Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA UDANG

Dede Melita, Eighsya Sitinjak, Firsa Ayunda, Miftah Nadya, Sonia Kristin Saragih,Taufik
Akbar Saragih, Valensia Febrian dan Zurayda Fitri Adhaini Damanik

Laboratorium Mikrobiologi Program Stud Ilmu dan Teknologi Pangan


Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Media yang memiliki fungsi selektif adalah media untuk mencegah


pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu. Total Plate Count
(TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar,
sehingga mikroorgnisme akan berkembang baik dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Praktikum ini
bertujuan untuk melakukan analisa kuantitatif dengan metode Total Plate Count (TPC) dan
mengetahi cara menghitung koloni bakteri yan terbentuk dari sampel. Prosedur kerja darii
praktikum ini adalah KH2PO4 sebanyak 3,4 gr dilarutkan ke dalam NaOH sebanyak 100 ml
dengan aquadest dan ditambahkan NaOHN hingga netral, kemudian ambil Plate Count
Agar (PCA) lalu timbang sebanyak 5,6 gr lalu masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak
250 ml kedalamnya lalu di aduk. Adapun fungsi dari reagensia dari KH2PO4 adalah
sebagai larutan buffer yang memiliki fungsi untuk menstabilkan pH medium, yang kedua
adalah NaOH memiliki fungsi untuk indikator menentukan volume dari KH2PO4 sebagai
larutan buffer yang akan mempertahankan pH dari medium. Adapun prinsip dari
pengenceran yang dilakukan adalah yang pertama adalah membuat medium agar dengan
melakukan pengenceran dan yang kedua adalah menghitung jumlah lempeng total pada
medium. Pembuatan larutan stok, larutan stok ditambah aquades sebanyak 900 ml, 225 ml
dimasukkan ke dalam erlenmeyer, 9 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditutup
dengan kapas yang dibalut dengan oliv oil, lalu semua bahan dibungkus dengan plastik
fotocopy lalu dimasukkan ke dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 212OC.
Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengenceran dengan perulangan dua kali
adalah pada pengenceran 10-9 adalah 139 pada pengenceran pertam dan 90 pada
pengenceran kedua, 10-10 didapatkan jumlah koloni 58 pada pengenceran pertama dan 10
pada pengenceran kedua, 10-11 didapatkan 30 koloni pada pengenceran pertama dan

1
pada pengenceran yang ke 10-12 didapatkan jumlah koloni sebanyak 2 pada pengenceran
pertama dan jumlah koloni produk bernilai 167, 326 x 109 cpu/gr.
Kata kunci : Media, mikroorganisme, mikroskop, pengenceran, Total Plate Count (TPC)

