Anda di halaman 1dari 16

ARTICLE

AGENCY THEORY

diajukan guna melengkapi tugas manajemen keuangan


dan memenuhi salah satu syarat penilaian
Ujian Akhir Semester

Oleh:

Delvia Gita Friolina


180820101035

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Explore
Theory and Empirical Evidence:
Corporate Governance ARTICLE
AGENCY THEORY
Mechanism
Play a Role on Agency Cost

Delvia Gita Friolina, S.E


E-Mail : delviafriolina@gmail.com
UNIVERSITAS JEMBER

KEY WORD : ABSTRACT


1. Tata Kelola Perusahaan
2. Biaya Agensi Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi masalah dan isu-isu yang

3. Leverage berkaitan dengan teori agensi melalui survei literatur. Survei literatur
ini akan memberikan informasi pada praktisi dan peneliti dalam
4. Kepemilikan Manajerial
memahami, menganalisis masalah keagenan dan akan membantu
5. Kepemilikan Institusional dalam mengurangi masalah agensi (Agency Problem). Artikel ini
6. Board Size membahas aspek teoritis dan bukti empiris yang berkaitan dengan
7. Remunerasi peran tata kelola perusahaan (Corporate Gorvernance) terhadap biaya
agensi (Agency Cost). Konflik kepentingan dan biaya agensi muncul
8. Chairman Duality
karena pemisahan kepemilikan dari kontrol (separation of ownership
from control), preferensi risiko yang berbeda (different risk
preferences), informasi asimetri (information asymmetry) dan bahaya
“Agency theory is a theory
moral (moral hazards). Literarur yang digunakan adalah penelitian
to explain relationship
between shareholders yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal internasional antara tahun
(principal) and the
manager (agent)”.
2012-2018. Literatur telah mengutip banyak solusi seperti leverage,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, board size,
remunerasi, dan chair duality/ CEO yang dapat berguna dalam
mengendalikan konflik keagenan (Agency Problem) dan biayanya
(Agency Cost).
Page 2

1. Latar Belakang
Perusahaan harus memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi perusahaan.
Manajer (agen) memiliki kewajiban untuk memaksimalkan kesejahteraan dan
keuntungan investor. Namun, di sisi lain manajer memiliki tujuan lain untuk
memaksimalkan manfaat yang mereka harapkan, menyebabkan perbedaan
kepentingan yang mengarah pada konflik keagenan (Agency Problem). Tata
kelola perusahaan bertujuan untuk mencegah masalah keagenan. Manajemen
bertindak tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal dapat menyebabkan biaya
agensi yang lebih tinggi (biaya agensi). Biaya agensi mewakili biaya yang
dikeluarkan atas pemilik atau manajer untuk mengatur dan mengontrol kinerja
manajemen sehingga mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan. Biaya agensi
tinggi dapat mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan.
Perusahaan harus lebih memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi biaya agency. Menurut Chamidah dan Asandimitra (2017) terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi biaya agency yaitu diantaranya Leverage,
Managerial Ownership, dan Institutional Ownership. Sedangkan menurut Owusu
dan Weir (2018) size board dan remunaration commitee juga dapat
mempengaruhi biaya agency. Selain beberapa faktor tersebut menurut Aziz,
Majeed, dan Saleem (2015) chairman duality juga dapat mempengaruhi biaya
agency.
Biaya agensi dapat dikontrol dengan penggunaan utang (leverage).
Menurut Chamidah dan Asandimitra (2017) leverage merupakan rasio yang
menunjukkan proporsi penggunaan utang oleh perusahaan. Kebijakan utang
memiliki efek disipliner terhadap perilaku manajer. Penggunaan hutang atau
leverage mendorong kinerja manajer yang lebih baik. Perusahaan dengan tingkat
utang yang tinggi akan dikendalikan oleh debitur dan karenanya manajer hanya
memiliki sedikit peluang untuk melakukan kegiatan yang dapat merugikan
perusahaan. Penelitian Chamidah dan Asandimitra (2017) menyatakan bahwa
leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya agency. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian Javaid dan Javid (2017) yang juga menyatakan bahwa
Page 3

leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya agensi. Pendapat


keduanya bertentangan dengan penelitian Fauzi dan Locke (2012) yang
menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh pada biaya agensi.
Kepemilikan manajerial memiliki peran dalam biaya agensi karena
manajer mengambil peran sebagai agen sekaligus pemilik perusahaan, sehingga
akan mengurangi tindak kecurangan yang akan dilakukan oleh manajer. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Majeed, dan Saleem (2015) kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap biaya agensi. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Javaid dan Javid (2017) yang
juga menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan
terhadap biaya agensi. Kedua pendapat tersebut bertentangan dengan penelitian
Owusu dan Weir (2018) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh positif signifikan terhadap biaya agensi.
Kepemilikan institusional yang meningkat menyebabkan kinerja manajer
secara optimal dipantau dan dilindungi dari perilaku oportunistik. Kepemilikan
institusional bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan
oleh manajemen sehingga biaya agensi bisa dikontrol. Penelitian yang dilakukan
Chamidah dan Asandimitra (2017) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya agensi. Sedangkan menurut Yegun,
Sang, dan Kirue (2014) kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap biaya agensi. Kedua pendapat tersebut berbeda dengan hasil penelitian
Aziz, Majeed, dan Saleem (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap biaya agensi.
Board size adalah salah satu aspek penting dari penerapan tata kelola
perusahaan. Ukuran dewan direksi dapat mempengaruhi efektivitas kegiatan
pengambilan keputusan perusahaan. Meningkatnya ukuran dan keragaman dewan
direksi akan memberikan lebih banyak manfaat bagi perusahaan untuk membuat
keputusan yang tepat dan untuk meminimalkan biaya agensi. Penelitian Fauzi dan
Locke (2012), Yegon, Sang, dan Kirue (2014), dan Aziz, Majeed, dan Saleem (
2015) menyatakan bahwa board size berpengaruh negatif signifikan terhadap
biaya agensi. Berbeda dengan tiga penelitian tersebut, menurut Owusu dan Weir
Page 4

(2018) menyatakan bahwa board size berpengaruh positif signifikan terhadap


biaya agency. Sedangkan hasil penelitian Chamidah dan Asandimitra (2017)
menyatakan bahwa board size tidak memiliki pengaruh terhadap biaya agensi.
Memisahkan jabatan CEO dan ketua ( Chairman Duality ) tidak hanya
akan meningkat kinerja perusahaan tetapi juga membantu dalam meminimalkan
biaya agensi. Penelitian Yegon, Sang dan Kirue (2014) menyatakan bahwa
Chairman Duality berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya agensi.
Sependapat dengan pernyataan tersebut Aziz, Majeed, dan Saleem (2015) juga
menyatakan bahwa Chairman Duality berpengaruh negatif signifikan terhadap
biaya agensi. Sedangkan Owusu dan Weir (2018) menyatakan bahwa Chairman
Duality tidak memiliki pengaruh terhadap biaya agensi.
Faktor yang mempenggaruhi biaya agensi selanjutnya adalah komite
remunerasi. Semakin tinggi remunerasi direktur akan menjadikan biaya agensi
lebih rendah karena insentif ini akan mendorong manajer untuk bekerja dalam
yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham perusahaan. Penelitian Fauzi
dan Locke (2012) dan Yegon, Sang, dan Kirue (2014) menyatakan bahwa komite
remunerasi berpengaruh positif signifikan terhadap biaya agensi. Sedangkan
penelitian Javaid dan Javid (2017) memberikan pernyataan yang berbeda bahwa
komite remunerasi berpengaruh terhadap biaya agensi tetapi tidak signifikan.
Berdasarkan latar belakang, fenomena, dan kesenjangan penelitian
sebelumnya yang diuraikan diatas, artikel yang berjudul “Do Corporate
Governance Mechanisms Play a Role on Agency Cost?“ ini bertujuan untuk
menggambarkan dan mendiskripsikan bagaimana peran mekanisme tata kelola
perusahaan terhadap biaya agensi dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

2. Tinjauan Pustaka
a. Agency Theory
Agency Theory adalah teori untuk menjelaskan hubungan antara
pemegang saham (prinsipal) dan manajer (agen). Mereka bekerja untuk
kepentingan perusahaan, jadi manajer bertindak sebagai agen pemegang saham.
Page 5

Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa pemisahan fungsi-fungsi ini


sangat rentan dengan konflik keagenan (conflict of interest).
Konflik keagenan terjadi antara pemilik dan manajer karena
kemungkinan manajer bertindak tidak cukup sesuai dengan kepentingan
prinsipal. Manajemen dan pemilik tidak selalu memiliki minat yang sama.
Manajemen dapat mengambil tindakan yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka waktu lama dapat merugikan
kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai minat mereka mengharapkan
menggunakan manajemen akuntansi dapat bertindak sebagai alat untuk rekayasa,
maka, masalah keagenan muncul setiap perbedaan kepentingan antara kepala
sekolah dan manajer (Chamidah dan Asandimitra, 2017). Pemegang saham
sebagai penyedia dana dan fasilitas, memiliki bunga dana aman dan fasilitas
untuk operasi perusahaan karena pemegang saham khawatir atas keamanan dana
yang telah diinvestasikan dalam perusahaan.
b. Biaya Agensi
Konflik antara pemegang saham dan manajer menyebabkan adanya biaya
agensi. Biaya agensi adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemegang saham atau
manajemen untuk mendorong direksi untuk bekerja memaksimalkan harga
saham daripada bekerja sebagai kepentingan mereka sendiri. Menurut Jensen
dan Meckling (1976) masalah keagenan dapat meningkatkan biaya agensi yang
terdiri dari:
1) Pemantauan pengeluaran dengan prinsip, adalah memantau biaya yang
dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku agen dalam
mengelola perusahaan. Contoh: membayar auditor untuk mengaudit
laporan keuangan perusahaan dan asuransi untuk melindungi aset
perusahaan.
2) Pengeluaran pembatas oleh agen (biaya pembatas), yang merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk memastikan bahwa agen tidak
bertindak merugikan. Contoh: kelancaran membayar bunga utang,
penerapan sistem akuntansi yang tepat sehingga menghasilkan laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan prinsipal.
Page 6

3) The Residual Loss, adalah pengurangan utilitas prinsipal atau agen untuk
hubungan agensi mereka. memanfaatkan fasilitas perusahaan seperti
pengeluaran yang berlebihan untuk perjalanan dinas dan akomodasi kelas
satu, mobil dinas mewah atau dengan kata lain biayanya bukan untuk
kepentingan perusahaan.
c. Signaling Theory
Menurut Chamidah dan Asandimitra (2017) Signalling theory adalah
teori untuk menjelaskan bagaimana seharusnya tanda keberhasilan atau
kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Signaling
theory membahas dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada
pihak eksternal. Modignali dan Miller berasumsi bahwa investor memiliki
informasi yang sama tentang prospek perusahaan sebagai manajer, ini disebut
informasi simetris. Namun pada kenyataannya, para manajer sering memiliki
informasi yang lebih baik daripada pihak luar investor; ini disebut informasi
asimetris (Brigham dan Houston, 2006: 38). Informasi asimetris dapat
menyebabkan biaya agensi.
Salah satu tanda diberikan oleh manajer perusahaan melalui keputusan
pendanaan. Perusahaan dengan prospek yang sangat menguntungkan akan
berusaha menghindari penjualan saham dan lebih memilih mendapatkan modal
dengan cara-cara baru yang lain, termasuk menggunakan utang di luar target
normal. Sebaliknya, perusahaan dengan prospek yang tidak menguntungkan
akan ingin menjual saham, yang berarti menarik investor baru untuk berbagi
kerugian mereka. (Brigham dan Houston, 2006: 39)
d. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Tata kelola Perusahaan adalah sistem tata kelola yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah bagi semua
pemangku kepentingan (Chamidah dan Asandimitra, 2017). Good Corporate
Governance adalah sistem tata kelola yang diterapkan di perusahaan sebagai
langkah antisipatif untuk mengatasi masalah keagenan atau konflik keagenan.
Biaya agensi yang tinggi dapat disebabkan oleh implementasi sistem tata kelola
yang buruk.
Page 7

