Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

DEMONSTRASIDALAM PEMBELAJARAN EFI


( ELECTRONIC FUEL INJECTION )

DOSEN : Drs. Slamet Priyanto,M.Pd.

DISUSUN OLEH:

NAMA : DWI AJI PRASETYO


NIM : 2018006036
KELAS : PTM 2 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2019

1
PEMBELAJARAN EFI ( ELECTRONIC FUEL INJECTION ) DENGAN

MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK

SISWA KELAS XI SMK..

A.PENDAHULUAN

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan menurut Ki Hajardewantar ,pendidikan merupakan proses

kebudayaan yaitu suatu usaha memberikan nilai luhur kepada generasi baru dalam

masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga bermaksut

memajukan serta mengembangkan kebudayaan kemanusiaan. Ki Hajar Dewantara

berpendapat bahwa pendidikan di mulai dari sejak lahir dan berakhir setelah

meninggal.(Ki B. Boentarsono,Ki Priyo Dwiarso : 33)

Pendidikan adalah suatu proses memanusiakan manusia dengan cara

pembelajaran yang sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku Hal ini juga

tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,yakini: pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan ,pengendalian diri, kepribadian ,kecerdasan

,Akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan

negara.

2
Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 bahwasannya Pendidikan

Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sedangkan Pendidikan Nasional menurut paham Taman Siswa adalah

pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (cultureel-nationaal) dan

ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat

mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan

lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh dunia.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

yang berupa tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak dengan tujuan untuk

memajukan tumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak, agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

2. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

Tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa

Pendidikan Nasional bertujuan “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa,berakhlak mulia,berilmu,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara

yang berdemokratis serta bertanggung jawab. Dalam UU RI No.20 Tahun 2003

juga tercantum tujuan dari pendidikan menengah kejuruan yaitu, (1) menyiapkan

peserta didik yang produktif,mampu bekerja mandiri,dan mengisi lowongan

3
ekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian yg di pilih.(2) menyiapkan peserta

didik agar mampu meilih karir ,ulet dan gigih dalam berkmetensi,beradaptasi di

lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian

yang di minati.(3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan ,teknologi

dan seni agar mampu mengembangka diri dikemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan (4)membekali eserta

didik dengan kompetensi yang sesuai dengan keahlian.

3.KOPETENSI DASAR

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai).

3. Santun, responsif dan proaktif

4. Menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam Berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

5. Menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

4.KOMPETENSI INTI

1. Menjelaskan pengertian EFI(ELEKTRONIC FUEL INJECTION) dengan benar

2. Mampu menganalisis bagian-bagian EFI secara sistematis

3. Dapat melakukan perawatan injection sesuai dengan prosedur yang ada

4. Dapat memperbaiki sistem injection

5. Memperbaiki komponen injection

6. Dapat mengkalibrasi sistem injection

4
Sehubungan dengan standar kometensi lulusan SMK ,terdpat standar

kompetensi mata pelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah

menempuh mata pelajaran. Sistem injectin merupakan salah satu bagian dari mata

pelajaran yang di ajarkan dalam sekolah menengah kejuruan yg harus di tempuh di

kelas XI. Kompetensi dasar atau kemampuan yg harus diperoleh siswa setelah

menempuh mata pelajaran sistem EFI yaitu siswa mampu ,membehami

,memperbaiki,merawat sistem EFI dan komoponennya. Kemudian siswa

diharapkan dapat menerapkaannya dalam kehidupan sehari-hari

Sebgaimana kompetensi mata pelajaran sistem EFI yang telah di jelskan ,maka

guru harus memilih strategi pembelajaran yang sesuia dengan mata pelajaran

tersebut, agar mampu mencapai target kompetensi yang telah di tentukan. Untuk

mencpai hal tersebut maka ,strategi yang harus digunakan dalam sistem EFI adalah

Metode Pembelajaran DEMONSTRASI.karena metode iniPembelajaran yang

dilakukan dengan memperagakan dan mempertunjukan tentang suatu proses dan

situasi suatu benda,metode ini sangat cocok diterapkan di SMK karena guru dapat

mencontohkan apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus tidak dilakukan di

tempat kerja, agar peserta didik mencapai Kompetisi diatas maka pembelajaran

harus mampu mengantarkan anak didik mencapai kompetisi yang sudah di

tetapkan. (Abdul Majid:197)

B. PENJELASAN

5
1. PEMBELAJARAN EFI ( ELECTRONIC FUEL INJECTION ) DENGAN
MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI.
Proses Pembelajaran EFI (ELECTRONIC FUEL INJECTION) di bedakan
menjadi dua yaitu : pembelajaran teori yang di lakukan di dalam ruang kelas di
samping ruang praktek di bengkel, dan pembelajaran praktek yang di lakukan di
lingkungan bengkel. Pembelajaran EFI di tujukan untuk memberikan penjelasan
atau pendahuluan tentang teori EFI,cara kerja atau proses EFI,alat yang
digunakan,bagian-bagian dari sistem EFI,tata pengerjaan perbsiksn sistem
EFI,keselamatan kerja yang harus dipahaami,dan tindakan atau keputusan yang
harus di ambil dalam pekerjaan sistem EFI.
Pembelajaran sistem EFI dirancang untuk memperbaiki sistem EFI ,dan
mengganti komponen EFI bila mengalami kerusakan.Peserta didik dapat
melakukan perbaikkan dengan tepat dan teliti. Dalam kurun waktu tertentu peserta
didik dapat memiliki pengetahuan tentang sistem EFI. Jenis-jenis alat yang
digunakan (kemampuan kognitif),memiliki sikap positif selama melakukan
pembelajaran sistem EFI (kemampuan afektif),serta memiliki keterampilan yang
baik dalam pembelajaran sistem EFI(kemampuan psikomotor) sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini seperti apa yang dikemukakan oleh Reiser
Robert yang dikutip oleh Ngalimun (2015:3) bahwa pembelajaran memiliki tiga
ranah yaitu ranah (kognitif,afektif,dan psikomotor).
Pada ranah kognitif kemampuan intelektual siswa dalam
berpikir,mengetahui,dan memecahkan masalah. Dominasi ini terjadi dari dua
bagian : Bagian pertama adalah pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa
kemampuan dan keterampilan intelektual (kategori 2-6). Aspek kognitif ini di
urutkan secara piramida. Keenam aspek bersifat kontinum dan overlap (saling
tumpang tidih) dimana aspek yang lebih tinggi meliputi semua aspek dibawahnya.
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir (intelektua),berikut
kemampuan yang termasuk didalam kemampuan intelektual
,menghafal,memahami,mengaplikasikan,menganalisis,mesintesis dan kemampuan
mengevaluasi. Tujuan belajar ranah kognitif pada sistem EFI yaitu agar peserta

6
didik memiliki penngetahuan tentang bagaimana proses perbaikan EFI itu
dilakukan.
Ranah kognitif dibagi menjadi enam bagian :
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan tejemahan dari knowledge dalam taksonomi
bloom. Dilihat dari segi proses belajar ,materi pembelajaran memang perlu
dihafal dan diingat agar dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau
pemahaman konsep – konsep lainnya. Terdapat beberapa cara untuk
mengingat dan menyimpan di dalam ingatan seperti teknik
memo,mengurutkan kejadian,membuat singkatan yang bermakna .
b. Pemahaman
Dalam taksonomi Bloom,pemahaman merupakan kesanggupan memahami
setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan.Pemahaman dapat dibedakan
ke dalam tiga kategori,yaitu tingkat rendah,pemahaman penafsiran,dan
pemahaman tingkat tinggi.Tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan,mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Pemahaman
penafsiran,yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang
diketahui berikutnya. Pemahaman tingkat tinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi yaitu seseorang mampu melihat di balik yang tertulis,dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi
dalam arti waktu,dimensi,kasus,ataupun masalahnya.
c. Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus,misalnya berupa ide,teori,atau petunjuk teknis.Mengulang-ulang
menerapkan aplikasi pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan
hafalan atau ketrampilan.
d. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu intregasi menjadi unsur-unsur atau
bagian sehingga jelas susunanya,yang memanfaatkan kecakapan analisis
telah dapat berkembang pada seseorang,maka ia akan dapat
mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.

7
e. Sintesis
Analisi merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh .Berpikir sintesis adalah berpikir divergen.Dalam
berpikir divergen pemecahan atau jawabnnya belum dapat
dipastikan.Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk
menjadikan orang lebih kreatif.Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil
yang hendak dicapai dalam pendidikan.Seseorang yang kreatif sering
menemukan atau menciptakan sesuatu.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan,gagasan,cara
kerja,pemecahan,metode,materi,dll.Mengembangkan kemampuan evaluasi
penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.mengembangkan
kemampuan evaluasi yang pemahaman,aplikasi,analisis,dan sintesis akan
mempertinggi mutu evaluasi.
Untuk menguasai teori sistem EFI ,setiap peserta didik harus menguasai
setiap peringkat dalam ranah kognitif mulai dari tingkatan pengetahuan sampai
pada tingkatan evaluasi.
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,minat,sikap,emosi,dan
nilai. Tujuan belajar ranah afektif pada sistem EFI yaitu agar peserta didik
mempunyai kepercayaan diridalam melakukan perbaikan EFI ,memperhatikan
keselamatan kerja,disiplin dalam melakukan perbaikan sistem EFI,disipllin waktu
pada proses permbelajaran sistem EFI. Ranah afektif di sendiri dibagi menjadi 5
yaitu :
1. Penerimaan (receving) adalah kepekaan peserta didik dalam menrima
materi sistem EFI yang diberikan dalam bentuk masalah,gejala,dan lain-
lain

8
2. Tanggapan (responding) kemampuan yang dimiliki oleh perserta didik
untuk mengikut sertakan secara aktif dalam pembelajaran sitem EFI dan
membuat reaksi terhadap salah satu cara.
3. Pengharggan (valuing) adalah memberikan peserta didik nilai atau
pengharggaan atas kegiatan praktek.
4. Pengorganisasian (organisation) mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal , dan membawa pada
perbaikan umum.
5. Karakteristik berdasarkan nilai – nilai (characterization by a value or
value complex) kemampuan yang lebih mengacu pada karakter dan daya
hidup peserta didik. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan
keteraturan pribadi,sosial,dan emosi jiwa

Ranah psikomotor meupakan kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi


motorik peserta didik yang berupa keterampilan motorik,keterampilan
intelektual,dan keterampilan sosial. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu ) dan
hasil belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan
menjadi hasil belajar psikomotor apabila perserta didik telah menunjukan
perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung
dalam ranah kognitif dan ranah afektif. Siswa yang belajar terlebih dahulu
mempunyai bekal pengetahuan tentang sistem EFI,alat-alat dan
perlengkapan yang digunakan dalam praktek sistem EFI,serta pedoman
teoritis lainnya. Hal ini bertujuan apabila menemui kerusakan dapat
memperbaiki sendiri ,mengetahui kegunaan mmasing – masing alat agar
proses praktek berjalan dengan lancar. Selain itu siswa juga harus dapat
menerapkan sikap yang baik pada waktu praktek sebagai persiapan kerja
untuk melaksanakan tugas dengan baik. Diharapkan dengan mengikuti
pedoman,siswa menjadi tidak cepat lelah,sehingga tidak mengganggu
jalannya praktek.

9
Ranah psikomotor dibagi menjadi 7,yaitu:

1. Persepsi (Perseption) adalah yang mencakup kemampuan


memilah(mendeskrimisikan) hal-hal yang khas,dan menyadari adanya
perbedaan yang khas tersebut.
2. Kesiapan (set)adalah yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3. Respon terpimpin(Guadided Respone)adalah mencakup kemampuan
melakukan gerakan sesuai contoh,atau gerakan peniruan.
4. Gerakan yang terbiasa,mencakup kemampuan melakukan gerakan gerakan
tanpa contoh.
5. Gerakan kompleks,yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau
ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap,secara lancar,efisien dan tepat.
6. Penyesuaian pola gerakan,yang mencakup kemampuan mengadakan
perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus
yang berlaku
7. Kreativitas,mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru
atas dasar prakarsa sendiri.

Menurut Sugandi (2007:11) belajar psikomotorik terdiri dari 5 fase, yaitu:


a. Fase motivasi fase ini sebagai penunjang untuk melakukan
gerakan.Timbulnya motivasi (dorongan belajar) dalam diri peserta didik
terdiri dari dua jenis motivasi :
1. Motivasi Instrinsik, yaitu dorongan yang timbul dalam diri peserta
didik, karena stimulus (rangsangan) dari dalam dirinya sendiri.
Stimulus itu antara lain minat, bakat, cita-cita, kepuasan melakukan
sesuatu dengan berhasil.
2. Motivasi Ekstrinsik, yaitu dorongan yang timbuk dalam diri peserta
didik, karena stimulus dari luar, seperti penghargaan atas kinerja,
pujian, atau upah yang diberikan pihak lain.

10
Kedua motivasi ini sangat penting dalam belajar, tetapi motivasi
intrinsik yang paling penting. Apabila motivasi sudah timbul dalam diri
peserta didik, proses keinginan untuk belajar sudah terjadi.
b. Fase konsentrasi, fase ini menuntut adanya pengamatan terhadap
lingkungan untuk melakukan suatu gerakan. Pemberian perhatian ini
timbul dengan baik setelah ada motivasi. Ada tiga proses yang terjadi,
yaitu proses memperhatikan, proses menanggapi (memasukkan kedalam
persepsi), dan proses memahami. Kuat-lemahnya proses-proses itu banyak
bergantung pada cara penyajian materi kuliah, situasi belajar pengajar, dan
motivasi.
c. Fase pengolahan, fase ini menuntut siswa untuk mempelajari dan melatih
gerakan yang akan dilakukan.
d. Fase menggali, pada fase ini siswa dituntut untuk dapat memproduksi
gerakan.Pada fase ini siswa dapat menyatakan apa yang telah dipelajarinya
dengan tindakan nyata. Fase inilah sesungguhnya tujuan akhir belajar.
e. Fase balikan, fase ini berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan
psikomotorik yang telah diperoleh siswa. Umpan balik berguna untuk
peningkatan (perbaikan) mutu. Dari umpan balik dapat diketahui apa yang
harus diperbaiki.

11
C. METODE DEMONSTRASI
Metode demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demontrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan,
akan tetapi demontrasi dapat menyajikan nahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran, demontrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Wina Sanjaya,2014:152)

Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab


membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri erdasarkan fakta atau
data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses,
siuasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan lebih konkret .Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Ngalimun,2016:50-51)

Metode demontrasi dan eksperimen ialah sebuah upaya atau praktek dengan
menggunakan peragaan yang di tunjukan pada siswa agar semua siswa lebih mudah
dalam memahami dan mempraktekan apa yang telah di perolrh dan didapatkan
ketika berhasil mengatasi suatu permasalahanketika ada perbedaan dalam kaitannya
untuk proses pembelajaran. Metode demontrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada
siswa, dan untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di
lakukan oleh guru atau siswa itu sendiri.

12
Dari pemaparan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa Metode
Demonstrasi adalah Pembelajaran yang dilakukan dengan memperagakan dan
mempertunjukan tentang suatu proses dan situasi suatu benda,metode ini sangat
cocok diterapkan di SMK karena guru dapat mencontohkan apa yang harus
dikerjakan dan apa yang harus tidak dilakukan di tempat kerja

Ditinjau dari pembahasan mengenai metode Demonstrasi diatas dapat

dipahami bahwa metode tersebut mampu digunakan dalam pembelajaran Sistem

Pendingin baik pembelajaran teori maupun praktik. Karena Dengan cara

mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk

membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih

meyakini kebenaran materi pembelajaran.Sehingga siswa diharapkan bisa

memahami pembelajaran sesuai dari apa yang dilihat oleh siswa itu sendiri.

Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di

antaranya :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat di hindari,

sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang di jelaskan,

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,

tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan

lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran (Wina Sanjaya,2014:152-153)

13
Adapun kelemahan dari metode demonstrasi diantaranya sebagai

berikut diantaranya:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan

metode ini tidak efektif lagi bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan

suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,

sehingga dapat memakan waktu yang banyak .

2. Demontrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal

dibandingkan dengan ceramah.

3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,

sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demostrasi

juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.(Wina Sanjaya,2014:152-153)

14
Langkah- langkah pembelajaran SistemEFI dengan Metode Demonstrasi
Menurut Wina Sanjaya di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran
menyatakan Tahap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Demonstrasi sebagai
berikut:
A. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harusdilakukan:


 Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa stelah proses demostrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
sikap, atau keterampilan tertentu.
 Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaukan.
Garis-garis besar langkah demontrasi diperlakukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
 Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlakukan
B. Tahap pelaksanaan
1. Langkah pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beerapa hal yang harus diperhatikan di


antaranya :
 Aturlah tempat duduk yang memungkingkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
 Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaa demonstrasi.
1. Langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi.
 Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa
untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan
demostrasi.

15
 Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
 Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya demonstrasi dengan
memperhatikan reaksi seluruh siswa.
 Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demostrasi itu

2. Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri


dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitanya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlakukan
untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan
evaluasi bersama tentang jalanya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya (Wina Sanjaya,2014,152-153)

16
D.SIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan di Indonesia berujuan untuk mengembangkan kemampuan
masyarakatnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.. Setiap mata
pelajaran dalam pendidikan Indonesia mempunyai kompentensi atau kemampuan
yang harus didapat setelah seorang murid mengikuti pembelajaran. Untuk mencapai
kompetensi tersebut ada beberapa hal yang perlu ditempuh oleh setiap guru, guna
mendapatkan hasil belajar yang sesuai.
Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan cara
interaksi antara satu dengan yang lainnya. Ada banyak metode pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan mata pelajaran yang
dikuasainya.seorang Guru harus memilih metode yang sesuai dengan pembelajaran
yang akan disampaikan. Salah satu Metode pembelajaran tersebut adalah Metode
Demonstrasi yaitu Pembelajaran yang dilakukan dengan memperagakan dan
mempertunjukan tentang suatu proses dan situasi suatu benda,metode ini sangat
cocok diterapkan di SMK karena guru dapat mencontohkan apa yang harus
dikerjakan dan apa yang harus tidak dilakukan di tempat kerja

17
DAFTAR PUSTAKA

Ki B.Boentarsono.2018.Buku Saku Tamansiswa (cetakan ke33).UST-


PRESS.
Ngalimun.2015.Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta:Aswaja

Pressindo

Sanjaya ,Wina.2015,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan , Bandung:Prenadamedia Grup

UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS

UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

file:///C:/Users/E3-Series/Documents/Alim_online_ EVALUASI DAN


TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN DOMAIN KOGNITIF, AFEKTIF DAN
PSIKOMOTORIK.html
Majid,Abdul .2017.Strategi Pembelajaran.Bandung.PT REMAJA
ROSDAKARYA.

18

Anda mungkin juga menyukai