Anda di halaman 1dari 23

2019

GRAND DESIGN SMKN 1 BOYOLANGU


KOMPETENSI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

SMK NEGERI 1 BOYOLANGU


TULUNGAGUNG
1/1/2019
BAB I

PNEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia dimana untuk Tenaga Pendidiknya
yaitu Guru-guru disini memiliki peranan dan tanggung jawab dalam mempersiapkan
peserta didiknya menjadi tulang punggung bangsa yang nantinya akan memegang
peranan penting dan terjun langsung dalam pembangunan masyarakat Indonesia pada era
globalisasi ini. Diharapkan peserta didik SMK di saat lulus sudah terbekali dengan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan sesuai kompetensinya dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asi (MEA) yang berkembang saat ini.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional maka Pemerintah melakukan regulasi tentang pemerataan akses dan
mutu pendidikan dengan harapan warga Negara Indonesia memiliki keterampilan hidup
(Life Skills) sehingga bisa mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta
masyarakat madani dan modern yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Tingkat
keberhasilan pembangunan sangat terkait dengan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
sehingga Negara berupaya mengoptimalkan dan memaksimalkan pembangunan
kapasitas SDM Indonesia melalui sektor pendidikan, baik melalui jalur pendidikan
formal maupun non formal. Pendidikan yang dilakukan sedapat mungkin mencerminkan
proses memanusiakan manusia atau dengan perkataan lain mengaktualisasikan semua
potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat. Salah satu jalur pendidikan formal yang
menyiapkan lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu tujuan penting pengembangan program
pendidikan SMK adalah menyiapkan SDM yang siap memasuki dunia kerja, memiliki
kepemimpinan tinggi, disiplin, profesional, handal di bidangnya dan produktif. Dengan
demikian, lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja tingkat menengah yang siap
pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di dunia usaha dan industri.
Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata melalui
kerja sama program, dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa peserta didik.
Bahkan di beberapa negara, peran industri ini sudah menjadi kewajiban karena telah ada
regulasi yang mengaturnya. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki
program untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai program pendidikan,
menanamkan jiwa wirausaha di setiap jenjang dan tingkat pendidikan, serta berusaha
memperluas lapangan kerja. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
(Direktorat PSMK) turut ambil bagian dengan berusaha meningkatkan kompetensi dan
jiwa wirausaha lulusan SMK. Direktorat PSMK dalam rencana strategis 2015- 2019
memiliki visi Terbentuknya Insan dan Ekosistem Pendidikan SMK yang berkarakter
dengan berlandaskan gotong royong.
Salah satu program prioritas untuk merealisasikan visi tersebut adalah
program pengembangan Teaching Factory dan Technopark atau sebelumnya disebut
dengan teaching industry di SMK. Arah pengembangan yang akan dilakukan akan
menjadi lebih efektif apabila pengambil keputusan mendapatkan masukan informasi
yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, Rencana Induk
Pengembangan Teaching Factory dan Teachnopark di SMK merupakan sebuah
keniscayaan yang mutlak diperlukan.

B. Maksud dan Tujuan


Grand Design atau Rencana Induk Pengembangan Teaching Factory dan
Technopark di SMK Negeri 1 Boyolangu untuk Kompetensi TKJ adalah sebagai berikut :
1. Memetakan kondisi Pengembangan Teaching Factory di SMK khususnya untuk
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
2. Menyusun strategi pelaksanaan Program Pengembangan Teaching Factory untuk
program keahlian Teknik Komputer dan Jarigan (TKJ) di tingkat Kabupaten, Provinsi,
Nasional maupun Internasional.
3. Menyusun rekomendasi pelaksanaan Program Pengembangan Teaching Factory dari
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK yang disesuaikan
dengan kondisi internal dan kondisi eksternal pendidikan kejuruan.
4. Memberikan persepsi dan pemahaman yang seragam tentang Teaching Factory di
SMK dengan tujuan utamanya yaitu pendidikan SMK yang berkualitas khususnya
untuk program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan industri yang ada saat ini.
BAB II

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


SMK NEGERI 1 BOYOLANGU - TULUNGAGUNG

A. Teknik Komputer dan Jaringan


Teknik Komputer dan Jaringan adalah suatu program keahlian yang ada
di SMK dengan kompetensi yang mempelajari software/hardware computer dan jaringan
computer. Tetapi di dalam program keahlian TKJ ini lebih banyak mempelajari mengacu
pada pembelajaran hardware computer mulai dari pengenalan komponen-komponennya,
merakitnya, instalasi Sistem Operasi/Aplikasinya, troubleshootingnya maupun
perawatannya. Selain itu juga device-device yang terkait dengan computer dan jaringan,
seperti perangkat printer, LCD projector, scanner dan lain-lainnya.
Untuk jaringan komputernya mempelajari kompetensi mulai dari
pengenalan komponen-komponen jaringannya, rancang bangun topologi jaringan,
system jaringan yang digunakan, jenis jaringan yang akan digunakan, konfigurasi
jaringan, administrasi jaringannya, troubleshooting jaringan, sistem keamanan jaringan,
maintenance/perawatan perangkat jaringan dan lain-lainnya yang terkait dengan jaringan
computer. Selain pelajaran produktif tersebut di atas dalam pembelajaran juga diberikan
mata pelajaran umum yaitu normatif dan adaptif. Mengingat sekarang ini jamannya
teknologi yang banyak menggunakan internet sehingga menjadi peluang peserta didik
SMK dari program keahlian TKJ dalam pengelolaan jaringan. Jadi peserta didik TKJ
perlu dibekali pengetahuan dan skill yang mumpuni dalam bidang computer dan jaringan.
Dengan materi-materi pembelajaran yang kompleks tersebut diharapkan
lulusan peserta didik SMK khususnya dari program keahlian TKJ dapat diterima di
masyarakat dengan pengetahuan dan skill yang dimilikinya tersebut. Oleh sebab itu
pembelajaran yang dibekalkan untuk peserta didik haruslah yang benar-benar mengikuti
perkembangan yang ada saat ini (up to date). Mengingat pesatnya perkembangan yang
ada saat ini maka kurikulum yang ada di SMK juga harus bisa menyesuaikan dengan
perkembangan yang ada. Jika tidak ada perubahan dalam pengembangan kurikulum
maka peserta didik SMK yang diharapkan akan tertinggal dengan tenaga-tenaga kerja
asing yang mulai berdatangan ke Indonesia.
B. Visi, Misi dan Tujuan Teknik Komputer dan Jaringan
Visi dari program keahlian TKJ SMK Negeri 1 Boyolangu :
- Mewujudkan tenaga kerja menengah dan professional, menghasilkan tamatan dalam
bidang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang berwawasan wirausaha
berlandaskan akhlak mulia sesuai dengan tuntutan industri di era globalisasi ini
dengan ethos kerja yang tinggi serta memiliki sikap hidup mandiri dan mampu
bersaing.

Misi dari program keahlian TKJ SMK Negeri 1 Boyolangu :


- Menyelenggarakan pendidikan dan latihan bidang Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ) untuk menghasilkan lulusan TKJ yang siap kerja
- Mengembangkan sikap dan keterampilan peserta didik dalam bidang Teknik
Komputer Jaringan (TKJ)
- Optimalisasi sumber daya manusia khususnya bidang Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ)
- Mampu mengembangkan bidang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang relevan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
- Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja khusunya di bidang
Teknik Komputer dan Jaringan
- Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha bagi tamatan bidang Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ)

Tujuan Teknik Komputer dan Jaringan :


- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan YME
- Melatih dan mendidik siswa agar menjadi warga Negara yang bertanggung jawab
- Melatih dan mendidik siswa agar menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan IPTEK
dan berbudaya
- Mendidik siswa dengan keahlian dan keterampilan dalam program keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ), agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi
pekerjaan yang ada di Dunia Usaha / Dunia Industri (Du/Di) sebagai tenaga kerja
tingkat menengah
- Mendidik siswa agar mampu memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan sikap
professional dalam program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
- Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk
berwirausaha, bekerja maupun melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

C. Analisa Pendidik Teknik Komputer dan Jaringan


Tenaga Pendidik sangat memiliki peran dalam memajukan potensi dan
kualitas dari tamatan peserta didik nantinya. Oleh karena itu perlunya pemenuhan dan
peningkatan kualitas guru dengan adanya diklat, workshop maupun magang guru di
industri yang sesuai dengan Kompetensi Teknik Komputer dan Jaringan. Pada saat ini
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) memiliki guru produktif dengan kualifikasi
sebagai berikut :

NO NAMA LULUSAN KEGIATAN PENINGKATAN


YANG PERNAH DIIKUTI
1. Siswanti Purwaningsih, S.T. S-1 - Diklat asesor TKJ
- Diklat MTCNA
- Magang Guru di PT. Mugen
2. Listyana Hartati, S.Kom. S-1 - Diklat asesor TKJ
- Diklat MTCNA
3. Ary Sunaryo, S.Kom. S-1 - Diklat asesor TKJ
- Diklat MTCNA
- Diklat Ubiquity
4. Endang Ary Handayani, S.T. S-1 - Diklat asesor TKJ
5. Hendro Suwignyo, S.T. S-1 - Diklat MTCNA
6. Oktaria Megawati, S.Pd. S-1 -
7. Siti Munawaroh, S.Kom. S-1 - Diklat asesor TKJ

D. Inovasi Pembelajaran
Dalam menyongsong Grand Design SMK Negeri 1 Boyolangu maka
diperlukan inovasi dan strategi dalam pembelajaran yang bisa menunjang perkembangan
dalam kegiatan belajar dan mengajar (KBM) khususnya untuk Kompetensi Keahlian
Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Salah satu inovasi pembelajaran untuk
mendukung Grand Design SMK Negeri 1 Boyolangu adalah keselarasan kurikulum
Kompetensi Keahlian khususnya TKJ dengan kebutuhan industri yang berkembang saat
ini melalui sinkronisasi kurikulun.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK khususnya
TKJ perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut dan strategi implementasi yang lebih
operasional agar kepercayaan masyarakat dan Dunia Usaha / Dunia Industri (Du/Di)
yang tinggi kepada SMK khususnya TKJ tetap dapat terpelihara. Salah satu upaya
implementasi program peningkatan kualitas SMK dapat dilakukan melalui penerapan
konsep Teaching Factory. Konsep ini menekankan pendidikan yang lebih demand
oriented, membekali para peserta didik dengan karakter kewirausahaan
(entrepreneurship) dan melibatkan dunia usaha/ dunia industri sebagai mitra utama.
Melalui pola Teaching Factory, optimalisasi kerja sama pendidikan dengan industri
berdampak pada proses pembelajaran yang semakin berorientasi pada kebutuhan
industri. Kerja sama (partnership) yang dibangun secara sistematis dan berdasarkan pada
kerja sama saling menguntungkan (win-win solution) menjadikan Teaching Factory
sebagai penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia usaha/dunia industri yang
akan mendorong terjadinya transfer teknologi guna meningkatkan kualitas guru dan
softskill bagi peserta didik.
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana
sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan
industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktik
produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen
pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri.
Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi adalah suatu proses
pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang
atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Dengan kata lain barang
yang diproduksi dapat berupa hasil produksi atau jasa yang dapat dijual atau yang dapat
digunakan oleh masyarakat, sekolah atau konsumen sebagai bukti bahwa siswa SMK
tidak hanya kompeten dalam keahlian (skill) tertentu, namun juga mampu
mengaplikasikan kompetensinya menjadi sesuatu yang berguna.
Sejalan dengan hal tersebut, diperlukan wadah atau sarana untuk
menampung hasil-hasil produksi dari Teaching Factory untuk memasarkan hasil
produksi tersebut kepada konsumen atau dunia industri yang membutuhkan. Technopark
merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungkan institusi pendidikan dengan
dunia industri. Dengan adanya Technopark maka penggabungan dunia industri dan dunia
pendidikan merupakan suatu keniscayaan. Selain itu, dengan adanya Technopark akan
memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat antar dunia
industri dan pendidikan, sekaligus dapat mendongkrak pengembangan potensi daerah
dengan mengakselerasi program wirausaha (entrepreneurship) di SMK.
E. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum dalam pengembangan Teaching Factory dan Techno
Park adalah :
1. UUD Tahun 1945
Pasal 28 C menyatakan menyatakan “Setiap orang berhak untuk mengembangkan
diri melalui pemenuhan hak dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. Pasal ini
memberikan penegasan bawah pendidikan merupakan salah satu hak bagi warga
negara untuk mengembangkan diri demi peningkatan kesejahteraannya dan
masyarakat
Selanjutnya pada Pasal 31 ayat (3) ditegaskan pula bahwa untuk memenuhi hak
warga negara tersebut, negara wajib memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja
negara serta anggaran pendapatan daerah untuk memenuhi penyelenggaraan
pendidikan termasuk di dalamnya adalah dalam hal penyelenggaraan pendidikan
menengah kejuruan.
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang ini menyatakan pengelolaan dan pendanaan pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Pemerintah pusat memiliki kewajiban untuk menetapkan kebijakan nasional dan
standar nasional pendidikan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan termasuk
pendidikan menengah yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Penetapan program
pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK merupakan salah satu
kebijakan nasional yang ditetapkan untuk meningkatkan daya saing masyarakat
melalui pendidikan menengah yang bermutu.
3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005—2025
Dalam lampiran Undang-Undang ini menjabarkan salah satu tantangan Indonesia
pada tahun 2005-2025 adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia yang
mengakibatkan rendahnya produktivitas dan daya saing perekonomian bangsa.
Khusus untuk sektor pendidikan, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk
menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan jumlah
proporsi penduduk yang melanjutkan pendidikan dasar ke jenjang yang lebih tinggi,
menurunkan buta aksara, menurunkan kesenjangan tingkat pendidikan antar
kelompok masyarakat, dan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan
sehingga pendidikan dapat mendorong pembangunan nasional secara menyeluruh
dan meningkatkan daya saing bangsa. Ditegaskan pula pembangunan pendidikan
ditantang untuk menyediakan pendidikan sepanjang hayat untuk memanfaatkan
