Anda di halaman 1dari 5

Profesional Dalam Pekerjaan

Admin 10:20 Pengembangan Diri


Sebagai generasi pelanjut pembangunan Bangsa, Negara terutama Gereja dalam hal ini
iman, Persatuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) harus mempersiapkan diri mengambil bagian
dalam pembangunan itu sendiri. Mempersiapkan diri, baik pendidikan formal, mental dan
spiritual sejak dari awal. Maksudnya sejak dalam kandungan ibu ,-sebagai calon bapak-ibu,-
sudah harus dipersiapkan kualitas sumber daya manusianya. Misalnya, faktor usia pernikahan,
kesehatan dst.

PPGT aset dan penentu serta penerus pembangunan bangsa dan Negara ke depan, SDM
generasi ini harus dibekali dengan pengetahuan, keahlian dan keterampilan, sikap mental dan
dukungan atau pondasi spiritual yang baik dari orang tua, keluarga dan lingkungan dan gereja.
Kita harus membuka diri melalui kerjasama dalam pendidikan formal, pergaulan dan komunikasi
dengan orang-orang di luar dari gereja kita sendiri. Bagaimana menembus sekat dan ruang-ruang
yang masih sulit dimasuki ini, kta wajib membuka wawasan dan pola pikir kita untuk menerima
hal-hal baru di luar sana dengan tetap memegang teguh sumber pengetahuan adalah Tuhan.
Kalau mau kaya, bergaullah dengan orang yang kaya, kalau mau jadi pengusaha, bergaullah
dengan pengusaha. Yang sering kesulitan adalah, bagaimana masuk ke lingkungan orang kaya
dan lingkungan pengusaha… dst

Dari tema kita “Latihan Kepemimpinan Pemuda Lanjutan”, artinya peserta ini sudah
pernah berlatih “kepemimpinan dasar”. Kalau sudah punya dasar memimpin, maka peluang
meningkatkan kepemimpinan itu terbuka lebar, jika saja peserta ini terus mengasah, menggali
kemampuan diri secara terus menerus dan focus pada apa yang dikerjakannya. Untuk menjadi
professional, tidak harus pintar. Saya termasuk orang yang tidak pintar. Tetapi saya mau belajar,
mau bekerja dan memahami pekerjaan saya dan terus melakukan inovasi dengan kreasi-kreasi
yang baru hingga mencapai kualitas dan kapasitas yang memadai saat ini.

Dari sini akan terus timbul pemikiran-pemikiran yang baik, akal sehat yang terus
tumbuh, terasa dan berkembang dengan tetap memelihara integritas dan kejujuran dalam
berperusahaan. Kalau kita setia memelihara iman dan takut akan Tuhan, anak-anakku sekalian
akan mudah meraih sukses jika suatu saat memasuki dunia kerja. Modal utamanya adalah takut
akan Tuhan dalam arti takut dosa. Kalau pondasinya sudah kuat, niscaya kalian semua tidak
akan berani melakukan manipulasi keuangan perusahaan, tipu-tipu buat laporan fiktif, yang
akhirnya menimpulkan laporan keuangan yang amburadul atau disclaimer.

Kita sering mendengar betapa pentingnya kata-kata "profesional" di tempat kerja. Jika
Anda ingin maju, dianggap serius, dan memiliki bos yang menganggap Anda sebagai aset bagi
tim kerja perusahaan, maka bersikap dan berperilaku dengan cara yang profesional adalah
penting. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah professional ini? apakah itu cukup hanya
melakukan pekerjaan Anda dengan baik dan datang tepat waktu secara konsisten, atau ada hal-
hal lain yang diharapkan agar dapat dipandang sebagai profesional?

Bos di perusahaan manapun tidak dapat menjelaskan dengan tepat tentang apa artinya menjadi
profesional. Profesional itu dasar katanya profesi. Profesi itu pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat dikerjakan oleh professional. Sebab setiap pekerjaan punya karakteristik yang
membedakannya dengan pekerjaan lain. Profesi yang bisa dikerjakan profesional adalah mereka
yang memiliki pendidikan teroritis yang dapat diterapkan dalam bentuk praktek. Misalnya guru
punya terori dan mengajar kita dengan baik. Dokter, perawat, bidan dan wartawan. Pekerjaan ini
semua punya terori dan dipraktekkan, serta memiliki aturan berupa kode etik, punya lisensi,
kerjanya otonom dan mengndalkan kualitas kerja dan keahlian. Misalnnya dokter yang
melakukan malpraktek., wartawan yang salah memberitakan koruptor dst. Pekerjaan seperti ini
menuntut pekerjanya bekerja secara profesional. Ada aturan yang mengikatnya dalam bekerja,
ada runtutan atau proses yang mereka jalani sebelum mencapai hasil. Kategori pekerjaan inilah
yang harus dikerjakan secara professional, kendati pada dasarnya semua pekerjaan memerlukan
tanggungjawab untuk dikerjakan secara professional.

Pekerjaan lain juga menuntut tanggungjawab yang baik dan dikerjakan secara professional dalam
pemahaman dan perfektif yang berbeda atau tidak selalu beresiko jika tidak dikerjakan secara
procedural atau tidak mengikuti tahapan pekerjaan dengan baik. Misalnya, asisten rumah tangga,
tidak perlu bekerja berurutan untuk menyelesaikan pekerjaannya setiap hari. Petani, Nelayan dst,
tetapi mereka tetap mengerjakan pekerjaannya secara bertanggungjawab.

Berikut Cara-cara profesional dalam bekerja

Bertindak sebagai seorang profesional itu benar-benar berarti melakukan apa yang diperlukan
untuk membuat orang lain berpikir bahwa Anda adalah orang yang diperlukan, dapat diandalkan,
penuh tanggungjawab, dihargai dengan penuh rasa hormat, dan kompeten dalam bidangnya.
Tergantung di mana Anda bekerja dan jenis pekerjaan apa yang Anda kerjakan. Namun
demikian, ada beberapa ciri-ciri umum yang bisa dikenali sebagai sikap dan perilaku yang
professional diantaranya:

1. Kompeten

Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang Anda miliki adalah kompensi yang harus dijaga
karena akan terus memberikan dukungan pada Anda untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang lainnya dengan baik. Misalnya, kompetensi anda adalah guru, tidak perlulah anda
mengubah pekerjaan menjadi pengacara dst.

2. Andal

Orang-orang dapat bergantung pada Anda untuk datang tepat waktu, mengerjakan pekerjaan di
saat yang tepat. Banyak yang tergantung kepada anda, Karena memang dibutuhankan dan
seharusnya seperti itu. Anda kepala devisi, di Pemasaran dan Eksepedisi Barang Jasa. Orang
tidak akan memulai mencetak barang, kalau mereka belum tahu jumlah pesanan dari pemasaran
dan ekpedisi barang. Barang itu dipesan oleh siapa saja, akan dikirim kemana saja, berapa
jumlahnya, jenisnya apa saja dst, tergantung pada Anda. Anda jadi andalan.

3. Jujur
Anda harus mengatakan hal yang sebenarnya, baik di depan atasan maupun bawahan. Sekecil
apapun uang perusahaan, baik masuk maupun keluar, harus dilaporkan. Sebagai professional
harus membedakan, biaya kepentingan kantor dan kepentingan pribadi. Tahut kepada TUHAN,
akan jauh lebih baik dari pada sekadar takut pada atasan. Baca buku, Berhasil Karena Iman dari
Magdalena Kawoco.

4. Integritas
Anda harus dikenal karena integritas Anda yang punya prinsip dan konsisten. Harus tetap pada
pendirian, jangan terpengaruh dengan pergaulan yang bisa membawa mu kepada hal-hal yang
buruk. Semisal, merokok, Narkoba dan mengkonsumsi zat adiktif lainnya. Jangan sentuh
barang-barang terlarang itu

5. Menghormati sesama

Memperlakukan semua orang baik sehingga mereka merasa berarti harus merupakan bagian dari
pendekatan Anda. Menyapa orang dengan pendekatan emosional, akan jauh lebih baik dari pada
hubungan formal sebatas pekerjaan. Kita Harus mengenali mitra usaha kita dengan baik dan
menyapanya dengan hormat.Ingat pembelian Hotel Nagoya di Jawa Pos.

