Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang
harus dipenuhi oleh negara. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 93 dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan mulut
dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,pencegahan penyakit
gigi,pengobatan penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan
secara terpadu,terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi
masyarakat,usaha kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang aman,bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan kesehatan
mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Puskesmas juga merupakan unit pelaksanateknis Dinas
Kesehatan Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.Pelayanan
kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan kesehatan umum,tetapi juga
mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut..Dengan adanya pelayanan
gigi dan mulut diharapkan masyarakat memiliki perilaku sehat,memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya,khususnya
derajat kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman layanan Kesehatan gigi dan mulut ini adalah untuk menjadi
acuan bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Sayung I Kabupaten Demak, baik dalam gedung maupun luar gedung

C. Sasaran
Sasaran Pedoman layanan Kesehatan gigi dan mulut ini adalah untuk petugas
pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu dokter gigi dan perawat
gigi.
Dengan pedoman ini diharapkan pelayanan gigi dan mulut sesuai standar
pelayanan yang ditetapkan, yaitu jumlah kunjungan pasien di puskesmas

1
dalam setahun menimal 4 % dari jumlah penduduk dan tingkat kepuasan
pelanggan minimal 80 %.

D. RuangLingkup
Lingkup pedoman pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah:
1. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi puskesmas. Baik pasien
umum, anak sekolah dan ibu hamil
2. Penyuluhan bagi masyarakat baik di dalam maupun luar gedung

E. Batasan Operasional
1. Poli Gigi
Poli Gigi adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas penanganan
dan perawatan kesehatan gigi dan mulut serta seleksi terhadap pasien. Poli
Gigi merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas
Sayung I yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar,
seperti pemeriksaan gigi dan mulut, konsultasi gigi dan mulut, premedikasi,
pencabutan gigi anak-anak, pencabutan gigi dewasa, penambalan dengan
glass ionomer, pembersihan karang gigi, perawatan pulpa capping.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan
pribadi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.

2. Standar Pelayanan Poli Gigi


Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
pelayanan gigi dan mulut.

3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada Poli Gigi terdiri dari dokter gigi dan perawat gigi.

4. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan

2
pasien untuk kebutuhan pemeriksaan gigi dan mulut. Ruangan harus
mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh
sinar matahari/cahaya dalam jumlah cukup.

6. Peralatan Poli Gigi dan Mulut


Poli Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang
diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak
digunakan secara rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja
rutin,peralatan harus diperhatikan menunjukkan kemampuan atau
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi
yang sesuai untuk pemeriksaan yang berhubungan.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat berjalan dengan baik bila
didukung oleh tenaga dokter gigi dan tenaga perawat gigi.

A. Kualifikasi Sumber daya manusia


Penanggung jawab pelayanan kesehatan gigi adalah seorang dokter gigi
yang bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas
Uraian tugas Penanggung jawab Poli Gigi:
1. Mengkoordinir kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
2. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Pelayanan kesehatan Gigi dan mulut
3. Memastikan kegiatan di Poli Gigi , UKGS maupun penyuluhan berjalan
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan
4. Memberikan usulan program kerja dan anggaran kegiatan.
5. Mengembangkan kemampuan SDM unit Poli Gigi sehingga berperan
aktif terwujudnya pelayanan Poli Gigi dan mulut yang unggul
2. Perawat Gigi
Uraian tugas perawat gigi :
1. Menyiapkan ruangan Poli Gigi sebelum dan sesudah pelayanan
2. Membantu dokter gigi dalam memberikan pelayanan di poli gigi.
3. Melakukan tindakan sesuai kompetensinya sesuai SOP yang ada
4. Meregister pasien yang masuk ke Poli Gigi
5. Membuat laporan bulanan secara berkala
6. Melakukan penyuluhan pada masyarakat

B. Distribusi Ketenagaan

No Jabatan PNS S1 D4
1 Dokter Gigi 1
2 Perawat Gigi 1

C. Jadwal pelayanan
Jadwal pelayanan di Poli Gigi
Senin –Kamis : 07.30 – 14.00

4
Jumat : 07.30 - 11.00
Sabtu : 07.30 – 12.30
Jadwal Penyuluhan :
- UKGS : Pemeriksaan berkala : Januari-Februari
Penjaringna kesehatan siswa : Juli-Agustus
- Penyuluhan dalam gedung : 1 bulan sekali
- Penyuluahan luar gedung : menyesuaikan jadwal UKGS dan Posyandu.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Poli Gigi Puskesmas Sayung I Kabupaten Demak

Keterangan :
= meja dokter/perawat = kursi pasien
= dental unit = almari alat
= kursi dokter / perawat
= pintu masuk =kompresor
= wastafel
= lemari besi

6
B. Standart fasilitas
1. Pelayanan di Poli Gigi Puskesmas
Poli Gigi Puskesmas Sayung I memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari
 1 dental unit
 2 unit meja administrasi sekaligus meja melayani konsultasi
pasien,mengisi rekam medis dan administrasi lainnya
 2 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi duduk drg
 1 unit kursi untuk perawat gigi
 1 buah jam dinding
 1 unit kaca tempel dinding
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 2 lampu bolam
 1 unit wastafel
 1 unit pengharum ruangan
 1 unit etalase alat
 1 unit almari besi
 1 unit almari kaca
 1 unit komputer
 1 unit kompresor
 1 unit scaler ultrasonic
 1 light curing unit
 Diagnostic set gigi
 Set Alat pencabutan gigi permanen
 Set Alat pencabutan gigi susu
 Set alat konservasi gigi

7
2. Pelayanan UKGS di sekolah
 Diagnostik set
 Model gigi
 ATK
3. Penyuluhan pada masyarakat
 Alat bantu penyuluhan
 LCD
 Laptop
 ATK

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup pekerjaan
1. Pelayanan di Poli Gigi
a. Pelayanan gigi dan mulut di puskesmas Sayung I di Poli Gigi
meliputi
b. Konseling masalah kesehatan gigi dan mulut
c. Pemeriksaan dan pengobatan penyakit gigi dan mulut
d. Pencabutan gigi susu
e. Pencabutan gigi permanen
f. Penumpatan sementara gigi
g. Penumpatan tetap gigi
h. Pembersihan karang gigi

8
2. Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan di dalam gedung yaitu penyuluhan pada
pasien yang dating di puskesmas Sayung I maupun luar gedung yang
meliputi penyuluhan di sekolah, posyandu maupun kegiatan
masyarakat lainnya,

B. Metode
1. Konseling masalah kesehatan gigi dan mulut
Konseling yang dimaksud disini adalah bantuan oelh tenaga
medis atau perawat medis untuk memberikan pengetahuan pada
pasien tentang kondisi kesehatan dan cara mengatasi
permasalahan kesehtan yang dilakukan dengan tatap muka.
Konsultasi ini dapat diberikan selama proses pelayanan ,sebelum
selama atau sesudah tindakan.
Konseling bisa diberikan pada pasien yang bersangkutan maupun
keluarga yang mengantar.

d. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan untuk masalah kesehatan gigi dan mulut
dilakukan didalam maupun di luar gedung dengan metode Tanya
jawab dan diskusi. Untuk kegiatan penyuluhan di sekolah
dilakukan koordinasi dan pemberitahuan terlebih dahulu terhadap
sekolah yang dituju.

e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi dan mulut


Kegiatan pelayanan ini dilakukan di poli gigi

Persiapan Pelayanan
Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan
ruangan, alat, obat dan bahan habis pakai untuk menjamin
kelancaran pelayanan di Poli Gigi.
9
Saat Pelayanan
1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan kartu status yang telah masuk
2. Petugas mempersilahkan pasien duduk di kursi gigi
3. Petugas melakukan pemeriksaan Anamnesa : keluhan utama, riwayat
penyakit .
4. Petugas melakukan pemeriksaan Klinis Intra oral dan Ektra oral,
diutamakan memeriksa gigi yang menjadi keluhan utama
5. Petugas meminta pemeriksaan penunjang bila perlu
6. Petugas menegakkan diagnose
7. Petugas merujuk pasien bila perlu
8. Petugas melakukan pengobatan
9. Petugas melakukan tindakan sesuai kebutuhan, bila perlu
10. Petugas memberikan resep obat bila perlu.
11. Petugas meminta pasien untuk kontrol bila perlu.
12. Petugas mempersilakan pasien untuk pulang
13. Petugas mendokumentasikan kegiatan di kartu status dan buku register
pasien.

Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di Poli
Gigi dan mulut
 Petugas mengembalikan catatan medis/ Famili Folter ke bagian
pendaftaran
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain
yang menjadi tugasnya

10
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik untuk kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut lebih
banyak untuk kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan di Poli Gigi
meliputi bahan medis habis pakai yang ada di instalasi farmasi Puskesmas
Sayung I Demak
I) Alur permintaan bahan medis dan non medis

Penanggung Bag. pengadaan


jawab poli Gilut Pengadaan logistik farmasi
mengajukan barang
permintaan
BMHP
Poli gilut

2).Perencanaan
Pengadaan bahan medis di Poli Gigi harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut
a. Tingkat persediaan di Poli Gigi maupun gudang obat Puskesmas ada
dan tidaknya stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya,untuk
memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun,melalui kartu stok yang ada
3).Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang,
segera mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku
permintaan barang

11
4).Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan Poli Gigi penyimpanan ada di gudang
obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di Poli Gigi .
5)Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Poli Gigi adalah suatu sistem


dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan
berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program
keselamatan pasien di Puskesmas Sayung I , salah satunya di Poli Gigi perlu
dilakukan,untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan terutama didalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang
jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A.Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


 Terciptanya budaya keselamatan pasien di Poli Gigi
 Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Poli Gigi didalam mengambil
keputusan terhadap keselamatan pasien.
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Poli Gigi
 Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
 Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah
di Poli Gigi.

13
C. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang
baik bagi Poli Gigi
2. Agar seluruh personil Poli Gigi memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Poli Gigi dan pasien
terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Poli Gigi

Solusi Keselamatan Pasien di Poli Gigi


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Perhatikan nomenklatur gigi.
4. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
5. Pastikan tindakan yang benar pada gigi yang benar
6. Pastikan akurasi pemberian obat, baik obat anestesi maupun obat oral.
7. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
8. Penggunaan APD
9. Gunakan alat injeksi sekali pakai
10. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A.Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Poli Gigi dan mulut merupakan
bagian dari pengelolaan Poli Gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu memenuhi salah satu kriteria standar pelayanan kedokteran gigi di
Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli Gigi harus dapat
memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya
mempunyai pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di Poli Gigi (K3) kebijakan
pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja, standard pelayanan
K3 di Poli Gigi,standard sarana,program K3 di Poli Gigi, pengelolaan Jasa dan
Barang berbahaya bagi manusia K3 di Poli Gigi, pembina pengawasan,
pencatatan, dan pengawasan.
Poli Gigi Puskesmas Sayung I merupakan salah satu unit pelayanan
yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter gigi, perawat
gigi, pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta masyarakat sekitar.
a. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Poli Gigi
Setiap petugas unit Poli Gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan
kesehatan kerja seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang –
undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan
kerja dan memberikan bantuan kepada pekerja di Poli Gigi dalam
menyesuaikan diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjaannya.
Maka diperlukan antara lain :

15
b. Informasi umum tentang Poli Gigi dan fasilitas atau sarana yang terkait
dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.
d. SOP Kerja, SOP Peralatan, SOP Penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai
kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan
fisik petugas.

B.Penanganan bahan berbahaya dan beracun di Poli Gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
cara menggunakan, dll) B3, setiap petugas di Poli Gigi mengetahui betul jenis
dan bahan serta penanganan dengan melihat SOP yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pada kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan di ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Penempatan tabung kompresor berada di luar ruangan Poli Gigi bila
memungkinkan karena untuk menghindari kebocoran gas dan kebisingan
suara.

16
3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda
sesuai dengan potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SOP
untuk menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

17
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di Poli Gigi dan mulut Puskesmas Sayung
dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan
bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A.Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3
variabel,yaitu:

18
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan,seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan,
teknologi, organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu
memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen(pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari
konsumen tsb.

B.Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Sayung I secara efektif dan efisien
agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan
yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan
kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil
sesuai dengan target mutu Poli Gigi, serta kepuasan pelanggan dapat selalu
ditingkatkan.
Pemantapan mutu di Poli Gigi Puskesmas Sayung I melalui tahap pre
analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan, menerima
pasien. Tahap analitik meliputi kegiatan pemeriksaan odontogram, anamnesis,
pemeriksaan keluhan utama, tindakan. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan
pencatatan hasil pemeriksaan.

19
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Gigi dan mulut yang sudah disusun


bersama,sebaiknya menjadi dasar setiap SDM di Poli Gigi khususnya, dan
SDM Puskesmas Sayung I dalam menjalankan organisasi demi tercapainya
kinerja yang optimal. Pedoman ini bertujuan pada akhirnya untuk kepuasan
pelanggan, baik internal maupun eksternal. Seiring perjalanan waktu,sesuai
perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini akan direvisi
apabila diperlukan.

20
F. Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum
yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pengobatan Dasar puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

21

Anda mungkin juga menyukai