Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI BANK DAN LPD

AKUNTANSI PINJAMAN YANG DITERIMA (SAP 4)

Oleh Kelompok 4:

Ni Luh Ketut Sugi Lestari (1607531001)


Putu Frisca Devinta Astina Putri (1607531032)
Ana Dwiyanti Candra (1607531034)
Ni Wayan Sudiarti (1607531044)
Quita Amelia Budiana (1607531123)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, seringkali suatu bank
menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan, seperti lembaga
keuangan di dalam atau luar negeri, pemerintah atau lembaga lainnya. Sumber dana jangka
panjang yang diterima oleh bank dalam neraca dicatat sebagai pinjaman diterima. Pinjaman
yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain termasuk dari
Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, dan harus dibayar bila telah
jatuh waktu. Dalam pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman subordinasi.
Jenis pinjaman yang diterima umumnya berupa :

1) Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman diperoleh dari bank lain
2) Pinjaman dari luar negeri/ Two Step Loan, yaitu pinjaman diperoleh melalui
pemerintah RI dari lembaga keuangan internasional
3) Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin lembaga
penjamin efek, mengandung janji pembayaran bunga dan lainnya serta pelunasan
pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo
4) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas
5) Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa
proyek.

A. PENCATATAN PINJAMAN YANG DITERIMA DARI KREDITUR

Transaksi pinjaman yang diterima didahului dengan perjanjian antara pihak


kreditur dengan debitur. Perjanjian yang ditanda tangani kedua belah pihak tidak dapat
dibatalkan secara sepihak bila semua persyaratan telah dipenuhi. Perjanjian ini dalam
akutansi disebut komitmen. Sebagai komitmen tagihan bank yang tak dapat dibatalkan,
maka akan dicatat dalam rekening administrative rupiah sisi debit dengan nama RAR
fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan.

Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat
sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor. Hal-
hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjaman, misalnya biaya provisi
dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan (notaris), dan
biaya asuransi. Tentu saja pengkreditan rekening peminjaman diterima harus diikuti
pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai
realisasinya.

Pinjaman yang diterima dari bank lain

Contoh 1 :

1) Tanggal 15 juni 2014 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit
dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur). Niai
kredit yang yang disepakati Rp. 1.000.000.000, suku bunga 12%. Jangka waktu 3
tahun.
2) Tanggal 1 juli 2012 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
(kliring) senilai Rp. 600.000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik Bank
Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3) Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar
Rp. 400.000.000. Langsung didebitkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank
Mitra Niaga.

Pencatatannya adalah :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


15/6/2012 Dr. RAR Fas. Pinjaman yang Diterima
dan belum digunakan 1.000.000.000

1/7/2012 Cr. RAR. Fas. Pinjaman yang diterima


dan belum digunakan 600.000.000

Dr. Giro BI 600.000.000


Cr. Pinjaman yang diterima 600.000.000

5/7/2012 Dr. RAR pinjaman yang Diterima


dan belum digunakan 400.000.000

Dr. Giro Bank-Bank Lain 400.000.000


Cr. Pinjaman yang diterima 400.000.000

Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC sebesar
Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dengan jangka
waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun. Dana diterima Bank Omega dalam
bentuk rekening giro pada Bank ABC. Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 30.000.000.000


K: Pinjaman yang Diterima Sertifikat Deposito 3th Rp 30.000.000.000

Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega Kantor
Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp 4.500.000.
Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor Pusat sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000

Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang.
Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan dana dari
pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon agar Kantor Pusat untuk memakai
dana tersebut, oleh Kantor Pusat mentrasfer dana tersebut ke kantor cabang melalui
Bank Indonesia setempat. Ayat jurnal sebagai berikut:
D: RAK-Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000

Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000

B. TWO STEP LOAN


Two Step Loan adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Republik
Indonesia dari Lembaga Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang
program Pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut.
Proses terjadinya Two Step Loan ini dapat dijabarkan seperti gambar dibawah ini :
Bank Penerima Pemerintah Bank Pemberi

Pinjaman RI Pinjaman di

Dalam negeri LN

Sebagai Bank Sebagai Bank LN


Penerima Kredit Penjamin dan
Lembaga LN
TSL Penyalur TSL
Pemerintah

cabang cabang

Akuntansi untuk penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh Kantor


Pusat dan akan dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening
ini merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri dari TSL;

1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.

2. Pinjaman ditujukan kepada proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan


industri kecil dan menengah yang menunjang perekonomian.

3. Pinjaman dapat berupa devisa, barang modal, atau jasa/tenaga ahli.

4. Pemerintah meneruskan pinjaman kepada Participating Financial Institution (PFI)


yaitu bank-bank dan LKBB dalam bentuk rupiah sehingga risiko selisih kurs yang
terjadi menjai tanggungjawab pemerintah.

5. Suku bunga TSL ditentukan oleh pemerintah.

6. TSL berjangka waktu 15-20 tahun sehingga dapat diakui equity

7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI berkisar
80% : 20% dari jumlah kredit.

8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada emerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada tender oleh pemerintah
sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar
0.75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan :

Tanggal/ket Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Saat Dr. RAR Pinjaman yang diterima

Persetujuan Dan belum digunakan

Saat Cr. RAR. Pinjaman yang diterima

Realisasi Dan belum digunakan

Dr. Giro BI

Cr. Pinjaman yang diterima TSL

Saat Dr. Biaya Bunga

Penyesuain Cr. Biaya Bunga Harus dibayar

Bunga

Saat Pmbyr Dr. Biaya Bunga harus dibayar

Bunga stlh Cr. Giro BI

Penyesuaian

Bila Bunga Dr. Biaya Bunga

Dibayar Cr. Giro BI

Langsung

Saat Dr. Pinjaman yang diterima


Pelunasan

Pinjaman Cr. Giro BI


Contoh:
Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar
Rp 12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh Kantor Pusat akan dijurnal sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000

Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan jumlah yang
sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.

C. OBLIGASI
Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana
berasal dari obligasi yang merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya.
Sebagai surat pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar
bunga kepada pembeli obligasi. Dimana dapat dilakukan setiap periode tertentu secara
tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. Dalam
penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas Pasar Modal. Disamping itu
penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan perlindungan positif.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan
ketika terjadi pelunasan bunga tau pokok obligasi. Untuk itu, perlu diketahui harga jual
(kurs) obligasi yang terbentuk di pasar.

Penentuan Harga Obligasi

Dalam menentukan harga obligasi, emiten harus memperhatikan tingkat bunga


(kupon) obligasi, jangka waktu atau jatuh tempo obligasi, dan keuntungan yang
diharapkan oleh investor atau sering disebut bond yield. Kupon obligasi akan
menimbulkan biaya bunga bagi emiten atau aliran kas keluar dan pokok obligasi akan
dibayar kembali pada saat jatuh tempo. Pada dasarnya, harga obligasi merupakan
penjumlahan present value dari aliran kas biaya biaya bunga ditambah present value
dari nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan. Rumus
untuk menghitungnya :

P =∑𝑛𝑡=1 Ci + Pp
(1+r)n (1+r)n

Keterangan:

P = Harga Obligasi atau Nilai sekarang Obligasi


n = Periode (jumlah tahun) sampai dengan jatuh tempo obligasi

Ci = Pembayaran bunga (kupon) obligasi setiap tahunnya

r = Tingkat diskonto atau bond yield

Pp = Nilai pokok atau principal obligasi

Bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai
berikut :

P =∑𝑛𝑡=1 Ci/2 + Pp
(1+r/2)n (1+r/2)n

Penggunaan rumus tersebut bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, maka
dengan bantuan tabel bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan present
value Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.

Contoh 1 :

Tanggal 2 Januari 2008 Bank Artamara menjual obligasu jangka panjang kepada PT.
Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5
tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap tanggal 31
Desember. Tingkat diskonto sebesar 16%.

