Anda di halaman 1dari 17

Al-Amwal, Volume 9, No.

1 Tahun 2017

Dampak Keberadaan Pariwisata Religi terhadap Perkembangan Ekonomi


Masyarakat Cirebon

Ridwan Widagdo, Sri Rokhlinasari


Program Studi Perbankan Syariah, FSEI, IAIN Syekh Nurjati, Cirebon
Email: ridwanwidagdo@ymail.com

Abstrak

Industri pariwisata mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan dan


pengembangan suatu daerah. Bahkan pada beberapa daerah menunjukkan bahwa industri
pariwisata mampu mendongkrak daerah tersebut dari keterbelakangan dan menjadikannya
sebagai sumber pendapatan utama. Dampak dari adanya pariwisata yang menguntungkan
seperti terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya pendapatan, dan meningkatnya
keramaian. Sedangkan dampak yang merugikan seperti mahalnya harga barang-barang,
rusaknya daerah sekitar dan melunturnya kebudayaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif di mana penulis berusaha
mengekplorasi kedalaman data yang di peroleh dari wawancara dengan Responden
sehingga data yang di peroleh menjadi valid untuk di analisis. Lokasi penelitian ini adalah
tempat tempat wisata religi yang ada di Cirebon baik di kota maupun kabupaten. Data
penelitian ini meliputi tiga data yaitu data primer, data sekunder, dan data tersier. Setelah
data diperoleh, selanjutnya akan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif-kualitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya obyek
wisata religi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan usaha untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat dan peningkatan ekonomi atau pengahasilan ini akan
terasa cukup signifikan apabila ada moment-moment yang dilakukan oleh pihak pengelola
pariwisata, dampak yang cukup signifikan lainya bagi kehidupan masyarakat Cirebon
adalah dapat terciptanya lapangan pekerjaan baru untuk warga di sekitar tempat wisata
baik untuk keluarga maupun untuk orang lain.

Kata kunci: Dampak, Pariwisata Religi, Ekonomi Masyarakat

Abstract
The tourism industry has an important role in development efforts and development
of a region. Even in some areas indicate that the tourism industry is able to increase the
area of backwardness and make it as a primary source of revenue. The effects of their
lucrative tourism such as job creation, rising incomes, and increasing crowds. While the
adverse impacts such as high prices of goods, damage to the surrounding area and lost of
the culture.
This study uses a qualitative approach in which the author tried to explore the depth
of the data that was obtained from interviews with respondents so that the data obtained
into valid for in the analysis. The location of this research is a religious tourist spot in both
the city and district of Cirebon. Data of the study contains of three kinds data, which are
primary data, secondary data, and tertier data. Once the data is obtained, the next will be
analyzed with descriptive qualitative analysis techniques.

59
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

The results of this study can be concluded that the object of religious tourism has
enormous influence in the development effort to improve the local economy and increase in
economics or income this can be quite significant if there are moments that made by the
manager of tourism, a considerable impact significant other for a community in Cirebon is
able to create new jobs for residents around the tourist attractions both for families and
for others.

Key words: Impact, Religious Tourism, Economic Community

Pendahuluan meningkatkan pendapatan nasional dalam


Pariwisata merupakan bagian dari rangka meningkatkan kesejahteraan dan
sektor industri di Indonesia yang kemakmuran rakyat, memperluas dan
prospeknya cerah, dan mempunyai potensi memeratakan kesempatan berusaha dan
serta peluang yang sangat besar untuk lapangan kerja, mendorong pembangunan
dikembangkan. Peluang tersebut didukung daerah, memperkenalkan dan
oleh kondisi-kondisi alamiah, seperti letak mendayagunakan obyek dan daya tarik
dan keadaan geografis (lautan dan daratan wisata di Indonesia serta memupuk rasa
sekitar khatulistiwa), lapisan tanah yang cinta tanah air dan mempererat
subur dan panoramis (akibat ekologi persahabatan antar bangsa.3
geologis), serta berbagai flora dan fauna Perkembangan pariwisata juga
yang memperkaya isi daratan dan mendorong dan mempercepat
lautannya.1 pertumbuhan ekonomi. Kegiatan
Sektor pariwisata merupakan pariwisata menciptakan permintaan, baik
sektor yang potensial untuk konsumsi maupun investasi yang pada
dikembangkan sebagai salah satu sumber gilirannya akan menimbulkan kegiatan
pendapatan daerah. Usaha memperbesar produksi barang dan jasa. Selama
pendapatan asli daerah, maka program berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga
pengembangan dan pemanfaatan sumber secara langsung menimbulkan permintaan
daya dan potensi pariwisata daerah pasar barang dan jasa. Selanjutnya
diharapkan dapat memberikan sumbangan wisatawan secara tidak langsung
bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata menimbulkan permintaan akan barang
dipandang sebagai kegiatan yang modal dan bahan untuk berproduksi
mempunyai multidimensi dari rangkaian memenuhi permintaan wisatawan akan
proses pembangunan. Pembangunan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha
sektor pariwisata menyangkut aspek sosial memenuhi permintaan wisatawan
budaya, ekonomi dan politik.2 diperlukan investasi di bidang transportasi
Hal tersebut sejalan dengan yang dan komunikasi, perhotelan dan
tercantum dalam Undang-Undang Nomor akomodasi lain, industri kerajinan dan
10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan industri produk konsumen, industri jasa,
yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan rumah makan restoran dan lain-lain.4
Kepariwisataan ditujukan untuk
3
Republik Indonesia, 1999, Undang-
1
J James Spillane, Pariwisata Indonesia Undang Otonomi Daerah, Kuraiko Pratama
Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Bandung, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 39 Tentang Kepariwisataan.
2 4
J James Spillane, Pariwisata Indonesia J James Spillane, Pariwisata Indonesia
Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 14 (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 20

60
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

Sejalan dengan hal tersebut lainnya. Pariwisata akan berkembang


dampak pariwisata terhadap kondisi sosial seiring dengan perkembangan
ekonomi masyarakat lokal dikelompokan transportasi, telekomunikasi, sumberdaya
oleh Cohen (1984) menjadi delapan manusia, lingkungan hidup dan lain
kelompok besar, yaitu (1) dampak sebagainya.
terhadap penerimaan devisa, (2) dampak 3. Tumpuan pariwisata sebagai kekuatan
terhadap pendapatan masyarakat, (3) daya saing terletak pada sumber daya
dampak terhadap kesempatan kerja, (4) yang terolah dengan baik.
dampak terhadap harga-harga, (5) dampak Banyaknya masyarakat Cirebon
terhadap distribusi masyarakat atau yang berprofesi sebagai pedagang
keuntungan, (6) dampak terhadap mempunyai harapan bahwa semua
kepemilikan dan control, (7) dampak dagangan dan jasa yang mereka tawarkan
terhadap pembangunan pada umumnya kepada wisatawan dapat memuaskan dan
dan (8) dampak terhadap pendapatan nantinya wisatawan akan kembali lagi
pemerintah. Majunya industri pariwisata untuk menikmati dagangan dan jasa yang
suatu daerah sangat bergantung kepada mereka tawarkan. Keberadaan wisatawan
jumlah wisatawan yang datang, karena itu banyak memberikan masukan atau devisa
harus ditunjang dengan peningkatan bagi daerah atau masyarakat setempat
pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata karena mereka membelanjakan uang yang
(DTW) sehingga industri pariwisata akan dibawanya untuk makan, minum, membeli
berkembang dengan baik. Negara cinderamata dan sebagainya. Masyarakat
Indonesia yang memiliki pemandangan daerah setempat secara tidak langsung
alam yang indah sangat mendukung bagi merasakan adanya dampak dari pariwisata
berkembangnya sektor industri pariwisata tersebut. Dampak yang menguntungkan
di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, seperti terciptanya lapangan pekerjaan,
potensi Indonesia untuk mengembangkan meningkatnya pendapatan, dan
industri pariwisata sangatlah besar. meningkatnya keramaian. Sedangkan
Industri pariwisata ini mempunyai dampak yang merugikan seperti mahalnya
peranan penting dalam upaya harga barang-barang, rusaknya daerah
pembangunan dan pengembangan suatu sekitar dan melunturnya kebudayaan.
daerah. Bahkan pada beberapa daerah Berdasarkan latar belakang yang
menunjukkan bahwa industri pariwisata telah diuraikan, maka dalam penelitian ini
mampu mendongkrak daerah tersebut dari terdapat pertanyaan antara lain sebagai
keterbelakangan dan menjadikannya berikut:
sebagai sumber pendapatan utama. 1. Bagaimana peluang usaha masyarakat
Pentingnya industri pariwisata dalam sekitar obyek wisata religi di Kota
pembangunan dan pengembangan suatu Cirebon?
daerah, tidak terlepas dari kenyataan 2. Bagaimana peningkatan pendapatan yang
bahwa: didapat oleh pedagang kawasan obyek
1. Pariwisata merupakan sektor jasa yang wisata religi di Kota Cirebon?
inheren dengan kehidupan masyarakat 3. Bagaimana penyerapan tenaga kerja di
modern. Semakin tinggi pendidikan dan daerah kawasan obyek wisata religi di
ekonomi seseorang atau masyarakat, maka Kota Cirebon?
kebutuhan terhadap pariwisata akan Adapun tujuan penelitian ini,
semakin besar pula. adalah:
2. Pariwisata mempunyai kekuatan 1. Untuk mengetahui peluang usaha
sinergetik karena keterkaitan yang erat masyarakat sekitar obyek wisata religi di
sekali dengan berbagai bidang dan sektor Kota Cirebon.

61
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

2. Untuk mengetahui peningkatan bahkan dianjurkan untuk mengingat


pendapatan yang didapat oleh pedagang kematian.6
kawasan obyek wisata religi di Kota Praktik ziarah sebenarnya telah ada
Cirebon. sebelum Islam, namun dilebih-lebihkan
3. Untuk mengetahui penyerapan tenaga sehingga Rasulullah sempat melarangnya.
kerja di daerah kawasan obyek wisata Tradisi inipun dihidupkan kembali bahkan
religi di Kota Cirebon. dianjurkan untuk mengingat kematian.
Perkembangan pariwisata Indonesia
Landasan Teori mengalami pasang surut tidak sesuai
Wisata Religi dengan perkembangan zaman. Hal
1. Pengertian Wisata Religi tersebut berlaku pula terhadap pariwisata
Wisata berasal dari bahasa religi yang berada di Indonesia. Obyek
sansekerta VIS yang berarti tempat tinggal wisata potensial banyak dikunjungi baik
masuk dan duduk. Kemudian kata tersebut oleh wisatawan domestik maupun
berkembang menjadi Vicata dalam bahasa mancanegara. Kecenderungan wisatawan
Jawa Kawi kuno disebut dengan wisata lebih suka memilih wisata religi
yang berarti bepergian. Kata wisata dibandingkan dengan obyek wisata
kemudian memperoleh perkembangan lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemaknaan sebagai perjalanan atau pemerintah sudah selayaknya
sebagian perjalanan yang dilakukan secara mengupayakan agar obyek wisata religi
sukarela serta bersifat sementara untuk lebih ditingkatkan dengan merencanakan
menikmati obyek dan daya tarik wisata.5 dan melakukan strategi yang matang serta
Wisata religi yang dimaksudkan efektif agar pariwisata religi dapat
disini lebih mengarah kepada wisata berperan aktif dalam meningkatkan devisa
ziarah. Secara etimologi ziarah berasal di Indonesia.
dari bahasa Arab yaitu zaaru, yazuuru, Indonesia merupakan negara yang
Ziyarotan. Ziarah dapat berarti kunjungan, penduduknya menganut beberapa agama,
baik kepada orang yang masih hidup seperti Islam, Kristen, Katolik, Protestan,
maupun yang sudah meninggal, namun Hindu, dan Budha. Contoh dari wisata
dalam aktivitas pemahaman masyarakat, religi, perayaan tahun baru Agama Budha
kunjungan kepada orang yang telah (Waisyak) di Candi Borobudur yang
meninggal melalui kuburannya. mendatangkan wisatawan domestik dari
Kegiatannya pun lazim disebut dengan seluruh Indonesia, pemeluk agama Budha
ziarah kubur. dari seluruh dunia, Perayaan Hari Eka
Dalam Islam, ziarah kubur Dasa Rudra (1979) yang diselenggarakan
dianggap sebagai perbuatan sunah yaitu setiap 100 tahun, dan Hari Panca Wali
apabila dikerjakan mendapat pahala dan Krama yang diselenggarakan setiap 10
apabila ditinggalkan tidak berdosa. tahun, di Pura Besakih Bali berhasil
Praktik ziarah sebenarnya telah ada menarik jutaan umat Hindu seluruh dunia.
sebelum Islam, namun dilebih-lebihkan Di luar negeri Umat Kristen secara teratur
sehingga Rasulullah sempat melarangnya. melakukan perjalanan agama ke pusat
Tradisi ini pun dihidupkan kembali agama Katolik di Vatikan Roma,
Gerramergam, Lourdes dan setiap cabang
gereja yang ada.

5 6
Khodiyat, Ramaini. Kamus Pariwisata Ruslan, Arifin S. N. Ziarah Wali Spiritual
dan Perhotelan. (Jakarta : Gramedia Widiasarana Sepanjang Masa. (Yogyakarta: Pustaka Timur.
Indonesia, 1992), hlm. 123 2007), hlm. 6

62
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

Umat Protestan berbondong- sebagai industri Internasional pariwisata


bondong mengunjungi gereja megah tahun 1869.9
seperti Notre Dame Catedral di Paris atau Para teolog Islam merumuskan dua
Saint Peter di Roma. Di antara sekian macam ziarah yakni:
banyak tempat ziarah yang paling terkenal a. Ziarah Syariyah, yaitu ziarah yang
yang ada di dunia adalah kunjungan ke dilakukan dengan maksud mendo’akan si
Mekkah dan Madinah untuk ibadah haji mayat dan mengambil pelajaran (i’tibar)
dan ke Israel untuk ziarah bagi umat dengan keadaan mereka pada waktu masih
Islam. Bahkan di luar negeri sejak agama hidup. Mereka telah mati, telah dipendam,
berkembang beberapa ratus tahun yang telah menjadi tanah dan mereka telah
lalu pariwisata religi ini telah dilakukan menjumpai apa yang telah mereka perbuat
jutaan umat manusia secara berkelompok. baik berupa kebaikan atau keburukan.
Mereka melakukan perjalanan untuk b. Ziarah Bid’iyah (syirkiyah), yaitu ziarah
memberikan penghormatan ke tempat suci yang dimaksudkan memohon kepada si
tertentu sebagai penebusan dosa atau mayat untuk memenuhi hajat seseorang
untuk memenuhi janji ketika sakit.7 atau meminta do’a dan syafa’at kepadanya
Hal yang sama juga berlaku bagi atau berdoa di dekat kuburannya dengan
umat Kristen dan Protestan di Indonesia keyakinan bahwa doanya lebih terkabul.
yang pergi ke Roma dan Yerussalem MUI perlu mengeluarkan fatwa
untuk turut merayakan Natal, namun dapat sehubungan dengan adanya
dikatakan hampir tidak ada wisatawan penyimpangan praktik keagamaan dalam
mancanegara yang datang ke Indonesia. makam yang mengarah pada perbuatan
Salah satu moment besar yang berkaitan syirik. MUI perlu mengadakan re-edukasi
dengan perkembangan agama Islam di terhadap masyarakat peziarah untuk
Indonesia dan berhasil mendatangkan memberikan pemahaman yang benar
wisatawan mancanegara dalam jumlah tentang makam dan aktivitas ritualnya,
besar adalah festival Istiqlal.8 sehingga dapat mengeliminir pemahaman
Sesungguhnya pariwisata telah bahwa makam adalah keramat. MUI perlu
dimulai sejak dimulainya peradaban mengadakan pelurusan pemahaman
manusia itu sendiri yang ditandai dengan agama Islam di kalangan juru kunci
adanya pergerakan manusia yang makam, mubaligh, dan peziarah.10
melakukan ziarah atau perjalanan. Namun
demikian tonggak-tonggak sejarah dalam 2. Fungsi Wisata Religi
wisata sebagai fenomena modern dapat Wisata religi dilakukan dalam
ditelusuri dari perjalanan Marcopolo rangka mengambil ibrah atau pelajaran
(1054-1324) yang menjelajahi Eropa dan dan ciptaan Allah atau sejarah peradaban
Tiongkok. Untuk kembali ke Venesia, manusia untuk membuka hati sehingga
perjalanan Pangeran Henry (1394-1460). menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di
Christopher Colombus (1451 -1506) dan dunia ini tidak kekal.
Vasco da Gama sedangkan sebagai Wisata pada hakikatnya adalah
kegiatan ekonomi, pariwisata baru perjalanan untuk menyaksikan tanda-
berkembang pada awal abad ke-19 dan tanda kekuasaan Allah, implementasinya
dalam wisata kaitannya dengan proses
7 9
Mc. Intoch, Hobert. Tourism Principles, Gasperz, Vincent. Perencanaan Strategik
Practices and Philosophies. (Ohio: Grid Inc. Iim untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik. (Jakarta:
Rogayah Dana Saputra 1997), hlm, 35-36 Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 45
8
Pitana dan Diarta. Pengantar Ilmu 10

Pariwisata. (Yogyakarta: Andi. 2009), hlm. 27 http://aslibumiayu.wordpress.com/2010/08/12

63
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

dakwah dengan menanamkan kepercayaan internal, sedangkan suatu keadaan,


akan adanya tanda-tanda kebesaran Allah kondisi, peristiwa dimana organisasi atau
sebagai bukti ditunjukkan berupa ayat- lembaga tidak mempunyai kekuatan untuk
ayat dalam Al-Qur’an. mengendalikan disebut lingkungan
eksternal. Kaitan antara wisata religi
3. Bentuk- bentuk Wisata Religi dengan aktivitas dalam adalah tujuan dari
Wisata religi dimaknai sebagai wisata ziarah itu sendiri.13
kegiatan wisata ke tempat yang memiliki Abidin (1991: 64) menyebutkan
makna khusus, seperti: bahwa tujuan ziarah kubur adalah:14
a. Masjid sebagai tempat pusat keagamaan a. Islam mensyariatkan ziarah kubur untuk
dimana masjid digunakan untuk beribadah mengambil pelajaran dan mengingatkan
sholat, i’tikaf, adzan dan iqomah. akan kehidupan akhirat dengan syarat
b. Makam dalam tradisi Jawa, tempat yang tidak melakukan perbuatan yang membuat
mengandung kesakralan. Makam dalam Allah murka, seperti minta restu dan do’a
bahasa Jawa merupakan penyebutan yang dari orang yang meninggal.
lebih tinggi (hormat) pesarean, sebuah b. Mengambil manfaat dengan mengingat
kata benda yang berasal dan sare, (tidur). kematian orang-orang yang sudah wafat
Dalam pandangan tradisional, makam dijadikannya pelajaran bagi orang yang
merupakan tempat peristirahatan.11 hidup bahwa kita juga akan mengalami
c. Candi sebagai unsur pada jaman purba seperti yang mereka alami yaitu kematian.
yang kemudian kedudukannya digantikan c. Orang yang meninggal diziarahi agar
oleh makam. memperoleh manfaat dengan ucapan do’a
dan salam oleh para peziarah tersebut dan
4. Tujuan Wisata Religi mendapatkan ampunan.
Tujuan wisata religi mempunyai
makna yang dapat dijadikan pedoman Pengelolaan Wisata
untuk menyampaikan syiar Islam di 1. Pengertian Pengelolaan
seluruh dunia, dijadikan sebagai pelajaran Pengelolaan berasal dari kata kerja
untuk mengingat ke-Esaan Allah, mengelola dan merupakan terjemahan dari
mengajak dan menuntun manusia supaya bahasa Italia yaitu menegiare yang artinya
tidak tersesat kepada syirik atau mengarah menangani alat-alat, berasal dari bahasa
kepada kekufuran.12 latin manus yang artinya tangan. Dalam
Ada 4 faktor yang mempunyai bahasa Prancis terdapat kata mesnagement
pengaruh penting dalam pengelolaan yang kemudian menjadi management.
wisata religi yaitu lingkungan eksternal, Menurut kamus besar bahasa Indonesia
sumber daya dan kemampuan internal, pengelolaan berasal dari kata kelola yang
serta tujuan yang akan dicapai. Suatu berarti mengendalikan, mengurus dan
keadaan, kekuatan, yang saling menyelenggarakan.
berhubungan dimana lembaga atau Di sisi lain Efendi menyatakan
organisasi mempunyai kekuatan untuk manajemen berasal dari bahasa Inggris
mengendalikan disebut lingkungan yaitu to manage yang memiliki kesamaan
dengan kata to hand yang berarti
11 “mengurus”, to control “memeriksa”, to
Suryono, Agus. 2004. Paket Wisata
Ziarah Umat Islam. (Semarang: Kerjasama Dinas
13
Pariwisata Jawa Tengah dan Stiepari Semarang. Rammad Dwi Jatmiko, Manajemen
2004), hlm. 7 Stratejik. (Malang: Universitas Muhammadiyah
12
Ruslan, Arifin S. N. Ziarah Wali Malang Press. 2003), hl. 30
14
Spiritual Sepanjang Masa. (Yogyakarta: Pustaka Abidin, Zaenal. 1991. Alam Kubur dan
Timur, 2007), hlm. 10 Seluk Beluknya, Solo: Rineka Cipta.

64
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

guide “memimpin atau membimbing”, dengan ketetapan-ketetapan dalam


16
jadi apabila dilihat dari asal katanya rencana.
manajemen berarti pengurusan, Dalam pengelolaan wisata
pengendalian, memimpin atau keagamaan atau wisata religi, terdapat
membimbing. beberapa hal yang harus diperhatikan:
Manajemen adalah suatu proses a. Perlu pembentukan forum rembug
yang diterapkan oleh individu atau masyarakat setempat untuk membahas
kelompok dalam upaya-upaya koordinasi pengembangan daya tarik wisata religi
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam skala tematis keagamaan/ziarah muslim secara
aktivitas manajemen dapat diartikan tepat dengan memperhatikan potensi
sebagai aktivitas mengatur, menertibkan kekayaan budaya lokal yang ada.
dan berpikir yang dilakukan oleh b. Perlu perlengkapan berupa pembuatan
seseorang, sehingga mampu induk pengembangan (master plan) RTBL
mengemukakan, menata, merapikan (Rencana Tata Bangunan dan
segala sesuatu yang ada di sekitarnya Lingkungan) dan dibahas secara lintas
sesuai dengan prinsip-prinsip serta sektoral. Beberapa hal termasuk pula
menjadikan hidup lebih selaras, serasi persyaratan-persyaratan teknis untuk
dengan yang lainnya. Upaya pendirian suatu bangunan (building code).
mengefektifkan pengelolaan dan c. Perlu dikembangkan pula, “Collaborative
pengembangan di lingkungan internal Management” antara instansi-instansi
maupun eksternal yang ada termasuk di yang berkepentingan (lintas sektor)
dalamnya kecenderungan terhadap dengan maksud untuk tetap menjaga
pariwisata dalam konteks global.15 kelestarian sejarah dan budaya yang ada.
Dari dua penjelasan di atas dapat Adapun pola-pola lintas sektor
diambil kesimpulan bahwa manajemen yang harus dikembangkan untuk
merupakan aktivitas yang mencakup pengelolaan daya tarik wisata religi adalah
perencanaan adalah proses penentuan dengan semangat 4 M:
tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan a. Mutual Respect (saling menghormati)
memilih yang terbaik dari alternatif- b. Mutual Trust (saling percaya)
alternatif yang ada. Pengorganisasian c. Mutual Responsibility (saling
adalah suatu proses penentuan, bertanggungjawab)
pengelompokan dan pengaturan d. Mutual Benefit (saling memperoleh
bermacam-macam aktivitas yang manfaat)17
diperlukan untuk mencapai tujuan. Arti penting pengelolaan dalam
Pengarahan adalah mengarahkan semua konteks manajemen adalah
bawahan, agar mau bekerja sama dan memungkinkan sekelompok orang untuk
bekerja efektif untuk mencapai tujuan mencapai tujuan organisasional secara
serta pengendalian dan pengawasan bersama-sama. Selain itu pengelolaan
adalah proses pengaturan berbagai faktor memungkinkan kerjasama antar orang-
dalam suatu perusahaan agar sesuai orang dan individu di dalam organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu.

16
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. (Jakarta:
Bumi Aksara. 2011), hlm. 41
15 17
Agus Suryono, Paket Wisata Ziarah Suryono, Agus. Paket Wisata Ziarah
Umat Islam. (Semarang: Kerjasama Dinas Umat Islam. (Semarang: Kerjasama Dinas
Pariwisata Jawa Tengah dan Stiepari Semarang. Pariwisata Jawa Tengah dan Stiepari Semarang.
2005), hlm. 1 2004), hlm. 11

65
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan


2. Manajemen Wisata rekreasi, pengembangan pribadi, atau
Manajemen yang baik dan efektif mempelajari keunikan daya tarik wisata
memerlukan penguasaan atas orang-orang yang dikunjungi dalam jangka waktu
yang dikelola. Dalam kegiatan wisata sementara. Adapun yang dimaksud
terdiri atas beberapa komponen utama dengan pariwisata sendiri adalah berbagai
yaitu wisatawan, elemen geografi dan macam kegiatan wisata dan didukung
industri pariwisata. Pengertian dari berbagai fasilitas serta layanan yang
masing-masing komponen diatas adalah disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
sebagai berikut: dan pemerintah.18
a. Wisatawan adalah aktor dalam kegiatan Wisata adalah kegiatan yang tidak
wisata dengan melakukan perjalanan dapat terlepas dari kehidupan manusia.
wisata akan menjadi sebuah pengalaman Setiap orang akan membutuhkan kegiatan
manusia untuk menikmati, mengantisipasi berwisata dan pariwisata baik yang
dan mengingatkan dalam masa-masa dilakukan didalam daerah maupun diluar
kehidupan. daerah tempat tinggalnya. Wisatawan
b. Pergerakan wisatawan berlangsung pada dalam melakukan perjalanan dengan
tiga area geografi yaitu daerah asal berbagai tujuan antara lain bersenang-
wisatawan, tempat ketika dia melakukan senang, tujuan bisnis dan profesional dan
aktivitas keseharian, seperti bekerja, tujuan lain-lain sehingga wisatawan
belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. dibedakan menjadi wisatawan vakansi dan
Rutinitas ini mendorong seseorang untuk wisatawan bisnis dengan cara tersendiri.
melakukan wisata dari daerah asal, Para wisatawan dapat melakukannya di
seseorang dapat mencari informasi tentang dalam negeri atau pariwisata domestik dan
obyek dan daya tarik wisata yang perjalanan keluar negeri atau
diminati, membuat pemesanan kemudian mancanegara.
menuju ketempat tujuan wisata. Daerah Manfaat wisata menurut Kotler
tujuan wisata ini sering disebut dengan membagi wisatawan dari manfaat yang
ujung tombak pariwisata. Di daerah tujuan ingin diraihnya ketika melakukan
wisata, dampak pariwisata sangat perjalanan wisata. Wisatawan dalam
dirasakan sehingga sangat dibutuhkan melakukan perjalanan wisata tentunya
perencanaan dan manajemen yang tepat. ingin mendapatkan sesuatu karena
c. Industri pariwisata adalah industri yang perjalanan wisata harus berimbang dengan
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana perjalanan yang dilakukannya. Manfaat
wisata. perjalanan yang dicari oleh setiap orang
Sebagai contoh, biro perjalanan beragam yaitu mulai dari kualitas yang
wisata dapat ditemukan pada daerah asal merupakan kata kunci dalam industri
wisatawan, penerbangan dapat ditemukan pariwisata.19
baik di daerah asal maupun pada tempat Kualitas disini berperan sangat
transit serta akomodasi dapat ditemukan penting bagi para wisatawan yang mencari
pada daerah tujuan wisata. mutu yang tinggi dan berapapun akan
Pariwisata merupakan kegiatan dibayarnya. Pelayanan adalah serangkaian
yang dapat dipahami dari banyak
pendekatan. Dalam Undang-undang RI
18
nomor 10 tahun 2009 tentang Ismayanti, Pengantar Pariwisata,
Kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 3
19
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan Philip Kotler, Manajemen Pemasaran.
oleh sekelompok orang dengan edisi kesebelas, (Jakarta: Indeks kelompok
Gramedia. 2006), hlm. 273

66
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

kegiatan yang dirancang untuk memenuhi mendukung dan tidak dapat dipisahkan
kepuasan wisatawan, pelayanan disini yaitu 6 M meliputi:20
adalah inti dari kegiatan wisata dan a. Man (Manusia)
membuat produk wisata menjadi unik. Manusia merupakan unsur
Aspek ekonomis yaitu sebagian pendukung yang paling penting untuk
wisatawan menginginkan manfaat pencapaian sebuah tujuan yang telah
ekonomis dari pariwisata, mereka akan ditentukan sehingga berhasil atau
memperhitungkan untung dan rugi dari gagalnya suatu manajemen tergantung
setiap keputusan berwisata. Para pada kemampuan untuk mendorong dan
wisatawan juga membutuhkan ketepatan menggerakkan orang-orang ke arah tujuan
dan kecepatan dalam hal penyediaan jasa. yang hendak dicapai.
Keragaman perjalanan wisata b. Money (uang)
dibentuk dari karakter-karakter manusia Segala aktivitas dalam sebuah
yang berbeda-beda. Wisatawan dapat lembaga tentu membutuhkan uang untuk
dikelompokkan berdasarkan jenisnya. operasional kegiatan.
Para ahli mengembangkan beragam jenis c. Material
wisatawan pada prinsipnya perilaku jenis Dalam proses kegiatan, manusia
wisatawan mempunyai jenis yang sama membutuhkan bahan-bahan materi, karena
yaitu motivasi kegiatan dan perjalanan. materi merupakan unsur pendukung
Adapun fasilitas yang digunakan manajemen dalam rangka pencapaian
wisatawan adalah transportasi yang tujuan.
meliputi angkutan darat, air dan udara. d. Machine (mesin)
Angkutan udara digunakan oleh para Peranan mesin sangat dibutuhkan
wisatawan dalam jarak jauh dan waktu agar proses produksi dan pekerjaan bisa
tempuh yang panjang, sedangkan berjalan efektif dan efisien.
angkutan darat digunakan untuk e. Method (metode)
menjemput kedatangan wisatawan sesuai Untuk pelaksanaan pekerjaan
dengan rute perjalanan. perusahaan perlu membuat alternatif-
Transportasi darat dapat mencapai alternatif cara (metode) agar produk bisa
daerah yang sulit bahkan area yang sulit berdaya guna dan berhasil guna dan sesuai
sekalipun. Transportasi air memberikan dengan perkembangan yang menawarkan
kenyamanan tersendiri bagi para berbagai metode baru untuk lebih cepat
wisatawan misal kapal feri, kapal pesiar, dan baik dalam menghasilkan barang dan
kapal danau dan perahu. Sarana jasa.
akomodasi sangat dibutuhkan untuk setiap f. Market (pemasaran)
kegiatan wisata, karena kegiatannya Bagi kegiatan yang bergerak di
membutuhkan waktu lebih dari 1 hari. bidang wisata, pasar sangat penting
Sehingga seluruh akomodasi umumnya sebagai pencapaian tujuan akhir. Pasar
menyediakan jasa pelayanan penginapan yang menghendaki seorang manajer untuk
yang dilengkapi dengan makan dan mempunyai orientasi. Penjelasan tentang
minum serta jasa lain dalam wujud yang 6M kaitannya dengan fungsi manajemen
seragam. Menurut Leiper pengelolaan manajemen
merujuk kepada seperangkat peranan atau
Unsur-unsur Manajemen Wisata fungsi manajemen yaitu planning,
Unsur adalah kesatuan yang tidak directing, organizing dan controlling.
dapat dipisahkan dan berkaitan satu sama
lainnya. Salusu menyebutkan manajemen
20
memiliki unsur-unsur yang saling Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan
Strategik. (Jakarta: Grasindo, 1996), hlm. 1

67
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

Metode Penelitian Metode Analisis Data


Untuk mendapatkan sebuah Setelah data diperoleh, selanjutnya
penelitian yang akurat, ilmiah dan akan dianalisis dengan teknik analisis
sistematis, maka diperlukan seperangkat deskriptif-kualitatif. Analisis deskriptif
metodologi yang tepat dan memadai. digunakan untuk mendeskripsikan
Kerangka metodologis yang akan penulis pandangan responden tentang keberadaan
gunakan cukup sederhana, namun penulis wisata religi yang kemudian diuraikan
memandang kerangka ini cukup tepat, sebagai sebuah narasi, kemudian
yaitu: diperhatikan sisi-sisi data yang harus atau
memang memerlukan analisa lebih lanjut.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah ANALISIS DAN PEMBAHASAN
penelitian lapangan (Field Research) dan Peluang Usaha Masyarakat Sekitar
eksploratorif yaitu berupa penjelajahan Obyek Wisata Religi di Kota Cirebon
tentang dampak keberadaan wisata religi 1. Toko Pakaian
terhadap perkembangan ekonomi Masyarakat berjualan pakaian
masyarakat Cirebon yang datanya yang lokasinya di sekitar Makam Sunan
diperoleh dengan terjun langsung ke objek Gunung Jati dan memanfaatkan rumah
penelitian. mereka sebagai toko. Banyak masyarakat
Gunung Jati yang rumahnya berdekatan
Pendekatan Penelitian dengan Makam Sunan Gunung Jati,
Penelitian ini menggunakan mereka membuka toko dirumahnya
pendekatan penelitian kualitatif di mana sendiri dan menjadi toko permanen.
penulis berusaha mengekplorasi Seperti yang dikatakan ibu Warni
kedalaman data yang di peroleh dari yang berusia 45 tahun dan warga
wawancara dengan responden sehingga kelurahan Gunung Jati Gang 4
data yang diperoleh menjadi valid untuk mengatakan:
di analisis. “Saya membuka usaha toko ini sudah
lama mbak, ini usaha saya pribadi, karena
Lokasi penelitian rumah saya yang berdekatan dengan
Lokasi penelitian ini adalah tempat- makam Sunan Gunung Jati jadi saya buka
tempat wisata religi yang ada di Cirebon toko dan berjualan baju batik tulis gedog.
baik di kota maupun kabupaten dimana Saya berjualan baju batik tulis gedog
tempat tersebut menjadi tujuan wisata karena merupakan baju khas Cirebon atau
bagi orang-orang yang berkunjung ketika produk lokal masyarakat Cirebon. Jualan
berada di Cirebon. disini ada paguyuban yang mengaturnya,
didata dari paguyuban dan ada iuran setiap
Metode Pengumpulan Data bulannya. Saya merasa senang bisa
Data penelitian ini meliputi tiga berjualan di sekitar lokasi makam Sunan
data yaitu data primer, data sekunder, dan Gunung Jati ini, karena Mbah Sunan
data tersier. Data primer adalah data yang Gunung Jati sudah meninggal namun
diperoleh dari hasil wawancara. Data beliau masih bisa memberikan kehidupan
tersier adalah sebagai data pelengkap, data bagi orang banyak.”21
primer, dan data sekunder seperti majalah Jadi Ibu Warni adalah salah satu
hukum, koran, dan web atau blog yang di dari warga asli Kelurahan Kutorejo yang
ambil dari internet serta kamus dan membuka toko pakaian dirumahnya
ensiklopedi.
21
Wawancara dengan ibu Warni (penjual
pakaian), Toko beliau: 2 April 2016, 09.30

68
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

sendiri karena lokasi rumahnya yang peziarah yang berkunjung ke makam


berdekatan dengan makam Sunan Gunung Sunan Gunung Jati.
Jati. Toko ini sudah turun temurun dari Seperti Hendra warga Cirebon
dulu sehingga bangunan toko ini pemilik lapak yang berjualan makanan
merupakan bangunan permanen. Ringan. Berikut kata beliau saat peneliti
wawancarai. Saya berjualan disini sudah
2. Warung makanan lama sekali, namun pada tahun 2012 ada
Peluang usaha yang dimiliki oleh peraturan dari Pemerintah Cirebon
masyarakat untuk memanfaatkan lokasi dilarang untuk berjualan di depan Musium
wisata religi Sunan Gunung Jati cukup Kambang putih Cirebon. Maka saya dan
banyak, salah satunya ialah dengan cara beberapa pedagang lainnya berusaha
membuka warung makan. Membuka untuk mempertahankan lapak dagangan
usaha warung makan dilakukan oleh Ibu kami maka, dibentuklah kelompok
Lilis warga asli Gunung Jati. Seperti yang paguyuban para pedagang kaki lima
dikatakan Ibu Lilis warga Gunung Jati (PKL) yang berada didepan Musium
Gang 4 yang berusia 35 tahun Kambang Putih. Penghasilan yang saya
mengatakan: peroleh dengan berjualan makanan ringan
“Saya membuka warung makan ini karena di sini setiap minggunya sekitar kurang
sudah banyak orang yang berjualan baju lebih 5 juta rupiah. Maka dengan kondisi
jadi saya membuka usaha lainnya. ini saya bisa merasakan berkah dari Sunan
Warung makan ini ada disini sudah Gunung Jati dan saya merasa senang
lumayan lama dari almarhumah ibu saya dengan keberadaan makam Sunan Gunung
dulu. Ini warung makan saya sendiri, Jati di Kelurahan saya.”23
karena rumah saya ya disini di Gang 4
yang merupakan lokasi makam Sunan 3. Jual Aksesoris
Gunung Jati. Ini warung warisan dan Lokasi sekitar makam Sunan
Alhammdulillah rame, Wisata religi Gunung Jati merupakan tempat yang
Sunan Gunung Jati itu sudah meninggal strategis untuk membuka berbagai macam
tapi bisa memberi rizki bagi orang usaha. Jenis usaha yang ada disini selain
banyak. Karena saya dapat bekerja dan toko yang dijual selain pakaian batik
mendapat uang ya dari kerja berupa Cirebon dan berbagai jenis makanan ada
membuka usaha warung makan ini juga yang berjualan berbagai macam
disekitar makam Sunan Gunung Jati.”22 aksesoris. Aksesoris yang dijual di tempat
Jadi menurut ibu Lilis banyak ini berbagai macam mulai gelang, kalung,
orang membuka usaha berupa warung dan gantungan kunci yang bergambar
makan disekitar makam Sunan Gunung sunan Gunung Jati serta berbagai macam
Jati ialah merupakan warung warisan dari aksesoris lainnya. Seperti yang dikatakan
leluhurnya karena rumah beliau yang oleh ibu Kholifah usia 35 tahun seorang
berada di lokasi makam Sunan Gunung pedagang aksesoris warga Kelurahan
Jati. Sehingga banyak masyarakat asli Gunung Jati RT 7.
kelurahan Gunung Jati membuka warung “Saya jualan di lokasi makam Sunan
makan di rumah mereka sendiri-sendiri. Gunung Jati ini, jualan gelang-gelang
Selain membuka warung makan ada juga mainan, kalung mainan, bros serta
yang jualan makanan ringan dan jajanan gantungan kunci. Saya jualan di sini sudah
yang biasanya dibuat oleh-oleh bagi para
23
Wawancara dengan Hendra (Penjual
22 Makanan Ringan), di toko beliau, 20 April 2016,
Wawancara dengan ibu Lilis (penjual
makanan), warung beliau: 2 April 2016, 13.30 15.20

69
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

lama kurang lebih sekitar sepuluh tahun. Gunung Jati ada 4 tempat yang semuanya
Alhamdulillah saya dapat berjualan milik warga kelurahan Gunung Jati. Dari
dilokasi ini, serta saya dapat penghasilan 4 lokasi parkir yang berada di dalam gang
yang lumayan banyak dan juga dekat dari 4 para pemilik tempat parkiran tersebut
rumah.”24 tidak menjalankan usahanya sendiri tapi
Dari keterangan yang disampaikan membaginya dengan orang lain yang
oleh ibu Kholifah, maka bisa dilihat bekerja sebagai tukang parkir. Para tukang
bahwa beliau sangat merasa senang parkir ini tidak semuanya berasal dari
karena rumahnya berada didekat makam Kelurahan Gunung Jati namun banyak
Sunan Gunung Jati serta dapat berjualan yang berasal dari daerah lain seperti, dari
disekitar makam. Dari sinilah kehidupan Kecamatan Montong, Merak Urak,
sebagian besar masyarakat khususnya Rengel, Kelurahan Bonsari, sehingga dari
kelurahan Gunung Jati merasakan dampak membuka jenis usaha tempat parkir ini
positif dari lokasi tempat tinggal mereka. dapat memberi pekerjaan bagi orang lain.

4. Penginapan Peningkatan Pendapatan Pedagang


Berbagai jenis usaha dapat Kawasan Obyek Wisata Religi di Kota
dilakukan oleh masyarakat yang berusaha Cirebon
memanfaatkan lokasi wisata religi makam 1. Pemanfaatan Objek Wisata Religi
Sunan Gunung Jati salah satunya ialah Secara mikro, aspek ekonomi
membuka penginapan umum disekitar dalam kepariwisataan dapat djelaskan
lokasi. Seperti keterangan yang bahwa dengan adanya perkembangan
disampaikan oleh ibu Wahyuni warga pariwisata akan memberi dampak positif
kelurahan Gunung Jati RT 4 yang berusia bagi pendapatan masyarakat sekitar
30 tahun mengatakan. daerah tujuan obyek wisata karena dengan
Jenis usaha berupa penginapan meningkatnya arus wisatawan, masyarakat
umum cukup banyak ada disekitar lokasi disekitar obyek wisata dapat
makam Sunan Gunung Jati ini. Yang memanfaatkan untuk membuka usaha
semuanya dimiliki oleh warga Kelurahan yang kira-kira dibutuhkan oleh wisatawan.
Gunung Jati khususnya yang rumahnya Dalam usaha pembangunan daerah
berada di gang 4. Variasi jenis usaha menjadi daerah tujuan pariwisata
dilakukan oleh masyarakat sekitar makam diperlukan daya tarik dari obyek wisata.
Sunan Gunung Jati agar dapat Dalam usahanya tesebut diperlukan suatu
menghasilkan uang salah satunya dengan pemasaran untuk mempromosikan dan
membuka penginapan dan ponten umum. mengenalkan potensi wisata yang
dimilikinya. Pemanfaatan teknologi
5. Tempat Parkir Sepeda Motor informasi akan sangat membantu dalam
Pemanfaatan lokasi makam Sunan mengenalkan potensi wisata kepada
Gunung Jati yang dilakukan oleh masyarakat luas dan mampu menarik
masyarakat selanjutnya ialah membuka investor untuk berinvestasi disuatu daerah
lahan parkir sepeda motor, seperti yang wisata tersebut.
dilakukan oleh Pak Arifin warga Obyek wisata religi di Cirebon
Kelurahan Gunung Jati RT 4 yang berusia merupakan obyek wisata yang mempunyai
40 tahun. jumlah arus kunjungan yang lebih ramai
Jenis usaha berupa tempat parkir daripada obyek wisata lain di Cirebon.
sepeda motor disekitar makam Sunan Obyek wisata religi tersebut adalah obyek
wisata makam Sunan Gunung Jati, Masjid
24
Wawancara dengan ibu Kholifah (Penjual
aksesoris), lapak beliau, 2 April 2016, 15.00

70
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

Sangsekerta, Kacirebonan, Masjid At- Adanya Obyek wisata Religi akan


Taqwa, dan Gua Sunyaragi. membuka lapangan pekerjaan yang
Pada obyek wisata religi/ziarah didapatkan oleh masyarakat, berarti akan
tersebut sangat potensial untuk membantu meningkatkan pendapatan bagi
dikembangkan karena kondisi masyarakat keluarganya. Pendapatan tersebut mampu
Cirebon yang agamis. Hal tersebut untuk membiayai kebutuhan rumah
terbukti dengan selalu ramainya arus tangganya dan untuk membiayai sekolah
kunjungan pada obyek wisata makam anak-anaknya. Hal ini seperti dituturkan
Sunan Gunung Jati Masjid Sangsekerta, oleh Ibu Umi 45 tahun mengatakan:
Kacirebonan, Masjid At-Taqwa, dan Gua ”...penghasilan saya memang tidak terlalu
Sunyaragi ketika terdapat acara Haul pada besar, tapi saya bisa memenuhi kebutuhan
kedua obyek wisata tersebut. Hal itu hidup sehari-hari dan membiayai sekolah
mampu memberikan peluang kepada anak-anak saya. Sebelum jualan disini
masyarakat untuk membuka usaha bagi saya hanya menjadi buruh pabrik yang
wisatawan baik pada Obyek Wisata upahnya hanya bisa untuk makan sehari-
makam Sunan Gunung Jati, Masjid hari, dan biaya sekolah anak-anak
Sangsekerta, Kacirebonan, Masjid At- ditanggung oleh suami”.25
Taqwa, dan Gua Sunyaragi. Masyarakat sangat terbantu dengan
Potensi wisata adalah semua obyek dibukanya makam Sunan Gunung Jati
(alam, budaya, buatan) yang memerlukan sebagai objek wisata religi, hal ini seperti
banyak penanganan agar dapat penuturan Bapak Sutopo (48 tahun)
memberikan nilai daya tarik bagi mengatakan:
wisatawan. Potensi wisata alam di ”Masyarakat memiliki lapangan
Cirebon pada umumnya masih perlu pekerjaan, dulunya banyak masyarakat
perbaikan dan pengembangan lebih lanjut sini yang menganggur, tapi setelah
karena masih belum optimalnya Makam Sunan Gunung Jati dibuka
pengelolaan untuk mengembangkan menjadi obyek wisata kami menjadi
potensi-potensi obyek wisata di Cirebon. memiliki pekerjaan. Ada yang berjualan,
juru kunci, tukang parkir, petugas
2. Dampak Sosial kebersihan. Berarti kan menyerap tenaga
Cirebon tidak akan seperti kerja dan membuka peluang kerja”.26
sekarang ini jika tidak ada makam Sunan Dari uraian di atas dapat diambil
Gunung Jati, Masjid Sangsekerta, suatu kesimpulan bahwa dengan objek
Kacirebonan, Masjid At-Taqwa, dan Gua wisata religi mempunyai pengaruh sosial
Sunyaragi. Apalagi semakin majunya atau terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh
semakin baiknya sarana transportasi serta tersebut diantaranya adalah sebagai
lancarnya sarana transportasi, peziarah berikut:
semakin banyak pula. Apalagi fasilitas a. Mengubah status sosial masyarakat yang
dan pelayanan makin baik, setelah tadinya pengangguran menjadi tidak
ditangani oleh masyarakat. Dengan pengangguran lagi (punya pekerjaan).
semakin banyaknya pengunjung atau b. Membuka peluang usaha, yang tadinya
peziarah dan wisatawan memberikan tidak punya usaha akhirnya memiliki
kesempatan penduduk sekitar makam usaha sendiri seperti punya warung
untuk memenuhi kebutuhan para peziarah.
Dengan pengertian lain keberadaan
makam Sunan Gunung Jati sangat 25
Wawancara dengan Ibu Umi, 27
berpengaruh terhadap kehidupan September 2016
26
masyarakat di sekitarnya. Hasil wawancara dengan Bapak Sutopo,
29 September 2016

71
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

makan, toko souvenir, menyewakan Bila dilakukan dengan benar dan


kamar mandi, dan sebagainya. tepat maka pariwisata dapat
c. Meningkatnya pendidikan bagi memaksimalkan keuntungan dan dapat
masyarakat. Adanya pekerjaan bagi meminimalkan permasalahan. Penduduk
masyarakat, berarti menambah setempat mempunyai peran yang sangat
penghasilan orang tua, dengan demikian penting dalam upaya pengembangan
anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah obyek wisata, karena penduduk setempat
ke jenjang yang lebih tinggi. mau tidak mau terlibat langsung dalam
d. Bisa menambah pengetahuan dan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
wawasan yang lebih luas lagi bagi kepariwisataan di daerah tersebut,
masyarakat sekitar. misalnya bertindak sebagai tuan rumah
yang ramah, penyelanggara atraksi wisata
3. Dampak Ekonomi dan budaya khusus (tarian adat, upacara-
Dampak ekonomi dapat bersifat upacara agama, ritual, dan lain-lain),
positif maupun negatif dalam setiap produsen cindera mata yang memiliki
pengembangan obyek wisata. Untuk segi kekhasan dari obyek tersebut dan turut
positif dampak ekonomi ini ada yang menjaga keamanan lingkungan sekitar
langsung dan ada juga yang tidak sehingga membuat wisatawan yakin,
langsung. Dampak positif langsungnya tenang, aman selama mereka berada di
adalah membuka lapangan pekerjaan yang obyek wisata tersebut. Akan tetapi apabila
baru untuk komunitas lokal, baik itu suatu obyek wisata tidak dikembangkan
sebagai pegawai bagian kebersihan, atau ditangani dengan baik atau tidak
kemananan, ataupun lainnya yang sesuai direncanakan dengan matang, dapat
dengan kemampuan, skill masyarakat menyebabkan kerusakan baik secara
sekitar yang bisa dipergunakan oleh pihak lingkungan maupun dampak-dampak
pengelola wisata, atau dengan berjualan, negatif terhadap ekonomi maupun sosial.
seperti: makanan, minuman atau voucher
hp di sekitar lokasi wisata sehingga Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah
masyarakat lokal bisa mendapatkan Kawasan Obyek Wisata Religi di Kota
peningkatan taraf hidup yang layak. Selain Cirebon
untuk masyarakat lokal, dampak ekonomi Masyarakat Dapat Menciptakan
juga akan berpengaruh bagi pemerintah Lapangan Pekerjaan
daerah yang akan mendapatkan Melihat begitu pentingnya
pendapatan dari pajak. Sedangkan dampak pelibatan masyarakat lokal dalam usaha
ekonomi yang tidak langsung adalah pengembangan pariwisata yang dilihat
kemajuan pemikiran akan pengembangan sebagai usaha meminimalisir kelemahan
suatu obyek wisata, adanya emansipasi yang bersumber dari lingkungan internal
wanita sehingga wanita pun bisa bekerja. yaitu banyak fasilitas obyek wisata di
Suatu pengembangan obyek wisata Cirebon yang rusak dan tidak terawat juga
apabila diatur, ditata dan dipantau dengan digunakan untuk menghindari ancaman
baik tidak akan menghasilkan dampak dari lingkungan eksternal yaitu masih
negatif bagi sektor ekonominya, tetapi kurangnya peran serta masyarakat dalam
apabila tidak dilakukan, diatur, ditata sektor pariwisata.
dengan baik maka akan menimbulkan Manusia dalam bekerja biasanya
kerugian baik bagi pihak pengembang cenderung ikut orang lain atau menjadi
obyek itu sendiri maupun pihak komunitas karyawan, namun sejatinya manusia
lokal daerah setempat. menginginkan bekerja di tempatnya
sendiri dengan membuka berbagai jenis

