Disusun oleh :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tahun Ajaran 2017/2018
1. Rasio-Rasio Keuangan
A. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk
melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang jangka pendeknya) pada saat
jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia. Perusahaan yang mempunyai
cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan yang liquid
sedang bila tidak disebut illiquid. Berikut adalah rasio-rasio dari rasio liquiditas :
Aktiva Lancar−Persediaan
Quick Ratio (QR) = ×100%
Hutang Lancar
Penjualan Bersih
TATO =
Total Aktiva
Penualan Bersih
WCT =
Aktiva Lancar –Kewajiban Lancar
C. Rasio Solvabilitas/Levarage
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable.
Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya yang insolvable belum
tentu ilikuid. Rasio Levarage terdiri dari beberapa rasio, yaitu:
Total Hutang
TDtER = × 100%
Modal Sendiri
2. Total Debt to Capital Assets Ratio (Rasio Total Hutang Terhadap Aktiva)
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini mengukur prosentase
besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang yang dimaksud adalah semua hutang
yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka
panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan
dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur besarnya rasio hutang ini digunakan
rumus:
Total Hutang
TDtCAR = × 100%
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil
rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
3. Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Total Hutang Jangka Panjang Terhadap
Ekuitas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
EBIT
TER = × 100%
Bunga HutangJangka Panjang
D. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba. Rasio ini menunjukkan laba dalam
hubungannnya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan
investasi. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:
Laba Kotor
GPM = × 100%
Penjualan Bersih
EAT
NPM = × 100%
Penjualan Bersih
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
5. Return On Assets
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak. Rasio ini dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin
besar rasionya semakin baik.
6. Return On Investment
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini
dihitung dengan rumus:
EAT
ROI = × 100%
Total Aktiva
7. Return On Equity
Dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak
kepemilikkan modal sendiri. Rasio ini dihitung dengan rumus :
EAT
ROE = × 100%
Total Ekuitas
E. Rasio Pasar
Rasio ini merupakan indicator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, ukuran
prestasi perusahaan yang dipaling lengkap bagi para pemegang saham, serta dapat membantu
investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan dividen yang bessar sebelum
melakukan penaman modal berupa saham. Namun rasio pasar tidak mempunyai ukuran yang
menunjukan tingkat efesiensi rasio serta tidak dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan jika dilihat berdasarkan harga saham maupun jika dipergunakan oleh pihak
manajemen perusahaan. Rasio ini terdiri dari :
A. Rasio Likuiditas
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Tahun 2015 :
Aktiva Lancar
CR (2015) = × 100%
Hutang Lancar
Rp659.691.299.282
= × 100%
Rp554.491.047968
= 1,19 atau 119%
Tahun 2016 :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
CR (2016) = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑝921.133.961.428
= × 100%
𝑅𝑝556.752.312.534
= 1,65 atau 165%
2. Cash Ratio
Tahun 2015 :
Penjualan Bersih
TATO (2015) =
Total Aktiva
𝑅𝑝2.544.277.844.656
=
𝑅𝑝1.919.568.037.170
= 1,32 Kali
Tahun 2016 :
Penjualan Bersih
TATO (2016) =
Total Aktiva
Rp2..629.107.367.897
=
Rp2.336.411.494.941
= 1,2 Kali
2. Receivable Turnover
Tahun 2015 :
Penjualan Kredit Bersih
RT (2015) =
Piutang Rata−rata
Rp2.544.277.844.656
=
Rp315.428.170.065
= 8,06 Kali
Tahun 2016 :
Penjualan Kredit Bersih Setahun
RT (2016) =
Piutang Rata−rata
𝑅𝑝2.629.107.367.897
=
𝑅𝑝316.222.574.799
= 8,31 Kali
Penjualan Bersih
WCT (2016) =
Aktiva Lancar –Kewajiban Lancar
Rp2.629.107.367.897
=
Rp921.133.961.428 –Rp556.752.312.634
= 7,21 Kali
C. Rasio Solvabilitas/Levarage
1. Total Debt to Equity Ratio
Tahun 2015 :
Total Hutang
TATO (2015) = × 100%
Modal Sendiri
Rp910.758.598.913
= × 100%
Rp1.008.809.438.257
= 0,90 atau 90%
Tahun 2016 :
Total Hutang
TATO (2016) = × 100%
Modal Sendiri
Rp1.167.899.357.271
= × 100%
Rp1.168.512.137.570
= 0,99 atau 99%
Total Hutang
TDtTCAR (2015) = × 100%
Total Aktiva
Rp910.758.598.913
= × 100%
Rp1.919.568.037.170
= 0,47 atau 47%
Tahun 2016 :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
TDtTCAR (2016) = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rp1.167.899.357.271
= × 100%
Rp2.336.411.494.941
= 0,5 atau 50%
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Tahun 2015 :
Tahun 2016 :
EBIT
TER (2015) = × 100%
Beban Bunga
Rp232.005.398.773
= × 100%
Rp6.796.469.085
= 34,13 atau 3.413%
Tahun 2016 :
EBIT
TER (2016) = × 100%
Beban Bunga
Rp217.746.308.540
= × 100%
Rp19.583.043.118
= 11,11 atau 1.111%
D. Rasio Profitabilitas
1. Gross Profit Margin
Tahun 2015 :
A. Rasio Likuiditas
Dari hasil perhitungan rasio diatas bahwa diketahui PT. Siantar Top Tbk. Untuk
periode 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2015
Untuk periode 31 Desember 2015 dari hasil perhitungan rasio likuiditasnya
dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang liqiuid, artinya
perusahaan dapat membayar hutang jangka pendek mereka bila dilihat dari
Qurrent Ratio dan Quick Ratio, yaitu masing-masing 119% dan 65%.
Walaupun Quick Ratio tidak mencapai 100% namun hal ini sudah dapat
dikatakan sehat. Sebaliknya, jika dilihat dari Cash Ratio dan Working Capital
to Assets Ratio, PT. Siantar Top Tbk adalah perusahaan yang illiquid, artinya
perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya. Ini
dikarenakan Cash Ratio dan Working Capital to Assets Ratio yang dibawah
jauh 100% yaitu masing-masing, 1,7% dan 5% . Jadi dapat disimpulkan
bahwa pada periode 31 Desember 2015 PT. Siantar Top Tbk cukup liquid.
2. Tahun 2016
Untuk period 31 Desember 2016 dari hasil perhitungan rasio likuiditasnya
dapa dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk, masih merupakan perusahaan
yang liquid, hal ini dapat dikatakan demikian dilihat dari Qurrent Ratio dan
Quick Ratio yang masing-masing 165% dan 115% kedua rasio ini mengalami
kenaikan dibanding tahun sebelumnya ini merupakan prestasi yang cukup
membanggakan bagi perusahaan. Masih sama, jika dilihat dari Cash Ratio dan
Working Capital to Assets Ratio, PT. Siantar Top Tbk adalah perusahaan yang
illiquid, yaitu masing-masing rasio sebesar 4% dan 15% walaupun
mengalami kenaikan, namun hal ini masih jauh untuk mencapai 100%. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pada periode 31 Desember 2016 PT. Siantar Top
Tbk cukup liquid.
B. Rasio Aktivitas
Dari hasil perhitungan rasio diatas bahwa diketahui PT. Siantar Top Tbk. Untuk
periode 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2015
Untuk periode 31 Desember 2015 dari hasil perhitungan rasio aktivitasnya
dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang sudah cukup
efektif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang mereka memiliki ini
terlihat dari rasio-rasio yang dihitung yaitu, Total Assets Turnover,
Receivable Turnover, Average Collection Periode, Inventory Turnover,
Average Days Inventory, dan Working Capital Tuunover yang masing-
masing nilainya 1,32 Kali, 8,06 Kali, 46 Hari, 6,73 Kali, 55 Hari, dan 24,18
Kali
2. Tahun 2016
Untuk periode 31 Desember 2016 dari hasil perhitungan rasio aktivitasnya
dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang sudah cukup
efektif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang mereka memiliki ini
terlihat dari rasio-rasio yang dihitung yaitu, Total Assets Turnover,
Receivable Turnover, Average Collection Periode, Inventory Turnover,
Average Days Inventory, dan Working Capital Tuunover yang masing-
masing nilainya bahkan beberapa rasio-rasio ini pada tahun 2016 banyak
mengalami kenaikan walaupun ada juga yang mengalami penurunan, ini
merupakan prestasi bagi perusahaan dalam lebih efektif dalam memanfaatkan
sumber daya perusahaan, yaitu masing-masing 1,12 Kali, 8,31 Kali,44 Hari,
7,18 Kali, 51 Hari, dan 7,21 Kali.
