Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENGANGGURAN DAN TINGKAT ALAMIAHNYA


Dosen Pengampu: Drs. I Wayan Wenagama. M.P.

Disusun Oleh:

I Gusti Ayu Agung Sintia Utami 1707532009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018/2019
2.1 MENGIDENTIFIKASI PENGANGGURAN
Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara
langsung karena mengakibatkan penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis terhadap
yang mengalami kehilangan pekerjaan. Seseorang diaggap pengangguran jika ia berhenti bekerja
sementara atau sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang tidak termasuk dua kategori di atas,
misalnya mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan, tidak termasuk ke dalam
angkatan kerja. Angkatan Kerja (labor force) adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja:
Angkatan kerja=Jumlah orang yang bekerja + Jumlah yang tidak bekerja

Tingkat Pengangguran (unemployment rate) adalah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja:
Tingkat Pengangguran = Jumlah orang yang tidak bekerja x 100%
Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) mengukur persentase jumlah
populasi penduduk dewasa yang termasuk ke dalam angkatan kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja = Angkatan Kerja x 100%
Populasi penduduk dewasa
2.2 PENCARIAN KERJA
Pencarian kerja (job search) adalah proses yang dilakukan oleh pekerja untuk mencari
pekerjaan yang yeng sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.
Pengangguran Friksional Tidak Dapat Dihindari
Pengangguran friksional sering terjadi akibat adanya perubahan permintan tenaga kerja
diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda-beda (ketika permintaan terhadap komputer
Samsung lebih tinggi dari pada komputer Acer, maka Samsung membutuhkan tambahan pekerja
sementara Acer mengurangi jumlah pekerjanya).
Kebijakan Publik dan Pencarian Kerja
Banyak program pemerintah yang berupaya untuk memudahkan pencarian kerja dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah melalui badan penempatan kerja yang dijalankan oleh
pemerintah yang menyiarkan informasi tentang lowongan kerja.
Tunjangan Pengangguran
Salah satu program pemerintah yang meningkatkan jumlah pengangguran friksional,
meskipun tidak disengaja, adalah tunjangan pengangguran (unemployment benefits). Program ini
bertujuan untuk memberikan kompensasi parsial bagi pekerja akibat kehilangan pekerjaan.
2.3 PERATURAN UPAH MINIMUM
Untuk memahami pengangguran struktural, kita awali dengan meninjau bagaimana
pengangguran terjadi akibat peraturan upah minimum. Meskipun bukan merupakan alasan utama,
upah minimum berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingkat pengangguran
yang tinggi. Lebih lanjut, analisis upah minimum merupakan langkah awal yang tepat, karena
seperti yang kita lihat, upah minimum dapat digunakan untuk memahami sebagian alasan lain
terjadinya pengangguran struktural. Ketika peraturan upah minimum memaksa upah berada diatas
titik keseimbangan penawaran dan permintaan, peraturan tersebut meningkatkan jumlah
penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja dibandingkan dengan
titik keseimbangan. Lebih lanjut, terjadinya surplus tenaga kerja karena jumlah pekerja yang ingin
bekerja lebih banyak dari pada jumlah pekerja, sebagian pekerja pun tidak memiliki pekerjaan.
2.4 SERIKAT PEKERJA DAN TAWAR-MENAWAR KOLEKTIF
Serikat pekerja (union) adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan
pemberi kerja mengenai upah dan kondisi kerja. Proses disepakatinya syarat-syarat kerja antara
serikat kerja dan perusahaan disebut dengan tawar-menawar kolektif (collective bargaining).
Ketika berunding dengan perusahaan, serikat pekerja meminta upah lebih tinggi, tunjangan lebih
besar, dan kolektif kerja yang baik dari pada yang ditawarkan oleh perusahaan tanpa adanya serikat
pekerja. Jika serikat pekerja dan perusahaan tidak mencapai kesepakatan, Serikat pekerja dapat
melakukan penarikan pekerja dari perusahaan, yang disebut dengan pemogokan (strike). Apabila
serikat pekerja meningkat upah di atas titik keseimbangan, serikat pekerja juga meningkatkan
jumlah penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja sehingga
menimbulkan pengangguran. Para pekerja yang tetap bekerja menerima keuntungan, namun
mereka yang sebelumnya bekerja dan menganggur ketika upah meningkat dirugikan.
2.5 TEORI UPAH EFISIENSI
Alasan lain kenapa pengangguran selalu terjadi dalam perekonomian dijelaskan oleh teori upah
efisien adalah karena perusahaan-perusahaan beroperasi secara lebih efisien jika upah berada di
atas titik keseimbangan. Ada beberapa jenis upah efisiensi, yaitu :
1. Kesehatan Kerja
Pekerja yang menerima bayaran lebih baik akan menginsumsi makanan yang lebih
bergizi, sedangkan pekerja yang mengonsumsi makanan yang lebih bergizi akan lebih sehat
dan produktif. Perusahaan akan lebih diuntungkan apabila membayar upah tinggi dan memiliki
pekerja yang sehat dan produktif daripada membayar upah lebih rendah tapi memiliki pekerja
yang kurang sehat dan kurang produktif.
2. Perputaran pekerja
Para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka karena berbagai alasan, misalkan
menerima pekerjaan baru, pindah ke daerah lain , keluar dari angkatan kerja, dan lain
sebagainya. Semakin tinggi upah yang diberikan oleh perusahaan, semakin kecil kemungkinan
para pekerjanya untuk memilih keluar.
3. Usaha pekerja
Dalam banyak pekerjaan, pekerja memiliki keleluasan tertentu tentang seberapa keras
mereka bekerja. Akibatnya, perusahaan-perusahaan memonitor usaha pekerja mereka, dan
pekerja yang diketahui melalaikan tanggung jawab akan dipecat. Perusahaan dapat menangani
hal ini dengan membayar upah diatas titik keseimbangan. Upah yang lebih tinggi membuat
pekerja lebih sigap dalam melaksanakan tanggung jawab dan akan insentif dalam memberikan
usaha terbaik mereka.
Teori ini serupa dengan dengan pemikiran Marxisme lama tentang pemikiran
‘’persediaan pengangguran’’ atau ‘’reserve army of the unemployment’’ bahwa pemilik
perusahaan diuntungkan oleh pengangguran karena ancaman pengangguran membantu dalam
mendisiplinkan pekerja yang memiliki pekerjaan. Dalam teori upah efisiensi, jika upah berada
di atas titik keseimbangan penawaran dan permintaan, pekerja tidak memiliki banyak alasan
untuk bekerja keras karena jika mereka dipecat, mereka akan segera memperoleh pekerjaan
baru dengan upah yang sama. Oleh karena itu perusahaan menaikkan upah diatas titik
keseimbangan yang mengakibatkan pengangguran dan memberikan intensif bagi pekerja
untuk tidak melalaikan tanggung jawab mereka.
4. Kualitas pekerja
Apabila sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja baru, perusahaan itu tidak dapat
mengukur kualitas pelamar secara sempurna. Dengan membayar upah lebih tinggi,
perusahaan itu menarik kelompok pekerja yang lebih baik untuk melamar pada posisi yang
ditawarkan.

Anda mungkin juga menyukai