72
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

usaha. Sehingga manusia dapat menciptakan pekerjaan sendiri tidak hanya


menciptakan lapangan pekerjaan untuk Pak Ali pemilik toko baju namun banyak
dirinya sendiri. Maka kondisi ini terjadi para pemilik usaha-usaha lain yang berada
pada masyarakat yang memanfaatkan disekitar makam Sunan Gunung Jati
sekitar lokasi wisata religi di Cirebon. seperti Ibu Wahyuni pemilik penginapan
masyarakat yang memiliki tempat tinggal dan ponten umum. Berikut ucapan bu
di sekitar lokasi wisata tersebut dapat Wahyuni saat diwawancarai.
membuka berbagai jenis uasaha karena “Saya merasa dapat membantu orang lain
tempat tinggal mereka yang berada di lewat penginapan dan ponten umum yang
lokasi wisata religi sehingga, saya miliki. Saya memiliki beberapa orang
menimbulkan peluang untuk membuka yang bekerja dengan saya. Maka dengan
usaha. Seperti keterangan yang adanya penginapan dan ponten umum ini
disampaikan oleh Bapak Ali pemilik toko saya tidak harus bekerja dengan orang
baju lokasi Masjid Agung Sang Ciptarasa. lain, tapi saya dapat membuka lapangan
Saya merasa sangat senang karena pekerjaan sendiri.29
lokasi tempat tinggal saya berdekatan Keadaan ekonomi masyarakat
dengan Masjid Agung Sang Ciptarasa mengalami peningkatan dengan cara
yang berada di Gang 4 atau RT 4 membuka berbagai jenis usaha sehingga
kelurahan Kota Cirebon karena beliau dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dapat membuka usaha dengan berjualan sendiri. Masyarakat membuka berbagai
baju. Lokasi ini dikatakan sangat strategis jenis usaha ialah sebagai upaya untuk
untuk membuka berbagai jenis usaha memperoleh pendapatan yang berguna
karena selalu ramai oleh kedatangan para untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
peziarah. Toko di lokasi ini bisa buka 24 kebutuhan lainnya sehingga terwujudlah
jam karena para peziarah yang datang kesejahteraan ekonomi.
sewaktu-waktu. Dari kondisi ini saya Jadi, pada intinya masyarakat
dapat membuka tempat kerja untuk merasakan manfaat makam Sunan
keluarga bahkan orang lain. Saya Gunung Jati yang berada di Kelurahan
memiliki karyawan yang bekerja sebagai gunung Jati memiliki dampak positif bagi
penjaga toko saya.27 perekonomian mereka. Sehingga
Seperti juga dikatakan seorang Masyarakat dapat menciptakan lapangan
penjual kaki lima berada di lingkungan pekerjaan sendiri bahkan memberi
Keraton Kesepuhan yang suadah lama pekerjaan orang lain.
membuka usahanya mengatakan:
“Dengan adanya Keraton Kasepuhan Implementasi Kesejahteraan ekonomi
Cirebon maka terbuka lapangan kerja bagi Kehidupan seorang individu tidak
masyarakat setempat untuk membuka lepas dari masalah ekonomi. Seorang
usaha kecil-kecilan, baik di area Keraton individu bisa melangsungkan hidupnya
Kasepuhan Cirebon maupun di perumahan jika memiliki uang untuk bertahan hidup.
lingkungan sekitar.28 Agar memiliki pemasukan keuangan maka
Inisiatif masyarakat dengan seorang individu harus bekerja.
memanfaatkan lokasi di sekitar objek Masyarakat melakukan kegiatan ekonomi
wisata religi ini, maka mereka dapat atau bekerja dengan cara membuka
membuka usaha sendiri dan bahkan dapat berbagai jenis usaha yang dapat
memberi pekerjaan bagi orang lain. Yang dilakukan, seperti masyarakat yang
memanfaatkan sekitar lokasi wisata religi
27
Wawancara dengan pak Ali (pemilik toko
29
baju), toko beliau, hari Kamis 2 April 2016, 10.00 Wawancara dengan Ibu Wahyuni,
28
Wawancara dengan Ibu Ita (Rumah Beliau), hari Kamis 11 April 2016, 10.30

73
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

di Cirebon. Masyarakat membuka Abidin, Zaenal. Alam Kubur dan Seluk


berbagai jenis uasaha yang dikelola Beluknya, Solo: Rineka Cipta. 1991
sendiri maka muncullah sebuah
kesejahteraan ekonomi. Agus Suryono, Paket Wisata Ziarah Umat
Islam. SemaraNg: Kerjasama Dinas
Penutup Pariwisata Jawa Tengah dan Stiepari
Semarang. 2005
Kesimpulan
berdasarkan hasil yang diperoleh Andi S. Mappi, Cakrawala Pariwisata.
dari sumber-sumber di lapangan dapat Jakarta: Balai Pustaka, 2001
disimpulkan bahwa:
1. Adanya obyek wisata religi memiliki Gamal Suwantoro, Dasar-dasar
pengaruh yang sangat besar dalam Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit
pengembangan usaha untuk meningkatkan Andi, 2001
ekonomi masyarakat Kota Cirebon dan
dapat membuka toko-toko souvenir khas Happy Marpaung, Pengetahuan
Cirebon, sehingga pendapatan dapat Kepariwisataan, Bandung: Penerbit
meningkat sehingga dapat mencukupi Alfabeta, 2002
kebutuhan keluarga bahkan dapat
menabung dan meningkatkan pergaulan Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen
antar suku dan bangsa saling berkenalan, Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
meningkatkan taraf hidup masyarakat agar Jakarta: Bumi Aksara. 2011
dapat hidup mandiri, membina diri dan
kepribadian sebagai bagian dari kekuatan Hasil Wawancara dengan bapak ridwan
dan ketahanan nasional serta selaku staf DISBUDMENPORA Kota
meningkatkan kemakmuran dan Cirebon, 26 Juli 2016, jam 10.20-
kesejahteraan rakyat melalui 11.45
pembudayaan potensi yang dimilikinya.
2. Adanya obyek wisata religi membawa Heru erwantoro, Busana Adat Pengantin
dampak pada peningkatan pendapatan Keraton Cirebon Simbol, Makna Dan
masyarakat Cirebon khususnya yang Fungsisuatu Pendekatan Sejarah
berada disekitar lokasi wisata, dan Kebudayaan termuat dalam situs
peningkatan pengahasilan ini akan terasa Http://cippad.usc.edu/ai/uploaded_file
cukup signifikan apabila ada moment- s/History/Type0/File1/busana%20ada
moment seperti mauludan dan lain-lain. t%20pengantin.pdf. 25 Agustus 2007
3. Adanya wisata religi memberikan dampak
yang cukup signifikan bagi kehidupan http://aslibumiayu.wordpress.com/2010/0
masyarakat Cirebon karena dapat 8/12
terciptanya lapangan pekerjaan baru untuk
warga disekitar tempat wisata baik untuk Ismayanti, Pengantar Pariwisata, Jakarta:
keluarga maupun untuk orang lain. Gramedia, 2010

J James Spillane, Pariwisata Indonesia


Daftar Pustaka Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius,
A. Hari Karyono, Kepariwisataan. 1994
Jakarta: Grasindo, 2007

74
Al-Amwal, Volume 9, No. 1 Tahun 2017

Khodiyat, Ramaini. Kamus Pariwisata


dan Perhotelan. Jakarta: Gramedia Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan
Widiasarana Indonesia, 1992 Strategik. Jakarta: Grasindo, 1996

Kusmayadi dan Sugiarto Endar, Sulandraningrat, P.S., Babad Tanah Sunda


Metodologi Penelitian Dalam Bidang Babad Cirebon Cirebon: 1948
Kepariwisataan, Jakarta:Penerbit
Gramedia Pustaka Utama, 2000 Sumadi Suryabrata, Metodologi
penelitian, Jakarta: PT Raga Grafindo
Kusuma, E. Nurmas Argadiningrat, Persada, 1983
Baluarti Kraton Kesepuhan Cirebon
Cirebon: Yayasan Kebudayaan Keraton Suryono, Agus. Paket Wisata Ziarah
Kasepuhan Cirebon, 1998 Umat Islam. Semarang: Kerjasama
Dinas Pariwisata Jawa Tengah dan
Lundberg, E Donald., Stavenga, Mink dan Stiepari Semarang. 2004
M. Krishnamoorthy, Ekonomi
Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2009

Mc. Intoch, Hobert. Tourism Principles,


Practices and Philosophies. Ohio: Grid
Inc. Iim Rogayah Dana Saputra 1997

Oka A.Yoeti, Perencanaan Strategi


Pemasaran Daerah Tujuan Wisata,
Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2005
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran.
edisi kesebelas, Jakarta: Indeks
kelompok Gramedia. 2006

Rammad Dwi Jatmiko, Manajemen


Stratejik. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press. 2003

Ratna Suranti, Pariwisata Budaya dan


Peran Serta Masyarakat, termuat dalam
situs http://www.kompas.com, 26
Oktober 2008

Republik Indonesia, 1999, Undang-


Undang Otonomi Daerah, Kuraiko
Pratama Bandung, Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.

Ruslan, Arifin S. N. Ziarah Wali Spiritual


Sepanjang Masa. Yogyakarta: Pustaka
Timur. 2007

75

Anda mungkin juga menyukai