengan teliti
sehingga sesuai dengan Gambar Rencana dan
persyaratan-persyaratan untuk selimut, diikat dengan
kokoh sesuai posisinya dan diletakkan diatas
pendukung yang dibuat dari adukan semen pasir (1 : 2)
ukuran 3 x 3 cm atau metode lain yang telah disetujui
oleh Direksi.Tulangan tidak boleh ditempatkan pada
logam-logam atau langsung diatas acuan yang dapat
menyebabkan tulangan itu terbuka langsung pada udara
luar setelah acuan dibongkar. Batang tulangan tidak
boleh juga diletakkan diatas kayu atau kerikil/partikel-
partikel agregat.Batang tulangan harus diikat kencang
dengan menggunakan kawat pengikat (Kawat Bendrat)
sehingga tidak tergeser pada saat
pengecoran.Pengelasan pada baja tulangan tidak
diperkenankan, terkecuali terinci dalam gambar atau
secara khusus telah mendapatkan persetujuan tertulis
dari Direksi. Bilamana Direksi menyetujui pengelasan
untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini
adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh
yang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 121
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak


diperkenankan.
c. Penutup Beton dan Jarak Tulangan
Jarak antar tulangan-tulangan yang sejajar tidak boleh
kurang dari diamater batang atau ukuran maksimum
agregat kasar plus 1 cm, dengan minimum 2,5 cm, atau
lebih besar.
d. Sambungan
Batang-batang tulangan tidak boleh di potong jika tidak
perlu dan harus ditempatkan pada seluruh panjangnya.
Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat
diijinkan apabila panjang batang yang disediakan
melebihi panjang yang ditunjukkan pada
gambar.Sambungan-sambungan harus dibuat pada
tempat-tempat dan dengan cara-cara seperti
ditunjukkan pada gambar kecuali jika dengan cara lain
yang telah disetujui oleh Direksi. Sambungan-
sambungan tidak diijinkan pada tempat-tempat yang
terdapat tegangan maksimum dan harus ditempatkan
selang-seling sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-
batang yang disambung pada satu tempat.Pada tempat-
tempat batang-batang tulangan saling melewati
(overlap) satu sama lain, maka batang-batang harus
didukung sehingga batang-batang itu tidak
berhubungan satu sama lain jika ruang mengijinkan.
Batang-batang itu harus diikat dengan aman minimum
pada dua tempat persambungan. Panjang sambungan
harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar rencana. Jika tidak ditunjukkan pada gambar
rencana, panjang sambungan lewatan harus mendapat
persetujuan Direksi.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 122
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.16 Pengerjaan Pembesian


3. Penutup (cover)
Pekerjaan beton bertulang menggunakan mutu sedang fc =
26,4 Mpa atau setara dengan K300, ini meliputi : Pekerjaan
Beton, Pekerjaan Besi dan Pekerjaan Begesting. Campuran
yang digunakan adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl. Pelaksanaan
pekerjaan beton bertulang ini mengacu Standar Beton
Indonesia NI-2, PBI 1971 serta peraturan tambahannya.
Pekerjaan ini menggunakan alat concrete mixer yang
berfungsi mengaduk campuran beton, semen, pasir & batu
pecah 2/3 dengan air serta concrete vibrator yang berfungsi
meratakan campuran beton. Pekerjaan besi / penulangan
dilakukan sesuai dengan rencana penulangan dan
diprofilkan. Besi yang digunakan adalah untuk Tulangan
Pokok D-12 mm dan tulangan bagi ukuran Ø 10 mm.
Pekerjaaan Begesting harus dipasang pada pertemuan dari
permukaan beton yang mendatar, tegak dan pertemuan
antara kedua permukaan harus rata. Sebelum pengecoran
semua begesting harus kaku, kedap dan sesuai pada
tempatnya. Begesting harus berpermukaan baik dengan
dilapisi minyak begesting (Form Oil) atau yang sejenis dan
disetujui oleh direksi.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 123
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 3.17 Proses Pengerjaan Penutup Saluran


4. Bekisting dinding beton biasa dengan triplek 9 mm.
'Acuan (Begisting) Dinding U-Channel berupa suatu
konstruksi yang didalamnya beton yang akan di cor. Acuan
harus dibuat dari kayu atau bahan lain yang digunakan
untuk mencetak beton sedemikian rupa sehingga sesudah
beton itu mengeras beton akan sesuai dengan ukuran-
ukuran dan posisi seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
a. Acuan terbuat dari multipleks minimum 6 mm (untuk
pekerjaan ini menggunakan Multipleks 9 mm).
b. Rangka penguat acuan menggunakan kayu klas III
dengan pembagi kayu kelas III juga sesuai keperluan
yang diuraikan dalam dokumen kontrak dan harus
memenuhi Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
(PPKI) dan tentunya disetujui oleh Direksi.
Proses pelaksanaan pengerjaan antara lain :
a. Perencanaan acuan (begisting) harus dilaksanakan
sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh
Direksi. Gambar Rencana yang terinci dan
memperlihatkan bentuk.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 124
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

