Anda di halaman 1dari 27

1.

Operasi Hitung
Urutan langkah pengerjaan :
1) Dikerjakan operasi dalam kurung terlebih dahulu
2) Jika ada Operasi perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu
3) Operasi yang sama kedudukannya dikerjakan urut dari depan
Contoh :
a. 12 + (14-6) = 12 + 8 = 20
b. 2 x 3 – 2 : 2 = 6 – 1 = 5
c. 12 : 3 x 2 = 4 x 2 = 8

1.1 Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

I II (I X II) (I : II)
(+) (+) (+) (+)
(+) (-) (-) (-)
(-) (+) (-) (-)
(-) (-) (+) (+)
Tips : Jika perkalian berbeda tanda maka hasilnya ialah negatif. Jika
perkalian sama
tanda maka hasilnya ialah positif.
Contoh :
1. -6 + (-2) x 4 + 8 = -6 + (-8) + 8 = -6 – 8 + 8 = 6
2. -4 – (16 : (-2)) + 5 = -4 – (-8) + 5 = -4 + 8 + 5 = 9

1.2 Operasi Perkalian


Perkalian 1 angka dengan kelipatan 10
Bilangan kelipatan 10 adalah 10, 20, 30, 40, 50, ... 100, ... , 1000
Perhatikan contoh berikut ini :

Perkalian 1 angka dengan angka 2


Operasi perkalian juga mempunyai sistem simpan seperti pada
penjumlahan. Seperti contoh berikut :
4 x 38 = ...?
Perkalian ini akan mudah dikerjakan jika disusun pendek. Perkalian
dimulai dengan mengalikan bagian sebelah kanan terlebih dahulu.

Perkalian 1 angka dengan angka 3 atau lebih


Metode yang digunakan pada perkalian dengan 3 angka atau lebih, sama
dengan perkalian 2 angka. Perhatikan contoh berikut ini :
4 x 238 = ...?
1
1. 3 Pembagian
Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian. Perhatikan contoh
berikut ini :

2
Operasi Campuran Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian
Pada operasi campuran, bilangan yang berada dalam tanda kurung
pengerjaannya dilakukan terlebih dahulu. Jika pada operasi tersebut tidak
terdapat tanda kurung, pengerjaannya dilakukan mengikuti aturan berikut
a. Perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu daripada
penjumlahan dan pengurangan
b. Urutan pengerjaannya sesuai dengan urutan soal

2. FPB dan KPK


FPB dan KPK dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu pohon
faktor dan teknik sengkedan.
2.1 FPB
FPB merupakan bilangan terbesar yang mampu membagi habis
semua bilangan yang terdapat dalam soal.
Contoh:Tentukan FPB dari 30, 45, dan 60
Cara 1: pohon faktor

30 = 2 x 3 x 5
45 = 32 x 5
60 = 22 x 3 x 5
FPB dapat diperoleh dengan mengalikan semua faktor prima yang
bersekutu dengan pangkat terkecil.

3
Cara 2 : Teknik Sengkedan

30 45 60

2 15 45 30

2 15 45 15

3 5 15 5

3 5 5 5

5 1 1 1

Diperoleh FPB dengan mengalikan semua faktor prima yang


berangka tebal. FPB = 3 x 5 =15

Contoh soal cerita :

Fitri akan membuat beberapa gelang dari manik-manik. Fitri


memiliki 120 buah manik-manik ungu, 60 buah manik-manik merah,
dan 36 buah manik-manik biru. Setiap gelang terdiri atas manik-
manik yang jumlah dan warnanya sama. Berapa gelang
palingbanyak yang dapat dibuat Fitri?

Penyelesaian :
Faktorisasi prima dari 120 = 5 × 3 × 2 × 2 × 2 = 5 × 3 × 23
Faktorisasi prima dari 60 = 5 × 3 × 2 × 2 = 5 × 3 × 22
Faktorisasi prima dari 36 = 3 × 3 × 2 × 2 = 32 × 22
FPB dengan faktorisasi prima ditentukan dengan cara mengalikan
faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil.
Jadi, FPB dari 120, 60, dan 36 adalah 3 × 22 = 3 × 4 = 12.
Dengan demikian, Fitri paling banyak membuat 12 buah gelang.

