Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan

pengajaran yang dicetuskan dan ditetapkan oleh sekolah secara dinamis dan progresif.

Hal ini berarti, bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar

sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang

sedang membangun. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum tersebut

sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan, dan kebutuhan daerah,

serta kebutuhan bangsa itu sendiri, sehingga terwujudlah tujuan dan cita-cita kita

bersama, mulai tingkat yang mendasar sampai pada skala nasional.

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan dan penyusunan

kurikulum sekolah, kemudian diaplikasikannya ke dalam kelas sebagai wujud proses

belajar mengajar disertai dengan penilaian-penilaian terhadap kegiatan tersebut, sebagai

langkah penyempurnaan sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Berkembangnya

kurikulum yang terus diperbaharui sesuai dengan kemajuan teknologi dan standar sistem

pendidikan nasional dan internasional.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai alat dan tolak ukur

pembelajaran yang terarah dan spesifik sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

Sehingga perkembangan kurikulum nasional melakukan penyempurnaan yang sesuai

dengan keadaan para siswa dan dapat setara dengan sistem pendidikan negara lain.
1
C. Manfaat Bagi Penulis dan Orang Lain

Manfaat bagi penulis dan orang lain adalah lebih memahami dalam tahap pengembangan

kurikulum yang dimulai dari tahun 1968 hingga kurikulum 2013, dan dapat mengetahui

bahwa proses pembentukan sekolah dasar dari masa penjajahan tidaklah mudah,

perkembangan kurikulum selalu diupayakan oleh para pemerintah dan pakar pendidikan

untuk kepentingan anak bangsa dalam kemajuan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan

dapat tercapai.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Kurikulum Sekolah Dasar

2
1. Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia

Perkembangan kurikulum secara nasional tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan pendidikan di tanah air dari dulu hingga saat ini. Sekolah atau lembaga

pendidikan di Indonesia telah ada sejak zaman colonial belanda. Ini berarti, pendidikan

secara formal telah ada sejak zaman tersebut. Pada zaman kolonial belanda, pelaksanaan

pendidikan dan kurikulum sekolah diwarnai dengan kepentingan-kepentingan penjajah

yang ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan cara menguras sumber daya

alam dan sumber daya manusia.

Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945,

bangsa Indonesia berada pada babak baru, pendidikan pun mulai mendapat perhatian dan

menunjukkan perkembangan tersendiri. Upaya-upaya inovatif telah banyak dilakukan

dan dikungan terhadap pendidikan semakin meningkat sejalan dengan kesadarn pihak

pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan sumber daya manusia. Program

pendidikan atau kurikulum lebih banyak diarahkan guna menanggulangi masalah-

masalah besar seperti masalah pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,

peningkatan kualitas hasil pendidikan, relevansi pendidikan dengan kebutuhan

masyarakat dan pembangunan, perluasan kesempatan kerja, dan masalah-masalah besar

lainnya. Kurikulum sekolah diarahkan untuk mempersiapkan warga negara memasuki

abad baru yang penuh dengan persaingan-persaingan global.

a. Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968

Pada masa sebelum datangnya orang-orang Eropa ke Indonesia (portugis dan

belanda), sebenarnya sudah ada lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh

3
lembaga-lembaga keagamaan (terutama Hindu dan Budha). Tentu saja mata pelajaran

yang diajarkan lebih berorientasi kepada pengembangan agama. Setelah agama islam

masuk ke Indonesia, berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pelajaran agama

islam secara lebih teratur dan mendalam. Pendidikan yang teratur dan sistematis muncul

pada saat kedatangan orang-orang eropa di Indonesia. Pada awalnya, orang eropa tidak

begitu memperhatikan masalah pendidikan sebab kedatangannya hanya untuk berdagang

dan mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Pada awal abad ke-20 muncul revolusi sosial dan industry di eropa yang berpengaruh

terhadap perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Mulailah berdiri sekolah desa

yang lamanya tiga tahun yang diperluas lagi dengan lanjutan sekolah desa selama dua

tahun. Sesuai dengan adanya undang-undang hindia belanda yang menggolongkan

penduduk di Indonesia menjadi tiga kelas, yaitu eropa, timur asing, dan bumi putra, maka

dibuka pula tiga jenis sekolah rendah bagi ketiga kelas penduduk tersebut. Ketiga jenis

sekolah tersebut, yaitu ELS (eropesche lagere school) untuk orang eropa, juga orang

tionghoa dan Indonesia yang menurut undang-undang haknya disamakan dengan bangsa

eropa; HCS (hollands chinesche school) untuk golongan tionghoa: dan HIS (Hollands

inlandshe school) untuk rakyat bumi putra kalangan atas.

Kurikulum pada ELS terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis, berhitung, bahasa

belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain.

Agama, yang semuka dijadikan alas an utama untuk mendirikan sekolah, ditiadakan.

Menurut peraturan, kurikulum bisa diperluas dengan mata pelajaran yang lebih tinggi,

seperti ilmu alam, dasar-dasar bahasa prancis, bahasa inggris dan jerman, sejarah umum

dan sejarah dunia, matematika, pertanian, menggambar tangan, pendidikan jasmani,


4
kerajinan tangan dan menjahit bagi anak perempuan. Bahasa melayu tidak dijadikan mata

pelajaran sebab tujuan sekolah ini ialah menanamkan kesadaran nasional belanda dan

mengabaikan lingkungan sekitarnya. Geografi dan sejarah belanda lebih dikenal dari

pada Indonesia, begitu pula lagu-lagu belanda. Els dapat dipandang sebagai alat politik

yang sepenuhnya dikuasai dan diawasi oleh pemerintah. Pengajaran bahasa belanda

memegang peranan utama sebab penguasaan bahasa tersebut akan menjadi kunci untuk

menjadi pegawai. Dengan mementingkan bahasa belanda ini, maka pemerintah memiliki

alat yang sangat ampuh untuk mengontrol rakyat.

Kurikulum pada HCS pada dasarnya sama dengan ELS, yaitu memberikan

pendidikan belanda yang murni kepada anak-anak cina. Bahasa belanda diajarkan dengan

maksud agar dapat mengalahkan dorongan mempelajari bahasa dan kebudayaan cina.

Bahasa inggris dan perancis diajarkan untk kepentingan perdagangan. Kebanyakan HCS

memiliki kelas persiapan untuk anak-anak berusia 5 tahun agar lebih mudah mengikuti

pelajaran dikelas satu. Fasilitas seperti itu tidak pernah disediakan bagi anak-anak

Indonesia. Pengajaran bahasa cina tidak diperkenankan oleh pemerintah, begitu juga

pengajaran bahasa melayu.

Kurikulum pada HIS meliputi semua mata pelajaran ELS dan diajarkan pula

membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara latin dan bahasa melayu dalam tulisan

arab dan latin. Kurikulum tidak menyertakan pelajaran sejarah, bernyanyi dan pendidikan

jasmani. Pelajaran sejarah dianggap sensitif dari segi politik, sedangkan bernyanyi dan

pendidikan jasmani belum ada guru-guru yang kompeten. Membaca dikelas satu

bertujuan untuk menguasai keterampilan membaca, sedangkan ilmu bumi diajarkan sejak

5
kelas tiga. Bahasa yang diajarkan, bahasa daerah, belayu dan belanda. Bahasa belanda

sangat dipentingkan dan menguasai hampir setengah waktu (sekitar 66,4%).