b. Acuan harus disetujui oleh Direksi. Acuan harus


direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran
acuan (begisting) beton tidak akan merusak beton atau
perancah.
c. Penurunan antara dua peletakan tidak boleh lebih dari
satu per tiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun
juga penurunan tidak boleh lebih dari 3 mm.
d. Pemasangan permukaan bagian dalam acuan
(begisting) diberi lapis minyak, atau bahan lain yang
disetujui Direksi sedemikian sehingga permukaan
acuan (begisting) dapat dilepaskan dengan mudah
apabila beton telah mengeras.
e. Material harus dari satu jenis yang tidak
memperngaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan
noda warna pada permukaan beton di kemudian hari.
f. Minyak acuan (begisting) harus dilapiskan sebelum
pemasangan tulangan untuk menjamin agar minyak
tersebut tidak melekat pada permukaan baja tulangan
dan mengurangi ikatan antara baja dan beton.
g. Jika ada kawat pengikat besi atau baja yang tersisa
tertanam pada beton harus mendapat persetujuan
Direksi.
h. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi,
dan lain-lain harus diperbaiki segera. Apabila selama
pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan
bentuk acuan, beton pada tempat yang bersangkutan
harus dibuang dulu agar acuan diperkuat sesuai dengan
Instruksi Direksi.
i. Apabila beton dicor pada galian, maka dinding-
dinding vertikal harus diberi acuan, kecuali jika

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 125
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

ditentukan lain oleh Direksi atau seperti yang dirinci


pada Gambar Rencana.
j. Pembongkaran acuan dan perancah tidak boleh
dilaksanakan kecuali sesudah Direksi telah
memberikan persetujuan untuk itu. Secara umum,
perancah dan acuan dapat dibongkar sesudah beton
berumur 3 (tiga) minggu.

3.2.3.6 Pekerjaan Siaran


Pekerjaan beton tak bertulang menggunakan mutu sedang
fc = 14,5 MPa atau setara dengan K175, dengan tebal slump
(12±2) cm. Pekerjaan Beton dengan Campuran yang
digunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Krl. Pelaksanaan pekerjaan
beton bertulang ini mengacu Standar Beton Indonesia NI-2,
PBI 1971 serta peraturan tambahannya. Pekerjaan ini
menggunakan alat concrete mixer yang berfungsi mengaduk
campuran beton, semen, pasir & batu pecah 2/3 dengan air
serta concrete vibrator yang berfungsi meratakan campuran
beton. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan rabat yang
dilaksanakan conditional pada lokasi-lokasi tertentu seperti
mengembalian kondisi milik bangunan masyarakat yang di
rusak akibat pembangunan drainase ini.
Pekerjaan siaran atau pengecoran adalah pekerjaan
penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur
yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan
pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan
untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang
sesuai dengan rencana. Adapun hal yang harus diperhatikan
pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut:

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 126
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Setiap pekerja harus menggunakan pakaian pelindung,


sepatu safety, helm, dan pelindung mata jika
diperlukan
 Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan
dicek
 Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya
ditentukan
 Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat
atau blok, pastikan ini terpasang sebelum dicor
 Hati-hati ketika mecengecor jangan sampai merusak
atau mengubah bekisting dan tulangan
 Delay diakibatkan cuaca panas atau angina yang
kencang, sehingga beton mengeras lebih cepat. Selain
itu juga dapat diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal
lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah hal
tersebut maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca harus
dalam keadaan terkendali.
 Jangan menambahkan air dan beton untuk
memudahkan pelaksanaan cor, jika terpaksa gunakan

Gambar 3.18 Pekerjaan Siaran dengan Mortar


3.3 Data – data Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 127
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3.3.1 Data Umum


Gambaran Umum Proyek
Adapun gambaran umum proyek Pengadaan dan Pemasangan
Pipa Distribusi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Data Umum Proyek

Data Umum Keterangan


Nama Proyek Pembangunan Drainase
Lingkungan Kawasan
Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat/
Pemilik Proyek Badan Wilayah Sungai Nusa
Tenggara I dan Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Mataram.
Nomor 01/INDOPENTA-
BKM/NTB/II/2016
Kontraktor PT. NOLAN JAYA
KONSTRUKSI.
Lokasi Proyek Dusun Karang Kerem,
Gunungsari
Tahun Anggaran 2017
Nilai Kontrak Rp.5.325.632.000,-

Masa/Waktu Proyek 180 (Seratus Delapan Puluh hari


kalender)

3.3.2 Data Teknis


1. Nama Proyek : Pembangunan Drainase Lingkungan
Kawasan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
2. Jenis Pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
 Saluran Drainase Ruas-1
DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 128
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Volume Galian Tanah Biasa pada Ruas-1