PENDAHULUAN

Mikroorganisme dalam perkembangbiakannya memerlukan nutrisi sebagai sumber


energi untuk pertumbuhan sel-selnya. Dan diperlukan beberapa unsur organik maupun
non organik agar dapat tumbuh dan perkembang, diantaranya adalah karbon, nitrogen,
sulfur dan zat besi lainnya. Dan kekurangan nutrisi mampu membuat mikroorganisme tidak
dapat bertahan hidup. Dalam perkembang biakannyapun mikroorganisme memerlukan
media yang mana memerlukan zat hara mendasar diatas yang disebut sebagai medium.
Adapun medium memiliki beberapa pembagian yang pertama berdasarkan konsistensinya
adalah media padat, media cair, dan media semi padat. Yang kedua berdasarkan sumber
bahan baku adalah media sintetik dan media non-sintetik, dan yang ketiga adalah media
berdasarkan fungsinya adalah media selektif (Ramadhan, 2015)
Adapun pembagian jenis-jenis dari medium yang lainnya adalah medium umum
yang mana fungsinya adalah untuk mengisolasi fungi umumnya untuk menggunakan
Potato Dextrose Agar, Carrot Agar, Oat Meal Agar dan lainnya. Kedua medium khusus
yang mana mempunyai komposisi yang khusus sesuai dengan fungi yang akan diisolasi
dan pembuatannya ada yang dibuat secara sendiri dan komersil (Roosheroe, dkk.,
2014).
Adapun prinsip dari perhitungan dari jumlah bakteri atau koloni bakteri dalam
sbuah medium atau cawan dikenal sebagai Total Plate Count (TPC), yang mana memiliki
pengertian menumbuhkan sel mikroorganisme pada sebuah medium afar kan
menumbuhkan perkembangbiakan koloni mikroorganisme dimana mampu dilihat dan
dihitung langsung menggnakan mata.dalam teknik ini sangat dibutuhkan pemahaman akan
teknik pengencran yang bertujuan untuk mengurangi jumlah mikrorganisme secara spesifik
sehingga didapatkan perhitungan yang tepat adapaun tujuan lainnya bertujuan untuk
memudahkan perhitungan jumlah koloni. Adapun hal yang perlu diperhatikan pada koloni
dalam pertumbuhannya pada medium diantaranya adalah besar kecil koloni, bentuk,
kenaikan permukaan, halus kasarnya permukaan, wajah permukaan, warna dan
kepekatan (Wiguna, 2017)

2
Total Plate Count dapat digunakan untuk mengetahui .ataupun menilai
kontaminasi dari udara, air, permukaan peralatan, fasilitas yang digunakan. Dan metode
Total Plate Count dapat menghitung total populasi mikroorganisme aerobik pada peralatan
atau produk makanan (Norman, 1997).
Prinsip kerja analisis perhitungan jumlah koloni pada Total Plate Count
menggunakan sampel dengan cairan yang diperlukan untuk melakukan duplo. Semua
bahan harus diseterilkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan
timbulnya mikroba lain yang akan mengecoh penelitian. Jumlah koloni yang dapat dihitung
harus memiliki bakteri antara 30-300 koloni. Sebelum cawan petri, tabung reaksi dan
media yang akan digunakan harus disterilkan di autoclave pada suhu 121°C selama 15
menit. Setelah koloni selesai dibuat maka simpan media atau cawan petri ke dalam
inkubator untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Mailoa,2017).
Perhitungan jumlah koloni pada medium agar dapat menggunakan suatu rumus
perhitungan mikroba yaitu menurut Compendium of Methods for the Microbiological
Examination of Food. Dimana setiap baktri yang tumbuh dihitung dari petri yang berisi 25-
250 koloni, dan jika jumlah koloni lebih besar dari 250 maka tidak bisa dihitung (TUBD).
Jumlah mikroba yang tumbuh dihitung dengan rumus jumlah koloni dikalikan dengan faktor
pengenceran. Diman satuan yang digunakan adalah cfu/ml (Affan, 2017).
Total Plate Count adalah salah satu prinsip yang digunakan dari teknik
pengenceran yang mana digunakannya media Tuang. Dimana jumlah koloni bakteri yang
ada di hitung setelah 48 jam lamanya dan diinkubasi dan setelah itu dihitung oleh alat
penghitung dan hasilnya diubah kedalam cfu/ml (Sowmya,2013).
Adapun penyebab cemaran mikroba pada bahan pangan dapat disebabkan
karena jumlah awal mikroba pada bahan dapat mempengaruhi jumlah dari mikroba
selanjutnya dan akan meningkatkan jumlah cemaran pada bahan pangan, selain itu
dipengaruhi oleh lama penyimpanan bahan pangan sebelum dipasarkan atau pada waktu
pemasaran yang terlalu lama dan faktor lainnya adalah rendahnya nilai kebersihan dan
tingkat higienitas pada proses pengolan seperti halnya pencucian menggunakan air yang
tidak higienis (Sukmawati dan Hardianti, 2018).

3
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 23 November 2018, pada pukul 14.00
sampai dengan pukul 16.00 WIB, di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Botol spray, tissue gulung, coton
butt, plastik tahan panas, botol jar, pissau stainlest steel, telenan dan bahan yang
digunakan ialah daging ayam 100 gram.

