Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA PADA

JARINGAN

TUBUH

Disusun Oleh:
Kelompok I

1. Immanuella Zetra H.A


2. Naifa Wening Pangesti
3. Nurul Qarima
4. Yolanda Nur Rahmayeni

SMK TERPADU PUTRA JAYA BATAM

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan taufik, hidayah,
rahmat dan karunia-Nya serta kelapangan berpikir dan waktu sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Trauma Pada Jaringan Tubuh”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas produktif keperawatan.

Masalah kesehatan di Indonesia terutama trauma cukup memprihatinkan.


Jumlah pasien trauma sangat tinggi di Indonesia dan kebanyakan tidak mendapat
penanganan yang benar. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk memahami
tentang trauma jaringan pada tubuh ini. Makalah ini berisi hasil penelitian mengenai
trauma jaringan pada tubuh dari berbagai sumber.

Kami mengucapkan terima kasih kepada guru produktif jurusan keperawatan di


SMK Terpadu Putra Jaya Batam, Ibu Rosmiati Rosdiana P,S.Kep, atas ilmu dan
bimbingannya. Kami menyadari bahwa materi yang kami sampaikan dalam makalah
ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kami mohon maaf atas
segala kekurangannya. Kritik dan sarannya kami butuhkan untuk memperbaiki
kesalahan kami. Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terimakasih. Akhir kata
pengantar kami mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca makalah
ini. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Batam, 30 Oktober 2018

Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
BAB II ISI ...................................................................................................... 3
A. Pengertian Trauma....................................................................... 2
B. Macam-Macam Penyakit Trauma .............................................. 2
C. Proses Penyakit Trauma ............................................................. 4
D. Respon, Sel, Jaringan, Organ Terhadap Penyakit Trauma ..….. 6
E. Respon Imun Terhadap Terjadinya Trauma …………………… 6
F. Komplikasi Penyakit Trauma ………………………………….. 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................ 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang,
pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan
pada semua sistem organ, sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat ada
trauma bila kompensasi tubuh tersebutberlanjut tanpa dilakukan penanganan
akan mengakibatkan kematian seseorang.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini terdapat rumusan masalah, yaitu :
1. Apakah trauma itu?
2. Apa macam-macam penyakit trauma serta bagaimana proses penyakit
trauma?
3. Bagaimana respon imun serta respon sel terhadap penyakit trauma dan
komplikasinya?
C. TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan, yaitu :
1. Menambah pengetahuan tentang penyakit trauma.
2. Menambah pengetahuan tentang macam-macam penyakit trauma serta
bagaimana prosesnya.
3. Untuk mengetahui respon imun, respon sel serta komplikasi terhadap
trauma.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TRAUMA
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut
digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami
seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti
suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan
bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-
traumatic syndrome disorder.
Ada tiga ciri khas trauma yaitu :
1. Adanya luka.
2. Pendarahan atau skar.
3. Hambatan dalam fungsi organ.
B. MACAM-MACAM PENYAKIT TRAUMA
Secara umum trauma di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Trauma yang disebabkan oleh manusia (human-made). Contohnya :
perkelahian,pemerkosaan,terorisme,penculikan,korupsi,demonstrasi,keker
asan rumah tangga,dll. Di dalam trauma ini setidaknya melibatkan dua
orang yang satu menjadi korban,dan yang satu menjadi pelaku.
2. Trauma yang disebabkan oleah alam (nature-caused). contohnya : gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, dll. Tapi ada juga bencana alam yang
diakibatkan oleh manusia itu sendiri, contohnya : banjir, tanah longsor.
3. Trauma akibat penyakit. Contohnya : HIV, malaria, TBC, dll. yang
mengalami trauma tidak hanya pasien, tetapi juga keluarga pasien
tersebut.