1004,7 m3
 Saluran Drainase Ruas-2
 Volume Galian Tanah Biasa pada Ruas-2
228,63 m3
 Saluran Drainase Ruas-3
 Volume Galian Tanah Biasa pada Ruas-3
25,62 m3
 Saluran Drainase Ruas-4
 Volume Galian Tanah Biasa pada Ruas-4
197,68 m3
 Saluran Drainase Ruas-5
 Volume Galian Tanah Biasa pada Ruas-5
171,51 m3

c. Pekerjaan Timbunan Tanah


 Timbunan Tanah Ruas-1
 Volume Timbunan Tanah 1051,38 m3
 Timbunan Tanah Ruas-2
 Volume Timbunan Tanah 69,29 m3
 Timbunan Tanah Ruas-3
 Volume Timbunan Tanah 6,11 m3
 Timbunan Tanah Ruas-4
 Volume Timbunan Tanah 46,96 m3
 Timbunan Tanah Ruas-5
 Volume Timbunan Tanah 46,86 m3

d. Pekerjaan Bongkaran Pasangan


 Bongkaran Pasangan Ruas-1
 Volume bongkaran pasangan 1.610,66 m3

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 129
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Volume bongkar 1m3 beton dengan Jack


Hammer 35,80 m3
 Bongkaran Pasangan Ruas-2
 Volume bongkaran pasangan 228,63 m3
 Bongkaran Pasangan Ruas-3
 Volume bongkaran pasangan 25,62 m3
 Bongkaran Pasangan Ruas-4
 Volume bongkaran pasangan 197,68 m3
 Bongkaran Pasangan Ruas-5
 Volume bongkaran pasangan 171,51 m3

e. Pekerjaan Beton Untuk Lantai Tanah


 Beton Lantai Tanah Ruas-1
 Volume Beton Lantai Tanah 216 m3
 Beton Lantai Tanah Ruas-2
 Volume Beton Lantai Tanah 17,50 m3
 Beton Lantai Tanah Ruas-3
 Volume Beton Lantai Tanah 4,51 m3
 Beton Lantai Tanah Ruas-4
 Volume Beton Lantai Tanah 17,76 m3
 Beton Lantai Tanah Ruas-5
 Volume Beton Lantai Tanah 20,64 m3

f. Pekerjaan Saluran Beton


 U-Ditch Ruas-1
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 720 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
51.192,8 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 3.000 m²

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 130
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 U-Ditch Ruas-2
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 44,15 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
3.747,42 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 196,2 m²
 U-Ditch Ruas-3
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 12,69 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
1.077,24 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 37,6 m²
 U-Ditch Ruas-4
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 49,95 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
4.240,20 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 222 m²
 U-Ditch Ruas-5
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 58,05 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
4.927,80 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 258 m²

g. Pekerjaan Penutup (Cover)


 Penutup Ruas-1

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 131
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),


slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 235,98 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
31.460,25 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 1.231,20 m²
 Penutup Ruas-2
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 19,62 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
3.543,05 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 130,80 m²
 Penutup Ruas-3
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 5,64 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
1.018,49 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 37,60 m²
 Penutup Ruas-4
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 22,2 m3
 Volume Pembesian dengan besi polos :
4.123,65 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 148 m²
 Penutup Ruas-5
 Volume Beton Mutu fc = 26,4 Mpa (K300),
slump (12 ± 2) cm. w/c = 0,52 : 25,8 m3

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 132
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

 Volume Pembesian dengan besi polos :


4.659,05 Kg
 Volume Bekisting dinding beton biasa dengan
triplek 9 mm : 172 m²

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 133
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas secara khusus tentang prosedur pekerjaan
dimaulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, prosedur pekerjaan pengadaan
dan pemasangan uditch, prosedur pekerjaan pasangan batu, prosedur pekerjaan
bongkaran, prosedur pengerjaan siaran, dan prosedur pekerjaan pelesteran.

4.1 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan merupakan situasi dimana kontraktor
mempersiapkan segala kebutuhan yang menunjang terselenggaranya
pekerjaan sesuai dengan apa yang telah disepakati oleh Direksi berdasarkan
shopdrawing yang telah dibuat. Pekerjaan persiapan terbagi menjadi tiga
yaitu :
a. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan
personol yang diperlukan dan semua fasilitas pendukung selama dalam
masa pelaksanaan pekerjaan, serta melakukan demobilisasi kembali
terhadap semua peralatan dan personil pada saat pekerjaan telah selesai.
Analisa Pengarahan Tenaga, Bahan, dan Alat :
Volume Pekerjaan = 1,00 Lump sum ( ls)
Rencana Waktu = 12,00 Hari
Mengingat item pekerjaan tersebut tidak memakai analisa, maka
uraian kebutuhan bahan, tenaga maupun peralatan tidak dapat diuraikan
secara detail, namun hanya dilakukan perhitungan global.

b. Papan Nama Proyek


Lingkup pekerjaan ini adalah membuat papan nama dari bahan kayu,
triplek dan cetakan vynil yang di pasang di awal proyek (STA 0+000) dan
diakhir proyek, mudah di lihat dan dibaca, isinya papan nama
menerangkan Nama Kegiatan/Pekerjaan, Jangka Waktu Pelaksanaan,

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 134
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi, dll yang berkaitan dengan


pelaksanaan proyek ini.

Analisa Pengarahan Tenaga, Bahan, dan Alat :


Volume Pekerjaan = 1,00 Ls
Rencana Waktu = 7,00 Hari

c. Sewa Direksi Keet


Kontraktor akan menyediakan bangunan untuk kantor Direksi
ukuran sesuai dengan yang dipersyaratkan lengkap dengan ruang rapat,
ruang kerja dan kamar mandi / WC sesuai gambar yang disetujui Direksi.
Kantor Direksi dimaksud haruslah baik/ layak yang dilengkapi dengan
jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruangan,
air minum, alat penerangan, sarana pembuangan, dan alat komunikasi.

d. Pengukuran dan Pematokan


Lingkup Pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Pengukuran dan Pematokan dilakukan sebelum memulai pekerjaan
konstruksi, diawali dulu dengan dilaksanakan pengukuran dan pematokan
untuk mengetahui volume pekerjaan secara menyeluruh yang nantinya
akan dituangkan ke dalam MC-0, pekerjaan ini akan selalu berkoordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan Pengawas di lapangan. Pengukuran akan
kami laksanakan secara terus menerus hingga akhir masa pelaksanaan
dimaksudkan untuk selalu mengecek elevasi dasar saluran agar tidak
terjadi "Back Water". Pengukuran juga dilakukan untuk mengecek
panjang saluran agar tidak terjadi over maupun kekurangan volume dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Analisa Pengarahan Tenaga, Bahan, dan Alat :
Volume Pekerjaan = 1.820,50 mᶟ
Rencana Waktu = 2,00 Minggu (12 )

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 135
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

4.2 Prosedur Pekerjaan Tanah


a. Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Pekerjaan yang dimaksud adalah Galian tanah biasa dengan alat di
buang ketempat pembuangan dengan jarak angkut sembarang. Pekerjaan
ini dilaksanakan sepenuhnya dengan menggunakan alat berat sesuai
dengan spesifikasi teknis. Tanah hasil galian akan ditempatkan yang
dijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selanjutnya hasil galian tersebut
dirapikan.
Untuk pekerjaan ini kami akan melaksanakannya dengan urut-urutan
kerja dan langkah-langkah sebagai berikut :
- Mula-mula alat akan melakukan penggalian dan pengangkatan
sedimen dari dasar area galian
- Kemusian tanah hasil galian langsung dinaikkan keatas tanggul
dengan alat dan dimuat ke dump truck untuk dibuang ke tempat
pembuangan sesuai dnegan instruksi Direksi Pekerjaan.
- Selain menggunakan alat untuk merapikan, kontraktor juga
merapikan dnegan tenaga manusia (secara manual) ada tempat-
tempat tertenti yang tidak dapat dilaksanakan dnegan alat.
- Mutu yang diharpkan adlaha Galian tanah yang rapi, dan
mempunyai dimensi yang sesuai dengan gambar kerja.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 136
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.1 Flowchart Galian Tanah

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 137
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.2 Pekerjaan Tanah Galian Oleh Tenaga Manusia

Gambar 4.3 Pekerjaan Tanah Galian Menggunakan Excavator

b. Pekerjaan Timbunan
Dalam pengerjaan timbunan tanah atau urugan tanah kembali
termasuk perataan perapihan ini memiliki Spesifikasi Teknis sebagai
penunjuk pengerjaan. Adapun spesifikasi teknis yang ditentukan yakni :
1) Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, bahan-bahan yang
diusulkan untuk sebagian bahan timbunan, harus diuji ditempat
menurut ketentuan didalam BS 1377 guna mendapatkan
karakteristik dan sifat-sifatnya.
2) Pemadatan timbunan khusus harus terdiri dari bahan-bahan
yang disetujui dihampar dan didapatkan tiap-tiap lapisan yang
datar dan ketebalan merata dengan kemiringan keluar dan
kemudian dipadatkan sehingga tebal setelah padat tidak lebih
dari 0,15 m. Kandungan air dari tanah harus dijaga sedemikian,
baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan
memakai alat semprot. Pemadatan harus memakai mesin
guling, alat pemadat, penggentar atau peralatan lain yang
disetujui sehingga menghasilkan kepadatan tidak kurang dari
95% dari pemadatan berlangsung.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 138
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3) Penentuan pemadatan kering dan kandungan air sesuai dengan


