BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2
3
3
4
4
5
Parit uji ini digunakan untuk mengetahui salah satu jenis tipe endapan
bahan galian yaitu urat bijih (vein). Untuk mendapatkan sebaran urat bijih lebih
ditekankan menggunakan pembuatan metode parit uji, untuk mengetahui
seberapa besar urat bijihnya. Adapun data yang didapat dengan metode ini
sebagai berikut :
1. Jurus dan kemiringan lapisan,
2. Ketebalan lapisan,
3. Karakteristik perlapisannya,
4. Zona aliterasi, zona mineralisasi.
Adapun syarat-syarat yang dibutuhkan dalam melakukan metode
eksplorasi parit uji adalah sebagai berikut,
1. Memiliki overburden yang tipis,
2. Kondisi lereng yang cukup miring,
3. Kedalaman penggalian sekitar 2-2,5 meter.
5
6
bijih. Contoh dari teknik sampelnya seperti, sup channel sampling, bulak
sampling.
2. Cara ruah dengan keempat sudut, cara ini berarti menggunakan pola
penampang segi empat, karena dalam pengambilan sampelnya berletak
pada keempat rusuk dari bentukan sumur dan parit ujinya. Cara ini
biasanya digunakan pada endapan bahan galian tipe endapan laser yang
umumya sebarannya relatif merata, seperti tubuh bijih simetrik dan mineral
berharga seperti emas.
3. Cara ruah dengan setiap perubahan, cara ini hampir sama dengan cara
empat sudut, hanya saja digunakan pada pengambilan sampel untuk
endapan laser yang sebarannya tidak merata.
6
7
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
Sumur Uji dan Parit Uji
1. Gambarkanlah rebahan parit uji dan sumur uji dengan skala 1:50
2. Berilah lithology untuk setiap pemerian batuan pada rebahan.
3. Tentukan strike dan tip dari setiap bahan galian.
4. Hitung tebal sebenarnya dari setiap zona pemineralan.
5. Plot koordinat sumur dan parit uji pada sebaran mineral yang telah dibuat
sebelumnnya.
6. Analisakan hasil rekonstruksi sumur uji dan parit uji.
3.2 Pembahasan
Sumur Uji 01
1. Sumur 01
0,6
a. Tan α = 2
0,6
= arc tan 2
= 16,69˚
b. β = 90˚ - 16,69˚
= 73,31˚
t
c. sin β =
0,32
7
8
Sumur Uji 02
0,4
a. Dip = arc tan 0,2
= 11,31˚
b. Tebal sebenarnya = cos 11,31˚ x 0,78
= 0,76 m
c. Litologi = Top Soil,Tufa, dan Veinlets
d. Strike = N 1170 E
8
9
Sumur Uji 03
Tidak ada vein, sehingga tidak dicari tebal sebenarnya ataupun dipnya.
Karena litologi atau jenis batuannya berupa batuan berlapis yaitu tufa dan tanah
pucuk atau top soil.
Kedalaman sumur = 12 m
Pada Elevasi = 95 m
Wajar bila pada sumur nomor 3 tidak ditemukannya veinlets. Karena
disamping sumurnya kurang dalam, ketinggian elevasi awal untuk membuat sumur
yaitu 95 m, beda 25 meter dari sumur-sumur sebelumnya. Jika ingin mendapatkan
lagi veinlets, harus, menggali lebih kurang 25 meter ke bawah lanjutan.
9
10
Sumur uji 04
0,925 m
a. Dip = arc tan 2,5 m
10
11
Sumur uji 05
0,8 m
a. Dip = arc tan 2,4 m
11
12
Sumur uji 06
Tidak ada vein, sehingga tidak dicari tebal sebenarnya ataupun dipnya.
Karena litologi atau jenis batuannya berupa batuan berlapis yaitu tufa dan tanah
pucuk atau top soil.
Kedalaman sumur = 12 m
Pada Elevasi = 100 m
Wajar bila pada sumur nomor 6 tidak ditemukannya veinlets. Karena
disamping sumurnya kurang dalam, ketinggian elevasi awal untuk membuat sumur
yaitu 100 m, beda 25 meter dari sumur-sumur sebelumnya. Jika ingin
mendapatkan lagi veinlets, harus, menggali lebih kurang 25 meter ke bawah
lanjutan. Titiknya sama dengan SU no 3 pada elevasi kisaran 90 m ke atas.
12
13
Parit uji 01
1
a. Tan x = 10
1
X = arc tan 10
= 5,71˚
b. y˚ = 180˚ - 90˚ - 5,71˚
= 84,3˚
1
c. sin x =
sin 5,71˚
= 10,05
d. dip vein = 8,71˚ + 5,71˚
= 27,42˚
t
e. sin 8,71 = 6,62
13
14
Parit uji 02
1
a. Tan x = 10
1
x = arc tan 10
= 5,71˚
10
b. Tan β =
1
10
β = arc tan
1
= 84,3˚
1
c. y =
cos 84,3˚
= 10,26 m
1
d. tan p = 1,5
= 23,1˚
14
15
BAB IV
ANALISA
Pada setiap titik sumur uji, baik nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 memiliki data
yang sama pada jatah strikenya yaitu pada kuadran kedua dikisaran 110 dan juga
ditambah lagi dengan jenis batuan atau litologi yang sama. Ada beberapa sumur
uji yang tidak memiliki data vein, yaitu sumur uji no 3 dan n0 6. Hal ini dikarenakan
sumur yang dibuat bukan tidak panjang, melainkan dibuat pada elevasi 95 dan 100
meter. Sedangkan sumur uji lainnya berada relatif pada elevasi 60-75 meter. Jika
ingin mendapatkan vein pada sumur uji 03 dan 06, maka dilakukan lagi lebih dalam
atau menggunakan alat bor.
Pada data parit uji nomor 2, dilakukan perhitungan Depp dip atau dip semu
sebanyak 2 kali. Hal ini dikarenakan tebal sebenarnya dasar parit merupakan tebal
semu pada bagian rusuk parit, dan tebal sebenarnya adalah tebal dari rusuk
setelah didapatkan tebal sebenarnya karena sudah ditemukan tebal semu pada
bagian dasarnya.
Dari peta sebaran batuan yang ada, titik sumur uji dan parit uji ini masih
satu kemenerusan. Hal ini dikarenakan, adanya litologi yang sama, arah strike
atau arah kemenerusan yang relatif sama dan juga dip yang relatif sama. Untuk
selanjutnya tahapan eksplorasinya, adalah penentuan lokasi pemboran inti, lokasi
yang didapat berdasarkan data sumur uji dan parit uji, dengan strike pada kuadran
dua. Berarti kita mencari atau penentuan lubang bornya searah strike dengan dip
tertentu yaitu arah selatan atau arah sungai Kapuas.
15
16
BAB V
KESIMPULAN
16
17
DAFTAR PUSTAKA
17