2
Klasifikasi trauma berdasarkan sifat dan penyebab trauma :
1. Trauma mekanik
a. Trauma tumpul : trauma yang disebabkan oleh benda yang
permukaannya tidak mampu mengiris. Dua variasi utama dalam
trauma tumpul adalah :
- Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
- Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sifat luka akibat persentuhan dengan permukaan tumpul :
- Memar (kontusio, hematom).
- Luka lecet, luka lecet di bagi menjadi dua, yaitu : luka lecet tekan
dan luka lecet geser .
- Luka robek.
- Patah tulang .
b. Trauma tajam : trauma yang disebabkan oleh benda yang
permukaannya mampu untuk mengiris sehingga kontinuitas jaringan
hilang. Sifat luka dalam trauma tajam yaitu :
- Luka iris.
- Luka tusuk.
- Luka bacok.
c. Senjata api.
2. Trauma fisika
a. Suhu (panas atau dingin)
- Padat
- Cair
b. Listrik atau petir
- AC
- DC

3
3. Trauma Kimia
a. Asam kuat
b. Basa kuat
C. PROSES PENYAKIT TRAUMA
Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang,
pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada
semua sistem organ,sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat ada trauma bila
kompensasi tubuh tersebut berlanjut tanpa dilakukan penanganan akan
mengakibatkan kematian seseorang.

1. Trauma mekanik

a. Trauma tumpul,akibat luka :

Luka memar → diskontinuitas pembuluh darah dan jaringan di


bawah kulit tanpa rusaknya jaringan kulit.

Teraba menonjol → pengumpulan darah dijaringan pembuluh


darah rusak.

Bentuk luka → menyerupai benda yang mengenai.

Luka lecet → terjadi pada epidermis – gesekan dengan benda yang


permukaannya kasar.

Luka lecet tekan : arah kekerasan tegak lurus pada permukaan


tubuh, epidermis yang tertekan melesak kedalam.

Luka lecet geser → arah kekerasan miring membentuk sudut,


epidermis terdorong dan terkumpul pada tempat akhir gerak benda
tersebut.

Luka lecet regang → diskontinuitas epidermis akibat peregangan


yang letaknya sesuai dengan garis kulit.

Luka robek → terjadi pada epidermis jaringan dibawahnya akibat


kekerasan yang mengenainya melebihi elastisitas kulit jaringan.

4
b. Trauma tajam, akibat luka :
Luka iris → dalam luka lebih kecil dari pada panjang irisan luka.
Luka tusuk → dalam luka lebih besar atau lebih dalam dari pada
panjang luka.
Luka bacok → dalam luka kurang lebih sama dengan panjang luka.
c. Senjata api
Kulit disekitar luka terbakar atau hitam karena asap.
Rambut disekitar luka hangus.
Pakaian yang menutupi luka hangus terbakar.
Warna hitam dan kelim tato lebih luar disekitar luka.

2. Trauma fisika

a. Suhu panas (luka bakar)


Eritem dengan ciri – ciri epidermis intak, kemereahan, sembuh tanpa
meninggalkan sikatriks.
Vesikel, bulla dan bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.
Necrosis coagulativa dengan ciri- ciri warna coklat gelap hitam dan
sembuh dengan meninggalkan sikatriks (litteken).
Karbonisasi (sudah menjadi arang).

b. Trauma dingin (hipotermia dan frostbiteHipotermia)


Kulit pucat akibat vasokonstriksi kemerahan akibat vasodilatasi karena
paralisis vasomotor center.
Kulit berubah menjadi merah kehitaman, membengkak (skin blister),
gatal dan nyeri. Kemudian timbul gangren superfisial yang
irreversibel.
3. Trauma kimia
a. Asam kuat → mengkoagulasikan protein → luka korosif yang kering,
kertas seperti kertas permanen.
b. Basa kuat → membentuk reaksi penyabunan → luka basah, licin →
kerusakan sampai kedalam.

5
D. RESPON SEL, JARINGAN, ORGAN TERHADAP PENYAKIT
TRAUMA
1. Aktivasi sistem saraf simpatik menyebabkan peningkatantekanan artera
dan vena, bronkhodilatasi, takikardia,takipneu,capillary shunting ,dan
diaforesis.
2. Peningkatan heart rate Cardiac output sebanding dengan stroke volume
dikalikan heart rate. Jika stroke volume menurun, heart rate meningkat.
3. Peningkatan frekuensi napas. Saat inspirasi, tekanan intrathoracik negatif.
Aksi pompa thorak ini membawa darah ke dada dan pre -loads
ventrikel kanan untuk menjaga cardiac output.
4. Menurunnya urin output. Hormon anti-diuretik dan aldosteron
dieksresikan untuk menjaga cairan vaskular. Penurunan angka filtrasi
glomerulus menyebabkan respon ini.
5. Berkurangnya tekanan nadi menunjukkan turunnya cardiac output
(sistolik) dan peningkatan vasokonstriksi (diastolik). Tekanan nadi normal
adalah 35-40 mmHg.
6. Capillary shunting dan pengisian trans kapiler dapat menyebabkan dingin,
kulit pucat dan mulut kering. Capillary refill mungkin melambat.
7. Perubahan status mental dan kesadaran disebabkan oleh perfusi ke otak
yang menurun atau mungkin secara langsung disebabkan oleh trauma
kepala.

E. RESPON IMUN TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT TRAUMA


Bagaimanapun masih ada perbedaan gender dalam hal respons imun
dan hasil akhir perjalanan klinis pemberian immunonutrition, khususnya pada
pasien yang mendapat trauma. Respon metabolik terhadap stres, trauma dan
sepsis berhubungan erat dengan perubahan imunologis dalam tubuh.
Konsekuensi hal ini adalah dibutuhkannya dukungan nutrisi untuk

6
memperbaiki mekanisme pertahanan tubuh dan menurunkan morbiditas.
Namun hanya sedikit pengaruh dukungan nutrisi tradisional pada fungsi imun.
Sistem imun juga dipengaruhi oleh lipid dalam diet yang merupakan
prekursor eikosanoid, prostaglandin dan leukotrin, sementara sintesis
eikosanoid dimodifikasi oleh golongan antioksidan seperti vitamin E dan
vitamin C, mineral Se dan Cu. Defisiensi Zn juga berhubungan dengan
kegagalan fungsi sel-T.
Pada hewan percobaan yang diberikan Zn dalam jumlah sub-optimal
memperlihatkan atrofia dari timus, penurunan jumlah lekosit dalam mediator
antibodi dan respons hipersensitivitas tipe lambat. Tindakan hiperalimentasi
sendiri gagal mengantisipasi berkurangnya massa otot serta imbangan
nitrogen negatip selama kondisi kritis disebabkan perbedaan respons
metabolik terhadap starvasi, stres, trauma dan sepsis. Aktivitas regional
seperti alur nutrien, pemecahan molekul besar menjadi lebih kecil untuk
memudahkan penyerapan, absorbsi protein, vitamin, trace element, air,
penyimpanan sisa pencernaan, adalah hal-hal yang mempengaruhi respons
imun selular dalam beberapa tingkatan. Pada kondisi klinis lain dapat
ditemukan sindrom yang kompleks dari kakeksia malignansi sebagai
kontributor utama morbiditas dan mortalitas pasien dengan keganasan lanjut.
Faktor-faktor yang berperan termasuk perubahan metabolik yang
menghasilkan hipermetabolisme dan anoreksia sehingga menurunkan asupan
makanan; dalam hal mana suplemen oral gagal menaikkan berat badan bila
gangguan metabolisme tidak dikoreksi.
F. KOMPLIKASI PENYAKIT TRAUMA
Penyakit mungkin sekali mempunyai efek yang diperpanjang,
sekunder atau jauh. Misalnya penyebaran organisme penyakit trauma dari
tempat asal masuknya kuman, pada tempat itu terjadi rangsangan reaksi
radang, yang menyebar ketempat lain dari tubuh manusia, dimana reaksi yang
serupa akan terjadi.

7
A. Komplikasi penyakit trauma tumpul, tajam, dan tembak (trauma
abdomen)
Perforasi
Gejala perangsangan peritonium yang terjadi dapat
disebabkan oleh zat kimia atau mikroorganisme. Bila perforasi
terjadi di bagian atas, misalnya lambung, maka terjadi
perangsangan oleh zat kimia segera sesudah trauma atau timbul
gejala peritonitis hebat. Bila perforasi terjadi dibagian bawah
seperti kolon, mula-mula timbul gejala karena mikroorganisme
membutuhkan waktu untuk berkembang biak, baru setelah 24
jam timbul gejala-gejala akut abdomen karena perangsangan
peritoneum. Mengingat kolon tempat bakteri dan hasil
akhirnya adalah feses, maka jika kolon terluka dan mengalami
perforasi perlu segera dilakukan pembedahan. Jika tidak segera
dilakukan pembedahan, peritonium akan terkontaminasi oleh
bakteri dan feses. Hal ini dapat menimbulkan peritonitis yang
berakibat lebih berat.
Perdarahan
Setiap trauma abdomen (trauma tumpul, trauma tajam, dan
tembak) dapat menimbulkan perdarahan. Yang paling banyak
terkena robekan pada trauma adalah alat-alat parenkim,
mesenterium, dan ligamenta. Diagnostik perdarahan pada
trauma tumpul lebih sulit dibandingkan dengan trauma
tajam,lebih-lebih pada taraf permulaan.
B. Komplikasi trauma fisika
Komplikasi akibat trauma panas (luka bakar)
Shock
Infeksi

8
Ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit)
Masalah distres pernapasan
Komplikasi akibat trauma dingin (hipotermia dan
frostbiteHipotermia)
Stadium perangsangan (hipotermia ringan, 32-35 drajat Celcius)
terjadi tremor otot maksimal, akibatnya kecepatan metabolisme
basal sangat meningkat, semua sumber glukosa dipakai,
penggunaan O2 meningkat sampai 6 kalinya. Peningkatan
tekanan darah, menimbulkan nyeri.
Stadium kelelahan (hipotermia sedang, 28-32 drajat Celcius) :
sumber glukosa tidak ada lagi, terjadi bradikardia, aritmia dan
depresi pernapasan.
Stadium paralysis (hipotermia berat, di bawah 28 drajat Celcius):
koma, refleks pupil hilang (tetapi tidak ada tanda kematian otak),
diikuti ventrikel, asistol, dan apnea. Semakin rendah penurunan
suhu yang terjadi sampai aliran darah ke otak terhenti, maka
semakin lama otak bisa menoleransi terhentinya sirkulasi
(30drajat C:10-15 menit, 18drajatC:60-90 menit).
C. Komplikasi trauma kimia
Komplikas trauma kimia asam kuat dan basa kuat sering terjadi
pada trauma mata. Diantara komplikasinya yaitu :
Kehilangan penglihatan
Glaukoma
Katarak
Ulkus/perforasi kornea
Sikatrik kornea
Retinal detachment
Konjungtiva, dan
Palpebra

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Trauma yang berarti luka yang menggambarkan situasi akibat peristiwa yang
di alami seseorang baik melalui benturan atau kejadian yang meninggalkan bekas bisa
terjadi akibat :
1. Manusia. Contohnya : perkelahian, pemerkosaan, terorisme, penculikan, kekerasan
rumah tangga dll.
2. Alam. Contohnya : genpa bumi, tsunami, gunung meletus dll.
3. Penyakit . contohnya : HIV, malaria, TBC dll.

Klasifikasi trauma berdasarkan sifat dan penyebeb trauma :


1. Trauma mekanik
a. Trauma tumpul
b. Trauma tajam
c. Senjata api
2. Trauma fisika
a. Suhu
b. Listrik atau petir
3. Trauma kimia
a. Asam kuat
b. Basa kuat

10
DAFTAR PUSTAKA

Bengmark S. Ecoimmunonutrition: A challenge for the third millenium. Nutrition


1998; 14; 563-72.
http://id.wikipedia.org/wiki/traumatologi.

11

Anda mungkin juga menyukai