BS 1377 harus dilakukan sekurang-kurangnya 100 m3 sesuai
yang disyaratkan oleh Direksi selama pengujian berlangsung.
Apabila menurut pendapat Direksi, hasil pemadatan kering
dilaksanakan sesuai dengan keadaan lapangan lebih kecil dari
95% dari pemadatan kering yang dilaksanakan menurut
BS1377 test 11, sekalipun kami telah mengikuti semua langkah
yang tercantum dalam spesifikasi, maka Direksi atas
pendapatnya dapat menerima tidak kurang dari 90% dari
pemadatan kering maksimum untuk pemadatan khusus pada
timbunan ini. Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan
sering dilakukan oleh Direksi selama pemadatan berlangsung.
4) Sebelum penggalian yang dipakai untuk bahan timbunan
permukaan tanah tersebut diatas harus dibersihkan dari segala
tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.
5) Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus digaruk
sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak akibat
penyusutan tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman
0,15m dan kadar ai dari tanah garukan harus selalu dijaga baik
secara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot,
6) Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan pemadatan terhenti,
permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar
airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan
dilanjutkna.
7) Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-
lubang dan bekas-bekas yang terjadi pada permukaan tanah,
harus diratakan termasuk galangan dawah sampai memuaskan
Direksi.
Pekerjaan urugan kembali dari bekas galian dipadatkan dengan
alat, yang dimaksud disini adalah menimbun, meratakan, memadatkan
dan membentuk timbunan sesuai dengan elevasi gambar rencana yang

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 139
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

telah ditentukan dengan material dari hasil galian dan dipadatkan dengan
menggunakan alat. Untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan ini dilakukan
dengan cara lappis demi lapis (per layer), dengan ketebalan setiap
lapisnya 30cm, ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepadatan yang
telah ditentukan. Sedangkan untuk pemadatan kami akan menggunakan
Stamper. Dalam melaksanakan pekerjaan timbunan ini kami akan
melaksanakan dnegan urutan atau langkah-langkah kerja sebagai berikut
:
1) Lokasi yang akan ditumbunan sudah harus bersihkan dari
kotaran-kotoran seperti akar kayu, humus dan kotoran-kotoran
lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan dan sudah
mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas.
2) Mengecek elevasi bawah (Bottom Elevation) apakah sudah
sesuai dengan gambar rencana yang telah ditentukan dan sudaj
mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan.
3) Memberikan patok-patok yang menunjukkan elevasi untuk tiap
lapisnya agar ketebalan yang diinginkan sebelum pemadatan
dilakukan sesuai.
4) Memeriksa bersama tanah hasil galian sebelum digunakan
untuk timbunan (Kontraktor, Direksi dan Konsultan) apakah
tanah tersebut sesuai dnegan yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis, bila perlu dilakukan pengeetesan atau Uji Laboraturium
terhadap material timbunan yang akan digunakan.
5) Setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Konsultan,
dilanjutkan dengan pekerjaan utama yaitu pekerjaan urugan.
6) Membersihkan tanah yang akan digunakan sebagai timbunan
agar tanah timbunan agar tanah timbunan terbebas dari kotoran
atau sampah-sampah yang melekat pada tanah tersebut.
7) Mengangkut dan menempatkan tanah pada lokasi penimbunan
dan dihampar rata dengan ketebalan 30cm atau jika ditentukan
lain oleh Direksi,

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 140
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

8) Tanah yang sudah dihampar terlebih dahulu disiram untuk


mendapatkan tingkat kelembaban tanah yang sesuai, dan
dilanjutkan dengan pemadatan sampai dengan mendapatkan
kepadatan yang diinginkn atau sesuai petunjuk dari Direksi
ataupun Konsultan. Untuk pemadatan ini digunakan alat berupa
Vibratorv Roller.

Gambar 4.4 Flowchart Timbunan Tanah

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 141
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.5 Pekerjaan Timbunan Tanah

4.3 Prosedur Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan U-Ditch


Pekerjaan pasangan Uditch merupakan saluran drainase dengan
penampang U yang memiliki penutup ataupun tidak. Sebelum dilakukan
pengadaan, lokasi yang akan dilakukan pembuatan saluran menggunakan
Uditch harus diukur elevasinya terlebih dahulu. Selain melakukan
pengukuran elevasi, dilakukan pula pengukuran pada lebar saluran. Setelah
dilakukan pengukuran dan pelaporan hasil pengukuran kepada pihak Direksi
lalu telah mendapat persetujuan, maka dilakukan pemesanan uditch.
Proses pemesanan hingga selesainya pembuatan beton pracetak atau
uditch ini kurang lebih menghabis waktu selama 7 hari sebelum pemasangan.
Pemasangan Uditch dilakukan pada saluran drainase sesuai gambar kerja.
Uditch dan penutup yang digunakan adalah uditch pracetak dengan mutu
beton K-350 dengan mutu tulangan besi sesuai gambar rencana.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 142
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.6 Flowchart Pengadaan dan Pemasangan Uditch

Gambar 4.7 Proses Pemasangan U-Ditch Menggunakan Excavator

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 143
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.8 U-Ditch yang Telah Selesai di Pasang Pada Saluran

4.4 Prosedur Pekerjaan Pengecoran Setempat U-Ditch


Pekerjaan pengecoran setempat U-Ditch ( ukuran 0,6x0,6m;
0,8x0,6m; 0,6x0,8m ) dilakukan karena akses menuju lokasi saluran berada
dilahan yang sempit. Saluran jenis ini biasanya digunakan ketika suatu ruas
jalan memiliki ruang yang relatif sempit. Saluran jenis ini memiliki penutup
sehingga dapat digunakan sebagai fasilitas umum dipermukiman yang padat .
Dalam pengerjaan pengecoran setempat, terdapat beberapa Spesifikasi
Teknis yang harus di perhatikan. Adapun Spesifikasi Teknis tersebut antara
lain :

1) Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland cement,
sesuai dengan BS 12 part 2 (1971) pada waktu pemakaian. Kami
akan menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi,
keduanya yaitu contoh dari gedung Pemboring, dilapangan dan
dari pabrik, atau pemborong harus menguji semennya menurut BS
4550 part 2 (1970). Untuk maksud BS 12, tempat pekejaan harus
dianggap beriklim panas.
2) Batu pecah 2/3

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 144
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Batu yang dipakai pada pekerjaan ini adalah batu pecah 2/3, Batu
haruslah batu keras, tahan lama dan sejenis atau menurut
persetujuan Direksi, bersih dari campuran besi, noda-noda lubang-
lubang pasir, cat-cat atau ketidaksempurnaan lainnya. Batu
tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi
kemudian di saring dengan screen plant untuk mendapatkan
ukuran maksimal 30 mm bergradasi seragam.
3) Pasir
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan
bahan lainnya seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung, lanau, dan
debu tidak lebih dari 3% perbandingan berat, bila diuji menurut
pasal 13 dari BS 812.
4) Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat betin dan membuat
adukan harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan pada
waktu pemeakaian harus terhindar dari bahan – bahan yang bisa
mengotorkan air dalam jumlah apapun yang :
a. Mempengaruhi waktu permukaan pengerasan dari semen yang
melebihi 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan
kubus lebih dari 20%, apabila dicoba menurut BS 3148.
b. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam diatas
permukaan semen yang sedang mengeras.
c. Memperburuk atau memulai reaksi alkali bahan batuan. Air
harus beban dari hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan
organik. Larutan bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih
dari 500 bagian untuk tiap juta dalam ukuran berat.
Disamping Spesifikasi Teknis berdasarkan material yang harus
mengikuti standar kriteria, proses pencampuran komponen material tersebut
juga memiliki ketentuan khusus. Cara dan alat yang dipakai untuk

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 145
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga dari setiap bahan adukan


ditentukan secara tepat dan distejui oleh Direksi. Apabila mesin aduk yang
dipakai, bahan-bahan adukan kecuali air harus dicampur terlebih dahulu
didalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dengan tangan
bahan-bahan adukan harus dicampur didalam semacam kotak atau panci dan
diaduk sekali secara kering dan akhirnya tiga kali seteleah diberi air sampai
adukan sewarna dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang
diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak dipakai selama 30 menit harus
dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak diperkenankan. Dari kotak
atau panci untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
Pekerjaan pasangan Batu Kali 1Pc : 4 Ps ynag dimaksud disini adalah
penataan batu dan diantara batu yang satu dengan batu yang lain diberikan
perekat yang dibuat dari campuran atara semen (Pc) dengan Pasir. Pekerjaan
pasangan ini mencakup sisi miring dan datar selokan ataupun saluran air.
Pekerjaan pasangan disini juga harus sudah diberikan drain atau lubang
sulingan yang dari pipa paralon dengan diameter lubang 5 cm.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan, bentuk dan mutu pekerjaan
harus betul-betul tepat dan baik dan dilaksanakan olehTenaga Kerja atau
Tukang yang betul-betul terampil dalam menata dan membentuk pasangan
dengan baik. Agar pekerjaan pasangan ini dapat di selesaikan dengan baik
dan tepat waktu, maka pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan urut-urut
pekerjaan sebagai berikut :
1) Lokasi tempat pekerjaan pengecoran setempat U-Ditch ( ukuran
0,6x0,6m; 0,8x0,6m; 0,6x0,8m ) harus sudah selesai digali dan
bersih dari kotoran-kotoran seperti akar kayu, humus dan kotoran-
kotoran lain yang dapat mengurango mutu pekerjaan dan sudah
mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas.
2) Mengecek elevasi bawah (bottom elevation) apakan sudah sesuai
dengan gambar rencana yang telah ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi atau Pengawas Lapangan dan dilanjutkan
dengan pembuatan dan pemasangan profil (bowplank).

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 146
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

3) Menyiapkan bahan, tenaga, dan peralatan yang akan digunakan.


Untuk bahan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diajukan
kepada Direksi atau Pengawas Lapnagn untuk mendapatkan
persetujuan, apakah bahan-bahan tersebut sudah sesuai dengan
persyaratan spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Adapun
bahan-bahan yang dimaksud adalah : batu, pasir, dan semen.
4) Membuat adukan mortar dari campuran : Semen, Pasir, Batu
pecah 2/3 dan air. Keempat jenis bahan tersebut dicampur diaduk
rata. Untuk pencampuran keempat jenis unsur tersebut diatas dapat
dilakukan dengan cara manual ataupun mekanik. Untuk
pencampuran manual dapat dilakukan oleh tenaga manusia saja,
sedangkan untuk pencmampuran mekanik harus menggunakan
Concrete Mixer.
5) Setelah semua kelengkapan dan pekerjaan tersebut diatas sudah
selesai, maka pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan. Sebelum batu
dipasang, terlebih dahulu diatas tanah pondasi diberikan spesi atau
mortar dengan ketebalan yang telah ditentukan, dan disetiap jarak
antara batu yang satu dengan yang lain harus diberi mortar yang
cukup. Pada saat penataan batu harus dilakukan dengan hati-hati,
teliti dan cermat serta betul-betul mengikuti bentuk profil yang
telah dibuat.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 147
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.9 Flowchart Pekerjaan Pengecoran Setempat U-Ditch

Gambar 4.10 Proses Pengocoran Setempat U-Ditch

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 148
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

4.5 Prosedur Pekerjaan Bongkaran


Pekerjaan bongkaran beton (trotoar jalan, paving dan rabat) adalah
membongkar beton atau pasnagan baru, paving, dll, pada lokasi yang akan
dikerjakan. Untuk pekerjaan bongkaran ini akan kami laksanakan dnegan cara
manual yaitu dengan menggunakan pekerja dan amndor. Sedangkan alat yang
akan digunakan berupa alat bantu. Material hasil bongkaran akan kami
tempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tentunya setelah setelah
mendapatkan persetujuan dari Direksi. Agar pekerjaan tersebut dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat waktu maka akan diuraikan urutan kerjanya
sebagai berikut :
1) Pengukuran penentuan titik ketinggian Drainase yang diikat pada patok
referensi terdekat
2) Mula-mulai kami melakukan pengukuran dan penentuan batas
pelaksanaan pekerjaan bongkaran tersebut
3) Setelah itu pekerja akan melaksanakan pekerjaan bongkaran dan hasil
bongkaran akan ditempatkan pada tempat yang aman dan tidak
mengganggu pekerjaan yang lain.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 149
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.11 Flowchart Pekerjaan Bongkaran

Gambar 4.12 Proses Pekerjaan Bongkaran pada Beton

4.6 Prosedur Pekerjaan Siaran

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 150
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Pekerjaan siaran atau biasa disebut pengecoran beton dengan mortas


untuk Beton mutu f’c = 14,5 MPA (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66
(Molen). Adapun uraian tahapan pengerjaannya :
1) Beton yang akan dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan
bekisting untuk mencegah terjadinya segregasi.
2) Pengecoran beton dilakukan dengan mesin pengaduk (Beton
Mixer) dengan kapasitas sesuai spesifikasi alat dalam dokumen
kontrak dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3) Tingkat kecepatan pengecoran beton harus diatur agar beton selalu
dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam
selah-selah diantara tulangan.
4) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak boleh
dipergunkan untuk pengecoran. Beton yang telah dikotori oleh
bahan lain tidak boleh dituangkan kedalam struktur.
5) Pengecoran harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa henti
hingga selesai pengecoran yang ditentukan untuk siar pelaksanaan.
6) Beton yang dicor harus dipadatkan secara sempurna dengan alat
yang tepat agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sudut bekisting.
7) Pemadatan beton dilakukan dentgan alat penggetar yaitu vibrator
dengan mesin portable. Lama penggetaran untuk setiap titik harus
dilakukan sekurag-kurangnya 5detik maksimal 15 detik.
8) Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mengeras dan dipasang minimal 10cm dari cetakan
atau dari beton yang sudah mengeras dan diusahakan agar tidak
terkena tulangan
9) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang
batang penggetar dan tidak boleh lebih tebal dari 50 mm, untuk
bagian kontruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi
lapis.
10) Untuk bahan campuran mortar yang digunakan akan mengacu
pada spesifikasi teknis yang tercantum dalam Dokumen Lelang

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 151
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

atau sesuai dengan petunjuk dari direksi. Adapun kriteria material


yang dimaksud adalah :
a. Semen
Untuk bahan semen yang digunakan terlebih dahulu harus
memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi :
- Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland
cement type II ASTM C-150 atau PC type I ASTM C 150
atau sesuai dengan BS 12 part 2 (1971). Pada waktu
pemakaian semen harus bebas dari gumpalan.
- Kondisi semen sebelum digunakan tidak mengeras, tidak
berubah warna dan disimpan dengan baik.
b. Pasir
Untuk bahan pasir yang akan digunakan terlebih dahulu harus
memenuhi kriteria dibawah ini dan telah mendapat persetujuan
dari direksi :
- Pasir dengan kualitas baik, bersih, dan tidak mengandung
bahan humus, akar-akar rumput, pohon dan sampah lain
yang dapat mengurango mutu konstruksi.
- Berat jenis pasir berkisar antara 2,50-2,65
- Modulus kehalusan 2,30-310
- Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
- Harus memiliki gradasi yang baik dan merata dan keras
c. Kerikil
Untuk bahan kerikil yang digunakan harus memenuhi kriteria
dibawah ini dan telah mendapat persetujuan direksi :
- Kerikil yang digunakan adalah kerikil alam yang mana
lokasi pengambilannya telah disetujui oleh Direksi
- Kerikil yang digunakan keras dan tidak ada retakan.
- Berat jenis pasir berkisar antara 2,50-2,65
- Modulus kehalusan 6-8

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 152
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

- Pelapukan agregat lebih kecil dari 10%


- Kandungan kadar lumpur harus lebih kecil dari 5%
d. Air
Untuk bahan air yang digunakan harus memenuhi kriteria
dibawah ini dan telah mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan :
- Air yang diguanakan bersih dan tidak berwarna, tidak bau,
dan tidak mengandung zat garam.
- Yang paling penting sesuai dengan standar nasional
Indonesia NI-3 PUBI.

Gambar 4.13 Flowchart Pekerjaan Siaran

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 153
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

Gambar 4.14 Proses Pekerjaan pengecoran Beton

Gambar 4.15 Proses Pemadatan Pada Cetakan Penutup U-Ditch

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 154
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat selama mengikuti praktek kerja
lapangan ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, diantaranya
sebagai berikut :
1. Diawal pelaksanaan proyek mendapat kendala masalah perijinan
yang tumpang tindih dengan instansi pemerintahan lainnya,
sehingga menyebabkan pelaksanaan proyek tertunda beberapa
waktu. Penundaan pelaksanaan proyek mengakibatkan pelaksana
(kontraktor) harus dijadwalkan kembali.
2. Pada pekerjaan tanah yang mencakup galian dan timbunan telah
sesuai pada gambar kerja rencana yang telah disetujui oleh
Direksi, baik lebar maupun kedalaman saluran.
3. Pada pekerjaan pengadaan dan pemasangan Uditch yang telah
dilaksanakan sudah sesuai dengan yang ada pada gambar rencana
yang telah di addendum.
4. Pada pekerjaan pemasangan pasangan batu yang telah
diaksanakan sudah sesuai dengan apa yang ada pada gambar
rencana yang telah di addendum dan dirujuk pada spesifikasi
teknis yang telah disepakati bersama Direksi.
5. Pekerjaan bongkaran yang telah dilaksanakan sudah sesuai
dengan apa yang disepekati oleh Direksi.
6. Pekerjaan Siaran yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan
apa yang disepakati oleh Direksi.

5.2 Saran
Dari hasil pengamatan dilokasi pekerjaan proyek diperoleh beberapa
saran dalam pelaksanaan pekerjaan proyek :

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 155
NIHAYAH (F1A015099) LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
WINI LESTARI (F1A015134)

1. Diperlukan komunikasi dan koordinasi serta kerjasama yang baik


antara pihak-pihak yang terkait khususnya pelaksana (kontraktor)
dan pengelola teknis proyek, sehingga apa yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan menurut desain dan syarat
teknis.
2. Diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antara pelaksana
dan instansi lainnya yang berkaitan dengan kelancaran
pelaksanaan proyek, sehingga apa yang sudah direncanakan tidak
tertunda pelaksanaannya terkendala izin ataupun kepentingan
yang tumpeng tindih antar instansi.
3. Bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan
sebaiknya terlebih dahulu mempelajari secara mendalam tentang
proses-proses pekerjaan dilapangan sehingga pada saat
mengikuti praktek tidak mengalami kesulitan.
4. Diharapkan bagi mahasiwa/mahasiswi yang akan melakukan
Praktek Kerja Lapangan untuk mengutamakan K3 (Keamanan,
Kesehatan dan Keselamatan) saat berada dilapangan.
5. Konsultasikan dengan dosen pembimbing pada saat masih
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) setiap satu minggu
sekali, untuk memudahkan mahasiswa dalam mengikuti Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dan mendapatkan hasil yang maksimal.
6. Sebagai masukan dan pembelajaran bagi mahasiswa umumnya
dalam kaitan dengan praktek kerja lapangan pada proyek
pembangunan drainase.

DESIGN AND BUILD PEMBUATAN APRON 2 PARKING STAND, EXIT TAXIWAY, PENYEMPURNAAN
FASILITAS AIRSIDE TERKAIT BESERTA FASILITAS PENUNJANGNYA DI BANDAR UDARA
INTERNASIONAL LOMBOK - PRAYA 156

Anda mungkin juga menyukai