Pada masa penjajahan jepang, semua jenis sekolah rendah yang bermacam-macam

tingkatannya dihapus sama sekali. Pelajaran yang berbau belanda ditiadakan. Dengan

demikian, tinggallah sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu sekolah rakyat yang

disebut “kokumin gako” yang lama belajarnya selama 6 tahun. Isi pendidikan kurang

mendapat perhatian, yang terpenting ialah bahwa semua negara jajahan harus membantu

jepang dam situasi perang pada saat itu. Akibatnya, anak-anak sekolah diharuskan

mengikuti latihan kemiliteran. Pelajaran olahraga mendapat kedudukan penting, murid-

murid diharuskan mengumpulkan batu, kerikil dan pasir untuk kepentingan pertahanan.

Kemudian, setiap anak disuruh menanam pohon jarak untuk membuat minyak bagi

kepentingan perang. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar.

Pada masa kemerdekaan, undang-undang dasar 1945 dijadikan pedoman dalam

penyelenggaraan pendidikan. Sejak saat itu pendidikan di Indonesia mulai mengalami

perbaikan dan penyempurnaan. Tujuan pendidikan dan pengajaran diarahkan untuk

membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab bagi kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pada tahun 1952,

pemerintah Indonesia melalui kementrian pendidikan pengajaran dan kebudayaan

menerbitkan buku pedoman kurikulum SD yang diberi nama Rencana Pelajaran Terurai

yang berfungsi membimbing para guru dalam kegiatan mengajar disekolah dasar.

Didalamnya tercantum jenis-jenis pelajaran yang harus menjadi kegiatan murid dalam

belajar disekolah, seperti pelajaran bahasa Indonesia, bahasa daerah, berhitung, ilmu

alam, ilmu hayat, ilmu bumu dan sejarah. Pelajaran bahasa Indonesia baru diberikan

6
dikelas 3 dan terbagi atas cakap-cakap, membaca, bahasa, dan mengarang. Dalam

pelajaran bahasa daerah diberikan pelajaran membaca dalam huruf daerah seperti huruf

jawa bagi murid dijawa yang dimulai dari kelas dua tengah tahun kedua. Pelajaran

berhitung terbagi atas hitung angka, hitung soal, ilmu bangun, dan mencingkak,

sedangkan pelajaran ilmu hayat terbagi atas ilmu tubuh manusia, ilmu tumbuh-tumbuhan

dan ilmu hewan.

Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952, direktorat

pendidikan dasar/prasekolah departemen PP dan K pada tahun 1964 menerbitkan buku

pedoman kurikulum baru yang diberi nama Rencana Pendidikan Taman Kanak-Kanak

dan Sekolah Dasar. Tujuan pendidikan pada saat itu ialah membentuk manusia pancasila

dan manipol/undek yang bertanggung jawab antara lain atas terselenggaranya masyarakat

adil dam makmur, materil dn spiritual. Adapun Sistem Pancawardana atau lima aspek

perkembangan, yaitu:

1). Perkembangan moral, meliputi pelajaran: pendidikan kemasyarakatan dan

pendidikan agama/budi pekerti.

2). Perkembangan intelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran: bahasa Indonesia,

bahasa daerah,berhitung, dan pengetahuan alamiah:

3). Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajaran : seni suara/music, seni

lukis/rupa, seni tari dan seni sastra/drama.

4). Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: pertanian/perternakan, industry

kecil/pekerjaan tangan, koperasi/tabungan, dan keprigelan lainnya; serta

7
5). Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: pendidikan jasmaniah dan pendidikan

kesehatan.

Semua pelajaran tersebut diberikan di kelas I dan kelas II sebanyak 26 jam pelajaran,

30 menit dan di kelas III sampai dengan kelas VI sebanyak 36 jam pelajaran 40 menit.

Dalam pelaksanaanya terdapat petunjuk-petunjuk praktis yang lebih menekankan kepada

keaktifan siswa dibawah bimbingan guru. Selain pelajaran-pelajaran tersebut terdapat

pula kegiatan lain yang disebut “krida” atau hari untuk berlatih yang khusus disediakan

bagi para peserta didik untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya sendiri sesuai dengan

minat dan bakatnya. Kegiatan krida ini meliputi kegiatan kebudayaan, kesenian,olahraga,

dan permainan-permainan (dalam istilah sekarang biasanya disebut ekstrakurikuler).

b. Kurikulum SD Tahun 1968

Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 september ( G-30-S) yang

menandai berakhirnya pemerintahan orde lama (arla). Peristiwa tersebut banyak

berpengaruh terhadap tatanan politik, ekonomi, dan sosial pada saat itu, termasuk juga

dunia pendidikan. Departemen pendidikan dan kebudayaan pada tahun 1968 segera

melakukan perbaikan-perbaikan, misalnya dengan menerbitkan buku pedoman kurikulum

sekolah dasar yang diberi nama kurikulum SD sebagai pengganti rencana pedidikan TK

dan SD. Perubahan pokok yaitu dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada

falsafah negara pancasila ( ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 2).

Tujuan pendidikan nasional ialah membentuk manusia pancasialis sejati berdasarkan

ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan

tersebut maka isi pendidikan diarahkan untuk:


8
1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3. Membina/ mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat
Penerbitan Kurikulum Sekolah Dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju

integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi.

Kurikulum SD 1968 tersebut terbagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu:


1. Kelompok pembinaan jiwa pancasila, meliputi pelajaran:
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Pendidikan bahasa indonesia
d. Bahsa daerah
e. Olahraga
2. Kelompok pembinaan pengetahuan dasar meliputi pelajaran:
a. Berhitung
b. Ilmu pengetahuan alam
c. Pendidikan kesenian
d. Pendidikan kesejahteraan keluarga, termasuk ilmu kesehatan
3. Kelompok pembinaan kecakapan khusus, meliputi pelajaran:
a. Kejuruan agraria (pertanian, peternakan, perikanan)
b. Kejuruan teknik (pekerjaan tangan dan pembekalan)
c. Kejuruan ketatalaksanaan atau jasa (koperasi, tabungan)
Semua mata pelajaran tersebut diatas diberikan sejak kelas I, kecuali pelajaran

bahasa indonesia baru diberikan dikelas III (bagi sekolah-sekolah yang menggunakan

bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kelas I dan II, yaitu 28 jam pelajaran 30

menit, sedangkan kelas III s.d VI sebanyak 40 jam pelajaran 40 menit. Untuk setiap mata

pelajaran pada masing-masing kelas dilengkapi dengan tujuan dan pedoman

pelaksanaannya yang berisi petunjuk bagi para guru dalam merangsang siswanya untuk

melakukan kegiatan.
c. Kurikulum SD Tahun 1975
Kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan diberbagai sekolah ternyata

dipandang kurang sesuai lagi dengan kondisi masyarakat pada masa pembangunan lima

tahun tahap kedua ( pelita kedua ). Terdapat sejumlah fenomena yang mempengaruhi

perlu adanya perubahan kurikulum, diantaranya pembaharuan pendidikan selama pelita I

yang dimulai tahun 1969 telah melahirkan gagasan-gagasan baru dalam pelaksanaan

9
sistem pendidikan nasional, hasil analisis dan penilaian mendorong peninjauan kembali

terhadap kebijaksanaan pendidikan nasional, masuknya berbagai inovasi dalam sistem

belajar mengajar yang dinilai lebih efisien dan efektif, serta banyaknya keluhan

masyarakat terhadap mutu lulusan pendidikan sekolah dasar yang menuntut adanya

peninjauan kembali sistem pendidikan yang sedang dilaksanakan.


Selain fenomena tersebut, kebijakan pemerintah dibidang pendidikan nasional

yang digariskan dalam ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN

menuntut adanya pelaksanaan. Dalam GBHN tersebut dinyatakan bahwa dasar

pendidikan nasional adalah filsafah negara pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Tujuan umum pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang

berpancasila dan membentuk manusia indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, dan mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab,

dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan

kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan

mencintai manusia sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang

Dasar 1945. Seluruh program pendidikan, terutama program pendidikan umum, harus

berisikan pendidikan moral pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan

jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda.


Dengan latar belakang tersebut diatas maka mulai tahun 1975 dikembangkan

kurikulun baru yang dikenal dengan kurikulum SD 1975 yang merupakan tonggak

pembaharuan yang lebih nyata dan lebih mantap dalam sistem pendidikan nasional.

Perubahan kurikulum tahun 1968 menjadikurikulum tahun 1975 dimaksudkan untuk

mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru bidang pendidikan,

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran, meningkatkan mutu lulusan

10
pendidikan dan meningkatkan relevasi pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang

sedang membangun.
Kurikulum SD 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah

dasar yang secara umum mengharapkan lulusannya :

1. Memiliki sifat0sifat dasar sebagai warga negara yang baik,

2. Sehat jasmani dan rohani, dan

3. Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk :

a. Melanjutkan pelajaran,

b. Bekerja di masyarakat, dan

c. Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Secara lebih khusus, tujuan pendidikan sekolah dasar adalah agar luluannya memiliki

kemampuan berikut.

1. Di bidang pengetahuan

a. Memiliki pengetahuan dasar yang fungsional tentang:

1) Dasar-dasar kewargaan negara dan pemerintah sesuai dengan pancasila

dan UUD 1945,

2) Agama yang dianut,

3) Bahasa indonesia dan penggunaannya sebagai alat komunikasi,

4) Prinsip-prinsip dasar matematika,

5) Gejala dan peristiwa yang terjadi disekitarnya, serta


11
6) Gejala peristiwa sosial, baik di masa lampau maupunmasa sekarang.

b. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan

tradisi nasional.

c. Memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga,

kependudukan dan kesehatan.

d. Memliki pengetahuan dasar tentang berbagai bidang pekerjaan yang

terjadi di masyarakat sekitarnya.

2. Di bidang keterampilan

a. Menguasai cara-cara belajar yang baik

b. Terampil menggunakan bahasa indonesia lisan dan tulisan.

c. Mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan

menggunakan prinsip ilmu pengetahuan yang telah diketahuinya.

d. Mampu bekerja sama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan masyarakat.

e. Memiliki keterampilan berolahraga.

f. Terampil sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian.

g. Memiliki keterampilan dasar dalam segi kesejahteraan keluarga dalam

pembinaan kesehatan.

12
h. Menguasai sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan khusus sesuai

dengan minat dan kebutuhan lingkungannya sebagai bekal untuk mencari

nafkah.

3. Di bidang nilai dansikap

a. Menerima dan melaksanakan pancasila dan UUD 1945.

b. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap

tuhan yang maha esa yang dianutnya, serta menghormati ajaran agama dan

kepercayaan terhadap tuhan YME yang di anut orang lain.

c. Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekitarnya.

d. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.

e. Memiliki rasa tanggaung jawab.

f. Dapat menghargai kebudayaan dan tradisi nasional termasuk bahasa

indonesia.

g. Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya.

h. Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.

13
i. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh kepada peraturan yang

berlaku, bebas dan jujur.

j. Memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional, dan objektif dalam

memecahkan persoalan.

k. Memiliki sikap hemat dan produktif.

l. Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruktif tentang olahraga

dan hidup sehat.

m. Menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat tanpa

memandang tinggi rendahnya nilai sosial/ekonomi masing-masing jenis

pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian kepada masyarakat.

n. Memiliki kesadaran menghargai waktu.

Kurikulum SD tahun 1975 penganut pendekatan yang berorientasi kpada tujuan,

pendekatan integratif, pendekatan sistem, dan pendekatan ekosistem. Berorientasi kepada

ekosistem maksudnya bahwa semua komponen kurikulum diarahkan untuk mencapai

tujuan, yaiti tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (tujuan SD), tujuan kurikuler

(tujuan bidang studi), dan tujuan instruksional (umum dan khusus). Pendekata integratif

menekankan pada adanya keterpaduan atau kesatuan dari keseluruhan sistem pengajaran.

Pendekatan sistem dimaksudkan bahwa kurikulum itu merupakan suatu totalitas yang

memiliki berbagai komponen, dimana antara komponen yang satu dengan komponen

lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Sedangkan

pendekatan ekosistem maksudnya bahwa kurikulum senantiasa berorientasi atau

didasarkan kepada tuntutan kehidupan dalam masyarakat yang sedang membangun.


14
Selain pendekatan-pendekatan tersebut, kurikulum SD tahun 1975 menganut prinsip

relevansi atau kesesuaian dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat; prinsip efisiensi-

efektivitas terutama dalam hal penggunaan dana, daya dan waktu; prinsip fleksibilitas

(keluwesan program) dikaitkan dengan ketersediaan fasilitas; prinsip kontinuitas

(kesinambungan) dengan lembaga pendidikan yang ada diatasnya; dan prinsip pendidikan

seumur hidup.

Struktur kurikulum Sd 1975 terdiri atas program pendidikan umum, program

pendidikan akademis, dan program pendidikan keterampilan. Program pendidikan umum

berisi program pendidikan yang wajib diikuti oleh semua siswa berfungsi bagi pembinaan

warga negara yang baik. Program pendidikan akademis ialah program pendidikan yang

diperlukan sebagai dasar untuk melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.

Program pendidikan keterampilan adalah program pendidikan yang dapat dipilih siswa

dan berfungsi mengembangkan keterampilan /pekerjaan tangan sebagai bekal untuk

bekerja di masyarakat. Selanjutnya, program pendidikan di sekolah dasar diwujudkan

dalam bidang studi dengan alokasi waktu sebagaimana tertera pada tabel beriku.

Alokasi Waktu Per Bidang Studi Per Kelas

Kelas
No Bidang Studi I II III IV V VI
1 Agama 2 2 2 3 3 3
2 Pendidikan Moral Pancasila 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 8 8 8 8 8 8
4 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 8 2 2 2
5 Matematika 6 6 6 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 4 4 4

15
7 Olahraga dan Kesehatan 2 2 3 3 3 3
8 Kesenian 2 2 3 4 4 4
9 Keterampilan Khusus 2 2 4 4 4 4
Jumlah 26 26 33 36 36 36

Pendidikan kesejahteraan keluarga dan pendidikan pendudukan diintegrasikan

kedalam beberapa bidang studi yang relevan. Bahasa daerah merupkan bagian dari

bidang studi bahasa indonesia, khusus bagi sekolah di daerah yang memerlukan pelajaran

Bahasa Daerah.
d. Kurikulum SD Tahun 1984
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan Dasar dan

Menengah dalam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maka untuk

tingkat sekolah dasar diberlakukan penggunaan kurikulum baru yaitu kurikulum tahun

1984. Perubahan kurikulum tersebut dilatarbelakangi oleh fakta empirik, yaitu adanya

sejumlah umur baru dalam GBHN 1983 yang perlu ditampug dalam kurikulum, adanya

kesenjangan program pendidikan, baik dengan kebutuhan anak didik maupun kebutuhan

untuk melanjutkan kependidkan yang lebih tinggi dan memasuki kehidupan masyarakat,

serta terlalu saratnya materi kurikulum yang harus diberikan. Dalam GBHN 1983

dinyatakan bahwa pendidkan berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi

budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta

tanah air agardapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunanyang dapat

membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa. Tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi acuan daru tujuan pendidikan
16
sekolah dasar, yaitu a)mendidik murid agar menjadi manusia indonesia seutuhnya

berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggung

jawab terhadap pembangunan bangsa, b) memberi bekal kemampuan yang diperlukan

bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, dan c)

memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri

sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya.


Pengembangan kurikulum sekolah dasar 1984 berorientasi pada landasan teori,

yaitu pendekatan prose belajar-mengajar yang diarahkan agar murid memiliki

kemampuan untuk memproses perolehannya. Untuk itu, kurikulum sekolah dasar 1984

mengacu kepad tiga aspek perkembangan murid, yaitu ranah kognitif yang berisi

kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan pengembangan sikap, dan ranah

psikomotor yang berisi kemampuan bertindak. Selain itu, perubahan kurikulum juga

mencakup hal-hal sebagai berikut.


1. Pelaksanaan pendidikan sejarah perjuangan bangsa sebagai mata pelajaran

tersendiri.
2. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum.
3. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah

kognitif,afektif, dan psikomotor.


4. Pelaksanaan pengajaran yang mengarah pada ketuntasan belajar dan disesuaikan

dengan kecepatan belajar masing-masing anak didik.


Materi kurikulum 1984 pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan materi

kurikulum 1975, yang berbeda adalah organisasi pelaksanaanya, sehingga dengan

demikian kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan

buku-buku yang ada. Perubahan yang diadakan lebih mengarah pada penyederhanaan

materipada setiap mata pelajaran sehingga mencakup materi-materi yang penting saja.

Dengan berkurangnya materi kurikulum, memungkinkan terlaksananya kegiatan belajar-

17
mengajar yang lebih baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah dasar, bidang studi

yang diajarkan dan alokasi waktunya dapat disajikan dalam struktur program kurikulum

berikut.
Struktur Program Kurikulum SD 1984

Kelas
No. Mata pelajaraan
I II III IV V VI
1. Pendidikan agama 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan moral pancasila 2 2 2 2 2 2
3. Pendidikan sejarah
1 1 1 1 1 1
Perjuangan bangsa (1)
4. Bahasa indonesia (2) 8/7 8/7 8//7 8//7 8//7 8//7
5. Matematika - - 2 3 3 3
6. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) 6 6 6 6 6 6
7. Ilmu pengetahuan alam( IPA) 2 2 3 4 4 4
8. Olahraga dan kesehatan 2 2 3 3 3 3
9. Pendidikan kesenian 2 2 3 4 4 4
10. Keterampilan khusus 2 2 4 4 4 4
11. Bahasa daerah (3) (2) (2) (2) (2) (2) (2)
Jumlah jam pelajaran/minggu 26 26 33 36 36 36
(28) (28) (35) (38) (38) (38)

1) Diberikan pada setiap caturwulan ke-3


2) Pada caturwulan 1 dan 2 (8 jam), caturwulan 3 (7 jam)
3) Bagi daerah atau sekolah yang memberikan pelajaran bahasa daerah

Kegiatan yang berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang

dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan intrakurikuler,

kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan proses

belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah sesuai dengan struktur program kurikulum

yang berlaku pada masing-masing mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan

yang dilakukan diluar jam pelajaran intrakulikuler dan bertujuan agar murid lebih

mendalami dan menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intrakulikuler. Kegiatan

ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran intrakulikuler

18
dan kokurikuler, termasuk pada waktu libur sekolah, yang dilakukan di sekolah maupun

luar sekolah dan bertujuan untuk memperluas pengetahuan murid, mengenal hubungan

antara berbagai mata pelajaran, membina bakat dan minat serta melengkapi upaya

pembentukan manusia indonesia seutuhnya.


Pendekatan proses belajar-mengajar pada kurikulum sekolah dasar 1984 diarahkan

guna membentuk keterampilan murid untuk memproses perolehannya. Dengan demekian,

proses belajar-mengajar lebih banyak mengacu pada bagaimana seseorang belajar, selain

apa yang ia pelajari tanpa mengabaikan ketuntasan belajar dengan memperhatikan

kecepatan belajar murid. Pelaksanaan proses belajar-mengajar dimaksudkan disesuaikan

dengan kebutuhan masing-masing murid didasarkan atas minat dan kemampuannya

dengan memperhatikan kondisi sekolah yang bersangkutan. Penilaian dilakukan secara

berkesinambungan dan terus-menerus untuk keperluan peningkatan proses maupun hasil

belajar. Kegiatan penilaian terutama diarahkan pada upaya untuk mengetahui seberapa

jauh tujuan-tujuan pendidikan telah tercapai dan seberapa jauh proses belajar-mengajar

yang diinginka terwujud.


Prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam kurikulum sekolah dasar 1984 adalah

sebagai berikut.
1. Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan tuntunan kebutuhan

murid pada umumnya dan bakatnya serta kebutuhan lingkungan (prinsip

relevansi).
2. Pengembangan kurikulum dilakukan bertahap dan terus-menerus, yaitu dengan

jalan mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah

dicapai untuk mengadakan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih

lanjut (prinsip kontinuitas).


3. Kurikulum dikembangkan untuk membuka kemungkinan pelaksanaan

pendidikan seumur hidup (prinsip pendidikan seumur hidup).

19
4. Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan keluwesan program dan

pelaksanaannya (prinsip fleksibilitas).

e. Kurikulum SD Tahun 1994

Kurikulum pendidikan dasar tahun 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional tersebut dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan

kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum pendidikan dasar yang berkenaan

dengan sekolah dasar menekankan kemampuan dan keterampilan dasar “ baca-tulis-

hitung”. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan awal yang akan mempengaruhi

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih jauh.

Isi kurikulum sekolah dasar tahun 1994, sesuai dengan UU No.2/1989 dan PP

No.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan pancasila,

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan

menulis, matematika (termasuk menghitung), pengantar sains dan teknologi, ilmu

bumi,sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan

jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa inggris. Bahan kajian tersebut bukan

merupakan nama mata pelajaran melainkan sebutan yang mengacu pada pembentukan

kepribadian dan unsur-unsur kemampuan yang diajarkan dan dikembangkan melalui

pendidikan dasar. Lebih dari satu unsur tersebut dapat digabungkan dalam satu mata

pelajaran atau sebaliknya. Mata pelajaran merupakan sekumpulan bahan kajian yang

memperkenalkan konsep, pokok bahasan, serta tema dan nilai yang dihimpun dalam satu

20
kesatuan disiplin ilmu pengetahuan. Mata pelajaran yang di berlakukan dalam kurikulum

SD 1994 yaitu :

1). Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

2). Pendidikan agama

3). Bahasa Indonesia

4). Matematika

5). Ilmu pengetahuan alam

6). Ilmu pengetahuan sosial

7). Kerajinan tangan dan kesenian

8). Pendidikan jasmani dan kesehatan

9). Muatan lokal

Mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ditekankan pada

pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh

pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan

berikutnya. Mata pelajaran pendidikan agama ditekankan pada pengamalan dan

pembiasaan kegiatan agama yang disyaratkan oleh agama yang bersangkutan yang

didukung oleh pengetahuan dan pengertian sederhana tentang ajaran pokok masing-

masing agama untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk

pendidikan berikutnya. Mata pelajaran bahasa Indonesia ditekankan untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar penggunaan bahasa yang

meliputi : mendengarkan, berbicara/bercerita, membaca, menulis/mengarang, dan imla


21
(dikte) dengan menggunakan tata bahasa Indonesia baku. Selain itu untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar penggunaan bahasa dalam kegiatan

belajar mengajar dikelas I dan II diberikan pengetahuan sederhana tentang lingkungan

alam dan sosial. Mata pelajaran matematika mengutamakan agar siswa mengenal,

memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktik

kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam mulai diajarkan dikelas III

dengan menekankan kepada pemberian pengetahuan melalui pengamatan mengenai

berbagai jenis dan perangai lingkungan alam serta lingkungan buatan. Mata pelajaran

ilmu pengerahuan sosial mulai diajarkan dikelas III terdiri atas pengetahuan sosial serta

sejarah yang mencangkup pengetahuan tentang lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi

dan pemerintahan serta sejarah. Mata pelajaran kerajinan tangan dan kesenian berfungsi

untuk mengembangkan keterampilan dalam rangka membekali siswa untuk berkarya

serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni.

Mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat pengenalan dasar-dasar

kesegaran jasmani (permainan dan senam), dasar-dasar kesehatan dan keselamatan, dan

kegiatan bermain dalam rangka pembentukan kebiasaan hidup sehat dan segar. Mata

pelajaran muatan lokal berfungsi memberikan peluang untuk mengembangkan

kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

Susunan Program Pengajaran Kurikulum SD 1994

22
NO Mata Pelajaran Kelas
I II III IV V VI

1 Pendidikan kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
dan pancasia
2 Pendidikan agama 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 10 10 10 8 8 8
4 Matematika 10 10 10 8 8 8
5 Ilmu pengetahuan alam - - 3 6 6 6
6 Ilmu pengetahuan sosial - - 3 5 5 5
7 Kerajinan tangan dan kesenian 2 2 2 2 2 2

8 Pendidikan jasmani dan 2 2 2 2 2 2


kesehatan
9 Muatan lokal 2 2 4 5 7 7
Jumlah 30 30 38 40 42 42

Kurikulum SD1994 menerapkan system catuwulan yang membagi waktu belajara

satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu (3 caturwulan). Jumlah hari belajar efektif

dalam satu tahun tahun ajaran sekurang-kurangnya 240 hari, termaksud didalamnya

waktu untuk penyelenggaraan penilaian hasil belajar.

f. Kurikulum SD Tahun 2004 (KBK)

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi berlandaskan pada fungsi dan

tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No. 20

23
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. “Pendidikan nasional befungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan banngsa, betujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta tangguang jawab”.

Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mendirikan atau memberdayakan

sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik,

sesuai dengan kondisi lingkungan. Manfaat diterapkannya kurikulum berbasis

kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Bagi siswa: memperoleh pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan

perkembangan dan perkembangan psikologisnya.

b. Bagi guru: Memperoleh kelonggaran untuk memanfaatkan keahlian

profesionalnya baik dalam pengelolaan pembelajaran maupun peningkatan

potensi dan kesenangan belajar siswa.

c. Bagi masyarakat: Memiliki peluang untuk merekrut tamatan sesuai dengan

kebutuhan baik di pendidikan lanjutan dunia nyata maupun dunia kerja.

(Workshop MGMP, 2002: Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum

berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

maupun klasikal.

24
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. c.

Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan atau metode

yang bervariasi.

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsur edukatif.

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan

dan pencapaian suatu kompetensi. (Mulyasa, 2003: 42) Lebih lanjut, dari

berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik kurikulum

berbasis kompetensi, yaitu: (a) sistem modul; (b) menggunakan keseluruhan

sumber belajar; (c) pengalaman lapangan; (d ) statagi individual personal; (e)

kemudahan belajar; dan (f) belajar tuntas.

Struktur Kurikulum Sekolah Dasar Pada KBK


Kelas Alokasi waktu
I s.d II III s.dVI
Mata pelajaran Pendidikan agama Pendekatan 3
Pendidikan Tematik 5
kewarganegaraan dan
pengetahuan sosial
Bahasa indonesia 5
Matematika 5
Pengetahuan alam 4
Kerajinan tangan dan 4
kesenian
Pendidikan jasmani 4
Pembiasaan Kegiatan atau yang 2
mendukung
kebiasaan
Muatan lokal Kegiatan atau mata -
pelajaran

25
Jumlah 27 32

g. Kurikulum SD Tahun 2006

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah

yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru

pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan

pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-

mengajar di sekolah. (Mulyasa, 2006: 21)

tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan

kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang akan dicapai. (Mulyasa, 2006: 22)

Dalam garis besarnya KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.

a. Visi dan misi

b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan

c. Menyusun kalender pendidikan

d. Struktur muatan KTSP

e. Silabus

26
f. RPP. (Mulyasa, 2006: 176)

Struktur Kurikulum SD Pada KTSP 2006


Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV-VI
A. Mata pelajaran
1. Pendidikan Agama 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa indonesia 5
4. Matematika 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7. Seni Budaya Dan Keterampilan 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 1
2. Pertanian 1
3. Bahasa Inggris 2
C. Pengembangan Diri
1. Pramuka 1
2. Komputer 1
Jumlah 26 27 28 36

h. Kurikulum SD Tahun 2013

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur;

b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;

27
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan

d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.


Struktuk Kurikulum SD Pada K13

Alokasi Belajar Per Minggu


Mata pelajaran I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan agama dan budi pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan 5 5 6 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu pengetahuan alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni budaya dan prakarya 4 4 4 5 5 5
2. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 4 4 4 4 4 4
Jumlah alokasi per-minggu 30 32 34 36 36 36

Keterangan: Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.

Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,

terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka (Wajib), Usaha

Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya

dikembangkan oleh pusat.

Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran

28
yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang

dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan

peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.

B. Profil Kurikulum SD di Beberapa Negara

1. Profil Kurikulum SD di Malaysia

Malaysia adalah negara tetangga terdekat dengan indonesia yang berpenduduk

sekitar 22 juta orang dengan pertumbuhan penduduk sekitar 2.17% per tahun (data tahun

1996). Kelompok etnik penduduk yang ada di malaysia terdiri atas kelompok etnik

melayu (50,62%), cina(27,17%), india(7,69%), dan kelompok etnik lainnya (14,53%).

Mayoritas agama yang ada di malaysia, yaitu islam, budha, hindu, dan kristen. Bahasa

nasional malaysia adalah bahasa melayu dan bahasa kedua adalah bahasa inggris, cina

dan tamil. Terdapat tiga bahasa yang digunakan dalam pembelajaran di tingkat sekolah

dasar yang disesuaikan dengan jenis sekolah yang ada, yaitu sekolah kebangsaan

(national school) menggunakan bahasa melayu, sekolah jenis kebangsaan cina (national

type chinese school) menggunakan bahasa cina, dan sekolah jenis kebangsaan tamil

(national type tamil school) menggunakan bahasa tamil. Bahasa wajib yang digunakan

pada semua jenis sekolah, yaitu bahas melayu dan bahasa inggris. Pada tingkat sekolah

dasar, sistem persekolahan di malaysia sama dengan indonesia, yaitu menerapkan durasi

6 tahun (bagi anak usia 6 sampai dengan 11 tahun).

Tujuan pendidikan di malaysia dimanifestasikan dalam the national philoshopyof

education yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya yang terus-menerus untuk
29
mengembangkan potensi individu secara holistik dan terintegritas serta menganut asas

keseimbangan secara harmonis antara aspek intelektual, spiritual, emosional dan fisik,

didasarkan pada keyakinan dan ketaatan kepada tuhan. Upaya-upaya tersebut didesain

untuk menghasilkan warga negara malaysia yang berpengetahuan dan kompeten,

menjunjung tinggi standar moral, bertanggung jawab dan memiliki kecakapan dalam

mencapai kepribadian yang luhur, disamping memberikan kontribusi dalam perbaikan

atau kemajuan keluarga, masyarakat dan bangsa secara menyeluruh. Perubahan-

perubahan kurikulum dilakukan secara terus-menerus untuk memperbaiki kualitas

pendidikan yang mengarah kepada pencapaian tujuan sebagaimana tergambar dalam the

National Philoshopy Of Education tersebut.


