Hiradc

PT.
HIMALAYA EVEREST JAYA

SIGNATURE SERVICE DIVISION
OHS PROCEDURE
HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT AND

DETERMINING CONTROL
HEJ/SS/HSE – P – 002
Revision : 00
Effective Date For Implementation: 01 November 2014
Approved by, Checked by, Prepared by,
Jimmy Asmadi Monang Pasaribu Andi Sulaeman

President Director Manager Division K3 Supervisor
Date : Date: Date :
REVISION SUMMARY
Approved Effective Revision Section / page Revision

Approved by,
date date No. revise description
01 Nov 2014 01 Nov 2014 00 First Issue President
Director
Copyright. This document is the property of PT. Himalaya Everest Jaya and all rights are
reserved in respect of it. This document many not reproduced or disclosed in any manner
whatsoever, in whole or in part, without the prior written consent of PT. Himalaya Everest
jaya. PT. Himalaya Everest Jaya expressly disclaims any responsibility for or liability arising
from the use of this document by any third party. This document is only valid as a
controlleddocument when there is original stamp "Controlled" red color. And holders of hard
copy documents are always checked the documents to the Document Controller or to the server
of OHS Documents. DAFTAR ISI /INDEX
i
DAFTAR ISI / INDEX
Daftar Revisi / Revision Summary .......................................................................................................... i

Daftar Isi / Index ..................................................................................................................................... ii
1. Tujuan / Purpose ............................................................................................................................1
2. Lingkup / Scope ..............................................................................................................................1
3. Tanggung Jawab / Responsibilities ...............................................................................................1
4. Definisi / Definition ........................................................................................................................2
5. Prosedur / Procedure......................................................................................................................3
6. Dokumen Terkait / Reference Document .................................................................................. ..13
7. Bukti Kerja / Record ................................................................................................................... ..13
8. Lampiran/ Attachment ................................................................................................................ ..14
ii
PT. HIMALAYA EVEREST JAYA OHS PROCEDURE
HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

ASSESMENT AND DETERMINING Revision 00
CONTROL Effective 01/Nov/2014
1. TUJUAN (PURPOSE)
Prosedur ini memastikan bahwa semua aktivitas rutin maupun non rutin yang mampu
memberi pengaruh yang merugikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi semua orang
yang berada didalam lingkungan kerja PT. Himalaya Everest Jaya telah dilakukan
proses identifikasi bahaya, penilaian resiko dan menetapkan pengendalian resiko yang
diperlukan.
This procedure to ensure all routine also non routine activity which can give effect on
loss of occupational health and safety for all people in PT. Himalaya Everest jaya
workplace have been conducted the hazard identified, risk assessment and determine
risk control needed.
2. LINGKUP (SCOPE)
Prosedur ini berlaku di tempat kerja atau project PT. Himalaya Everest Jaya.
This procedure is applicable in Himalaya’s workplace or project
3. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITIES)
3.1 Manager Division

• Menetapkan dan mensyahkan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
penetapan pengendalian pada masing-masing tempat kerjanya.
Determine and approve program of hazard identification, risk assessment
and determining control at each workplace.
• Menyediakan sumber daya manusia, keuangan dan teknologi untuk

penerapan penetapan pengendalian resikonya
Provide human resources, fund and technology for implementation of
determining control
3.2 OHS Section / Safety Department

• Mengkoordinasi pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
menjamin tindak lanjut dan penetapan pengendalian sesuai dengan
kebijakan perusahaan
Coordinate implementation of potential hazard identification and risk
assessment also ensure corrective action and determining control refer to
company policy
1

• Mengkonsultasikan dan mengkomunikasikan identifikasi bahaya dan

penilaian risiko, penetapan pengendaliannya termasuk pada setiap terjadi
perubahan
Consult and communicate about hazard identification, risk assessment and
determining control included every there is change
3.3. Karyawan (Employee)

• Aktif memberikan masukan pada proses identifikasi bahaya yang dilakukan
Be active to give input for hazard identification process
4. DEFINISI (DEFINITION)
4.1 Bahaya (Hazard)

Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam
terminologi luka-luka atau sakit pada manusia, atau kombinasi dari itu semua.
source, situation or act with a potential for harm in terms of human injury or ill
health, or a combination of these
4.2 Resiko (Risk)

Gabungan antara kemungkinan dari suatu kejadian yang berbahaya atau terpapar
dan keparahan dari luka-luka atau sakit yang dapat disebabkan oleh kejadian
yang berbahaya atau terpapar.
Combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or
exposure(s) and the severity of injury or ill health that can be caused by the
event or exposure(s).
4.3 Resiko yang dapat diterima (Acceptable Risk)

Resiko yang dikurangi sampai tingkat yang dapat ditoleransi oleh perusahaan
dengan memperhatikan kewajiban terhadap undang-undang dan kebijakan K3
Risk that has been reduced to a level that can be tolerated by the organization
having regard to its legal obligations and its OHS policy
4.4 Identifikasi bahaya (Hazard Identification)

Proses pengenalan timbulnya bahaya (lihat 4.1) dan mendefinisikan sifat-
sifatnya
Process of recognizing that a hazard (see 4.1) exists and defining its
characteristics.
2

4.5 Penilaian Resiko (Risk Assesment)

Proses mengevaluasi risiko (4.2) yang timbul dari bahaya, yang
memperhitungkan kecukupan dari pengendalian yang sudah ada, dan
menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak.
Process of evaluating the risk(s) (4.2) arising from hazard (s), taking into
account the adequacy of any existing controls, and deciding whether or not the
risk(s) is acceptable.
5. PROSEDUR (PROCEDURE)
5.1. Perencanaan Identifikasi Bahaya Kerja (Work Hazard Indentification plan)

OHS Supervisor serta fungsi terkait membuat rencana identifikasi bahaya kerja
serta penilaian resiko terhadap semua aktifitas rutin dan non-rutin (termasuk
darurat), dan jasa yang dilakukan untuk seluruh area proyek PT. Himalaya
Everest Jaya.
OHS Supervisor and the related Department to plan the work hazard
identification and risk assessment and impact of all activities of non-routine
and routine (including emergency), and services conducted for the entire
project area of PT. Himalaya Everest Jaya.
Proses pelaksanaan identifikasi Bahaya kerja di lakukan pada:

Hazard identification process of the implementation of employment will be
undertaken at:
• Awal implementasi OHSAS 18001 / beginning implementation of OHSAS

18001
• Awal pelaksanaan proyek dan pelaksanaan proyek berjalan

/begginingimplementation of project and on going project
• Pelaksanaan identifikasi setiap 1 tahun sekali dan direview setiap 6 bulan

sekali apabila terjadi perubahan atas material, proses, produk atau jasa, dan
juga melakukan review berdasarkan insiden yang terjadi pada seluruh
kegiatan dibawah kendali PT. Himalaya Everest Jaya.
Identification implementation once a year and reviewed every 6 months if
there are changes on material, process, product or service also based on
incident occur on all activity under control of PT. Himalaya Everest jaya.
3

5.2 Identifikasi Bahaya Kerja (Work Hazard Identification)

Semua tempat kerja dan area proyek Himalaya Everest Jaya harus melakukan
proses identifikasi bahaya, penilaian dan penetapan pengendaliannya. Tim yang
ditunjuk untuk melakukan identifikasi bahaya harus memiliki kompetensi dan
pengalaman terhadap proses, untuk melakukan identifikasi bahaya kerja dengan
menggunakan referensi:
All Himalaya Everest Jaya project area must process hazard identification, risk
assessment and its control. The team appointed to conduct hazard identification
should have the competence to conduct hazard identification and use reference
work:
• Peta proses bisnis / map of business process
• Diagram alur proses / flowchart of process
• Cheklist dan observasi identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan
pengendalian / check list and observation of hazard identification, risk
assessment anddetermining control
• Aspek legal dan peraturan terkait K3 lainnya sesuai potensi bahaya/ Legal
aspectad other requirements according hazard potensial
Identifikasi bahaya kerja harus mencakup:

Hazard identification must include :
• Aktivitas rutin dan tidak rutin;

