Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Pekerjaan
Kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan
dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang
terdekat (keluarga) dan 7 masyarakat, untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan, sedangkan dari sudut rohani atau religius, kerja
adalah suatu upaya untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta.
Dalam hal ini, bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus
dipertangungjawabkan kepada Tuhan.
Koontz dan O’Donnel (1964) mengatakan bahwa pengertian kerja yaitu
penggunaan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu.
Usaha yang dilakukan bisa secara mental atau fisik, serta secara sukarela atau
terpaksa. Selanjutnya penyelesaian yang dilakukan bisa sampai tuntas atau hanya
sebagian saja.
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang tidak bergantung pada suatu
keahlian tertentu. Jadi setiap orang dimungkinkan memiliki pekerjaan namun
tidak semuanya tertumpu pada satu profesi. Pekerjaan dalam arti luas adalah
aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.
Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi
padahal tidak.
II.2 Profesi, Profesional dan Profesionalisme
Istilah Profesi, Profesional, Profesionalisme sudah sangat sering
dipergunakan baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam berbagai tulisan
di media masa, jurnal ilmiah, atau buku teks. Profesi merupakan bagian dari
pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi merupakan suatu
pekerjaan yang mengandalkan ketrampilan atau keahlian khusus yang tidak
didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya.
Menurut Sanusi, dkk (1991) menyatakan bahwa Profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya,
suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang menjalankan
suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki kemampuan yang
ddapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Keahlian diperoleh melalui
apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang
menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi. Profesi menunjuk
pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu.
Menurut Mulyasa (2006), profesi adalah sebuah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian
khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara
teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan
untuk itu.
Professional adalah sifat dari suatu profesi, artinya suatu kumpulan
pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan ketentuan atau standar operasional
pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing (Kusnandar, 2007).
Sedangkan Menurut A.S. Moenir (2002) Profesional adalah sebutan bagi
seseorang yang mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam,
mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta
harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap
profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki
keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya tersebut.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya “Dia seorang profesional". Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini
profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau “amatir”.
Profesional diartikan sebagai tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan,
didasari oleh keyakinan, kompeten, tepat atau taat asas, cermat, intelektual atau
cerdas, etos kerja, percaya diri atas kemampuan, optimistik, bermoral, dan
bersikap serta berpikir positif (Siswanto H., 2010).
Dari semua pendapat para ahli, menunjukkan bahwa profesional secara
istilah dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan atau dididik untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dan mereka
mendapat imbalan atau hasil berupa upah atau uang karena melaksanakan
pekerjaan tersebut. Dari rumusan pengertian profesi mengambarkan bahwa tidak
semua profesi atau pekerjaan bisa dikatakan profesional karena dalam tugas
profesional itu sendiri terdapat beberapa ciri-ciri dan syarat-syarat
H.A.R. Tilaar menyatakan bahwa seorang profesionalisme menjalankan
pekerjaanya sesuai dengan tuntutan profesinya (H. A. R. Tilaar, 2002).
Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya. Sedangkan Profesionalisasi menunjuk pada proses
peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam
mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu
profesi.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen/teori/faham para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategistrategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya (Sanusi, 1991).
Profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang
profesionalismenya tinggi, sedang, dan rendah. Profesionalisme juga mengacu
kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar
yang tinggi dan kode etik profesinya.
Dari beberapa pengertian yang ada dapat diketahui bahwa perbedaan profesi
dan pekerjaan dimana pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang tidak bergantung
pada suatu keahlian tertentu. Jadi setiap orang dimungkinkan memiliki pekerjaan
namun tidak semuanya tertumpu pada satu profesi. Pekerjaan dalam arti luas
adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah
pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi
seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim
dengan profesi padahal tidak.
II.2 Prinsip-Prinsip Profesionalisme
A. Integritas
1) Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan (professional)
bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan
hubungan bisnisnya.
2) Integritas adalah berterus terang dan selalu mengatakan yang
sebenarnya.
B. Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajiban seluruh anggota bersikap adil, jujur secara
intelektual, tidak memihak, tidak berprasangka atau bias, bebas dari
benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak sepantasnya dari pihak
lain.
C. Kompetensi
Prinsip kompetensi dan kehati hatian professional mengharuskan
setiap professional mengharuskan setiap anggotanya akuntan
professional untuk :
1) Memelihara pengetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan
untuk menjamin pemberi kerja (klien).
2) Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesioanl yang berlaku
ketika memberikan jasa professional.
D. Kerahasiaan
Prinsip kerahasian mengharuskan setiap akuntan untuk tidak
melakukan hal berikut ini :
1) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan
professional dan hubungan bisnis pada pihak diluar kantor akuntan
atau organisasi tempat akuntan bekerja tanpa diberikan kewenangan
yang memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan
kewajiban secara hokum atau profesioanl untuk mengungkapkan
kerahasiaan tersebut.
2) Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak
ketiga. Informasi yang diperoleh baik melalui hubungan professional
maupun hbungan bisnis.
E. Profesional
Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap akuntan professional
mematuhi ketentuan hukum serta peraturan yang berlaku dan
menghindari setiap perilaku yang dapat mengurangi kepercayaan pada
profesi.
F. Tanggung jawab profesi
Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa professional
mereka dan tanggung jawab untuk bekerja sama dengan dengan sesame
anggota demi mengembangkan profesi akuntasi serta memelihara
kepercayaan masyarakat.
G. Standar teknis
1) Setiap anggota akuntan professional dalam melaksanakan jasa
profesionalnya harus sesuai dengan standar professional yang relevan.
2) Keahlian anggota akuntan professional berkewajiban untuk
melaksanakan tugas yang diterima dari pemberi kerja dengan prinsip
integritas dan objektivitas.
H. Kepentingan public
Anggota akuntan professional berkewajiban untuk bertindak dalam
rangka pelayanan kepada public, menghormati kepercayaan public serta
menunjukkan sikap profesionalisme.
II.3 Ciri-ciri profesi
Untuk memahami apakah suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai suatu
profesi atau tidak, kita perlu memahami cirri-ciri profesi tersebut. Terdapat
berbagai cirri-ciri profesi yang dikemukakkan oleh para ahli yaitu :
1. Menurut Liberman, ciri-ciri profesi sebagai berikut :
a. Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang khas dan
esensial srta dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan lain.
b. Untuk pelaksanaanya tidak sekedar diperlukan keterampilan (skills)
tetepi juga kemapuan intelektual.
c. Diperlukan suatu masa studi dan latihan khusus yang cukup lama.
d. Para praktisinya secara individual atau kelompok memilki otonomi
dalam bidangnya.
e. Tindakan dan keputusannya dapat diterima oleh praktisi yang
bertanggung jawab.
f. Layanan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan ekonomi,
tetapi sebuah pengabdian.
g. Memiliki suatu kode etik.
2. Menurut word confederation of profession for teaching profesion
(WCOTP), secara mengemukakkan cirri-ciri profesi sebgai berikut:
a. Profesi adalah panggilan jiwa.
b. Fungsinya telah terumuskan dengan jelas.
c. Menetapkan persyaratan-persyaratan minimal untuk dapat
melakukannya (kualifikasi pendidikan, pengalaman,keterampilan ).
d. Mengenakan disiplin kepada seluruh anggotanya dan biasanya bebas
dari campur tangan kekuasaan luar.
e. Berusaha meningkatkan status ekonomi dan social para anggotanya.
f. Terbentuk dari disiplin intelektual masyarakat terpelajar dengan
anggota-anggota dan terorganisasi.
3. Menurut Djam’an Satori (2007) profesi mempunyai beberapa ciri-ciri
yaitu sebagai berikut:
a. Standar unjuk kerja;
b. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi
tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
c. Organisasi profesi;
d. Etika dan kode etik profesi;
e. Sistem imbalan;
f. Pengakuan dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai