Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan Keluarga Indonesia

 HOME
 MENU 1
 MENU 2
 MENU 3

Search... Go
Home » Uncategories » Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan Keluarga

BY PENDIDIKAN KELUARGA INDONESIA SABTU, 26 DESEMBER 2015

Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan Keluarga

Orang tua adalah; pihak yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan dan pendidikan
peserta didik.

Orang tua merupakan ayah dan ibu, ayah atau ibu untuk orang tua tunggal, wali murid, atau
pengasuh yang diberi otoritas oleh keluarga sah dari peserta didik.

Peserta didik; merupakan peserta didik dari PAUD, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA dan
sederajat, SMK dan sederajat, dan peserta kursus dan pelatihan;

Satuan pendidikan; terdiri atas, satuan pendidikan formal yaitu TK, SD dan sederajat, SMP dan
sederajat, SMA dan sederajat, dan SMK dan sederajat, dan satuan pendidikan nonformal yaitu
PAUD, PKBM, dan LKP.

Kemitraan orang tua; merupakan prinsip dan pendekatan umum untuk melibatkan orang tua dalam
mengambil keputusan tentang pihaknya, anaknya, pelayanan yang diharapkan diperoleh dan yang
dapat diberikan oleh pihaknya dan masyarakat.

Tujuan Kemitraan Orang tua :

1. Memberdayakan orang tua untuk berpartsipasi aktif dalam program sasaran terkait dengan
peningkatan akses dan mutu pendidikan (Wajar 12 tahun, Revolusi Mental, penguatan Manajemen
Berbasis Sekolah, pemenuhan hak anak).
2. Meningkatkan kesadaran bagi orang tua untuk peduli dan terlibat, sadar pendidikan, aktif memberi
stimulus, terus-menerus belajar, dan mendampingi anak.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan kemitraan orang tua.
4. Membangun mekanisme penyebaran model kemitraan orang tua sesuai dengan konteks dan
kebutuhan lokal melalui berbagai kanal, sarana dan prasarana.
5. Membangun kemitraan dengan pegiat parenting bagi orang tua dari kelompok yang paling
membutuhkan di luar satuan pendidikan sasaran.
6. Penguatan aktor terutama bagi wali kelas, guru BP, Kepala Sekolah, PTK lainnya, dan orang tua.
7. Membangun kanal interaktif yang memanfaatkan sumber daya publik dan dapat diakses secara luas
dan mudah.
Ruang Lingkup Kemitraan Orang tua

Kemitraan dilakukan untuk meningkatkan layanan terhadap:

1. Orang tua yang mempunyai kewenangan dalam membesarkan peserta didik.


2. Orang tua yang mempunyai anak di lingkungan satuan pendidikan dan sejumlah orang tua dari
kelompok marjinal paling membutuhkan di luar satuan pendidikan sasaran.
3. Tahap perkembangan sejak prakelahiran sampai dengan usia pendidikan menengah.
4. Tema dan topik penting berdasarkan data, riset dan bukti lapangan sesuai tahapan perkembangan
anak dan keluarga [misal: komunikasi, disiplin dan kemandirian, pendidikan seksualitas dan
antikekerasan, pendidikan antikorupsi berbasis keluarga, dll.]
5. Satuan pendidikan terdiri atas satuan PAUD, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sekolah
Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Satuan Pendidikan Nonformal.
6. Lembaga mitra di luar satuan pendidikan; SKB (Sanggar Kegiatan Masyarakat), lembaga swadaya
masyarakat, organisasi perempuan, organisasi keagamaan dan perkumpulan yang mengelola
kegiatan kemitraan dengan orang tua atau mengelola layanan pendidikan bagi orang tua atau bagi
anak di luar satuan pendidikan seperti anak di panti asuhan, anak jalanan, anak terlantar, pekerja
anak dan anak korban perdagangan orang, terekploitasi dan korban perilaku menyimpang.

Tweet
0 Response to "Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan
Keluarga"

POSTING LEBIH BARUPOSTING LAMABERANDA

ENTRI POPULER


Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan Keluarga
Orang tua adalah; pihak yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan dan pendidikan peserta didik. Orang tua merupakan ayah dan...


Dasar Hukum Pendidikan Keluarga Kemdikbud RI
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pola pengasuhan dan pendidikan yang diterapkan orang tua akan menentukan
...


Roadmap Pendidikan Keluarga Tahun 2015 – 2019
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Ma...


Tugas dan Fungsi Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Untuk mewujudkan peran dan komunikasi aktif dan positif antara orang tua dengan sekolah atau satuan pendidikan nonformal diperlukan kehadir...

Lirik Lagu Mars Pendidikan Keluarga
Seperti yang admin rilis dari situs resmi Sahabat Keluarga Kemdikbud bahwasannya orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-a...
Copyright 2016 Pendidikan Keluarga Indonesia
Design by Mas Sugeng
d'corpinugd
4/09/2015

kemitraan kesehatan
KESEHATAN MASYARAKAT
Kemitraan Kesehatan
Dosen pembimbing : Ari Kurniarum, S.Si.T., M.Kes

Disusun Oleh:
1. Dany Widyawati (P27224013 226)
2. Deasy Nursinta (P27224013 227)
3. Defi Puspitasari (P27224013 228)
4. Deni Wiji Astutik (P27224013 229)
5. Desi Purnamasari (P27224013 230)
6. Devi Ratna Sari (P27224013 231)
7. Devika Wahyu P (P27224013 232)
8. Dewi Ayu Wulandari (P27224013 233)
9. Dhian Istiqomah (P27224013 234)
10. Dian Fitriani (P27224013 235)

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


DIII KEBIDANAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga tersusun tugas makalah ini.
Pengembangan pembelajaran dan pengembangan materi dari makalah ini, dapat
senantiasa dilakukan oleh mahasiswa dalam bimbingan dosen. Upaya ini diharapkan dapat
mengoptimalkan penguasaan mahasiswa terhadap kompetensi yang dipersyaratkan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan tegur, sapa atau kritik dan saran demi perbaikan yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini.

Klaten, 27 Maret 2014

Penulis

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini
masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan
masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan
partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat
salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian
cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis
komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut
dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali
adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam
masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada
keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki
tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota
masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam
konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan (community-as-
resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki keterampilan memahami dan
bekerja bersama anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kemitraan dalam bidang kesehatan?
2. Apa saja unsur-unsur kemitraan dalam bidang kesehatan itu?
3. Apa ruang lingkup kemitraan itu?
4. Apa saja prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan dan promosi kesehatan di masyarakat
itu?
5. Apa saja kah model-model dalam kemitraan itu?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembelajaran dari kemitraan dalam promosi dan pendidikan kesehatan
yaitu :
1. Bidan dapat mengetahui pengertian dari kemitraan dalam bidang kesehatan.
2. Bidan dapat mengetahui unsur-unsur kemitraan dalam bidang kesehatan.
3. Bidan dapat mengetahui ruang lingkup kemitraan.
4. Bidan dapat mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan dan
promosi kesehatan di masyarakat.
5. Bidan dapat mengetahui dan menjelaskan model-model dalam kemitraan.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemitraan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman, kawan
kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama
sebagai mitra.Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Notoatmodjo (2003), Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu
tugas atau tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam promosi kesehatan Online mengemukana
bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).

B. Unsur-unsur Kemitraan
Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :
1. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
2. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
3. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
4. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan,
b. Saling mempercayai dan saling menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.

C. Dasar Kemitraan
1. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harusmerasa mempunyai perhatian
dan kepentingan bersama. Tanpaadanya perhatian dan kepentingan yang sama terhadap
suatumasalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus mampu
menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non kesehatan,
dengan upaya-upaya informasi dan advokasi secara intensif.
2. Saling mempercayai dan saling menghormati
Kepercayaan (trust) adalah modal dasar setiap relasi/hubungan antar manusia, kesehatan
harus mampu menimbulkan trust bagi partnernya.
3. Tujuan yang jelas dan terukur
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan
antar anggota untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan
advokasi dan informasi.
4. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama, dan akan sangat
memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah kesehatan
bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas lapangan.

D. Prinsip – Prinsip Kemitraan


1. Saling menguntungkan (mutual benefit)
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu dilihat dari
kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan
2. Pendekatan berorientasi hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi pada
tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan berbasis pada
kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit
3. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota mitra harus diketahhui oleh
anggota yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang setara) dengan
menekankan konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu. Komunikasi dan
transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu meningkatkan kepercayaan antar
organisasi
4. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama
tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain. Kesetaraan
membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa melihat besaran dan
kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat kewajiban dan kemandirian dari
anggota yang lain serta memahami keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu sama lain.
Sikap saling menghormati tidak menghalangi masing-masing organisasi untuk terlibat dalam
pertukaran pendapat yang konstruktif
5. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain dalam
menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan cara yang relevan
dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa mereka hanya akan
berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang memiliki alat, kompetensi,
keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut. Pencegahan yang tegas dan
jelas terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus menjadi
usaha yang berkelanjutan
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas kelebihan-
kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain. Kapasitas
lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangang.
Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan
aset lokal sebagai bagian integral dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan
bahasa harus diatasi.
Prinsip-prinsip kemitraan menurut WHO untuk membangun kemitraan kesehatan
1. Policy-makers (pengambil kebijakan)
2. Health managers
3. Health professionals
4. Academic institutions
5. Communities institutions

E. RuangLingkupKemitraan
Adapunruanglingkupkemitraansecaragarisbesaradalah :
a) Persiapan;
b) Inisiasi Kemitraan;
c) Pelaksanaan kerjasama;
d) Pelaporan;
e) Publikasi hasil pelaksanaan.

