Anda di halaman 1dari 11

Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

oleh Penderita Gangguan Jiwa

Muhammad Arsyad Subu


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan
Email: msubu061@uottawa.ca

Abstrak

Sampai saat ini masih sedikit informasi dari hasil-hasil penelitian tentang pemanfaatan terapi tradisional dan
alternatif oleh para penderita gangguan jiwa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
pemanfaatan terapi tradisional dan alternatif di antara penderita gangguan jiwa di Indonesia. Metode penelitian
ini menggunakan Charmaz Constructive Grounded Theory untuk mengeksplorasi pemanfaatan terapi tradisional
dan alternatif di antara pasien yang menderita gangguan jiwa. Metode pengumpulan data termasuk interaksi
langsung (wawancara semi-terstruktur), document review, catatan lapangan dan memo. Data analisis menggunakan
pendekatan Paille data analisis. Penelitian menghasilkan lima kategori: 1) kerasukan oleh setan atau roh; 2)
penyakit akibat berdosa; 3) Berobat ke tradisional dulu baru akhirnya ke rumah sakit jiwa; 4) kekerasan; 5)
takut dengan pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi tradisional dan alternatif dan orang pintar
(dukun, para pemimpin agama Islam, pendeta, paranormal dan pengobatan tradisional Cina) memiliki peran
sentral dalam mendukung dan menawarkan solusi ketika seseorang memiliki gangguan jiwa di Indonesia. Para
terapis atau ‘orang pintar’ biasanya merupakan pilihan pertama dari keluarga dan anggota ‘masyarakat lainnya jika
berhubungan dengan terapi yang orang yang menderita gangguan jiwa. Penelitian lanjut diperlukan untuk melihat
efektivitas terapi tradisional dan alternatif ini yang masih kurang diteliti dan didokumentasikan di Indonesia.
Penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk memahami sikap atau perspektif keluarga, masyarakat dan
staf lembaga pemerintahan sebagai partisipan terkait dengan pengobatan tradisional dan alternatif ini. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kuantitatif diperlukan untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaaatan terapi tradisional dan alternatif oleh penderita gangguan jiwa di Indonesia.

Kata kunci: Gangguan jiwa, terapi, tradisional-alternatif.

Traditional and Alternative Therapies Usage by Psychiatric Patients: A


Grounded Theory.

Abstract

Until recently, little information is known from studies regarding the use of traditional and alternative therapies by
people with mental illness in Indonesia. This study explored the use of traditional or alternative therapies among
mentally ill sufferers in Indonesia. A Charmaz’s Constructivist Grounded Theory method was used to explore
the use of traditional or alternative therapies among patients as a result of suffering from mental illness. Data
collection method involved direct interaction (semi-structured interviews), mute evidence (document review),
field notes and memos. Paillé (1994) data analysis was employed to organize and manage data. Study has led to
five categories: 1) possessed by Satan or spirit; 2) sinful illness; 3) treatment at traditional before going to the
hospital; 4) violence; 5) fear of treatment. Study results indicated that complementary - alternative treatments and
‘smart people’ (shamans, Islamic leaders, chaplains, paranormal and traditional Chinese medicine) have a central
role in supporting and offering solutions when someone has a mental illness in Indonesia. Visiting therapists
or ‘smart people’, is usually the first choice of patients, families and other community members when dealing
with the mentally ill treatments. Further research is needed to see the effectiveness of traditional or alternative
therapy which is still poorly researched and documented in Indonesia. It is also needed to understand the
attitude or perspective of the family, the community and government staff as participants regarding traditional
or alternative therapies. This study used a qualitative approach, thus quantitative research is needed to examine
the factors that affect the utilization of traditional or alternative therapies by mentally ill people in Indonesia..

Key words: Alternative, mental illness, therapy, traditional.

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 193


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

Pendahuluan Praktek tradisional dan alternatif tampaknya


untuk mempromosikan proses pemulihan
Istilah ‘penyakit jiwa’ digunakan untuk dengan meningkatkan aspek sosial, spiritual
menunjukkan berbagai masalah dan perilaku dan fungsi diri (Russinova, Wewiorski &
akibat gangguan jiwa yang termasuk dalam Cash, 2002). Pasien dengan gangguan jiwa
the International Statistical Classification mencari obat tradisional sebagai bagian dari
of Diseases and Related Health Problems, regimen pengobatan mereka terutama di
Tenth revision (ICD-10) (WHO, 2013). negara-negara berkembang karena mereka
Penyakit gangguan jiwa termasuk “gangguan percaya bahwa penyakit mereka adalah hasil
atau penyakit seperti depresi, gangguan dari kekuatan supranatural. Di Malaysia,
afektif bipolar, skizofrenia, kecemasan, keyakinan kekuatan spiritual ini telah
demensia, gangguan pemanfaatan zat, menghasilkan pemanfaatan yang lebih besar
kecacatan kemampuan intelektual, dan pada dukun (Razali, Khan dan Hasanah,
gangguan perkembangan dan perilaku yang seperti dikutip dalam Jorm, 2000). Pengobatan
biasanya terjadi dimulai pada masa kanak- tradisional dan alternatif secara resmi diakui
kanak dan remaja, termasuk autisme” (WHO, dan telah dimasukkan dalam aspek penyedia
2013). Diagnostic and Statistical Manual layanan kesehatan di Indonesia, Cina, Korea
of Mental Disorders fifth edition (DSM-V) dan Vietnam (Gqaleni, Moodley, Kruger,
juga mendefinisikan berbagai jenis penyakit Ntuli, & McLeod, 2007). Di negara-negara
jiwa, termasuk skizofrenia, kecemasan dan Afrika, para praktisi tradisional dan alternatif
gangguan afektif, gangguan makan, dan telah memainkan peran yang signifikan
gangguan kepribadian (American Psychiatric dalam kesehatan jiwa Afrika sejak Uni
Association, 2013). Tahun 2020, para ahli Afrika (UA) mendeklarasikan ‘the Decade
memerkirakan bahwa 15% populasi global of African Traditional Medicine’pada tahun
akan memiliki masalah dengan gangguan 2001 (African Union, 2007). Di Afrika,
jiwa dan antara 1% sampai 3% dari mereka sekitar setengah dari individu mencari
menderita gangguan jiwa berat (Harpham, perawatan kesehatan formal untuk gangguan
Reichenheim, Oser, Thomas, Hamid, Jaswal, jiwa, memilih dukun dan agama sebagai
Ludermir, & Aidoo, 2003). Para penderita penyedia layanan pertama mereka (Burns
gangguan jiwa terkena dampak tidak hanya & Tomita, 2015). Di Benua Amerika,
harus berurusan dengan gejala dan dampak pemanfaatan terapi tradisional dan alternatif
penyakit, tetapi juga dengan stigmatisasi atau ini juga meluas. Sebagai contoh, pasien-
diskriminasi terhadap mereka (Kapungwe, pasien terus menggunakan penyembuhan
Cooper, Mwanza, Mwape, Kakuma, Lund, alternatif, dimana ritual keagamaan pada
dan Flisher, 2010). Menurut Departemen sekte Pantekosta melibatkan iman dalam
Kesehatan RI (2013), prevalensi penderita penyembuhan dengan doa secara kelompok
gangguan jiwa berat di Indonesia adalah 1.7 serta terapi tumpang tangan di Jamaika
per 1.000 dan gangguan jiwa ringan adalah (James & Peltzer, 2012). Namun demikian,
sekitar 6% dari total populasi. Kebanyakan beberapa ahli berpendapat bahwa pengobatan
penderita gangguan jiwa parah terdapat di tradisional dan alternatif tidak memiliki hasil
Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali positif bagi mereka yang menggunakannya.
dan Jawa Tengah (Keliat, 2013). Bukti Bahkan, menurut Russinova, Wewiorski
evidence dari seluruh dunia, terutama dari dan Cash (2002), pengguna pengobatan
negara berpenghasilan rendah dan menengah, alternatif melaporkan status kesehatan yang
menunjukkan bahwa komplementer lebih buruk daripada yang lain yang tidak
tradisional atalternatif biasa digunakan oleh menggunakannya.
sejumlah besar orang dengan gangguan jiwa Di Indonesia, banyak penderita yang
(Gureje dkk, 2015). akhirnya datang berobat ke klinik dan rumah
Pengobatan tradisional dan alternatif sakit telah berkonsultasi satu atau beberapa
populer di seluruh dunia (Russinova, penyembuh atau pengobat tradisional
Wewiorski & Cash, 2002) dan penelitian (Leimena & Thong 1979). Sejak tahun 2003,
tentang pemanfaatan praktek alternatif ini pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
juga telah meningkat (Unutzer dkk., 2000). aturan terkait praktek terapi tradisional

194 Volume 3 Nomor 3 Desember 2015


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

termasuk paranormal dan pengobatan Theory (CGT). Constructivist grounded


tradisional Cina di Indonesia. Aturan ini theory diperkenalkan pertama kali oleh Kathy
dibuat oleh menteri kesehatan republik Charmaz dalam bukunya, “Constructing
Indonesia No. 1076/ Menkes / SK / VII / 2003 Grounded Theory – A practical guide
(Kementerian Kesehatan, 2003). Pengobatan through qualitative analysis” (Charmaz,
tradisional dan alternatif Indonesia dibagi 2006). Desain grounded theory Charmaz
menjadi empat kategori: penyembuh yang konsisten dengan epistemologi dan ontologi
dengan ramuan tradisional seperti jamu atau ‘konstruktivisme’ yang menempatkan
minuman herbal, makanan, air dan minyak; prioritas pada fenomena penelitian dan
instrumen tradisional (koin atau kaca); melihat data dan analisisnya sebagai hal yang
metode tradisional (pijat, akupresur, dll); dan dibuat dari pengalaman bersama peneliti dan
penyembuh yang menggunakan kekuatan hubungan dengan partisipan dan sumber-
gaib (energi atau aura) (Salan & Maretzki, sumber data yang lain” (Charmaz 2006).
1983). Charmaz mengklaim bahwa disain penelitian
Berdasarkan tinjauan literatur secara ini lebih pada pendekatan objektivis, yang
intensif didapatkan bahwa masih sedikit mana peran peneliti adalah untuk menemukan
informasi dan penelitian terkait pemanfaatan kebenaran yang ada di dalam objek penelitian
terapi tradisional dan alternatif oleh penderita dan meminimalisasi ‘kekuatan (power)
gangguan jiwa di Indonesia. Studi yang (Charmaz, 2006). Dengan demikian data
dilakukan oleh Hirokoshi (1980) pada diasumsikan sebagai fakta-fakta objektif dan
pesantren di Jawa Barat, menemukan bahwa sudah ada di dunia dan melalui pendekatan
orang-orang dengan gangguan jiwa di bawah objektivis untuk ditemukan oleh peneliti dan
bimbingan dan terapi oleh para guru agama. selanjutnya untuk menentukan teori atau
Hasil studi tersebut juga menemukan bahwa pemahaman secara substantif tentang fakta-
para pemimpin agama Islam memainkan fakta tersebut (Charmaz, 2006).
peran penting dalam pengobatan penyakit Penelitian ini dilakukan di salah satu
atau gangguan jiwa dengan metode praktek institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit
terapi tradisional dan alternatif. jiwa) yang terletak di Provinsi Jawa Barat di
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan Indonesia. Rumah sakit ini adalah salah satu
analisis yang mendalam untuk memahami pelayan kesehatan jiwa terbesar di Indonesia.
hubungan antara penyakit atau gangguan Partisipan penelitian yang direkrut adalah
jiwa dengan pemanfaatan terapi tradisional pasien laki-laki dan perempuan serta perawat
dan alternatif. Tujuan lain penelitian ini laki laki dan perempuan yang bekerja di rumah
adalah untuk membantu menginformasikan sakit. Sebanyak 30 partisipan (15 pasien dan
pemangku kebijakan, tenaga keperawatan 15 perawat) direkrut, yang menurut Charmaz
dan institusi pelayanan kesehatan jiwa (2006), lebih dari cukup untuk memastikan
dan masyarakat secara umum di Indonesia kejenuhan data. Para partisipan hanya orang
tentang pemanfaatan terapi alternatif- dewasa warga negara Indonesia, memiliki
tradisional diantara penderita gangguan kemampuan untuk membaca dan menulis,
jiwa di Indonesia. Constructivist Grounded berusia18 tahun atau lebih. Pasien yang
Theory (Charmaz, 2006) digunakan untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini
memahami penyakit atau gangguan jiwa dan adalah mereka yang memiliki gangguan jiwa
pemanfaatan terapi tradisional dan alternatif dan pernah memanfaatkan terapi tradisional
di Indonesia. dan alternatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan 4 (empat) metode. Salah
Metode Penelitian satu metode pengumpulan data tersebut
adalah wawancara semi-terstruktur. Semua
Penelitian ini memberikan pemahaman secara wawancara direkam dengan menggunakan
substantif tentang pengalaman pemanfaatanm digital audio (audio-taped). Metode
terapi Tradisional dan alternatif di kalangan pengumpulan data kedua adalah dokumen
penderita gangguan jiwa Indonesia dengan review yang bertujuan sebagai triangulasi
menggunakan Constructivist Grounded data yang berfungsi untuk meningkatkan

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 195


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

probabilitas penelitian dan bahwa interpretasi dijelaskan dengan kategori lain. Dalam tahap
data adalah kredibel (Lincoln & Guba, 1985). menghubungkan kategori, Paille (1994)
Dokumen yang dikumpulkan dalam bentuk memberikan tiga pendekatan: (1) pendekatan
fotokopi dan elektronik yang meliputi laporan empiris, (2) pendekatan teoritis, dan (3)
dan log book perawat, pre dan post konferensi, pendekatan spekulatif. Pendekatan empiris
newsletter, visi, misi dan moto rumah sakit didasarkan pada perbandingan dari masing-
dan bahan dan laporan-laporan lainnya. masing kategori dan fenomena. Pendekatan
Memo adalah cara untuk mendokumentasikan teoritis membantu untuk mengidentifikasi
pengalaman dan menciptakan laporan di atas hubungan antara kategori. Pendekatan
kertas secara nyata yang menjelaskan proses spekulatif adalah berasal dari pengalaman
berpikir peneliti. Catatan lapangan digunakan peneliti untuk berkontribusi pada proses
untuk mencatat observasi dan refleksi data, analisis. Tahap integrasi menentukan
sebagai bagian dari pendekatan refleksif fenomena-feomena yang telah diamati secara
dengan proses analisis data (Charmaz, 2006). empiris. Dengan mengintegrasikan hubungan
Semua partisipan menandatangani informed antara kategori, peneliti mengidentifikasi
consent sebagai bentuk kesediaan untuk kongruensi tertentu yang muncul antara
berpartisipasi dalam penelitian ini. data kasar dan arah penelitian yang diambil
Penelitian ini, metode analisis data Paille selama analisis. Tahap konseptualisasi
(1994) yang mencerminkan prinsip dasar adalah proses pengembangan dan klarifikasi
metode analisis data oleh Charmaz (2006), konsep- konsep dan ide-ide yang muncul dan
digunakan untuk mengelola dan menganalisa untuk menjelaskan konsep dengan kata-kata
data. Paille (1994) analisis data ini meliputi: dan untuk memberikan definisi konseptual
kodifikasi, kategorisasi, menghubungkan secara verbal. Proses ini memungkinkan
kategori, integrasi, konseptualisasi, dan peneliti untuk memahami fenomena
teorisasi. Heath dan Cowley (2004) penelitian dan kompleksitasnya. Akhirnya,
mengusulkan tiga tahapan utama dalam tahap teorisasi merupakan proses konstruksi
analisis data grounded theory: ‘coding awal, untuk menguatkan teori atau pemahaman
tahap menengah, dan pengembangan akhir’. susbstantif. Menurut Paille (1994), teori
Berdasarkan tahapan ini, Charmaz (2006) merupakan produk dari proses secara ketat
grounded theory dimulai dengan koding yang dibuat setelah peneliti mengikuti setiap
awal, koding terfokus (tahap menengah), langkah-langkah analisis. Namun demikian,
dan pengkodean teori (pengembangan akhir). menurut Charmaz (2006), tidak semua
Data analisis Paille (1994) juga dapat dibagi penelitian grounded theory menghasilkan
menjadi tiga tahap: kodifikasi dan kategorisasi teori tapi pemahaman yang mendalam dan
(koding awal), menghubungkan kategori dan substantif merupakan hasil akhir dari sebuah
integrasi (tahap menengah), konseptualisasi penelitian dengan grounded theory.
dan teorisasi (pengembangan akhir).
Tahap kodifikasi dimulai dengan mengatur
kata-kata, persepsi dan pengalaman dalam Hasil Penelitian
kode secara terorganisir (proses pembentukan
kode). Tujuan tahap kodifikasi adalah Kategori 1: Kerasukan (Setan, Roh atau Jin)
memberi nama, mengungkap, meringkas Beberapa budaya di Indonesia masih
dan label, baris demi baris, dari data mempercayai konsep kerasukan, dimana
transkripsi yang diperoleh dari wawancara. mereka percaya bahwa penyakit jiwa
Kodifikasi membantu mengidentifikasi disebabkan oleh ‘setan, roh atau jin jahat’.
adanya tumpang tindih antara kode awal dan Menurut salah seorang partisipan perawat,
pembentukan kategori. Tahap kategorisasi masyarakat masih dipengaruhi juga oleh
adalah untuk menggambarkan fenomena kepercayaan tentang masa lalu; jika seseorang
umum atau peristiwa yang muncul dari data menderita penyakit jiwa, itu karena ia
dan kemudian dibuat daftar kategori yang kerasukan setan atau roh.
teridentifikasi pada tahap kodifikasi. Tahap Benar iya iya ... pasien dan keluarga
ini adalah untuk menentukan kategori dengan menggunakan terapi atau pengobatan
mengidentifikasi variasi dalam data dapat alternatif pada orang-orang pintar yang

196 Volume 3 Nomor 3 Desember 2015


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

banyak di luar sana karena mereka terakhir. Beberapa keluarga mengatakan “


menganggap sakit jiwa akibat disambar kami sudah habis-habisan. Semuanya telah
atau dipengaruhi..... atau kerasukan setan, habis (Pr11).
dikuasai oleh jin atau roh dan sebagainya,
... itu yang saya ketahui dari pasien. Jadi Ada beberapa jenis pengobatan tradisonal
gangguan jiwa dikaitkan dengan setan, jin atau alternatif di masyarakat Indonesia.
atau mahluk halus (Pr2). Mulai dari “ orang pintar”, termasuk dukun,
pemimpin agama atau guru agama Islam
Kategori 2: Penyakit Dosa (kiyai atau ulama), paranormal, pendeta,
Orang orang juga masih berasumsi bahwa dan pengobatan tradisional Cina. Dalam
penyakit atau gangguan jiwa disebabkan praktek, orang pintar menggunakan herbal,
oleh dosa-dosa penderita sendiri atau dosa jampi, mantra, benda mati, komunikasi atau
keluarganya. Oleh karena itu, merupakan hal bimbingan rohani, dan doa sebagai bentuk
yang menjatuhkan martabat atau memalukan penyembuhan. Salah satu pasien bersikeras
bagi keluarga jika seseorang menderita tidak percaya pada dukun tapi ia tidak punya
gangguan jiwa. pilihan selain untuk menyetujui keinginan
Masyarakat kita berbeda beda. Juga, orang tuanya. Namun, setelah pengobatan
pendidikan mereka berbeda beda. Umumnya dengan dukun tersebut, ia menyatakan bahwa
mereka mengasumsikan bahwa penyakit ia tidak memiliki hasil yang positif, dia tidak
gangguan jiwa adalah akibat dari dosa. Apa sembuh.
namanya? Dosa.....akibat perilaku masa .... Mereka membawa saya ke dukun. Semua
lalu.... masa lalu pasien. Bisa juga masa lalu orang gila harus pergi ke dukun. Ya, saya
keluarganya, bisa ibu atau bapaknya atau juga pegi ke dukun .... ayah saya juga,
dosa kakek atau neneknya. Bisa juga karena demi kesembuhan saya. Ayah saya bingung,
keturunan ... pasti … karena penyakit akibat kehabisan akal. Kami pergi ke Bengkulu
dosa ini, mereka dianggap orang orang yang dan saya nginap di rumah keluarga saya.
berdosa (Pr6). Di dukun tersebut, ada ayam yang siap
dipotong. Voodoo seperti ini juga. Apapun
Kategori 3: Berobat ke tradisional dulu baru yang diminta oleh dukun, kami ikuti. Tapi
akhirnya ke rumah sakit jiwa setelah itu, tidak ada perubahan. Dukun itu
Menurut beberapa partisipan, umumnya dari sana … pakaiannya hitam-hitam dan
penderita gangguan jiwa awalnya dibawa dia jarang mandi. Ini benar benar terjadi…
ke orang orang pintar yang praktek terapi banyak jenis dukun-dukun tersebut. Beberapa
tradisional dan alternatif. Nampaknya memelihara tuyul dan mereka miskin-miskin.
pengobatan Tradisional dan alternatif ini Mereka (dukun) membuat orang kaya tapi
sering merupakan pilihan pertaman oleh rumah mereka gubuk-gubuk. Di tempat
pasien, keluarga dan masyarakat. Banyak dukun ini saya didoakan air. Seseorang telah
anggota keluarga mengingkari keluarganya mengirim santet kepada saya. Ada juga jeruk
menderita gangguan jiwa dan beranggapan dibuka..... dan katanya (dukun) seorang
bahwa penderita kerasukan setan. Oleh teman saya di sekolah ingin menguna-gunai
karena itu penderita dibawa ke orang orang saya...... Sebenarnya, saya tidak percaya tapi
pintar. karena kondisi saya, saya ingin benar-benar
Umumnya pasien pergi kemana-mana sembuh, olehnya itu saya ikuti saja. Setelah
mencari pengobatan alternatif karena mereka sampai di rumah dari Bengkulu, tidak ada
menganggap bahwa mereka kemasukan hasilnya. Seperti biasa, saya stres lagi (Ps10).
setan, jin dan mereka sakit dan stress karena
itu. Dengan demikian keluarga berpikir tidak Menurut pasien partisipan, paranormal
perlu ke rumah sakit jiwa. Mereka pergi merupakan salah satu pilihan pengobatan
ke dukun dulu, ke pastor dulu.... ke tempat alternatif untuk penderita. Nampaknya,
tempat ini dulu. Kemana mana dulu … ya, paranormal mengkhususkan diri dalam
umumnya, jika memungkinkan mereka tidak pengobatan yang umumnya pada masalah-
ke rumah sakit untuk tritmen dulu. Umumnya masalah spesifik pasien dengan pengobatan
mereka ke rumah sakit sebagai pilihan dengan doa. Pasien merasa bahwa

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 197


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

mengunjungi paranormal hanya membuat Ya, saya disana (tradisional dan alternatif)
pengobatan dengan profesi kesehatan selama satu setengah bulan. Disana, saya
kemudian menjadi lebih sulit. dimandikan di tengah malam. Dukun ingin
[Paranormal] iya di paranormal..... menggunakan ilmu sihir, [tidak jelas], ia
selanjutnya mereka ke tempat paranormal. memukuli saya. Saya dimandikan jam satu
Di tempat paranormal, orang sakit jiwa malam. Saya tidak tidur. Badan saya kocok
didoakan, diberi terapi mantra. Mereka kocok mirip dengan kambing. Saya ada di
(penderita) tidak sadar , pengobatan dan sana selama satu setengah bulan, namun
mantra. Banyak orang yang benar benar saya tidak sehat, saya tidak lebih baik (Ps2).
hilang ingatan. Setelah itu, dokter susah
menyembuhkan mereka.... (Ps7). Beberapa pasien dipaksa untuk makan
makanan yang aneh, seperti makan telur
Pengobatan tradisional Cina (Traditional mentah dan cabai, atau harus makan daun
Chinese Medicine), termasuk berbagai daunan. Tipe lain dari perlakuan tidak
bentuk pengobatan dengan herbal, akupuntur, manusiawi tapi populer yang dilakukan oleh
pijat dan terapi diet adalah salah satu pilihan dukun adalah pijat keras atau penyek-penyak
para penderita gangguan jiwa. Salah seorang yang dilakukan pada seluruh tubuh. Tujuan
pasien menggambarkan pengalamannya. dari pijat keras ini juga untuk melepaskan
Saya pernah di pengobatan tradisional setan dari tubuh pasien.
Cina juga. Seorang pengobat Cina disitu .... Saya diperlakukan seperti ini (memberi
namanya KKL. Saya minum pil Cina. Ya saya contoh) ...... kepala saya diperlakukan
pernah dari situ. Selanjutnya, orang Cina itu seperti ini [menunjukkan],... Wah ... panas
bilang wu wu wu wu wu untuk mengeluarkan ... panas, sangat panas. Kadang-kadang
setan, jin dan roh, energi negatif saya dukun tersebut melakukan kekerasan ... dia
sehingga saya memberinya uang sebagai menggebrak meja ... brukkkkk, seperti itu ...
pengobatan. Setan itu (tertawa)... jin itu... Kemudian, iblis atau setan dalam tubuh saya
(tidak jelas). Setan .... puoooooohhh pergi keluar,” katanya. Mereka [dukun] berpikir
jauh. Ya, itu benar benar nyata … seperti itu. bahwa ada setan dalam tubuh saya ... Ya,
Ketika saya teriak keras...... setan itu pergi, mereka melakukan begitu. saudara-saudara
seperti itu (Ps3). saya berpikir begitu juga.....(Ps3).
Kategori 4: Perilaku Kekerasan Kategori 5: Ketakutan dengan Pengobatan
Banyak penderita gangguan jiwa, keluarga Pasien sering merasa takut terkait dengan
dan anggota masyarakat di Indonesia yang tritmen dan pengobatan mereka, terutama
mencari bantuan dari pengobatan Tradisional abuse akibat dari pengobatan alternatif
dan alternatif mengalami kekerasan dari para atau obat-obatan tradisional. Satu pasien
terapis ini. Banyak yang terpaksa berhenti partisipan yang telah dibawa ke dukun
mengonsumsi obat mereka dan diharuskan mengalami ketakutan.
untuk minum obat yang diberikan oleh para Ya, ummm ya ... itu salah. Di N [kabupaten
penyembuh tersebut. di Jawa Timur], saya pernah disana, tiga
Oh iya ... jika pasien memiliki pengobatan bulan; hal itu menakutkan. Saya berada
pada orang-orang pintar, apa yang saya di daerah terpencil di Jawa, dan tempat
tahu dan saya lihat dengan pasien, biasanya itu sangat gelap. Saya berkewajiban untuk
mereka tidak diperbolehkan untuk mimum bertemu MA [dukun] ... saya dalam satu
obat ... Ya, mereka tidak diperbolehkan untuk ruangan. Saya takut sekali. MA (dukun) ada
minum obat-obatan medis. Mereka minum di sana. Dia adalah mantan penderita jiwa
air putih, zikir atau doa wirid .... (N6). juga. Dia mengatakan: “Ini adalah penyakit
gila, ini adalah psikopat, “ katanya. Aku
Pasien lainnya mengalami terapi dimana ingin lari, melarikan diri. Aku benar-benar
terapis alternatif melakukan abuse seperti takut melihat kapaknya. Saya sangat stres,
menenggelamkan, mencambuk, atau itu adalah pengobatan aneh (Ps 3).
dimandikan secara paksa.

198 Volume 3 Nomor 3 Desember 2015


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

Pembahasan di Indonesia menganggap kiyai memiliki


peringkat lebih tinggi dari ustadz karena
Pengobatan tradisional dan alternatif di kiyai yang menjalankan pesantren sendiri
Indonesia meliputi unsur-unsur asli budaya dan kadang memiliki kemampuan mistis
Melayu (proto-Malay) yang akhirnya (Lukens-Bull, 2005). Selain itu, pendeta
dipengaruhi oleh agama Hindu, Muslim, agama kristen juga adalah bentuk lain dari
beberapa aspek dari budaya Cina, dan Kristen orang pintar sebagai terapis di Indonesia.
dan semua ini merupakan gabungan dan Seorang pendeta memberikan dukungan
diserap oleh strata budaya Indonesia (Hawari, pastoral (spiritual) dan emosional untuk
2001 & Salan & Maretzki, 1983). Menurut tenaga pelayanan di sekolah-sekolah atau
Maramis (2007), terapi pelayanan kesehatan universitas, penjara dan pelayanan kesehatan
penderita gangguan jiwa di Indonesia belum (Hewson, 2012 & Norman, 2004). Pendeta
optimal. Kurang dari 1% dari total anggaran Kristen adalah bentuk ‘pelayanan pastoral’
kesehatan di Indonesia diarahkan layanan (Nelson, 1999).
kesehatan jiwa (terendah di Asia), dan Di Indonesia, banyak orang masih selalu
Indonesia adalah salah satu negara di dunia percaya pada hal-hal supranatural dan
yang memiliki rasio terendah psikiater per kerasukan seperti setan, hantu, roh dan
kapita (Irmansyah, 2010). Menurut Minas sihir sehingga penderita gangguan jiwa
dan Diatri (2008), kualitas pelayanan sering dibawa ke dukun. Beberapa teori
kesehatan jiwa di rumah sakit juga belum telah mencoba untuk menjelaskan akar
optimal dan ideal di Indonesia sehingga penyebab gangguan jiwa dan salah satu
keluarga cenderung membawa penderita ke teori ini berhubungan dengan kerasukan
dukun, pemimpin agama, atau yang terkait setan. Penduduk Kenya di benua Afrika
dengan jenis lain dari pengobatan tradisional banyak yang masih percaya gangguan jiwa
dan alternatif. Dalam konteks negara-negara berkaitan dengan kerasukan setan sehingga
berpenghasilan rendah dan menengah, membutuhkan pengobatan dukun atau para
proporsi cukup besar dari individu mencari imam (Musyimi, Mutiso, Nandoya, & Ndetei,
pelayanan kesehatan untuk gangguan 2016).
jiwa adalah berkonsultasi pada berbagai Beberapa budaya dan agama, termasuk
pengobatan alternatif seperti dukun dan ahli Islam, Kristen, Budha, Voodoo Haiti, dan
agama (Burns & Tomita, 2015). Hindu mempertahankan semacam keyakinan
Hasil penelitian membuktikan bahwa pada kemampuan setan atau roh untuk
salah satu tempat untuk pengobatan alternatif mengambil kendali daalam tubuh manusia.
penderita gangguan jiwa adalah di Pesantren Banyak orang Kristen juga percaya bahwa
atau Pondok Pesantren. Pesantren telah kerasukan setan berasal dari Iblis atau setan.
memainkan peran utama dalam memberikan Dalam banyak sistem kepercayaan Kristen,
penyembuhan atau pengobatan berdasarkan Setan dan iblis adalah malaikat yang jatuh
nilai-nilai Islam di pesantren. Pesantren yang atau ‘fallen angel’ (MacKenzie, 1999). Di
dipimpin oleh guru Islam atau pemimpin Jamaika, pasien juga terus menggunakan
agama yang dikenal sebagai ‘Kiyai’ atau penyembuh alternatif, di mana ritual
‘ulama’ (Nelson, 1999). “Pesantren adalah keagamaan di sekte Pantekosta melibatkan
istilah yang berasal dari akar kata santri iman penyembuh dengan doa kelompok dan
atau siswa pe-santri-an atau tempat santri” dengan metode tumpang tangan (James &
(Lukens-Bull, 2005). Dhofier (1980) Peltzer, 2012).
menyebutkan bahwa Indonesia mengacu Menurut Nuhriawangsa (2011), para
pada kyai sebagai ulama, yang merupakan pasien dan penderita gangguan jiwa dianggap
bentuk jamak dari ‘orang alim’ kata dari mistik yaitu suatu keadaan terkait kemasukan
bahasa Arab (orang yang berpengetahuan). setan. Cara pengobatan dijalankan dengan
“Seorang kyai memiliki posisi dan otoritas secara majik-mistik dengan maksud mengusir
karena orang akan mendengarkan apa yang setan dari dalam tubuh pasien tersebut yang
dia katakan itu” (Platvoet & van der Toorn, biasanya dikerjakan oleh dukun atau orang-
1995). Banyak warga yang beragama islam orang yang berkecimpung dalam soal-soal

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 199


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

kebatinan. Dukun dan pengobat tradisional air, pijatan keras atau dipaksa untuk makan
lain merupakan cara yang mudah dan tersedia makanan yang tidak diinginkan. Beberapa
bagi penduduk Indonesia yang menderita penderita dibiarkan sendiri di hutan, sehingga
gangguan jiwa di Indonesia (Depkes, 2006). banyak pasien merasa bahwa mereka
Dukun merupakan penyembuh tradisional, diperlakukan seperti binatang. WHO (2001)
media adat dan tradisi. Umumnya mereka menunjukkan bahwa banyak kali pasien
adalah para ahli sihir dan ahli ilmu hitam. diabaikan, terisolasi, atau diobati dengan
Seorang dukun diyakini dapat berkomunikasi ritual alternatif daripada dengan terapi obat
dengan roh-roh jahat dan roh baik hati. Juga, yang tepat. Orang dengan gangguan jiwa
paranormal juga dipilih sebagai penyembuh yang memiliki kemampuan dan sumber daya
terapi alternatif oleh pasien, keluarga dan yang kurang, sehingga mengalami mengalami
anggota masyarakat. kekejaman dan mereka sering dieksploitasi
Rabeyron & Watt (2010) menyatakan (Goffman, 1963). Banyak orang dengan
bahwa korelasi yang signifikan ditemukan gangguan jiwa di Indonesia yang mencari
antara pengalaman paranormal dengan bantuan dari terapis untuk pengobatan
mental, trauma psikologis dan peristiwa tradisional dan alternatif ini diperlakukan
kehidupan yang negatif. Hasil keseluruhan secara kasar atau mereka mengalami perilaku
yang tidak signifikan untuk tugas psi dan kekerasan oleh terapis mereka. Hal ini telah
tidak ada hubungan yang signifikan yang mengakibatkan ketakutan dan pengalaman
ditemukan antara variabel psikologis dan traumatis yang dirasakan oleh para penderita
hasil psi terkait paranormal. Temuan ini gangguan jiwa yang telah berobat ke terapi
menunjukkan bahwa batas mental tidak tradisional dan alternatif (Subu, 2015).
berhubungan dengan pengalaman paranormal
dan bahwa pengalaman paranormal terjadi
terutama sering setelah peristiwa kehidupan Simpulan
yang negatif. Namun demikian, sangat sedikit
literatur terbaru membahas khusus tentang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
prevalensi dari keyakinan terkait paranormal pengobatan tradisional dan alternatif
atau interpretasi kejiwaan dari pengalaman memainkan peran penting dalam sistim
subjektif paranormal (Dein, 2012). Tidak kesehatan Indonesia untuk memenuhi
ada hasil eksperimen penelitian yang kebutuhan tentang pengobatan kesehatan jiwa.
mendapatkan penerimaan secara luas dalam Pengobatan ini adalah pilihan pertama pasien
komunitas ilmiah terkait bukti yang valid jiwa dan keluarga mereka. Sebuah penelitian
dari terapi paranormal (Oling-Smee, 2007). lain di Indonesia menunjukkan bahwa
Banyak orang yang menderita gangguan kebanyakan pasien jiwa telah menggunakan
jiwa dan keluarga mereka juga menggunakan metode penyembuh tradisional dan alternatif
pengobatan tradisional Cina (Traditional sebelum pergi ke fasilitas kesehatan (Hawari,
Chinese Medicine atau TCM) sebagai piliha. 2001). Hasil penelitian ini juga menunjukkan
Pengobatan ini digunakan secara luas di beberapa jenis pengobatan tradisional dan
Cina dan di negara-negara Barat. Praktek alternatif atau ‘orang pintar’, yang ada
TCM dalam masyarakat Indonesia termasuk di masyarakat Indonesia termasuk ulama
berbagai bentuk jamu, akupunktur, pijat, dan atau guru agama Islam (Kyai atau ulama),
terapi diet (Shang, Huwiler, Nartey, Jüni, & paranormal, pendeta, pengobatan Cina dan
Egger, 2007: Subu, 2015). Namun demikian, dukun. Hasil penelitian memberikan bahan
efektivitas obat herbal Cina masih kurang dan informasi yang berguna untuk penelitian
diteliti dan didokumentasikan di Indonesia. yang akan datang tentang penderita gangguan
Penelitian ini juga membuktikan bahwa jiwa dan kaitannya dengan pemanfaatan
pengobatan tradisional dan alternatif terapi tradisional dan alternatif di Indonesia.
seringkali bisa brutal atau dengan perilaku Penelitian lanjut diperlukan untuk melihat
kekerasan terhadap penderita gangguan jiwa. efektifitas terapi tradisional dan alternatif
Beberapa pasien telah mengalami kekerasan ini karena metode terapi ini masih kurang
fisik dalam bentuk diceburkan kedalam diteliti dan didokumentasikan di Indonesia.

200 Volume 3 Nomor 3 Desember 2015


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

Selain itu, penelitian ini belum terfokus Publications.


pada gangguan jiwa dan pemanfaatan terapi
alternatif dari perspektif keluarga, masyarakat Dein, S. (2012). Mental Health and the
dan pemerintah. Penelitian diperlukan untuk Paranormal. International Journal of
melihat bagaimana perpektif keluarga sebagai Transpersonal Studies, 31(1), 61–74.
partisipan dalam kaitannya dengan terapi
tradisional dan alternatif terkait penderita Departemen Kesehatan Republik Indonesia
gangguan jiwa. Penelitian lebih lanjut juga (2006). Final Report. Development of
perlu dilakukan untuk memahami sikap National Policy and Strategy for Mental
masyarakat dan staf lembaga pemerintahan Hospital. Direktorat Kesehatan Jiwa.
sebagai partisipan penelitian terkait dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
pengobatan tradisional dan alternatif ini dari
perspektif mereka. Penelitian juga diperlukan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
untuk memahami perspektif terapis tradisional (2013). Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas
dan alternatif dalam rangka meningkatkan 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengetahuan mereka dan langkah-langkah Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
tritmen tanpa kekerasan pada penderita
gangguan jiwa. Pemanfaatan lokasi penelitian Dhofier, Z. (1980). The Pesantren Tradition:
pada institusi kesehatan jiwa lain atau lokasi A Study of the Role of the Kyai in the
lain di masyarakat yang berbeda mungkin Maintenance of the Traditional Ideology of
akan dapat mendapatkan data dan hasil yang Islam in Java. Program for Southeast Asian
kemungkinan berbeda. Akhirnya, penelitian Studies Monograph Series.Tempe, AZ:
dengan pendekatan kuantitatif diperlukan Arizona State University.
untuk dapat menggeneralisasi hasil penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Gqaleni, N., Moodley, I., Kruger, H., Ntuli,
pemanfaaatan terapi tradisional dan alternatif A., & McLeod, H. (2007). Traditional and
oleh penderita gangguan jiwa di Indonesia. Complementary Medicine. South Africa
Health Review, 12, 175–188.

Daftar Pustaka Goffman, E. (1963). Stigma: Notes on the


Management of Spoiled Identity. New Jersey:
American Psychiatric Association (2013). Prentice-Hall; Englewood Cliffs.
Diagnostic and Statistical Manual on
Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V). Gureje, O; Nortje, G., Makanjuola, V.,
Washington, DC: American Psychiatric Oladeji, B., Soraya Seedat, S., & Rachel
Press. Jenkins (2015). The role of global traditional
and complementary systems of medicine
African Union. (2007). African Health in treating jiwa health problems. Lancet
Strategy 2007-2015: Third Session of the Psychiatry, 2(2), 168–177.
African Union Conference of Ministers of
Health. Johannesburg South Africa: African Harpham, T., Reichenheim, M., Oser, R.,
Union. Thomas, E., Hamid, N., Jaswal, S., Ludermir,
A., & Aidoo, M. (2003). Measuring health
Burns, J.K, & Tomita, A.( 2015). Traditional in cost effective manner. Health Policy and
and religious healers in the pathway to care Planning, 18(3), 344. doi: 10.1093/heapol/
for people with jiwa disorders in Africa: a czg041.
systematic review and meta-analysis. Social
Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistik
50(6), 867–77. Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta
Indonesia: Gaya Baru.
Charmaz, K. (2006). Constructing
Grounded Theory. A Practical Guide Heath, H., & Cowley, S. (2004). ‘Developing
Through Qualitative Analysis. London: Sage a Grounded Theory Approach: A Comparison

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 201


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

of Glaser and Strauss. International Journal -Negotiating Identity and Modernity in


of Nursing Studies, 41(2), 141–150. Muslim Java. Palgrave Macmillan.

Hewson, C. (2012). Multifaith Spaces: MacKenzie, N.V. (1999). An Exorcist tells


Management. University of Manchester. his Story by Fr. Gabriele Amorth (versi
Diunduh dari: http://www.multi-faith-spaces. terjemahan). San Francisco: Ignatius Press.
org.
Maramis, W.E. (2007). Ilmu kedokteran
Hirokoshi, H. (1980). Asrama: An Islamic jiwa. Surabaya Indonesia: Airlangga Press.
Psychiatric Institution in West Java. Social
Science and Medicine, 14B, 157-165. Minas, H & Diatri, H. (2008). Pasung:
doi:10.1016/0160-7987(80)90005-8. Physical restraint and confinement of the
mentally ill in the community. International
Irmansyah (2010). Kesehatan Jiwa di Journal of Mental Health Systems, 2(8).
Indonesia. Bina Kesehatan Jiwa Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta. Nelson, G. (1999). Pastoral reflection. In
Solari-Twadell, P.A. and Mc Dermot, M.A.
James, C.C, & Peltzer, K. (2012). Traditional (Eds), Parish Nursing: Promoting whole
and alternative therapy for mental illness person health within faith communities
in Jamaica: patients’ conceptions and (pp. 161-167). Thousand Oaks, CA: Sage
practitioners’ attitudes. African Journal of Publications.
Traditional and Complement Alternative
Medicine, 9(1), 94–104. Norman, J. (2004). At The Heart of
Education: School Chaplaincy and Pastoral
Jorm, F.A. (2000). Mental health literacy. Care. Dublin: Veritas.
Public knowledge and beliefs about mental
disorders. British Journal of Psychiatry, 177, Nuhriawangsa, I. (2011). Pengobatan praktis
296–401. terhadap pasien gangguan iiwa. Diambil dari:
http://nuhriawangsa.blogspot.co.id/2011/08/
Kapungwe, A., Cooper, S., Mwanza, J., pengobatan-praktis-terhadap-pasien.html.
Mwape, Sikwese, L.A., Kakuma, Lund,
R.C., & Flisher, A.J. (2010). Mental illness - Musyimi, C.W., Mutiso, V.N., Nandoya,
stigma and discrimination in Zambia. African E.S., & Ndetei, D. M. (2016). Forming a joint
Journal of Psychiatry, 13, 192–203. dialogue among faith healers, traditional
healers and formal health workers in jiwa
Keliat, B.A. (2013). Kontribusi Keperawatan health in a Kenyan setting: towards common
Kesehatan Jiwa dalam Meningkatkan grounds. Journal of Ethnobiology and
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Ethnomedicine; 12(1), 4.
Pidato Pengukuhan Profesor Universitas
Indonesia. Depok Jawa Barat: Universitas Oling-Smee, L. (2007). The Lab that Asked
Indonesia (UI). the Wrong Questions. Nature, 446 (7131),
10–11. doi:10.1038/446010a.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(2003). Keputusan Menteri Kesehatan Paille, P. (1994). L’analyse Par Théorisation
Republik Indonesia nomor 1076/Menkes/ Ancrée, Cahiers de Recherche Sociologique,
SK/VII/2003 Tentang Penyelenggaraan 23,147–181.
Pengobatan Tradisional. Jakarta: Ministry of
Health of Indonesia. Platvoet, J. & van der Toorn, K. (1995).
Pluralism and Identity: Studies in Ritual
Lincoln, Y. & Guba, E. (1985). Naturalistic Behaviour. Leiden: Brill Academic.
inquiry. Newbury Park, CA: Sage.
Rabeyron, T, & Watt, C. (2010). Paranormal
Lukens-Bull, R. (2005). A Peaceful Jihad experiences, mental health and mental

202 Volume 3 Nomor 3 Desember 2015


Muhammad Arsyad Subu: Pemanfaatan Terapi Tradisional dan Alternatif

boundaries, and psi. Personality and Subu, M.A. (2015). Persistent Taboo:
Individual Differences, 48(4), 487–492. Understanding Mental Illness and Stigma
among Indonesian Adults Through Grounded
Russinova, Z., Wewiorski, N.J., and Cash, Theory. Doctoral dissertastion School of
D. (2002). Use of Alternative Health Care Nursing University of Ottawa Canada.
Practices by Persons with Serious Mental
Illness: Perceived Benefits. American Journal Unutzer, J., Klap, R., Sturm, R., Young, A. S.,
of Public Health, 92(10), 1600–1603. Marmon, T., Shatkin, J., dkk. (2000). Mental
disorders and the use of alternative medicine:
Salan, R. & Maretzki, T. (1983). Mental- Results from a national survey. American
Health-Services and Traditional Healing in Journal of Psychiatry, 157(11), 1851–1857.
Indonesia-are the Roles Compatible. Culture
Medicine and Psychiatry, 7(4), 377–412. World Health Organization (2001). The
World Health Report 2001 - Mental Health:
Shang, A., Huwiler, K., Nartey, L., Jüni, P., New Understanding, New Hope. Geneva:
& Egger, M. (2007). Placebo-Controlled World Health Organization.
Trials of Chinese Herbal Medicine and
Conventional Medicine Comparative Study. World Health Organization (2013). Mental
International Journal of Epidemiology, 36 Health Action Plan 2013–2020. Geneva,
(5), 1086–1092. Switzerland: World Health Organization.

Volume 3 Nomor 3 Desember 2015 203

Anda mungkin juga menyukai