Tujuan pendidikan tersebut juga diarahkan untuk mencapai visi bangsa malaysia

dalam lima sampai sepuluh tahun kedepan dalam mempersiapkan anak-anak yang

berpengetahuan (knowledgeable), terlatih (trained) dan memiliki keterampilan secara

individual menuju perkembangan yang dibutuhkan pada era milenium. Kurikulum

sekolah didesain untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan pada level kemampuan

yang berbeda-beda, yang ditekankan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi,

penggunaan teknologi informasi, dan penanaman moral yang baik dan etos kerja.
Malaysia menggunakan sistem kurikulum yang dikembangkan secara nasional

(sentralisasi) yang diterapkan pada seluruh level sekolah, terutama sekolah dasar dan

sekolah menengah. Inisiatif dalam pengembangan kurikulum dilakukan oleh lembaga

yang diberi nama CDC (curriculum development centre). CDC ini bertanggung jawab

dalam melakukan penelitian, perencanaan, pengembangan dan evaluasi kurikulum.

Keputusan final dalam menentukan materi/isi kurikulum dilakukan oleh Central

Curriculum Committe (CDC) suatu lembaga dibawah direktur jenderal pendidikan.

30
Peranan kurikulum sekolah diarahkan kepada perkembangan individu secara

holistik (mental, fisik, spiritual, dan emosional) melalui penanaman pengetahuan umum

dan keterampilan, penanaman sikap dan nilai-nilai moral. Selanjutnya, kurikulum

diharapkan membawa warga negara malaysia yang memiliki keseimbangan dan individu

yang utuh, terlatih, memiliki keterampilan dan menghargai aspirasi persatuan nasional.

Untuk mencapai hal tersebut, kurikulum diformulasikan dalam sejumlah prinsip sebagai

berikut.
1. Kontinuitas pendidikan antara pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
2. Pendidikan umu untuk semua (general education for all).
3. Integrasi aspek-aspek intelektual, spiritual, emosional, dan fisik.
4. Penekanan pada pengembangan nilai dan sikap.
5. Memperbaharui penggunaan bahasa melayu dan bahasa inggris.
6. Pendidikan seumuran hidup (life long education).
Kurikulum berbasis konten/isi dan keterampilan (content and skill based). Isi pada

setiap subjek (mata pelajaran) memperkuat dan mempermudah pengembangan dan

keterampilan berpikir. Setiap mata pelajaran harus selalu memasukkan penanaman nilai-

nilai moral dan sikap dan memperbaiki penggunaan bahasa melayu dan bahasa lainnya

seperti bahasa inggris, cina, dan tamil. Pendekatan terpadu merupakan fokus utama dalam

merancang kurikulum sekolah dasar (Integrated Curriculum For Primary School-ICPS).

Elemen-elemen pengetahuan, keterampilan, dan nilai dipadukan dengan pengembangan

aspek intelektual, spiritual, emosional, dan fisik. Silabus konten mata pelajaran dirancang

secara tertulis untuk diimplementasikan oleh guru. Guru bebas dalam menentukan proses

belajar-mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.


Kurikulum terpadu sekolah dasar (ICPS) di malaysia dibagi ke dalam dua fase,

masing-masing fase tiga tahun. Fase pertama terdiri atas tahun/kelas 1,2 dan 3 kemudian

fase kedua, yaitu tahun/kelas 4,5 dan 6. ICPS sangat konsisten kepada tiga area, yaitu

komunikasi, manusia dan lingkungannya, serta pengembangan diri. Ketiga area tersebut

31
dibagi lagi menjadi enam komponen, yaitu keterampilan dasar (basic skill), manusia dan

lingkungannya (humanisties and environment), seni dan rekreasi (art dam recreation),

spiritualitas, nilai, dan sikap (spirituality, values and attitudes), keterampilan untuk hidup

( living skills), dan kokurikulum (co-curriculum). Agar lebih jelas lagi dibawah ini

disajikan informasi mengenai mata pelajaran yang diajarkan disekolah dasar di malaysia

lengkap dengan alokasi waktunya (menit/minggu).

Alokasi waktu (menit/waktu) per mata pelajaran di nasional schools

Fase 1 Fase 2
Mata pelajaran (subject)
(tahun 1-3) (tahun 4-6)
Bahasa melayu 450 300
Bahasa inggris 240 210
Matematika 210 210
Pendidikan islam 180 180
Pendidikan moral 180 180
Musik 60 60
Pendidikan seni 60 60
Pendidikan kesehatan dan fisik 90 60
Ilmu pengetahuan (science) - 150
Studi lokal (local studies) - 120
Keterampilan hidup (living skills) - 60
Asssembly 30 30
Total 1500 1620

Alokasi waktu (menit/minggu) per mata pelajaran di nasional type schools (cina-
tamil)

Fase 1 Fase 2
Mata pelajaran (subject)
(tahun 1-3) (tahun 4-6)
Bahasa melayu 270 150
Bahasa cina/tamil 450 300
Bahasa inggris - 90
Pendidikan islam 210 210

32
Pendidikan moral 150 150
Musik 60 60
Pendidikan seni 60 60
Pendidikan kesehatan dan fisik 90 60
Ilmu pengetahuan (science) - 150
Studi lokal (local studies) - 120
Keterampilan hidup (living skills) - 60
Asssembly 30 30
Total 1470 1590

2. Profil Kurikulum SD di Philipina

Filipina adalah negara yang berpenduduk sekitar 70 juta orang dengan pertumbuhan

penduduk sekitar 2,23% per tahun (data tahun 1997). Dari jumlah penduduk tersebut

49% adalah anak-anak dan pemuda.

Kelompok etnik yang ada di filipina terdiri atas kelompok etnik tagalog (27,77%),

cebuana (15,34%), hiligaynon (14,43%), dan sisanya kelompok etnik lain. Mayoritas

agama yang dianut penduduk filipina yaitu katolik roma (82%). Implementasi

kurikulumsekolah menggunakan bahasa inggris dan bahasa filipino. Pada level sekolah

dasar, bahasa inggris digunakan dalam mata pelajaran matematika, bahasa inggris, sains,

dan kesehatan. Sedangkan bahasa filipino digunakan dalam mata pelajaran civic dan

kebudayaan, pendidikan karakter, home economic education, musik, kesenian, dan

pendidikan fisika. Pada level sekolah dasar, sistem persekolahan di negara filipina sama

dengan di indonesia yaitu merupakan durasi 6 tahun (bagi anak usia 7 sampai dengan 12

tahun).

33
Konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya diatur oleh konstitusi negara, termasuk

kebijakan pendidikan dan kerangka kurikulum level skolah dasar. Dalam konstitusi

tersebut dinyatakan bahwa semua institusi pendidikan harus menanamkan patriotisme

dan nasionalisme, kasih sayang antar manusia, hak asasi manusia, apresiasi terhadap

peran pahlawan nasional, dalam pengembangan sejarah negara, mengajarkan kewajiban

warga negara, memperkuat nilai-nilai etika dan spiritual, mengembangkan karakter

moral dan disiplin pribadi, mendorong berpikir kritis dan kreatif, memperluas ilmu

pengetahuan dan teknoligi, dan memajukan efisiensi vokasional. Pendidikan sekolah

dasar di filipina termasuk pendidikan wajib (compulsory educatio) yang bertujuan

sebagai berikut.

1). Memberikan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai bagi

pengembangan pribadi dan kebutuhan hidup serta memberikan kontribusi dalam

pengembangan dan perubahanlingkungan sosial.

2). Memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung

jawab siswa akan perubahan tuntutan masyarakat dan mempersiapkan siswa dalam

pembangunan yang konstruktif dan efektif.

3). Meningkatkan pengetahuan siswa dan kecintaannya terhadap negara dan bangsa.

4). Meningkatkan pengalaman kerja dengan mengembangkan orientasi siswa untuk

bekerja secara kreatif serta mempersiapkan mereka mampu bekerja secara jujur dan

menguntungkan.

Kebijakan pengembangan kurikulu di filipina direncanakan oleh departemen

pendidikan, kebudayaan dan olahraga. Dalam 5-10 tahun mendatang, reviu kurikulum

difokuskan pada identifikasi dan implementasi kurikulum inti (core curriculum).