Routine and non-routine activities
• Aktivitas semua orang yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
kontraktor dan pengunjung/tamu)
activities of all persons having access to the workplace (including
contractors and visitors);
• Tingkah laku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya
Human behavior, capabilities and other human factors
• Identifikasi sumber bahaya diluar tempat kerja yang mampu memberi
pengaruh yang merugikan kesehatan dan keselamatan personil dibawah
kendali Himalaya Everest jaya dalam tempat kerja.
Identified hazard orginating outside the workplace capable of adversely
affecting the health and safety of persons under the control of Himalaya
Everest jaya in workplace
• Bahaya yang dihasilkan di sekitar tempat kerja dari aktivitas terkait-
pekerjaan di bawah kendali Himalaya Everest Jaya.
Hazards created in the vicinity of the workplace by work-related activities
under the control of Himalaya Everest Jaya;
4

• Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, apakah disediakan oleh

organisasi atau lainnya;
Infrastructure, equipment and materials at the workplace, whether provide
by the organization or others;
• Perubahan atau usulan perubahan dalam organisasi, aktivitasnya, atau
materialnya;
Changes or proposed changes in the organization, its activities, or materials
• Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan
dampaknya dalam operasi, proses, dan aktivitas.
Modifications to the OHS management system, including temporary
changes, and their impacts on operations, processes, and activities;
• Beberapa kewajiban undang-undang yang diterapkan yang berhubungan
dengan penilaian risiko dan pelaksanaan dari pengendalian risiko yang
diperlukan
Any applicable legal obligations relating to risk assessment and
implementation of necassary controls
• Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin / peralatan, prosedur operasi
dan organisasi pekerjaan, termasuk menyesuaikannya dengan kemampuan
manusia.
The design of work areas, processes, installations, machinery / equipment,
operating procedures and work organization, including their adaptation to
human capabilities .
Metodologi dalam identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus :

The organization's methodology for hazard identification and risk assessment
shall :
• Ditetapkan berkenaan dengan cakupan, sifat dan waktu untuk memastikan

bahwa hal tersebut lebih bersifat proaktif daripada reaktif;
Determined with respect to its scope, nature and timing to ensure it is
proactive rather than reactive; and
• Disediakan untuk identifikasi, prioritas dan dokumentasi dari risiko, dan
pelaksanaan pengendalian, yang tepat.
provided for the identification, prioritization and documentation of risks,
and the application of controls, as appropriate.
Hasil identifikasi dicatat dalam formulir “Daftar Identifikasi Bahaya,

Pengendalian resiko dan Penetapan Pengendalian
Identification result recorded in form “Hazard identification, risk assessment
and determining control.”
5

5.3 Penilaian Resiko/ Risk assesment

Lakukan penilaian berdasarkan pengendalian yang telah dilakukan dengan
mengukur Resiko yang berhubungan antara kemungkinan dan konsekuensi.
Conduct assessment based control has been done by measuring the risk / impact
of the correspondence between the possibility and consequences.
Tahap 1 Penilaian berdasarkan konsekuensi / Phase 1 Assessment based on

consequence
Dapat dilakukan dengan seleksi konsekuensi terbesar terhadap manusia dengan

tingkat pilihan terkecil dengan poin 1 dan terbesar dengan poin 5, berikut
perinciannya
Can be conducted with selection of biggest consequence toward human with
minor choice with point 1 and major with point 5, with detail as follow:
Konsekuensi Manusia / Human consequence
5 : Fatality, yaitu kematian
Fatality, as follow death
4 : Cidera serius atau yang menyebabkan cacat permanent atau cedera yang
harus diberikan pertolongan di rumah sakit untuk waktu yang lama, atau
sakit akibat kerja yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam
waktu yang lama
Serious injury or cause permanent disability or injury which must be
given help at hospital for long time or work related accident that need
treatment at hospital in long time period
3 : Cedera atau sakit akibat kerja yang menyebabkan hilangnya hari kerja (LTI)
Injury which cause lost part of body and lost time of work day
2 : Cidera atau sakit akibat kerja yang memerlukan pertolongan medis namun
tidak menyebabkan hilang hari kerja (LTI)
Injury which need medical treatment but not cause loss time injury
1 : Cidera minor atau sakit yang hanya memerlukan pertolongan pertama

Minor injury which need first aid treatment
6

Tahap 2. Penilaian berdasarkan kemungkinan / Assesment based on

likelihood
• Dapat dilakukan dengan seleksi kemungkinan terbesar dari tingkat pilihan 5

sampai terkecil pada tingkat pilihan 1 dengan perincian berikut :
Can be conducted with selection on major likelihood from level of a selection 5
till the minor of 1 selection with detail:
5 : Almost certain / Hampir sering terjadi, dimana dapat terjadi banyak kejadian
tiap tahunnya
Almost certain / Almost occur, where can occur many incident every year
4 : Likely / Bisa terjadi, dimana kemungkinan terjadi 1-2 kali dalam setahun
Likely / likely occur, where the possibility occur 1-2 times in 1 year
3 : Possible / Mungkin terjadi dimana kemungkinan terjadi 1-2 kali dalam 5
tahun
Possible / Possible occur where the possibility occur only 1-2 times in 5
years
2 : Unlikely / Kemungkinan kecil terjadi, dimana kemungkinan hanya 1-2 kali
dalam 10 tahun
Unlikely / low possibility occur, where the possibility only 1-2 time in 10
years
1 : Rare / Hampir tidak mungkin terjadi
Rare / Nearly impossible
• Setelah didapat angka Human Consequence dan Likelihood, maka untuk

menentukan tingkat resiko (Risk Rank) dilakukan dengan rumus: Human
Consequence (C) x Likelihood (L) = Score, kemudian ditetapkan tingkat
resikonya (High, Medium atau Low Risk).
Having obtained the numbers and the Likelihood of Human consequence, to
determine the level of risk (Risk Rank) performed by the formula: Human
consequence (C) X Likelihood (L) = Score, then set the risk level (High,
Medium or Low risk).
Score/ Nilai dalam Risk Rank dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkat resiko,
yaitu:
Score / Rank Value in Risk can be classified into 3 levels of risk, namely:
1–4 : LOW RISK (L)
5 – 10 : MEDIUM RISK (M)
11 – 25 : HIGH RISK (H)
7
HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/HSE-P-002

CONTROL Effective 01/NOV/2014
• Kemudian berdasarkan aktivitas, potensi bahaya dan penentuan

pengendaliannya perlu mempertimbangkan Undang-Undang dan peraturan
terkait K3 lainnya, maka Undang-Undang dan peraturan terkait K3 lainnya
tersebut ditulis pada kolom Legal dalam formulir HIRADC yang dibuat.
Then, based on activity, potential hazards and determining the control need to
consider legal and other requirements of OHS, so the legal and other
requirements of OHS written on Legal field within the form that made HIRADC
5.4. Penentuan Pengendalian Risiko / Determine of Risk control

Berdasarkan hasil penilaian tersebut diatas dilakukan pengendalian risiko yang
ada, tentukan pengendalian dengan mengunakan Hirarki pengendalian risiko
sehingga sisa Resiko dapat diterima, dengan hirarki pengendalian sebagai
berikut:
According to assessment result above, existing risk assessment conduct,
determine control by using risk control hierarchy so that residual risk can be
acceptable with control as follows
1. Eliminasi/Elimination
Menanggulangi bahaya dengan jalan menghilangkan atau menghapus
material, alat kerja, cara kerja yang dapat menimbulkan bahaya
Cope hazard by eliminating or erasing material, work equipment, work
method which can cause hazard
2. Subtitusi/Substitution
Menanggulangi bahaya dengan jalan mengganti material / alat / cara kerja
yang dapat menimbulkan bahaya dengan material/ alat/ cara kerja yang lain
yang tidak berbahaya.
Cope hazard by substituting material / equipment / work method which can
cause hazard with material/equipment/work method which not cause hazard
3. Enginering control atau Rekayasa dan Isolasi / Engineering and isolation

Menanggulangi potensi bahaya dengan melakukan rekayasa teknik atau
mengisolasi bahaya
Cope potential hazard /impact by conducting reengineering or isolate hazard
4. Pengendalian Administrasi / Administrative control

Menanggulangi potensi Bahaya dengan membuat SOP, Instruksi kerja,
Analisis keselamatan kerja, pelatihan, dan lain-lain.
Cope potential hazard by setting up SOP, work instruction, Job safety
analysis, training and other
8

5. Alat Pelindung diri / Personal Protective equipment

Menanggulangi potensi Bahaya dengan pemakaian Alat pelindung bagi
setiap pekerja.
Cope potential hazard by using PPE for all worker
Penetapan pengendalian resiko dapat juga ditetapkan dengan meninjau

pengendalian resiko yang sudah ada atau pernah dilakukan pada aktivitas
proyek terdahulu.
Determination of risk control can also be determined by reviewing the risk
control of existing or been done in previous project activities.
Apabila penetapan tingkat resiko ditemukan pada daerah yang memiliki

kategori High Risk, ada atau tidak peraturan perundangan K3 atau terkait K3
lainnya, kegiatan tersebut harus dikendalikan dengan pembuatan prosedur atau
instruksi kerja.
When determining the level of risk found in areas with high risk category,
whether or not are OHS regulations, these activities should be controlled by
making procedures or work instructions
Apabila penetapan tingkat resiko ditemukan pada daerah yang memiliki

kategori Medium Risk, baik ada atau tidak peraturan perundangan K3 atau
persyaratanterkait K3 lainnya, tetap harus dikendalikan.
When determining the level of risk found in areas with medium risk category,
whether or not there is OHS legislation, it still must be controlled.
Apabila penetapan resiko ditemukan ada daerah memiliki kategori Low Risk,
maka daerah tersebut masih bisa ditoleransi dengan kondisi pelaksanaan yang
ada, namun apabila ada peraturan perundangan K3 atau persyaratan terkait K3
lainnya yang mengatur aktivitas dan potensi bahaya tersebut, maka tetap harus
ditentukan pengendaliannya.
When determining risk areas have found there is Low Risk category, then the
area can still be tolerated by the implementation of existing conditions, but if
there is OHS regulation K3 or other OHS requirements that regulate the
activity and the potential hazard, it remains to be determined the control.
9
HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/HSE-P-002

CONTROL Effective 01/NOV/2014
5.4.1 Metode Penentuan Pengendalian Resiko pada kegiatan

konstruksi /
Determination of risk control method in construction activity
Metode pengendalian risiko ditetapkan dengan hirarki pengendalian

sebagai berikut :
Method of risk control determined with control hierarchy as follow
1. Eliminasi (Elimination )
Metode dengan langsung menghilangkan bahaya pada sumber
nya. Contoh Pelarangan penggunaan bahan mudah terbakar di
proyek
Method which directly eliminate hazard on its source. Example,
Prohibition for flammable material usage in project
2. Subsitusi (Subsitution)
Metode pengendalian dengan substitusi dapat dilakukan dengan
mengubah atau merevisi metode kerja yang berbahaya dengan
metode kerja yang lebih aman.
Substitution control method can be conducted with changing or
revising danger work method with other safe work method
3. Rekayasa Teknik dan Isolasi (Engineering Control)

Pengendalian engineering di aktivitas maintenance dapat berupa
pentupan menggunakan blanket pada aktivitas grinding, welding
atau blender untuk mencegah terjadinya percikan api yang
menyebabkan kebakaran dan ledakan.
Engineering control in maintenance activity can be close of area
by blanket for grinding activity, welding activity and blend to
prevent fire and explosion.
4. Pengendalian Administrasi (Administrative Control)

Pengendalian administrasi dapat dilakukan dengan pembuatan
Standard Operational prosedur (SOP), Instruksi kerja yang sesuai
dengan aktivitas konstruksi, Job Safety Analysis (JSA),
pelatihan, kampanye keselamatan kerja, pemasangan rambu-
rambu dan peringatan, pembuatan working permit dan lain-lain.
Instruksi-instruksi kerja yang tersebut disosialisasikan kepada
seluruh pekerja dan ditempatkan pada area-area yang strategis
dan mudah dibaca.
10

Administrative control can be conducted with SOP, WI which

proper with construction activity, Job safety analysis, safety
signage-warning sign installation, working permit, safety
training and safety campaign, and other Work instructions
socialized to all workers and placed in strategic area and easy to
be read.
5. Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)

Padaindustrikonstruksi,
berbagaialatpelindungdiridigunakanuntukmengendalikanrisiko
yang ada, Antaralain :
In construction industry, various PPE can be used to control
existing risk, such as:
• Penggunaan safety belt / safety hardness pada pekerjaan di

ketinggian
Safety belt/safety hardness usage on working at height
• Penggunaan kedok las saat pekerjaan pengelasan

Welding mask usage in welding work
• Pengunaan sarung tangan, masker pada pekerjaan painting

Usage of hand glove, masker in painting job
• Penggunaan helm dan safety shoes/safety boot padaseluruh

area proyek
Helmet and safety shoes / safety booth usage in all project
• Pengunaan ear plug/ear muff pada area yang bisingseperti

area genset atau blower
Ear plug / ear muff usage in noisy area such as generator set 11
or blower area
• Penggunaan kacamata pada pekerjaan yang berhubungan

denga peralatan tangan (gerinda, mesin las, dan lain-lain)
Google Usage on work-related hand tools (grinder, welding
machines, etc.)

5.5. Penilaian ulang sisa resiko / Residual risk reassessment

Setelahmenetapkanpengendalianresikonya,kemudian dilakukan penilaian resiko
kembali untuk menilai sisa resiko yang ada, apabila hasil penilaian
mendapatkan hasil yang lebih rendah dari penilaian resiko awal (tingkat resiko
turun) maka pengendalian yang ditetapkan sudah efektif, namun apabila hasil
penilaian resiko kembali mendapatkan nilai yang tetap, maka perlu dibuatkan
rencana pengendalian tambahan atau improvisasi,bila perlu dibuatkan tujuan,
sasaran dan program.
After establishing risk control and risk assessment conducted again to assess
the remaining risk is, if the results of the assessment results is lower than the
initial risk assessment (risklevel down) the control set is effective, but if the risk
assessment results back to the first score, it is necessary to made additional
control plan or improvisation, if need be creating goals, objectives and
programs.
5.6 Review identifikasibahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendalian

risiko (Review of Hazard identification, risk assessment and determining
control)
Review terhadap identifikasi bahaya, penilaian dan penentuan pengendalian
risiko diadakan minimal sekali dalamsatu tahun atau sesudah terjadi insiden
yang menyebabkan LTI >3.
Department Safety akan membuat rencana review PenilaianResikoserta
pengendalian yang telah ditetapkan dan akan mengundang peserta terkait
dalam penilaian tersebut
Review of hazard identification, assessment and determination of risk control
is held at least once in a year or when incident that cause LTI >3.
Safety Department will make a review plan Risk Assessment / Impact and
control that have been set and will invite participants involved in the
assessment
5.7. Komunikasi HIRADC ( HIRADC Communication)

Dokumen HIRADC yang sudah disyahkan oleh managemen harus
dikomunikasikan kepada seluruh bagian internal perusahaan dan proyek serta
pihak yang terkait lainnya.Untuk lebih komunikatif, HIRADC dapat dipecah-
pecah sesuai lokasi atau jenis pekerjaan atau dapat pula dibuatkan Poster-
poster petunjuk praktis untuk disampaikan sebagai bahan TBM atau dapat
ditempelkan pada masing-masing lokasi atau jenis pekerjaan.
12

HIRADC documents that have been approved by the management must be

communicated to all internal parts of company and the project also related
parties. For more communicative, HIRADC can be divided based on location
or type of work or can be made practical posters to be delivered as TBM
agenda, or can be attached to each location or type of work
6. DOKUMEN TERKAIT (REFERENCE DOCUMENT)
Document Title Document Identification
OHS Manual HEJ/HSE-M/001
Project Safety Plan HEJ/HSE-P/008

Communication, participation and
consultation procedure HEJ/HSE-P/006
7. BUKTI KERJA (RECORD)
TITLE IDENTIFICATION PIC RETENTION

HIRADC Document HEJ/HSE-FO/00/14/001 OHS SECTION/ 2 YEARS
SAFETY
DEPARTMENT
13

8. `LAMPIRAN (ATTACHMENT)
8.1 Diagram Alir identifikasi bahaya, penilaian dan penentuan

pengendalian risiko
Flowchart of Hazard identification, Risk Assesment and Dtermining Control
Mulai
Perencanaan Identifikasi Bahaya
Identifikasi Potensi Bahaya
Ya Penilaian Resiko
Tidak
High Risk / Medium Risk Low Risk
Program
Ya
pemenuhan
UU & Mengacu pada UU dan Persyaratan lain terkait Ada UU dan
persyaratan persyaratan lain
lain terkait Ya terkait
Menetapkan Pengendalian Risiko
Penilaian Risiko Ulang Untuk Score tingkat Tidak

Menetapkan Sisa Resiko resiko turun
Score tingkat resiko tetap ?
Menetapkan pengendalian tambahan atau

improvement atau dimasukkan dalam sasaran dan
program SMK3
Monitoring dan evaluasi identifikasi

bahaya dan pengendalian resiko
14
Evaluasi

8.2 Matriks Penilaian Resiko / Risk Assesment Matrix
LIKELIHOOD OF SPECIFIED OF CONSEQUENCE
5 4 3 2 1
Almost Likely (Bisa Possible Unlikely Rare
HUMAN Certain Terjadi) (Mungkin (Kemungkin (Hampir
CONSEQUENCE (Hampir Terjadi) an kecil tidak
sering terjadi terjadi) mungkin
terjadi)
25 20 15 10 5
5 Kematian
HIGH HIGH HIGH MEDIUM MEDIUM
Cidera serius atau

yang menyebabkan 20 16 12 8 4
4 cacat permanen HIGH HIGH HIGH MEDIUM LOW
Cidera atau sakit

akibat kerja yang
menyebabkan 15 12 9 6 3
3 HIGH HIGH MEDIUM MEDIUM LOW
hilangnya hari kerja
(LTI)
Cidera atau sakit
akibat kerja yang
memerlukan
10 8 6 4 2
2 pertolongan medis
MEDIUM MEDIUM MEDIUM LOW LOW
namun tidak
menyebabkan hari
hilang kerja (LTI)
Cidera minor atau
sakit yang hanya 5 4 3 2 1
1
memerlukan MEDIUM LOW LOW LOW LOW
pertolongan pertama
15

8.3. Kriteria evaluasi untuk Likelihood /Evaluation Criteria of Likelihood
SCORE KETERANGAN / Remarks

Almost certain / Hampir sering terjadi, dimana dapat
terjadi banyak kejadian tiap tahunnya
5 Almost certain Almost certain / Almost occur, where can occur many incident
every year
Likely / Bisa terjadi, dimana kemungkinan terjadi 1-2
kali dalam setahun
4 Likely Likely / likely occur, where the possibility occur 1-2 times in 1
year
Possible / Mungkin terjadi dimana kemungkinan terjadi

1-2 kali dalam 5 tahun
3 Possible Possible / Possible occur where the possibility occur only 1-2
times in 5 years
Unlikely / Kemungkinan kecil terjadi, dimana
kemungkinan hanya 1-2 kali dalam 10 tahun
2 Unlikely Unlikely / low possibility occur, where the possibility only 1-2
time in 10 years
1 Rare Hampir tidak mungkin terjadi / Nearly impossible
16

8.4. Kriteria evaluasi untuk Human Consequences /Evaluation Criteria of

HumanConsequences
SCORE KETERANGAN / Remarks

5 Fatality, yaitu kematian
Fatality, as follow death
Cidera serius atau yang menyebabkan cacat permanent atau cedera yang
harus diberikan pertolongan di rumah sakit untuk waktu yang lama, atau
sakit akibat kerja yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam
4 waktu yang lama
Serious injury or cause permanent disability or injury which must be given help
at
hospital for long time or work related accident that need treatment at hospital in
long time period
Cedera atau sakit akibat kerja yang menyebabkan hilangnya hari kerja
(LTI)
3 Injury which cause lost part of body and lost time of work day more than 3 days
Cidera atau sakit akibat kerja yang memerlukan pertolongan medis namun
2 tidak menyebabkan hilang hari kerja (LTI)
Injury which need medical treatment but not cause loss time injury
Cidera minor yang hanya memerlukan pertolongan pertama
1
Minor injury which need first aid
17

8.5. Kriteria evaluasi untuk kondisi operasi / Evaluation criteria of operation

condition
Menentuan pengisian pada kolom Kondisi Operasi mengikuti petunjuk berikut :

Determine the fulfilment on operation condition column follow this instruction
KONDISI
OPERASI/
Operational KETERANGAN / Remarks
Condition
Normal : Aktivitas yang dilaksanakan merupakan aktivitas normal /
N
activities carried out under normal conditions
Abnormal : Kondisi operasi/ proses atau aktivitas dilaksanakan tidak
seperti biasanya karena misalnya, pelaksanaan pekerjaan dengan
peralatan
AB atau sarana yang rusak / Operating conditions / processes or activities
are not
carried out as usually, for example, the implementation of the work with
the
equipment or facilities damaged
Darurat : Dimana kondisi operasi menyebabkan terjadinya keadaan
D darurat atau karena keadaan darurat / operating conditions in an
emergency or because of emergency situation
18
8.6. Contoh formulir HIRADC / Sample of HIRADC form
19

Hiradc

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Hiradc

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PT.

HIMALAYA EVEREST JAYA

HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT AND

Effective Date For Implementation: 01 November 2014

Approved by, Checked by, Prepared by,

Jimmy Asmadi Monang Pasaribu Andi Sulaeman

Approved Effective Revision Section / page Revision

Daftar Revisi / Revision Summary .......................................................................................................... i

1. Tujuan / Purpose ............................................................................................................................1

2. Lingkup / Scope ..............................................................................................................................1

3. Tanggung Jawab / Responsibilities ...............................................................................................1

4. Definisi / Definition ........................................................................................................................2

7. Bukti Kerja / Record ................................................................................................................... ..13

8. Lampiran/ Attachment ................................................................................................................ ..14

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

3. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITIES)

3.1 Manager Division

• Menyediakan sumber daya manusia, keuangan dan teknologi untuk

3.2 OHS Section / Safety Department

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

• Mengkonsultasikan dan mengkomunikasikan identifikasi bahaya dan

3.3. Karyawan (Employee)

4.1 Bahaya (Hazard)

4.2 Resiko (Risk)

4.3 Resiko yang dapat diterima (Acceptable Risk)

4.4 Identifikasi bahaya (Hazard Identification)

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

4.5 Penilaian Resiko (Risk Assesment)

5.1. Perencanaan Identifikasi Bahaya Kerja (Work Hazard Indentification plan)

Proses pelaksanaan identifikasi Bahaya kerja di lakukan pada:

• Awal implementasi OHSAS 18001 / beginning implementation of OHSAS

• Awal pelaksanaan proyek dan pelaksanaan proyek berjalan

• Pelaksanaan identifikasi setiap 1 tahun sekali dan direview setiap 6 bulan

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

5.2 Identifikasi Bahaya Kerja (Work Hazard Identification)

Identifikasi bahaya kerja harus mencakup:

• Aktivitas rutin dan tidak rutin;

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

• Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, apakah disediakan oleh

Metodologi dalam identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus :

• Ditetapkan berkenaan dengan cakupan, sifat dan waktu untuk memastikan

Hasil identifikasi dicatat dalam formulir “Daftar Identifikasi Bahaya,

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

5.3 Penilaian Resiko/ Risk assesment

Tahap 1 Penilaian berdasarkan konsekuensi / Phase 1 Assessment based on

Dapat dilakukan dengan seleksi konsekuensi terbesar terhadap manusia dengan

1 : Cidera minor atau sakit yang hanya memerlukan pertolongan pertama

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

Tahap 2. Penilaian berdasarkan kemungkinan / Assesment based on

• Dapat dilakukan dengan seleksi kemungkinan terbesar dari tingkat pilihan 5

• Setelah didapat angka Human Consequence dan Likelihood, maka untuk

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/HSE-P-002

• Kemudian berdasarkan aktivitas, potensi bahaya dan penentuan

5.4. Penentuan Pengendalian Risiko / Determine of Risk control

3. Enginering control atau Rekayasa dan Isolasi / Engineering and isolation

4. Pengendalian Administrasi / Administrative control

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/SS/HSE-P-002

5. Alat Pelindung diri / Personal Protective equipment

Penetapan pengendalian resiko dapat juga ditetapkan dengan meninjau

Apabila penetapan tingkat resiko ditemukan pada daerah yang memiliki

Apabila penetapan tingkat resiko ditemukan pada daerah yang memiliki

HAZARD IDENTIFICATION, RISK Document No. HEJ/HSE-P-002

5.4.1 Metode Penentuan Pengendalian Resiko pada kegiatan