LTA Syahriah Buat Sendiri
LTA Syahriah Buat Sendiri
PADA NY X
DI PUSKESMAS PANCAMAKMUR
KEC.SOYO JAYA,KAB.MOROWALI UTARA
PROPOSAL
Oleh
SYAHRIAH
NIM. RPL7124118155
Laporan Tugas Akhir ini telah diuji oleh Tim penguji dan disetujui kembali oleh
pembimbing Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan/Prodi D III Kebidanan.
Nama : S Y A R I A H
Nim : RPL7124118155
Palu, 2019
Pembimbing I
HADINA,SST.M.Keb
NIP. 19760727 200312 2 001
Pembimbing II
LISNAWATI,S.Kep.Ns.,MPH
Nip.
Mengetahui,
Sumiaty, SST,MPH
Nip. 19800511 200112 2 001
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT ,karena Rahmat dan perkenan_Nya jualah
sehingga laporan tugas akhir dengan judul”Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny X
di wilayah kerja Puskesmas Pancamakmur”dapat terselesaikan sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada program DIII
kebidanan Poltekes Kemenkes Palu.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini,penulis banyak mendapat
dukungan moral dan materiil dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini ingin
penulis sebut sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih yang sedalam-
dalamnya .Hanya doa yang dapat penulis panjatkan kehadirat Allah SWT semoga
mereka semua selalu dilimpahkan rahmat dan Hidayah serta diberikan keluasan ilmu
yang bermanfaat bagi dunia kesehatan.
Perkenankan pada kesempatan ini penulis mengukir nama mereka dalam laporan
tugas akhir ini sebagai berikut:
1. kemenkes yang memberikan kesempatan kepada kami Bidan D1 untuk
meningkatkan kompetensi kami melalui program RPL.
2. Suami dan anak-anak yang mengizinkan mengikuti program RPL juga selalu
memberikan semangat dan dukungan setiap kali penulis mengalami kesulitan.
3. Delnan Lauende,M.Kes,selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten morowali
Utara .
4. Rolex Rimson maita,SKM selaku kepala Puskesmas pancamakmur dan
teman-teman staf puskesmas khususnya para Bidan yang selalu
menyemangati .
5. Nasrul,SKM.M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes Palu dan seluruh
Dosen yang bersedia menerima kami sebagai mahasiswa dan membekali
kami dengan ilmu yang bermanfaat bagi profesi kami.
6. Olkamin Longulo,selaku ketua Tim Assessor dan semua anggota tim assessor
RPL D III Kebidanan Lokus Donggala tahun akademik 2018/2019.
7. Kartini Lasman ,S.SiT.,MM selaku ketua tim Pengelola program RPL tahun
akademik 2018/2019 beserta semua tim pengelola yang telah benyak
memberikan banyak kebijakan bagi kemudahan proses pembelajaran kami.
8. Hadina,SST,M.Keb selaku pembimbing akademik dan pembimbing proposal
.
9. Lisnawati,S.Kep,Ns,MPH selaku pembimbing proposal.
10. Teman-teman seangkatan yang selalu solid dalam setiap kegiatan .
11. Ny X sekeluarga selaku responden dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
12. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis sebutkan pada kesempatan ini .
Palu,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI...........................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................viii
DAFTAR ISTILAH................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN …....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................5
C. Tujuan ...................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................8
A. Konsep Dasar Kebidanan pada Persalinan ...........................................8
B. Konsep Asuhan Kebidanan Pada persalinan….....................................28
C. Standar Asuhan Kebidanan Menurut Permenkes 938.........................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 37
A. Jenis penelitan .................................................................................... 37
B. Lokasi dan waktu penelitian .............................................................. 37
C. Subjek penelitian................................................................................ 37
D. Definisi operasional ........................................................................... 38
E. Teknik pengumpulan data .................................................................. 39
F. Pengelolaan dan Penyajian data ....................................................... ...39
Daftar Pustaka.......................................................................................................67
Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat terjadi suatu komplikasi atau penyulit.Agar proses yang alamiah ini dapat
terselenggara dan tidak berkembang menjadi patologi diperlukan suatu upaya yang
kedua usia kehamilan antara 24-28 minggu,dan 2x pada trimester ketiga 1x usia
mempersiapkan rujukan bila diperlukan.Interasksi yang baik antara Bidan dan ibu
hamil dapat mempengaruhi agar ibu hamil kelak melakukan pertolongan persalinan
mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan
persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan agar prinsip keamanan
.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
KEPMENKES No.938/MENKES/SK/VIII/2007.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Teoritis
Sebagai rujukan dan bahan kajian ilmu pengetahuan dalam memberikan
2. Aplikatif
Sebagai rekapan teori yang dapat dijadikan rujukan oleh berbagai pihak
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi .Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat di buat satu kesepakatan tentang
pengertian kehamilan 37 minggu adalah usia kehamilan yang dihitung sejak fertilisasi
maternal, meliputi : 1). Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung 2).
sistolik maupun diastolik padaibu hamil trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini
pada kehamilan.Tekanan darah akan kembali normal pada trimester III kehamilan. 5). Curah
jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
6). Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50% 7). Trimester kedua denyut
jantung meningkat 10-15 kali permenit, dapat juga timbul palpitasi. 8). Volume plasma
bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai
akhir kehamilan.
Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi hiperpigmentasi
atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Hiperpigmentsi dapat terjadi pada muka , leher,
payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka disebut kloasma
gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan dahi. Hiperpigmentasi pada perut terjadi
pada garis tengah berwarna hitam kebiruan dari pusat kebawah sampai sympisis yang
disebut linea nigra. Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat juga
Perubahan juga terjadi pada aktifitas kelenjar meningkat sehingga wanita hamil cenderung
lebih banyak mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan.
Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah pecah sehingga timbul
striae gravidarum yaitu garis–garis yang timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut
ibu berwarna kebiruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide akan berubah
menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida biasanya terdapat striae livide dan
striae albikans.
kehamilan,terjadi juga hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada ibu hamil.
BMR akan kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 atau ke 6 setelah persalinan.
perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu melepaskan panas akibat
kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui), apabila karbohidrat kurang maka mengambil
cadangan lemak ibu untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu hamil sering merasa haus
terus, nafsu makan bertambah dan kecil (BAK) dan kadang–kadang mengalami glukosuria
(ada glukosa pada urine) sehingga menyerupai diabetes militus (DM). Hasil pemeriksaan
glukosa tolerence test pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan teliti agar jelas
diketahui ibu hamil tersebut mengalami DM atau hanya karena perubahan hormon dalam
maupun perkembangan janin. Ibu hamil muslim yang menginginkan puasa pada bulan
Romadhon supaya konsultasi dengan tenaga kesehatan. Ibu hamil trimester III sebaiknya
tidak berpuasa karena dapat mengakibatkan dehidrasi atau malnutrisi pada janin.Ibu hamil
puasa selama 12 jam dapat mengakibatkan hipoglikemia dan produksi keton dalam tubuh
dengan gejala lemah, mual dan dehidrasi sampai dapat mengakibatkan gagal ginjal.
juga untuk pertumbuhan badan,kandungan dan payudara. Protein juga diperlukan untuk
peranan untuk pembentukan lemak dan payudara. Lemak disimpan juga pada paha, badan
dan lengan ibu hamil. Kadar kolesterol plasma meningkatsampai 300 g/100ml.