Implementasi Good Corporate Governance memberikan banyak manfaat


baik bagi perusahaan maupun pihak lain yang memiliki hubungan langsung dan
tidak langsung dengan perusahaan. Manfaat tata kelola perusahaan yang baik
bagi perusahaan menurut IICG (dalam Chamidah dan Asandimitra, 2017) adalah
sebagai berikut:
1) Meminimalkan Biaya Instansi: Para pemegang saham harus menanggung
biaya yang timbul dari pendelegasian wewenang kepada manajemen.
Biaya-biaya ini dapat termasuk kerugian karena manajemen
menggunakan sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi atau
biaya pemantauan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mencegahnya.
2) Minimalkan Biaya Modal: Perusahaan yang baik akan menciptakan
referensi positif bagi kreditor. Kondisi ini penting dalam meminimalkan
biaya modal yang akan ditanggung jika perusahaan akan mengajukan
pinjaman, selain itu dapat mengalirkan kinerja keuangan. Selain itu,
membuat produk perusahaan menjadi lebih kompetitif.
3) Meningkatkan Nilai Stok Perusahaan: Perusahaan yang memiliki
pengelolaan dan kondisi yang baik akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya..
4) Mengangkat Citra Perusahaan: Citra perusahaan merupakan faktor
penting yang terkait erat dengan kinerja dan kehadiran perusahaan pada
publik dan khususnya investor. Citra suatu perusahaan terkadang
membutuhkan biaya yang sangat besar dibandingkan dengan laba
perusahaan untuk meningkatkan citra tersebut.
e. Faktor – Faktor Identifikasi yang Mempengaruhi Biaya Agensi
1) Leverage
Kebijakan utang memiliki efek disipliner terhadap perilaku manajer.
Peningkatan utang meningkatkan leverage, sehingga meningkatkan
kemungkinan kebangkrutan atau kesulitan keuangan. Kebangkrutan
mendorong kinerja manajer yang lebih baik. Perusahaan dengan tingkat
utang yang tinggi akan dikendalikan oleh debitur dan karenanya manajer
Page 8

hanya memiliki sedikit peluang untuk melakukan kegiatan yang tidak


berharga. Selain itu, penggunaan utang (leverage) akan menurunkan arus
kas bebas yang disediakan oleh manajer (Jensen, 1986).
2) Ukuran Dewan
Menurut Chamidah dan Asandimitra (2017) dewan direksi sebagai organ
yang bertanggung jawab dan bertanggung jawab secara kolegial dalam
mengelola perusahaan. Setiap anggota dewan direksi dapat melaksanakan
kewajiban dan pengambilan keputusannya sesuai dengan pembagian
tugas dan tanggung jawabnya. Ukuran besar dewan direksi lebih kuat
daripada yang kecil. Jadi ukuran besar dewan direksi diharapkan dapat
menghasilkan keputusan strategis secara optimal dalam operasi
perusahaan sehingga dapat mengurangi konflik keagenan dan biaya
agensi.
3) Kepemilikan Manajerial
Menurut Chamidah dan Asandimitra ( 2017) Kepemilikan Manajerial
adalah jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen sebagai direksi atau
dewan komisaris. Ukuran kepemilikan saham manajerial di perusahaan
dapat menunjukkan kesamaan antara kepentingan pemegang saham
dengan manajemen. Manajer bukan pemegang saham cenderung peduli
dengan kepentingan mereka sendiri. Kepemilikan manajerial yang lebih
besar di perusahaan akan mendorong manajemen untuk merasakan
perusahaan sehingga pengambilan keputusan mereka akan berdampak
langsung pada manajemen.
4) Kepemilikan Institusional
Menurut Chamidah dan Asandimitra (2017) Kepemilikan institusional
adalah jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan seperti perusahaan
asuransi, bank, lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya. Kepemilikan
institusional di perusahaan bertindak sebagai pihak yang mengawasi
perusahaan. Kepemilikan institusional yang meningkat menyebabkan
pemantauan kinerja manajer secara optimal dan dilindungi dari perilaku
oportunistik.
Page 9

5) Komite Remunerasi
Menurut Yegon, Sang, dan Kirue (2014) semakin tinggi remunerasi
direktur akan menjadikan biaya agensi lebih rendah karena insentif ini
akan mendorong manajer untuk bekerja dalam yang terbaik Untuk
kepentingan pemegang saham perusahaan.
6) Chair Duality / CEO
Menurut Yegon, Sang, dan Kirue (2014) sangat disarankan memisahkan
jabatan CEO dan ketua tidak hanya akan meningkat kinerja perusahaan
tetapi juga membantu dalam meminimalkan biaya agensi. Demikian jika
kedua posisi dipegang oleh orang yang sama, akan sangat sulit bagi dewan
untuk mencapai tujuan utamanya yaitu, untuk menilai kinerja manajer.
Jadi keberadaan ketua independen sangat penting dalam pembuatan
keputusan.(Aziz, Majeed, dan Saleem, 2015).

3. Metode Penulisan Artikel


Penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi karya teoritis dan empiris yang
dilakukan pada teori agensi. Survei literatur ini akan membantu menemukan
jawaban-jawaban tertentu terhadap permasalahan yang diangkat dalam artikel ini.
Desain artikel survei literatur ini didasarkan pada dua pendekatan. Pendekatan
pertama membahas aspek teoritis konsep, definisi, batasan, dan masalah yang
terkait dengan teori agensi. Pendekatan kedua berkaitan dengan karya-karya
empiris yang dibuat pada faktor-faktor yang mengurangi biaya agensi. Untuk
tujuan ini, dipilihlah berbagai artikel yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal
internasional antara tahun 2012-2018 yang tersedia dalam basisdata online untuk
mengumpulkan literatur tentang teori agensi. Beberapa jurnal tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Penelitian Fauzi dan Locke (2012) yang berjudul Do Agency Costs Really
Matter? A Non-linear Approach of Panel Data
b. Penelitian Yegon, Sang, dan Kirue (2014) yang berjudul The Impact of
Corporate Governance on Agency Cost: Empirical Analysis of Quoted
Services Firms in Kenya
Page 10

c. Penelitian Aziz, Majeed, dan Saleem (2015) yang berjudul The Impact of
Corporate Governance Mechanism on Agency Cost: An Empirical
Evidence of Pakistani Listed Companies.
d. Penelitian Javaid dan Javid (2017) yang berjudul Determining Agency
Theory Framework through Financial Leverage & Insider Ownership
e. Penelitian Chamidah dan Asandimitra (2017) yang berjudul Determinant
of Agency Cost In Indonesia
f. Penelitian Owusu dan Weir (2018) yang berjudul Agency costs, ownership
structure and corporate governance mechanisms in Ghana

4. Hasil dan Pembahasan


1) Pengaruh Leverage pada Biaya Agensi
Hasil penelitian Chamidah dan Asandimitra (2017) menunjukkan bahwa
leverage memiliki efek negatif signifikan pada biaya agensi. Hasil ini konsisten
dengan hipotesis penelitian. Hasil ini konsisten dengan penelitian Javaid dan
Javid (2017) yang juga menjelaskan bahwa leverage berpengaruh negatif
signifikan terhadap biaya agensi. Kedua penelitian ini mengukur biasa agensi
dengan menggunakan rasio biaya operasi sebagai proksi. Berbanding terbalik
dengan hasil kedua penelitian diatas, Fauzi dan Locke (2012) menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap biaya agensi. Penelitian ini menunjukkan
hasil untuk Tobit non-linear adalahefisien dan tidak leverage tidak signifikan
dalam mempengaruhi biaya agensi.
Leverage dapat mempengaruhi biaya agensi di perusahaan. Pertama,
semakin tinggi utang dapat mengurangi jumlah arus kas bebas yang tersedia bagi
manajer untuk berinvestasi, karena semakin tinggi utang, menyebabkan
perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga atas utang tidak peduli
jumlah laba perusahaan. Dengan demikian, perilaku oportunistik manajer dapat
dibatasi dengan tidak melakukan investasi yang tidak menguntungkan
perusahaan. Kedua, peningkatan leverage dapat meningkatkan pemantauan yang
dilakukan oleh kreditur yang akan mendorong manajer untuk melakukan yang
Page 11