2.2 KPK
KPK merupakan bilangan terkecil yang dapat dibagi habis
dengan semua bilangan yang terdapat dalam soal.
Contoh: Tentukan KPK dari 24, 28, dan 32
Cara 1: pohon faktor

4
30 = 2 x 3 x 5
36 = 22 x 32
42 = 2 x 3 x 7
KPK dapat diperoleh dengan mengalikan semua faktor prima
yang ada. Jika terdapat
faktor prima yang sama, pilih yang pangkatnya terbesar, jadi
KPK dari 30, 36, dan 42 = 22 x 32 x 5 x 7 = 1.260
Cara 2 : Teknik Sengkedan

30 36 42

2 15 18 21

2 15 19 21

3 5 3 7

3 5 1 7

5 1 1 7

7 1 1 1

KPK dapat diperoleh dengan mengalikan semua


faktor-faktor yang ada. Jadi, KPK dari 30, 36, dan 42 =
22 x 32 x 5 x 7 = 1.260

Contoh soal Cerita :

5
3. Pangkat dan Akar Bilangan
3.1 Pangkat dua
Perkalian antara dua bilangan yang sama dapat ditulis dalam
bentuk pangkat dua.
Hasilnya disebut sebagai bilangan kuadrat.
Contoh :
1. 42 = 4 x 4 = 16
(16 merupakan bilangan kuadrat)
2. 102 = 10 x 10 = 100
(100 merupakan bilangan kuadrat)
3.2 Akar pangkat dua
Akar pangkat dua atau disebut juga akar kuadrat merupakan
kebalikan dari pangkat
dua.
𝒂 𝒙 𝒂 = 𝒂𝟐 = √𝒂𝟐

Tips:
Akar pangkat dua dapat diselesaikan dengan 3 langkah. Contoh
cari √1024
1. Pisahkan 2 angka paling kanan. 10 | 24
2. Cari akar terdekat angka kelompok kiri. Akar 10 = dekat 3
3. tentukan satuan kecil atau besar. Satuan yg menghasilkan 4
adalah 2.
Didapatkan hasil √1024 = 32
Cara menentukan satuan kecil atau besar:
“Setiap angka satuan dapat dihasilkan oleh dua angka kecuali
angka 5. Misal angka satuan 4 dapat dihasilkan oleh 2 dan 8.”
(dari contoh di atas) satuan yang menghasilkan 4 adalah 2 dan 8.
Karena 10 – 9 = 1 lebih kecil dari 3, maka dipilih angka 2. Jadilah
hasil 32.
Jika didapatkan hasil lebih besar atau sama dengan maka dipilih
satuan besar.
3.3 Pangkat Tiga
Perkalian antara tiga bilangan yang sama dapat ditulis dalam
bentuk pangkat tiga. Hasilnya disebut sebagai bilangan kubik.

3.4 Akar Pangkat tiga


Akar pangkat tiga atau disebut juga akar kubik merupakan
kebalikan dari pangkat tiga.
𝟑
𝒂 𝒙 𝒂 𝒙 𝒂 = 𝒂𝟑 , 𝒎𝒂𝒌𝒂 √𝒂𝟑 = 𝒂

Tips:
Akar pangkat tiga dapat diselesaikan dengan 3 langkah. Contoh:
3
Cari √5832
1. Pisahkan 3 angka paling kanan. 5 | 832
2. Cari akar kubik terdekat angka kelompok kiri. Akar kubik 5 =
dekat dengan 13 = 1

6
3. Lihat angka paling belakang, yaitu angka 2, angka yang
jika dipangkatkan bisa menghasilkan satuan 2 adalah 8.

Didapatkan hasil 18.

Angka Satuan Angka Satuan


Bilangan dalam Akar Pangkat Tiga
Akar
1, 4, 5, 6, 9 1, 4, 5, 6, 9 (tetap)
2 8
3 7
7 3
8 2

4. Pecahan
4.1. Jenis Pecahan
a. Pecahan Biasa
𝑎
Pecahan yang dinyatakan dalam bentuk 𝑏 , dengan a dan b
adalah bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
1 3 3
Contoh : 4 , 67 , 2
b. Pecahan Campuran
𝑎
Pecahan campuran dinyatakan dalam bentuk 𝑐 𝑏 , dengan
a, b dan c adalah bilangan bulat dan b tidak sama dengan
nol.
Contoh:

Bagian kotak yang diarsir pada gambar di atas


2
menunjukkan pecahan campuran 1 3
c. Desimal
Bilangan desimal ditulis menggunakan tanda koma (,)
misalnya 0,2 atau 2,75.
Contoh:
2,75 Dibaca dua koma tujuh lima
Angka 2 menempati tempat satuan, angka 7 menempati
tempat persepuluhan, dan angka 5 menempati tempat
seperseratusan.
d. Persen
Persen berarti pecahan dengan penyebut seratus.
Bilangan persen ditulis menggunakan tanda
persen (%), misalnya 30% atau 85%.

4. 2 Mengubah Bentuk Pecahan


a. Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran dan
sebaliknya

7
 Jika pembilang suatu pecahan lebih dari
penyebutnya, pecahan tersebut dapat diubah
menjadi pecahan campuran.

 Untuk mengubah pecahan campuran menjadi


pecahan biasa, kalikan bilangan bulat dengan
penyebutnya, lalu jumlahkan dengan pembilangnya.
Penyebutnya tetap.

Contoh :
17
1. 12 = 17 ∶ 12 = 1 𝑠𝑖𝑠𝑎 5
17 5
Jadi bentuk pecahan campuran adalah 12 = 1 12
3 (2 𝑥 5)+ 3 13
2. 2 5 = =
5 5

3 13
Jadi bentuk pecahan biasa dari 2 5 = 5
b. Mengubah pecahan biasa atau campuran menjadi
desimal dan sebaliknya
 Pecahan biasa atau campuran dapat dibentuk
menjadi desimal dengan mengubah penyebut
menjadi 10, 100, 1000 atau seterusnya. Banyak
angka nol di penyebut sama banyak dengan banyak
angka di belakan g koma pada bilangan desimal.
 Bentuk desimal dapat dijadikan bentuk pecahan
biasa atau campuran dengan membuat pecahan
berpenyebut 10, 100, 1.000 dan seterusnya terlebih
dahulu, lalu sederhanakan

Contoh :
7 7𝑥2 14 4
1. 5 = 5 𝑥 2 = = 1 10 = 1, ,4
10

2 2∶2 1
2. 0,2 = 10 = 10∶2 = 5

(ada 1 angka dibelakang koma, jadi 0.2 diubah


menjadi pecahan dengan penyebut 10. Jika ada 2
angka dibelakang koma maka menjadi pecahan
dengan penyebut 100 dan seterusnya.
c. Mengubah pecahan biasa atau campuran menjadi
persen dan sebaliknya
 Untuk pecahan biasa atau campuran, ubah
penyebut menjadi 100 terlebih dahulu.
 Untuk bentuk peren, ubah menjadi pecahan
biasa berpenyebut 100, lalu sederhanakan.

Contoh :
3 3 𝑥 20 60
1. 5 = 5 𝑥 20 = = 60%
100
50 50∶50 1
2. 50% = 100
= 100:50
=2

8
4. 3 Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

4.3.1 Penjumlahan Pecahan


Menjumlahkan bilangan pecahanan biasa yang memiliki
penyebut dengan angka yang sama dapat dilakukan dengan
cara menjumlahkan pembilangnya saja seperti berikut.

Namun apabila bilangan yang akan dijumlahkan memiliki


penyebut dengan angka yang berbeda maka hal pertama yang
harus dilakukan adalah menyamakan penyebut agar kedua
pembilang memiliki angka penyebut yang sama.

Cara untuk menyamakan kedua pembilang yang memiliki


penyebut dengan angka berbeda adalah dengan menggunakan
operasi hitung KPK, dimana KPK dari 3 dan 5 adalah 15. Baik
penyebut maupun pembilang harus dikalikan dengna angka
yang sama dan hal ini hanya berlaku apabila dua pembilang
memiliki penyebut dengan angka yang berbeda.

4.3.1 Pengurangan Pecahan


Pada prinsipnya, konsep pengurangan bilangan pecahan biasa
sama dengan konsep penjumlahan pecahan biasa, dimana
Anda tinggal mengurangi pembilangnya saja.

Namun apabila bilangan yang akan dikurangi memiliki


penyebut dengan angka yang berbeda maka hal pertama yang
harus dilakukan adalah menyamakan penyebut agar kedua
pembilang memiliki angka penyebut yang sama.

Cara untuk menyamakan kedua pembilang yang memiliki


penyebut dengan angka berbeda adalah dengan menggunakan
operasi hitung KPK, dimana KPK dari 2 dan 6 adalah 12. Baik
penyebut maupun pembilang harus dikalikan dengna angka
yang sama dan hal ini hanya berlaku apabila dua pembilang
memiliki penyebut dengan angka yang berbeda.

9
5. Satuan Ukur
5.1 Konversi Satuan Waktu
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit
1 jam = 3600 detik
1 hari = 24 jam
1 hari = 1440 menit
1 hari = 86400 detik
1 minggu = 7 hari
1 minggu = 168 jam
1 minggu = 10080 menit
1 minggu = 604800 detik
1 bulan = 28, 29, 30 atau 31 hari
1 tahun = 12 bulan
1 tahun = 365 atau 366 hari
1 lustrum = 5 tahun
1 windu = 8 tahun
1 dasawarsa = 10 tahun
1 dekade = 10 tahun
1 abad = 100 tahun
1 abad = 10 dasawarsa
1 abad = 10 dekade
1 abad = 12,5 windu
1 abad = 20 lustrum
1 milenium = 1000 tahun
1 milenium = 10 abad
1 milenium = 100 dasawarsa
1 milenium = 100 dekade
1 milenium = 200 lustrum

Bulan
Januari= 31 hari
Februari = 28 hari (29 hari pada tahun kabiset)
Maret = 31 hari
April = 30 hari
Mei = 31 hari
Juni = 30 hari
Juli = 31 hari
Agustus = 31 hari
September = 30 hari
Oktober = 31 hari
November = 30 hari
Desember = 31 hari +
365 hari (366 untuk tahun kabiset)

Tahun kabiset adalah tahun yang


habis dibagi 4. Contoh : 2004, 2008, 2012

Mengubah Satuan Ukur Volume


Seminggu = .... detik

10
Penyelesaian :
Seminggu = 7 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik
= 604.800 detik

Penjumlahan dan Pengurangan Satuan Waktu

7 jam + 10 menit + 2 detik = .... detik


Penyelesaian :
(7 x 3600 detik) + (10 x 60 detik) + 2 detik =
25.200 detik + 600 detik + 2 detik = 25.802 detik

Soal cerita (Terapan, Waktu, Jarak dan Kecepatan)

Ani berangkat ke sekolah dengan naik sepeda pad pukul 6.10. Ia


tiba pukul 8.10. Jarak sekolah dengan rumah Ani adalah 30 km.
Berapakah kecepatan Ani mengendarai sepeda?
Penyelesaian :
Diketahui :
Waktu berangkat = 6.10
Waktu tiba = 8.10
Jarak tempuh = 30 km
Ditanyakan :
Kecapatan Ani mengendarai sepeda
Penyelesaian :
Waktu tempuh = waktu tiba-waktu berangkat
= 8.10 – 6.10 = 2 jam
Kecepatan = jarak tempuh / waktu tempuh = 30 km / 2 jam = 15
km/jam
Jadi, Ani mengendarai sepeda dengan kecepatan 15 km/jam

5. 2 Satuan Ukur Berat


Hampir sama dengan metode pada satuan ukur panjang, jika
naik satu tingkat dibagi 10 dan jika turun dikali 10.

11
Satuan ukur berat lainnya :
1 kwintal = 100 kg
1 ton = 10 kwintal = 1.000 kg
1 ons = 1 hg = 100 gram = 0,1 kg
1 pon = 500 gr = 0,5 kg

Contoh :
4 kg + 2 hg + 7 ons + 3 g + 3 pon = ... g
Penyelesaian :
Langkah pertama menyamakan satuannya terlebih dahulu.
Karena hasil akhir yang diminta dalam gram, semua satuan
harus dijadika gram.
4 kg = 4 x 1000 g = 4.000 g
2 hg = 2 x 100 g = 200 g
7 ons = 7 x 100 g = 700 g
3 pon = 3 x 500 = 1.500 g
Setelah satuannya sama, semua langsung dijumlahkan.
4.000 g + 200 g + 700 g + 1.500 g = 6.400 g

