DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 10
5.2 Saran…………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dengan ragam budayanya menyajikan berbagai ras dan suku bangsa,
bahkan kelompok kelompok tertentu dalam kaitanya bersosial tidak dapat di hindari. Pada
dasarnya sosialisasi sangat penting untuk di lakukan mengingat kita sebagai makhluk sosial,
sewajarnya kita berperilaku berkelompok atau berinteraksi dengan sesama manusia lainnya.
Akan tetapi tidak dapat di hindari pula dampak-dampak atau konsekuensi ketika kita
Setiap orang yang baru menempati suatu wilayah sosial tertentu, baik itu baru
dilahirkan maupun pendatang, akan senantiasa diarahkan atau disosialisasi oleh kelompok di
wilayah itu untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku
di dalamnya kelompok tersebut. Melalui proses sosialisasi, akan diperoleh bentuk perilaku
sosial yang selaras dengan harapan sosial (nilai dan norma sosial) atau lazim disebut
conformity.
Namun, kita sadar bahwa tidak hanya keseragaman yang ada pada bentuk perilaku
sosial tersebut, melainkan penyimpangan itu sendiri. Delequency (deviasi) adalah kebalikan
dari konformitas atau nonkonformitas, yaitu bentuk interaksi yang di dalamnya seseorang
atau sekelompok orang berperilaku tidak sesuai dengan harapan kelompok. Hal ini
didasarkan pada suatu kenyataan bahwa tidak semua orang bertindak berdasarkan norma-
norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Tindakan-tindakan yang tidak
sesuai dengan harapan masyarakat atau tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku tersebut disebut sebagai perilaku menyimpang (Setiadi & Kolip, 2011: 190).
2
Jika orang dikatakan menyimpang jika tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma sosial yang ada di mana ia hidup, maka perlu di cari sebab musabab terjadinya
perilaku menyimpang tersebut. Apakah itu dari faktor internal atau dari faktor eksternal,
kedua faktor itu bisa saling melengkapi untuk menjadi penyebab seseorang tersebut memiliki
perilaku menyimpang, akan tetapi di sini menympang dalam artian melanggar aturan atau
norma-norma yang telah berlaku. Contoh nyata adalah narkoba, narkoba adalah sebuah
bentuk penyimpangan sosial dalam ranah negatif karena banyak yang dirugikan disini bukan
hanya keluarga akan tetapi juga masyarakat atau lingkungan yang terkena dampaknya.
khususnya narkoba?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
3
2. Memahami cara berinteraksi dengan seorang yang terlibat dalam masalah
penyimpangan sosial;
3. Mengetahui solusi dan tindakan yang harus di ambil dalam rangka mencegah atau
BAB II
LANDASAN TEORI
Di bab ini akan di bahas tentang pokok-pokok pikiran yang berkenaan tentang
landasan teori yaitu : (1) definisi atau pengertian PENYIMPANGAN SOSIAL; (2) Definisi
biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara
individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Ada beberapa
sudut tinjauan mengenai faktor penyebab perilaku menyimpang. Menurut tinjauan secara
biologis, retardasi mental adalah penyimpangan perilaku yang semata-mata disebabkan oleh
faktor biologis, termasuk faktor gen dan unsur kimiawi-fisik. Psikodinamik memandang
konflik emosional yang berhubungan dengan kepuasan mengenai dorongan instintif yang
menimbulkan frustasi.
yang dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
4
Bruce J. Cohen berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang
diekspresikan oleh seorang atau beberapa orang kelompok masyarakat yang secara disadari,
tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima oleh sebagaian besar
masyarakat.
penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu system sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untk memperbaiki
penyimpangan merupakan tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri
Tingkah laku seseorang dapat dikatakan menyimpang bilamana tingkah laku tersebut
dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilai-
nilai, dan norma-norma, baik norma agama, norma hukum, norma adat. Tingkah laku
menyimpang dapat terjadi dimana-mana, dan kapan saja, baik di sekolah, dalam keluarga
Mengenai masalah tingkah laku menyimpang dewasa ini sudah menjadi program
pemerintah untuk menanggulanginya. Hal ini sudah terbukti sejak tahun 1971. Pemerintah
telah menaruh perhatian yang serius dengan dikeluarkannya bakolak Inpres No. 6 / 1971
pedoman 8, tentang Penanggulangan tingkah laku menyimpang pada anak didik. Didalam
pedoman ini diungkapkan mengenai pengertian tingkah laku, perbuatan atau tindakan yang
5
bersifat asosial, bahkan anti sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan
Menurut Dr. Kusumanto “Tingkah laku menyimpang” adalah tingkah laku individu
yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai
akseptabel dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat
yang berkebudayaan.
Secara sosiologi menurut Dr. Fuad Hassan “Tingkah laku menyimpang” adalah
Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “tingkah laku
menyimpang” adalah suatu tindakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, agama, dan
Secara umum Narkoba adalah suatu zat yang dapat menimbulkan perubahan perasaan,
suasana pengamatan atau pengelihatan karena zat tersebut mempengaruhi susunan syaraf.
Menurut Kurniawan (2008), Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Menurut Jackobus (2005), Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
6
Menurut Ghoodse (2002), Narkoba adalah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat
kesehatan, ketika zat tersebut masuk kedalam organ tubuh maka terjadi satu atau lebih
perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi ketergantungan secara fisik dan psikis
pada tubuh, sehingga bila zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka akan terjadi
Sejatinya di Indonesia sendiri Narkoba sudah di kenal dari jaman kolonial, opium
mereka menyebut narkoba, opium adalah salah satu jenis narkoba. Di daratan aceh misalnya,
ganja sudah menjadi tanaman umum sejak dulu, bahkan ada yang mengkonsumsi tanaman ini
untuk di jadikan lauk pauk pelengkap nasi. Pada jaman dahulu daerah aceh narkoba jenis itu
tumbuh bahkan di depan rumah sekalipun untuk penghias. Bukankah ini ironis bahwasannya
tanaman yang bisa merusak akal dan fikiran tersebut tumbuh subur di ladang-ladang bahkan
taman rumah. Sebenarnya tidak dapat di pungkiri hal ini juga ada sangkut pautnya dengan
jaman penjajahan, karena mereka tidak hanya memberikan dampak secara ri’il pada saat itu,
akan tetapi dampak yang mereka torehkan sampai dengan saat ini. bahkan ketika undang-
undang dan berbagai macam peraturan sudah di canangkan dan di aplikasikan. Untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
Data makalah ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu buku dan internet. Adapun
yang kami kutip dari buku adalah tentang pengertian penyimpanga sosial dan pengertian
Narkoba dan selebihnya kami dapat berdasarkan penelitian kami di internet dengan
7
memperhatikan domain dan juga sumber yang valid yang bisa dipertanggungjawabkan di
kemudian hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
Di bab ini kita akan masuk kepada pokok pembahasan makalah, bagaimaba telah
dijabarkan di atas arti daripada penyimpangan sosial dan narkoba maka pengertian tersebut
Banyak sekali faktor bagi seseorang untuk berperilaku menyimpang, akan tetapi kami
1. Faktor lingkungan, faktor ini sangat berperan aktif bagi seseorang untuk
khususnya tidak bisa lepas dari lingkungan dan sosialisasi, nah di lingkungan
tersebut bukan hanya pengaruh baik yang di bawa akan tetapi juga pngaruh buruk,
narkoba adalah salah satu pengaru buruk yang bisa saja di bawa dari lingkungan
2. Broken home atau keluarga yang berantakan faktor ini biasanya juga mendominas
karakter seseorang, maka jika keluarga tersebut terpecah, atau berantakan tidak
8
lari dari kenyataan, atau dikarekana efek obat tersebut yang bisa menenagkan
fikiran.
menyimpang, akan tetapi dua faktor tersebut dirasa cukup untuk menjelaskan kenapa
seseoarng bisa berperilaku menyimpang. Sebenarnya hal ini tidak lepas dari faktor eksternal
maupun internal itu sendiri. Faktor tersebut bisa dari dalam diri kita maupun dari lingkungan
kita.
4.2 Bagaimana sikap masyarakat terhadap seseorang yang melanggar norma sosial,
khususnya Narkoba
Dari pengamatan yang kami lakukan, dan pencarian artikel artikel tentang hal ini, jika
masyarakat sendiri dewasa ini cenderung defensif atau menarik diri, hal ini tidak lepas dari
peran keluarga yang seharusnya bisa menyelamatkan anggota keluarganya yang telah
berperilaku menyimpang, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah mereka cenderung di
kucilkan, keluarganya sendiri kebanyakan cenderung menganggap hal itu sebagai aib yang
tidak sepatutnya berada di lingkungan keluarga mereka. Mungkin ada beberapa yang bisa
menerima bahkan bersedia menolong karena sekarangpun Negara juga menyediakan panti
4.3 apakah langkah yang harus di ambil guna meminimalisasi kasus penyimpangan
berperilaku menyimpang, maka pembahasan di sini akan berlandaskan teori di atas. Kita bisa
memulai dari faktor internal yaitu kesehatan mental kita, jika ingin mempunyai jiwa yang
sehat, maka kita juga harus berperilaku positif, bisa menfilter diri dari ancaman yang
senantiasa menhampiri, karena memang tidak menutup kemungkinan goadaan tersebut ada,
9
dengan mengikuti acara kerohanian setidaknya bisa membantu untuk tetap berfikir positif dan
dengan mengingat adanya Tuhan dipastikan kita akan dijauhkan dari perilaku yang membuat
kita merugi. Dari faktor ekternal sendiri Negara kita memiliki badan pemberantasan narkoba,
dimana kita biasa menyebutnya BNN (Badan Narkotika Nasional), badan ini berperak aktif
guna mengurangi dampak daripada pengguna narkoba, dengan cara menyisir tempat tempat
yang disinyalir menjadi pemasok narkotika. Badan ini sudah tersebat di beberapa tempat di
Wilayah Indonesia. Memang belum terlihat hasil nyata daripada pengurangan kasus narkoba,
akan tetapi setidaknya dari Negara sendiri sudah berupaya untuk mencegah atau mengurangi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
di Indonesia, sasaran dari zat berbahaya ini bukan hanya kalangan dewasa akan tetapi remaja
dan tidak menutup kemungkinan anak anak juga menggunakannya. Dari segi sosial jelas ini
sangat melanggar norma yang berlaku, di karenakan hal ini berdampak buruk bagi
lingkungan sekitar maupun individu itu sendiri, dari segi keenegaraan, Negara merasa merugi
jika setiap tahunnya generasi penerus bangsa harus di renggut nyawanya di karenakan
mengkonsumsi barang haram tersebut, yang seharusnya generasi tersebut bisa lebih produktif
untuk memajukan bangsa Indonesai akan tetapi kenyataanya tidak sesuai dengan angan-
angan. Meskipun ada undang-undang yang melarang dan hukum yang tegas selama ini, akan
tetapi pada lapangannya pengguna dan pengedar tidak pernah merasa jera akan hal ini. Faktor
internal dan eksternal ataupun faktor kepedulian yang semakin mengikis di lapisan
10
5.2 Saran
Kami selaku mahasiswa pastilah di benak kita banyak berkeliaran saran-saran atau
kritikan guna membangun bangsa lebih produktif terlepas dari perilaku menyimpang yang
negatif, saran dari kami adalah dimulai dari diri kita sendiri untuk bagaimana bisa
membentengi diri sendiri dari sesuatu yang bisa merusak kesehatan jiwa dan raga. Jika
memiliki suatu masalah jangan di pendam sendiri yang mengakibatkan tidak adanya solusi
dan berujung ke hal negatif, faktor keluarga sangat perperan aktif dalam hal ini, karena
sosialisasi di mulai dari lingkungan keluarga, bagaimana pembawaaan keluarga itulah yang
akhirnya membentuk karakter seseorang. Jika terdapat dari salah satu keluarga menggunakan
narkoba jangan lantas di buang atau di asingkan, akan tetapi rangkullah dan ajaklah berobat,
karena panti rehabilitasi selalu siap sedia membukakakn pintunya bagi siapa saja yang
meminta pertolongan. Untuk Negara sendiri hal ini menjadi pekerjaan yang sangat sulit kami
rasa untuk memberantas narkoba mengingat sejarahnya, akan tetapi bukannya tidak mungkin
dengan bantuan masyarakat yang berperan aktif dan undang-undang yang semakin di
pertegas, mungkin setidaknya bisa sedikit mengurangi pengedaran atau menggunaan dari
barang haram tersebut. Sosialisasi akan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba
pendidikan atau di pelosok masyarakat mungkin bisa terbilang efektif guna mengurangi kasus
11
Daftar Pustaka
Rohman, Taupik dkk. 2007. Suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudistira.
Setiadi, Elly m dan Usman Kolip. 2015. Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta Dan Gejala
12