M – VI
POINT LOAD TEST
MVI-1
MVI-2
MVI-2
MVI-3
Salah satu dari jenis pengujiannya diantara lain, impact strength index
untuk menguji kemampuan potongan batubara. Beberapa factor yang
menyebabkan point load test seriing diuji dilapangan diantaranya :
1. Peralatan mudah dibawa ketika berada dilapangan
2. Tahapan awal untuk mengetahui kekuatan batuan sebelum sampel
dibawa ke laboratorium
3. Metode pengujian yang cukup sederhana
4. Preparasi sampel yang cukup mudah
5. Untuk alatnya tidak berukuran besar sehinnga sangat mudah dan cekatan
dalam mengetahui kekuatan dari suatu sampel batuan ketika sedang
berada dilapangan
Tabel 6.1
Persamaan Point Load Index
Referensi Persamaan Tipe Batuan
Franklin 24 ls Batu pasir
Brook 23 ls -
Singh 18,7 ls Batu pasir
Kramadibrata 11,82 ls Batu lempung
Kahraman 8,4 ls Batuan beku
Tsidzi 50 ls Batuan metamorf
Cargil 23 ls Batuan sedimen
Gunsallus 16,5 ls Batu gamping
Vallejo – Shale 12,5 ls Shale
Vallejo – batu pasir 17,4 ls Batu pasir
Sumber : Astawa, 2014
Suatu kesalahan dalam metode yang telah dikembangkan oleh
Protodyakonov bukan terletak pada teknik pengujian melainkan pada ukuran
contoh yang diuji. Banyak peneliti yang telah menyarankan ukuran sampel 10
mm. Hal ini dikarenakan dstribusi gaya dari ukuran contoh atau sampel menjadi
sangat besar. Sehingga yang terjadi adalah hasil yang sangat bervariasi.
Point index batuan adalah ukuran seberapa besar kekompakan dari
material – material penyusun batuan dan seberapa besar fracture yang terbentuk
pada batuan akibat kompresi ataupun tekanan. Hubungan point index dengan
besarnya gabungan gaya tekan dapat digambarkan seperti grafik dibawah ini.
MVI-3
MVI-4
1 2
3 4
MVI-4
MVI-5
6.3.2 Bahan
6.4 Prosedur
Adapun dalam pengujian point load yaitu :
1. Siapkan contoh batuan dengan ukuran diameter 50 mm
2. Letakan contoh diantara dua konus penekan alat point load, kemudian
dongkrak hidrolik
3. Catat ukuran mistar pengukuran awal kedudukan kedua konus
4. Berikan tekanan sedikit demi sedikit sampai pecah
5. Pengujian dikatakan selesai ketika specimen pecah
6. Baca dial gauge yang diberikan alat sehingga contoh pecah
7. Catat ukuran mistar pada akhir kedudukan
Keterangan :
Is : Point load streght index (Mpa).
P : Beban maksimum (N).
D : Jarak antara dua konus penekanan (mm).
MVI-5
MVI-6
MVI-6
MVI-7
MVI-7
MVI-8
σc = 23 x Is
σc = 23 x 5,9796 Mpa = 137,53 MPa
2. Sampel 2
P
Is = D2
2610x10
Ls = ( 1 x 10 ) = 604 x 0,01 = 2,61 MPa
σc = 23 x Is
σc = 23 x 2,61Mpa = 60,03 MPa
6.8 Analisa
Dari sampel pertama LT/PL/GP-1, didapat nilai kuat tekan sebesar 157,53
MPa dan nilai sampel LT/PL/GP-2 sebesar 60,03 MPa. Hasil ini terlalu besar,
disebabkan karena ketika memngepaskan sampelnya kurang kuat, dan karena
mengambil titik tekannya yang acak, menyebabkan distribusi gaya atau beban
tidak terpenuhi dengan baik.
Nilai perbedaan konus dari sampel LT/PL/GP-1 sebesar 1,2 cm
sedangkan sampel LT/PL/GP-2 sebesar 1 cm, ini menandakan batuan sampel
pertama lebih lunak daripada sampel kedua. Karena ketika batuan semakin masif
atau kuat, maka batuan tersebut akan sulit dihancurkan, makan semakin kuat
batuan maka konus yang dibutuhkan akan semakin besar.
6.9 Kesimpulan
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Point load test adalah pengujian kekuatan batuan ketika berada
dilapangan. Tahapannya antara lain, mempersiapkan sampel sesuai
ukuran yang dapat mewakili karakteristik batuannya, nyalakan mesin,
taruh sampel, beri beban, dan catatlah nilai beban dan perubahan
konusnya.
2. Point load testi diaplikasikan untuk mengetahui kekuatan batuan dengan
cara pengukuran secara in-situ.
MVI-8
MVI-9
DAFTAR PUSTAKA
MVI-9