TINJAUAN PUSTAKA
Gizi merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya,
yakni menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan, status gizi masyarakat dapat diketahui dan dinilai melalui
penilaian, yaitu: antropometri, klinis, biokimia, biofisik.10
Menurut Robinson dan Weighley, status gizi adalah keadaan kesehatan yang
berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh.1
Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan
menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang
berisiko atau dengan status gizi buruk. 10
xvii
Universitas Sumatera Utara
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik. 10
1. Antropometri
A. Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.11
B. Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.11
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut10
xviii
Universitas Sumatera Utara
atau microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita
dapat digunakan grafik Nellhaus.10
e. Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga bisa
digunakan pada anak berusia 2 – 3 tahun.10
f. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur. Pengukuran LILA
dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat, harga alat murah, tidak memerlukan
data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat.10
g. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran TB
dan BB yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat.11
C. Indeks Antropometri
xix
Universitas Sumatera Utara
2) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat
badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik
untuk menilai status gizi saat ini.11
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi
median sama dengan persentil 50.
xx
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Persen Terhadap Median11
ii). Persentil
Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen terhadap median,
akhirnya mereka memilih cara persentil. Persentil 50 sama dengan median atau nilai
tengah dari jumlah populasi berada di atasnya dan setengahnya berada di bawahnya.
National Center for Health Statistics (NCHS) merekomendasikan persentil ke 5
sebagai batas gizi baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi
baik.11
iii). Standar Deviasi Unit (SD)
Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan
cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan.11
Rumus perhitungan Z – Skor :
Z – Skor = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan /
Nilai Simpang Baku Rujukan
xxi
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran antropometri yang digunakan menurut WHO-NCHS10
1) BB/U:
a. Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS
b. Gizi baik -2.0 SD s.d. +2.0 SD
c. Gizi kurang <-2.0 SD
d. Gizi buruk <-3.0 SD
2) TB/U:
a. Normal > -2.0 SD baku WHO-NCHS
b. Pendek (Stunted) < -2.0 SD
3) BB/TB:
a. Gemuk >2.0 SD baku WHO-NCHS
b. Normal -2.0 SD s.d. +2.0 SD
c. Kurus/Wasted <-2.0 SD
d. Sangat kurus < 3.0 SD
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.11
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara cepat. Survei ini
dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan
salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan secara fisik yaitu tanda (sign)
dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.11
xxii
Universitas Sumatera Utara
3. Biokimia
Cara lain untuk mengukur keadaan defisiensi subklinis adalah uji gangguan
fungsional. Uji fungsional adalah pengukuran perubahan dalam aktivitas enzim
spesifik atau kadar komponen darah spesifik tergantung zat gizi yang diberikan,
pengukuran produksi metabolit abnormal, pengukuran fungsi fisiologi dan perilaku
yang tergantung pada zat gizi spesifik.23
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.11
xxiii
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Masalah pada Kekurangan Gizi
Tabel 3. Angka Kecukupan Energi dan Protein (Per Orang Per Hari)1
Gambar 1. Kwashiorkor14
xxiv
Universitas Sumatera Utara
2. Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit,
wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutan
minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi dan
diare.12
Gambar 2. Marasmus15
xxv
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3. Kekurangan Yodium
Anemia gizi besi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut.12 Di negara-negara dengan prevalensi anemia lebih besar dari 20 persen,
penyebab anemia adalah defisiensi Fe (Zat Besi) atau kombinasi kekurangan zat besi
dengan kondisi lainnya seperti status sosio-ekonomi. Sebuah penelitian di Manado
pada tahun 2002 terhadap 30 ibu hamil menunjukkan adanya hubungan positif antara
status sosial ekonomi terhadap kadar serum ferritin darahnya. Pada kelompok bayi
dan anak-anak, anemia dihubungkan dengan perilaku dan pengembangan
kecerdasan.12,13
1. Konsumsi makanan yang tidak mencukupi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
masalah daya beli, ketersediaan makanan, ketidaksukaan, ataupun alergi.2
xxvi
Universitas Sumatera Utara
Contohnya :
b. Menghindari makan daging, telur, dan susu (defisiensi vitamin B12, protein,
Fe, Zn)
Contohnya :
Contohnya:
c. Kondisi sehabis operasi, menderita trauma, luka bakar, dan infeksi (defisiensi
kalori, protein, vitamin C, Zn)
xxvii
Universitas Sumatera Utara
4. Penyerapan makanan dalam sistem pencernaan yang mengalami gangguan.2
Contohnya:
b. Malabsorpsi (defisiensi kalori, vitamin A,D,E,K, protein, Ca, Mg, dan Zn)
xxviii
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Early Childhood Caries
Early Childhood Caries atau sering disebut juga nursing caries, nursing bottle
caries, rampant caries, baby bottle tooth decay, milk bottle caries, labial caries and
caries of the incisors adalah karies yang mengenai gigi-gigi anterior sulung, molar
bawah sulung dan kaninus bawah yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni,
bakteri kariogenik, karbohidrat, host (pejamu), dan waktu. Kekurangan energi protein
paa saat pembentukan gigi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap
karies, erupsi yang terlambat. Selain itu, berpengaruh juga terhadap kelenjar saliva
sehingga resiko terjadinya karies meningkat. 7,8
xxix
Universitas Sumatera Utara
2.4.3.1. Recurrent Apthous Stomatitis
Dapat digolongkan menjadi tiga variasi klinis menurut klasifikasi oleh Stanley:
1. RAS minor dikenal juga dengan Miculiz’s aptahe. Merupakan varian yang
paling umum dijumpai, hampir 80% dari RAS tersebut. Berukuran dari 8 hingga 10
mm, dijumpai pada permukaan mukosa non-keratin misalnya, mukosa labial, mukosa
bukkal, dan dasar mulut.19
2. RAS mayor dikenal juga dengan penyakit Sutton. Ditemukan pada 10-15%
pasien. Berukuran lebih dari 1 cm. Lokasi yang paling sering terkena adalah bibir,
palatum lunak. Dorsum lidah dan gingiva sering terlibat. Ulkus menetap selama 6
minggu dan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut.19
2.4.3.2. Glossitis
Glositis adalah suatu kondisi yan dicirikan dengan lidah yang membesar,
smooth-looking tongue yang disertai dengan perubahan warna. Gambaran klinisnya
adalah hilangnya papila-papila lidah dan lidah membengkak.20
xxx
Universitas Sumatera Utara
lain dari penyakit ini adalah defisiensi dari vitamin dan mineral tertentu, contohnya
zat besi dan vitamin B.21 Gejala umum dari penyakit ini adalah mulut kering, rasa
tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur yan diikuti dengan rasa
terbakar pada sudut mulut. Gambaran klinis yang paling sering adalah berupa daerah
eritema dan udema yang berbentuk segitiga atau dapat berupa atropi, ulser, krusta dan
pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang.22
xxxi
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Teori Antropometri
Pemeriksaan Klinis
Penilaian Status Gizi Biokimia
Biofisik
Kurang Gizi
`
xxxii
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kerangka Konsep
MANIFESTASI ORAL
ANTROPOMETRI 1. Karies
- Glossitis
Gambaran Klinis
- Cheilosis
4. Penyakit Periodontal
xxxiii
Universitas Sumatera Utara