Anda di halaman 1dari 2

Hermeneutika Schleiermacher

Oleh:
Ismail Ahmed (11160340000071)

Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher (1768-1834) merupakan tokoh hermeneutika


yang berkontribusi dalam menjadikan hermeneutika -yang pada mulanya merupakan
hermeneutika khusus atau spesifik- sebagai hermeneutika umum atau universal, karena
Schleiermacher merupakan tokoh hermeneutika yang pertama kali mencoba menetapkan
hermeneutika -yang pada mulanya hanya dipahami secara spesial sebagai interpretasi atas
teks-teks kuno- menjadi satu metode umum penafsiran yang dapat diterapkan pada semua
jenis teks, tidak hanya terbatas pada kitab suci dan sastra.1
Menurut Schleiermacher, tujuan utama hermeneutika adalah untuk mencapai maksud
-yang diingini oleh- pengarang teks itu sendiri. Menurutnya, seni memahami atau yang lebih
dikenal dengan hermeneutika -dalam mencapai maksud pengarang- mempunyai dua tugas
utama, yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis. Interpretasi gramatikal
merupakan syarat berpikir setiap orang, dan interpretasi psikologis memungkinkan seseorang
dapat menangkap ‘setitik cahaya’ pribadi si penulis. Kompetensi linguistik dan kemampuan
memahami seseorang sangat menentukan keberhasilan dalam bidang seni penafsiran.2
Hermeneutika mempunyai tugas untuk memahami teks sebaik atau lebih baik
daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik daripada memahami
diri sendiri.3 Hal tersebut bukan berarti bahwa pembaca -akan- lebih benar memahami teks
daripada penulisnya. Sebaliknya, pembaca tidak memiliki akses langsung ke dalam dunia
mental penulis, maka ia perlu mengerti banyak hal lain yang terkait dengan teks itu agar
dapat memasuki isi pikiran penulis. Hal-hal lain yang diketahui oleh pembaca itu sebenarnya
tidak diketahui atau tidak disadari oleh penulisnya.4 Schleiermacher merumuskan dua cara
untuk mencapai hal tersebut, yaitu rekonstruksi historis objektif dan subjektif terhadap
sebuah pernyataan. Rekonstruksi historis objektif bertujuan membahas sebuah pernyataan
dalam hubungan dengan bahasa sebagai keseluruhan. Dan rekonstruksi historis subjektif
bertujuan untuk membahas awal mulanya sebuah pernyataan masuk dalam pikiran

1
Fahruddin Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hlm. 7.
2
E. Sumaryono, Hermeneutika: Sebuah Metode Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,1999), hlm. 41.
3
E. Sumaryono, Hermeneutika..., hlm. 41.
4
https://www.academia.edu/23718746/SENI_MEMAHAMI_Hermeneutika_dari_Schleiermacher_sampai_Gada
mer_1, diakses pada Kamis, 04 April 2019 pukul 11.00 WIB.
seseorang.5 Dengan demikian, makna teks dapat dipahami, jika pembaca seolah-olah masuk
ke dalam kulit penulis teks, dan hal itu tidak terjadi secara subyektif belaka.
Schleiermacher mengatakan bahwa pokok kajian hermeneutikanya adalah tentang
gramatikal dan psikologis. Ia menganggap bahwa pemahaman hanyalah sebuah keberadaan
dua keadaan yang saling terkait, gramatikal dan psikologi. Hermeneutika gramatikal
mempelajari tentang bahasa dan sejarahnya. Sedangkan hermeneutika psikologis memandang
bahasa sebagai ungkapan hidup seseorang.
Hermeneutika gramatikal merupakan penafsiran yang didasarkan atas analisa bahasa,
melalui analisa bahasa, sisi objektif sebuah penafsiran dapat ditemukan. Hermeneutika
psikologis menganggap bahwa sebuah teks tidak bisa dipahami sendiri, tanpa melibatkan
keadaan pengarang teks. Karena -menurut Schleiermacher- teks hanyalah sebuah ekspresi diri
seseorang, yang mana itu merupakan respon dari lingkungannya. Artinya, teks itu tidak bisa
lepas dari keadaan historis ketika teks itu ditulis. Dan keterkaitan kedua hal tersebut dapat
dipahami dengan memahami kejiwaan pengarang teks. Hal tersebut juga akan berimplikasi
kepada pemahaman secara utuh, termasuk di dalamnya tentang apa maksud asli dari
pengarang.6
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa -minimal- ada dua kata kunci dalam
memahami sebuah teks -menurut Schleiermacher-, yaitu teks atau bahasa itu sendiri dan juga
konteks yang melatarbelakangi pengarang teks tersebut.

5
E. Sumaryono, Hermeneutika..., hlm. 41.
6
https://www.kompasiana.com/puteradarwis/5630756eb69373680859d54e/schleiermacher-hermeneutika-
romantis?page=all, diakses pada Kamis, 04 April 2019 pukul 11. 10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai