Oleh Kelompok 4:
1) Pinjaman dari bank lain, yaitu pinjaman diperoleh dari bank lain
2) Pinjaman dari luar negeri/ Two Step Loan, yaitu pinjaman diperoleh melalui
pemerintah RI dari lembaga keuangan internasional
3) Pinjaman obligasi, adalah bukti hutang kepada investor yang dijamin lembaga
penjamin efek, mengandung janji pembayaran bunga dan lainnya serta pelunasan
pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo
4) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, yaitu pinjaman yang diterima dari Bank
Indonesia apabila bank mengalami krisis likuiditas
5) Pinjaman yang diterima dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa
proyek.
Pencatatan komitmen tagihan ini akan diikuti pencatatan realisasi pinjaman, bila
pinjaman tersebut benar-benar direalisasikan. Pinjaman yang direalisasikan dicatat
sebesar nilai nominal yang ditarik oleh bank selaku debitur/borrower atau obligor. Hal-
hal yang terkait biaya perkreditan menjadi beban peminjaman, misalnya biaya provisi
dan administrasi, biaya taksasi (appraisal) nilai jaminan, biaya perikatan (notaris), dan
biaya asuransi. Tentu saja pengkreditan rekening peminjaman diterima harus diikuti
pengkreditan RAR fasilitas pinjaman diterima dan belum digunakan sebesar nilai
realisasinya.
Contoh 1 :
1) Tanggal 15 juni 2014 Bank Permata Jakarta telah menandatangani perjanjian kredit
dengan Bank Mitra Niaga Jakarta. Bank Permata bertindak sebagai penerima kredit
(debitur) dan Bank Mitra Niaga bertindak sebagai pemberi kredit (kreditur). Niai
kredit yang yang disepakati Rp. 1.000.000.000, suku bunga 12%. Jangka waktu 3
tahun.
2) Tanggal 1 juli 2012 Bank Permata menarik kreditnya melalui Bank Indonesia
(kliring) senilai Rp. 600.000.000 dan langsung didebitkan ke rekening milik Bank
Permata di Bank Indonesia Jakarta.
3) Tanggal 5 Bank Permata menarik kredit lagi di Bank Mitra Niaga Jakarta sebesar
Rp. 400.000.000. Langsung didebitkan ke rekening Giro Bank Permata di Bank
Mitra Niaga.
Pencatatannya adalah :
Contoh 2:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC sebesar
Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dengan jangka
waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar 15% setahun. Dana diterima Bank Omega dalam
bentuk rekening giro pada Bank ABC. Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Setahun kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega Kantor
Pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp 4.500.000.
Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega Kantor Pusat sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp 4.500.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 4.500.000
Pelaksanaan pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang.
Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan dana dari
pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan memohon agar Kantor Pusat untuk memakai
dana tersebut, oleh Kantor Pusat mentrasfer dana tersebut ke kantor cabang melalui
Bank Indonesia setempat. Ayat jurnal sebagai berikut:
D: RAK-Cabang Jakarta Rp 1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai berikut:
D : Bank Indonesia-Giro Rp 1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp 1.000.0000.000
Pinjaman RI Pinjaman di
Dalam negeri LN
cabang cabang
1. Pinjaman diberikan oleh lender sendiri atau dalam bentuk konsosorium kepada
Pemerintah RI.
7. Perbandingan pembiayaan proyek antara dana TSL dengan dana dri PFI berkisar
80% : 20% dari jumlah kredit.
8. Untuk tagihan TSL yang tidak ditarik (tidak dipergunakan), PFI wajib membayar
kepada emerintah sejumlah biaya yang dibayar kepada tender oleh pemerintah
sesuai perjanjian termasuk commitmen charge sejumlah persentase tertentu berkisar
0.75% per tahun.
Jurnal yang diperlukan :
Dr. Giro BI
Bunga
Penyesuaian
Langsung
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan jumlah yang
sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
C. OBLIGASI
Obligasi merupakan instrument untuk menciptakan hutang. Sumber dana
berasal dari obligasi yang merupakan alternative bank dalam membiayai investasinya.
Sebagai surat pengakuan hutang, bank yang menerbitkan obligasi harus membayar
bunga kepada pembeli obligasi. Dimana dapat dilakukan setiap periode tertentu secara
tetap. Kewajiban ini akan diikuti pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo. Dalam
penerbitan obligasi, bank harus mendapat ijin dari otoritas Pasar Modal. Disamping itu
penerbit obligasi harus memenuhi perlindungan negative dan perlindungan positif.
Pencatatan pinjaman obligasi dilakukan ketika terjadi transaksi penjualan obligasi dan
ketika terjadi pelunasan bunga tau pokok obligasi. Untuk itu, perlu diketahui harga jual
(kurs) obligasi yang terbentuk di pasar.
P =∑𝑛𝑡=1 Ci + Pp
(1+r)n (1+r)n
Keterangan:
Bila penerimaannya setiap setengah tahun sekali maka rumusnya menjadi sebagai
berikut :
P =∑𝑛𝑡=1 Ci/2 + Pp
(1+r/2)n (1+r/2)n
Penggunaan rumus tersebut bagi orang tertentu memerlukan waktu yang lama, maka
dengan bantuan tabel bunga untuk present value anuitas untuk biaya bunga dan present
value Rp 1 untuk nilai pokok obligasi.
Contoh 1 :
Tanggal 2 Januari 2008 Bank Artamara menjual obligasu jangka panjang kepada PT.
Kadir Jaya sebanyak 1000 lembar, nominal per lembar Rp 1.000.000, jangka waktu 5
tahun. Bunga nominal 18% per tahun dibayarkan di belakang setiap tanggal 31
Desember. Tingkat diskonto sebesar 16%.
Untuk pencatatan setiap 31 Desember pada tahun – tahun berikutnya adalah sama
dengan 31 Desember 2008, hanya saja pada saat jatuh tempo obligasi dilunasi. Dengan
demikian jurnal pelunasan obligasi harus ditampilkan dengan cara mendebet pinjaman
obligasi dan mengkredit rekening kas/giro bondholder. Jika obligasi dijual dengan
harga dibawah harga nominal, maka pencatatannya :
Tanggal/Ket. Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat Jual Dr. Kas/Giro
Dr. Disagio Obligasi
Cr. Pinjaman Obligasi
Contoh 2:
Kantor Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000
dengan suku bunga 12% setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual seluruh obligasi
kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi ini akan dibukukan dengan
ayat jurnal sebagai berikut:
D: Kas Rp 1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp 1.000.000.000
Pada saat sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga
obligasi bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai berikut.
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp 10.000.000
Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10 lembar
@Rp 1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya hendak
mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga dibayarkan.
Cabang Surabaya akan bertindak hanya sebagai cabang pembayar. Pembayaran
dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa keabsahan dokumen atau bilyet obligasi
yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan dan pembayaran bunga yang telah
dilakukan. Oleh cabang Surabaya akan dibukukan melalui perhubungan antar kantor
sebagai berikut:
D : RAK-Cabang Jakarta Rp 10.100.000
K: Kas Rp 10.100.000
Oleh cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut:
D: Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D: Hutang Obligasi Rp 10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp 10.100.000
BLBI merupakan fasilitas dari Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan sistim
pembayarandan sektor perbankan agar jangan terganggu karena ketidak seimbangan
(mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank, baik jangka pendek
maupun panjang. Dalam operasinya ada bebagai jenis fasilitas likuiditas bank sentral
kepada sektor perbankan dengan persyaratan yang berbeda, sesuai dengan sasaran
maupun peruntukannya. Karena jenis failitas yang beragam ini secara umum dapat
dikatakan bahwa BLBI adalah fasilitas likuiditas BI yang diperikan kepada bank-bank
diluar kredit likuiditas Bank Indonesia atau KLBI.
Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300
M. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC
dan Bank XYZ dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M. Jadi besarnya
dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan bersama ini sebesar Rp 200 juta
yang disediakan langsung dalam rekening giro dimasing-masing bank, sedangkan
sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega
kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:
Dengan demikian Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab
terhadap kredit yang diberikan, karena Bank Omega telah menerima dana dari bank-
bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana
kepada penerima kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut
dibagi atas dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank.
Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bank C
Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega tidak pernah
akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak akan muncul
dalam neraca.
Referensi :
Taswan. (2008). Akuntansi Perbankan. Edisi III. Semarang: UPP Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN
Syarifudin, Muchammad. 2018. Akuntansi Perbankan Bab " Pinjaman Diterima ".
http://wwwjotang.blogspot.com/2018/02/akuntansi-perbankan-bab-pinjaman.html.
[Diakses 21 September 2018]