C. Rasio Solvabilitas/Levarage
Dari hasil perhitungan rasio diatas bahwa diketahui PT. Siantar Top Tbk. Untuk
periode 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2015
Untuk periode 31 Desember 2015 dari hasil perhitungan rasio solvabilitasnya
dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang cukup
solvable. Hal ini dapat dikatakan demikian karena walaupun berdasarkan
perhitungan rasio-rasionya hasilnya adalah besarnya jumlah hutang atau
hampir sama yang dimiliki oleh PT. Siantar Top Tbk, dengan sumber daya-
sumber daya yang ada pada perusahaan tersebut, perusahaan masih
membayar semua kewajiban yang mereka miliki. Hal ini dapat terlihat dari
hasil perhitungan rasio Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Total
Capital Assets Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Tengible Assets Debt
Coverage, dan Times Earned Ratio, yang masing-masing berjumlah 90%,
47%, 35%, 100,7%, dan 1.111%.
2. Tahun 2016
Untuk periode 31 Desember 2016 dari hasil perhitungan rasio solvabilitasnya
dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang masih cukup
solvable. Hal ini dapat dikatakan demikian karena walaupun berdasarkan
perhitungan rasio-rasionya hasilnya adalah besarnya jumlah hutang atau
hampir sama yang dimiliki oleh PT. Siantar Top Tbk bahkan mengalami
kenaikan hutang, dengan sumber daya-sumber daya yang ada pada
perusahaan tersebut, masih bisa untuk membayar semua kewajiban mereka.
Hal ini dapat terlihat dari hasil perhitungan rasio Total Debt to Equity Ratio,
Total Debt to Total Capital Assets Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio,
Tengible Assets Debt Coverage, dan Times Earned Ratio, yang masing-
masing berjumlah 99%, 50%, 52%, 105%, dan 3.413%.
D. Rasio Profitabilitas
Dari hasil perhitungan rasio diatas bahwa diketahui PT. Siantar Top Tbk. Untuk
periode 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2015
Untuk periode 31 Desember 2015 dari hasil perhitungan rasio
profitabilitasnya dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk perusahaan yang
mampu mendapatkan laba pada berbagai tingkat penjualan, modal sendiri,
asset, maupun berbagai investasi. Hal ini dapat diketahui setelah menghitung
rasio-rasio yang meliputi, Gross Profit Margin, Opearting Income Ratio,
Operating Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROI, dan ROE, yang masing-
masing hasilnya, 20,9%, 9%, 88%, 7%, 12%, 9%, dan 18%.
2. Tahun 2016
Untuk periode 31 Desember 2016 dari hasil perhitungan rasio
profitabilitasnya dapat dikatakan bahwa PT. Siantar Top Tbk mengalami
penurunan untuk mendapatkan laba dari berbagai penjualan, total assets,
modal sendiri, serta investasi berkisar 0,1%-4% untuk setiap rasio walaupun
ada beberapa rasio yang mengalami kenikan. Hal ini dapat diketahui setelah
menghitung rasio-rasio yang meliputi, Gross Profit Margin, Opearting
Income Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROI, dan ROE, yang
masing-masing hasilnya, 20,8%, 8%, 89%, 6%, 9%, 7%, dan 14%.
E. Rasio Pasar
PER pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding di tahun sebelumnya
yaitu, pada tahun 2015 sebesar 21,2 naik menjadi 28,9. Hal ini biasanya menjadi
perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan
manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar
saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang
saham.
5. Kesimpulan
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa, PT. Siantar Top Tbk adalah
perusahaan yang cukup liquid dan solvable artinya perusahaan dapat membayar
kewajiban-kewajiban yang ada dalam perusahaan tersebut. Walaupun jumlah hutang
mereka cukup besar mereka tetap bisa membayarnya dan menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Selain itu juga, PT. Siantar Top Tbk adalah perusahaan yang
profitable artinya perusahaan tersebut mengalami laba yang fluktuatif setiap tahunnya.
Keputusan untuk berinvestasi saham di PT. Siantar Top Tbk dapat dilakukan, hal ini
didasarkan pada analisis rasio yang dihasilkan bahwa perusahaan tersebut cukup liquid
dan solvable, jika dilihat memang kewajiban perusahaan tersebut sangat banyak, itu
merupakan bagian dari usaha perusahaan untuk memperkuat modal mereka dan dapat
menjalankan roda kegiatan perusahaan, mereka juga mampu membayarnya. Lagipula,
hasil investasi itu bukanlah hal yang di terima sekarang, tetapi nanti di masa depan yang
akan dinikmati hasil dari investasi tersebut.