Prosedur Praktikum
1. Persiapan Pengujian
Pertama, untuk contoh dengan berat lebih kecil atau sama dengan 1 kg atau 1 L
sampai dengan 4,5 kg atau 4,5 L timbang contoh padat sebanyak 25 g atau contoh cair
sebanyak 25 ml dari contoh yang akan diuji, kemudian masukkan dalam wadah atau
plastik steril dan tambahkan 225 ml Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered. Kedua,
untuk contoh dengan berat lebih besar dari 4,5 kg atau 4,5 L timbang contoh padat
sebanyak 50 g atau contoh cair sebanyak 50 ml, kemudian masukkan dalam wadah atau
plastik steril dan tambahkan 450 ml Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered. Ketiga,
homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan dengan pengenceran 10 -
1. Keempat, dengan menggunakan pipet steril, ambil 10 ml homogenat di atas dan
masukkan ke dalam 90 ml Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered untuk mendapatkan
pengenceran 10-2. Kelima, menyiapkan pengenceran selanjutnya (10-3) dengan mengambil
10 ml contoh dari pengenceran 10-2 ke dalam 90ml larutan Butterfield’s Phospate Buffered.
Keenam, dilakukan pengocokan minimal 25 kali. Ketujuh, lakukan hal yang sama untuk
pengenceran 10-4, 10-5, dan seterusnha sesuai dengan kondisi contoh.

2. Tahap Pengujian

Pertama, pipet 1 ml dari setiap pengenceran dimasukkan ke dalam cawan petri


steril. Kedua, tambahkan 12 ml – 15 ml PCA ke dalam cawan. Lalu, inkubasi cawan-cawan
tersebut dalam posisi terbalik. Masukkan ke dalam inkubator.

4
3. Persiapan Pengujian

Dibuat larutan stock dengan menambahkan 34 gram KH2PO4 dan 500 ml


aquadest.

Diatur pH-ny agar bernilai 7,2 dengan menggunakan 1 N NaOH dan


tepatkan volume larutan hingga 1 L dengan aquadest.

Disterilisasi selama 15 menit dengan suhu 121˚C dan disimpan dalam


refrigerator.

Dimasukkan larutan sebanyak 10 ml dan dipaskan dengan aquadest hingga


1 L.

Ditimbang contoh padat dan cair.

Dimasukkan ke plastik steril dan ditambahkan larutan Butterfield’s Phospate


Buffered.

Dihomogenkan selama 2 menit.

Diambil 10 ml homogen ke dalam 90 ml larutan Butterfield’s Phospate


Buffered dan dilakukan pengenceran.

Gambar 1. Skema Prosedur Persiapan Pengujian.


Gambar 1. Skema Prosedur Persiapan Pengujian
4. Tahapan Pengujian

Dimasukkan pipet 1 ml ke dalam cawan petri.

Ditambahkan 12 ml – 15 ml PCA ke dalam cawan.

Diinkubasi cawan dalam posisi terbalik.

5
Gambar 2. Skema Prosedur Tahapan Pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Adapun hasil pengamatan dari pengenceran dapat dilihat dari gambar 2,3, 4, dan 5.

Gambar 2. Pengenceran 10-9 Gambar 3.Pengenceran 10-10

Gambar 4. Pengenceran 10-11 Gambar 5. Pengenceran 10-12


Berdasarkan praktikum yang dilakukan banyaknya koloni yang didapatkan dari
cawan petri adalah:
Pas Bahan Pengenceran Jumlah Koloni

U1 U2

05. Udang 10-9 139 90


10-10 58 10
10-11 39 -
10-12 2 -

6
Dan adapun jumlah bakteri yang terdapat pada cawan dapat dihitung melalui
rumus:

∑c
N=
[ (1x n1) + (0,1 x n2 ) + ....d]

I1/P9 + I1/P10 + I1/P11 + I1/P12 + I2/P9 + I2/P10


=
[ (1 x n1 ) +(0,1 x n2) x d)]
= 139 + 90 + 58 + 10 + 39+ 2
[(1x2) + (0,1 x2) + (0,01 x 2) . 10-9]
= 338
2, 202 x 10-9

N = 167, 326 x 109 cpu/gr


Dimana:
N= Jumlah koloni produk (koloni/ml atau koloni atau gr).
C= Jumlah koloni pada semua cawan.
n1= jumlah cawan pada pengenceran 1.
n2= jumlah cawan pada pengenceran 2.
d= pengencern pertama yang dihitung.
Keterangan pengeceran:
I1/P9 = Cawan pertama pengenceran kesembilan.
I2/P9 = Cawan kedua pengenceran kesembilan.
I1/P10 = Cawan pertama pengenceran kesepuluh.
I2/P10 = Cawan kedua pengenceran kesepuluh.
I1/P11 = Cawan pertama pengenceran keseblas.
I1/P12 = Cawan pertama pengenceran keduablas.
Setelah dilakukan perhitungan jumlah bakteri pada setiap cawan dari ulangan
pertama dan kedua dari medium pengenceran 10 -9 sampai 10-12 didapatkan jumlah bakteri
yang semakin berkurang. Pada pengenceran pertama didapatkan jumlah koloni sebanyak
139 dan pada pengulangan kedua terdapat 90 jumlah koloni pada 10-9 dan pada 10-12
terdapat 2 jumlah koloni pada pengenceran pertam dan tidak ada sama sekali pada
pengenceran kedua.

7
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode Total
Plate Count (TPC) adalah metode yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri
yang tumbuh pada media agar. Media yang digunakan untuk menumbuhkan sel
mikroorganisme sehingga dapat berkembang adalah PCA (Plate Count Agar), sehingga
mikroorganisme dapat berkembang dan membentuk koloni. teknik pengencran yang
bertujuan untuk mengurangi jumlah mikrorganisme secara spesifik sehingga didapatkan
perhitungan yang tepat adapaun tujuan lainnya bertujuan untuk memudahkan perhitungan
jumlah koloni. Sampel yang digunakan adalah udang besar sebanyak 25 gram didapat
total jumlah bakteri sebanyak 167, 326 x 109 cpu/gr.

DAFTAR PUSTAKA
Affan, I., Razali., dan Rastina. 2017. Jumlah cemaran total plate count (TPC) dan
escherichia coli susu kambing segar yang berasal dari usaha ternak kambing
perah dikecamatan Syiaah Kuala Banda Aceh . Jimvet E-Isnn. 2(1): 17-22

Mailoa M.N., A.M Tapotubun., dan T.E.A.A Matrutty. 2017. Analysis Total Plate Count
(TPC) On Fresh Steak Tuna Applications Edile Coating Caulerpa sp During
Stored at Chilling Temperature. IOP Conf. Series: Earth and Environmental
Science. 89(1): 1-6

Marriott, N.G. 1997. Essentials Of Food Sanitation. 32. Chapman & Hall, New York.

Ramadhan, A. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa-Senyawa Hasil Modifikasi Struktur


Etil p-Metoksisinamat Melalui Reaksi Esterifikasi Terhadap Bakteri Gram Negatif
Dan Gram Positif. [Skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatuliah Jakarta
Roosheroe, I.G., W. Sjamsuridzal., dan A. Oetari. 2006. Mikrobiologi Dasar dan Terapan.
161-164. McGraw-Hill, New York.

Sowmya L., S. Deepika dan J.B. Atluri. 2013. Research Journal of Pharmaceutical,
Biological dan Chemical Science. ISSN.4(3):190-199

Sukmawati dan F. Hardianti. 2018. Analisa Total Plate Count Mkroba Pada Ikan Kakap Di
Kota Sorong Papua.Jurnal Biodjati.3(1):72-78

Wiguna, A. 2017. Dunia Kimia. http://duniachemistry.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai