Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“STUDI KELAYAKAN BISNIS”


“BAB II ASPEK HUKUM”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

NAMA : 1. AAN YULIANTO


(16121016)
2. DIASTRI HERGIANA S (16121022)
3. IDA FERIYANA (16121026)
4. SERLIN KRISTIANA D (16121036)
5. IKA PURWANINGSIH (16121044)
KELAS : AKUNTANSI 6B
DOSEN PENGAMPU : MAYA NOVITASARI, S.E., M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
MARET 2019

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengat tepat waktu. Tak lupa pula
saya kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya dan seluruh ummatnya yang
senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis yang berjudul dan membahas tentang “Bab II Aspek Hukum”.
Dalam makalah ini kami menguraikan tentang Bab II Aspek Hukum.
Kami sebagai Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas kuliah Studi kelayakan Bisnis. Disamping itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kata sempurna
dan mungkin ada banyak kesalahan, kami sebagai penulis memohon maaf jika ada
kesalahan penulisan maupun kata - kata. Disamping itu kritikan dan saran sangat
saya butuhkan guna memperbaiki karya-karya saya diwaktu yang akan datang.

Madiun, 25 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................1
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah....................................................................................4
2. Rumusan Masalah.............................................................................................5
3. Tujuan Penulisan...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Aspek Hukum..................................................................................6
2. Jenis – Jenis badan Hukum Usaha....................................................................7
3. Jenis – Jenis Izin Usaha...................................................................................14
4. Dokumen yang Diteliti....................................................................................15
5. Penelitian Lapangan........................................................................................18

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan.....................................................................................................19
2. Saran................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Bisnis sering kali mengalami kegagalan karena terbentur masalah


hokum atau tidak memperoleh izin dari pemerintah setempat.Oleh karena itu,
sebelum ide bisnis dilaksanakan, analisis secara mendalam terhadap aspek
hokum harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis hokum yang dilaksanakan
tidak gagal karena terbentur permasalahan hokum dan perizinan.Aspek hokum
merupakan aspek yang kali pertama harus dikaji. Hal ini karena jika
berdasarkan analisis pada aspek hokum sebuah ide bisnis sudah tidak layak
maka proses tersebut tidak perlu diteruskan dengan analisis pada aspek-aspek
yang lain.
Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi
sebelum menjalankan usaha.Ketentuan hukum untuk jenis usaha berbeda-
beda, tergatung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah
menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
ketentuan hokum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal
yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Masalah yang timbul kadang kala sangat vital, sehingga usaha yang
semula dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata menjadi sebaliknya. Hal
tersebut dapat terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penilaian dari segi
keabsahan atau kelegalitasan di bidang hukum dan lain sebagainya sebelum
usaha tersebut dijalankan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Aspek Hukum?
2. Bagaimana Nilai Penting Aspek Hukum Bagi Perusahaan?
3. Jelaskan Jenis – Jenis Badan Usaha?

4
4. Jelaskan Dokumen – dokumen yang perlu diteliti?

C. Tujuan penulisan
1. Mampu memahami pengertian aspek hukum.
2. Mampu menjelaskan nilai penting aspek hukum bagi perusahaan.
3. Mampu menjelaskan jenis – jenis badan usaha.
4. Mampu menjelaskan dokumen – dokumen yang perlu diteliti.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulai dari
aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukannya dari aspek lain.
Mengenai aspek mana yang harus dimulai tergantung dari kesiapan data dan
kesiapan dari para penilai.
Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan,
dan keaslian dari dokumen - dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan
dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang
mengesahkan dokumen bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat
sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan
dengan bagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi.

5
Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan yang
berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang dipilih
seperti apakah Perseroan Terbatas (PT), firma, koperasi, atau izin atau ber
yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti
absahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang
dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan
usaha tersebut.
Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya
hasil penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau
tidak sempurna pasti akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Contoh, jika badan hukum yang ternyata fiktif, artinya tidak sah secara
hukum, sehingga tidak layak disebut sebagai perusahaan yang berbadan
hukum. Atau pula dapat terjadi izin-izin yang dimiliki ternyata palsu. Pada
akhirnya akibat kurang teliti dalam penelitiann dokumen akan sangat me-
rugikan pihak perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, hendaknya dalam melakukan analisis aspek hukum ini
dilakukan secara telti dan cermat dengan mencari sumber-sumber informasi
yang jelas sampai ke tangan yang memang berkompeten untuk mengeluarkan
surat-surat yang hendak kita teliti. Demikian juga bagi mereka yang hendak
menyiapkan suatu proyek atau usaha maka perlu di lakukan berbagai persiapan
yang berkaitan dengan aspek hukum ini.

B. Jenis – Jenis Badan Hukum Usaha


Jenis badan hukum yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari
perusahaan perseorangan, firma sampai kepada bentuk koperasi. Masing
masing badan hukum memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Berikut jenis dan penjelasan badan hukum yang ada di indonesia :
1. Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
perseorangan (hanya satu orang/seorang). Untuk mendirikan perusahaan
perseorangan sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan
khusus sebagaimana bentuk badan hukum lainnya. Di samping itu,
pendirian perusahaan perseorangan tidak memerlukan modal besar.

6
Kelebihan perusahaan jenis ini di samping pendiriannya mudah adalah
tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cukup dengan organisasi dan
manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan perseorangan biasanya
pemilik usaha tersebut yang sekaligus menjadi penanggung jawab terhadap
segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajiban terhadap pihak luar
Kebutuhan modal hanyalah dari pemilik sendiri dan untuk mencari
modal dari luar relatif lebih sulit. Tujuan utama didirikan perusahaan
perseorangan adalah semata - mata hanya untuk mencari keuntungan.
2. Firma (Fa)
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan firma
terdiri dari dua cara :
a. Melalui akta resmi dan yang kedua akta di bawah tangan. Jika
melalui akta resmi, maka proses selanjutnya harus sampai di berita
negara.
b. Akta di bawah tangan proses ini tidak perlu sampai di berita
negara, cukup melalui kesepakatan pihak-pihak terlibat.
Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik sekaligus
bertanggung jawab terhadap segala risiko yang mungkin timbul, seperti
masalah utang piutang. Modal firma diperoleh dari mereka yang
terlibat Sama seperti halnya perusahaan perseorangan.
Tujuan firma adalah untuk mencari keuntungan. Perolehan dana dari
pihak luar cukup memungkinkan dan relatif lebih mudah jika
dibandingkan dengan perusahaan perseorangan.
3. Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer, atau lebih sering disingkat dengan CV,
merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam
Perseroan Komanditer terdapat beberapa sekutu yang secara penuh
bertanggung jawab atas sekutu lainnya. Kemudian ada satu atau lebih
sekutu yang bertindak sebagai pemberi modal.
Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah
modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Perusahaan berbadan hukum
CV dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab atas
semua risiko atau kewajiban kepada pihak ketiga. Tanggung jawab ini juga

7
sampai kepada penggunaan harta pribadi apabila harta perusahaan tidak
cukup untuk menutupi kewajibannya.
Tujuan pendirian CV guna memberikan peluang bagi perseorangan
untuk ikut menanamkam modalnya dengan tanggung jawab terbatas.
4. Perseroaan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling
banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha. Penyebabnya adalah
karena badan hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika dibanding
kan dengan badan hukum lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya
bidang usaha yang dimiliki, kewenangan, dan tanggung jawab yang
dimiliki terbatas kepada modal yang disetor.
Pengertian Perseroan Terbatas menurut undang-undang adalah:
"Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan
kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang
ini serta peraturan pelaksanaannya."
Dari pengertian di atas dapat kita kemukakan hal-hal penting sebagai
berikut:
1. Bahwa Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum
perusahaan.
2. Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian
antara pihak-pihak yang ikut terlibat di dalamnya.
3. Pendirian Perseroan Terbatas didasarkan atas kegiatan atau ada
usaha tertentu yang dijalankan.
4. Pendirian Perseroan Terbatas dengan modal yang terbagi dalam
bentuk saham.
5. Perseroan Terbatas harus mematuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam undang – undang serta peraturan pemerintah
lainnya.

Dalam praktiknya jenis Perseroan Terbatas terdiri dari :


1. Dilihat dari segi kepemilikan :
a. Perseroan Terbatas Biasa
Merupakan PT di mana para pendiri, pemegang saham, dan
pengurusnya adalah warga negara Indonesia dan Badan Hukum
Indonesia (dalam pengertian tidak ada modal asing).

8
b. Perseroan Terbatas Terbuka
Merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman
modal dan dimungkinkan warga negara asing dan badan hukum
asing menjadi pendiri, pemegang saham, dan pengurusnya dari PT
tersebut.
c. Perseroan Terbatas PERSERO
Merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Perseroan Terbatas jenis ini
sebagian besar pengaturannya tunduk pada ketentuan tentang
Badan Usaha Milik Negara. Biasanya perusahaan jenis ini kata
persero ditulis di belakang nama Perseroan Terbatas tersebut.
Contohnya PT Telkom (Persero).
2. Dilihat dari segi status Perseroan Terbatas dibagi dalam :
a. Perseroan Tertutup
Perseroan Tertutup merupakan Perseroan Terbatas yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu
atau perseroan dan tidak melakukan penawaran umum.
b. Perseroan Terbuka
Perseroan Terbuka maksudnya adalah perseroan yang modal
dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan per-
aturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pemberian
nama PT jenis ini biasanya disertai dengan singkatan "Tbk." di
belakang nama PT tersebut. Contoh: PT Babel Internasional Tbk.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Perseroan Terbatas


memiliki modal tertentu yang dipersyaratkan. Artinya, besarnya modal
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam praktiknya modal
Perseroan Terbatas terdiri dari :
1. Modal Dasar (Authorized Capital)
Merupakan modal yang pertama kali dan tertera dalam akta
notaris pada saat PT tersebut didirikan. Misalnya, PT Babel
Internasional Tbk didirikan dengan modal dasar Rp 1.000.000.000,
(satu miliar rupiah) yang tentunya dalam bentuk saham.
2. Modal Ditempatkan atau Dikeluarkan (Issued Capital)

9
Merupakan modal yang telah ditempatkan atau dikeluarkan
para pemegang saham . Besarnya modal ditempatkan minimal 25 %
dari modal dasar. Dari contoh di atas modal ditempatkan adalah
sejumlah Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yang
diperoleh dari 25 % dikalikan modal dasar ( Rp 1.000.000.000 , - ) .
3. Modal Setor (Paid-up Capital)
Merupakan modal yang harus sudah disetor oleh pemegang
saham yang jumlahnya sebesar 50 % dari modal ditempatkan . Dari
contoh di atas besarnya modal setor adalah Rp 125.000.000,-
(seratus dua puluh lima juta rupiah ) yang diperoleh dari 50 %
dikalikan modal ditempatkan (Rp 250.000.000,).

Persyaratan untuk mendirikan Perseroan Terbatas adalah harus sesuai


dengan peraturan perundang-undangan dan melalui prosedur yang berlaku.
Tata cara mendirikan Perseroan Terbatas dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk pendirian tersebut sebagai berikut:
1. PT didirikan sekurang-kurangnya oleh dua orang.
2. Pendirian PT dituangkan dalam akta notaris.
3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
4. Mencantumkan perkataan "PT" dalam akta notaris.
5. Disahkan oleh menteri kehakiman.
6. Didaftarkan berdasarkan Undang-Undang Wajib Daftar
Perusahaan.
7. Diumumkan dalam berita negara.
8. Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp 20.000.000, (dua
pu- luh juta rupiah).
9. Modal ditempatkan sekurang - kurangnya 25 % ( dua puluh lima
persen ) dari modal dasar .
10. Menyetor modal setor 50 % ( lima puluh persen ) dan modal ditem-
patkan pada saat perusahaan didirikan.

Demikian pula bagi Perseroan Terbatas yang mengalami perubahan


dipersyaratkan untuk :
1. Mencantumkan nama, maksud, dan tujuan kegiatan perseroan.
2. Perpanjangan jangka waktu perseroan.
3. Peningkatan atau penurunan modal.

10
4. Perubahan status perseroan terbatas dari tertutup menjadi terbuka
atau sebaliknya.

Hal-hal yang perlu diteliti khususnya yang berkaitan dengan


keabsahan perseroan terbatas sebagai berikut:
1. Akta notaris.
2. Persetujuan menteri kehakiman.
3. Pendaftaran di pengadilan setempat.
4. Diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI)
5. Perusahaan Negara
Perusahaan negara (PN) adalah perusahaan yang didirikan berdasar
kan undang – undang. Modal untuk mendirikan PN adalah atas kekayaan
negara yang dipisahkan dan tidak dipisahkan atas saham. Perusahaan
negara dipimpin oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat oleh
pemerintah. Perusahaan negara dibagi ke dalam beberapa jenis antara lain :
1. Perusahaan jawatan (Perjan).
Merupakan perusahaan negara yang didirikan untuk pengabdian
dan pelayanan terhadap masyarakat dengan tetap memegang teguh
pada efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Perjan dipimpin oleh seorang
kepala yang berada pada suatu departemen. Modal diperoleh dari
negara yang dimasukkan dalam anggaran belanja departemen yang
membawahinya. Pegawai perusahaan Perjan merupakan pegawai
negeri.
2. perusahaan umum (Perum)
Perum adalah perusahaan yang melayani ke- pentingan umum.
Berbeda dengan Perjan, Perum didirikan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan. Modal Perum berasal dari pemerintah atau pihak lain.
Pegawainya adalah pegawai perusahaan negara yang diatur ter- sendiri.
3. Perusahaan Perseroan (Persero)
Merupakan perusahaan negara yang didirikan dengan maksud
untuk mencari keuntungan. Bentuk badan hukum perusahaan ini
adalah Perseroan Terbatas (PT). Modal diperoleh seluruh atau sebagian
dari negara. Dengan demikian, dimungkinkan patungan an- tara swasta
dan negara. Peranan pemerintah adalah sebagai pemegang hak suara
terbesar sesuai dengan mayoritas saham yang dipegangnya.

11
6. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan
suatu peraturan dacrah. Modalnya seluruhnya atau sebagian besar milik
pemerintah daerah yang dipisahkan kecuali dengan ketentuan lain dengan
atau berdasarkan undang-undang.
Tujuan didirikan untuk perusahaan daerah untuk turut serta melak-
sanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi
nasional umumnya. Pimpinan perusahaan daerah diangkat oleh kepala
daerah.
7. Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial. Modal
berasal dari sumbangan, wakaf, hibah, atau sumbangan lainnya. Yayasan
memiliki pengurus dan harta milik pengurus dipisahkan dari harta yayasan.
8. Koperasi
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1995, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan.
Pendirian koperasi melalui akta pendirian setelah memperoleh
pengesahan pemerintah dan diumumkan dalam berita negara. Untuk
mendirikan koperasi dibentuk melalui rapat anggota minimal 20 orang
yang masing-masing memenuhi tiga syarat, yaitu :
1. Mampu melaksanakan tindakan hukum
2. Menerima landasan idiil, asas, dan sendi dasar koperasi.
3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
koperasi.

Dalam praktiknya jenis-jenis koperasi terdiri dari :


1. Koperasi produksi.
2. Koperasi konsumsi.
3. Koperasi jasa.
4. Koperasi serbaguna usaha.
5. Koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

Koperasi dikelola oleh pengurus yang diangkat oleh rapat anggota dan
pembagian hasil usaha berdasarkan jasa/partisipasi masing – masing

12
anggota. Prinsip koperasi adalah anggota koperasi merupakan pemilik
sekaligus pengguna jasa koperasi.
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, atau
hibah. Modal pinjaman berasal dari anggota koperasi lainnya dan
anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya atau melalui penerbitan
obligasi serta surat utang lainnya.
Tujuan koperasi adalah untuk membangun dan mengembangkan
potensi kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
C. Jenis – Jenis Izin Usaha
Kegiatan usaha di mana pun selalu memerlukan berbagai dokumern
penunjang usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan
kegiatannya. Dokumen dan izin-izin ini diperlukan bertujuan guna me-
lindungi kepentingan perusahaan itu sendiri dari berbagai hal.
Dalam praktiknya terdapat beragam izin. Banyaknya izin dan jenis- jenis
izin yang dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin
yang dimaksud adalah :
1. Tanda daftar perusahaan (TDP).
2. Nomor pokok wajib pajak (NPWP).
3. Izin-izin usaha.
4. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.

Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha
dan yang harus dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis bidang
usaha perusahaan tersebut. Izin-izin tersebut antara lain :
1. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).
2. Surat izin usaha industri (SIUI)
3. Izin usaha tambang.
4. Izin usaha perhotelan dan pariwisata.
5. Izin usaha farmasi dan rumah sakit.
6. Izin usaha peternakan dan pertanian.
7. Izin domisili, di mana perusahaan/lokasi proyek berada.
8. Izin gangguan.
9. Izin mendirikan bangunan (IMB).

13
10. Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja
asing.

Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya


adalah penelitian dokumen lainnya yaitu :
1. Bukti diri (KTP atau SIM)
2. Sertifikat tanah.
3. Bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB)
4. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.

D. Dokumen Yang Diteliti


Banyaknya dokumen yang akan diteliti sangat tergantung dari jenis
usahanya. Yang terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi
pokok perhatian. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen ini sangat
penting bagi usaha yang akan diajukan nanti.
Secara umum, dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek
hukum ini sebagai berikut :
1. Bentuk Badan Usaha
Ada beberapa jenis bentuk badan hukum yang lazim di Indonesia,
misalnya Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi,
yayasan, dan firma (Fa). Kebanyakan perusahaan yang akan melakukan
suatu investasi, biasanya merupakan perusahaan besar, baik dari segi
modal maupun jangkauan usahanya. Oleh karena tu, biasanya perusahaan
yang banyak melakukan studi kelayakan sebelum melakukan usahanya
adalah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT).
Penilaian PT harus sampai ke berita negara.
2. Bukti Diri
Yaitu kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh
kelurahan setempat yang dikenal dengan nama kartu tanda penduduk
(KTP).
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah
membuat surat tanda daftar perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang
usahanya masing-masing, Dalam halini, yang perlu kita teliti adalah ke
departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan
tersebut. Departemen teknis yang mengeluarkan TDP adalah Departemen

14
Perindustrian dan Perdagangan. Biasanya pengurusan TDP adalah pada
saat perusahaan mengurus akta pendirian perusahaan tersebut.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor pokok wajib pajak merupakan hal yang penting untuk diteliti,
apakah sudah dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti dapatlah kita me-
ngeceknya ke departemen teknis yang mengeluarkan nomor pokok wajib
pajak (NPWP).
5. Izin-izin Perusahaan
Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimiliki sesuai dengan jenis
bidang usaha perusahaan tersebut. Penelitian keabsahan dokumen izin-izin
ini juga hendaknya dijalankan ke departemen teknis. 1zin-izin ini antara
lain :
a. Surat izin usaha perdagangan (SIUP), bagi usaha perusahaan yang ber
gerak dalam bidang usaha perdagangan dari Departemen Perdagangan
dan Perindustrian.
b. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), bagi perusahaan atau usaha yang ber-
gerak dalam bidang usaha industri dari Departemen Perdagangan darn
Perindustrian.
c. Izin usaha tambang dari Departemen Pertambangan.
d. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari Departemen Pariwisata Pos
dan Telekomunikasi.
e. Izin usaha farmasi dan rumah sakit dari Departemen Kesehatan.
f. Izin usaha peternakan dan pertanian dari Departemen Pertanian.
g. Izin domisili di mana perusahaan/lokasi proyek berada dari Pemda.
h. Izin gangguan untuk usaha tertentu guna menghindari segala kemung
kinan hal-hal yang tidak diinginkan.
i. Izin mendirikan bangunan (IMB), khusus untuk pendirian gedung.
j. Izin tenaga kerja asing jika ada.
6. Keabsahan Dokumen Lainnya
Di samping keabsahan dokumen di atas yang tidak kalah pentingnya
peneliian dokumen lainnya, yaitu :
a. Status hukum tanah Keabsahannya sertifikat tanah sampai ke pihak
yang berwenang yang mengeluarkannya seperti Badan Pertanahan
Nasional (BPN). Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut
antara lain :
1. Jenis hak atas tanah:
 hak milik;

15
 hak guna bangunan;
 hak guna usaha;
 hak pakai;
 hak sewa.
2. Harga tanah sekarang dan prediksi di masa yang akan datang.
3. Nama dan alamat pemilik sebenarnya.
4. Kondisi tanah dalam sengketa atau tidak.
5. Rencana tata kota.
6. Tanah tersebut dapat diperjualbelikan atau tidak, karena tanah yang
tidak dapat diperjualbelikan yaitu :
 tanah adat;
 tanah wakaf
 tanah sengketa
 tanah transmigras
 tanah badan pemerintah.
b. Kendaraan bermotor
Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha
ter- sebut seperti usaha jasa angkutan, yaitu :
1. Bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB).
2. Harga beli (faktur dan kuitansi).
3. Kondisi kendaraan.
4. Izin trayek, jika usaha transportasi.
c. Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu.

E. Penelitian Lapangan
Penelitian ke lapangan untuk mengecek kebenaran dari data-data atau
informasi yang kita butuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan
dokumen dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat – surat
atau dokumen – dokumen.
2. Mencari informasi dari laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang
memuat informasi yang relevan dengan analisis.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek hukum mengkajii tentang legalitas usulan proyek yang akan
dibangun dan dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan
didirikan dan dibangun di wilayah tertentu haruslah memenuhi hukum dan
tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.Jenis Badan Usaha seperti
Perusahaan Perseroan, Firma (Fa), Perserikatan Komanditer (CV), Perseroan
Terbatas (PT), Yayasan, Koperasi.
Suatu perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan maupun perusahaan
industri, dalam menjalankan kegiatannya akan sangat membutuhkan suatu
legalitas demi keberlangsungan perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk legalitas
perusahaan bermacam-macam disesuaikan dengan bidang dan jenis kegiatan
perusahaan tersebut, diantaranya Nama Perusahaan, Merek, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), dan Izin Usaha Industri (IUI).
Dengan dimilikinya dokumen-dokumen pelegalan perusahaan, maka
akan didapat beberapa manfaat diantaranya dalam hal perlindungan dari
tindakan hukum yang berhubungan dengan masalah perizinan, dalam hal
promosi produk, dalam hal bukti kepatuhan terhadap hukum, dalam hal
permudahan mendapatkan proyek, dan dalam hal permudahan mendapatkan
pinjaman dana unutk perluasan perusahaan maupun kegiatan lainnya.

B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran
yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki

17
kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,
penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi
makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi
kita semua.

18
DAFTAR PUSTAKA

 http://myblogamdin.blogspot.com/2017/04/makalah-aspek-hukum.html
 Kasmir dan Jakfar. 2013. STUDI KELAYAKAN BISNIS. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

19
JAWABAN SOAL BAB 2
1. Karena dengan adanya aspek hukum digunakan untuk meneliti keabsahan,
kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen – dokumen yang dimiliki suatu
perusahaan, penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan
lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang
bersangkutan karena semua itu penting mengingat ebelum usaha tersebut
dijalankan maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin – izin atau
berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi.
Seperti contohnya jika badan hukum yang ternyata fiktif artinya tidak sah
secara hukum, sehingga tidak layak disebut sebagai perusahaan yang berbadan
hukum atau dapat terjadi izin – izin yang dimiliki ternyata palsu kemudian
terjadi masalah pemalsuan surat – surat sehingga menimbulkan semgketa
berkepanjangan, maka dengan adanya badan hukum digunakan untuk kegiatan
suatu usaha yang dimana dalam penelitian tersebut harus sangat teliti dan
cermat agar suatu saat tidak menimbulkan masalah yang berkepanjangan.
2. Karena badan hukum jenis PT ini memiliki banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan lainnya, kelebihannya antara lain luasnya badan usaha
yang dimiliki, kewenangan dan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada
didalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan,
karena dapat menunjuk orang lain diluar pemilik modal untuk menjadi
pemimpin.
3. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang
mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen bersangkutan. Penelitian ini
sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala
prosedur yang berkaitan dengan bagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah
terpenuhi.
4. PT terbatas terbuka disebut juga dengan PT yang go publik karena penanaman
modalnya terbuka untuk masyarakat luas. PT terbuka menjual sahamnya ke hal
layak melalui pasar modal.
Contoh : PT. Bank Central Asia Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT.
Garuda Indonesia.

20
PT tertutup adalah jenis Perseroan Terbatas yang tidak memperjual – belikan
saham – sahamnya kepada masyarakat luas. Modal PT tertutup berasal dari
kalangan tertentu saja, misalnya saham dari kerabat atau keluarga saja.
Contoh : Bakrie Grup. Sinar mas Grup.
PT kosong adalag perseroan terbatas yang sudah memiliki izin usaha dan izin
lainnya, namun belum ada kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Contoh : PT. Sarana Rekatama Dinamika. PT. Asian Biskuit
5. Berikut syarat – syarat yang perlu dipenuhi untuk mendirikan PT :
1) PT didirikan sekurang-kurangnya oleh dua orang.
2) Pendirian PT dituangkan dalam akta notaris.
3) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
4) Mencantumkan perkataan "PT" dalam akta notaris.
5) Disahkan oleh menteri kehakiman.
6) Didaftarkan berdasarkan Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan.
7) Diumumkan dalam berita negara.
8) Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp 20.000.000, (dua pu- luh
juta rupiah).
9) Modal ditempatkan sekurang - kurangnya 25 % ( dua puluh lima persen )
dari modal dasar .
10) Menyetor modal setor 50 % ( lima puluh persen ) dan modal ditem- patkan
pada saat perusahaan didirikan.
6. Apabila Suatu saat timbul masalah maka usaha tersebut harus dditutup atau
dibubarkan karena telah menyalahi aturan dimana dokumen – dokumen
pendukungnya tidak sesuai atau ilegal dan melanggar hukum.
7. Penelitian ke lapangan untuk mengecek kebenaran dari data-data atau
informasi yang kita butuhkan dan untuk menguji kebenaran dan keabsahan
dokumen dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Menandatangani sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat – surat
atau dokumen – dokumen.
2) Mencari informasi dari laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang
memuat informasi yang relevan dengan analisis.
8. Tuan bagus dan teman – temannya mendirikan perusahaan dengan modal
dasarnya Rp.10.000.000.000,-
Modal ditempatkannya Rp.10.000.000.000 x 25% = Rp.2.500.000.000,-

21

Anda mungkin juga menyukai