34
Kurikulum yang dikembangkan berpusat kepada siswa dan berbasis masyarakat (student-

centered andcommunity based), terdiri atas mata pelajaran inti yang dipelajari setiap hari.

Sistem pengembangan kurikulu menggunakan sistem sentralisasi dan desentralisasi.

Kurukulum dikembangkan pada level nasional dan implementasinya diserahkan kepada

guru-guru di sekolah. Kompetensi belajar siswa dan petunjuk pelaksanaan disusun secara

nasional sedangkan sumber-sumber yang digunakan termasuk strategi mengajar dan

penilaian didesain oleh guru. Pengembangan kurikulum melibatkan kepada guru, kepala

sekolah, supervisor, para ahli dari perguruan tinggi, organisasi non pemerintah, orang tua

dan siswa. Lembaga yang dilibatkan dalam pengembangan kurikulun sekolah dasar, yaitu

curriculum depelovment divisions pada biro pendidikan dasar dan menengah, biro

pendidikan non nonformal dan olahraga, institusi pendidikan guru, perguruan tinggi yang

mengembangkan pendidikan sains dan matematika serta organisasi-organisasi

profesional.

Pendekatan dalam mendesains kurikulum yang digunakan di filipina yaitu kurikulum

yang berbasis konten/topik dan kompetensi (content-topic-based dan competency-based).

Isi atau area mata pelajaran pada umumnya memiliki daftar sejumlah kompetensi belajar

yang diharapkan dan harus dicapai oleh para siswa pada setiap tingkatan kelas di sekolah

dasar. Ada beberapa mata pelajaran yang isi atau materinya merupakan kombinasi dari

kedua pendekatan diatas. Kurikulum didesain dan diinterpretasikan oleh guru serta

diimplementasikan dengan berbagai variasi. Sekolah didorong untuk selalu membuat

pembaharuan atau inovasi dan melakukan pengayaan-pengayaan kurikulum.

Terdapat delapan mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan dasar (basic

education) di filipina. Mata pelajaran tersebut sifatnya wajib dan tidak ada mata pelajaran

35
pilihan atau optional. Mata pelajaran yang diajarkan pada setiap kelas/tingkat dari kelas

(grade) I s,d, VI adalah :

1. Pendidikan karakter/moral (character education/good moral)

2. Sains dan kesehatan (science and health)

3. Kewarganegaraan dan kebudayaan (civic and culture)

4. Pendidikan mata pencaharian (livelihood education)

5. Musik dan seni (music and aris)

6. Bahasa filipino

7. Pendidikan olahraga (physical education)

8. Matematika ( mathematics)

9. Bahasa inggris(english)

Alokasi untuk masing-masing mata pelajaran cukup bervariasi, misalnya dari

20/30 menit per hari atau 67/100 jam per tahun sekolah (pendidikan karakter/moral), 40

menit atau 133 jam (matematika) sampai dengan 60 menit per hari atau 200 jam per

tahun sekolah (bahasa filipino, pendidikan mata pencaharian) dan 267 jam per tahun

sekolah untuk pelajaran bahasa inggris.

Pada level nasional, pelaksanaan kurikulum dimonitor dan dievaluasi melalui

suatu pertemuan konsultatif dan studi penelitian atau survey. Kadang-kadang, para ahli

kurikulum mengunjungi sekolah-sekolah untuk memonitor pelaksanaan kurikulum

tersebut. Pada level lokal (region and division), para supervisor melakukan kunjungan

monitoring ke sekolah-sekolah (reviu program kelas, materi pelajaran dan ketersediaan

peralatan pengajaran), mengamati kelas dan mengatministrasi tes diagnostik dan hasil

belajar. Pada level sekolah, para administrator sekolah dan kepala departemen

36
memonitor pelaksanaan kurikulum dengan cara mengobservasi kelas dan melakukan

pengecekan rencana pelajaran.

3. Profil Kurikulum SD di Amerika Serikat

Negara Amerika Serikat (United States) adalah negara adidaya yang berpenduduk

sekitar 262.775.000 (menurut sensus tahun 1995). Kelompok etnik mayoritas, orang

kulit putih (80%) sedangkan etnik lainnya, yaitu orang kulit hitam, asia dan india.

Bahasa utama yang digunakan penduduk, yaitu bahasa inggris (86,18%) bahasa lainnya

yaitu bahasa Spanish, Italian, Chinese, prancis, german, polish, Yiddish, greek, dan

bahasa indic. Pada umumnya penduduk amerika serikat menganut agama katolik roma,

(60.284.454) orang, baptits (36.673.075), serta agama lainnya seperti Methodist,

pantecostal, islam, letter-day sainst, jewish, Presbyterian, hindu. Pada level sekolah

dasar, system persekolahan di amerika serikat menerapkan durasi 5-6 tahun (bagi anak

usia 6-12 tahun).

Tujuan pendidikan semua level pendidikan termasuk level sekolah dasar

(elementary school) di Amerika serikat yang disusun sejak tahun 1991 dan masih

berlaku hingga saat ini secara singkat dirimuskan dalam 10 tujuan berikut ini.

1). Setiap siswa harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan

komputasi(perhitungan)

2). Setiap siswa dapat menerapkan metode penelitian (inquiry) dan pengetahuan yang

telah dipelajari, serta dapat menggunakan metode dan pengetahuan tersebut dalam

aplikasi interdisipliner.

37
3). Setiap siswa harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi mengenai seni

artistik, kebudayaan, prestasi intelektual, serta pengembangan kemampuan dalam

mengekspresikan bakat pribadi.

4). Setiap siswa harus memiliki dan dapat menerapkan pengetahuan mengenai politik,

ekonomi dan institusi sosial didalam negeri maupun luar negeri.

5). Setiap siswa harus mematuhi dan mempraktikkan nilai-nilai dasar kewarganegaraan

dan memiliki serta dapat menggunakan keterampilan, pengetahuan, pemahaman dan

sikap yang diperlukan guna keikutsertaannya dalam kehidupan negara yang demokratis

6). Setiap siswa harus mampu mengembangkan kemampuan untuk memahami,

menghargai dan bekerja sama dengan orang yang berbeda dalam hal ras, jenis kelamin,

kemampuan, budaya, suku bangsa, agama, dan latar belakang politik, ekonomi , sosial

serta memahami dan menghargai nilai-nilai, keyakinan dan sikap, yang dianut mereka.

7). Setiap siswa harus memiliki pengetahuan mengenai konsekuensi ekologis dalam

menggunakan sumber-sumber alam dan lingkangan.

8). Setiap siswa harus dipersiapkan memasuki pendidikan menengah (secondary

education)

9). Setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

akan meningkatkan pribadi, keterampilan positif dan fungsi-fungsi dalam demokratis.

10). Setiap siswa harus mampu mengembangkan komitmen belajar seumur hidup dan

bersikap membangun .

38
Kesepuluh tujuan tersebut sangat mewarnai pengembangan isi/materi kurikulum

pada sekolah-sekolah, baik pada level nasional/negara bagian maupun lokal.

Dalam sejarah pendidikan di Amerika serikat (united states), penentuan apa yang harus

diajarkan disekolah merupakan hak yang dimiliki oleh masyarakat lokal (local

comunities) dan negara bagian yang disebut states. Dengan demikian, isi kurikulum

sangat beragam, disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan negara bagian tersebut,

tidak ada system pendidikan atau kurikulum yang berskala nasional. Negara bagian

(state) dan materi/isi dan struktur kurikulum. Selanjutnya, organisasi sekolah pada tingkat

lokal diperkenankan menetapkan program atau isi kurikulum sepanjang masih didalam

rambu-rambu atau petunjuk yang ditetapkan oleh pemerintah bagian (state), memanbah

atau melengkapi persyaratan, kelulusan, menentukan program pilihan yang harus

diajarkan, dan mengusulkan program atau silabi yang akan dikembangkan oleh negara

bagian.