6. Mengembangkan diri

Teruslah mengembangkan keterampilan atau pengetahuan Anda mengikuti perkembangkan


teknologi secara up-to-date, internet, WA, Twitter, BBM dst. Menyapa dan memperlakukan
orang dengan baik dan sopan, akan memberi kita peluang kerja sama untuk jangka waktu yang
lama. Ini juga investasi social, itu mahal.

7. Berpikir positif

Tak seorangpun yang menyukai sikap pesimis. Memiliki sikap optimis dan berusaha untuk
menjadi pemecah masalah bisa membuat respon yang baik dengan lawan diskusi kita terutama
pimpinan kita. Pikirkan hal-hal yang baik yang dapat memberi peluang usaha dan kerja dalam
jangka waktu lama. Karena kita bekerja dimanapun, kita berharap pekerjaan kita akan menjadi
sumber hidup kita, kendati tidak memberi kita kekayaan besar.

8. Saling memberi dukungan

Anda bisa berbagi masalah dengan rekan-rekan, berikan kesempatan pada mereka untuk
menunjukkan bagaimana memecahkan sesuatu masalah dengan benar, dan sesekali
meminjamkan telinga bila diperlukan untuk mendengar keluhan mereka. Bahkan boleh jadi hasil
pantaauan lapangan yang dikeluhkan itu menjadi peluang usaha baru yang akan menambah
omzet perusahaan.

9. Tetaplah Fokus pada Pekerjaan.

Jangan biarkan kehidupan pribadi Anda berdampak buruk pada pekerjaan Anda, dan jangan
habiskan waktu Anda untuk memberi perhatian pada masalah-masalah pribadi yang bisa
merusak pekerjaan anda. Kalau anda adalah bagian penagihan di sebuah perusahaan, fokuslah
untuk menagih piutang saja. Jangan debt collector, berubah preman pasar.

10. Jadilah Pendengar yang baik


Orang-orang ingin didengar, sehingga Anda memberi mereka kesempatan untuk menjelaskan
keluhan atau ide-ide mereka. Jangan abaikan keluhan mereka, siapa tahu bias menjadi ide yang
baik dan membangun perusahaan kea rah yang juga baik Semakin Anda mempraktekkan
pembahasan di atas, semakin terbuka kesempatan membuat reputasi positif untuk diri sendiri
dan juga perusanaan.
Hal ini pada akhirnya dapat diterjemahkan ke dalam kenaikan gaji dan promosi, kesempatan
untuk mengerjakan tugas lagi yang Anda nikmati kelak, dan mendapatkan rasa hormat atau
dihargai dari rekan-rekan dan manajemen serta atasan kita. Anda juga akan mendapatkan
keuntungan dari meningkatnya harga diri dan martabat sebagai orang yang berharga di masa
depan dan selalu diperlukan oleh perusahaan setiap saat. Tetapi jika dalam pekerjaan itu, tak lagi
mampu menampung ide-ide kreatifmu, lebih baik cari empat kerja yang levelnya lebih besar
untuk mengakomodir kreasi-kreasi baru mu yang terus tumbuh dan menggelora.

Pada akhirnya kita semua akan tahu dari pengalaman bekerja, bagaimana mendapatkan
label sebagai profesional dan “tidak professional”. Cara berpakaian yang asal-asalan, misalnya.
Tidak memiliki persiapan ketika menghadiri pertemuan, atau menghabiskan waktu untuk
bergosip di tempat kerja. Itu gampang memberi labelnya “tidak professional”. Memperlakukan
orang dengan tidak hormat, membiarkan orang menunggu lama untuk hal yang tidak perlu.
Menggunakan ide-ide kolega atau orang lain, tanpa izin atau setidaknya memberi tahu mereka.
Mengatakan suatu hal, kemudian melakukan hal yang sebaliknya, lain di hati lain di bibir, dan
sering tidak menepati janji, maksudnya berjanji akan menggelar rapat untuk membahas sesuatu
yang penting, ternyata yang bersangkutan sendiri tidak hadir dalam rapat. Itu semua yang
gampang menyebutnya dengan tidak professional.
Semoga PPGT yang masih muda dan tengah bersemangat mencari pekerjaan ini, dapat menjadi
profesional yang andal di masa mendatang. Sukses, Tuhan Yesus Memberkati, Amin

Anda mungkin juga menyukai