bermanfaat bagi bisnis perusahaan. Sehingga konflik keagenan dapat


mengurangi dan sebagai biaya agensi.
2) Pengaruh Remunerasi terhadap Biaya Agensi
Hasil penelitian Javaid dan Javid (2017) menyatakan bahwa remunerasi
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap biaya agensi. Berbeda dengan
penelitian tersebut Fauzi dan Locke (2012), dan Yegon, Sang, dan Kirue (2014)
sepakat menunjukkan bahwa remunerasi berpengaruh positif signifikan pada
biaya agensi. Remunerasi atau insentif yang menekan para manajer untuk
bekerja dan menyelaraskannya bunga dengan pemegang saham perusahaan. Gaji
dan bonus yang lebih tinggi dapat mengurangi biaya agensi karena imbalan atau
insentif akan memastikan para manajer untuk bertindak demi kepentingan
terbaik pemegang saham dan perusahaan. Sehingga remunerasi dapat bekerja
sebagai pengurangan masalah agensi.
3) Pengaruh Ukuran Dewan pada Biaya Agensi
Hasil dari tiga penelitian diantaraya penelitian dari Fauzi dan Locke
(2012), Yegon, Sang, dan Kirue (2017), dan penelitian Aziz, Majeed, dan
Saleem (2015) menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi memiliki efek negatif
signifikan pada biaya agensi. Hasil ini kontras dengan Owusu dan Weir (2018)
yang menjelaskan bahwa ukuran dewan direksi memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap biaya agensi. Selain itu hasil penelitian Chamidah dan
Asandimitra (2017) menyatakan bahwa ukuran dewan tidak mempengaruhi
biaya agensi. Hal ini bisa saja terjadi karena informasi asimetris yang mana
manajemen memiliki informasi yang lebih baik daripada investor sehingga
membuat dewan menjadi apatis terhadap kepentingan orang-orang dan
mementingkan kepentingannya sendiri yang menyebabkan semakin tingginya
konflik keagenan.
4) Pengaruh Kepemilikan Manajerial pada Biaya Agensi
Hasil penelitian Chamidah dan Asandimitra (2017) menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap biaya
agensi. Hasil ini konsisten dengan penelitian Javaid dan Javid (2017) dan Aziz,
Majeed, dan Saleem (2015). Sedangkan penelitian Owusu dan Weir (2018)
Page 12

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap


biaya agensi. Semakin banyak proporsi kepemilikan manajerial akan membuat
kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena para manajer merasa memiliki
perusahaan secara parsial. Keputusan investasi mempertimbangkan kepentingan
pemegang saham sehingga investasi yang diambil sesuai, manfaat menjadi lebih
tinggi daripada biaya atau biaya yang dikeluarkan. Perusahaan meningkatkan
kepemilikan manajerial untuk menyelaraskan posisi manajerial dengan
pemegang saham yang bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham
5) Pengaruh Kepemilikan Institusional pada Biaya Agensi
Hasil penelitian Yegon, Sang, dan Kirue (2014) menunjukkan korelasi
positif yang signifikan antara kepemilikan institusional dan biaya agensi. Hasil
ini berbeda dengan Aziz, Majeed, dan Saleem (2015) yang menjelaskan bahwa
kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap biaya agensi. Sedangkan berbeda dengan kedua penelitian tersebut,
Chamidah dan Asandimitra (2017) yang menyatakn bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya agensi.
Kepemilikan institusi dalam mayoritas memiliki kontrol manajemen
yang lebih kuat, sehingga dapat mengurangi biaya agensi. Kepemilikan
institusional bertindak sebagai pihak yang mengawasi perusahaan. Semakin
tinggi kepemilikan institusional akan memanfaatkan aset perusahaan secara
efisien. Persentase kepemilikan institusional di sebuah perusahaan mendorong
manajer untuk fokus pada tujuan jangka panjang daripada jangka pendek,
sehingga akan mengurangi konflik antara pemegang saham dan manajemen,
anak dapat mengurangi biaya agensi.
6) Pengaruh Chair Duality pada Biaya Agensi
Penelitian Yegon, Sang, dan Kirue (2014) dan Aziz, Majeed, dan Saleem
(2015) menunjukkan bahwa chair duality berpengaruh negatif signifikan pada
biaya agensi. Hasil ini tidak sependapat dengan penelitian Owusu dan Weir
(2018) yang menyatakan bahwa chair duality tidak memiliki pengaruh terhadap
biaya agensi. Perusahaan dengan orang yang sama bertindak sebagai CEO dan
Chairman akan meningkatkan pengaruh dari satu orang pada pengambilan
Page 13

keputusan dewan direksi, menghasilkan masalah agensi yang lebih tinggi.


Dengan demikian pemisahan jabatan CEO dan ketua akan menurunkan biaya
agensi.

5. Kesimpulan
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi masalah dan isu-isu yang
berkaitan dengan teori agensi melalui survei literatur. Survei literatur ini akan
memberikan informasi pada praktisi dan peneliti dalam memahami, menganalisis
masalah keagenan dan akan membantu dalam mengurangi masalah agensi
(Agency Problem). Artikel ini membahas aspek teoritis dan bukti empiris yang
berkaitan dengan peran tata kelola perusahaan (Corporate Gorvernance) terhadap
biaya agensi (Agency Cost). Konflik kepentingan dan biaya agensi muncul karena
pemisahan kepemilikan dari kontrol (separation of ownership from control),
preferensi risiko yang berbeda (different risk preferences), informasi asimetri
(information asymmetry) dan bahaya moral (moral hazards). Literarur yang
digunakan adalah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal internasional
antara tahun 2012-2018. Literatur telah mengutip banyak solusi seperti leverage,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, board size, remunerasi, dan
chair duality/ CEO yang dapat berguna dalam mengendalikan konflik keagenan
(Agency Problem) dan biayanya (Agency Cost).

6. Reference

Aziz. T., S. Majeed., dan S. Saleem. 2015. The Impact of Corporate Governance
Mechanism on Agency Cost: An Empirical Evidence of Pakistani Listed
Companies. Business, Management and Economic Research Academic
Research Publishing Group. 1(6) : 79-91.

Brigham dan Houston. (2006), FoundamentalsOf Finance Management (Dasar-


DasarManajemenKeuangan), Buku 2, Edisi 10. Jakarta:SalembaEmpat.

Chamidah. N., and N. Asandimitra. 2017. Determinant of Agency Cost in


Indonesia. International Journal of Economic Research ISSN : 0972-9380
www.serialsjournal.com. 14 1) : 449-463
Page 14

Fauzi. F., dan S. Locke. 2012. Do Agency Costs Really Matter? A Non-linear
Approach of Panel Data. Asian Journal of Finance & Accounting. 4(1) :
359-376.

Javaid. H.M., dan S. Javid. 2017. Determining Agency Theory Framework


through Financial Leverage & Insider Ownership. International Journal
of Economics and Finance Published by Canadian Center of Science and
Education. 9(3) ; 21-28.

Jensen, Michael C danMeckling, William H. (1976), Theory of the Firm:


Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal
ofFinancial Economic. Oktober, 1976, Vol.3, No.4, pp 305-360.

Owusu. A., dan Weir. C. 2018. Agency costs, ownership structure and corporate
governance mechanisms in Ghana. J. Accounting, Auditing and
Performance Evaluation. 14(1) : 63-84.

Yegon. C., J. Sang., dan J. Kirue. 2014. The Impact of Corporate Governance on
Agency Cost: Empirical Analysis of Quoted Services Firms in Kenya.
Research Journal of Finance and Accounting www.iiste.org ISSN 2222-
1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online). 5(12) ; 145-154.
Page 15

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai