Laporan Pandangan FGB ITB Terhadap Reklamasi DKI Jakarta PDF
Laporan Pandangan FGB ITB Terhadap Reklamasi DKI Jakarta PDF
Laporan Pandangan FGB ITB Terhadap Reklamasi DKI Jakarta PDF
Anggota:
Andi Isra Mahyuddin, Prof
Andi Oetomo, MPl
Andojo Wurjanto, Dr
Armi Susandi, Dr
Arwin Sabar, Prof
Dicky Munaf, Phd
Djoko Santoso Abi Sur0so, Dr
Eka Djunarsjah, Dr
Hasanuddin Z. Abidin, Prof
Hesti D. Nawangsidi, MSP
Indratmo Soekarno, Prof
Lambok Hutasoit, Prof
M. Salam A.N, Prof
Masyhur Irsyam, Prof
Ricky Lukman Tawekal, Prof
Ross Akbar, Prof
Safwan Hadi, Prof
Tati Suryati Syamsudin, Prof
Widyo Nugroho Sulasdi, prof
Yasraf Amir P, Prof
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG sebagai perguruan tinggi berbasis sain, seni dan anggota Forum Guru Besar, Institut Teknologi
Persoalan reklamasi di teluk/Pantai Utara teknologi, terpanggil untuk menyampaikan Bandung (FGB-ITB) dengan mengundang
(Pantura) Provinsi DKI Jakarta menimbulkan sikap/pendapat terkait penyelenggaraan beberapa pakar yang kompeten di bidangnya
berbagai kesimpangsiuran baik data/ informasi, reklamasi tersebut. Dalam rangka merumuskan sebagai narasumber. Pembahasan pertama
prosedur pembangunan, alasan yang mendasari pandangan ini, maka dilaksanakan serangkaian dilaksanakan pada saat rapat pleno FGB-ITB pada
reklamasi, kebijakan sampai perkiraan kegiatan untuk menggali informasi dan Hari Sabtu tanggal 22 April 2016 dan FGD
dampaknya. Disadari bahwa Pantura Jakarta mengekplorasi persoalan terkait dilaksankaan pada hari Sabtu tanggal 28 Mei
menyimpan berbagai kepentingan, selama ini penyelenggaraan reklamasi Pantura DKI Jakarta. 2016. Narasumber dipilih berdasarkan kepakaran,
Teluk Jakarta digunakan jalur pelayaran, kabel memahami persoalan terkait reklamasi baik
laut, pipa gas, perikanan, pendingin PLTA Muara melalui peneletian yang pernah atau sedang
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN dilakukan. Selain FGD dilakukan pembahasan
Karang, lokasi perumahan masyarakat, dan
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan secara mendalam oleh tim kecil yang dibentuk
sebagainya. Reklamasi di Jakarta sebenarnya
pandangan dari berbagai perspektif bidang oleh FGB-ITB yang bertugas untuk mengelola
sudah dilaksanakan sejak tahun 1980-an di
keilmuan terkait rencana reklamasi di Panturan berbagai hasil rapat dan FGD, melakukan analisis
Pejaringan, Pademangan, Ancol dan Pluit.
Provinsi DKI Jakarta melalui tiga tujuan. Pertama, dan sintesis untuk merumuskan dokumen ini.
untuk memaparkan informasi yang menyeluruh Pembahasan di dalam dokumen ini mencakup
Implikasi berbagai bentuk pengaturan
dan berimbang terkait pelaksanaan dan sejumlah aspek antara lain: penataan ruang,
menimbulkan berbagai interpretasi atas kebijakan
pengaturan reklamasi, serta perkiraan dampak geoteknik, tata air, biota dan ekologi,
reklamasi Pantura Jakarta maupun ketentuan
dan implikasi dari reklamasi di Pantai Utara meteorologi, serta oseanografi.
dalam rencana tata ruangnya. Termasuk juga
Jakarta. Kedua, untuk menilai relevansi dari
memunculkan aspirasi penolakan, dari berbagai
pelaksanaan reklamasi terhadap keadaan dan
pihak, terhadap reklamasi. Kondisi ini
persoalan yang terjadi saat ini di Provinsi DKI 1.4. SISTEMATIKA
menimbulkan berbagai perdebatan pro dan
Jakarta. Ketiga, untuk memberikan rekomendasi Dokumen ini terdiri atas tiga kelompok bahasan,
kontra, tidak hanya pada persoalan kewajiban
teknis sebagai alternatif solusi untuk membantu yaitu:
pengembang dalam rancangan peraturan daerah
menyelesaikan persoalan reklamasi dan persoalan 1) Bagian Pertama (Bab2) menguraikan
terkait dengan tata ruang, sebagai titik awal kasus
lingkungan Provinsi DKI Jakarta pada umumnya. Pandangan Pakar. Bab ini memaparkan
ini mengemuka, namun sampai pada perdebatan
ikhtisar dari pandangan dan argumen
penyelenggaraan atau kelayakan reklamasi itu
sejumlah narasumber/pakar yang diundang
sendiri. 1.3. RUANG LINGKUP oleh FGB-ITB untuk menyampaikan makalah
Dalam mencapai maksud dan tujuan-tujuan di dalam dua agenda Forum Guru Besar ITB,
Perdebatan ini menimbulkan berbagai persoalan tersebut di atas, dilakukan rapat pleno dan Focus yaitu Rapat Pleno Kebijakan Reklamasi dan
dan keresahan. Intitut Teknologi Bandung (ITB), Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh
Focus Group Discussion Kebijakan sebagai catatan terhadap penyelenggaraan sebelumnya, yang mencakup aspek: sejarah
Reklamasi. Reklamasi Pantai Utara Provinsi DKI Jakarta. reklamasi, permasalahan lingkungan DKI
2) Bagian Kedua (Bab 3) membahas Catatan 3) Bagian Ketiga (Bab 4) menguraikan Jakarta, kebijakan NCICD, dampak reklamasi
Terkait Penyelenggaraan Reklamasi. Bab Kesimpulan. Bab ini memaparkan pantura bagi lingkungan, dan rekomendasi
ini memaparkan pendapat dari sejumlah kesimpulan dan sintesis dari pembahasan Forum Guru Besar Institut Teknologi
pakar dari Institut Teknologi Bandung bagian pertama dan bagian kedua Bandung (FGB-ITB).
2.1. PERUBAHAN IKLIM, KONVERSI LAHAN, DAN ANCAMAN BANJIR DAN ROB DI DKI JAKARTA
Prof. Arwin Sabar
Pengaruh perubahan iklim, naiknya muka laut,
Kementrian Koordinator Perekonomian tanggal 7 Kawasan terbangun di Pantura Jawa seperti Kota semakin ekstrimnya limpasan air permukaan,
Februari 2013 melaksanakan rapat membahas Jakarta dan Semarang merupakan urban proses eksploitasi air tanah berjalan terus diringi
konsep pembangunan dam lepas pantai metropolitan yang populasinya lebih dari 1(satu ) penurunan permukaan tanah (land subsidence)
(konsultan Ecolmantech) dengan sinkronisasi juta Jiwa, yang terletak pada siklus hidrologi zona dan proyek reklamasi pantai mempunyai
konsep strategi Jakarta Coastal Development iklim Monsoon, dimana curah hujan terpusat kekuatan hukum, mengakibatkan kawasan pesisir
Strategy (konsultan Deltares), dalam rangka pada Monsoon Barat, sedangkan curah hujan lama DKI Jakarta rentan terhadap ancaman banjir
mengendalikan banjir dan rob di DKI Jakarta yang rata-rata pada Monsoon Timur relatif dibawah di musim hujan dan rob pada periode pasut
mana merupakan permasalahan nasional. Tindak 100 mm/bulan. Konversi lahan menjadi kawasan amplitudo maksimum. Peningkatan luas
lanjut pertemuan tersebut dielenggarakan terbangun limpasan air permukaan tidak genangan banjir di kawasan pesisir DKI Jakarta
seminar sehari pada Hari Sabtu tanggal 30 Maret terkendali mengancam Banjir dan kekeringan di tidak lepas dari laju degradasi lahan di Daerah
2013 mengangkat tema: “Perubahan Iklim, down Stream. Perubahan iklim mempengaruhi Aliran Sungai (DAS) yang bermuara di Teluk
Konversi Lahan dan Ancaman Banjir dan Rob di langsung curah hujan, naiknya permukaan laut Jakarta (antara lain DAS Ciliwung hulu–Bopunjur)
DKI Jakarta”, pada peringatan Hari Air Dunia XXI dan mempengaruhi watak aliran pembuangan air menyebabkan debit banjir meningkat. Terjadinya
(WWD XXI) Tahun 2013 bekerjasama dengan dari daratan ke laut di pesisir pantai. konversi lahan suksesif, berupa alih fungsi lahan
Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan dari hutan, budidaya pertanian, permukiman
Lingkungan – Fakultas Teknik Sipil dan Sejak tahun 1970 Jakarta, Bogor, Tangerang dan pedesaan, menjadi kawasan perkotaan (ubarnized
Lingkungan (FTSL), Kemenko Perekonomian, Bekasi memasuki proses industrialisasi dan cover) mengakibatkan limpasan air permukaan
Dirjen SDA-PU, Bappeda Jabar dan Bappeda DKI urbanisasi dengan cepat. Sementara laju semakin tinggi dan debit aliran dasar semakin
Jakarta. Seminar ini mempertemukan berbagai pertumbuhan DKI Jakarta menuju megapolitan, kecil (fenomena ekstrimitas debit air).
stakeholder, meliputi: akademisi ITB dan tidak diimbangi dengan laju pelayanan air
akademisi lainnya, Lemhanas, Kemenko Bidang minum. Dengan populasi DKI 9.234.978 Jiwa (BPS, Laju penurunan permukaan tanah (land
Perekonomian, Kementrian KLH, Bappenas, 2009) dan akses thd sumber air minum hanya subsidence) di pesisir Pantura DKI Jakarta dari
Kementrian Pekerjaan Umum, Kementrian 34,81 % (SUSENAS, 2009) membuka peluang Tahun 1985 hingga 2010 (Bappeda dan Dinas
Kelautan dan perikanan, Pemerintah Daerah terjadinya eksplotasi air tanah berlebih, Pekerjaan Umum DKI Jakarta) menggunakan
Provinsi Jabar, Pemerintah Daerah Provinsi DKI berimplikasi terhadap penurunan muka tanah intrumen statistik dari data time series, diperoleh
Jakarta, Sosiolog, pemerhati lingkungan air, dan dan merusak profil bentangan alam serta hasil terjadi penurunan muka tanah berturut-
lain-lain. Seminar ini mengangkat permasalahan berdampak pada sistem drainase perkotaan dan turut di kacamatan Penjaringan - 4,87 cm/tahun,
ancaman banjir dan rob DKI Jakarta sebagai tergantung pepompaan. Pademangan -4,16 cm/tahun, Tanjung Priok 3,49
masalah nasional, memperlihat wajah republik, cm/ tahun, Koja 3,16 cm/ tahun dan Cilincing 2,65
yang patut ditemukan solusi tepat. cm/ tahun.
Struktur permasalahan pengaruh perubahan Disamping itu, terdapat 2 (dua) rencana strategis
Untuk mengetahui pengaruh iklim dan iklim, konversi lahan dan ancaman banjir dan rob mengendalikan banjir dan rob pantura DKI
perubahan garis pantai, mana yang lebih di DKI Jakarta terkait fenomena banjir 17 Januari Jakarta yang pada dasarnya mempunyai
dominan terhadap fenomena banjir di pesisir 2013, berdampak pada luas genangan khususnya kesamaan, yaitu memutuskan sistem drainase
Pantura DKI Jakarta, perlu dilakukan simulasi pada kawasan subsidens di pantura Kecamatan daratan dengan laut sebagaimana dikemukakan
aliran permukaan bebas dengan kiriman banjir Penyaringan Pantura Jakarta Barat. Solusi dalam Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS)
dari hulu DAS Ciliwung Hulu-Bopunjur (Bogor, mengatasi banjir dan rob di DKI Jakarta dapat yang dirancang para pakar internasional; dan,
Puncak, Cianjur) yakni pos Sugutamu–Depok dilakukan dengan substitusi air tanah dengan air dam lepas pantai yang dirancang para pakar
pada kejadian banjir dan fluktuasi muka laut permukaan, revitalisasi sistem utama nasional. Kedua pendekatan tersebut
Jakarta Febuari 2007. Sementara untuk pengendalian banjir (sungai, waduk dan memerlukan pengendalian keberlanjutan sumber
mengetahui pengaruh perubahan garis pantai floodway), revitalisasi sistem drainase di DKI daya air dan sampah di daratan dan konsep
dan naiknya muka air laut dibuat 6 (enam) Jakarta dan revitalisasi pengendalian air di sistem penyediaan air minum berkelanjutan.
skenario simulasi. Hasil simulasi dari skenario kawasan Bopunjur dan pengetrapan lebih luas
tersebut, menunjukkan bahwa pesisir Pluit di dengan drainase yang eco friendly (memanen
point Djakarta Loyd, Sunda Kelapa dan point hujan, artificial recharge, waduk dan polder) di
Pantai Mutiara semakin tenggelam. kawasan terbangun.
2.2. SISTEM PENATAAN RUANG DAN PERSOALAN REKLAMASI PANTAI UTARA DKI JAKARTA
Dr. RM. Petrus Natalivan Indrajati
Reklamasi mulai diperhitungkan sebagai salah bahwa AMDAL Reklamasi Pantura tidak layak dan skema penataan ruang yang berubah,
satu pendekatan dalam pembangunan wilayah secara lingkungan. Sejumlah pengembang ditetapkannya Jabodetabekjur sebagai Kawasan
dan kota di dalam Rencana Umum Tata Ruang pelaksana reklamasi mengajukan gugatan dan Strategis Nasional juga mengamanatkan Pantura
DKI Jakarta Tahun 1985-2005. Pada Tahun 1980- setelah beberapa kali melakukan banding dan sebagai bagian dari kawasan ekoregion
1990-an, reklamasi skala kecil sudah mulai peninjauan ulang hingga ke Mahkamah Agung, Jabodetabekpunjur harus berbentuk pulau
dilaksanakan di daerah Penjaringan, diputuskan bahwa AMDAL dapat berlaku secara dengan kanal lateral antara 200-300 meter
Pademangan, Ancol, dan Pluit. Pada tahun 1995, parsial. tergantung zonasi. Apabila reklamasi akan terus
diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun dilaksanakan, ada sejumlah fasilitas umum yang
1995 tentang Reklamasi Pantura. Keputusan ini Terbitnya Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 akan terganggu atau harus dipertimbangkan
ditindaklanjuti oleh Peraturan Daerah DKI Jakarta tentang Penataan Ruang dan Undang-undang relokasinya, antara lain fasilitas energi (PLTU
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penataan Ruang Nomor 29 tahun 2007 tentang DKI Jakarta Muara Karang dan seluruh fasilitas penunjangnya
Pantura Jakarta dan Penyelenggaraan Reklamasi sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia seperti pipa dan sistem pendingin), fasilitas
Pantura serta Peraturan Gubernur DKI Jakarta mengubah tatanan kewenangan dan telekomunikasi bawah laut (SKKL milik PT.
Nomor 973 Tahun 1995 (jo Pergub 220/1998) perencanaan DKI Jakarta dalam hal penataan Telkom, Tbk dan PT. Indosat, Tbk.), fasilitas
tentang Pembentukan Badan Pelaksana ruang, termasuk reklamasi. Lebih jauh, Peraturan pelabuhan perikanan (PPS Nizam Zachman) dan
Reklamasi Pantura Jakarta. Berdasarkan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 menyatakan pelabuhan umum Tanjung Priok.
ketentuan ini disusun rencana reklamasi Pantura bahwa Keputusan Presiden nomor 52 tahun 1995
DKI Jakarta. tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan Pada tahun 2011, Kementerian Pekerjaan Umum
belum diganti aturan baru, namun khusus hal-hal menginisiasi rencana Jakarta Coastal Defence
Sebelum terbitnya Keputusan Presiden Nomor 52 terkait penataan ruang dalam Keputusan Presiden Strategy (JCDS). Pada tahun 2012, DKI Jakarta
Tahun 1995, telah terdapat empat (4) 52 tahun 1995 dinyatakan tidak lagi berlaku. Hal menetapkan Peraturan Daerah nomor 1 tahun
pengembang yang sudah membuat MoU dengan ini berimplikasi pada gugurnya Peraturan Daerah 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk DKI Jakarta Nomor 8 tahun 1995 dan Peraturan Jakarta 2030 yang menetapkan Reklamasi
pelaksanaan reklamasi di Pantai Utara Jakarta. Gubernur lainnya terkait Reklamasi. Undang- Pantura sebagai Kawasan Strategis Provinsi.
Luas lahan reklamasi mencapai sekitar 240 hektar. undang nomor 26 tahun 2008, kawasan Peraturan Daerah ini ditindaklanjuti melalui
Setelah Keputusan Presiden tersebut terbit Jabodetabekjur, termasuk DKI Jakarta, ditetapkan Peraturan Gubernur nomor 121 tahun 2012
hingga Tahun 2000, jumlah MoU bertambah sebagai Kawasan Strategis Nasional. tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi
sebanyak 10 buah, antara Pemerintah Provinsi Pantai Utara DKI Jakarta. Pada tahun 2014,
DKI Jakarta dengan tujuh (7) perusahaan. Perubahan-perubahan tersebut sesungguhnya Pemerintah Pusat menginisiasi National Capital
menuntut adanya perencanaan kembali atau re- Integrated Coastal Development (NCICD).
Pada Tahun 2003, Kementerian Lingkungan planning terhadap kawasan reklamasi Pantai
Hidup memutuskan melalui SK KLH 14/2003 Utara Jakarta. Selain karena tatanan kewenangan
Hingga tahun 2012, diketahui bahwa setidaknya Ruang Kawasan Strategis Pantura untuk
sudah ada enam (6) perusahaan yang Berdasarkan tinjauan di atas, persoalan boleh mengatur struktur ruang, pola ruang, dan zonasi
mengantongi Izin Pelaksanaan Reklamasi untuk atau tidaknya reklamasi dilakukan di Pantai Utara di pulau-pulau reklamasi, dengan memperhatikan
tujuh (7) pulau yaitu pulau 1, 2A, 2B, G, F, I, dan K. Jakarta adalah persoalan yang seharusnya RTRW Nasional (PP 26/2008), RTR KSN
Sementara perizinan untuk upulau A, B, I, J, L, M, dibahas sejak 20 tahun lalu. Adapun persoalan Jabodetabekjur (Perpres 54/2008), dan RTRW
dan O masih pada tahap izin prinsip. Dengan saat ini adalah bagaimana menyusun Rencana Provinsi DKI Jakarta 2030 (Perda DKI 1/2012).
terbitnya Peraturan Presiden nomor 122 tahun Tata Ruang di DKI Jakarta, termasuk di kawasan Selain rencana tata ruang, diperlukan juga
2012 dan Undang-undang nomor 1 tahun 2014, reklamasi, yang disepakati oleh pemerintah dan kelengkapan persetujuan substansi rencana tata
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dituntut untuk pengembang sebagai dasar pelaksanaan ruang yang krusial antara lain Kajian Lingkungan
memiliki Rencanan Zonasi Wilayah Pesisir dan reklamasi. Gap perbedaan persepsi antara Hidup Strategis (dikonsultasikan Kementerian
Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) sebagai dasar pengembang (yang menjual lahan dan Lingkungan Hidup), rekomendasi Peta dari Badan
penataan ruang wilayah laut termasuk bangunan) dan pemerintah (memperhatikan Informasi Geospasial, dan persetujuan daerah
pelaksanaan reklamasi. Selain itu, kewenangan batasan-batasan pelaksanaan reklamasi) harus yang berbatasan.
pemberian izin reklamasi di wilayah yang dapat diperkecil melalui perencanaan tata ruang
termasuk ke dalam Kawasan Strategis Nasional reklamasi. Saat ini Pemerintah Provinsi DKI
menjadi berada di Kementerian Kelautan dan Jakarta perlu menyusun RZWP3K Provinsi sebagai
Perikanan. dasar penataan ruang laut dan Rencana Tata
2.3. REKLAMASI TELUK JAKARTA: PERAN ILMU DAN PENGETAHUAN TEKNIK KELAUTAN
Andojo Wurjanto, Ph.D
Pelaksanaan reklamasi membutuhkan kapasitas reklamasi telah dikunci oleh peraturan daerah. menerus dan berkala. Iptek Kelautan dapat
teknologi tertentu untuk dapat menyukseskan Meskipun demikian, belum ada penjelasan yang mensimulasi laju pengendapan dan merumuskan
tujuan reklamasi dan mengantisipasi atau memadai mengenai rasionalisasi dan perhitungan teknik pengelolaan untuk menanggulangi
memitigasi dampak-dampak yang yang mendasari penetapan konfigurasi pulau dampak.
diakibatkannya. Berdasarkan Undang-undang reklamasi tersebut.
Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Persoalan ketiga adalah penurunan kualitas air
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Ada beberapa persoalan teknis yang berpotensi selama masa konstruksi pulau reklamasi.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau untuk muncul akibat pelaksanaan reklamasi yang Penurunan ini ditunjukkan dengan kekeruhan air
Kecil, yang dimaksud reklamasi adalah kegiatan telah direncanakan tersebut. Pertama, potensi akibat sirkulasi air yang terganggu dan
yang dilakukan oleh setiap orang dalam rangka kenaikan muka air di sekitar muara, antara pantai sedimentasi. Persoalan ini dapat ditanggulangi
meningkatkan manfaat sumber daya lahan Jakarta saat ini dengan pulau-pulau reklamasi. dengan metoda konstruksi, mengatur laju
ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi Solusinya adalah dengan mengatur jarak pulau penimbunan, pemantauan dan pengelolaan. Ilmu
dengan cara pengurugan, pengeringan lahan reklamasi dengan daratan dan antar pulau pengetahuan dan teknologi kelautan dapat
atau drainase. reklamasi agar tidak terlalu dekat sehingga tidak mensimulasi jangkauan dan intensitas
menimbulkan genangan yang berpotensi penyebaran kekeruhan, dan merumuskan teknik
Saat ini, rencana reklamasi di Teluk Jakarta sudah mengganggu atau membahayakan. Ilmu pengelolaan untuk menanggulangi dampak.
tertuang di dalam Rencana Tata Ruang yang pengetahuan dan teknologi kelautan dapat Selain dari solusi yang disebutkan diatas,
berlaku di DKI Jakarta. Rencana Tata Ruang secara kuantitatif mengkaji jarak dan konfigurasi sebaiknya dipertimbangkan juga wacana untuk
Wilayah Provinsi (RTRWP) DKI Jakarta 2030 yang tidak menimbulkan kenaikan muka air. mengecilkan atau mengubah konfigurasi bentuk
(Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 dan ukuran pulau-pulau reklamasi dalam rangka
Tahun 2012) mencanangkan reklamasi 17 pulau Kedua, persoalan sedimentasi dari 13 sungai yang mengantisipasi dampak-dampak buruk yang
di sepanjang Teluk Jakarta. Adapun perincian dari bermuara di teluk Jakarta. Proses sedimentasi ini muncul akibat pelaksanaan reklamasi. Ilmu
RTRWP, yaitu Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) akan berlangsung terus menerus menghasilkan pengetahuan dan teknologi kelautan dapat
Provinsi DKI Jakarta (Peraturan Daerah DKI endapan di sekitar pantai dan pulau reklamasi melakukan kajian kuantitatif dan solusi aplikatif
Jakarta Nomor 1 tahun 2014) sudah menetapkan sehingga harus ditanggulangi dengan untuk membantu merencanakan konfigurasi
ukuran dan bentuk dari pulau-pulau reklamasi pemantauan sedimen dan pulau reklamasi yang tepat.
tersebut. Dengan kata lain, konfigurasi pulau pengelolaan/pemindahan sedimen secara terus
Fenomena land subsidence (yang meningkat adalah melindungi Ibukota Negara dari ancaman penurunan muka tanah, perkuatan tanggul laut
drastis sejak tahun 1975) dan banjir yang banjir dan degradasi lingkungan. Dalam yang ada saat ini, dan peningkatan kualitas air.
senantiasa melanda DKI Jakarta telah melatar perkembangannya, NCICD dirumuskan menjadi Target dari tahap A adalah terwujudnya sungai
belakangi pemerintah dan pemerintah Provinsi program terintegrasi untuk mengantisipasi yang bersih, revitalisasi dari kawasan pesisir, dan
DKI Jakarta untuk membuat berbagai inisiatif beberapa isu utama seperti ancaman banjir, persiapan ketersambungan infrastruktur tanggul
melindungi DKI Jakarta dari bencana dan penurunan muka tanah, keterbatasan air baku, (giant sea wall). Dalam tahap B (2018-2022)
kerugian yang semakin besar di masa yang akan serta penataan sistem transportasi dan dilakukan pembangunan tanggul laut off-shore
datang. Penurunan muka tanah tersebut salah permukiman. Melalui program ini, pembangunan dan waduk muara. Sementara tahap C dimulai
satunya diakibatkan oleh adanya eksploitasi air wilayah di Jakarta diarahkan untuk mengadopsi tahun 2023 yang terdiri atas pembangunan
tanah di DKI Jakarta. Keadaan ini diperparah oleh konsep waterfront city. tanggul laut Timur dan pengembangan zona
kemungkinan bahwa 60-70% eksploitasi air tanah ekonomi.
yang terjadi adalah tanpa izin. Program utama NCICD adalah penyusunan tiga
tanggul/giant sea wall (A, B, dan C) yang terdapat Sementara itu, rencana reklamasi 17 pulau di
Permasalahan lain yang dihadapi oleh DKI Jakarta di lepas laut Jakarta, yang seringkali digambarkan Pantura Jakarta bukan merupakan bagian dari
adalah ketersediaan air bersih dimana defisit air dengan bentuk garuda, untuk mengantisipasi program NCICD. Reklamasi telah direncanakan
bersih bagi DKI Jakarta akan meningkat hampir ancaman banjir rob ke Pesisir Utara DKI Jakarta. sejak tahun 1995 oleh Pemerintah Provinsi DKI
dua kali lipat dalam 15 tahun yang akan datang. Program reklamasi lahan dan penambahan Jakarta, sebelum tren land subsidence dan banjir
Jakarta dengan jumlah penduduk terdata sebesar kawasan produktif melalui reklamasi dan rob menjadi masalah di DKI Jakarta. Namun pada
10,1 juta penduduk menagalami kekurangan air revitalisasi kawasan pantai dimungkinkan oleh bulan April 2016, Bappenas mendapatkan
bersih dimana 4,6 juta penduduk diantaranya skema NCICD sebagai alternatif sumber instruksi dari Presiden Republik Indonesia untuk
bergantung pada air dalam. Air permukaan yang pendaaan bagi pembangunan tanggul. Program mengintegrasikan Masterplan NCICD dengan
terdapat di DKI Jakarta pun sudah dalam keadaan penting lainnya adalah pembangunan waduk proyek reklamasi 17 pulau DKI Jakarta.
tercemar. Sumber air lainnya juga bergantung muara yang terletak di dalam (Selatan) yang
pada daerah lain seperti Tangerang dan Waduk ditujukan untuk menjadi cadangan sumber air Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemerintah
Jatiluhur. baku bagi DKI Jakarta. Hingga Mei 2016, belum Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2012, diketahui
ada dasar hukum dan skema pendanaan yang bahwa pemerintah provinsi telah merencanakan
Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan definitif bagi program NCICD. pembangunan tanggul pesisir dan Masterplan
Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) yang Giant Sea Wall dengan fungsi melindungi pesisir
ditindaklanjuti oleh Masterplan National Capital Pelaksanaan NCICD dibagi ke dalam tiga tahap, DKI dan menyediakan waduk air baku dengan
Integrated Coastal Development (NCICD) atau yaitu tahap A, B, dan C. Tahap A dimulai sejak kapasitas 1.000.000.000 m3. Tanggul giant sea
Penataan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara NCICD ditetapkan (2014) sampai dengan tahun wall dihubungkan oleh jalan tol 6 jalur dan 2
(PTPIN) pada Tahun 2014. Gagasan utama NCICD 2018 dan terdiri atas upaya-upaya pengurangan MRT. Tingginya adalah 6 meter di atas muka air
laut. Akan dibangun juga wastewater treatment sebagai kawasan pusat jasa keuangan, hektar (pusat logistik nasional dan regional)
plant untuk mengolah air buangan dari 10 zona perdagangan, pariwisata berskala nasional, termasuk fasilitas pelabuhan laut dalam.
daratan Jakarta. Air olahan akan bergabung regional, dan internasional. Dilengkapi dengan
dengan air muara dari 13 sungai di Jakarta, pelabuhan bertaraf internasional. Sementara di
menjadi cadangan air baku Jakarta. Di bagian bagian Timur giant seawall akan dikembangkan
Barat giant sea wall ada kawasan 1500 hektar Kawasan Ekonomi Khusus Ali Sadikin seluas 1000
Kebijakan dan regulasi mengenai pelaksanaan untuk dapat merencanakan dan melaksanakan pesisir atau perairan dimana reklamasi akan
reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil reklamasi yang berkeadilan. dilakukan serta lokasi tempat material tanah yang
telah di atur di dalam peraturan perundang- akan digunakan untuk reklamasi. Penentuan
undangan Republik Indonesia, antara lain Dalam hal NCICD, Presiden Repbulik Indonesia lokasi ini harus didasari oleh Rencana Zonasi
Undang-undang Nomor 27 tahun 2007, Undang- memberikan arahan bahwa perencanaan dan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
undang Nomor 1 tahun 2014, Peraturan Presiden pelaksanaan reklamasi harus mengikuti undang- tingkat Provinsi, dan Kab/Kota dan/atau Rencana
Nomor 122 tahun 2012, dan sejumlah peraturan undang dan peraturan presiden yang telah diatur. Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkat Nasional,
menteri lainnya. Dalam regulasi yang berlaku, Di dalam reklamasi, harus ada pengaturan Provinsi, dan Kab/Kota. Penentuan lokasi juga
reklamasi dipandang sebagai suatu means/tools rencana tata ruang reklamasi sebagai pedoman dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
dalam perbaikan lingkungan dan penyediaan pelaksanaan reklamasi tersebut. Berdasarkan UU teknis (hidro-oceanografi, hidrologi, batimetri,
lahan, bukan sebagai suatu produk akhir/ends. No. 27/2007 dan UU No. 1/2014, reklamasi topografi, geomorfologi dan atau geoteknik),
Dengan kata lain, ada tujuan lebih besar yang adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang aspek lingkungan hidup (kualitas air laut, kualitas
harus dipenuhi daripada sekedar melaksanakan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber air tanah, kualitas udara, ekosistem pesisir, flora
reklamasi dan ada konsekuensi-konsekuensi di daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan fauna, biota perairan), dan aspek sosial ekonomi
luar pembangunan reklamasi yang juga harus sosial ekonomi dengan cara pengurugan, (demografi, akses publik dan potensi relokasi).
dipatuhi dan dijalankan oleh pelaksana reklamasi. pengeringan lahan atau drainase. Pelaksanaan Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa
Reklamasi wajib menjaga dan memperhatikan: reklamasi tidak dapat dilakukan pada kawasan
Terdapat pro-kontra dalam pelaksanaan keberlanjutan kehidupan dan penghidupan konservasi dan alur laut.
reklamasi di Indonesia. Keuntungan dari masyarakat; keseimbangan antara kepentingan
pelaksanaan reklamasi umumnya adalah: pemanfaatan dan kepentingan pelestarian fungsi Izin reklamasi pada dasarnya terdiri atas izin
mendapatkan lahan baru dengan harga relatif lingkungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; serta lokasi dan izin pelaksanaan. Izin lokasi dapat
murah, kawasan pesisir lebih tertata, melindungi persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan dimohon oleh pemerintah maupun perseorangan
daratan rendah pesisir dan bencana laut, dan penimbunan material. Perencanaan dan kepada Menteri. Setelah mendapatkan izin lokasi,
manfaat pada masyarakat (pertanian, tambak, pelaksanaan reklamasi lebih lanjut diatur dengan pelaksana reklamasi harus menyusun rencana
wisata, industri). Sementara kerugian dari Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 induk, studi kelayakan, dan rancangan detail
pelaksanaan reklamasi umumnya adalah: tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau- reklamasi selambat-lambatnya 2 tahun. Pelaksana
perusakan pantai dan ekosistemnya (terumbu Pulau Kecil. reklamasi kemudian memohon izin pelaksanaan
karang, lamun, dsb), perubahan tata air, kepada gubernur/bupati/walikota sesuai dengan
perusakan habitat, bencana banjir di hulu sungai, Aspek penting yang diatur di dalam Peraturan kewenangannya. Dalam hal perizinan,
dan masalah sosial bagi nelayan. Hal ini Presiden Nomor 122 tahun 2012 adalah Kementarian Kelautan dan Perikanan memberikan
menuntut pemerintah dan pelaksana reklamasi penentuan lokasi reklamasi dan pemberian izin rekomendasi bahwa pemberian izin lokasi (diatas
reklamasi. Lokasi reklamasi mencakup lokasi 25 ha) dan izin pelaksanaan (diatas 500ha) harus
didahului oleh rekomendasi Menteri Kelautan mempertahankan mata pencaharian penduduk, Aliran Sungai (DAS). Pengaturan tata letak,
dan Perikanan. memberikan kompensasi kepada masyarakat bentuk, dan luasan pulau-pulau hasil reklamasi,
yang terkena dampak reklamasi, merelokasi ditentukan berdasarkan hasil kajian kelayakan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam permukiman masyarakat di sekitar lokasi lingkungan. Penyediaan aksesibilitas di dalam
pelaksanaan reklamasi terhadap keberlanjutan reklamasi, dan memberdayakan masyarakat kawasan, termasuk ketersediaan alur pelayaran
kehidupan dan penghidupan masyarakat, sesuai sekitar yang terkena dampak reklamasi. dan alur aliran air antar pulau hasil reklamasi
dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa kegiatan dengan memperhatikan karakteristik lingkungan.
Perikanan Nomor 17 tahun 2013 tentang dalam zona (pulau-pulau hasil reklamasi) yang Terakhir, perencanaan, pemanfaatan, dan
Perizinan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau- berhadapan dengan kawasan lindung/kawasan pengendalian pemanfaatan ruang untuk kegiatan
Pulau Kecil dan Nomor 28 tahun 2014 tentang konservasi dilakukan dengan menjaga fungsi reklamasi dalam kawasan dilakukan sesuai
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan kawasan dan melakukan pendalaman bagian- dengan ketentuan peraturan perundang-
Perikanan Nomor 17/Permen-Kp/2013 tentang bagian tertentu dari kanal dalam rangka menjaga undangan.
Perizinan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau- fungsi kawasan. Pemanfaatan ruang dalam
Pulau Kecil, adalah harus memberikan akses kawasan harus dilakukan dengan tidak
kepada masyarakat menuju pantai, mengganggu keberlanjutan fungsi sistem Daerah
Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan reklamasi objek-objek tersebut. Hal-hal pokok terkait objek dan Pulau Ubin serta reklamasi di Laut Cina
tidak terlepas dari kerangka hukum yang laut yang penting untuk dipahami dalam Selatan.
mengaturnya. Selain kerangka hukum dalam kaitannya dengan reklamasi antara lain: perairan
peraturan perundangan-undangan Republik pedalaman (internal waters), laut territorial Reklamasi oleh Singapura di Selat Johor yang
Indonesia, terdapat pula aspek hukum (territorial sea), zona tambahan (contigious zone), berbatasan dengan LT Malaysia (P. Tekong dan P.
internasional yang terkait dengan reklamasi. zona ekonomi eksklusif (exclusive economic zone), Ubin) diprotes oleh Malaysia karena Singapura
landas kontinen (continental shelf), pulau (island), dianggap tidak melakukan proses assessment
Secara umum, hukum internasional yang dan batuan karang (rocks and reefs). Objek-objek lingkungan, tidak memberi tahu dan
mengatur tentang laut adalah UNCLOS 1982 ini penting untuk dipahami karena kewenangan berkonsultasi dengan Malaysia sebelumnya,
(United Nations Convention on the Law of the untuk pelaksanaan reklamasi akan dipengaruhi merusak lingkungan LT Malaysia (i.e banjir di
Sea) yang disahkan di Montego Bay, Jamaica, 10 oleh kewenangan yang melekat terkait objek- Kota Tinggi), mengganggu mata pencaharian
Desember 1982 dan mulai berlaku (entry into obejk di atas. Meskipun tidak menetapkan nelayan Malaysia, serta mengganggu dan
force) 16 November 1994. UNCLOS pada definisi khusus terhadap istilah reklamasi melanggar hak lintas bagi kapal-kapal (rights of
dasarnya merupakan seperangkat legislasi UNCLOS, terdapat sejumlah objek yang sejenis passage). Malaysia menggugat kepada ITLOS agar
internasional yang memuat tentang hak dan dengan reklamasi yang didefinisikan dalam reklamasi tersebut dihentikan. Dalam kasus ini,
tanggung jawab bangsa-bangsa terkait dengan UNCLOS, antara lain: artificial island, installation, terdapat konflik legal rights atau hak sesuai
pemanfaatan laut yang ada di bumi ini, dan structures. Objek-objek ini berlokasi di Zona hukum, yaitu hak Singapura untuk memanfaatkan
perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan landas kontinen. laut territorialnya guna memenuhi kebutuhan
sumber-sumber daya kelautan. Di dalamnya nasionalnya, berkonflik dengan hak Malaysia
terdiri dari 320 pasal dan 9 annex, yang berupa Sementara itu, reklamasi menurut OECD adalah untuk melindungi lingkungan lautnya. Keputusan
kodifikasi hukum kebiasaan internasional “perolehan tanah dari laut, rawa, atau perairan ITLOS adalah, inter alia: Pertama, memerintahkan
(codification of customary international law) dan lainnya, dan pemulihan produktivitas/ Singapura untuk melakukan reklamasi yang tidak
konsep-konsep hukum baru (e.g. Archipelagic penggunaan pada tanah yang telah terdegradasi merusak lingkungan laut dan tidak merugikan
State). oleh aktivitas manusia atau menjadi rusak karena hak-hak Malaysia atas perairannya. Keduanya,
fenomena alam”. Reklamasi umumnya dilakukan memerintahkan Singapura untuk melakukan
Dalam hal reklamasi, UNCLOS tidak memberikan di dalam perairan yang menjadi kedaulatan settlement agreement dan membayar sejumlah
pelarangan atau definisi utuh mengenai sebuah negara. Beberapa proyek reklamasi kompensasi terhadap Malaysia.
reklamasi. Belum ada konvensi internasional yang terkenal di dunia antara lain adalah Kansai
menyepakati mengenai definisi reklamasi. Hal-hal Airport, Hong Kong Airport, dan Pulau Palm Kasus berikutnya adalah reklamasi oleh China di
yang diatur di dalam UNCLOS adalah Dubai. Ada juga kasus-kasus reklamasi yang Laut Cina Selatan (Spratly islands). Klaim China
pendefinisian objek-objek laut serta hak dan memicu permasalahan dan konflik di tingkat atas Kedaulatan di Spratly islands (dikenal
kewajiban yang melekat atau terkait dengan internasional, antara lain reklamasi Pulau Tekong dengan nine-dash line) didasarkan atas sejarah
pelayaran kapal-kapal China sejak era Dinasti Han oleh Filipina. Para analis memperkirakan setelah
sekitar 2.000 tahun lalu, di mana manurut China keputusan diumumkan, pada Juni 2016, situasi Berdasarkan contoh kasus di atas, hal yang harus
klaim ini sejalan dengan pedoman dari PBB. Laut Cina Selatan akan berjalan seperti biasa diperhatikan adalah bahwasanya reklamasi dan
Filipina kemudian menggugat ke Permanent (proceed as usual). Tidak ada satu pun dari 6 sejenisnya (artificial island, structure, installation)
Court of Arbitration (PCA) di Den Haag, untuk negara claimants yang akan mengubah posisi tidak memberikan perluasan kewenangan batas
invalidate claim China tersebut dan menetapkan mereka atau menggunakan kekuatan militer negara maupun ZEE bagi negaranya.
bahwa 8 maritime features yang dikuasai China untuk memaksa menguasainya. Artinya, kegiatan
bukan merupakan Islands. China menyatakan PCA penangkapan ikan, pengeboran dan pelayaran
tidak memiliki yurisdiksi atas kasus yang digugat akan mengikuti status quo: first come, first served.
Terakhir, dengan terbangunnya pulau-pulau adanya kajian sosial alur-alur laut tradisional
reklamasi menimbulkan penghalangan sehingga mereka tidak terugikan (jangkauan
masyarakat pengguna transportasi air dan lebih jauh, kualitas air menurun).
nelayan untuk shortcut ke laut lepas. Dibutuhkan
2.8. LAND SUBSIDENCE JAKARTA DAN DAMPAKNYA TERHADAP STRATEGI PENANGANAN BANJIR (DARI
PERSPEKTIF GEOTECHNICAL ENGINEERING)
Prof. Masyhur Irsyam
Permasalahan land subsidence merupakan salah Hasannudin Z. Abidin, terdapat korelasi antara
satu latar belakang dari proyek reklamasi di Secara umum, penyebab terjadinya land tingkat pengambilan air tanah dengan tingkat
Pesisir Utara Jakarta. Untuk dapat merumuskan subsidence berasal dari aktivitas manusia dan land subsidence.
kebijakan reklamasi dan penanggulangan faktor alam. Penyebab yang berasal dari aktivitas Faktor berikutnya yang berkontribusi pada
bencana yang tepat, diperlukan pemahaman manusia termasuk adanya konsolidasi tanah konsolidasi tanah adalah kehadiran
tentang sifat dari land subsidence, penyebab- lunak akibat reklamasin saat ini dan fill diatasnya, fill/embankment dan reklamasi (1.5-5.0
penyebabnya, kontribusi masing-masing beban dari bangunan tinggi, serta pengambilan centimeter per tahun) yang diperkirakan
penyebab, kemungkinan dampak land air tanah yang berlebihan. Adapun faktor-faktor menyumbang 20-50% dari land subsidence serta
subsidence, serta informasi apa saja yang masih alam antara lain kompaksi tanah secara alamiah tekanan dari bangunan tinggi/high rise building
perlu ditelusuri dan dipastikan lebih lanjut. dan adanya pegerseran tektonik lempeng laut. (1.0 centimeter per tahun) yang diperkirakan
Kenaikan muka air laut dan global warming juga menyumbang 10% dari land subsidence. Faktor
USGS mendefinisikan land subsidence sebagai a berpengaruh terhadap banjir yang terjadi di aktivitas tektonik, secara teoretik, juga
gradual settling or sudden sinking of the Earth's wilayah yang mengalami land subsidence. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan elevasi
surface owing to subsurface movement of earth menunjukkan bahwa faktor penyebab land permukaan tanah, namun masih belum dapat
materials. Tidak hanya di DKI Jakarta, namun subsidence tidak dapat dilimpahkan pada satu diketahui seberapa besar pengaruh aktivitas
fenomena land subsidence juga terjadi di kota- jenis faktor atau kegiatan saja melainkan karena tektonik terhadap deformasi elastik kerak bumi
kota besar dunia lainnya seperti San Joaquin ada berbagai macam penyebab dengan dan land subsidence di Jakarta Utara, meskipun
Valley (California, USA), Mexico City (Mexico), signifikansinya masing-masing. diperkirakan kontribusinya tidak signifikan.
Tokyo (Japan), Bangkok (Thailand), dan lain Kenaikan muka air laut yang mencapai 0.8
sebagainya. Namun, peningkatan land subsidence Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Irsyam centimeter per tahun, meskipun tidak
di Jakarta Utara terjadi secara parabolik, dimana (2015), diperkirakan ada lima faktor yang berpengaruh langsung terhadap land subsidence,
besarannya semakin meningkat setiap tahunnya, memengaruhi land subsidence di DKI Jakarta. berkontribusi pada potensi resiko banjir rob.
dengan rate yang berkisar dari 4.0 cm sampai Faktor yang memberikan pengaruh paling besar Pengamatan, instrumentasi, dan studi yang ada
28.0 cm pertahun dan nilai rata-rata rate sekitar adalah pengambilan air tanah yang berlebihan, selama ini belum dapat dimanfaatkan untuk
8.0 cm setiap tahunnya. Untuk dapat melakukan yang diperkirakan menyumbang 40-70% dari mengetahui dengan akurat faktor-faktor
counter measure di Jakarta, terlebih dahulu harus land subsidence (penuruan 4.0-.6.0 centimeter per penyebab dan kontribusinya terhadap land
dapat memprediksi penggenangan yang akan tahun). Pengambilan air tanah dari akifer akan subsidence, bagaimana penyebarannya, dan
terjadi di Jakarta kedepannya. Untuk dapat meningkatkan tegangan efektif tanah dan bagaimana karakteristiknya. Selain itu, belum ada
memprediksikannya, perlu diketahui seberapa menghasilkan consolidation settlement yang studi yang secara khusus memprediksi pengaruh
besar tingkat penurunan muka tanah yang terjadi selanjutnya mengakibatkan land subsidence. aktivitas tektonik terhadap kestabilan rencana
serta penyebab dan kontribusinya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh giant sea wall apabila akan dibangun.
Untuk menghadapi resiko banjir di DKI Jakarta wall hanya menunda resiko banjir rob dan tidak 2) Mengapa rate dari land subsidence
akibat land subsidence, setidaknya terdapat dua menyelesaikan pokok permasalahan land senantiasa meningkat?
alternatif solusi struktural utama. Pertama, subsidence. Oleh karena itu, usaha pemerintah 3) Berapa tingkat rate dari land subsidence
membangun tembok/tanggul tinggi di pesisir harus berfokus pada penyelesaian pokok yang sesuai untuk desain NCICD?
Jakarta Utara dan waduk-waduk besar di tengah permasalahan land subsidence. 4) Langkah apa saja yang perlu dilakukan
DKI Jakarta. Kedua, membangun tembok/tanggul untuk menghentikan atau mengurangi
tinggi di luar pesisir (off shore) dan membangun Dalam hal NCICD, disarankan bagi pemerintah land subsidence?
waduk offshore raksasa. Apabila giant sea wall untuk setidak-tidaknya dapat terlebih dahulu 5) Apakah ada sesar aktif yang melalui
dibangun dengan mengacu kepada studi oleh menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini Jakarta dan sekitarnya yang dapat sangat
NCICD saat ini, dengan mengasumsikan bahwa sebagai dasar pertimbangan yang matang untuk berpengaruh terhadap desain NCICD
land subsidence terjadi dengan rate sebesar 7.5 perencanaan dan pelaksanaan NCICD lebih lanjut: umumnya dan giant sea wall khususnya?
centimeter per tahun, maka giant sea wall 1) Apa saja penyebab land subsidence dan
didisain untuk menahan DKI Jakarta dari banjir seberapa besar kontribusi masing-
selama 65 tahun. Perlu diingat bahwa giant sea masing penyebabnya?
Pembangunan giant sea wall dan waduk off-shore Berbeda dengan Palm Island, DKI Jakarta justru 6 hari di DKI Jakarta dapat mencapai 730.000.000
(reservoir air dan cadangan sumber air baku) merupakan muara dari 13 sungai. m3. Mengasumsikan bahwa air banjir disalurkan
bukan solusi yang tepat untuk menghadapi resiko ke waduk off-shore seluas 75 km2 dan dipompa
banjir di DKI Jakarta. Justru, pembangunan Dalam konsep NCICD, yang dapat dilihat di dengan kecepatan 730 m3 per detik, maka selama
tersebut malah meningkatkan resiko banjir dan www.ncicd.com, diketahui bahwa akan dibangun banjir 6 hari tersebut, ketinggian muka air waduk
membebani DKI Jakarta secara finansial secara sejumlah pulau hasil reklamasi dan giant sea wall dapat berfluktuasi hingga 4.7 meter. Artinya,
berlebihan. Hal ini disebabkan faktor penyebab di teluk Jakarta yang akan membentuk sebuah tanggul tepian waduk off-shore sekurang-
resiko banjir di DKI Jakarta lebih yang utama waduk off-shore raksasa. Giant sea wall dan pulau kurangnya harus dibangun dengan ketinggian
adalah land subsidence dan bukan ancaman dari reklamasi akan menjadi batas baru bagi laut tersebut untuk mencegah meluapnya air waduk
kenaikan muka air laut. Dengan kata lain, akar Jakarta untuk menghambat masuknya air laut ke ke arah daratan Jakarta pada saat banjir.
permasalahan resiko banjir di DKI Jakarta adalah arah Jakarta, dan apabila telah terbangun, maka
permukaan tanah yang turun dan bukan pesisir Jakarta hari ini nantinya akan menjadi Ada sejumlah potensi permasalahan dari konsep
permukaan air yang naik. Terdapat solusi yang tepian dari waduk off-shore. Waduk ini akan NCICD yang ada saat ini. Pertama adalah
lebih murah dan tepat guna untuk melindungi menjadi reservoir air yang menampung aliran air terganggunya aliran air sungai akibat reklamasi
DKI Jakarta dari resiko banjir ketimbang dari 13 sungai yang ada di Jakarta serta air hujan yang dekat dengan muara sungai. Terganggunya
pembangunan giant sea wall, reklamasi, dan yang turun di Jakarta dan di waduk itu sendiri. aliran air sungai berpotensi untuk memperlambat
waduk off-shore. Waduk yang sekurang-kurangnya seluas 75 km2 aliran sungai ke arah muara atau waduk,
ini juga ditujukan untuk dapat menjadi sumber sehingga memperbesar resiko genangan air
Preseden baik pembangunan giant sea wall di cadangan air baku, sehingga direncanakan pula sungai di sekitar muara (sebelum masuk ke
dunia adalah giant sea wall yang ada di St. pembangunan water treatment plant. Agar tidak waduk). Apabila sirkulasi air di sungai dan waduk
Petersburg (Rusia) dan pesisir Negara Belanda. menggenangi daratan, maka air dari waduk ini tidak baik, maka justru akan terjadi peningkatan
Dalam dua kasus tersebut, giant sea wall menjadi harus dipompa setiap saat ke arah laut di luar konsentrasi polutan di waduk dan kerusakan
solusi yang tepat karena ada ancaman storm giant sea wall. Pompa waduk ini akan menjadi ekosistem. Imbasnya, Jakarta akan kehilangan
surge yang dapat meningkatkan muka air laut salah satu pompa terbesar di dunia dengan sumber daya alam lautnya. Resiko lain yang harus
secara signifikan dan merendam kawasan pesisir. kapasitas pompa 730 m3 per detik. Untuk diperhitungkan juga adalah apabila pompa
Dibandingkan dengan di St.Petersburg dan menjalankan pompa tersebut, perkiraan waduk macet atau tidak berfungsi secara optimal,
Belanda, resiko storm surge di DKI Jakarta relatif kebutuhan tenaga listriknya mencapai 245 MW. maka Jakarta justru akan terendam oleh air dari
kecil, yaitu peningkatan muka air laut sebesar 10 Konsep ini diasumsikan dapat melindungi Jakarta waduk itu sendiri. Secara finansial, diperkirakan
centimeter saja. Kasus reklamasi di Palm Island, dari ancaman rob dan menampung aliran air bahwa operasionalisasi dari pompa di giant sea
Dubai, UEA juga tidak sama dengan DKI Jakarta sungai (dan banjir kiriman) sehingga tidak lagi wall dapat mencapai sekitar Rp. 241.000.000.000
karena Palm Island bukan lokasi muara sungai. menggenangi DKI Jakarta. Berdasarkan data yang per tahun sementara biaya water treatment dapat
ditunjukkan oleh NCICD, volume air banjir selama mencapai Rp. 6.000.000.000.000 per tahun.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka sirkulasi air di muara serta resiko luapan air dari
dibandingkan melaksanakan konsep NCICD yang waduk off-shore. Oleh karena itu, kehadiran
berfokus pada solusi off-shore, lebih baik waduk off-shore menjadi redundant karena dalam
mengutamakan strategi mitigasi on-shore. Untuk kedua skenario, peningkatan struktur tanggul
mencegah resiko banjir akibat land subsidence, sungai dan pantai sama-sama diperlukan.
mitigasi seharusnya diarahkan pada perbaikan Dengan demikian, dapat disimpulkan
dan peningkatan struktur tanggul sungai dan bahwasanya reklamasi dan giant sea wall,
pantai serta peningkatan kapasitas waduk di sebagaimana di dalam konsep NCICD, justru
dalam kota tanpa membangun giant sea wall dan berpotensi untuk memperparah resiko banjir di
melakukan reklamasi. Aliran sungai dari Jakarta DKI Jakarta. Di sisi lain, sesungguhnya Jakarta
menuju teluk Jakarta tidak boleh dihambat oleh memiliki opsi mitigasi lain yang lebih murah,
reklamasi dan giant sea wall sehingga air dari 13 aman, dan tidak berdampak negatif terhadap
sungai di Jakarta dapat mengalir dengan lancar lingkungan dengan berfokus pada mitigasi on-
ke arah laut tanpa menganggu sirkulasi air. Lebih shore.
baik melakukan peningkatan kapasitas waduk di
dalam kota ketimbang membangun waduk off-
shore karena pembangunan waduk off-shore akan
memakan biaya yang sangat besar, dan
menimbulkan resiko banjir dan kerusakan
lingkungan yang tidak kalah besar. Apabila
waduk off-shore tidak dibangun, maka Jakarta
cukup memompa air yang ada di waduk-waduk
dalam kota dan air yang menggenangi kawasan
yang mengalami land subsidence saja. Kebutuhan
pompa air tersebut tidak akan sebesar kebutuhan
pompa air di waduk off-shore.
Kontributor/Pakar:
1. Dr. RM Petrus Natalivan Indradjati (Aspek Penataan Ruang)
2. Prof. Lambok Hutasoit (Aspek Geologi)
3. Prof. Tati Suryati Syamsuddin (Aspek Biota)
4. Dr. Armi Susandi (Aspek Perubahan Iklim)
5. Prof. Safwan Hadi dan KK Oseanografi FITB (Aspek Pemodelan Arus Laut)
A. Pengantar Pelaksanaan Reklamasi Pantura. Pada yang semakin tinggi intensitasnya; kualitas air
Terdapat dua persoalan utama reklamasi Pantai perkembangannya, badan ini kemudian Teluk Jakarta yang tercemar serta kualitas sungai
Utara DKI Jakarta. Yang pertama menyangkut dibubarkan berdasarkan Keputusan Gubernur No. yang buruk serta persoalan permukiman padat
penyelenggaraa reklamasi itu sendiri, dan yang 1901/2009 tentang Pembubaran Badan dengan kualitas lingkungan yang buruk.
kedua terkait tata ruang laut dan pulau-pulau Pelaksanaan Reklamasi Pantura Jakarta dan Persoalan ini sangat mendesak untuk diatasi dan
reklamasi. Tidak semua pulau reklamasi dibentuk Tim Care Taker berdasarkan keputusan membutuhkan dana dan waktu yang cukup lama
diperuntukkan untuk pengembang swasta. Gubernur DKI Jakarta No. 1901/2009. jika tidak melibatkan stakeholder lain dalam
Beberapa pulau digunakan untuk pengembangan pembangunan kota.
pelabuhan serta fasilitas utilitas yang dibutuhkan Reklamasi menjadi salah satu pendekatan
oleh Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Khusus pembangunan dalam Rencana Bagian Wilayah Dalam proses pelaksanaan reklamasi, Pemerintah
pemanfaatan ruang di atas pulau-pulau Kota (RBWK) sebagaimana tercantum dalam DKI Jakarta telah menyusun rencana pulau-pulau
reklamasi, juga terkait berbagai ketentuan Rencana Umum Tata Ruang DKI Jakarta 1985- reklamasi sejak tahun 2013 dengan melibatkan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan 2005. Pendekatan ini diteruskan dalam Rencana berbagai stakeholder dan ahli dengan
ruang, dimana kewajiban pengembangnya tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2011- mempertimbangkan berbagai aspek seperti
menjadi salah satu materi yang diatur di 2030 yang menetapkan Pantura DKI Jakarta peraturan perundangan terkait, sedimentasi,
dalamnya. sebagai Kawasan Strategis Provinsi (dalam jangka mangrove di sebelah Barat, arus
pendek) dan pengembangan National Capital laut/hidrodinamika, perubahan muaka air laut,
Terkait Reklamasi Pantai Utara DKI Jakarta, pada Integrated Coastal Defence (NCICD) untuk jangka jalur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, serta
Tahun 1985 diterbitkan Keputusan Presiden No. panjang. Pendekatan pengembangan kawasan instalasi-instalasi penting (PLTA Muara Karang,
52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara reklamasi ini digunakan untuk mewujudkan pelabuhan nelayan dan Tanjung Priok), 13 Sungai
Jakarta sebagai respon dari reklamasi-reklamasi kawasan reklamasi water front city dan konsep yang bermuara di Teluk Jakarta, hingga
yang telah dilakukan di DKI Jakarta tahun 1980- subsidi silang antara kegiatan reklamasi dengan pertimbangan pemanfaatan/pemisahan intake air
an di Pejaringan, Pademangan, Ancol dan Pluit. peningkatan kualitas daratan (pantai lama) laut untuk pendinginan PLTA Muara Karang
Keputusan Presiden ini memberikan kewenangan melalui penyediaan perumahan (rusunawa); dengan outletnya yang mempunyai suhu lebih
pada pemerintah DKI Jakarta dalam pengerukan dan pembangunan waduk; tinggi. Hingga akhirnya dihasilkan 17 pulau
melaksanakan dan memanfaatkan hasil reklamasi, pengerukan sedimentasi sungai; pembangunan reklamasi dengan bentuk yang disepakati.
yang kemudian ditindaklanjuti oleh Pemerintah tanggul pantai dan sungai; penataan sistem
DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah No. 8 Tahun drainase serta penyediaan lapangan kerja bagi Dari sisi pemanfaatan ruang pada pulau-pulau
1995 tentang Penataan Ruang Pantura Jakarta penduduk di kawasan Jakarta Utara. Pendekatan reklamasinya, kawasan teluk Jakarta ini diatur
dan Penyelenggaraan Reklamasi Pantura, serta reklamasi ini didasarkan pada pertimbangan oleh berbagai ketentuan. Kawasan ini merupakan
Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 973/1995 jo beratnya persoalan lingkungan terkait sampah bagian dari Kawasan Strategis Nasional
220/1998 tentang Pembentukan Badan yang menumpuk di sepanjang pesisir, banjir rob (JABODETABEKJUR), Kawasan Strategis Provinsi
(KSP) (berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta laut berdasarkan jenis kawasan konservasi,
No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW DKI Jakarta kawasan pemanfaatan umum, kawasan strategis
2011-2030 dan Kawasan Pesisir berdasarkan nasional tertentu dan alur laut.
Undang-undang No. 16 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-undang No. 27 Tahun
2007 tentang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil. Sebagai Kawasan Stategis Nasional,
pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jabodetabekjur yang mengatur
ketentuan zona dan ketentuan reklamasi.
Peraturan Presiden ini menyatakan Keputusan
Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti
aturan baru, namun demikian ketentuan
sepanjang terkait dengan penataan ruang
dinyatakan tidak berlaku. Kronologis penerbitan
peraturan perundangan terkait reklamasi dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
B. Penyelenggaraan Reklamasi memunculkan perdebatan terkait kewenangan reklamasi. Kepercayaan ini terbangun/muncul
Persoalan reklamasi DKI Jakarta menimbulkan penyelenggaraan reklamasi karena berbentuk seiring dengan bagaimana proses perencanaan
berbagai kesimpangsiuran baik data/informasi, pulau (tidak menempel daratan), lintas daerah hingga pelaksanaan dilakukan. Proses ini akan
prosedur pembangunan, kebijakan, penataan (karena Kabupaten Tanggerang juga melakukan menjamin segala informasi terkait
ruang sampai perkiraan dampak yang akan reklamasi serta rencana pemerintah pusat penyelenggraan reklamasi tersampakan pada
terjadi jika reklamasi tetap dilaksanakan. Disadari melakukan reklamasi melalui National Capital seluruh stakeholder yang terkait dari tangan
bahwa Pantura Jakarta menyimpan berbagai Integrated Coastal Defence/NCICD). pertama. Proses ini juga akan menjamin aspirasi
kepentingan, selama ini Teluk Jakarta digunakan Ketidakpaduan dan ketidakjelasan antarproduk setiap stakeholder dibahas dan dirumuskan
jalur pelayaran, kabel laut, pipa gas, perikanan, hukum terkait menimbulkan berbagai perdebatan penanganannya. Penyelenggaraan reklamasi
pendingin PLTA Muara Karang, beberapa bagian pro dan kontra, tidak hanya pada persoalan dalam konteks ini bukan sekedar persoalan
masih memiliki hutan mangrove. Setidaknya ada kewajiban pengembang, namun sampai pada teknis. Penolakan oleh sebagian masyarakat
3 (tiga) peraturan perundangan utama terkait, perdebatan penyelenggaraan reklamasi itu terhadap rencana reklamasi ini menunjukkan
yaitu Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang sendiri, dalam lingkup perencanaan, pemanfaatan kekurangan dalam proses perencanaan dan
Penataan Ruang yang mengatur aspek maupun pengendalian yang didalamnya terkait implementasi reklamasi baik dalam pelibatan
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan izin reklamasi stakeholder maupun dalam sosialisasi
pengawasan penataan ruang; Undang-undang penyelenggaraan reklamasi, sehingga
No 1. Tahun 2014 tentang Perubahan atas Penyelenggaraan reklamasi DKI Jakarta juga menimbulkan berbagai kecurigaan dari berbagai
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang dikaitkan dengan berbagai isu dan persoalan pihak terhadap pihak lain, khususnya terkait
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau terkait dengan penurunan muka tanah, dampak yang akan ditimbulkan oleh reklamasi.
Kecil, yang mengatur kewenangan atas ruang laut penanggulangan banjir di Jakarta, terganggunya
yang terdiri atas kawasan konservasi, kawasan kabel dan pipa laut, terganggunya lingkungan C. Catatan Terkait Penyelenggaraan
pemanfaatan umum, kawasan strategis nasional mangrove, terganggunya jalur pelayaran nelayan Reklamasi
tertentu dan alur laut; dan, Undang-undang No. hingga hilangnya mata pencaharian nelayan. Langkah inovatif pembiayaan pembangunan
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah Meskipun ide dasar penyelenggaraan reklamasi dalam upaya mewujudkan rencana tata ruang
yang mengatur kewenangan nasional, daerah adalah subsidi silang untuk perbaikan kualitas yang berasas pada keterpaduan; keserasian,
provinsi dan kabupaten/kota dalam pengelolaan lingkungan atau revitalisasi kawasan di daratan, keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan;
wilayah pesisir dan laut. Kewenangan provinsi namun demikian sangat penting isu dan keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
mencapai 0-12 mil selebihnya (> 12 mil) menjadi persoalan ini menjadi bagian yang tidak keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan;
kewenangan pusat/nasional. terpisahkan dalam kajian penyelengaraan pelindungan kepentingan umum; kepastian dan
reklamasi. keadilan; dan, akuntabilitas; patut dihargai,
Implikasi berbagai bentuk pengaturan namun demikian ada baiknya hal-hal berikut
menimbulkan berbagai interpretasi atas kebijakan Penyelenggaraan reklamasi akan optimal jika ada perlu dikaji lebih mendalam:
reklamasi Pantura Jakarta maupun ketentuan ‘trust’ atau kepercayaan dari para stakholder baik 1) Harmonisasi produk hukum peraturan
dalam rencana tata ruangnya. Dalam tataran yang berpengaruh maupun dari stakeholder yang perundangan sangat penting dilakukan
praktis, reklamasi pulau-pulau di Teluk Jakarta paling terkena dampak pada penyelenggaraan untuk menjamin kepastian hukum dalam
penyelenggaraan penataan ruang pada memperluas lingkup dan dimensi kajiannya perbaikan lingkungan, kualitas hidup yang
umumnya dan reklamasi pada khususnya di sehingga persoalan lainnya (sosial, ekonomi, baik dan sebagainya, sebagaimana cita-cita
Indonesia. Seringkali perencanaan dan lingkungan) menjadi pertimbangan dan penyelenggaraan reklamasi. Oleh karena itu,
pelaksanaan rencana terkendala karena dapat diatasi secara komprehensif dan tidak perlu dipastikan bahwa dalam proses
aspek legal yang saling berbenturan dan terjadi “menyelesaikan satu persoalan, perencanaan, pemanfaatan (pelaksanaan)
menimbulkan konflik serta multitafsir. Oleh namun menimbulkan persoalan lainnya”. reklamasi amanat luhur tersebut dapat
karena itu, pada tataran pusat atau nasional Dengan memperluas sudut pandang dalam diwujudkan dan tersampaikan pada
harmonisasi peraturan perundangan sangat penyelenggaraan reklamasi akan masyarakat luas.
penting dilakukan untuk mengatasi ego menghasilkan rencana reklamasi yang 5) Rencana yang prospektus dapat
sektoral yang pada akhirnya menghambat antisipatif dan bermanfaatan pada dilaksanakan adalah rencana yang secara
pembangunan dan merugikan pemerintah masyarakat banyak. ideal dapat dicapai; secara teknis mungkin
sendiri. 3) Informasi yang menyeluruh perlu dibuka dilaksanakan; secara legal memungkinkan;
2) Kebutuhan pendekatan yang lebih dan disampaikan pada segenap lapisan secara ekonomi
komprehensif dalam penyelenggaraan masyarakat secara transparan, mengingat menguntungkan/bermanfaat bagi
reklamasi dan penataan ruangnya. Persoalan konflik yang terjadi seringkali disebabkan masyarakat banyak dan memiliki dukungan
yang dihadapi oleh pemerintah DKI Jakarta buruknya komunikasi dan tidak finansial (layak secara finasial); ramah
tidak hanya dari sisi bagaimana tersampaikannya informasi secara lingkungan; dan, secara politis serta sosial
mengimplementasikan tata ruang melalui menyeluruh melainkan sebagian-sebagian dapat diterima serta secara administrasi
perangkat pembiayaan pembangunan, dari perspektif yang berbeda sehingga dapat dilaksanakan. Penyelenggaraan
namun juga terkait persoalan-persoalan lain menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan. reklamasi DKI Jakarta perlu melihat kembali
menyangkutpersoalan penurunan muka air 4) Harus dipastikan bahwa reklamasi dan apakah setiap aspek tersebut di atas
tanah dan permukaan tanah, penyediaan air pemanfaatan ruang pulau-pulau hasil terpenuhi.
baku, banjir rob atau kenaikan muka air laut. reklamasi mendapatkan atau menghasilkan
Oleh karena itu, reklamasi seyogyanya hal yang lebih bermanfaatan berupa
A. Pengantar 2) Ikan: Dari 67 titik pemantauan, 30 titik tak Permasalahan yang terjadi pada saat pengubahan
Proses reklamasi merupakan proses pengubahan dijumpai ikan. Biota yg dijumpai sapu-sapu, ekosistem :
ekositem, yaitu perubahan ekositem perairan gabus, belanak, yuyu yang merupakan 1) Ketika proses kontruksi, pengurugan di
(laut) menjadi ekosistem darat yang berupa pulau organisme yang tahan terhadap kandungan lokasi reklamasi (membuat pulau): proses
(ekosistem yang dibuat sebagai hasil rekayasa). O2 rendah dan materi organik tinggi; perairan menjadi darat akan mengubah
Hasil dari perubahan bisa ditinjau dari skala 3) Plankton Data 1998 menunjukkan bahwa kekeruhan (turbiditas), sehingga penetrasi
populasi, komunitas dan ekosistem. Proses plankton lebih kaya dibandingkan dengan cahaya matahari untuk proses fotosintesis
perubahan skala jangka pendek pada masa yang bentos (hewan dasar perairan) dan Dari 10 yg dilakukan fitoplankyon menurun.
lalu adalah pembangunan Jakarta Waterfront City muara yg dikaji 1996 – 1998: Kelimpahan Akibatnya distribusi plankton sebagai
dengan prediksi-prediksi dampak pada masa itu (abundance) dan keragaman (diversitas) sumber makanan ikan akan terpengaruh.
tahun 2000-2020. Lantas apa yang terjadi dengan plankton rendah (<30sp); dan, 2) Materi untuk pengurugan, sumbernya dari
biota di Teluk Jakarta? Hal yang perlu 4) Bentos: biota bentos lebih miskin (kurang mana? Apakah ini sudah terkonfirmasi tak
pertimbangkan adalah: dari 12 sp), hanya organisme bentos yg akan mengganggu/merusak ekosistem lain
1) Apakah Teluk Jakarta dapat dikatagorikan tahan kondisi kaya bahan organik yang hadir yang diambil materinya di pantai utara di
“Pristine Ecosystem”? di titik-titik pemantauan. luar teluk Jakarta (Pantai Banten, sekitar
2) Apakah Teluk Jakarta masih dapat Teluk Jakarta?).
dikatagorikan sebagai fishing ground? B. Perubahan /Dinamika Ekosistem 3) Masuknya materi dari ekosistem darat,
3) Di Teluk Jakarta sudah hadir ekosistem Pada dasarnya proses yang terjadi di ekosistem sampah organik, non organik serta lumpur
mangrove: yaitu di Muara Angke? Upaya sangat dinamis dan ekosistem bisa mengalami akan sangat mengganggu proses yang
untuk mempertahankan ekosistem pemulihan (recovery). Begitu pula di Teluk Jakarta terjadi di ekosistem.
mangrove sudah dilakukan. Ada upaya yang merupakan outlet dari 13 sungai. Sehingga
penanaman mangrove dari Tahun 1990-an kondisi sungai (aliran materi/nutrisi) sangat C. Penutup
sampai Tahun 2016. Pertanyaannya apakah berpengaruh terhadap kondisi sungai, muara dan Dari kajian 1998 dan kondisi saat ini sudah jelas
luas kawasan mangrove bertambah? Teluk Jakarta. Sungai-sungai membawa materi , biota terpengaruh. Harapan ke depan dengan
Ekositem mangrove sendiri sangat bahkan bisa menimbulkan kematian ikan (red pembangunan/reklamasi Teluk Jakarta yang
dipengaruhi oleh arus pasang surut dan tide) di beberapa titik di pantai utara (catatan sudah dan akan terus berlangsung dan
pasokan nutrisi (lumpur dari darat dan laut) studi tahun 2003). Dalam kurun waktu tahun 1998 menginginkan pulau dan lingkungan yang bagus
– 2016 sudah banyak terjadi perubahan. Dari maka diperlukan pengelolaan ekosistem yang
Berdasarkan analisis biota di Teluk Jakarta (1996- kajian 1998 dan kunjungan lapangan 28 Juli 2016 sangat cermat dan komprehensif, bukan saja
1998 dalam Dokumen AMDAL), diperoleh bahwa: dari laut (Pulau G dan sekitarnya) serta pulau D ekosistem sungai tapi juga ekosistem pesisir
1) Burung – 48 jenis burung air, 5 endemik, 2 yang sudah menjadi daratan maka beberapa hal (darat dan laut).
migran; yang perlu dipertimbangkan.
Penyelesaian permasahan tersebut sangat kaidah konservasi ekosistem dengan pemerintah untuk memelihara
tergantung berbagai aspek yang harus dihadapi mempertimbangkan rekayasa ekologis lingkungan sungai dan ekosistem
secara multidisiplin dan lintas sektoral, (ecological engineering). sekitarnya (tidak membuang sampah ke
contohnya: 4) Untuk menjaga kualitas sungai yang sungai baik skala rumah tangga, industri
1) Penanganan pada kondisi sungai baik, maka pengelolaan materi organik, kecil maupun industri besar).
(pemeliharaan dan pengelolaan sungai) an-organik (sampah, lumpur dll) perlu di
yang bermuara ke Teluk Jakarta tata dengan baik. Bagian terakhir ini harus dirancang dengan
2) Pengambilan materi/perusakan 5) Bagian ini tidak hanya melibatkan aspek sangat baik dengan landasan kajian- kajian yang
lingkungan yang diambil pasirnya untuk teknis, rekayasa (termasuk rekayasa sangat komprehensif.
pengurugan. ekologis), namun diperlukan juga
3) Penataan daratan yang baru dibangun rekayasa sosial yaitu menumbuhkan
(pulau-pulau) harus memperhatikan kesadaran dan tindakan masyarakat dan
A. Proyeksi Kebencanaan Iklim di Wilayah menyebabkan energi panas dari matahari diserap Kedua, salah satu dampak perubahan iklim global
Jakarta lebih banyak. Ditambah lagi tingkat penggunaan adalah naiknya curah hujan di beberapa wilayah
Ada empat aspek kebencanaan iklim yang alat transportasi yang cukup besar menyebabkan diiringi dengan berkurangnya curah hujan di
diproyeksikan dan perlu diperhatikan dalam adanya emisi karbon monoksida yang sifatnya wilayah lainnya. Wilayah Jakarta termasuk wilayah
mengembankan kebijakan iklim dan reklamasi, panas. Kedua hal ini akan menurunkan albedo yang rentan akan kenaikan curah hujan akibat
yaitu: termperatur, curah hujan, cadangan air dan menaikkan temperatur udara di wilayah perubahan iklim. Hal ini menimbulkan tingginya
tahah, dan kenaikan muka air laut. Pertama, Jakarta. Kedua sumber ini yang juga dikenal resiko banjir setiap tahunnya. Gambar 3.3
temperatur udara menjadi salah satu faktor yang dengan urban heat island di wilayah kota. menunjukkan proyeksi hasil penelitian curah
mempengaruhi perubahan iklim. Perubahan
temperatur global dapat mengakibatkan
perubahan iklim secara regional maupun lokal,
termasuk di Wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hasil
penelitian menunjukkan proyeksi temperatur
udara di wilayah Jakarta dari tahun 2010 hingga
2035 mengalami kenaikan lebih dari 20C. Pada
Januari 2012 temperatur rata-rata di wilayah
Jakarta sebesar 27,50C, sedangkan pada Januari
2035 temperatur rata-ratanya meningkat menjadi
29,50C. Perbedaan temperatur yang sangat tinggi
antara daratan Utara Jakarta dengan Laut Jawa
menyebabkan adanya potensi angin yang lebih
kencang juga pertumbuhan awan konvektif di
Pantai Utara Jakarta. Hal tersebut dapat
menimbulkan kenaikan intensitas curah hujan,
sehingga pada akhirnya akan menimbulkan
kenaikan muka air laut dan mendorong terjadinya
rob ketika gelombang pasang di Utara Jakarta.
Jakarta mengalami perkembangan pembangunan Gambar 3.2 Proyeksi Temperatur di Wilayah hujan jangka panjang untuk daerah Jakarta tahun
yang sangat pesat sehingga mengubah tata guna Jakarta: (a) Januari 2012, (b) Januari 2035 (a) 2012 dan (b) 2035. Dari hasil penelitian dapat
lahan. Perubahan tata guna lahan menjadi dilihat adanya kenaikan curah hujan maksimum
bangunan-bangunan dan jalan beraspal 40 mm.
Untuk mengamati pengaruh reklamasi terhadap Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa secara umum
kenaikan muka air laut, ditentukan 5 titik di lima titik pengamatan tidak ada perubahan
pengamatan di sekitar lokasi pembangunan elevasi muka air laut secara signifikan, adapun
pulau reklamasi yang dapat dilihat pada Gambar perubahannya hanya sekitar 0,004 m atau sekitar
3.8. 4 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembangunan pulau-pulau reklamasi
tidak mempengaruhi kenaikan muka air laut
secara signifikan.
Simulasi perubahan pola arus dilakukan dengan pasang surut dibanding pengaruh angin pada musim barat dan musim timur yang
pemodelan menggunakan Delft 3D Flow selama musim. Kecepatan arus di Teluk Jakarta sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya
30 hari dengan menggunakan data-data sebagai bervariasi antara 0,02 – 0,1 m/detik. sedimentasi di celah-celah diantara pulau
berikut: 2) Secara keseluruhan pembangunan reklamasi reklamasi. Reklamasi berdampak pada
1) Baltimetri: data sounding Kementerian tidak merubah pola arus perairan Teluk pelemahan arus di sekitar Tanjung Priok
Pekerjaan Umum, bulan Desember 2014 dan Jakarta kecuali di celah-celah diantara pulau untuk semua kondisi pasang surut dikedua
Juni 2015. reklamasi. Di dekat pantai, di celah antar musim yang dapat mengakibatkan
2) Garis Pantai: data lapangan Kementerian pulau reklamasi arus mengalami pendangkalan di Tanjung Priok karena
Pekerjaan Umum, bulan Desember 2014 dan peningkatan kecepatan sekitar 2-8 cm/detik, sedimentasi.
draft Masterplan Jakarta. sedangkan di laut lepas tidak terjadi 4) Model hidrodinamika ini perlu dikopelkan
3) Angin: www.ogimet.com, stasiun 96741 perubahan kecepatan. Peningkatan dengan model dinamika aliran sungai untuk
Jakarta. kecepatan arus dicelah-celah antar pulau mengkaji dampak reklamasi terhadap aliran
4) Pasut: amplitudo dan fase dari model NJV reklamasi terjadi saat pasang pada musim sungai dan aliran di celah-celah diantara
dan SCS. barat dan musim timur serta saat surut pada pulau reklamasi yang dapat menimbulkan
musim barat. sedimentasi atau pendangkalan di muara
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, diperoleh 3) Pengurangan kecepatan arus di celah-celah sungai dan di celah-celah diantara pulau
sejumlah kesimpulan sebagai berikut: diantara pulau reklamasi terjadi saat surut reklamasi.
1) Hasil simulasi model menunjukkan pola arus pada musim barat dan musim timur serta
di Teluk Jakarta lebih didominasi oleh saat slack water (air tinggi dan air rendah)
BAB 4 KESIMPULAN
4.1. UMUM ikhtisar atau kesimpulan dari analisis kondisi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk
Reklamasi Pantai Utara DKI Jakarta sejatinya sintesis rumusan rekomendasi bagi pihak-pihak pelaksanaan reklamasi di Pantai Utara Jakarta.
adalah kebijakan yang telah ditetapkan pada yang berkepentingan dengan reklamasi, terutama Luas lahan reklamasi mencapai sekitar 240 hektar.
masa dimana keadaan DKI Jakarta jauh berbeda Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Setelah Keputusan Presiden tersebut terbit
dibandingkan dengan keadaan saat ini, sehingga Provinsi DKI Jakarta. hingga tahun 2000, jumlah MoU bertambah
reklamasi tidak bisa dipaksakan untuk menjadi sebanyak 10 buah, antara Pemerintah Provinsi
solusi, apalagi sebagai solusi utama, bagi DKI Jakarta dengan tujuh (7) perusahaan. Hingga
4.2. SEJARAH REKLAMASI tahun 2012, diketahui bahwa setidaknya sudah
permasalahan DKI Jakarta, terutama
permasalahan lingkungan seperti land subsidence, PANTURA DKI JAKARTA ada enam (6) perusahaan yang mengantongi Izin
defisit air bersih, dan bencana banjir. Kebijakan Reklamasi sudah diperhitungkan sebagai salah Pelaksanaan Reklamasi untuk tujuh (7) pulau
reklamasi tidak sepatutnya berlindung di balik satu pendekatan dalam pembangunan wilayah yaitu pulau 1, 2A, 2B, G, F, I, dan K. Sementara
narasi permasalahan DKI Jakarta untuk kota di dalam Rencana Umum Tata Ruang DKI perizinan untuk upulau A, B, I, J, L, M, dan O
mendapatkan dukungan publik dan stakeholders Jakarta tahun 1985-2005. Pada tahun 1980-1990- masih pada tahap izin prinsip.
lainnya. Di sisi lain, sebagai kebijakan daerah an, reklamasi skala kecil sudah mulai dilaksanakan
provinsi yang telah direncanakan sejak lama, di daerah Penjaringan, Pademangan, Ancol, dan Terbitnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
pembahasan reklamasi sebaiknya tidak dicampur- Pluit. Pada tahun 1995, diterbitkan Keputusan tentang Penataan Ruang dan Undang-undang
adukkan dengan kebijakan National Capital Presiden nomor 52 tahun 1995 tentang Reklamasi Nomor 29 Tahun 2007 tentang DKI Jakarta
Integrated Coastal Defense (NCICD) mengingat Pantura. Keputusan ini ditindaklanjuti oleh sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia
bahwa latar belakang dan skema pelaksanaan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 tahun mengubah tatanan kewenangan dan
kedua kebijakan tersebut tidak dapat disamakan 1995 tentang Penataan Ruang Pantura Jakarta perencanaan DKI Jakarta dalam hal penataan
meskipun dilaksanakan di lokasi yang berdekatan. dan Penyelenggaraan Reklamasi Pantura serta ruang, termasuk lahan reklamasi. Lebih jauh,
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 973 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008
Namun demikian, bukan berarti reklamasi tidak tahun 1995 (jo Pergub 220/1998) tentang menyatakan bahwa Keputusan Presiden Nomor
dapat atau tidak boleh dilakukan. Reklamasi Pembentukan Badan Pelaksana Reklamasi 52 Tahun 1995 tetap berlaku sepanjang tidak
merupakan kebijakan yang dapat ditempuh oleh Pantura Jakarta. bertentangan dan belum diganti aturan baru,
Pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita namun khusus hal-hal terkait penataan ruang
pembangunan dengan memperhatikan sejumlah Sebelum terbitnya Keputusan Presiden nomor 52 dalam Keputusan Presiden 52 Tahun 1995
hal agar tidak terjadi keadaan yang tidak tahun 1995, telah terdapat empat (4) dinyatakan tidak lagi berlaku. Hal ini berimplikasi
diinginkan. Bagian kesimpulan ini menjelaskan pengembang yang sudah meneken MoU dengan pada gugurnya Peraturan Daerah DKI Jakarta
Nomor 8 Tahun 1995 dan Peraturan Gubernur yang diperkirakan menyumbang 40-70% dari yang dikenal sebagai transgresi (genang laut) dan
lainnya terkait Reklamasi. Undang-undang land subsidence (penuruan 4.0-.6.0 centimeter per regresi (susut laut). Penelitian Prof. Lambok
Nomor 26 Tahun 2008, kawasan Jabodetabekjur, tahun). Penelitian yang dilakukan oleh Prof, Hutasoit juga menunjukkan bahwa amblesan dan
termasuk DKI Jakarta, ditetapkan sebagai Lambok Hutasoit menunjukkan bahwa air tanah rob Jakarta, pada saat ini mungkin juga terjadi
Kawasan Strategis Nasional. memasok kurang lebih 60% dari kebutuhan total secara alamiah namun diperparah oleh adanya
dan penghentian pengambilan air tanah tidak tekanan bangunan dan pengambilan air tanah.
Perubahan-perubahan tersebut sesungguhnya akan menghentikan amblesan sama sekali,
menuntut adanya perencanaan kembali atau re- simulasi numerik yang dilakukan menunjukkan B. Defisit Air Bersih
planning terhadap kawasan reklamasi Pantai bahwa pengambilan air tanah hanya berkontrbusi Laju pertumbuhan DKI Jakarta menuju
Utara Jakarta. Selain karena tatanan kewenangan 17% terhadap amblesan total di daratan. megapolitan yang tidak diimbangi dengan laju
dan skema penataan ruang yang berubah, Pengambilan air tanah dari akifer akan pelayanan air minum dan sulitnya mengakses
ditetapkannya Jabodetabekjur sebagai Kawasan meningkatkan tegangan efektif tanah dan sumber air minum membuka peluang terjadinya
Strategis Nasional juga mengamanatkan Pantura menghasilkan consolidation settlement yang eksplotasi air tanah berlebih serta berimplikasi
DKI Jakarta sebagai bagian dari kawasan selanjutnya mengakibatkan land subsidence. terhadap penurunan muka tanah dan merusak
ekoregion Jabodetabekpunjur harus berbentuk Faktor berikutnya yang berkontribusi pada profil bentangan alam berdampak pada sistem
pulau dengan kanal lateral antara 200-300 meter konsolidasi tanah adalah kehadiran drainase perkotaan tergantung pepompaan. Saat
tergantung zonasi. fill/embankment dan reklamasi (1.5-5.0 ini dimana defisit air bersih di DKI Jakarta sudah
centimeter per tahun) yang diperkirakan terjadi dan akan meningkat hampir dua kali lipat
menyumbang 20-50% dari land subsidence serta dalam 15 tahun yang akan datang. Jakarta
4.3. PERSOALAN DAN tekanan dari bangunan tinggi/high rise building dengan jumlah penduduk terdata sebesar 10,1
ANCAMAN LINGKUNGAN (1.0 centimeter per tahun) yang diperkirakan juta penduduk mengalami kekurangan air bersih
DKI JAKARTA menyumbang 10% dari land subsidence. Faktor dimana 4,6 juta penduduk diantaranya
A. Land Subsidence aktivitas tektonik, secara teoretik, juga bergantung pada air dalam. Air permukaan yang
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Professor berpengaruh terhadap perubahan elevasi terdapat di DKI Jakarta pun sudah dalam keadaan
Masyhur Irsyam pada Tahun 2015, diperkirakan permukaan tanah, namun masih belum dapat tercemar. Sumber air lainnya juga bergantung
ada lima faktor yang memengaruhi land diketahui seberapa besar pengaruh aktivitas pada daerah lain seperti Tangerang dan Waduk
subsidence di DKI Jakarta, yaitu: pengambilan air tektonik terhadap deformasi elastik kerak bumi Jatiluhur. Berdasarkan hasil proyeksi, defisit air
tanah, fill/embankment, beban/tekanan dari dan land subsidence di Jakarta Utara, meskipun tanah di wilayah Jakarta pada Tahun 2035
bangunan, aktivitas tektonik, dan kompaksi tanah diperkirakan kontribusinya tidak signifikan. diperkirakan mencapai 18.922.483.365 liter/tahun.
secara alamiah. Ancaman serius yang muncul Kenaikan muka air laut yang mencapai 0.8
akibat land subsidence adalah amblesnya struktur centimeter per tahun, meskipun tidak C. Perubahan Iklim
bangunan dan banjir rob. berpengaruh langsung terhadap land subsidence, Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Armi
berkontribusi pada potensi resiko banjir rob. Susandi, Ph.D, ada tiga aspek kebencanaan iklim
Faktor yang memberikan pengaruh paling besar Penyebab alamiah amblesan dan kenaikan muka yang diproyeksikan dan perlu diperhatikan dalam
adalah pengambilan air tanah yang berlebihan, laut adalah hal yang biasa terjadi secara geologi, mengembangkan kebijakan iklim dan reklamasi,
yaitu: temperatur, curah hujan, dan kenaikan terjadi di wilayah Penjaringan dan Tanjung Priok, transportasi dan permukiman. Program utama
muka air laut. dengan luas genangan mencapai 8,86 km2. NCICD adalah penyusunan tiga tanggul/giant sea
Sedangkan pada Tahun 2100, hasil proyeksi wall (A, B, dan C) yang terdapat di lepas laut
Hasil penelitian menunjukkan proyeksi menampilkan bahwa genangan terjauh mencapai Jakarta, yang seringkali digambarkan dengan
temperatur udara di wilayah Jakarta dari Tahun daerah Kamal Muara, Cengkareng, Tambora, dan bentuk garuda, untuk mengantisipasi ancaman
2010 hingga 2035 mengalami kenaikan lebih dari Tanjung Priok, dengan luas genangan mencapai banjir rob ke pesisir utara DKI Jakarta. Program
20C. Pada Januari 2012 temperatur rata-rata di 62,3 km2 reklamasi lahan dan penambahan kawasan
wilayah Jakarta sebesar 27,50C, sedangkan pada produktif melalui reklamasi dan revitalisasi
Januari 2035 temperatur rata-ratanya meningkat kawasan pantai dimungkinkan oleh skema NCICD
menjadi 29,50C. Perbedaan temperatur yang 4.4. INISIATIF NATIONAL sebagai alternatif sumber pendaaan bagi
sangat tinggi antara daratan Utara Jakarta CAPITAL INTEGRATED pembangunan tanggul. Program penting lainnya
dengan Laut Jawa menyebabkan adanya potensi COASTAL DEVELOPMENT adalah pembangunan waduk muara yang terletak
angin yang lebih kencang juga pertumbuhan Pada tahun 2012 pemerintah menetapkan Jakarta di dalam (Selatan) yang ditujukan untuk menjadi
awan konvektif di Pantai Utara Jakarta. Hal Coastal Defense Strategy (JCDS), Kementerian cadangan sumber air baku bagi DKI Jakarta. Pada
tersebut dapat menimbulkan kenaikan intensitas Koordinator Perekonomian tertanggal 7 Februari bulan April 2016, Bappenas mendapatkan
curah hujan, sehingga pada akhirnya akan 2013 rapat membahas konsep pembangunan instruksi dari Presiden Republik Indonesia untuk
menimbulkan kenaikan muka air laut dan Dam Lepas pantai (bersama perusahaan mengintegrasikan Masterplan NCICD dengan
mendorong terjadinya rob ketika gelombang konsultan Ecolmantech) dengan Sinkronisasi proyek reklamasi 17 pulau DKI Jakarta. Hingga
pasang di Utara Jakarta. Konsep Strategi Jakarta Coastal Development Mei 2016, belum ada dasar hukum dan skema
(bersama lembaga riset Belanda, Deltares), dalam pendanaan yang definitif bagi program NCICD.
Peningkatan temperatur atmosfer sebesar 20C di rangka mengendalikan Banjir dan Rob di DKI
Jakarta akan diiringi oleh peningkatan awan Jakarta yang mana merupakan permasalahan
hujan konvektif di utara Jakarta yang akan 4.5. PERKIRAAN DAMPAK
Nasional. Inisiatif ini ditindaklanjuti oleh
bergerak menuju menyebar ke wilayah Jakarta masterplan National Capital Integrated Coastal REKLAMASI PANTURA
lainnya. Sehingga diperkirakan akan terjadi Development (NCICD) atau Penataan Terpadu JAKARTA BAGI
kenaikan curah hujan sebesar 40 mm per bulan di Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) pada tahun 2014. LINGKUNGAN
wilaya Jakarta tersebut. Kondisi demikian dapat Gagasan utama NCICD adalah melindungi A. Iklim dan Kelautan
menyebabkan banjir di Jakarta tidak hanya Ibukota Negara dari ancaman banjir dan Adanya reklamasi Pantai Utara Jakarta
diakibatkan oleh kiriman dari wilayah Selatan, degradasi lingkungan. diperkirakan akan meningkatkan perbedaan
tetapi juga dari Utara Jakarta.
tekanan udara antara daratan dan lautan. Daratan
Dalam perkembangannya, NCICD dirumuskan Jakarta yang semakin luas akan meningkatkan
Berdasarkan hasil proyeksi, tinggi muka air laut menjadi program terintegrasi untuk kapasitas penyimpanan panas daratan menjadi
Teluk Jakarta akan menggenangi wilayah pesisir mengantisipasi beberapa isu utama seperti semakin tinggi. Kondisi tersebut akan
bahkan dapat menjangkau wilayah yang lebih ancaman banjir, penurunan muka tanah, mengakibatkan semakin mempercepat
jauh. Pada Tahun 2020 genangan paling jauh keterbatasan air baku, serta penataan sistem pergeseran awan hujan konvektif ke daratan dan
menyebar ke seluruh Jakarta, terutama pada Terakhir, terdapat ancaman penurunan kualitas menunjukkan ternyata terdapat beberapa sesar di
siang hari mengakibatkan meningkatnya curah air selama masa konstruksi pulau reklamasi yang daratan DKI Jakarta. Bukan tidak mungkin sesar-
hujan di Jakarta. ditunjukkan dengan kekeruhan air akibat sirkulasi sesar ini menerus ke Teluk Jakarta, yang dapat
air yang terganggu dan sedimentasi. merusak hasil reklamasi. Pada peninjauan
Secara keseluruhan pembangunan reklamasi lapangan terlihat bahwa material urugan yang
tidak merubah pola arus perairan Teluk Jakarta B. Ekologi digunakan adalah pasir lepas. Material ini
kecuali di celah-celah diantara pulau reklamasi. Di Dari sisi ekologi, ada beberapa masalah yang berpotensi untuk memungkinkan terjadinya
dekat pantai, di celah antar pulau reklamasi arus berpotensi untuk terjadi. Pertama, ketika proses pembuburan (likuifaksi), yang dapat merusak
mengalami peningkatan kecepatan sekitar 2-8 pengurugan di lokasi reklamasi (membuat bangunan di atas lahan reklamasi hingga
cm/detik, sedangkan di laut lepas tidak terjadi daratan) akan mengubah kekeruhan (turbiditas) amblesnya tanah reklamasi (pulau buatan).
perubahan kecepatan. Massa air yang bergerak sehingga penetrasi cahaya matahari untuk proses
melewati celah antar pulau mengalami fotosintesis yg dilakukan fitoplankton menurun.
penyempitan sehingga massa air akan bergerak Akibatnya distribusi plankton sebagai sumber 4.6. REKOMENDASI FORUM
lebih cepat. Hal ini menimbulkan potensi makana ikan akan terpengaruh. Materi tanah GURU BESAR INSTITUT
kenaikan muka air di sekitar muara, yang dapat untuk pengurugan juga memiliki potensi untuk TEKNOLOGI BANDUNG
membanjiri pantai Jakarta dan pulau-pulau merusak ekosistem, apabila tanah tidak berasal
reklamasi. dari sekitar Teluk Jakarta. Ketiga, masuknya A. Permasalahan Lingkungan DKI Jakarta
materi dari ekosistem darat, sampah organik, non Secara umum, ada beberapa solusi yang dapat
Lebih jauh, kegiatan reklamasi Pantai Utara organik serta lumpur akan sangat mengganggu dilakukan untuk membantu menyelesaikan
Jakarta diperkirakan akan berdampak terhadap proses yang terjadi di ekosistem Teluk Jakarta. permasalahan lingkungan di DKI Jakarta yaitu:
perubahan pada garis pantai sekitar Pantai Utara substitusi air tanah dengan air permukaan;
Jakarta akibat proses abrasi dan sedimentasi. C. Geologi revitalisasi sistem utama pengendalian banjir
Perubahan pola arus menyusur pantai (longshore Dasar laut Teluk Jakarta, secara umum dan belum (sungai, waduk dan floodway); revitalisasi sistem
current) dapat menyebabkan adanya percepatan rinci, terdiri dari sedimen-sedimen (terutama drainase di DKI Jakarta; revitalisasi pengendalian
arus dari samping pulau reklamasi yang lempung dan pasir) yang berumur sangat muda, air di kawasan Bopunjur; dan pengetrapan lebih
mengarah ke pantai teluk Jakarta. Hal tersebut sehingga mempunyai sifat fisik yang sangat luas drainase eco friendly (memanen hujan,
menyebabkan adanya abrasi pantai yang terkena lunak. Kondisi ini mengakibatkan sedimen- artificial recharge, waduk dan polder) di kawasan
percepatan arus, serta sedimentasi di daerah sedimen tersebut mudah terkompaksi, yang terbangun.
lainnya. Ancaman besar muncul pada pelemahan mengakibatkan amblesan (subsidence). Dengan
arus di sekitar Tanjung Priok untuk semua kondisi adanya reklamasi maka beban vertikal terhadap B. National Capital Integrated Coastal
pasang surut di musim barat dan timur yang sedimen-sedimen tersebut akan bertambah, yang Development (NCICD)
dapat mengakibatkan pendangkalan di Tanjung dapat mempercepat kompaksi. Belum ada Pembangunan giant sea wall dan waduk off-shore
Priok karena sedimentasi. penelitian yang memadai terhadap keberadaan (reservoir air dan cadangan sumber air baku)
struktur geologi, terutama sesar (patahan) di bukan solusi yang tepat untuk menghadapi resiko
Teluk Jakarta namun hasil penelitian banjir di DKI Jakarta. Justru, pembangunan
tersebut dapat meningkatkan resiko banjir dan 2) Mengapa rate dari land subsidence reklamasi dan penataan ruang, tidak hanya
membebani DKI Jakarta secara finansial secara senantiasa meningkat? dari sisi implementasi tata ruang melalui
berlebihan. Terdapat solusi yang lebih murah dan 3) Berapa rate dari land subsidence yang sesuai perangkat pembiayaan pembangunan,
tepat guna untuk melindungi DKI Jakarta dari untuk desain NCICD? namun juga terkait persoalan-persoalan lain
resiko banjir ketimbang pembangunan giant sea 4) Langkah apa saja yang perlu dilakukan yang terkait seperti penurunan air tanah,
wall, reklamasi, dan waduk off-shore. Untuk untuk menghentikan atau mengurangi land penyediaan air baku, banjir rob atau
mencegah resiko banjir akibat land subsidence, subsidence? kenaikan muka air laut.
mitigasi seharusnya diarahkan pada perbaikan 5) Apakah ada sesar aktif yang melalui Jakarta 3) Informasi yang menyeluruh perlu dibuka
dan peningkatan struktur tanggul sungai dan dan sekitarnya yang dapat sangat dan disampaikan pada segenap lapisan
pantai serta peningkatan kapasitas waduk di berpengaruh terhadap desain NCICD masyarakat secara transparan, mengingat
dalam kota tanpa membangun giant sea wall dan umumnya dan giant sea wall khususnya? konflik yang terjadi disebabkan tidak
melakukan reklamasi. tersampaikannya informasi secara
C. Reklamasi menyeluruh melainkan sebagian-sebagian
Lebih baik melakukan peningkatan kapasitas Dalam hal perencanaan reklamasi, dari perspektif yang berbeda sehingga
waduk di dalam kota ketimbang membangun penyelenggaraan reklamasi akan optimal jika ada menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan.
waduk off-shore karena pembangunan waduk off- ‘trust’ atau kepercayaan dari para stakholder baik 4) Harus dipastikan bahwa reklamasi dan
shore akan memakan biaya yang sangat besar, yang berpengaruh maupun dari skaholder yang pemanfaatan ruang pulau-pulau hasil
dan menimbulkan resiko banjir dan kerusakan paling terkena dampak pada penyelenggaraan reklamasi mendapatkan atau menghasilkan
lingkungan yang tidak kalah besar. Apabila reklamasi. Penolakan oleh sebagian masyarakat berupa perbaikan lingkungan, kualitas hidup
waduk off-shore tidak dibangun, maka Jakarta terhadap rencana reklamasi ini menunjukkan yang baik dst, sebagaimana cita-cita
cukup memompa air yang ada di waduk-waduk kekuarangan dalam proses perencanaan dan penyelenggaraan reklamasi.
dalam kota dan air yang menggenangi kawasan pelaksanaan reklamasi baik dalam pelibatan 5) Rencana yang prospektus dapat
yang mengalami land subsidence saja. Kebutuhan stakeholder maupun dalam sosialisasi dilaksanakan adalah rencana yang secara
pompa air tersebut tidak akan sebesar kebutuhan penyelenggaraan reklamasi, sehingga ideal dapat dicapai; secara teknis mungkin
pompa air di waduk off-shore. menimbulkan berbagai kecurigaan dari berbagai dilaksanakan; secara legal memungkinkan;
pihak terhadap pihak lain, khususnya terkait secara ekonomi menguntungkan dan
Apabila pemerintah masih akan terus dampak yang akan ditimbulkan oleh reklamasi. memiliki dukungan finasial; ramah
melanjutkan inisiatif NCICD, disarankan bagi Untuk mewujudkan perencanaan yang baik, ada lingkungan; dan, secara politis serta sosial
pemerintah untuk dapat terlebih dahulu sejumlah hal-hal yang dapat dilakukan: dapat diterima serta secara administrasi
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini 1) Harmonisasi produk hukum peraturan dapat dilaksanakan.
sebagai dasar pertimbangan yang matang untuk perundangan sangat penting dilakukan
perencanaan dan pelaksanaan NCICD lebih lanjut: untuk menjamin kepastian hukum dalam Sementara dalam hal perancangan dan
1) Apa saja penyebab land subsidence dan penyelenggaraan penataan ruang reklamasi. pelaksanaan teknis reklamasi, terdapat beberapa
seberapa besar kontribusi masing-masing 2) Kebutuhan pendekatan yang lebih hal yang perlu diperhatikan:
penyebabnya? komprehensif dalam penyelenggraan
1) Posisi pulau buatan tidak boleh terlalu dekat 3) Sumber air untuk daerah reklamasi perlu 5) Penataan daratan yang baru dibangun
muara sungai dan konfigurasinya tidak direncanakan dengan benar. Apabila daerah (pulau-pulau) harus memperhatikan kaidah
merubah alur aliran dan berdampak pada reklamasi hendak menggunakan airtanah, konservasi ekosistem dengan
sedimentasi yang lebih parah di muara. maka dampak-dampak negatif yang akan mempertimbangkan rekayasa ekologis
Akan diperlukan pengerukan berkala untuk muncul harus diperhatikan. (ecological engineering), termasuk dalam hal
menjaga kedalaman air di muara sungai. 4) Perlunya penanganan dan penjagaan materi untuk pengurugan pulau buatan.
2) Perlunya kajian sosial alur-alur laut kualitas sungai dan muara yang baik, melalui
tradisional sehingga mereka tidak terugikan pengelolaan materi organik dan anorganik.
(jangkauan lebih jauh, kualitas air menurun).
LAMPIRAN
1980 1994 1995 2008 2008 2009 2010 2011 2012 2014
The National
Capital
Reklamasi skala Studi Permen KP
AMDAL REGIONAL 11 Februari 2004 Gugatan 6 KLHS (BPLHD, Integrated
No. 17/
kecil di Penjaringan, Hidrodinamika Coastal
Berdasarkan KA pengembang ke PTUN DKI Jakarta) Permen-
Pademangan, (Badan Pelaksana Development
Badan Pengendalian (mengabulkan gugatan, SK Men program KP/2013
Ancol, Pluit (pantai Reklamasi Pantura Rapid Env’t
Dampak Lingk (Surat LH 14/2003 batal demi hukum) (NCICD) / Jo. Permen KP
mutiara) Jakarta Assesment for Kementerian
Persetujuan B- Agustus 2004 MA mengabulkan PU No. 28/2014
Coastal Dev’t in tentang Perizinan
1425/III/05/1997, permohonan kasasi; Jakarta Coastal
Jakarta (KLH) Reklamasi di
15 Mei 1997) Pengembang mengajukan PK, Defence Wilayah Pesisir
KLH dikalahkan) Amdal Strategy/JCDS dan Pulau-pulau
Studi awal RE- kecil
parsial (Dep PU)
PLANING (ITB?)
3. RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS PANTURA
(RE –PLANNING KAWASAN PANTAI UTARA DKI JAKARTA)
-8m -5m
-5m
KAWASAN TENGAH
Mengapa replanning?
1. Adanya perubahan dasar hukum bagi pengembangan
Kawasan Pantura Jakarta
- Pipa minyak diesel milik PT. PLN yang dipakai menyalurkan bahan
bakar untuk PLTU/PLTGU Muara Karang.
- Pipa gas PT. Nusantara Regas yang dipakai menyalurkan bahan bakar
untuk PLTU/PLTGU Muara Karang.
Mengapa replanning?
3. Obyek vital yang merasa terancam rencana reklamasi ...
b. Fasilitas telekomunikasi bawah laut :
- SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) PT. Telkom, Tbk., dan PT. Indosat,
Tbk, yang berada di kawasan Pantura Jakarta.
RTRW, Perda 1/2012: Pengembangan • Kawasan Strategis Provinsi Pantura Jakarta (jangka pendek)
Jakarta ditetapkan ke arah utara • National Capital Integrated Coastal Defence/NCICD (jangka panjang)
1980
2003
Sumber: JCDS. 2010
Sumber: Sukmadi.2010
Pluit - November 26, 2007
KABEL DAN PIPA BAWAH LAUT
KEBUTUHAN PENYESUAIAN BENTUK PULAU
PENYESUAIAN BENTUK PULAU
RENCANA BENTUK PULAU
PENYESUAIAN RENCANA PENGEMBANG
SISTEM GUNA LAHAN DALAM RDTR PADA SAAT PENYUSUNAN RENCANA REKLAMASI PANTURA
RENCANA National Capital Integrated
Coastal Defence/NCICD
5. PERIZINAN DI KAWASAN PANTURA DKI JAKARTA
PETA LOKASI MOU PARA PENGEMBANG
SEBELUM KEPPRES NO. 52 TAHUN 1995
PT. Bhakti Bangun Eramulia (Izin
Prinsip Reklamasi)
Surat Gub No. 2296/-1.813/1992
Reklamasi 88 Ha PT. Ismac
Surat Gub KDKI Jakarta No.
PT. Taman Harapan Indah 3724/-1.711, Tahun 1992
Telah melaksanakan reklamasi Reklamasi seluas 100 ha
seluas 100 ha
BPL. Pluit /
PT. Jakarta Propertindo
MoU No. 22 Tahun 1997
01/SEK.BP/NKI/1997
Tgl. 24 Februari 1997
Reklamasi seluas 290 Ha
1. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau 2A: PT Kapuk Naga Indah dengan nomor 1491 tahun 2010 dan ditetapkan pada Agustus 2010.
Sebelumnya, PT Kapuk Naga Indah sudah mendapat persetujuan prinsip reklamasi 19 Juli 2007 nomor 1571/-1.711.
2. Persetujuan Prinsip Pulau A dan B: Pada 21 September 2012 dikeluarkan juga persetujuan prinsip reklamasi pulau A dan B dari Gubernur
DKI untuk pulau A dan B. Nomor izin tersebut adalah: 1289/-1.794.2.
3. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau 1 dan Pulau 2B: Pada 21 September 2012 juga dikeluarkan izin pelaksanaan reklamasi Pulau 1 dan
Pulau 2B untuk PT Kapuk Naga Indah. Surat izin itu bernomor 1417/2012 setelah sebelumnya mendapat izin prinsip pada tanggal 21 Juni
2012 nomor 804/-1.794.2
4. Izin Prinsip Reklamasi Pulau O: 21 September 2012 izin persetujuan prinsip reklamasi pulau O atas nama PT Kawasan Ekonomi Khusus
Marunda Jakarta. Izin dikeluarkan dengan nomor 1281/-1.794.2
5. Izin Prinsip Reklamasi Pulau M: 21 September 2012, Foke juga mengeluarkan izin prinsip reklamasi untuk pulau M atas nama PT
Manggala Krida Yudha dengan nomor 1283/-1.794.2
6. Izin Prinsip Reklamasi Pulau L: 21 September 2012, diterbitkan juga izin prinsip reklamasi untuk pulau L atas nama PT Pembangunan Jaya
Ancol.
7. Izin Prinsip Reklamasi Pulau J: Izin prinsip reklamasi pulau J juga diterbitkan untuk PT Pembangunan Jaya Ancol. Izinnya bernomor 1276/-
1.794.2.8.
8. Izin Prinsip Reklamasi Pulau I: Izin prinsip reklamasi pulau I diterbitkan juga untuk PT Pembangunan Jaya Ancol.
1. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudra (Keputuusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2238 tahun
2014)
2. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau F kepada PT Jakarta Propertindo (Keputuusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2268 tahun
2015)
3. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau I kepada PT Jaladri Kartika Pakci (Keputuusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2269 tahun
2015)
4. Izin Pelaksanaan Reklamasi Pulau K kepada PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (keputuusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 2485
tahun 2015)
PERIZINAN DALAM RENCANA DETAIL TATA IZIN PRINSIP PEMANFAATAN RUANG adalah
perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
RUANG DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA kepada orang dan/atau pelaku usaha, yang
menyatakan suatu kegiatan pemanfaatan ruang
secara prinsip diperkenankan diselenggarakan,
sebagai dasar pertimbangan pemanfaatan ruang
IZIN PRINSIP dalam batasan luas ruang tertentu dengan
PEMANFAATAN RUANG persyaratan administrasi dan teknis sesuai Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi berdasarkan
aspek teknis, politis, sosial, dan budaya.
- UU No. 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Kedaulatan negara, pengendalian lingkungan hidup,
No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah dan/atau situs warisan dunia, yang pengembanggannya
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil diprioritaskan bagi Kepentingan Nasional (Permen KKP
No. 17/Permen-KP/2013 tentang Perizinan Reklamasi di
WZP3K
Perpres 122/2012 tentang Izin Pelaksanaan Reklamasi muncul Kewenangan Menteri KKP: IZIN
(pasal 15) : Wajib setelah izin lokasi Pelaksanaan Reklamasi di;
Reklamasi di Wilayah Pesisir
Pada ketentuan peralihan “Izin KSN Tertentu,
dan Pulau-pulau Kecil Kegiatan Reklamasi Lintas
Lokasi Reklamasi dan Izin
Pelaksanaan Reklamasi yang TELAH Provinsi
Reklamasi di Pelauhan Perikan
DITERBITKAN sebelum ditetapkan
yang dikelola Pemerintah Pusat
Perpres dinyatakan TETAP BERLAKU Syarat penerbitan izin Lokasi: Harus
sampai jangkan waktu izin berakhir” adah RZWP3K … dan/atau RTRW dari
instansi yang berwenang (Multitafsir)
1. Fokus persoalan
1. Persoalan boleh atau tidaknya reklamasi? 20 tahun yang lalu
2. Persoalan substansi dari RTR Kawasan Strategis Provinsi Pantura
Jakarta? Yang mempunyai batasan yang ‘tidak menguntungkan’ untuk
pengembang.
2. Perbedaan persepsi pengembangan pulau reklamasi antara pengembang
(jualan lahan dan bangunan) dan pemerintah DKI (Pengelolaan kawasan
untuk mengatasi batasan pengembangan pulau reklamasi)
3. Peraturan Perundangan yang sektoral, multitafsir dan tidak terpadu.
TERIMA KASIH
22April 2016
Banjir yang parah dari hujan lokal dan sungai (zona warna biru) 2
ESUBIJONO.WORDPRESS.COM
Land subsidence (1925-2015) Land subsidence (2014-2015) Subsidence rate (2014-2015)
1925 1975
Monitoring Subsidence 2011-
Point 2014
0.00
-0.33 meter -0.50
groundwater
extraction activities.
q Rapid population growth.
Abidin et al. (2011)
q Increase in built-up areas (less infiltration
areas).
q Significant disturbance to main ecological
function of the upland of Jakarta area as a
Bagaimana dengan pengambilan water recharge area for Jakarta city.
tanpa ijin? 60 – 70 % ? q Relatively extensive illegal groundwater
pumping
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/27/12531425/Jakarta.Kurang.Ruang.Terbuka.Hijau
JUMLAH
PENDUDUK
TERDATA ± 10.1 TOTAL KEBUTUHAN UNTUK ± 12.6
JUTA PENDUDUK
HAMPIR SEMUA
AIR PERMUKAAN PENGOLAHAN LIMBAH HANYA
Sumber: m.tempo.co DI JAKARTA MAMPU MELAYANI ± 3 %
TERCEMAR
4 TOTAL POP. TERLAYANI (X 1.000) Jiwa 8.006 9.905 11.394 14.088 14.807
PROGRAM EFISIENSI PENGGUNAAN AIR B ERSIH
5 TINGKAT KONSUMSI AIR D OMESTIK L/K/H 160 175 175 165 150 MELALUI STANDAR PENGGUNAAN PERALATAN
PLUMBING
7 K ENUTUHAN AIR NON -D OMESTIK L/Dt. 4.448 6.019 6.923 8.071 7.712 30% DARI KEBUTUHAN AIR DOMESTIK
9 TOTAL K EBUTUHAN AIR BERSIH L/Dt. 26.938 35.210 39.001 43.720 40.102
10 SETELAH PERBAIKAN SELURUH IPA + SPAM
TOTAL K APASITAS PRODUKSI L/Dt. 15.000 20.000 20.000 20.000 20.000 JAATILUHUR SELESAI 2014
12 TOTAL D EFISIT AIR BERSIH L/Dt. 9.183 12.410 19.001 23.720 20.102
13 TOTAL KEKURANGAN AIR BAKU L/Dt. 10.101 13.652 20.901 26.092 22.112 DEFISIT AIR SECARA KESELURUHAN
C: Pembangunan
A: Mengurangi penurunan tanggul laut timur
tanah, Perkuatan tanggul laut (mulai 2023), dengan
existing: 2014-2018, pengembangan zona
peningkatan kualitas air. ekonomi
DKI-KLHK PUPR-KLHK-DKI-JABAR-
Tanggul
Pesisir & BANTEN
Rehabilitasi Sungai 13 Sungai
ESDM-PLN-KOMINFO Mangrove Hulu-Hilir
Relokasi
Pumping &
KKP-DKI-ATR Infrastruktur PUPR-DKI
Retention
Listrik-Gas-
Ponds
Komunikasi
KKP-DKI-ATR Reklamasi
NCICD Water Supply
& Pemulihan
Air Tanah
PUPR-DKI-JABAR-
BANTEN (6 Cis)
Pelabuhan
perikanan & Sanitasi & PAL
KEMHUB- Nelayan PUPR-DKI
PELINDO-DKI
Implementasi
Kajian Finansial Rencana Sumber Pendanaan
& Investasi
Keputusan
Terpadu
Layak secara
Kajian Dampak Teknis, Dasar Pengetahuan
Ekonomi dan
Finansial
Kajian Dasar Hukum
Kelembagaan
MASTERPLAN NCICD
16
TERIMAKASIH
Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
Oleh:
Dr,Ir. Subandono Diposaptono, MEng
Direktur Perencanaan Ruang Laut
Hp. 081585659073
Disampaikan Pada :
FGD Reklamasi FB ITB
Bandung, 28 Mei 2016
Pemekaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan lahan
Ancaman:
1.Berkurangnya daerah resapan air hujan.
ARAH 2.Berkurangnya hutan lindung
3.Berkurangnya lahan Pertanian yang subur.
KE DARAT 3.Tergusurnya pemukiman rakyat pedesaan
4.Peningkatan debit banjir.
5. Terancamnya aneka satwa daratan
PEMEKARAN ARAH
KE UDARA
Ancaman:
1.Tergusurnya perumahan nelayan
2.Berkurangnya hutan bakau
3.Terancamnya biota pantai langka
ARAH KE LAUT/ 4. Peningkatan bahaya banjir
REKLAMASI 5. Kerusakan instalasi yang ada
6. Kerusakan instalasi bawah air
7. Potensi kerusakan lingkungan pada
borrow area dll.
Harapan Kegiatan Reklamasi
Menambah luas lahan
dan mengamankan Daerah pantai menjadi
lahan subur tertata dengan baik
REKLA
Pengembangan MASI Tersedia lahan utk
wisata bahari berbagai keperluan
Mendapatkan lahan baru dengan relatif Merusak pantai dan eko sistemnya
murah (terumbu karang, lamun, dsb)
(Nizam, 2013)
Definisi Reklamasi (UU 27/2007 Jo. UU 1/2014)
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap Orang dalam
rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut
lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan
lahan atau drainase
Pasal 34
1) Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan dalam
rangka meningkatkan manfaat dan / atau nilai tambah Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil ditinjau dari aspek teknis, lingkungan, dan sosial
ekonomi
2) Pelaksanaan Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menjaga dan memperhatikan:
a) Keberlanjutan kehidupan dan penghidupan Masyarakat;
b) Keseimbangan anatara kepentingan pemanfaatan dan kepentingan
pelestarian fungsi lingkungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
serta;
c) Persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan penimbunan
material.
3) Perencanaan dan pelaksanaan Reklamasi lebih lanjut diatur
dengan Peraturan Presiden
MANDAT REKLAMASI DI WP3K
SETELAH
PERAIRAN PESISIR DI DALAM KAWASAN MENDAPAT
PERTIMBA
STRATEGIS NASIONAL (KSN) NGAN DARI
BUPATI/
WALIKOTA
Tidak ada
Izin Lokasi batasan
dan Izin KEGIATAN REKLAMASI LINTAS PROVINSI luas
Pelaksanaan
Kesesuaian lokasi
dengan RZWP3K / RTRW Kajian Dampak Lingkungan
provinsi, kabupaten/kota Sesuai AMDAL
terhadap ruang untuk
reklamasi
Akses publik
Akses publik
Penataan ruang kawasan
reklamasi
2
HUKUM LAUT INTERNASIONAL
4
5
Zona-zona maritim
• Perairan Pedalaman (Internal waters): Mencakup semua perairan
di sisi dalam Garis Pangkal. Negara berhak untuk menerapkan/
menegakkan hukum, mengatur pemanfaatan dan memanfaatkan
segala sumber-sumber yang ada padanya. Kapal-kapal asing tidak
memiliki hak melintas (no right of passage) namun dapat berlayar
menuju/keluar pelabuhan-pelabuhan atau off-shore terminal di
negara tsb.
7
• Landas Kontinen (Continental Shelf):
Merupakan perpanjangan alamiah wilayah daratan ke arah tepi
kontinen, atau sejauh 200 mil laut dari Garis Pangkal Negara Pantai
ybs, mana yang lebih jauh.
Dapat mencapai lebih dari 200 mil laut, tapi tidak dapat melebihi 350
mil laut dari Garis Pangkal.
Negara ybs memiliki hak eksklusif untuk mengambil bahan-bahan
mineral dan sumber daya non hayati di bawah lapisan dasar laut
dari Landas Kontinen.
Negara ybs juga memiliki hak mengawasi sumber daya hayati yang
menempel di Landas Kontinen, tapi bukan makhluk-makhluk hayati
pada kolom air di luar batas ZEE nya.
8
Maritime features which
receive maritime entitlements
10
REKLAMASI
11
Features sejenis reklamasi yang diatur
oleh hukum internasional
• Artificial island
• Installation Diatur pada pasal 60 dan 80 UNCLOS 82
• Structures Lokasi di ZEE dan Landas Kontinen
2. Kewajiban
Memberikan safety notices/publicity di sekitar lokasi tsb.
Dapat membuat safety zone di sekitar lokasi tsb max radius 500 NM
12
3. Larangan
13
KASUS-KASUS REKLAMASI YANG DIATUR
OLEH HUKUM INTERNASIONAL
14
Issue of conflicting legal rights – yaitu hak Singapura untuk
memanfaatkan LT guna memenuhi kebutuhan nasionalnya,
berkonflik dengan hak Malaysia untuk melindungi lingkungan
lautnya.
Keputusan ITLOS adalah, inter alia:
• Memerintahkan Singapura untuk melakukan reklamasi yang
tidak merusak lingkungan laut dan tidak merugikan hak-hak
Malaysia atas perairannya.
• Memerintahkan Singapura untuk bekerjasama dengan Malaysia.
Kerjasama tsb dituangkan dalam Settlement Agreement yang
antara lain memuat bahwa Singapura membayar S$ 300.000
dolar untuk pemeliharaan pelindung laut di Malaysia, serta RM
374.400 kepada nelayan Malaysia di daerah tersebut, sebagai
kompensasi atas hilangnya pendapatan mereka.
15
16
Source: http://forum.shareinvestor.com/archive/0EE7021D/0EE703EF/0EEDE5BE/0EEDE5BE_36.html
2. Reklamasi oleh China di South China Sea (Spratly islands)
18
• Para analis memperkirakan setelah keputusan diumumkan, situasi SCS
akan berjalan seperti biasa (proceed as usual). Tidak ada satu pun dari 6
negara claimants yang akan mengubah posisi mereka atau menggunakan
kekuatan militer untuk memaksa menguasainya. Artinya, kegiatan
penangkapan ikan, pengeboran dan pelayaran akan mengikuti status quo:
first come, first served,
19
Source: http://www.rfa.org/english/commentaries/line-07162015121333.html 20
Diskusi Reklamasi Jakarta Utara
Forum Guru Besar ITB
Tanggal 28 Mei 2016
Di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Bandung
PENGENDALIAN AIR
DALAM REKLAMASI
DI DKI JAKARTA
Indratmo Soekarno
KK- Teknik Sumber Daya Air ITB
REKLAMASI
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
setiap orang dalam rangka meningkatkan manfaat
sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan
dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan,
pengeringan lahan atau drainase.
(Pasal 1 butir 23 UU 01- Tahun 2014, Perubahan atas UU No. 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil).
Contoh Reklamasi: Reklamasi di P. Batam, Pantai Menado, P. Bali
(runway airport), reklamasi rawa untuk pemukiman dan
pertanian)
Kegiatan Reklamasi
Pada awal Orde baru Indonesia banyak melakukan
reklamasi rawa dalam upaya penyediaan lahan
untuk tempat tinggal (transmigrasi) dan lahan
pertanian. Saat itu dikenal dengan Proyek
Pengembangan Pasang Surut P4S dengan
melakukan pengaturan tata air/ drainase
(pengeringan) sehingga lahan rawa menjadi lahan
huni dan pertanian. Pemerintah telah membuka
sekitar 1, 7 juta hektar di Sumatera, Kalimantan dan
Papua Selatan, selain yang dikembangkan oleh
masyarakat.
PERDA DKI No.1 Tahun 2014 tentang
TINJAUAN KETATA-AIRAN
Pada saat reklamasi pembuatan pulau seperti di Pantai
utara Jakarta harus memperhatikan aspek berikut:
1. Ke arah pantai utara DKI secara alami paling tidak ada
13 Sungai, sehingga tetap terjaminnya tidak terjadi
efek pembendungan secara signifikan.
2. Sekitar 40 % lahan di DKI, didominasi dibagian pantai
utara, berada dibawah permukaan air laut tidak
semakin luas.
3. Terjaminnya sirkulasi arus laut diantara pulau utama
dan pulau-pulau hasil reklamasi, dan arus laut antar
pulau-pulau reklamasi, sehingga ekologinya tetap
terjaga.
Potensi air sungai-sungai
DKI Jakarta
Masterplan Tata Air Penanggulangan Banjir DKI (2009)
Sumber: Pengukuran
Hasanuddin Z. Abidin (ITB)
Jakarta Utara penanganan banjir sangat tergantung kepada
sistem pompa/polder karena muka air laut lebuh tinggi dari
muka lahannya
Dampak
pendangkalan
muara,
menurunkan
kapasitas sungai,
akan menaikkan
muka air sungai.
Perlu pengerukan
berkala, dan
bahakan
pemasangan
bendung gerak.
KETERSEDIAAN AIR BERSIH UNTUK DKI JAKARTA
• Data PAM Jaya menunjukkan kapasitas WTP yang ada (th 2014)
sekitar 19 m3/det, dimana kebuthan air bersih di DKI Jakarta saat
itu sekitar 27 m3/det.
• Jangka panjang kebutuhan air bersih DKI Jakarta sekitar 42 m3/det.
• Kekurangan ketersediaan air ini menyebabkan banyak industry
(hotel dll) dan masyarakat memanfaatkan air tanah. Akibatnya
proses land subsidence semakin parah.
Masalah utama adalah ketiadaan sumber air baku. Kondisi yang berat
justru di Jakarta bagian utara.
Oleh karena itu pemanfaatan air laut harus dilakukan. Kendalanya
harga per m3 –nya masih sangat mahal. Alternatif yang logis adalah
pemanfaatan kembali air (re-use, recycling) dan waduk muara (estuary
reservoir).
Saat ini saluran Tarum Barat yg pada awalnya didisain untuk
kapasitas 80 m3/sec. saat ini hanya mampu mensuplai sekitar 17
m3/sec.
Contoh keberhasilan Estuary reservor di Indonesia adalah:
- WADUK MUARA DURI ANGKANG dan WADUK MUARA DI BALI
Beberapa catatan Reklamasi Pantau Utara
Jakarta ditinjau dari aspek Tata Kelola Air.
1. Aliran 13 sungai di Provinsi Jakarta berpotensi terhambat
aliran disebelah muaranya jika Jarak pulau puatan dengan
muara sungai terlalu dekat. Dampak yang terjadi adalah
kenaikan muka air sungai dimuara, yang berarti
pelambatan aliran dan otomatis terjadi proses
sedimentasi yang lebih parah dimuara.
SOLUSI: Posisi pulau buatan agar tidak terlalu dekat muara
sungai dan konfigurasinya tidak merubah alur aliran. Akan
diperlukan pengerukan berkala untuk menjaga kedalaman air
dimuara sungai.