Anda di halaman 1dari 8

PENGAUDITAN I

(EKA439 A1)

Oleh Kelompok 2 :

1. Ni Luh Ketut Sugi Lestari (1607531001)

2. A.A. Sagung Shinta Devi Darmayani (1607531004)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik
- Pengauditan
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut.
Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis
auditdapat dibedakan atas:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen
dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit,
misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan
- Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publik modern dipengaruhi oleh sejumlah organisasi
professional dan badan pengatur yang memiliki fungsi didalam organisasi itu sendiri
maupun yang secara langsung dapat mempengaruhi profesi itu sendiri melalui
kegiatan penetapan standar dan pengaturan.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan
komitmen pribadi yang mendalam. Ada 3 syarat minimal agar suatu pekerjaan
dikatakan profesi:
a) Diperlukan pendidikan professional tertentu, biasanya setingkat S1dan dapat pula
ditambah dengan pendidikan profesi.
b) Diperlukan suatu pengaturan terhadap diri pribadi yang didasarkan pada kode etik
profesi.
c) Diperlukan penelaahan dan atau ijin dari pengusaha (pemerintah)

Menurut aturan, izin untuk berpraktek sebagai akuntan publik dapat diberikan kepada
mereka yang telah bersertifikat akuntan publik (BAP). Untuk memperoleh sertifikat
tersebut, maka para akuntan harus mengikuti ujian sertifikasi akuntan publik (USAP)
yang diselengarakan oleh IAI dau kali dalam setahun (mei dan november) dengan materi
ujian: (1) teori dan praktek akuntansi, (2) auditing dan jasa prosfesional akuntan publik,
(3) akuntan manajemen dan manajemen keuangan, (4) sistem informasi akuntansi, (5)
perpajakan dan hukum komersial.

2. Hubungan Audit dengan Disiplin Ilmu Yang Lainnya.

Auditing, suatu disiplin ilmu yang terkait tetapi terpisah dari akuntansi. Auditing
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini, yang masuk akal tapi tidak
dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuiannya dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum. Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita
hubungkan antara akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain,
Secara umum hubungan antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut,
Accounting adalah suatu proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial
Statement. Sedangkan Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan
menghasilkan kesimpulan (opini / rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan
kriteria. Tahapan dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi selesai dilaksanakan,
karena dalam melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan yang merupakan hasil
akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali dengan
mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat
dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan
Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas).
Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal, Tiap –
tiap jurnal dicatat dalam General Ledger, dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena, (1) Ada
potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi
mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian
sering menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah
mempunyai hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai
dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan
standar pelaporan.

3. Perkembangan Audit
- Sejarah fungsi pengauditan
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad kelima belas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris.
Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan
yang pesat baru terjadi pada abad ini.

- Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900


Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris.
Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh
kedua abad kesembilan belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk
laporan dan prosedur audit sebagaimana yang berlaku di Inggris. Perusahaan-
perusahaan publik di Inggris pada wakti itu harus tunduk pada undang-undang yang
disebut Companiest Act. Menurut undang-undang tersebut, semua perusahaan publik
harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk
pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di
Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutkan
diatas, di Inggris semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika
Serikat pada waktu itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan
yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange Commission
(SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas laporan
keuangan.
- Perkembangan di Abad Ke-20

Memasuki abad ke-20, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama
masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah
pemegang saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan
auditor. Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya
perang dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih
terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan
Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh
American Institute Of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American
Institute Of Certified Public Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi
himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam, tetapi tulisan tersebut
sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pada
awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi
laporan yang umum digunakan melalui AICPA.

- Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan
Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi
dengan sendirinya hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang
beroperasi di Indonesia pada waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang
berlaku di negaranya. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima
puluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi
sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun
1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetaplan Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan
norma tersebut hamper sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit
yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang
mensyaratkan perusahaan yang akan menjual sahamnya di pasar modal untuk
memiliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu perkembangan terjadi dalam
dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan
keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke
bank. Pada tahun 1955 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahaan public. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang
Pasar Modal.
Pada than 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi dan
standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi
yang dibentuk oleh IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyatan Standar
Akuntansi Keuangan (SPAP) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.

4. Peran Audit Didalam Suatu Negara


Setiap akhir tahun anggaran, Pemerintah Pusat wajib menyampaikan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
bentuk pertanggungjawaban publik. Setelah pemerintah menyampaikan laporan
keuangan, maka BPK akan melakukan kegiatan audit sebagai salah satu bentuk evaluasi
dan pengawasan terhadap kinerja dan akuntabilitas pemerintah. Hasil audit BPK yang
berupa opini, temuan, dan rekomendasi tindak lanjut temuan kemudian diberikan kepada
pemerintah sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan tahun-
tahun anggaran selanjutnya. Hasil audit tersebut juga akan menjadi bahan informasi bagi
masyarakat untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemerintahan selama ini
sehingga dapat menentukan pilihan politik mereka di masa yang akan datang.
Auditing dilaksanakan dalam rangka membandingkan kesesuaian antara kebijakan
yang berlaku dalam suatu entitas terhadap pelaksanaan yang sebenarnya terjadi untuk
melihat efektifitas dan efisiensi entitas. Auditor dapat memberikan penilaian yang
objektif dan relavan baik atas pelaporan keuangan, operasional, dan kepatuhan atas
prosedur yang berlaku yang dilaksankan oleh pihak manajemen (audit), karena posisinya
yang independen dan memiliki kompetisi yang cukup, tidak perlu terbebani dengan
aktivitas yang tidak dia lakukan ( aktivitas yang diaudit ). Menginformasikan keadaan
yang sebenarnya mengenai besaran untung atau rugi, posisi yang harus diperbaiki, dan
yang mengalami kemajuan, dapat dijadikan acuan bagi entitas tersebut untuk bertindak
restropektif, mempioritaskan aktivitas yang dianggap perlu, dan mengestimasi aktivitas
strategis.
Referensi

Agoes, Sukrisno .2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan ) Oleh Kantor Akuntan


Abdul halim 2001. Auditing 1 : dasar-dasar audit laporan keuangan. Ed.2, Upp-AMP
YKPN, Yogyakarta
Jusup, Al. Haryono. 2001. Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN
Boynton, Johnson and Kell. Modern Auditing Ed.7, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai