Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya alam adalah sumber daya yang keterdapatannya berada
dalam dan dapat dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya
alam terbagi menjadi dua, yaitu hayati dan non hayati. Sumber daya hayati adalah
sumber daya alam biotik atau yang berhubungan dengan makhluk hidup.
Sedangkan, sumber daya alam non hayati, adalah sumber daya alam yang abiotik
contohnya bahan galian baik mineral ataupun batubara.
Pertambangan itu sendiri digunakan untuk mengambil bahan galian
tersebut dan dapat dimanfaatkan oleh manusia guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Setiap bahan galian, memiliki genesa atau keterbentukannya sendiri
yang berada di permukaan, dekat permukaan, dan jauh di dalam tanah. Endapan
bahan galian yang berada dikulit bumi ini, memiliki bentuk dan jumlah atau volume
yang bervariasi. Suatu perusahaan tambang harus mengetahui bentuk dan jumlah
dari endapan bahan galian itu sendiri, guna menentukan ekonomis atau tidaknya
untuk ditambang. Oleh karena itulah, eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mencari endapan bahan galian tersebut, baik dari segi bentuk, jenis, dan
jumlah cadangan endapan bahan galiannya serta menentukan ekonomis atau
tidaknya endapan bahan galian tersebut jika ditambang.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Mempelajari dan memahami mengenai metode eskplorasi secara tidak
langsung.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui metode geolistrik yang digunakan.
2. Mengetahui cara pengambilan data geolistrik.
3. Mengetahui jenis software yang digunakan dalam interpretasi geolistrik.
4. Mengetahui rekonstruksi geolistrik dari hasil software geolistrik.

1
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Geolistrik


Geolistrik merupakan gabungan dari kata geo yang artinya bumi, dan listrik
artinya aliran listrik. Berarti, geolistrik adalah suatu metode atau cara yang
digunaka untuk mengetahui sifat dan karakteristik aliran listrik yang berada di
dalam bumi, khusunya batuan. Dalam geolistrik ini yang paling ditekankan adalah
mendeteksi dari setiap tahanan jenis yang didapat dari setiap batuannya. Tahanan
jenis itu sendiri adalah sifat yang dimiliki setiap batuan untuk melawan aliran arus
listrik, dengan simbol berupa rho (ρ). Oleh karena itu, pada metode ini
menggunakan aliran arus listrik sebagai pendeteksi untuk menangkap faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat resistivity seperti kandungan air, kandungan dari
mineral logam dan non logam, kandungan garam, porositas batuan, permeabilitas
batuan, suhu atau temperatur, dan lain-lain. Konsep yang digunakan dalam
pengukuran aliran arus listriknya yaitu dengan memanfaatkan perambatan arus
listrik di dalam suatu medium yang homogen isotropis, dimana pada medium
tersebut arus listrik akan merambat dengan bergerak ke segala arah dengan nilai
yang konstan atau sama besar. Sehingga dari nilai yang relatif konstan tersebut,
ketika terjadinya penyimpangan dari kondisi yang konstan tersebut, akan
menghasilkan anomali-anomali yang akan diamati.

Sumber : Setyobudi, 2010


Gambar 2.1
Metode Geolistrik

2
3

2.2 Sifat Kelistrikan Batuan dan Mineral


Suatu aliran listrik di dalam batuan dan mineral digolongkan menjadi 3 jenis
aliran listrik (konduksi) yaitu, dielektrik, elektrolitik, dan elektronik. Konduksi
dielektrik adalah suatu aliran pada batuan atau mineral dimana akan terjadi
polarisasi muatan bahan saat bahan dialiri listrik. Konduksi elektrolitik adalah akan
terjadi pada batuan atau mineral yang memiliki porus dan pori-pori tersebut terisi
oleh cairan elektrolitik. Sedangkan, kondisi elektronik adalah akan terjadi pada
batuan atau mineral yang memiliki elektron bebas yang banyak. Dari sifat
ketahanan jenis batuannya, maka dapat digolongkan menjadi sebagai berikut :
1. Konduktor Baik : 10-8 < ρ < 1 Ω m
2. Konduktor Buruk : 1 < ρ < 107 Ω m
3. Isolator : ρ > 107 m

2.3 Perumusan Dasar Metode Geolistrik


Dasar metode geolistrik ini adalah dalam menginterpretasikan pengukuran
yang dianggap homogen isotropis, yaitu kondisi dimana setiap lapisan memiliki
resistivity yang sama atau konstan. Prinsip pengukuran geolistrik ini adalah
mengukur perubahan potensial pada setiap elektrode yang diakibatkan arus listrik
yang dialirkan ke dalam bumi. Ketika itulah aliran listrik akan menyebar ke segala
arah saat dialirkan terhadap bidang homogen isotropis.

Sumber : Napu, 2017


Gambar 2.2
Aliran Arus Listrik dan Bidang Ekuispotensial

3
4

Dalam metode yang digunakan dalam kegiata eksplorasi geolistrik,


terdapat tiga (3) konfigurasi dalam metodenya, antara lain :
1. Konfigurasi Schlumberger,
2. Konfigurasi Wenner,
3. Konfigurasi Dipole-dipole.

Sumber : Kurniawan, 2011


Gambar 2.3
Jenis-jenis Konfigurasi

2.4 Pengambilan Data Geolistrik


Dalam melakukan pengambilan data geolistrik, adapun tahapan kegiatan
yang dilakukan meliputi sebagai berikut :
1. Penentuan dan pengukuran titik ukur.
Ketika menentukan titik ukur, maka dilakukan dengan
memperhatikan kondisi geologi seperti posisi lintasan titik ukur memotong
arah struktur geologi dengan mempertimbangkan faktor dari medan yang
ditempuh. Setelah melakukan tersebut, lakukanlah distribusi titik ukur yang
berada pada lintasan-lintasan dan membentuk grid. Setiap lintasan
dibentuk menjadi garis lurus dengan deviasi maksimum sebesar 20o. Untuk
titik pengukuran data sounding digunakan pada data yang dianggap
prospek dan lebih detail.
2. Melakukan pengambilan data geolistrik.
a. Kabel arus dibentangkan searah dengan lintasan.

4
5

b. Panjang kabel sekurang-kurangnya 2 kali dari bentangan AB/2.


c. Tanamkan elektrode potensial (M,N). Lakukan pembersihan lubang
sebelum ditanamkan elektrode dari pengotornya. Jika tanah terlalu
kering, maka lakukan penyiraman air.
d. Perangkat alat pengirim arus harus dijauhkan dari lokasi pengukuran.
e. Perangkat pengirim arus harus dihubungkan dengan elektrode
potensial melalui kabel dan usahakan tidak menyentuh tanah.
f. Kontak dari elektrode potensialnya dites menggunakan ohm meter
dengan mengukur tahanan jenisnya.
g. Elektroda arus (A,B) ditanamkan juga fitnah untuk menangkap arus
listrik yang berada pada bentangan AB/2.
h. Kabel arus dipastikan tidak mengalami kebocoran.
i. Alirkan arus listrik dari sumber titik A dan B secara bergantian dengan
nilai periode 5-10 detik.

2.5 Interpretasi Data Geolistrik dengan Software


Dalam pengolahan data geolistrik dengan software, ada beberapa software
yang digunakan untuk menginterpretasikan data geolistrik yaitu sebagai berikut :
1. Res2Dinv
Adalah software yang dapat menginterpretasikan data geolistrik dalam
bentuk 2D (dua dimensi). Hasil yang didapat dari interpretasi geolsitriknya
yaitu menunjukkan kondisi yang dapat mendekati kondisi bawah
permukaan sebenarnya dengan tingkatan eror yang kecil.

Sumber : Yanto, 2011


Gambar 2.4
Software Res2Dinv

5
6

2. Ip2win,
Adalah pengolahan dengan menginterpretasikan data geolistriknya
menggunakan satu dimensi (1D). Konfigurasi yang dapat digunakan untuk
software ini yaitu Schlumberger, Wenner, dan Dipole. Software ini relatif
lebih sederhana dari lainnya karena menggunakan satu dimensi.

Sumber : Setyo, 2013


Gambar 2.5
Software Ip2Win
3. Emigma,
4. Dll.

2.6 Rekonstruksi Data Geolistrik


Untuk melakukan rekonstruksi data geolistrik, diperlukan data-data yang
telah ada dan diolah terlebih dahulu. Rekonstruksi itu sendiri dapat berupa 1D, 2D,
dan 3D. Rekonstruksi ini memiliki perbedaan tergantung bagaimana data yang
didapatkan. Dengan adanya data sounding maka didapatkan hasil berupa 1D dan
jika menggunakan teknik 2D maka didapatkan hasil penampang 2D. Untuk 3D
digunakan data 1D dan 2D dengan cara mengkorelasikannya. Teknik 3D ini
digunakan dengan cara menyatukan algoritma setiap titik amat dan menjadikan
array 3D.
Rekonstruksi 3D diperlukan untuk mendapatkan kondisi atau gambaran
bawah permukaan serta kandngannya. Teknik yang digunakan kali ini adalah
teknik downward analytic prologation. Setiap nilai yang didapatkan akan
menghasilkan dan mempunyai tahanan jenis puncaknya. Prosedur yang
digunakan sama dengan resistivity imaging dengan cara menggunakan
konfigurasi elektrode secara komprehensif.

6
7

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
Data Daerah Cipageran
1. Interpretasi data geolistrik yang di peroleh dari hasil pengukuran langsung
di lapangan. Buatlah :
a. Pengolahan Secara Manual
b. Log Resistivity dan Log Bor
Data Daerah Kuningan
2. Interpretasi data geolistrik dengan menggunakan software progres 3.0 dan
software rockwork 16. Buatlah :
a. Multiple Log + Legenda
b. Model + Legenda
c. Fence + Legenda
d. Profile
e. 2D Single Log

3.2 Pembahasan
Data Daerah Cipageran (Kelompok) :
1. Melakukan pengukuran dilapangan untuk mendapatkan nilai dari V dan I
setiap bentangan AB dan MN, dan diolah untuk mendapatkan RHO awal.
Tabel 3.1
Data Geolistrik Kelompok Daerah Cipageran
Rho-a
AB/2 MN/2 I (mA) V (mV) R (Ohm)
No k (Ohm.m)
(m) (m)
1 1 1 1
1 1,5 0,5 6,285 0,0578 0,2512 4,346021 27,31784478
2 2,5 0,5 18,85 0,0596 0,0748 1,255034 23,66634708
3 4 0,5 49,5 0,0736 0,0321 0,436141 21,58899457
4 6 0,5 112,3 0,0764 0,0138 0,180628 20,29487659
5 8 0,5 200,3 0,0532 0,0054 0,101504 20,33700322
6 10 0,5 313,5 0,0501 0,0031 0,061876 19,39820359
7 12 0,5 451,7 0,0794 0,0034 0,042821 19,34598777
8 15 0,5 706,3 0,0313 0,0009 0,028754 20,31058877

7
8

9 15 5 62,85 0,0353 0,0125 0,354108 22,25819506


10 20 5 117,8 0,0344 0,0065 0,188953 22,26951827
11 25 5 188,5 0,0176 0,0019 0,107955 20,35714286
12 30 5 275 0,0093 0,0005 0,053763 14,78494624
13 40 5 495 0,0266 0,0009 0,033835 16,7481203
14 50 5 777,8 0,0276 0,0009 0,032609 25,36490683

2. Data diatas kemudian dilakukan plotting pada double log dan kurva baku
dan bantu lainnya. Guna mendapatkan hasil olahan data seperti berikut,
Tabel 3.2
Data Hasil Pengolahan Daerah Cipageran
KURVA KURVA TITIK KOORDINAT Parameter
K n LITOLOGI
BANTU KOREKSI PUSAT dn' pn' dn hn pn
Q - P1 1,5 25 0,025 1,5 1,5 25 SOIL
Q Q P2 1,5 22 0,65 0,01 1,515 0,015 0,625 SOIL
Q Q P3 1,8 20 0,8 0,2 1,815 0,3 14,3 SOIL
A Q P4 7 18 2 3,2 7,575 5,76 16 SOIL
Q A P5 11 24 0,025 0,5 11,075 3,5 36 TUFA
AIR
A Q P6 12 9,5 2 0,2 13,275 2,2 0,6
TANAH
19 LEMPUNG

3. Olah data tersebut, lalu masukkan ke dalam software progres.

8
9

Gambar 3.3
Data Olahan Progress

9
10

4. Dari data ini terus dimasukkan ke dalam rockwok 16, sehingga terdapat
log bor sebagai berikut
Data Daerah Kuningan
Lakukan pengerjaan yang sama dengan seperti daerah Cipageran, namun
sekarang maskulin ke dalam software atau aplikasi Rockwok. Dari sini masukan
data dan akan keluar berbagai macam output geolistrik. Berikut merupakan hasil
pengerjaan pada software atau aplikasi geolistrik.

10
11

BAB IV
ANALISA

Pada data geolistrik kelompok daerah Cipagean, didapatkan nilai ρn


sebenarnya di P1 yaitu 25, P2 sebesar 0,625, P3 sebesar 14,3, P4 sebesar 16, P5
sebesar 36, P6 sebesar 36, P7 sebesar 0,6 dan terakhir sebesar 19. Litologinya
terdiri dari soil, tufa, air tanah, dan lempung. Anomalinya adalah nilai ρn nya turun
drastis seperti pada P7 sebesar 0,6 dari P6 sebelumnya sebesar 36. Hal ini
diasumsikan merupakan air tanah. Namun, dugaan itu sedikit kurang dibenarkan
mengingat ketebalan lapisannya 2 meter. Ada kemungkinan, itu merupakan air
tanah yang berada pada daerah lapisan tufa yang berasal dari sebelumnya.
Karena lapisan setelahnya adalah lempung yang memiliki sifat porositas yang
buruk dan tidak mudah menyerap air atau menembuskan air. Sehingga ada
kemungkinan air tanah tertangkap diatas lapisan lempung. Jadi, lapisan tersebut
merupakan termasuk lapisan tufa dengan kandungan air tanah yang banyak.
Dari kesemua data geolistrik kelompok, hampir semuanya memiliki data
yang kecil dan bervariasi atau tidak representatif, hal ini dikarenakan kondisi
daerah ketika pengukuran sedikit gerimis, sehingga banyak terjadi kehilangan arus
listrik akibat adanya turun air hujan yang masuk kedalam tanah. Sifat arus ketika
bertemu dengan air yaitu menyebar ke segala arah sehingga nilai dari arus sangat
kecil.
Pada proses pengolahan data menggunakan progress, ada yang
dinamakan iterasi. Pada data anggota kelompok lainnya iterasi 1 kali didapatkan
nilai RMS (Root Mean Square) sebesar 19,286%, sedangkan data lainnya dengan
iterasi sebesar 10 kali didapatkan nilai RMS (Root Mean Square) sebesar 11,7459
%. Hal ini menandakan, semakin besar iterasi maka semakin kecil nilai RMS, dan
semakin kecil nilai RMS maka semakin kecil kemungkinan adanya terjadi
kesalahan. Karena iterasi merupakan banyaknya kita melakukan percobaan,
sehingga semakin besar iterasi berarti anggapannya semakin sering kita
melakukan pengukurannya.
Pada pengolahan data software dengan rockwork, salah satu outputnya
berupa fence yaitu pembuatan penampang dengan menggunakan pola guna

11
23
2412

mengetahui sebaran bahan galiannya berdasarkan kedalaman dan dari data


progress. Pola yang digunakan adalah pola horizontal, oleh karena itu berbentuk
kotak-kotak memanjang ke arah horizontal. Namun, pengambilan pola penampang
seharusnya lebih baik dilakukan sesuai bentuk kita membentangkan titik-titik pada
saat pengukuran geolistrik, gunanya adalah agar memvalidkan data lebih baik dan
lebih representatif. Begitu juga dengan output lainnya seperti multiple, model, dan
lain-lain.
Pada output geolistrik berupa plan map, dari data tersebut didapatkan
litologi berupa batuan breksi dan lempung. Data litologi tersebut didapatkan dari
pengambilan layer pada elevasi ke 25. Plan map ini, membuat layer dari setiap
elevasi yang ada. Sehingga seperti tampak atas dari slice by slice atau lapis per
lapis. Pada setiap layer akan memiliki bentukan layer dari bahan galiannya
berbeda-beda sesuai dengan sebaran setiap elevasi baik secara horizontal
maupun vertikal.

12
13

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini sebagai berikut :


1. Metode geolistrik adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat dan karakteristik
batuan atau bahan galian ketika dialiri arus listrik.
2. Cara melakukan pengambilan data geolistrik dilakukan dengan penentuan
titik ukur terlebih dahulu, persiapan alat yang digunakan. Setelah itu,
bentangkan nilai elektrode potensian (M,N) dan ditanamkan, dan
bentangkan nilai arus listrik (A,B) ditanamkan juga.
3. Software yang digunakan dalam mengolah data geolistrik yaitu res2dinv,
ip2win, emigma, dan lain-lain.
4. Metode rekonstruksi geolistrik menggunakan software dari progres
kemudian masukan data pada rockwok 16, dan akan keluar output seperti
multiple, singlet log, fence, Plan map, profil,dan lain-lain.

13
25
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Gahat, Aysi. 2013. “Pemetaan Geologi”, blogspot.com, Diakses pada tanggal


12 Maret 2019 pukul 12.21 WIB. (referensi internet)

2. Hendrik, 2013. “Pemetaan Bahan Galian”, blogspot.com. Diakses pada


tanggal 12 Maret 2019 pukul 20.11 WIB. (referensi internet).

3. Kamil, Maulana. 2013. “Teknik Pemercontoan”, wordpress.com. Diakses


pada tanggal 13 Maret 2019 pukul 18.29 WIB. (referensi internet).

14

Anda mungkin juga menyukai