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan penambahan berat
ibu hamil dan semakin besarnya janin, menyebabkan postur dan cara berjalan ibu hamil
berubah. postur ibu hamil hiperlordosis sehingga menyebabkan rasa cepat lelah dan sakit
pada punggung. Postur tubuh hiperlordosis dapat terjadi karena ibu hamil memakai alas
kaki terlalu tinggi sehingga memaksa tubuh untuk menyesuaikan maka sebaiknya ibu hamil
supaya memakai alas kaki yang tipis dan tidak licin, selain untuk kenyamanan juga
mencegah terjadi kecelakaan atau jatuh terpeleset. Peningkatan hormon seks steroid yang
peningkatan dan relaksasi. Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang 4 mm,
tulang pubik melunak seperti tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur
membuat tulang coccigis bergeser kebelakang untuk persiapan persalinan. Otot dinding
perut meregang menyebabkan tonus otot berkurang. Pada kehamilan trimester III otot
tubuh,umbilikalis menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan tonus otot secara
bertahap kembali tetapi pemisahan otot rekti abdominalis tetap. Di bawah ini gambar
perubahan yang mungkin timbul pada otot rektus abdominalis selama kehamilan.
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml terdiri dari 1000 ml plasma
dan sekitar 450 ml Sel Darah Merah (SDM). Peningkatan volume terjadi sekitar minggu ke
10 sampai ke 12. Peningkatan volume darah ini sangat penting bagi pertahanan tubuh
untuk : hipertrofi sistem vaskuler akibat pembesaran uterus, hidrasi jaringan pada janin dan
ibu saat ibu hamil berdiri atau terlentang dan cadangan cairan untuk mengganti darah yang
hilang pada saat persalinan dan masa nifas. Vasodilatasi perifer terjadi pada ibu hamil
berguna untuk mempertahankan tekanan darah supaya tetap normal meskipun volume
darah pada ibu hamil meningkat. Produksi SDM meningkat selama hamil, peningkatan SDM
tergantung pada jumlah zat besi yang tersedia. Meskipun produksi SDM meningkat tetapi
haemoglobin dan haematokritmenurun, hal ini disebut anemia fisiologis.Ibu hamil trimester
II mengalami penurunan haemoglobin dan haematokrit yang cepat karena pada saat ini
terjadi ekspansi volume darah yang cepat.Penurunan Hb paling rendah pada kehamilan 20
minggu kemudian meningkat sedikit sampai hamil cukup bulan. Ibu hamil dikatakan anemi
apabila Hb < 11 gram % pada trimester I dan III, Hb < 10,5 gram % pada trimeter II.
Kecenderungan koagulasi lebih besar selama hamil, hal ini disebabkan oleh meningkatnya
faktor – faktor pembekuan darah diantaranya faktor VII, VIII, IX , X dan fibrinogen sehingga
menyebabkan ibu hamil dan ibu nifas lebih rentan terhadap trombosis.
Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian seringkali pada
trimester I berat badan (BB) ibu hamil tetap dan bahkan justru turun disebabkan rasa mual ,
muntah dan nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi kurang mencukupi kebutuhan.
Pada kehamilan trimester ke II ibu hamil sudah merasa lebih nyaman biasanya mual
muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan mulai bertambah maka pada trimester II ini
BB ibu hamil sudah mulai bertambah sampai akhir kehamilan. Peningkatan BB selama hamil
mempunyai kontribusi penting dalam suksesnya kehamilan maka setiap ibu hamil periksa
harus ditimbang BB. Sebagian penambahan BB ibu hamil disimpan dalam bentuk lemak
untuk cadangan makanan janin pada trimester terakhir dan sebagai sumber energi pada
awal masa menyusui.Ibu hamil perlu disarankan untuk tidak makan berlebihan karena
penambahan BB berlebihan pada saat hamil kemungkinan akan tetap gemuk setelah
melahirkan maka konsultasi gizi sangat diperlukan pada ibu hamil.Peningkatan BB pada
BB pada ibu hamil yang mempunyai BMI normal (19,8 -26) yang direkomendasikan adalah 1
sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg per minggu. Keperluan penambahan BB
semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT sebelum
TB ibu sebelum hamil (BMI/IMT). Cara menghitung IMT adalah BB sebelum hamil (dalam
misalnya seorang ibu hamil BB sebelum hamil 50 kg dan TB 150 cm maka IMT
Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui. Gejala neurologis dan
neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah: Terjadi perubahan sensori tungkai
bawah disebabkan oleh kompresi saraf panggul dan stasis vaskular akibat pembesaran
uterus. 1). Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi tarikan saraf
atau kompresi akar saraf dapat menyebabkan perasaan nyeri. 2). Edema dapat melibatkan
saraf perifer, dapat juga menekan saraf median di bawah karpalis pergelangan tangan,
sehingga menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan nyeri pada tangan menjalar kesiku,
paling sering terasa pada tangan yang dominan. 3). Posisi ibu hamil yang membungkuk
akroestesia (rasa baal atau gatal di tangan). 4). Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram
otot hal ini dapat disebabkan oleh suatu keadaan hipokalsemia. 5). Nyeri kepala pada ibu
hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang tidak stabil, hipotensi postural atau
hipoglikemia.
A.3.PENATALAKSANAAN DALAM KEHAMILAN 37 MINGGU
selama kehamilan dapat meinimalkan angka kejadian kasus dan kematian ibu dan
bayi.Rincian pelayanan yang lazim diberikan kepada ibu hamil yakni pemeriksaan kehamilan
yang biasa di sebut pemeriksaan leopold dan juga pemeriksaan penunjang lainnya seperti
bidan adalah:standar 1)Identifikasi ibu hamil melalui kunjungan rumah dan interaksi
dengan msyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini
nasehat dan penyuluhan,mencatat data yang tepat setiap kunjungan,tindakan tepat untuk
persalinan.
Dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil bidan perlu memperhatikan standar
A.4.1.Kebutuhan oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan berhubungan dengan
meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu,
juga harus mencukupi kebutuhan O2 janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit
kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena
kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari
tempat kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya
melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk– duduk di bawah pohon yang rindang, berada di
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil
akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh)
/ BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam
kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150
Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah kehamilan triwulan kedua harus
menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat penting
banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme
tubuh maka ibu hamil cenderung menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu
menjaga kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan juga
a). Mandi.
Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran dengan shower atau
mandi berendam tidak dilarang. Pada umur kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi
rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari bak mandi
rendam. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genitalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi supaya berhati–hati
jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan
tulisan”ISI” pada pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap mandi, setelah BAB /
BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian dikeringkan dengan handuk
kering. Pakaian dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina selalu
dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina Penyemprotan
vagina (douching) harus dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu mekanisme
pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang kuat (dengan memakai
alat semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
diperbolehkan tetapi hanya membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam
alergika.Apabila mengalami infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke
dokter.
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi kalsium yang
timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil diperlukan untuk mencari
kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam
kehamilan karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Untuk
menjaga supaya gigi tetap dalam keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:
Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil Makan makanan yang
mengandung cukup kalsium (susu, ikan) kalau perlu minum suplemen tablet kalsium.
Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang lembut.
untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang lain. Setelah memotong kuku
supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan luka dan
infeksi.
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering mencuci rambut
untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali dalam satu
minggu dengan cairan pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan air hangat supaya
A.4.4. PAKAIAN
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar, nyaman
dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau pergelangan tangan karena
akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian wanita
tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH)
dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang
makin berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar
sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang bahannya
dari katun karena selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi.Celana dalam
sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap airsehingga untuk mencegah
kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagiibu hamil biasanya sering
BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus.Korset dapat
membantu menahan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung.
Pemakaian korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan
dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain
untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset
a). Buang Air Besar(BAB) Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini
kemungkinan terjadi disebabkan oleh : a) Kurang gerak badan b) Hamil muda sering terjadi
muntah dan kurang makan c) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon d) Tekanan
pada rektum oleh kepala Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat menimbulkan
dapat dikurangi dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-makanan yang
b). Buang Air Kecil (BAK) Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan
cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada penekanan kandung kemih
oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur
sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga
sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan
terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung
kemih yaitu dengan banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
A.4.6. SEKSUAL
seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah : 1. Posisi diatur untuk menyesuaikan
dengan pembesaran perut . Posisi perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat
mengatur kedalaman penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan payudara. Posisi
miring dapat mengurangi energi dan tekanan perut yang membesar terutama pada
kehamilan trimester III. 2. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan
hati – hati karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan dapat terjadi
partus prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga dapat menyebabkan fetal distress
tetapi tidak berarti dilarang. 3. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan
janin 4. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan udara
ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang dapat menyebabkan kematian. 5. Pada
pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom supaya dilanjutkan untuk
Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila: 1). Terdapat tanda
infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas. 2). Terjadi perdarahan
saat hubungan seksual. 3). Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak. 4). Terdapat
perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar. 5). Serviks telah membuka 6). Plasenta letak
rendah 7). Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami
Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun. Karena ibu biasanya didera
morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan
semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat menghilangkan
semua keinginan untuk melakukan hubungan seks. Pada trimester pertama, saat kehamilan
masih lemah, kalau ada riwayat perdarahan berupa bercak sebelum atau setelah
melakukan hubungan intim, apabila terjadi kontraksi yang hebat lebih baik tidak
melakukan, hubungan intim selama trimester pertama. Apabila ada infeksi di saluran
vagina, infeksinya harus diatasi dulu, sebab hubungan intim membuat infeksi bisa
Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat
menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati
aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu
besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak
enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Hubungan intim akan
lebih aman bila sudah memasuki trimester kedua, di mana janin sudah mulai besar, sudah
keluar dari rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat pada dinding rahim, sehingga
umumnya tidak mengganggu saat hubungan intim. Hubungan seks selama kehamilan dapat
meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan kepedulian antara suami istri. Sebagian besar
wanita merasa bahwa gairah seks mereka meningkat selama masa kehamilan terutama
triwulan kedua. Hal ini disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang amat besar
yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh ibu hamil sejak masa konsepsi (pembuahan).
Hormonhormon ini juga menyebabkan rambut lebih bercahaya, kulit berkilat dan
menimbulkan perasaan sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar daerah
panggul dan menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga meningkatkan gairah
seksual.
Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan bobot janin semakin
berat, membuat tidak nyaman untuk melakukan hubungan intim. Di sini diperlukan
pengertian suami untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami yang
tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu diberikan penjelasan tentang
kondisi istrinya. Kalau pasangan itu bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan
intim tetap bisa dilakukan tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati.
(http://www.wikimu.com). Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun kembali ketika
kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di
punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena
besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa
penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu termasuk yang tidak mengalami
penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk yang
menikmati masa kehamilan. Hubungan seks selama kehamilan juga mempersiapkan ibu
untuk proses persalinan nantinya melalui latihan otot panggul yang akan membuat otot
tersebut menjadi kuat dan fleksibel (MacDougall, 2003). Memang pada masa kehamilan
trimester pertama, ibu dan pasangan masih punya banyak pilihan posisi bercinta. Namun,
Posisi Hubungan Seks Yang Aman Dalam Kehamilan Berikut panduan gaya bercinta
yang bisa ibu dan pasangan lakukan : 1). Posisi menyendok (spooning). Akan menjadi posisi
yang paling nyaman, karena tidak ada tekanan di perut dan Anda bisa bergerak dengan
lebih leluasa. Pasangan pria dapat memposisikan diri di belakang istri dan mencoba
berbagai sudut yang memungkinkan adanya penetrasi. Coba hindari untuk bertumpu di sisi
kanan badan pada saat berhubungan dengan posisi ini. 2). Posisi saling menyampingi (side
by side). Memungkinkan lebih banyak lagi kontak secara fisik daripada posisi menyendok,
tapi penetrasi akan sedikit lebih sulit dilakukan. Mungkin cara terbaik untuk membantu
penetrasi adalah Anda saling mengaitkan kaki ke pantat pasangan. Posisi ini cukup nyaman
selama tidak ada beban yang timbul dari badan pasangan. 3). Posisi Woman-on-Top.
Memberikan kemungkinan di mana istri akan lebih bisa mengendalikan kedalaman dan
sudut penetrasi. Dalam usia kehamilan yang lebih tua, Anda akan lebih mudah merasa
capek jika berhubungan dengan posisi ini. Dan jika keseimbangan adalah faktor yang jadi
pengganggu, mungkin lebih baik istri berada dalam posisi berbaring. Banyak pasangan yang
merasakan bahwa posisi Woman-on-Top ini adalah posisi ideal. 4). Posisi rear entry.
Dianggap sebagai posisi terbaik untuk perangsangan G-Spot dan adalah sebagai posisi
paling nyaman, karena posisi ini tidak membutuhkan banyak berubah. Posisi ini dapat
dilakukan di atas tempat tidur, atau dapat juga dilakukan seperti pada ide seperti di bawah
ini. 5). Posisi Duduk. Perempuan duduk di pangkuan pasangan, ketika hamil belum terlalu
besar, posisi berhadapan dapat dilakukan. Tapi ketika perut semakin membesar, posisi tidak
berhadapan dapat dipilih. Posisi ini dapat menjadi pilihan pada masa kehamilan akhir
trimester ke-2 atau pada awal trimester ke-3. Posisi ini cukup nyaman, baik untuk istri
maupun Anda sendiri, sekalipun tidak memberikan kesempatan bagi Anda berdua untuk
banyak melakukan gerakan aktif saat pemanasan (foreplay). Sayangnya, posisi duduk ini
hanya nyaman dilakukan bagi berat tubuh istri tergolong normal. Sebab, pada posisi ini
Anda harus menopang berat tubuh istri pada pangkuan Anda. 6). Posisi di tepi tempat
kehamilan. Istri dapat berbaring di tempat tidur (dengan bertumpu pada punggung atau
samping badan) di tepian tempat tidur dan suami berada di samping tempat tidur baik
dalam posisi berdiri maupun tegak. Posisi ini dapat dikombinasikan dengan posisi rear
entry, atau istri dapat berada di luar kasur dengan berlutut dan disangga bantal, dan badan
atas dapat diletakkan di kasur, dengan bagian perut bawah berada di luar kasur. 7). Doggie
Style. Agar perut tidak mendapat tekanan, istri bisa bersangga pada lutut dan tangannya,
sepeerti hendak merangkak. Hanya saja, jika perut istri sudah sangat besar, bisa saja perut
tetap menyentuh alas. Posisi ini juga tidak bisa dilakukan dalam tempo lama, karena cukup
melatihkan bagi istri, walau ia tidak melakukan gerakan aktif. Keuntungannya, pembuluh
darah di punggung tidak tertekan oleh berat perut. 8). Seks Non-Penetratif Di luar
alternatif-alternatif posisi tersebut, Anda bisa juga melakukan seks non-penetratif. Artinya,
alat kelamin suami tidak perlu memasuki vagina istri. Suami istri bisa saling memberikan
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat
mobilisasi adalah: sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih
baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan,gerak bagdan yang
menghentak atau tiba-tiba dilarang untuk dilakukan. Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari
dalam udara yang bersih, masih segar, gerak badan ditempat : berdiri-jongkok, terlentang
kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih pernafasan. Latihan : normal tidak
Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah :1). Postur tubuh. Posisi
tubuh supaya dengan tulang belakang tetap tegak 2). Mengangkat beban dan mengambil
barang. Mengangkat beban dan mengambil barang tidak boleh sambil membungkuk,
tulang belakang harus selalu tegak, kaki sebelah kanan maju satu langkah, ambil barang
kemudian berdiri dengan punggung tetap tegak. Ketika mengangkat beban hendaknya
dibawa dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan satu tangan sehingga posisi
berdiri tidak seimbang, menyebabkan posisi tulang belakang bengkok dan tidak tegak. 3).
Bangun dari posisi berbaring. Ibu hamil sebaiknya tidak bangun tidur dengan langsung dan
cepat, tapi dengan pelan – pelan karena ibu hamil tidak boleh ada gerakan yang
menghentak sehingga mengagetkan janin. Kalau akan bangun dari posisi baring, geser
terlebih dahulu ketepi tempat tidur, tekuk lutut kemudian miring (kalau memungkinkan
miring ke kiri), kemudian dengan perlahan bangun dengan menahan tubuh dengan kedua
tangan sambil menurunkan kedua kaki secara perlahan. Jaga posisi duduk beberapa saat
sebelum berdiri. 4). Berjalan. Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai sepatu /
sandal harus terasa pas, enak dan nyaman. Sepatu yang bertumit tinggi dan berujung lancip
tidak baik bagi kaki, khususnya pada saat hamil ketika stabilitas tubuh terganggu dan
edema kaki sering terjadi. Sepatu yang alasnya licin atau berpaku bukan sepatu yang aman
5). Berbaring. Dengan semakin membesarnya perut maka posisi berbaring terlentang
semakin tidak nyaman. Posisi berbaring terlentang tidak dianjurkan pada ibu hamil karena
dapat menekan pembuluh darah yang sangat penting yaitu vena cava inferior sehingga
mengganggu oksigenasi dari ibu ke janin. Sebaiknya ibu hamil membiasakan berbaring
dengan posisi miring ke kiri sehingga sampai hamil besar sudah terbiasa. Untuk
memberikan kenyamanan maka letakkan guling diantara kedua kaki sambil kaki atas
Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi semakin kuat. Selama masa
kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya siap untuk menghadapi kelahiran. Wanita
dapat berolah raga sambil mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi, mengejar
anakanaknya dan naik turun bukit. Bagi wanita yang bekerja sambil duduk atau bekerja di
rumah biasanya membutuhkan olah raga lagi. Mereka dapat berjalan kaki, melakukan
kegiatankegiatan fisik atau melakukan bentuk-bentuk olah raga lainnya. Olah raga mutlak
dikurangi bila dijumpai : 1). Sering mengalami keguguran 2). Persalinan belum cukup bulan
3). Mempunyai sejarah persalinan sulit 4). Pada kasus infertilitas 5). Umur saat hamil relatif
Yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk ketenangan, relaksasi,
latihan otot ringan dan mendapatkan udara segar.Sekalipun senam paling populer dan
banyak dilakukan ibu hamil, jenis olahraga ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Hindari melakukan gerakan peregangan yang berlebihan, khususnya pada otot perut,
punggung serta rahim. Misalnya, gerakan sit-up. Bila ingin melakukan senam aerobik,
pilihlah gerakan yang benturan ringan atau tanpa benturan. Misalnya, senam low-impact
contohnya cha-cha-cha. Hindari gerakan lompat, melempar, juga gerakan memutar atau
mengubah arah tubuh dengan cepat. Sebaiknya ikuti senam khusus untuk ibu hamil, karena
gerakan-gerakan yang dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ kehamilan
2) Duduk bersila dengan kedua telapak tangan di ujung lutut atau paha, melakukan
penekanan kedua lutut ke arah samping hingga bokong terangkat dari kasur sebanyak 15
kali
3) Tidur terlentang, kedua telapak kaki pada dinding dan lutut lurus dengan
mengerutka otot perut dan bokong, meletakkan bahu pada kasur dan menjulurkan ke leher
ekstensi siku, ekstensi pergelangan tangan, ekstensi jari menekan pada kasur dengan nafas
2) Latihan tarik pernafasan dengan tiup nafas dari mulut kemudian menarik
3) Latihan keluar nafas dengan mengeluarkan nafas dari mulut diperpanjang 1 menit
Dilakukan dengan posisi tidur terlentang, kedua lutut dibengkokkan, kedua tangan
diletakkan di atas perut kemudian mengempiskan dinding perut ke dalam sehingga dinding
merapatkan kedua belah bokong ke dalam sehingga kedua bokong bebas dari kasur.
Dilakukan 15 – 30 kali
mengerutkan otot bokong dan perut bagian bawah, sehingga punggung menekan rapat
mengerutkan perut bagian bawah dan otot bokong sehingga punggung membungkuk,
Dilakukan dengan posisi tidur terlentang satu kaki lurus dan satu kaki dibengkokkan.
mendorong ke depan. Mengulangi gerakan yang sama pada kaki lainnya. Melakukan 6 x
setiap sisi.
Dilakukan dengan posisi merangkak, kepala menoleh ke panggul kiri atau kanan iga-
Dilakukan dengan posisi tidur terlentang satu kaki lurus satu kaki dibengkokkan,
kedua lengan disamping atas di bawah bantal. Menggerakkan lutut yang ditekuk sejauh
ujung jari menunjuk ke atas kemudian mengayunkan ke atas ke belakang serta pandangan
mengerutkan otot bokong, segala yang ada di antara kedua paha dan perut bagian bawah,
1. Dilakukan dengan posisi duduk kedua kaki lurus ke depan, bersandar di atas kedua
Melakukan latihan belajar mengejan dengan posisi duduk bersandar pada tembok
kedua kaki dibengkokkan
tangan (kanan) merangkul bagian bawah (kiri) posisi fleksi di belakang punggung. Lutut atas
(kanan) fleksi ke depan lutut bawah (kiri) fleksi ke belakang, punggung dibengkokkan,
kepala ditundukkan. Mengerutkan otot jari kaki, otot perut, otot pantat, jari tangan, otot
lengan, otot bahu, otot muka kemudian melepaskan kerutan. Memejamkan mata, nafas
dengan irama lambat, melepas beban pikiran sampai istirahat sempurna/tertidur 5-10
menit. keadaan umum dan vital sign ibu hamil. Anda dapat mempelajari dan
mempraktikkan senam hamil ini dengan panduan video senam hamil yang banyak dijual di
toko buku.
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan olah raga. Olahraga yang amandilakukan pada
kehamilan diantaranya:
a. Berenang .
Berenang merupakan olahraga yang paling baik dilakukan selama hamil. Hal ini
disebabkan saat tubuh berada di dalam air hampir tanpa beban. Selain itu, jarang terjadi
peregangan pada rahim dan otot-otot dinding perut pada saat anda berada dalam air.
Berenang tidak saja memperkuat jantung dan system peredaran darah, tetapi juga melatih
otot serta menjaga bentuk tubuh agar tetap padat dan kuat. Berenang pada ibu hamil tidak
boleh dilakukan di laut atau di tempat yang aliran airnya terlalu deras.
b.Berjalan kaki
Berjalan kaki merupakan latihan olah tubuh yang paling sederhana dan aman bagi
hamil, dapat dilakukan dengan mudah, tanpa dibatasi waktu, dapat dilakukan setiap hari.