F. Tahap – tahap Kemitraan


Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri atas 3 tahap
yaitu:
1. Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri
2. Kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor lintas bidang dan lintas
organisasi, yang mencakup:
a) Unsur pemerintah
b) Unsur swasta atau dunnia usaha
c) Unsur LSM da organisasi massa
d) Unsur organisasi profesi

G. Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan


1. Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus merupakan
kewajiban bagi semua pihak.
2. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain, seperti
masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan,
pemerintahan, dll.
3. Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan
semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut, khususnya kalangan
swasta.
4. Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya pihak swasta
diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan kualitas SDM dan
meningkatkan produktivitas.
5. Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada konfrensi
internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun 1997.
6. Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjsama yang saling memberikan
manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien apabila juga didasari
dengan kesetaraan.

H. Tujuan Kemitraan
Tujuan umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan upaya
pembangunan pada umumnya.
Tujuan khusus :
1. Meningkatkan saling pengertian
2. Meningkatkan saling percaya
3. Meningkatkan saling memerlukan
4. Meningkatkan rasa kedekatan
5. Membuka peluang untuk saling membantu
6. Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan
7. Meningkatkan rasa saling menghargai
Hasil yang diharapkan :
Adanya percepatan, efektivitas dan efisiensi berbagai upaya termasuk kesehatan.

I. Perilaku Kemitraan :
Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga
Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain,
khususnya swasta.

J. 6 langkah pengembangan kemitraan :


1. penjajagan/persiapan,
2. penyamaan persepsi,
3. pengaturan peran,
4. komunikasi intensif,
5. melakukan kegiatan, dan
6. melakukan pemantauan & penilaian.

K. Beberapa alternatif peran yang dapat dilakukan, sesuai keadaan, masalah dan potensi
setempat adalah :
1. Initiator : memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi Indonesia
Sehat.
2. Motor/dinamisator : sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama, dll.
3. Fasilitator : memfasiltasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan
lancar.
4. Anggota aktif : berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
5. Peserta kreatif : sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
6. Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (program kesehatan).
7. Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan
potensi yang ada.

L. Indikator keberhasilan dalam kemitraan


1. Indikator input : Jumlah mitra yang menjadi anggota.
2. Indikator proses :Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan yang
diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan, keberlangsungan
kemitraan yang dijalankan.
3. Indikator output : Jumlah produk yang dihasilkan, percepatan upaya yang dilakukan,
efektivitas dan efisiensi upaya yang diselenggarakan.

M. Contoh Kemitraan dalam Kesehatan


1. AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)
2. Balai Keperawatan
3. Kemitraan antara bidan dengan dukun bayi
4. Paguyuban Penderita Tuberkulosis Kec. Sumberjambe, kab. Jember
KESIMPULAN

1. Kemitraan kesehatan adalah hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dan memberikan manfaat bagi
masyarakat mengenai kesehatan.
2. Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :
a) Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
b) Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
c) Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
d) Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat

3. RuangLingkupKemitraan
a) Persiapan
b) Inisiasi Kemitraan
c) Pelaksanaan kerjasama
d) Pelaporan
e) Publikasi hasil pelaksanaan

4. Prinsip – prinsip kemitraan


a) Persamaan atau equality
b) Keterbukaan atau transparansi
c) Saling menguntungkan atau mutual benefit.
5. Model kemitraan
a) Kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005),
b) Pluralisme baru (new-pluralism),
c) Radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism),
d) Kewirausahaan (entrepreneurialism) dan
e) Membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992).

DAFTAR PUSTAKA

http://muhammadwahyudi123.blogspot.com/p/kesmas-berbasis-evidence-evidence-base.html
http://nesyairmalia.blogspot.com/2012/03/kemitraan-dalam-promosi-kesehatan.html
http://nezfine.wordpress.com/tag/kemitraan/
http://www.hidayatjayagiri.net/2012/10/mengenal-kemitraan.html
http://www.artikata.com/arti-371870-kemitraan.html

Diposkan oleh d'corpinugd di 10.10


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pages
 Beranda

About Me

d'corpinugd
Lihat profil lengkapku

Pages Archives
 Beranda ▼ 2015 (12)
o ► Mei (2)
o ▼ April (10)
 Jenis dan
Struktur Surat

 kelenjar
pineal
 keluarga
 Jagung untuk
Kehamilan
 makalah
sampah
 Puskesmas,
Teknologi
Tepat Guna
Dan
Pemberdayaa
n M...
 kemitraan
kesehatan
 <!--[if gte vml
1]> <![if
!mso]>
<![endif...
 askeb hamil

 prinsip
pemberian
obat
 ► 2012 (2)
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai