Anda di halaman 1dari 25

A.

IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 17 Januari 2018
Tanggal pengkajian : 17 Januari 2018
1. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Usia : 55 Tahun
No. RM : 32-87-30
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Wonodri
Pendidikan Terakhir : SMP
Diagnosa Medis : Vertigo
Kelas Ruangan : III
DPJP : dr. Agung, Sp. PD
Jaminan : BPJS PBI

2. Identitas Penganggung Jawab


Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wonodri
Hubungan dengan Klien : Istri

1
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada pagi hari tanggal 17 januari 2018 pasien di rumah mengatakan pusing
berputar,kepala terasa nyeri, dan kemudian muntah 2 kali. Kemudian pada
pukul 08:00 WIB, klien dan keluarga datang ke IGD RS Roemani
Muhammadiyah dengan keluhan kepala terasa pusing berputar dan nyeri,
serta muntah 2 kali selama dirumah. Di IGD klien dipasang infus RL 20
tpm.
2. Data focus
No Data focus Etiologi Masalah
1 DS: Agen injuri Nyeri akut
- Klien mengatakan biologis
kepala terasa pusing
berputar dan nyeri
P: Bertambah saat
aktivitas dan berkurang
saat diam
Q: Tertusuk tusuk
R: Kepala
S: 4
T: Intermiten
DO:
- KU: Cukup
- Kesadaran: CM
- TTV:
 TD : 130/90
mmHg
 N : 90
x/menit
 RR : 22

2
x/menit
 S :36,50C
- Expresike klien
meringis menahan
nyeri pada kepala
- Klien sering
memegangi kepala

3. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kritreria Rencana
Hasil
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
agen injuri tindakan asuhan 2. Lakukan pengkajian
biologis keperawatan selama nyeri secara
3x24 jam, diharapkan komprehensif meliputi
nyeri berkurang lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi,
1. Pasien tampak kualitas, intansitas atau
rileks berratnya nyeri dan
2. Melaporkan nyeri faktro pencetus
berkurang (skala 3. Ajarkan teknik nnon-
nyeri 1) farmakologi (Relaksasi
3. TTV dalam batasan nafas dalam)
normal 4. Kolaborasi pemberian
obat

3
4. Implementasi
No No Dx Waktu Tindakan Respon pasien
1. 1. Memonitor S:
TTV O:
TD = 130/80 mmHg
HR = 95 x/menit
2. Melakukan S:
pengkajian P : bertambah saat
nyeri secara bergerak dan berkurang
komprehensif saat diam
Q : tertusuk-tusuk
R : perut
S:4
T: hilang timbul
O:-
3. Mengajarkan S:
teknik non- O:
farmakologi Pasien bisa melakukan
(Relaksasi teknik relaksasi nafas
nafas dalam) dalam
4. Melakukan  S:
kolaborasi  O:
pemberian obat Klien diberikan ketorolac
IV

4
C. PENGELOLAAN PASIEN BARU
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 17 januari 2018 pukul
08.00 WIB melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap)
untuk menjalani perawatan. Setelah menandatangani formulir persetujuan
rawat inap dan terpasang gelang identitas, klien dan keluarga lalu diantar
oleh petugas kurir ke ruang AYUB 2 dengan menggunkan kursi roda.
Pasien diantar oleh kurir karena level transfer pasien yaitu derajat 0
(pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa dan
hemodinamik stabil) Klien dan keluarga tiba di ruang AYUB 2 pukul
13.39 WIB dan diterima oleh perawat penanggung jawab. Kondisi klien
saat tiba di ruangan, klien tampak baik dengan kesadaran composmentis
dengan skore GCS 15 (E4-M6-V5).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari TPPRI, ruang rawat
tujuan yaitu ruang AYUB 2 kelas 3.
Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi SBAR oleh
perawat pada saat transfer pasien:
S :
- Nama Tn. I, umur 55 tahun, DPJP yaitu dr. Agung, Sp. PD.
diagnosa medis vertigo, masuk pada tanggal 17 Januari jam
13.39 WIB. Kondisi klien pusing dan terdapat nyeri pada
kepala, TD : 130/90 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, S:
36,50C
B :
- klien merasakan nyeri pada pada kepala, mual, muntah 2 kali,
klien tidak ada alergi obat ataupun makanan, klien terpasang
infuse RL 20 tpm.
A :

5
- Diagnosa medis vertiogo
- Diagnosa keperwatan nyeri akut
R :
- Monitor tanda-tanda vital
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
- Kolaborasi pemberian obat

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


PPJP melakukan orientasi kepada Tn. I dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang AYUB 2. Perawat menunjukan pada keluarga
tata letak ruang rawat, letak kamar mandi, menjelaskan tentang
pentingnya untuk melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan
yang tersedia, menunjukan ruangan perawat jika memiliki keperluan
untuk menemui perawat serta bagaimana cara untuk menghubungi jika
kondisi klien atau keluarga tidak memungkinkan ke nurse station,
menjelaskan mengenai keterangan gelang identitas, jam besuk, pelayanan
gizi, serta kapan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Keluarga juga telah dijelaskan mengenai penggunaan bed yang
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan,pentingnya pemasangan pengaman
tempat tidur agar mengurangi terjadinya risiko jatuh, kemudian keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa klien sudah
mendapatkan orientasi dari perawat.
PPJP juga telah menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pasien
dan keluarga, tata tertib RS Roemani, cara cuci tangan yang benar
dengan menggunakan handwash dan handscrub kemudian di jelaskan
tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Tingkat ketergantungan pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Harii Hari Hari Keterangan

6
1 2 3
0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
1 1 1
Minum 2 : Mandiri

0 : Tergantung orang lain


Mandi 0 0 0
1 : Mandiri
Perawatan 0 : Tergantung orang lain
diri 1 1 1 1 : Mandiri
(grooming)
0 : Tidak mampu
Berpakaian
2 2 2 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
enema)
BAB
2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
(bladder)
jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu
enema)
BAK
2 2 2 1 : Kadang inkontinensia (maks 24
(bowel)
jam)
2 : Kontinensia (teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
Taranfer 2 2 2
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2 2
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan 0 : Tergantuan bantuan orang lain
1 1 1
toilet 1 : Membutuhakan batuan tapi

7
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 14 14 14 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn. I dari hari


pertama sampai ketiga didapatkan skor 14 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas
(1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan
perawatan ringan memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah
kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 1
= = 0,14 = 1 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat
ketergantungan ringan.

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:

8
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Tn. I telah terpasang gelang pengenal utama berwarna pink yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama, tanggal lahir dan No. Rekam
Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan seperti
pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas
pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :
- Nama Tn. I, umur 55 tahun, DPJP yaitu dr. Agung, Sp. PD.
diagnosa medis vertigo, masuk pada tanggal 17 Januari jam
13.39 WIB. Kondisi klien pusing dan terdapat nyeri pada
kepala, TD : 130/80 mmHg, N: 95x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36,50C
B :
- Klien merasakan nyeri pada pada kepala, , klien tidak ada
alergi obat ataupun makanan, klien terpasang infuse RL 20
tpm dan sudah diberikan Asam folat PO 1tab/24 jam,
Cebactam IV 1gr/24 jam, Ketorolac IV 10 mg/12 jam, dan
Melocicam PO 15 mg/8 jam
A :
- Untuk saat ini masalah masalah keperawatan yang muncul
yaitu nyeri akut belum teratasi
R :

9
- Lanjutkan Intervensi
1. Monitor TTV
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Evaluasi teknik relaksasi nafas dalam
4. Kolaborasi pemberian obat

c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan
benar informasi yang diberikan. Selama dirawat di rumah sakit, Ny.
S mendapatkan obat-obatan yang diantaranya adalah Asam folat PO
1tab/24 jam, Cebactam IV 1gr/24 jam, Ketorolac IV 10 mg/12 jam,
dan Melocicam PO 15 mg/8 jam.
Pada Tn. I tidak mendapatkan obat yang tergolong dalam sound
A like, Look A Like dan High alert.

d. Safety surgery
Pada Tn. I tidak dilakukan tindakan pembedahan.

e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan

10
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selain itu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.

f. Pencegahan pasien jatuh


Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scale untuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. I:

Pengkajian Risiko Jatuh Skala (Skala Morse)

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI


1 Riwayat jatuh: Tidak 0
Apakah pasien pernah jatuh? 25
Ya 25

2 Diagnosa sekunder: Tidak 0 0


Apakah pasien memiliki lebih dari satu penyakit?
Ya 15

3 Alat bantu jalan:


Bed rest/dibantu perawat 0
Kruk/tongkat/walker 15 0
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4 Terapi Intravena: apakah saat pasien terpasang Ya 20 20

11
infus? Tidak
5 Gaya berjalan/cara berpindah:
- Normal/ bed rest/immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri) 0
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Ganguan tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0 0
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL NILAI 45
(Resiko
Sedang)

Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. S didapatkan hasil skore 45
(resiko sedang), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan resiko jatuh pada
Tn. I yaitu:
- Sarankan untuk minta bantuan
- Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
- Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
- Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah
- Bantu pasien saat transfer/ ambulasi Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
- Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/ penunggu pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarga tentang resiko jatuh pada
pasien.

12
5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
jaga
Orientasi pasien
5 menit
baru
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan
5 menit
17 6 langkah dan 5
Januari moment cuci tangan
2018 Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Memposisikan klien
5 menit
18 semifowler
Januari Mengajarkan
2018 tekhnik relaksasi
5 menit
nafas dalam saat
nyeri timbul
Melakukan 5 menit

13
pemeriksaan TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
10 menit
jaga
Menanyakan
5 menit
keluhan
19 Melakukan
5 menit
Januari pemeriksaan TTV
2018 Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 40 menit

14
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Sore 50 menit
2 Sore 50 menit
3 Pagi 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien


yaitu shift sore 2 kali dan shift pagi 1 kali masing-masing memiliki
waktu rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk
mendapatkan perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
Sore Sore Pagi
1 0,14 0,16 0,25

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:
Total Harga Total
No. Tindakan Logistik
penggunaan Satuan Biaya
1. Biaya 1 50000 50000
administrasi
2. Pemberian Alkohol Swab 6 500 3000
terapi obat Infus set 1 31.460 31460
melalui IV line RL 500 ml 3 10725 32175
Handscoon 6 1510 9060
Abocath 1 15444 15444
Dispo 5 cc 2 3000 6000
Dispo 3 cc 6 2900 17400
Asam folat 2 12500 25000
Cebactam 2 39500 79000
Ketorolac 6 9400 56400
Melocicam 6 1600 9.600
3. Ruang a. Temapat 3 17500 525000
Perawatan : Tidur 0
Kelas 3 b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung
Bantal
h. Selimut
i. Tiang Infus
j. Hanscrub
k. Tempat
Sampah
l. Lemari
m. Penerangan
+lampu
n. Air
o. Kamar
Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
4. Visit Dokter dr. Agung, 3 45000 135000
Spesialis Sp. PD
Tindakan Asuhan 9 10000 90000
5.
medis dan keperawatan/h

16
Keperawatan ari
Injeksi/hari 6 10000 60000

Memandikan 0
pasien/hari

6. Materai 1 6000 6000

Rp
Total Biaya
1150539

Total pembiayaan klien selama 3 hari di rawat di ruang Ayyub 2


adalah Rp 1.150.539

8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi


a. Masalah keperawatan pasien
Perawat memberikan edukasi kepada Tn. I dan keluarga
mengenai pencegahan penyebaran infeksi yaitu cuci tangan 6
langkah menggunakan handscrub dan handwash yang tersedia di
dekat washtafel, mengedukasi cara mengatasi nyeri dengan teknik
relaksasi nafas dalam ketika nyeri timbul.

9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Ayub 2 ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan

17
Diagnosa klien vertigo, klien pertama pengkajian mengeluh
nyeri pada kepala, pusing dan muntah 2 kali. Masalah
keperawatan yang muncul adalah nyeri akut.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah nyeri akut
c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Tn. I yaitu:
- Asam folat PO 1x1
- Melocicam PO 2x1

2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.

3) Treatrment (pengobatan)

18
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah pulang
nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung jawab
klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri
muncil.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan
nutrisi klien tidak ada diet khusus.

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).

e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Ayyub 1 dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan

19
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Ayub 1. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √
membutuhkan bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien

20
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan


selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Ayyub 2.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Tn. I dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
 Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan

21
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien
Keluarga pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang
ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
klien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul.

LAMPIRAN
1. Hak Pasien

Hak-hak pasien selama perawatan di RS Roemani Muhammadiyah


adalah sebagai berikut.

22
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatansesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
atau Dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama

23
dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan / atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

2. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
2. Menggunakanfasilitasrumahsakitdengan penuh tanggungjawab.
3. Menghormatihak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
dan petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuaikemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah Sakit

24
Roemani Muhammadiyah Semarang:
a. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan barang
lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
b. Jam berkunjung pasien :
1) Pagi pukul: 10.00 - 12.00 WIB
2) Sore pukul: 17.00 – 19.00 WIB
c. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
d. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
e. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasien tanpa seijin
perawat rumah sakit
f. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
g. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
h. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
i. Penunggu dan pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa seizin dari
pihak rumah sakit.
j. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
k. Pengunjung tidak diperbolehkan duduk atau tiduran di tempat tidur pasien.
l. Penunggu dan pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
m. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
n. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan rumah
sakit.

25

Anda mungkin juga menyukai