Mekanisme Dehidrasi
Mekanisme Dehidrasi
Hipertonisitas CES, kelebihan konsentrasi zat terlarut di CES, biasanya berkaitan dengan
dehidrasi atau keseimbangan negatif 𝐻2 𝑂 bebas.
Insufisiensi pemasukan 𝐻2 𝑂, seperti yang terjadi pada perjalanan di gurun pasir atau
kesulitan menelan,
Pengeluaran 𝐻2 𝑂 yang berlebih, seperti yang dapat terjadi pada keringat, muntah, atau
diare berlebih (meskipun baik 𝐻2 𝑂 maupun zat terlarut keluar selama keadaan-keadaan
ini, 𝐻2 𝑂 relatif lebih banyak hilang sehingga zat terlarut yang tertinggal menjadi lebih
pekat), dan
Diabetes inspidus, penyakit yang di tandai oleh defisiensi vasopressin.
Arah dan gajala yang terjadi akibat perpindahan air selama hipertonisitas. Jika kompartemen
CES menjadi hipertonik, 𝐻2 𝑂 berpindah keluar sel melalui osmosis ke dalam CES. Karena 𝐻2 𝑂
keluar, sel menciut. Hal yang mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron-neuron otak
dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat bermanifestasi sebagai kekacauan mental dan
irasionalitas pada kasus ringan dan kemungkinan delirium, kejang, atau koma pada kondisi
hipertonik yang parah.
Hal yang lebih serius dengan gejala saraf adalah gangguan sirkulasi akibat berkurangnya volume
plasma yang berkaitan dengan dehidrasi. Gangguan sirkulasi dapat berkisar dari penurunan
ringan tekanan darah hingga syok sirkulasi dan kematian.
Gejala yang lebih umum lain muncul bahkan pada kasus dehidrasi ringan. Sebagai contoh, kulit
kering dan mata cekung menunjukkan lenyapnya 𝐻2 𝑂 dari jaringan lunak di bawahnya, dan
lidah menjadi kering dan retak karena sekresi liur tertekan.
SUMBER
Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC, hal 591-593