Pada dasar proses pengembangan kurikulum dipusatkan pada tingkat negara

bagian (state), namun demikian para guru, sekolah, atau distrik, dapat mendesain sendiri

program yang akan ditawarkan sesuai dengan pedoman/petunjuk yang dikeluarkan

negara bagian. Sekolah harus membuat program sesuai dengan yang di persyaratkan

negara bagian dan mendesain kurikulum yang mempersiapkan siswa untuk mengikuti

ujian negara (state examination). Silabi untuk semua mata pelajaran (subject) dikeluarkan

oleh pemerintah negara bagian untuk semua jenjang persekolahan, sedangkan sekolah-

sekolah diperbolehkan mengajukan alternative siabi dan mengembangkan program

pilihan sebagai tambahan. Dalam beberapa kasus, silabi untuk program-program pilihan

tersebut harus direview oleh SED (state education department). Pada akhirnya sekolah

39
dan guru bertanggung jawab untuk menentukan apa yang harus diajarkan dan bagaimana

mengajarkannya, serta membuat pertimbangan terhadap setiap aturan, kebijakan-

kebijakan, dan penilaian. Orang tua, organisasi guru, para peneliti, termasuk juga para

pemimpin dunia usaha sering di libatkan dalam pengembangan rekomentasi kebijakan

penetapan kurikulum, bahkan bisa menjadi anggota komisi kurikulum, satuan tugas, dan

lembaga penasehat SED.

Pada tingkat sekolah dan kelas, guru dapat mengembangkan kurikulum

berdasarkan standar dan kerangka, dari pemerintah negara bagian (state). Menggunakan

sumber-sumber material yang ditentukan oleh pemerintah atau menentukan sendiri.

Dengan demikian, dalam pendidikan di amerika serikat guru-guru diharapkan

menggunakan standard an kerangka sebagai dasar penyusun kurikulum, mereka bisa

mempertimbangkan fleksibilitas/keluwesan desain suatu kurikulum bagi kelas mereka

sendiri, termasuk dalam memilih media dan metode pembelajaran.

Tidak ada persyaratan mengenai alokasi waktu yang digunakan pada setiap mata

pelajaran, dengan demikian sikap sekolah dan guru menggunakan waktu untuk masing-

masing mata pelajaran secara bervariasi. Adapun mata pelajaran yang dipersyaratkan oleh

pemerintah dan harus diajarkan pada tingkat sekolah dasar (tingkat 1-6) yaitu :

1). Matematika (mathematics)

2). Membaca (reading)

3). Mengeja (spelling)

4). Menulis (writing)

40
5). Bahasa inggris

6). Geografi

7). Sejarah amerika

8). Ilmu pengetahuan sosial

9). Kesehatan

10). Music

11). Seni budaya

12). Olahraga

Dalam kaitannya dengan evaluasi kurikulum, di Amerika Serikat tidak ada mekanisme

secara formal, untuk mengevaluasi efektifitas kurikulum sekolah maupun kerangka

kurikulum yang dibuat pemerintah (state). Kerangka evaluasi biasanya dikembangkan

oleh para ahli kurikulum dari karangan guru-guru atau ahli pendidikan lainnya dan para

mata pelajaran yang didasarkan kepada hasil review mutakhir terhadap standar dan

praktik yang terdapat dalam laporan kurikulum pada tingkat negara bagian (state) dan

nasional, misalnya hasil review tersebut suatu lembaga yang bernama the national

council of teacher of mathematics menerbitkan standar kurikulum dan evaluasi untuk

mata pelajaran matematika di sekolah-sekolah.

41
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan kurikulum sekolah dasar di Indonesia sangat berkaitan dengan

perkembangan pendidikan secara nasional dari waktu ke waktu. Sebelum masa kemerdekaan

tujuan dan isi kurikulum sekolah dasar lebih ditekankan pada pemenuhan kepentingan para

penjajah. Sedangkan pada saat ini kurikulum pendidikan dasar yang berkenaan dengan sekolah

dasar menekankan kemampuan dan keterampilan (skill) dasar yang dimiliki siswa,

pengembangan literasi siswa serta sikap, minat dan bakat sesuai karakteristik siswa pada

bidangnya.

B. Saran

Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar mampu memahami materi

profil kurikulum sekolah dasar, karena materi ini akan memberikan wawasan kepada mahasiswa

42
tentang bagaimana proses perkembangan kurikulum yang mengalami penyempurnaan guna

untuk pendidikan Indonesia yang lebih maju.

Pemahaman yang baik mengenai hal tersebut tentu akan memudahkan mahasiswa (calon

pendidik) untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, sistematis dan sesuai dengan kurikulum

yang berlaku saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Terbuka. (2007). Buku pengembangan kurikulum dan

pembelajaran.PGSD044D7/4SKS/Modul 1-12.

Balitbang Depdikbud.(1984).kurikulum sekolah dasar: Landasan program dan pengembangan.

Depdikbud.(1968). Kurikulum sekolah dasar.jakarta.

Hamalik, O.(1990). Pengembangan kurikulum: dasar-dasar dan pengembangannya.

Bandung :mandar maju.

Jasin, A. (1987). Pembaharuan kurikulum sekolah dasar sejak proklamasi kemerdekaan. Jakarta:

Balai Pustaka

Nier.(1999). An international comparative study of school curriculum.Tokyo

Sudirman, dkk.(1987). Ilmu Pendidikan.Bandung: Remadja Karya.

Udang-undang No. 20 tahun 2003. tentang sistem pendidikan nasional.KBK.


43
Mulyasa, .(2006: 21). Pengertian KTSP.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.Kurikulum 2013.

Soal Essay

1. Tuliskan urutan perkembangan kurikulum SD di Indonesia dari masa penjajahan hingga saat

ini!

2. Jelaskan Latar Belakang digantinya Kurikulum SD Tahun 1975 dengan Kurikulum SD Tahun

1984!

3. Apa makna dari compulsory education yang diterapkan dalam pendidikan sekolah dasar di

philipina?

4. Tuliskan masing-masing karakteristik yang di tekankan pada kurikulum Negara Malaysia,

Philipina dan Indonesia!

5. Kurikulum Sekolah Dasar di Amerika Serikat sangat dipengaruhi oleh tujuan pendidikan yang

disusun tahun 1991 yang salah satunya berbunyi bahwa setiap siswa dituntut untuk apa?

Jawaban:

44
1. Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968, Kurikulum SD Tahun 1968, Kurikulum SD Tahun 1975,

Kurikulum SD Tahun 1984, Kurikulum SD Tahun 1994, Kurikulum SD Tahun 2004,

Kurikulum SD Tahun 2006, Kurikulum SD Tahun 2013.

2. Ada tiga alasan yaitu:

a. Adanya sejumlah unsur baru dalam GBHN tahun 1983 yang harus ditampung dalam

kurikulum

b. Adanya kesenjangan program pendidikan di SD dengan kebutuhan siswa untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan ysng lebih tinggi atau memasuki kehidupan

masyarakat,dan

c. Terlalu syaratnya materi kurikulum SD tahun 1975

3. Pendidikan wajib yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan.

4. -Pada Negara Malaysia Menekankan Kurikulum Berbasis Konten/isi dan keterampilan

(content and skill based)

-Pada Negara Philipina Menekankan Kurikulum yang berpusat pada siswa dan berbasis

masyarakat (student centered and community based)

-Pada Negara Indonesia menekankan kurikulum yang berpusat pada siswa ( student centered)

5. Mampu mengembangkan komitmen belajar seumur hidup dan bersikap membangun.

45

Anda mungkin juga menyukai