Sebaiknya, berjalan dimulai dengan langkah yang lambat, secara perlahan-lahan lalu
dipercepat, lalu kembali diperlambat lagi sebelum akhirnya berhenti.Bila ibu merasakan
ayunan kaki terlalu cepat dan napas terasa sesak, maka sebaiknya langkah kaki
diperlambat. Berjalan kaki baik dilakukan pada pagi hari di tempat yang udaranya segar,
c. Yoga Bagi kebanyakan ibu hamil, yoga adalah bentuk latihan olah tubuh yang
paling baik karena yoga tidak hanya melatih otot tubuh, tapi juga membantu memahami
cara kerja tubuh. Latihan pernapasan adalah unsur yang terpenting dalam melakukan yoga.
ibu.Ketika ibu sedang berusaha mengendalikan kontraksi rahim dan rasa sakit yang timbul
maka kombinasi pernapasan dalam yang terkontrol dan napas pendek dengan cepat yang
biasa ibu lakukan saat beryoga akan sangat membantu.Ada dua prinsip dasar dalam
berolahraga ini, yaitu meditasi dan asana (sikap dasar tubuh). Asana dirancang untuk
melatih berbagai daerah tubuh dengan gerakan yang lambat dan terkendali. Jika dilakukan
secara teratur, maka tubuh akan lentur.Dengan berlatih dan menguasai asana tersebut, ibu
akan memperoleh pengendalian dan kesadaran tubuh yang lebih baik da juga perasaan hati
yang damai. Dengan bermeditasi, ibu bisa menyelaraskan jiwa dan raga, sehingga menjadi
sempurna. Ketenangan pikiran dan hati ibu secara langsung akan menular pada bayi dalam
kandungan.
A.4.9. ISTIRAHAT/TIDUR
Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan menyusui. Jadwal
ini harus diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur secara teratur dapat
meningkatkan
janin dan juga membantu wanita tetap kuat dan mencegah penyakit, juga dapat mencegah
keguguran, tekanan darah tinggi, bayi sakit dan masalah-masalah lain. Sebagai bidan harus
dapat meyakinkan bahwa mengambil waktu 1 atau 2 jam sekali untuk duduk, istirahat dan
menaikkan kakinya adalah baik untuk kondisi mereka. Juga bantulah keluarga untuk
mengerti mengapa penting bagi calon ibu untuk istirahat dan tidur dengan baik. Istirahat
yang diperlukan ialah 8 jam malam hari dan 1 jam siang hari, walaupun tidak dapat tidur
baiknya berbaring saja untuk istirahat, sebaiknya dengan kaki yang terangkat, mengurangi
A.4.10. IMMUNISASI
Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen. Vaksinasi dengan toksoid tetanus (TT), dianjurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus
dilakukan dua kali selama hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika pada ibu hamil dengan
umur kehamilan antara tiga bulan sampai satu bulan sebelum melahirkan dengan jarak
Pemberian vaksin TT :
Catatan: ibu yang belum pernah immunisasi DPT/TT/Td atau tidak tahu status
immunisasinya. ibu hamil harus untuk melengkapi immunisasinya sampai TT 5, tidak harus
A.4.11. TRAVELING
Wanita hamil supaya berhati – hati dalam membuat rencana perjalanan yang
cenderung lama dan melelahkan. Jika mungkin perjalanan jauh dilakukan dengan naik
pesawat udara. Pesawat udara yang modern sudah dilengkapi alat pengatur tekanan udara
penerbangan mengijinkan wanita hamil terbang pada usia kehamilan sebelum 35 minggu.
Sebagian yang lain mengharuskan ada surat pernyataan dari dokter, sebagian yang lain
tidak mengijinkan sama sekali wanita hamil untuk terbang. Apabila wanita hamil
mutar pergelangan kaki karena duduk dalam waktu lama menyebabkan gangguan sirkulasi
darah sehingga menyebabkan oedem pada kaki. Gerakan memutar bahu, gerakan pada
leher, tarik nafas panjang sambil mengembangkan dada, dengan tujuan melancarkan
sirkulasi darah dan melemaskan otot- otot. Pada saat menggunakan sabuk pengaman
hendaknya tidak menekan perut. Pil ihlah tempat hiburan yang tidak terlalu ramai karena
dengan banyak kerumunan orang maka udara terasa panas, O2 menjadi kurang sehingga
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
juga didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-
tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan
kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah
persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan
yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer,
1999). Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera
ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama
kematian ibu janin dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2002). Masalah kedaruratan selama
kehamilan dapat disebabkan oleh komplikasi kehamilan spesifik atau penyakit medis atau
Beberapa tanda yang mesti di waspadai oleh ibu hamil trimester III :
4.Keluiar cairan atau darah dari jalan lahir sebelum masa persalinan
bayi yang cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu melalui jalan lahir atau jalan lain berlangsung dengan bantuan atau tanpa
dengan bantuan.
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan bayinya melalui jalan
lahir(Moore,2001)
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam ,tanpa komplikasi baik pada ibu
spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui
jalan lahir ibu,persalinan buatan adalah bila persalinan dibantu dengan tenaga dari
adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
keadaannya menjadi lebih ringan tidak lagi merasakan sesak tetapi merasakan sakit
atau nyeri pada anggota bagian bawah saat berjalan juga ibu lebih sering kencing
dikarenakan kan bagian terendah dari janin menekan kandung kemih.Tiga atau
empat minggu sebelum persalinan ibu sedikit terganggu dengan adanya his
nyeri hanya terasa di perut bagian bawah tidak teratur ,tidak lama,tidak bertambah
kuat dan bila di bawa berjalan nyeri akan berkurang.Serviks yang tadinya menutup
panjang dan kaku menjadi lebih lembut dan terjadi pembukaan dan penipisan yang
berbeda-beda untuk setiap ibu tergantung pada paritas dan psikologis ibu.
adalah merupakan tanda yang juga menjadi pertanda akan kasih sayang Allah
kepada umat-Nya bahwa ibu akan membutuhkan tenaga yang luarbiasa untuk
dapat melahirkan buah hatinya ke dunia luar.tak jarang ibu juga merasakan
system pencernaan.
1 .Bagian yang keras atau tulang panggul di bentuk oleh 4 tulang yaitu 2
cocygis)
Ukurannya terbesar dibanding tulang lainnya. sebagai batas dinding atas dan
belakang panggul/pelvis. Pinggir atas os ilium yang tumpul dan menebal disebut crista
iliaka. Bagian terdepan Crista iliaka spina iliaka anterior posterior (SIAS) dan beberapa
sentimeter dibawahnya menonjol spina iliaka anterior inferior (SIAI). Bagian paling belakang
dari crista iliaka anterior os ischium terletak di bawah os ilium, pada bagian posterior
superior (SIPI). Lengkungan di bawah SIPI dinamakan incisura ischiadika mayor. Pada sisi
dalam os ilium merupakan batas antara panggul mayor dan panggul minor dinamakan
incisura ischiadika mayor. Pada sisi dalam os ilium merupakan batas antara panggul mayor
b. Os Ischium/tulang duduk;
Posisi os ischium di bawah os ilium, pada bagian belakang terdapat cuat duri
ischiadika minor, pada bagian bawah menebal, sebagai penopang tubuh saat duduk
c. Os Pubis/tulang kemaluan:
Membentuk suatu lubang dengan os ischium yaitu foramen obturatorium, fungsi di
dalam persalinan belum diketahui secara pasti. Di atas foramen obturatorium dibatasi oleh
sebuah tangkai dari os pubis yang menghubungkan dengan os ischium disebut ramus
superior osis pubis. Pada ramus superior osis pubis kanan dan kiri terdapat tulang yang
bersisir, dinamakan pectin ossis pubis. Kedua ramus inferior ossis pubis membentuk sudut
yang disebut arkus pubis. Pada panggul wanita normal sudutnya tidak kurang dari 90o .
Pada bagian atas os pubis terdapat tonjolan yang dinamakan tuberkulum pubic.
d. Os Sacrum/tulang kelangkang
Bentuknya segitiga, dengan dasar segitiga di atas dan puncak segitiga pada ujung di
bawah: terdiri lima ruas yang bersatu, terletak diantara os coxae dan merupakan dinding
belakang panggul. Permukaan belakang pada bagian tengah terdapat cuat duri dinamakan
crista skralia. Permukaan depan membentuk cekungan disebut arcus sakralia yang melebar
luas panggul kecil/pelvis minor. Dengan lumbal ke – 5 terdapat artikulasio lumbo cakralis.
Bagian depan paling atas dari tulang sacrum dinamakan promontorium, dimana bagian ini
bila dapat teraba pada waktu periksa dalam, berarti ada kesempitan panggul.
e. Os Cocsygis/tulang ekor
Dibentuk oleh 3 – 5 ruas tulang yang saling berhubungan dan berpadu dengan
bentuk segitiga. Pada kehamilan tahap akhir koksigeum dapat bergerak (kecuali jika
Bidang Hodge
Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan
toucher (VT).
1) Hodge I: Bidang yang setinggi Pintu Atas Panggul (PAP) yang dibentuk oleh
promontorium, artikulasio sakro iliaca, sayap sacrum, linia inominata, ramus superior os
2) Hodge II: Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis berhimpit dengan PAP (Hodge I).
3) Hodge III: Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP (Hodge I)
4)Hodge IV: Bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit dengan PAP (Hodge I).
a.) Tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina, muskulus dan
sacro tuberosum
4. Pada bagian bawah sebagai dasar pangggul. Diafragma pelvis terdiri dari bagian
6. Muskulus levator ani menyelubungi rectum, terdiri atas muskulus pubo coccygeus,
yang merupakan celah berbentuk segitiga. Pada wanita sekat ini dibatasi sekat yang
menyelubungi pintu bawah panggul sebelah depan dan merupakan tempat keluarnya
9. Fungsi diafragma pelvis adalah untuk menjaga agar genetalia interna tetap pada
tempatnya. Bila muskulus ini menurun fungsinya, maka akan terjadi prolaps atau turunnya
b) Perineum Merupakan daerah yang menutupi pintu bawah panggul, terdiri dari: 1.
Regio analis, sebelah belakang. Spincter ani eksterna yaitu muskulus yang mengelilingi
anus. 2. Regio urogenetalis terdiri atas muskulus bulbo cavernosus, ischiocavernosus dan
1. Kontraksi Uterus
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot otot
a. Pengkajian his
1) Selama 10 menit
c. Pengaruh his
2. Tenaga mengejan
a. Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang mendorong
anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
b. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar tapi jauh
c. Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan
kebawah.
d. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan
e. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir, misalnya pada penderita
f. Tenaga mengejan ini juga melahirkan placenta setelah placenta lepas dari dinding
rahim.
. Presentasi Janin
1) Presentasi janin: bagian janin yang pertama kali memasuki PAP dan terus
c. Letak Janin
4) Sikap Janin
5) Sikap: hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan yang lain, hal ini
sebagian merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian janin
6) Sikap: Fleksi umum, punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi kearah sendi
lutut, tangan disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan
tungkai.
d. Posisi Janin
Posisi: hubungan antara bagian presentasi (occiput, sacrum, mentum,
bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap empat
kuadran panggul ibu, missal pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri
Letak belakang kepala (LBK) ditentukan dengan Indikator: ubun-ubun kecil (UUK)
Variasi posisi:
f. Presentasi Dahi Letak dahi ditentukan dengan Indikator: teraba dahi dan ubun-
ubun besar (UUB)
1) Variasi posisi:
k. Plasenta (Uri) Plasenta: adalah produk kehamilan yang akan lahir mengiringi
kelahiran janin, yang berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15- 20 cm, tebal 2-3 cm,
berat plasenta 500 - 600 gram. Letak plasenta yang normal: pada korpus uteri bagian depan
atau bagian belakang agak ke arah fundus uteri. Bagian plasenta: permukaan maternal,
permukaan fetal, selaput ketuban, tali pusat.
Variasi anatomi plasenta : 1) Plasenta suksenturiata 2) Plasenta sirkumvalata
insersi lateralis 3) Insersi battledore tali pusat insersi marginalis 4) Insersi velamentosa 5)
Plasenta bipartite 6) Plasenta tripartite
l. Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Ciri-ciri air
ketuban: berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis, reaksinya agak alkalis dan
netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisi: terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea,
asam uric, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam organic.
Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter, terutama albumin.
m. Fungsi air ketuban Pada persalinan: selama selaput ketuban tetap utuh, cairan
amnion/air ketuban melindungi plasenta dan tali pusat dari tekanan kontraksi uterus.
Cairan ketuban juga membantu penipisan dan dilatasi cerviks
2. Psikologis
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan
keluarganya. Banyak ibu mengalami psikis (kecemasan, keadaan emosional wanita)
dalam menghadapi persalinan, hal ini perlu diperhatikan oleh seseorang yang akan
menolong persalinan. Perasaan cemas, khawatir akan mempengaruhi hormone stress
yang akan mengakibatkan komplikasi persalinan. Tetapi sampai saat ini hampir tidak
ada catatan yang menyebutkan mengenai hormone stress terhadap fungsi uteri, juga
tidak ada catatan mengenai hubungan antara kecemasan ibu, pengaruh lingkungan,
hormone stress dan komplikasi persalinan. Namun demikian seseorang penolong
persalinan harus memperhatikan keadaan psikologis ibu yang akan melahirkan
karena keadaan psikologis mempunyai pengaruh terhadap persalinan dan kelahiran.
3. Penolong
Penolong persalinan perlu kesiapan, dan menerapkan asuhan sayang ibu.
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan
mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi
dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan
mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik (Enkin, et al,2000). Disebutkan
pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan
vakum, cunam, dan seksio sesar, dan persalinan berlangsung lebih cepat (Enkin, et
al, 2000).
oleh bidan, terutama pada kala I dan kala II, dimana oksigen yang ibu hirup sangat
penting artinya untuk oksigenasi janin melalui plasenta. Suplai oksigen yang tidak
sirkulasi udara yang baik selama persalinan. Ventilasi udara perlu diperhatikan,
apabila ruangan tertutup karena menggunakan AC, maka pastikan bahwa dalam
ruangan tersebut tidak terdapat banyak orang. Hindari menggunakan pakaian yang
Indikasi pemenuhan kebutuhan oksigen adekuat adalah Denyut Jantung Janin (DJJ)
Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan yang
harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan bahwa pada
setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu mendapatkan asupan makan
dan minum yang cukup. Asupan makanan yang cukup (makanan utama maupun
makanan ringan), merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber
utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah yang rendah akan
mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu maupun janin. Pada ibu, akan
kontraksi menjadi tidak teratur. Ibu yang mengalami dehidrasi dapat diamati dari
bibir yang kering, peningkatan suhu tubuh, dan eliminasi yang sedikit. Dalam
memberikan asuhan, bidan dapat dibantu oleh anggota keluarga yang mendampingi
ibu. Selama kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan minum, untuk mendukung
kemajuan persalinan. Pada kala II, ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi,
karena terjadi peningkatan suhu tubuh dan terjadinya kelelahan karena proses
cairannya (minum). Pada kala III dan IV, setelah ibu berjuang melahirkan bayi, maka
bidan juga harus memastikan bahwa ibu mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairannya,
3).KEBUTUHAN ELIMINASI
3. Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama dengan
Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, namun
apabila sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu untuk berkemih
dengan wadah penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi
kandung kemih secara rutin sebelum ataupun setelah kelahiran bayi dan placenta.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi retensi urin, dan ibu tidak
mampu untuk berkemih secara mandiri. Kateterisasi akan meningkatkan resiko infeksi
dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu. Sebelum memasuki proses
persalinan, sebaiknya pastikan bahwa ibu sudah BAB. Rektum yang penuh dapat
mengganggu dalam proses kelahiran janin. Namun apabila pada kala I fase aktif ibu
mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala
kala II. Apabila diperlukan sesuai indikasi, dapat dilakukan lavement pada saat ibu
dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin, karena personal hygiene yang baik dapat
membuat ibu merasa aman dan relax, mengurangi kelelahan, mencegah infeksi, mencegah
kesejahteraan fisik dan psikis. Tindakan personal hygiene pada ibu bersalin yang dapat
memfasilitasi ibu untuk menjaga kebersihan badan dengan mandi. Mandi pada saat
Pada sebagian budaya, mandi sebelum proses kelahiran bayi merupakan suatu
hal yang harus dilakukan untuk mensucikan badan, karena proses kelahiran bayi
merupakan suatu proses yang suci dan mengandung makna spiritual yang dalam. Secara
ilmiah, selain dapat membersihkan seluruh bagian tubuh, mandi juga dapat meningkatkan
sirkulasi darah, sehingga meningkatkan kenyamanan pada ibu, dan dapat mengurangi rasa
sakit. Selama proses persalinan apabila memungkinkan ibu dapat diijinkan mandi di kamar
Pada kala I fase aktif, dimana terjadi peningkatan bloodyshow dan ibu sudah tidak
mampu untuk mobilisasi, maka bidan harus membantu ibu untuk menjaga kebersihan
genetalianya untuk menghindari terjadinya infeksi intrapartum dan untuk meningkatkan
melakukan vulva hygiene menggunakan kapas bersih yang telah dibasahi dengan air
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), hindari penggunaan air yang bercampur antiseptik maupun
lisol. Bersihkan dari atas (vestibulum), ke bawah (arah anus). Tindakan ini dilakukan apabila
diperlukan, misalnya setelah ibu BAK, setelah ibu BAB, maupun setelah ketuban pecah
spontan.
Pada kala II dan kala III, untuk membantu menjaga kebersihan diri ibu bersalin,
maka ibu dapat diberikan alas bersalin (under pad) yang dapat menyerap cairan tubuh
(lendir darah, darah, air ketuban) dengan baik. Apabila saat mengejan diikuti dengan
faeses, maka bidan harus segera membersihkannya, dan meletakkannya di wadah yang
seharusnya. Sebaiknya hindari menutupi bagian tinja dengan tisyu atau kapas ataupun
melipat undarpad. Pada kala IV setelah janin dan placenta dilahirkan, selama 2 jam
observasi, maka pastikan keadaan ibu sudah bersih. Ibu dapat dimandikan atau dibersihkan
di atas tempat tidur. Pastikan bahwa ibu sudah mengenakan pakaian bersih dan
penampung darah (pembalut bersalin, underpad) dengan baik. Hindari menggunakan pot
kala, karena hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu bersalin. Untuk
memudahkan bidan dalam melakukan observasi, maka celana dalam sebaiknya tidak
digunakan terlebih dahulu, pembalut ataupun underpad dapat dilipat disela-sela paha.
5).KEBUTUHAN ISTIRAHAT
Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu bersalin
tetap harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela
his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum,
atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau apabila
memungkinkan ibu dapat tidur. Namun pada kala II, sebaiknya ibu diusahakan untuk
tidak mengantuk. Setelah proses persalinan selesai (pada kala IV), sambil melakukan
observasi, bidan dapat mengizinkan ibu untuk tidur apabila sangat kelelahan. Namun
sebagai bidan, memotivasi ibu untuk memberikan ASI dini harus tetap dilakukan.
Istirahat yang cukup setelah proses persalinan dapat membantu ibu untuk memulihkan
yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan
otot. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat, dapat meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut dan stres, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya
persalinan lama. Rasa nyeri selama persalinan akan berbeda antara satu dengan
lainnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri, diantaranya: jumlah
tingkat beta-endorphin, kontraksi rahim yang intens selama persalinan dan ambang
nyeri alami.
Meskipun tingkat nyeri bervariasi bagi setiap ibu bersalin, diperlukan teknik yang
dapat membuat ibu merasa nyaman saat melahirkan. Tubuh memiliki metode
mengontrol rasa nyeri persalinan dalam bentuk betaendorphin. Sebagai opiat alami,
beta-endorphin memiliki sifat mirip petidin, morfin dan heroin serta telah terbukti
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dan kadarnya tinggi saat berhubungan seks,
kehamilan dan kelahiran serta menyusui. Hormon ini dapat menimbulkan perasaan
pemberian entonox (gas dan udara) melalui masker, stimulasi menggunakan TENS
regional. Menurut Peny Simpkin, beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan
yang kuat, serta mengurangi reaksi mental/emosional yang negatif dan reaksi fisik
pengaturan posisi, relaksasi dan latihan pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan
tentang kemajuan persalinan, asuhan diri, dan sentuhan. Bidan dapat membantu ibu
bersalin dalam mengurangi nyeri persalinan dengan teknik self-help. Teknik ini
merupakan teknik pengurangan nyeri persalinan yang dapat dilakukan sendiri oleh
ibu bersalin, melalui pernafasan dan relaksasi maupun stimulasi yang dilakukan oleh
bidan. Teknik self-help dapat dimulai sebelum ibu memasuki tahapan persalinan,
mempelajari cara bersantai dan tetap tenang, dan mempelajari cara menarik nafas
dalam. Stimulasi yang dapat dilakukan oleh bidan dalam mengurangi nyeri persalinan
dapat berupa kontak fisik maupun pijatan. Pijatan dapat berupa pijatan/massage di
daerah lombosacral, pijatan ganda pada pinggul, penekanan pada lutut, dan
memberikan kompres hangat dan dingin, mempersilahkan ibu untuk mandi atau
berada di air (berendam). Pada saat ibu memasuki tahapan persalinan, bidan dapat
his/kontraksi. Untuk mendukung teknik ini, dapat juga dilakukan perubahan posisi:
balon besar. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan dapat dibantu dan
asuhan/bidan dan pendamping persalinan memberi pengaruh besar bagi ibu. Kontak
fisik berupa sentuhan, belaian maupun pijatan dapat memberikan rasa nyaman,
yang pada akhirnya dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Bidan mengajak
pendamping persalinan untuk terus memegang tangan ibu, terutama saat kontraksi,
bentuk jalan lahir, terutama adalah perineum. Pada ibu yang memiliki perineum yang
tidak elastis, maka robekan perineum seringkali terjadi. Robekan perineum yang
tidak diperbaiki, akan mempengaruhi fungsi dan estetika. Oleh karena itu, penjahitan
perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin. Dalam melakukan
sayang ibu. Berikanlah selalu anastesi sebelum dilakukan penjahitan. Perhatikan juga
posisi bidan saat melakukan penjahitan perineum. Posisikan badan ibu dengan posisi
litotomi/dorsal recumbent, tepat berada di depan bidan. Hindari posisi bidan yang
berada di sisi ibu saat menjahit, karena hal ini dapat mengganggu kelancaran dan
kenyamanan tindakan
merupakan hak setiap ibu. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu
proses persalinan yang alami/normal. Hal yang perlu disiapkan bidan dalam
pencegahan infeksi. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir dapat mengurangi risiko penularan infeksi
pada ibu maupun bayi. Dilanjutkan dengan penggunaan APD (alat perlindungan diri)
yang telah disepakati. Tempat persalinan perlu disiapkan dengan baik dan sesuai
standar, dilengkapi dengan alat dan bahan yang telah direkomendasikan Kemenkes
dan IBI. Ruang persalinan harus memiliki sistem pencahayaan yang cukup dan
sirkulasi udara yang baik. Dalam melakukan pertolongan persalinan, bidan sebaiknya
tetap menerapkan APN (asuhan persalinan normal) pada setiap kasus yang dihadapi
ibu. Lakukan penapisan awal sebelum melakukan APN agar asuhan yang diberikan
9).PEMBERIAN SUGESTI
pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan berupa sugesti
positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan
juga pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang stabil,
mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti positif yang dapat diberikan bidan
pada ibu bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses
persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut
berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik
saja. Contoh yang lain, misal saat terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk
melakukan teknik relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik dan
menghembuskan nafas, seiring dengan proses pengeluaran nafas, rasa sakit ibu akan
memotivasi ibu untuk tetap semangat dalam menjalani proses persalinan. Inti dari
pemberian sugesti ini adalah pada komunikasi efektif yang baik. Bidan juga dituntut
untuk selalu bersikap ramah dan sopan, dan menyenangkan hati ibu dan
suami/keluarga. Sikap ini akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses persalinan
berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara psikologis, apabila
ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa
empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan bertambah. Upaya
yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan untuk mengalihkan
perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah dengan mengajaknya
menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap merasakan
nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal
dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan.
11).EMBANGUN KEPERCAYAAN
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun citra diri
positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki
kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara normal, dan dia
percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka
secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan
berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan
sesuai dengan harapan ibu. Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari pengetahuan dasar dan
kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan
servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung
18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
b. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,
dilatasi maximal, dan deselerasi Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih Servix
hingga permbukaan lengkap (10 cm) Terjadi penurunan bagian terendah janin
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1
5). His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
7). Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban Berlangsung tidak lebih dari 30 menit Disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta Peregangan Tali pusat Terkendali
uterus 2) Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta
sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim 3) Tali pusat memanjang 4) Semburan
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih
sering
Observasi yang dilakukan : 1). Tingkat kesadaran penderita. 2). Pemeriksaan tanda
vital. 3). Kontraksi uterus. 4). Perdarahan, dianggap masih normal bila jumahnya
a). Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada
permulaan persalinan.
b). Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
didapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/
posisi jam 3 atau sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis
melintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam posisi fleksi
ringan
.C). Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil
dari PAP
d). Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di
tingginya.
e). Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke
”asynclitismus”
belakang
h). Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior
ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut dengan
engagement.
2. Majunya Kepala janin
a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga
3) Kekuatan mengejan
3. Fleksi
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling
tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul
c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena
menimbulkan defleksi
d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal.
Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan
e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang
a. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
symphisis
dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul
d. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah
kepala merupakan bagian terendah dari kepala 2) Bagian terendah dari kepala
mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana
terdapat hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan 3) Ukuran
5. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga
panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak
6. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul
b. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan
menembusnya
a. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan
peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin,
b. Waktu pengisian partograf. Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah
saat proses persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks
c. Isi partograf Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh
informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi
ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan
atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf
1) Informasi tentang ibu a) Nama dan umur; b) Gravida, para, abortus.; c) Nomor
catatan medik/nomor puskesmas; d) Tanggal dan waktu mulai dirawat; e) Waktu pecahnya
selaput ketuban.
2) Kondisi janin: a) Denyut jantung janin; b) Warna dan adanya air ketuban; c)
4) Waktu dan jam a) Waktu mulainya fase aktif persalinan. b) Waktu aktual saat
yang diberikan.
7) Kondisi ibu a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh. b) Urin (volume,
aseton atau protein). d. Cara pengisian partograf. Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu
lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama
Kondisi ibu dan janin dinilai dan dicatat dengan cara: 1) Denyut jantung janin :
setiap 30 menit. 2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit. 3) Nadi :
setiap 30 menit. 4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam. 5) Penurunan bagian terbawah janin :
setiap 4 jam. 6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam30 . 7) Produksi urin (2 –
a) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam.
Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules .
b) Kondisi janin. (1) Denyut Jantung Janin. Nilai dan catat denyut jantung janin
(DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak
menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180
dan 100. Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau
diatas 160 permenit (tachikardi). Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan
100. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya30 . 17 (2) Warna dan adanya air
ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina, menggunakan
lambang-lambang berikut: U : Selaput ketuban Utuh. J : Selaput ketuban pecah, dan air
ketuban Jernih. M : Air ketuban bercampur Mekonium. D : Air ketuban bernoda Darah. K :
Tidak ada cairan ketuban/Kering. (3) Penyusupan/molase tulang kepala janin. Setiap kali
melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat
temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
bersentuhan. 2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki. 3 : Sutura tumpang
tindih dan tidak dapat diperbaiki. Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan
serviks. (1) Pembukaan serviks. Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap
4 jam. Menyantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks. (2) Penurunan bagian terbawah janin. Untuk menentukan penurunan
kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan. Menuliskan
turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’ pada garis
waktu yang sesuai. (3) Garis waspada dan garis bertindak. (a) Garis waspada, dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6
jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit. (b) Garis bertindak,
tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan
perlu dilakukan tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di
d) Jam dan waktu. (1) Waktu mulainya fase aktif persalinan. Setiap kotak
menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. (2) Waktu aktual saat
pemeriksaan atau persalinan. Menyantumkan tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk
e) Kontraksi uterus. Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama
kontraksi dengan: (1) :titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya < 20 detik. (2) : garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40 detik. (3) :Arsir penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan. (1) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah
dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume
cairan dan dalam satuan tetes per menit. (2) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam
g) Kondisi ibu. (1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. (a) Nadi, dicatat setiap 30
menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang sesuai. (b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam
atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Memberi tanda panah pada partograf pada
kolom waktu yang sesuai. (c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering
jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Mencatat suhu tubuh pada
kotak yang sesuai. (2) Volume urine, protein dan aseton. Mengukur dan mencatat jumlah
produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan
mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru lahir.
a) Data dasar. Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan,
alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat
garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya.
c) Kala II. Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,
d) Kala III. Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,
pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan
plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
e) Kala IV. Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi
f) Bayi baru lahir. Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis
kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya
BAB III
A. Jenis
B. Laporan Kasus
Jenis dan rancangan penelitian ini adalah metode studi kasus dengan
bentuk SOAP.
D. Subjek penelitian
Subjek laporan tugas akhir ini adalah satu orang ibu hamil trimester III
E. Definisi operasional
Asuhan kebidanan kehamilan adalah asuhan yang diberikan oleh peneliti kepada
ibu hamil trimester III dengan usia kehamilan mulai 37 minggu minggu yang
Pancamakmur.
instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
yang akan dilakukan dalam penelitian. Ada 2 metode untuk memperoleh data
yaitu:
1. Data primer
dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dari objek penelitian. Data
utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh
wawancara kepada klien yang meliputi identitas klien dan suami, keluhan
tanda vital, peningkatan berat badan dan palpasi leopold serta melakukan
dan HIV.
2. Data sekunder
Data sekunder bersumber dari buku register dan buku kesehatan ibu
dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan memberchek. Dibawah ini akan
1. Perpanjangan Data
rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal atau makalah yang telah
dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu,
maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah
ketekunan itu, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang sudah
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk
3. Triangulasi
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan sebagai
data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
bentuk SOAP.
secara umum bahan penelitian adalah Zat, obat, alat dan suplai yang yang
dibutuhkan dalam penelitian. Contoh alat dan bahan yang digunakan dalam
Asuhan Kebidanan pda Ibu Hamil. Dan format Asuhan Kebidanan ibu
bersalin.
4. Dopler
5. Sentimeter
6. Tensimeter