bonus demografi yang akan Indonesia hadapi pada 100 tahun Indonesia merdeka.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, pengembangan Teaching Factory dan
Technopark di SMK akan berkontribusi dalam pembangunan pendidikan di
Indonesia khususnya dalam penyediaan sumber daya manusia kelas menengah yang
berkualitas, produktif, berdaya saing, dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia dalam
meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat
internasional.
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ini diatur mengenai
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota di bidang pendidikan. Kewenangan bidang pendidikan
dalam aspek manajemen pendidikan, pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam
penetapan standar nasional pendidikan dan pengelolaan pendidikan tinggi.
Pemerintah provinsi memiliki kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dan
pengelolaan pendidikan khusus. Sementara pemerintah kabupaten/kota memiliki
kewenangan pengelolaan pendidikan dasar dan pengelolaan pendidikan anak usia
dini dan pendidikan nonformal. Dalam aspek kurikulum pemerintah pusat memiliki
kewenangan dalam penetapan kurikulum nasional pendidikan menengah,
pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal.
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan pemerintah ini beserta dengan peraturan-peraturan turunannya telah
menetapkan acuan minimal mutu yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan layanan pendidikan yang berkualitas. Acuan mutu tersebut telah
menjabarkan seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan yang meliputi standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan dan
standar pengelolaan pendidikan dengan komprehensif sebagai landasan
penyelenggaraan pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan. Pelaksanaan
pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK ditujukan untuk
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah dengan kebutuhan
pembangunan nasional.
6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/
Kota.
Peraturan pemerintah turunan dari Undang-Undang No. 32 tahun 2004 mengenai
Pemerintah Daerah ini mengatur bahwa pendidikan merupakan salah satu urusan
wajib yang didelegasikan kepada daerah baik di tingkat provinsi atau kabupaten/
kota. Dalam lampiran peraturan ini telah diatur kewenangan dari masing-masing
pemerintah dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Keberhasilan
pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK juga bergantung pada
efektivitas kerja sama dan integrasi pembagian peran antara pemerintah pusat dan
daerah.
7. Peraturan Pemerintah No.48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
Peraturan pemerintah turunan dari Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional ini mengatur mengenai jenis dan bentuk biaya
pendidikan yang melekat pada satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan,
maupun siswa. Diatur pula pada peraturan ini tanggung jawab pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat dalam mendanai
pendidikan. Khusus untuk pendidikan menengah ditegaskan bahwa pendanaan
pendidikan baik yang mencakup pembiayaan investasi, operasional, bantuan biaya
pendidikan dan biaya personal peserta didik merupakan kerja sama pemerintah
pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Pengembangan Teaching Factory dan
Technopark di SMK merupakan salah satu upaya meningkatkan peranan pemerintah
dalam pendanaan pendidikan menengah untuk meningkatkan mutu dan relevansi
pendidikan menengah dengan kebutuhan pembangunan nasional.
8. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri.
Peraturan Pemerintah ini membahas pendidikan vokasi lndustri berbasis kompetensi
yang salah satunya pendidikan menengah kejuruan. Serta termaktub dalam peraturan
tersebut tentang pabrik dalam sekolah (Teaching Factory) adalah sarana produksi
yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya
untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata industri dan tidak
berorientasi mencari keuntungan.
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015—2019.
Peraturan ini mengamanatkan nawacita dalam rencana jangka menengah tahun
2015-2019 yang salah satunya menekankan pada pengembangan Teaching Factory
dan Technopark di SMK.
10. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Peraturan Presiden sebagaimana amanat Pasal 11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2008 tentang Kementerian Negara ini berisi tentang kedudukan, tugas, fungsi,
organisasi, unit pelaksana teknis, tata kerja, dan pendanaan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdiri atas salah
satunya adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Sementara itu,
pada Pasal 16 diamanatkan bahwa salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah adalah fasilitasi pembangunan Teaching Factory dan
Technopark di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan.
11. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjelaskan detail tugas dan
fungsi organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan salah satunya adalah
Direktorat Pembinaan SMK yang tugasnya memfasilitasi pembangunan Teaching
Factory dan Technopark di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan.
12. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan ini menjelaskan tahapan-tahapan perencanaan pembangunan dan
pengembangan pendidikan dan kebudayaan dimana salah satu program yang
dikembangkan adalah Teaching Factory dan Technopark di SMK.

F. Peluang Kerja/Wirausaha untuk Lulusan Teknik Komputer dan Jaringan


Adapun peluang kerja atau wirausaha yang memungkinkan untuk peserta
didik lulusan SMK dari program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sesuai
kompetensi yang dimiliki adalah sebagai berikut :
 Internet Service Provider (ISP) / Perusahaan Keamanan Jaringan (Network Security)
- Mengidentifikasi kebutuhan jaringan / keamanan jaringan
- Mendesain system jaringan / keamanan jaringan
- Menginstalasi jaringan / keamanan jaringan
- Menginstalasi dan administrasi server authentikasi
- Mengoperasikan jaringan / keamanan jaringan
- Monitoring jaringan / keamanan jaringan
 LAN / Wireless Networking
- Merancang, melakukan survey lapangan
- Mendesain topologi jaringan
- Mengistalasi jaringan LAN / wireless
- Mengkonfigurasi peralatan jaringan
- Mengoperasikan jaringan LAN / wireless
- Maintenance jaringan LAN / wireless
 Network Administrator
- Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambug jaringan berbasis local
(LAN) / luas (WAN)
- Menganalisa dan memperbaiki kerusakan/kesalahan/tidak bekerjanya koneksi di
system jaringan
 Adminisi Server
- Memanage Server
- Mengatur bandwidth
- File sharing
- Memonitor server
- Mengatur traffic
 Computer Integrator
- Merakit computer
- Memperbaiki computer
- Menginstalasi system operasi GUI dan Text
 VoIP Integrator
- Identifikasi kebutuhan
- Merancang jaringan VoIP
- Instalasi softswitch
 Linux Administrator
- Menginstalasi Sistem Operasi Linux
- Maintenance Sistem Operasi Linux
- Melakukan virtualisasi
 Integrator Jaringan
- Merancang bangun dan menganalisa LAN / WAN
- Memasang jaringan LAN / WAN
- Melakukan instalasi perangkat jaringan LAN / WAN
- Menginstalasi Sistem Operasi jaringan
- Menganalisa dan memperbaiki kerusakan / kesalahan / tidak bekerjanya koneksi
di sitem jaringan

G. Kerja sama Dunia Usaha / Dunia Industri yang ingin di capai

, Kompetensi Keahlian TKJ SMK Negeri 1 Boyolangu dalam waktu dekat

ini merencanakan untuk kerjasama dengan Du/Di untuk pengembangan program TeFa di

bidang Komputer dan Jaringan dengan menggandeng beberapa perusahaan yang

memiliki kompetensi menunjang dalam membekali siswa TKJ untuk terjun di dunia

usaha maupun dunia industri.

1. PT. Citra Web Solusi Teknologi yang ada di Yogyakarta

Dengan kerjasama ini akan didirikan Mikrotik Academy yang mengusung kurikulum

MikroTik dalam pembelajaran dengan sinkronisasi kurikulum. Siswa selain

mendapatkan ilmu tentang jaringan level MTCNA (Microtik Training Certified

Network Assosiate) juga pengakuan langsung dari perusahaan MikroTik dengan

melakukan tes sesuai standar MikroTik dan jika siswa kompeten akan dibuktikan

dengan sertifikat MTCNA. Sertifikat ini berstandar Internasional dan bisa digunakan

tamatan TKJ dalam dunia industri saat perekrutannya. Ilmu yang diperolehpun juga
bisa dimanfaatkan untuk tamatan TKJ membuka wirausaha sendiri dan siap bersaing

di dunia usaha.

2. PT. Telkom Tbk.

Diharapkan dengan kerjasama ini maka informasi perkembangan teknologi yang di

dunia industri bisa diinformasikan ke SMK sehingga tamatan yang di hasilkan nanti

memiliki pengetahuan dan skill yang mumpuni sesuai kebutuhan di dunia industri

atau jika tamatan ingin berwirausaha maka pengetahuan dan skillnya juga bisa

bersaing di dunia usaha.

H. Konsep Teaching Factory TKJ di SMK Negeri 1 Boyolangu

Adapun konsep modern yang rencananya akan dilakukan TKJ adalah


mengembangkan penerapan skema pelatihan, belajar industri dan transfer pengetahuan
antara industri dengan dunia pendidikan yang bertujuan agar modernisasi pendidikan
dapat berkontribusi untuk meningkatkan kinerja inovasi industri. Teaching Factory yang
mau dilakasanakan merupakan sebuah proyek industri yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman nyata dalam desain, manufaktur dan realisasi produk yang dirancang serta
mengembangkan sebuah kurikulum yang memiliki keseimbangan antara pengetahuan
teori dan analisis dengan manufaktur, perancangan, kegiatan bisnis, dan keterampilan
yang profesional.

Paradigma Teaching Factory


Teaching Factory bidang TKJ akan melakukan pendekatan dengan tujuan :

1. Memodernisasi proses pengajaran dengan membawa kepada praktik industri secara


dekat;
2. Mengungkit pengetahuan industri melalui pengetahuan baru;
3. Mendukung transisi dari manual menuju cara bekerja otomatis dan mengurangi
kesenjangan antara sumber daya industri (pekerja dan modal) dan pengetahuan
industri (informasi);
4. Meningkatkan dan menjaga pertumbuhan kekayaan industri.
Konsepsi dasar Teaching Factory adalah “Factory to Classroom” yang
bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan produksi di industri secara nyata ke
dalam ruang praktik. Kehidupan produksi yang nyata sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kompetensi pengajaran yang berbasis aktivitas nyata dari praktik industri
pada setiap harinya.

Teaching Factory sebagai Dua Saluran Komunikasi Pembelajaran

Kegiatan industri TKJ ke dalam kelas

Pengetahuan baru ke dalam industri


Konsep pembelajaran berbasis industri untuk bidang TKJ ini memiliki arti
bahwa setiap produk praktik yang dihasilkan adalah sesuatu yang berguna dan bernilai
ekonomi atau daya jual dan diterima oleh pasar. Sinergi antara sekolah dengan industri
merupakan elemen kunci sukses utama dalam Teaching Factory, dimana Teaching
Factory akan menjadi sarana penghubung untuk kerja sama antara sekolah dan industri.
Interaksi sekolah-industri yang berkesinambungan akan mendorong terjadinya perbaikan
secara terus menerus (continuous improvement) dalam hal teknologi (technology
transfer), kurikulum dan budaya industri sehingga akan berdampak terhadap lulusan
yang kompeten dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan yang disyaratkan oleh
industri, yaitu sadar akan kualitas dan efisiensi sebagaimana yang selalu diterapkan
dalam kegiatan industri.

Teaching Factory memiliki nilai strategis pada pendidikan dan pelatihan


kejuruan dalam meningkatkan daya saing lulusan institusi kejuruan seperti SMK
khususnya dari kompetensi keahlian TKJ di pasar tenaga kerja tingkat lokal maupun
nasional bahkan regional, karena mempunyai mekanisme yang selalu mengikuti
perkembangan industri yang sangat cepat.

Kategori Pelaksanaan Teaching Factory


Dual System adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai
experience based training atau interprise based training yang intinya adalah work
process oriented. Pendekatan ini mencoba menempatkan siswa TKJ dalam situasi nyata
di tempat kerja secara menyeluruh.

CBT (Competency Based Training) adalah sistem pembelajaran kejuruan yang berfokus
pada definisi penetapan sistem keterampilan yang berbeda-beda namun harus bisa
diakses secara eksternal, sebagai standar untuk jaminan kompetensi. Selain itu, CBT
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pembangunan dan
peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik TKJ sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Peserta didik TKJ yang telah berhasil mencapai kompetensi akan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan kerja
dalam berbagai kondisi dan lingkungan yang berbeda sesuai standar industri. Pelatihan
berbasis kompetensi pada umumnya mengacu pada kompetensi dan standar kinerja yang
telah ditetapkan oleh industri. Pada metode ini, penilaian peserta didik TKJ dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat memastikan bahwa setiap peserta didik TKJ telah
mencapai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi
yang ditempuh. Pelatihan berbasis kompetensi memungkinkan peserta didik TKJ untuk
menyelesaikan studi mereka lebih cepat karena pembelajaran dibagi ke dalam unit-unit
kompetensi. Pada saat peserta didik TKJ telah memenuhi kompetensi dalam suatu unit
kompetensi, mereka dapat melanjutkan ke unit kompetensi berikutnya. Arah dari
implementasi CBT adalah peserta didik TKJ memiliki keterampilan dalam suatu
kompetensi yang dinyatakan dalam sebuah sertifikasi dalam bidang TKJ.

PBET (Production Based Education and Training) merupakan pendekatan


pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik TKJ
perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengalaman
pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat). Seperti
diketahui, mengimplementasikan PBET diperlukan dukungan peralatan berskala
produksi yang mungkin dapat dipenuhi dan dikembangkan dari peralatan berskala
pendidikan. Namun demikian, dapat pula dipenuhi dengan cara menjalin kerja sama
dengan industri dalam rangka magang peserta didik di dunia industri. Pemagangan ini
bersifat pengalihan sejumlah praktik (job sheet) ke industri secara langsung sesuai
dengan keadaan praktik nyata industri (job order). Adapun tujuan utama PBET adalah
menyiapkan individu yaitu siswa TKJ supaya bisa memenuhi kualifikasi yang dituntut
oleh pasar kerja (bukan hanya hard skill saja melainkan juga soft skills). Dalam dunia
kerja/usaha pada umumnya pengguna (user) menginginkan pekerjanya memiliki
kemampuan kognitif yang tinggi dan juga memiliki Soft Skills yang dibutuhkan, seperti
motivasi yang tinggi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kompetensi
interpersonal dan orientasi nilai yang menunjukkan kinerja yang efektif.

TF (Teaching Factory) adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa)
melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan TKJ yang kompeten
sesuai dengan kebutuhan pasar. Konsep pembelajaran Teaching Factory tidak akan lepas
dari konsep CBT dan PBET mengingat bahwa konsep Teaching Factory merupakan
pengembangan dari konsep CBT dan PBET guna mengurangi kelemahan dari konsep
CBT dan PBET.

Titik focus pengembangan Teaching Factory

Kondisi ideal Teaching Factory (TF) yang ingin di capai oleh kompetensi keahlian TKJ
adalah sebagai berikut :

No Aspek Kriteria Kondisi Ideal yang ingin dicapai TKJ


1. Pembelajaran - Bahan ajar, yang bertujuan untuk mencapai
kompetensi, merupakan sesuatu yang multiguna
(marketable). Bagi program kompetensi yang
tidak menghasilkan produk/jasa dapat diarahkan
pada simulasi dari situasi kerja riil di lapangan.
- Sistem penilaian berbasis TF
- Sistem pembelajaran schedule blok dan
kontinyu
2. Sumber Daya Manusia - Berkemampuan design engineering
- Menerapkan sense of quality, sense of efficiency
dan sense of innovation
- Proses kegiatan belajar memperhatikan rasio
guru dan peserta didik
3. Fasilitas - Memenuhi rasio 1:1 (peserta didik dan alat)
- Penerapan MRC
- Kesesuaian dan kelengkapan alat bantu proses
- Pengembangan alat secara terus-menerus
(penambahan alat)
4. Kegiatan Praktek Menerapkan budaya industri seperti :
- Standar kualitas, adanya quality control
- Target waktu
- Efisiensi proses produksi
- Rotasi kerja (shift)
- Prosedur kerja jelas
- Hasil praktik menjadi sumber pendapatan
(generating income)
- Fungsi/tanggung jawab yang jelas untuk setiap
penanggung jawab
- Lingkungan kerja yang aman dan nyaman
- Keteraturan/kelancaran kegiatan pembelajaran
- Adanya kontrol dan pemantauan secara terus-
menerus
5. Network Kerja sama dengan industri yang bertujuan untuk :
- Transfer teknologi dan pengetahuan seperti
adanya kelas Trakindo-teknik mesin, kelas
Honda/Daihatsu-otomotif
- Membangun budaya industri di lingkungan
sekolah

Produk Unggulan yang telah dihasilkan TKJ dari SMK Negeri 1 Boyolangu dalam
Teaching Factory :

 Dalam bentuk Fisik

 Dalam bentuk Jasa


I. Konsep Technopark SMK Negeri 1 Boyolangu

Technopark SMK Negeri 1 Boyolangu ini merupakan salah satu bentuk


wadah (integrator) untuk menghubungkan antara kompetensi-kompetensi keahlian yang
ada di SMK dan telah melaksanakan program Teaching Factory dengan dunia industri.
Technopark ini bertujuan untuk merangsang dan mengelola arus pengetahuan dan
teknologi kompetensi-kompetensi yang ada di SMK 1 Boyolangu dalam pelaksana
program Teaching Factory, memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan pendukung
industri berbasis inovasi melalui inkubasi bisnis dan proses spin-off dan menyediakan
layanan peningkatan nilai tambah lainnya, melalui penyediaan ruang dan fasilitas
berkualitas tinggi pendukung.
Technopark memiliki beberapa fasilitas, antara lain inkubator bisnis, angel
capital, seed capital, venture capital. Stakeholder dari suatu Technopark di SMK biasanya
adalah pemerintah (biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis),
komunitas bisnis dan finansial. Stakeholder bekerja sama untuk mengintegrasikan
penggunaan dan pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center,
sampai ke hotel. Bagi pemerintah daerah, Technopark di SMK menciptakan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan
cukup tinggi, Technopark di SMK memiliki daya tarik karena situasi, lokasi dan lifestyle.
Technopark SMK Negeri 1 Boyolangu mencoba menggabungkan ide,
inovasi, dan know-how dari berbagai kompetensi-kompetensi keahlian yang ada di SMK
Negeri 1 Boyolangu dimana pelaksana Teaching Factory dan kemampuan finansial (dan
marketing) dari dunia bisnis. Diharapkan dari penggabungan ini dapat meningkatkan dan
mempercepat pengembangan produk serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk
memperoleh economic return yang tinggi

TF RPL
TF TKJ
TF Animasi TF MM

TF DKV TF Broadcast

TF KI TF UPW

TF Akuntansi TF AP

TF PM

Adapun tujuan dari Technopark di SMK secara umum dapat dirangkum


sebagai berikut :

1. Sebagai penopang potensi ekonomi lokal sesuai dengan kebutuhan industri.


2. Sebagai “Think-thank” pengembangan produk dan jasa SMK yang sesuai dengan
kebutuhan industri dan potensi lokal khususnya, maupun global pada umumnya.
3. Sebagai “One-Stop-Solution” untuk kebutuhan industri akan SDM maupun inovasi
dalam bidang produk dan jasa.
4. Sebagai “koordinator” dari beberapa TF SMK, sehingga memudahkan industri untuk
menjangkau SMK dengan TF-nya, maupun sebaliknya.
5. Menjadi pusat pelatihan bagi SMK untuk pengembangan TF.
6. Sebagai “etalase” unjuk kemampuan SMK yang dibuktikan dengan hasil produk dan
jasa.
7. Memfasilitasi incubator bisnis (entrepreneurship) bekerja sama dengan instansi lain
(SMK, masyarakat, perguruan tinggi, industri, pemerintah) untuk mengembangkan
potensi yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas serta memperhatikan tugas dan fungsi Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK), Technopark di SMK lebih ditekankan pada wadah promosi
bagi dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah Teaching Factory di SMK untuk
mempromosikan hasil produksi dan menjadi jembatan komersialisasi produk-produk
yang dihasilkan. Komersialisasi ini di antaranya meliputi inkubasi bisnis, yang
mematangkan suatu inovasi yang telah teruji secara ilmiah, agar jika diproduksi mampu
bersaing di pasar bebas. Di samping itu, juga sebagai sarana untuk menjalin kerja sama
antara perguruan tinggi atau industri dalam rangka memproduksi atau hilirisasi inovasi-
inovasi yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi atau yang akan diproduksi secara
massal oleh dunia industri.
BAB III
PENUTUP

Grand Design atau Rencana Induk Pengembangan Teaching Factory dan


Technopark di SMK ini disusun untuk membantu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan
pemerintah daerah dalam merencanakan Pengembangan Teaching Factory dan
Technopark di SMK. Dokumen ini disusun untuk memberikan informasi rancangan
Pengembangan Teaching Factory dan Technopark berdasarkan informasi dan data yang
dapat menggambarkan karaktertik TKJdi SMK Negeri 1 Boyolangu yang ada di
Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur.
Penetapan Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di TKJ
SMK Negeri 1 Boyolangu sebagai solusi untuk mengatasi daya saing bangsa akan
menghadapi berbagai tantangan, permasalahan dan kendala serta meningkatkan
kemandirian Bangsa. Permasalahan disparitas kualitas tamatan SMK, keterbatasan
kemampuan orang tua dan daerah dalam membiayai, karakteristik keungulan lokasi, serta
komitmen politik dari berbagai pemangku kepentingan terhadap pendidikan merupakan
tantangan yang akan dijawab melalui penyusunan rencana Pengembangan Teaching
Factory dan Technopark ini.
Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK diharapkan
dapat berkontribusi dalam meningkatkan jumlah calon tenaga kerja yang berkualitas dan
sesuai dengan tuntutan kebutuhan bangsa dan negara di dalam mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan mandiri.
Selain yang diuraikan di atas, Grand Design Pengembangan Teaching
Factory dan Technopark TKJ di SMK Negeri 1 Boyolangu ini diharapkan bisa dipahami
serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, khusus untuk Dunia Usaha / Dunia Industri.
Dengan demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam
kegiatan pembangunan bidang pendidikan khusus TKJ di SMK Negeri 1 Boyolangu,
termasuk memberi kritik, evaluasi, dan rekomendasi. Pelibatan publik secara lebih aktif
dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil pembangunan kualitas tamatan
TKJ di SMK Negeri 1 Boyolangu selama lima tahun mendatang.

Anda mungkin juga menyukai