5. 3 Satuan Ukur Panjang

12
Contoh :
1. Berapakan nilai konversi 100 cm dalam satuan dm = ...?
Pembahasan:
Karena satuan dm berada 1 tingkat diatas cm, maka harus dibagi
10
100
100 𝑐𝑚 = 10 = 10 𝑑𝑚

2. Berapakan nilai konversi 10 mm dalam satuan m = ...?


Pembahasan:
Karena satuan m berada 3 tingkat diatas mm, maka harus dibagi
1000
10
10 𝑚𝑚 = 1000 = 0,01 𝑚

5. 4 Satuan Ukur Luas

Contoh :
Ubahlah ke satuan yang diminta!
1. 3 m2 = … cm2
2. 50 dm2 = … m2
Penyelesaian :
1. 3 m2 = … cm2
karena m2 ke cm2 turun dua tangga maka dikali 10.000
Jadi, 3 m2 = 3 x 10.000 = 30.000 cm2
2. 50 dm2 = … m2
karena dm2 ke m2 naik satu tangga maka dibagi 100
Jadi, 50 dm2 = 50 : 100 = 0,5 m2

6. Sifat-sifat dan Rumus Bangun Datar

6.1 Sifat-Sifat Dan Rumus Persegi


Pada bangun datar persegi, mempunyai sifat-sifat diantaranya :

13
 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut
 Memiliki 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
 Keempat sisinya sama panjang
 Keempat Sudutnya sama besar yaitu 90 derajat (siku-siku)
 Memiliki 4 simetri lipat
 Memiliki simetri putar tingkat 4
Rumus :
 Luas = s x s
 Keliling = 4 x s

Contoh :

Sebuah persegi memiliki sisi 5 cm, tentukan luas dan keliling


bangun tersebut !

Penyelesaian :

a. Luas persegi ABCD =sxs


= 5 cm x 5 cm
= 25 cm2.
Jadi, luas persegi ABCD adalah 25 cm2.
b. Keliling persegi ABCD = 4 x s
= 4 x 5 cm
= 20 cm.
Jadi, keliling persegi ABCD adalah 20 cm.

6.2 Sifat Sifat Dan Rumus Persegi Panjang


Pada bangun datar persegi panjang, mempunyai sifat-sifat
diantaranya :

 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut


 Memiliki 2 pasang sisi sejajar, berhadapan dan sama panjang

14
 Memiliki 4 sudut yang besarnya 90 derajat
 Keempat sudutnya siku-siku
 Memiliki 2 diagonal yang sama panjang
 Memiliki 2 simetri lipat
 Memiliki Simetri putar tingkat 2
Rumus :
 Luas = p x l
 Keliling = 2(p+l)

Contoh :

Sebuah persegi panjang EFGH, memiliki lebar 5 cm dan panjang


10 cm, tentukan,
a. Luas Persegi panjang EFGH
b. Keliling Persegi panjang EFGH

.
a. Tentukan luas persegi panjang EFGH!
b. Tentukan keliling persegi panjang EFGH!

Penyelesaian :
a. Luas persegi panjang EFGH =pxl
= 10 cm x 5 cm
= 50 cm2.
Jadi, luas persegi panjang EFGH adalah 50 cm2.
b. Keliling persegi panjang EFGH = 2 x (p + l)
= 2 x (10 cm + 5 cm)
= 2 x 15 cm.
= 30 cm
Jadi, keliling persegi panjang EFGH adalah 30 cm.

6. 3 Sifat Sifat Dan Rumus Segitiga


Pada bangun datar Segitiga, mempunyai sifat-sifat
diantaranya :
 Mempunyai 3 sisi dan 3 titik sudut
 Jumlah ketiga sudutnya 180 derajat
Rumus:
 Luas = ½ x a x t
 Keliling = AB + BC + AC

15
Bangun segitiga terdiri dari 4 macam, jika dibedakan menurut
panjang susu segitiga tersebut yaitu : segitiga sama sisi,
segitiga sama kaki, segitiga siku-siku dan segitiga sembarang.
Pada bangun datar Segitiga sama sisi, mempunyai sifat-sifat
diantaranya :

 Mempunyai 3 buah sisi sama panjang, yaitu AB=BC=CA


 Mempunyai 3 buah sudut yang besar , yaitu <ABC , <BCA,
<CAB
 Mempunyai 3 sumbu simetri.
 Mempunyai 3 simetri putar dan 3 simetri lipat

Pada bangun datar Segitiga sama kaki, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang, yaitu BC=AC


 Mempunyai 2 buah sudut sama besar, yaitu < BAC = <ABC
 Mempunyai 1 sumbu simetri.
 Dapat menempati bingkainya dalam dua cara.

Pada bangun datar Segitiga siku-siku, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Mempunyai 1 buah sudut siku-siku,yaitu <BAC


 Mempunyai 2 buah sisi yang saling tegak lurus, yaitu BA dan
AC

16
 Mempunyai 1 buah sisi miring yaitu BC
 Sisi miring selalu terdapat di depan sudut siku-siku.
 Segitiga siku-siku samakaki memiliki 1 sumbu simetri.

Pada bangun datar Segitiga sembarang, mempunyai sifat-


sifat diantaranya :

 Mempunyai 3 buah sisi yang tidak sama panjang.


 Mempunyai 3 buah sudut yang tidak sama besar.

Contoh :

Sebuah bangun datar segitiga BAC, dengan siku-siku di A


memiliki panjang sisi AB = 4cm, BC = 5cm dan AC = 3cm

a. Tentukan luas segitiga BAC !


b. Tentukan keliling segitiga BAC !

Penyelesaian :
a. Luas segitiga BAC = ½ x a x t
= ½ x 3 cm x 4 cm
= 6 cm
Jadi, luas segitiga BAC adalah 6 cm2.

b. Keliling segitiga BAC = Sisi AB + Sisi BC + Sisi CA


= 4 cm + 5 cm + 3 cm
= 12 cm
6.4 Sifat Sifat Dan Rumus Jajaran Genjang

Pada bangun datar Jajaran Genjang, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

17
 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut
 Memiliki 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang
 Memiliki 2 sudut tumpul dan 2 sudut lancip
 Sudut yang berhadapan sama besar
 Diagonalnya tidak sama panjang
 Tidak memiliki simetri lipat
 Memiliki simetri putar tingkat 2
RUMUS :
 Luas = a x t
 Keliling = AB + BC + CD + AD

Contoh :
Sebuah bangun datar jajar genjang ABCD mempunyai tinggi 7
Cm, panjang sisi AB=DC=AD=BC=8Cm

a. Tentukan luas jajaran genjang ABCD!


b. Tentukan keliling jajaran genjang ABCD!

Pembahasan:
a. Luas jajaran genjang ABCD = a x t
= 8 cm x 7 cm
= 56 cm2

Jadi, luas jajaran genjang ABCD adalah 56 cm2.


b. Keliling jajaran genjang ABCD =s+s+s+s
= AB + BC + CD + DA
= 8 cm + 8 cm + 8 cm + 8 cm
= 32 cm.
Jadi, keliling jajaran genjang ABCD adalah 32 cm.

18
6. 5 Sifat Sifat Dan Rumus Trapesium

Pada bangun datar Trapesium, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut


 Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama panjang
 Sudut - sudut diantara sisi sejajar besarnya 180 derajat
RUMUS :
 Luas = (Jumlah sisi Sejajar) x t /2
 Keliling = AB + BC + CD + AD

Trapesium mempunyai 3 bentuk, diantaranya :

Trapesium siku-siku

 Mempunyai 2 sudut siku-siku


 Diagonal tidak sama panjang
 Tidak mempunyai simetri lipat

Trapesium sama kaki

 Sisi diantara sisi sejajar sama panjang.


 Memiliki 2 pasang sudut yang sama besar.
 Diagonal sama panjang.
 Memiliki 1 simetri lipat.

19
Trapesium sembarang

 Keempat sisinya tidak sama panjang.


 Keempat sudutnya tidak sama besar.
 Diagonalnya tidak sama panjang.
 Tidak memiliki simetri lipat.

Contoh :
Sebuah bangun datar trapesium EFGH, mempunyai panjang sisi
EF= 16 cm, HG= 6 cm dan memiliki tinggi 7 cm

a. Tentukan Luas trapesium EFGH

b. Tentukan Keliling trapesium EFGH

Pembahasan:
a. Luas trapesium EFGH = ½ x (a + b) x t
= ½ x (16 cm + 6 cm) x 7 cm
= ½ x 22 cm x 7 cm
= 11 cm x 7 cm
= 77 cm2
Jadi, luas trapesium EFGH adalah 77 cm2.
b. Keliling trapesium EFGH = s + s + s + s
= EF + FG + GH + HE
= 16 cm + 8 cm + 6 cm + 8 cm
= 38 cm.
Jadi, keliling trapesium EFGH adalah 38 cm.

20
6.6 Sifat Sifat Dan Rumus Layang - Layang

Pada bangun datar Layang - Layang, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut


 Memiliki 2 pasang sisi yang sama panjang
 Memiliki 2 sudut yang sama besar
 Diagonalnya berpotongan tegak lurus
 Salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain sama
panjang
 Memiliki 1 simetri lipat.
RUMUS :
 Luas = ½ x AC x BD
 Keliling = AB + BC + CD + AD atau 2 x (AB+BC)

Contoh :
Sebuah bangun datar layang-layang ABCD memiliki panjang
sisi AB=AD=12 Cm, CB=CD=22 Cm, Panjang diagonal AC=30
Cm, Panjang diagonal BD=15 Cm.

a. Tentukan Luas layang-layang ABCD


b. Tentukan Keliling layang-layang ABCD
Penyelesaian:
a. Luas layang-layang ABCD = ½ x d1 x d2
= ½ x AC x BD
= ½ x 30 cm x 15 cm
= 225 cm2
Jadi, luas layang layang ABCD adalah 225 cm2

21
b. Keliling layang layang ABCD = 2 x (x + y)
= 2 x (AB + BC)
= 2 x (12 cm + 22 cm)
= 2 x 34 cm
= 68 cm
Jadi, keliling layang layang ABCD adalah 68 cm.

6.7 Sifat Sifat Dan Rumus Belah Ketupat

Pada bangun datar Belah Ketupat, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut


 Keempat sisinya sama panjang
 Memiliki 2 pasang sudut yang berhadapan sama besar
 Diagonalnya berpotongan tegak lurus
 Memiliki 2 simetri lipat
 Memiliki simetri putar tingkat 2
RUMUS :
 Luas = ½ AC x BD
 Keliling = AB + BC + CD + AD

Contoh :

Gambar ABCD di atas ini adalah belah ketupat, dengan AB = 10


cm, AE = 8 cm, dan DE = 6 cm. Tentukanlah keliling dan luasnya.
Penyelesaian:
a. Keliling = 4 x sisi
Keliling = 4 x AB
Keliling = 4 x 10 cm
Keliling = 40 cm
Jadi, keliling belah ketupat ABCD tersebut adalah 40 cm
b. d1 = 2 x AE = 2 x 8 cm = 16 cm
d2 = 2 x DE = 2 x 6 cm = 12 cm
maka,
Luas = ½ x d1 x d2
Luas = ½ x 16 cm x 12 cm

22
Luas = 96 cm2
Jadi, luas belah ketupat itu adalah 96 cm2

6.8 Sifat Sifat Dan Rumus Lingkaran

Pada bangun datar Lingkaran, mempunyai sifat-sifat


diantaranya :

 Mempunyai 1 sisi
 Memiliki simetri putar dan simetri lipat tak terhingga
RUMUS :
 Luas = πr2
 Keliling = 2πr

Contoh :
Sebuah bangun datar Lingkaran, mempunyai diameter 14 cm

a. Tentukan Luas lingkaran


b. Tentukan Keliling lingkaran
Penyelesaian:
a. Luas lingkaran = π x r2
= 22/7 x 7 cm x 7 cm
= 154 cm2
Jadi, luas lingkaran adalah 154 cm2
b. Keliling lingkaran = π x d
= 22/7 x 14 cm
= 44 cm.
Jadi, keliling lingkaran adalah 44 cm.

7. Sifat-sifat dan Rumus Bangun Ruang

7.1 Sifat Bangun Ruang Kubus

23
Sifat-sifat yang menjadi ciri khas dari kubus adalah:
 mempunyai enam buah sisi dengan ukuran dan bentuk yang
sama persis.
 jumlah rusuk yang membentuknya ada 12 buah denga ukuran
yang sama persis.
 rusuk tersebut saling bertemu dan membentuk delapan buah
sudut yang besarnya sama (900)
RUMUS :
 Luas salah satu sisi = rusuk x rusuk
 Luas Permukaan Kubus = 6 x rusuk x rusuk
 Keliling Kubus = 12 x rusuk
 Volume Kubus = rusuk x rusuk x rusuk (rusuk 3)

7.2 Sifat Bangun Ruang Balok


Sifat-sifat yang menjadi cirikhas dari balok adalah:

 mempunyai empat buah sisi dengan bentuk persegi panjang


 ada dua buah sisi yang memiliki bentuk sama.
 terdapat empat buah rusuk yang memiliki ukuran sama persis.
RUMUS :
 Luas Permukaan Balok = 2 x {(pxl) + (pxt) + (lxt)}
 Diagonal Ruang = Akar dari (p kuadrat + l kuadrat + t kuadrat)
 Keliling Balok = 4 x (p + l + t)
 Volume Balok = p x l x t (sama dengan kubus, tapi semua rusuk
kubus sama panjang).

7.3 Sifat Bangun Ruang Tabung

24
Sifat-sifat yang menjadi ciri khas tabung adalah:
 memiliki sisi alas dan atas yang bentuknya sama berupa
lingkaran.
 mempunyai sisi lengkung atau selimut yang menghubungkan
sisi alas dan atas.
RUMUS :
 Volume = luas alas x tinggi, atau
luas lingkaran x t
 Luas = luas alas + luas tutup + luas selimut, atau
( 2 x π x r x r) + π x d x t)

7.4 Sifat Bangun Ruang Kerucut

Sifat-sifat yang menjadi ciri khas kerucut adalah:


 mempunyai sebuah alas yang bentuknya lingkaran
 mempunyai titik puncak atas
 memiliki selimut (sisi) yang berbentuk lengkungan.
RUMUS:
 Volume = 1/3 x π x r x r x t
 Luas = luas alas + luas selimut

25
7.5 Sifat Bangun Ruang Limas Segitiga

Sifat-sifat yang menjadi cirikhas dari limas segitiga adalah:


 memiliki alas yang berbentuk segitiga
 terdapat tiga buah sisi yang bentuknya segitiga
 terbentuk dari enam buah rusuk
 mempunyai tiga rusuk yang sama persis ukurannya.
 mempunyai titik puncak atas.
RUMUS:
Luas Limas Segitiga = jumlah luas keempat sisinya
Volume limas segitiga yaitu V = 1/3 x {1/2 x Panjang x Lebar } x
Tinggi

7.6 Sifat Bangun Ruang Limas Segiempat

Sifat-sifat yang menjadi cirikhas dari limas segiempat


adalah:
 bentuk alasnya berupa segiempat
 mempunyai empat buah sisi yang bentuknya segitiga
 ada empat buah rusuk yang ukurannya sama persis.
 mampunyai titik puncak atas
RUMUS:
 Volume = 1/3 luas alas tinggi sisi
 Luas = luas alas + jumlah luas sisi tegak

26
7.7 Sifat Bangun Ruang Prisma

Sifat-sifat yang menjadi cirikhas dari prisma adalah:


 mempunyai tiga buah sisi, dua buah sisi berbentuk segitiga
dan tiga buah sisi berbentuk persegi panjang.
 mempunyai 6 buah titik sudut
 jumlah rusuknya ada sembilan
RUMUS:
 Luas Prisma = (2.luas alas )+ luas selubung
 Volume Prisma =luas alas x tinggi

7.8 Sifat Bangun Ruang Bola

Sifat-sifat yang menjadi cirikhas dari bola adalah:


 hanya memiliki satu buah sisi
 tidak mempunyai titik sudut
 hanya mempunyai sebuah sisi lengkung yang tertutup
RUMUS:
 Luas Bola = 4 x π x r2
 Volume Bola = 4/3 x π x r3, π = 3,14 atau 22/7

27

Anda mungkin juga menyukai