Bunga obligasi Rp 1.000.000x18%=Rp 180.000. Bunga ini akan dibayarkan setiap


tanggal 31 Desember selama 5 tahun. Maka pembayaran bunga merupakan akuitas.
Untuk itu nilai tunai bunga dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk anuitas.
Dengan tabel bunga 16%, n=5 tahun diperoleh 3,433. Sedangkan harga tunai untuk
pokok obligasi dapat ditentukan dengan tabel nilai tunai untuk Rp 1, n = 5 tahun dengan
tingkat bunga 16% diperoleh nilai tabel 0,519. Dengan demikian harga obligasi :

Keterangan Jumlah (Rp)

Nilai tunai bunga = 180.000 x 3,433 x 1000 lembar 617.740.000

Nilai tunai pokok obligasi = 1.000.000 x 0,519 x 1000 lembar 519.000.000

Harga obligasi 1.138.740.000


Obligasi yang dijual akan dicatat sebesar nilai nominal. Selisih harga jual diatas harga
nominal dicatat agio atau premi. Sedangkan selisih harga jual dibawah arga nominal
dicatat sebagai disagio atau diskonto. Obligasi yang dijual pada tanggal diantara tanggal
pembayaran bunga harus diperhitungkan bunga yang telah berjalan. Agio atau premi
diamortisasi atau disagio diakumulasi selama jangka waktu obligasi dengan
membebankan pada biaya bunga.

Jurnal untuk transaksi diatas :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


2/1-2008 Dr. Kas/Giro PT Kadir Jaya 1.138.740.000
Cr. Agio Obligasi 138.740.000
Cr. Pinjaman Obligasi 1.000.000.000

31/12-2008 Dr. Biaya Bunga 180.000.000


Cr. Kas 180.000.000

Dr. Agio Obligasi 27.748.000


Cr. Biaya Bunga 27.748.000
(untuk amortisasi)

Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun – tahun berikutnya adalah sama
dengan 31 Desember 2008, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi dilunasi. Dengan
demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman
obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bondholder. Jika obligasi dijual dengan
harga dibawah harga nominal, maka pencatatannya :
Tanggal/Ket. Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi

Saat Bayar Bunga Dr. biaya bunga


Cr. Kas

Saat Akumulasi Disagio Dr. Biaya Bunga


Cr. Disagio Obligasi

Saat pelunasan Dr. Pinjaman Obligasi


Cr. Kas

Contoh 2:
Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000
dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual seluruh obligasi
kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi ini akan dibukukan dengan
ayat jurnal sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000

Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000

Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10 lembar
@Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya hendak
mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga dibayarkan.
Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai cabang pembayar. Pembayaran
dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa keabsahan dokumen atau bilyet obligasi
yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah
dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan dibukukan melalui perhubungan antar kantor
sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000

Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000

D. BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)

BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim
pembayarandan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak seimbangan
(mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank, baik jangka pendek
maupun panjang. Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas likuiditas bank sentral
kepada sektor perbankan dengan persyaratan yang berbeda, sesuai dengan sasaran
maupun peruntukannya. Karena jenis failitas yang beragam ini secara umum dapat
dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas likuiditas BI yang diperikan kepada bank-bank
diluar kredit likuiditas Bank Indonesia atau KLBI.

E. PINJAMAN UNTUK PEMBIAYAAN BERSAMA


Kewenangan pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-
proyek tertentu tetap berada pada kantor pusat. Untuk setiap kali diterima dana
pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke dalam rekening
Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap outstanding
disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi oleh bank.
Proses pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan dapat dijabarkan pada
gambar berikut ini:

Penerima kredit Bank Koordinator Penyalur Bank Penyalur

Pembiayaan Kredit Modal


Mendapat dana Menyalurkan Menyediakan
dan pembiayaan bersama Dana
mempergunakan

Dana Sendiri Menyediakan


Dana

Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300
M. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC
dan Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya
dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta
yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan
sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega
kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:

D : Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 100.000.000


D: Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000
K : Pinjaman yang Diterima Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000

Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima dana dari bank-
bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut
dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.
Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Penerima Kredit Pemberi Dana

Proyek Menerima dan Bank A


mempergunakan
Bank B

Bank C

Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega tidak pernah
akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak akan muncul
dalam neraca.
Referensi :

Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan. Edisi III. Semarang: UPP Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN
Syarifudin, Muchammad. 2018. Akuntansi Perbankan Bab " Pinjaman Diterima ".
http://wwwjotang.blogspot.com/2018/02/akuntansi-perbankan-bab-pinjaman.html.
[Diakses 21 September 2018]

Suryadinatha. 2014. Akuntansi Pinjaman yang Diterima.


https://id.scribd.com/doc/217787007/Akuntansi-Pinjaman-Yang-Diterima-p4.
[Diakses 21 September 2018]

Anda mungkin juga menyukai