Anda di halaman 1dari 11

Anggota Kelompok :

Achmad Fahmi H. 150534603227

Bintang Wahyu U. 170534629054

JOBSHEET
Dasar dan Pengukuran Listrik
SMK Negeri 1 Singosari Nama Kelompok :
RANGKAIAN SERI,
Teknik Ketenagalistrikan 1. .............................................
RANGKAIAN
Kelas/Smt : X / 1 2. .............................................
PARALLEL DAN
Tahun Ajaran : 2018/2019 3. .............................................
RANGKAIAN SERI
Mapel : Dasar Pengukuran Listrik Kelas : .....................
PARALLEL
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit Guru pengampu : .....................

A. TUJUAN

Setelah selesai praktikum siswa dapat :

1. Menganalisis elemen pasif (resistor) dalam rangkaian listrik arus searah.


2. Menerapkan hukum Ohm dan hukum kirchoff 1 dalam rangkaian listrik arus searah
3. Mengukur tegangan dan arus pada rangkaian pararel, seri ataupun kombinasi.
4. Menganalisis tegangan, arus, dan hambatan secara matematis pada rangkaian pararel, seri
ataupun kombinasi.

B. DASAR TEORI

Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak


membutuhkan suber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif pada umumnya
digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan, tank circuit dan filter pasif. Komponen
elektronika yang digolongkan sebagai komponen pasif diantarnya adalah resistor, kapasitor,
induktor,saklar dan diode. Berikut adalah definisi dan fungsi secara umum dari komponen pasif

1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat/pembatas arus
listrik. Berikut adalah simbol dan salah satu bentuk fisik resistor.

Gambar 1. Ilustrasi resistor dan simbolnya (zonaelektro.net)

Dalam aplikasinya resistor dapat dirangkai secara seri dan paralel, pada rangkaian seri maka
resistor dapat difungsikan sebagai pembagi tegangan dengan karakteristik nilai resistor akan
bertambah sesuai dengan nilai resistor yang dihubung seri tersebut. Kemudian resistor pada
konfigurasi paralel resistor berfungsi sebagai pembagi arus dan memiliki karakteristik nilai resistansi
menjadi lebih rendah berbanding terbalik dengan jumlah dan nilai resistansi resistor yang diparalel.
Gambar 2. Pembacaan resistor 4 gelang, 5 gelang dan 6 gelang warna (http://elektronika-dasar.web.id/)

Contoh pembacaan resistor 4 gelang


Cincin 1 : hijau =5
Cincin 2 : merah = 2
Cincin 3 : kuning = 104
Cincin 4 : putih = 10%
Jadi pembacaannya 520kΩ ± 10%

2. Hukum Ohm
Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan (1) seperti
dibawah ini :

V = I x R..............................................................................................................(1)

Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
3. Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus
dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan Hukum Arus
Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah sebagai berikut :

“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan
arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”

Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus dan rangkaian
sederhana dibawah ini :

Gambar 3. Skema hukum kirchoff (Sumber : http://teknikelektronika.com/)

Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :

I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6...........................................................................................(2)

4. Pembacaan Alat Ukur


a. Bagian-bagian Multimeter Analog

Gambar 4. Bagian –bagian multimeter analog (http://kusumandarutp.blogspot.com)


Cara membaca multimeter analog :
1) Misalkan posisi jarum pada skala yang tertera pada Gambar 5.
2) Jika skala terletak pada 5V, maka skala penuh multimeter adalah 5V. Pilih skala yang diamati
untuk mempermudah perhitungan. Diantara ketiga skala di atas (0-10, 0-50, dan 0-250), skala 0-
50 dipakai sehingga perhitungan skala yang dilihat adalah adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Skala multimeter analog (Sumber : http://elektronika-elektronika.blogspot.com)

Skala terbaca
Ukuran = x Skala selektor
Skala yang dipilih

5. Menyusun rangkaian
a. Rangkaian Seri
Persamaan hambatan pengganti rangkaian seri dapat dicari dari persamaan awal, di mana
kuat arus listrik pada tiap tiap hambaran adalah sama, sedangkan beda potensial di tiap tiap hambatan
bernilai berbeda.

Gambar 6. Rangkaian seri resistor (Sumber : https://belajarlagiyok.blogspot.co.id)

Gambar 4. Menunjukkan tiga buah resistor yang dihubung seri. Setiap resistor dialiri arus yang
sama.
It = I1 = I2 = In .................................................................................................(3)

Resistansi Total :
R t = R1 + R 2 + ⋯ + R n .....................................................................................(4)

Resistansi total dari beberapa resistor yang dihubung seri sama dengan jumlah resistansi
seluruh resistor, R t = ∑ R . Tegangan pada masing-masing resistor dihitung dengan arus dikali dengan
resistansi masing-masing resistor.
VR1 = I. R1 ; VR2 = I. R 2 ; VRn = I. R n
Tegangan Total :
VRt = VR1 + VR2 + ⋯ + VRn
= I. R1 + I. R 2 + ⋯ + I. R n
= I (R1 + R 2 + ⋯ + R n
VRt = I. R t ..............................................................................................................(5)

Keterangan :
It = Arus (A)
Rt = Resistansi (Ohm)
Vt = Tegangan (V)
Rn = Banyaknya resistor yang ada pada rangkaian
In = Banyaknya arus yang mengalir dalam rangkaian

b. Rangkaian Parallel
Persamaan hambatan pengganti paralel dapat dicari dari persamaan awal, di mana beda
potensial di masing masing komponen adalah sama satu sama lain, sedangkan kuat arus yang masuk
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus di masing masing komponen. Untuk melihat
persamaan hambatan pengganti parallel.

Gambar 7. Rangkaian paralel (Sumber : https://m-edukasi.kemdikbud.go.id)

Hambatan total tahanan paralel adalah merupakan perkalian dari tiap-tiap tahanan dibagi
dengan jumlah tahanan.
1 1 1 1
= + + ⋯+
Rt R1 R2 R3
1 R2 R3 + R1 R3 +R1 R2
=
Rt R1 R2 R3
R1 R2 R3
Rt = ..................................................................................(6)
R1 R2 + R2 R3 +R1 R3

Hukum Kirchhoff I (rangkaian Paralel) menyatakan : Bahwa besarnya arus yang meninggalkan suatu
titik percabangan dalam suatu rangkian adalah sama dengan arus yang menuju titik percabangan
tersebut.
V V V
It = ; ;
R1 R 2 R n
It = I1 + I2 + ⋯ + In ........................................................................................(7)

Tegangan yang melintas di semua resistor paralel adalah sama besar.


V = VR1 = VR2 = VRn ........................................................................................(8)

Khusus dua buah resistor yang dihubung paralel (lihat gambar 5) resistansi ekivalennya dppat dihitung
menggunakan persamaan (9)
R1 ∗ R2
Rt = .....................................................................................................(9)
R1 + R2

c. Rangkaian Seri-Parallel
Rangkaian hambatan campuran seri-paralel terdiri dari dua jenis rangkaian, yaitu
rangkaian hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel. Persamaannnya tidak lain adalah
persamaan yang berlaku dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel.

Gambar 8. Rangkaian seri-paralel (Sumber : http://idschool.net)

Gambar 9. Rangkaian seri-paralel beserta persamaan matematis nya(Sumber :


https://gotongroyong45.blogspot.co.id)

6. Cara Menghubungkan Multimeter dengan Alat yang Diukur


a. Mengukur Tahanan

Gambar 10. Pengukuran resistor dengan multimeter (Sumber : http://abi-blog.com)


Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1) Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2) Kalibrasi dengan menghubungkan probe (+) dan probe (-). Kemudian memutar selektor sampai
jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
3) Setelah itu hubungkan probe (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula probe (-) pada kaki
yang lain.
4) Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak dan tak
kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak
berarti resistor rusak.
5) Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak nilai komponen
resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan pengukuran melalui multimeter.

b. Mengukur Tegangan
1) Atur selector pada multimeter agar berada pada posisi Volt Meter dengan skala yang benar.
Pengaturan skala yang salah pada multimeter analog dapat merusak alat ukur tersebut karena
jarum penunjuk akan bergerak terlalu cepat.
2) Ukur tegangan di R2 dimana probe (+) ditempelkan pada kaki R2 yang paling dekat dengan
tegangan sumber positif dan probe (-) harus diletakan pada kaki R2 yang paling dekat dengat
sumber tegangan negatif. Jika menggunakan multimeter analog, kondisi ini jangan sampai
terbalik karena dapat mengakibatkan kerusakan pada alat ukur.
3) Lihat hasil pengukuran yang ditunjukan oleh jarum penunjuk
4) Catat hasilnya dan bandingkan dengan hasil perhitungan.

Gambar 11. Pengukuran tegangan pada multimeter (Sumber : https://7infomedia.blogspot.co.id)

c. Mengukur Arus
1) Putuskan jalur penghubung rangkaian seperti pada gambar 7 atau di antara R1 dan R2
2) Siapkan alat ukur analog atau digital (khusus alat ukur analog, penempatan probe (+) dan probe
(-) tidak boleh terbalik)
3) Atur selector multimeter agar berada pada posisi Ampere Meter dengan skala yang benar
(pengaturan skala yang terlalu kecil pada multimeter analog dapat merusak alat ukur tersebut
karena melewati batas maksimal/ range yang diperbolehkan)
4) Letakan probe (+) pada salah satu hubungan yang diputus tadi yang paling dekat dengan
sumber tegangan positif dan probe (-) diletakan pada sisi yang lainnnya (perhatikan gambar dan
jangan sampai terbalik)
5) Lihat hasil pengukuran
6) Catat hasil pengukuran arus dan bandingkan dengan hasil perhitungan
Gambar 12. Pengukuran arus pada multimeter (Sumber : https://7infomedia.blogspot.co.id)

C. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Alat
a. Project Board 1 Buah
b. AVO meter Analog 1 Buah
c. Power Supply 1 Buah
2. Bahan
a. Resistor
 300 Ohm 1 Buah
 390 Ohm 1 Buah
 560 Ohm 1 Buah
b. Kabel Jumper Secukupnya

D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Periksalah terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan !


2. Berdo’alah sebelum memulai praktikum.
3. Gunakan wearpack.
4. Pastikan meja dalam keadaan yang terkondisi.
5. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.
6. Pastikan ketika praktikum tangan dalam keadaan kering.
7. Baca dan pahami petunjuk praktikum pada lembar kegiatan praktikum.
8. Sebelum catu daya dihidupkan hubungi Dosen atau Asisten pendamping, untuk mengecek
kembali kebenaran rangkaian.
9. Hati-hati menggunakan peralatan praktikum!

E. PROSEDUR / LANGKAH KERJA

1. Kalibrasi dan Pembacaan Resistor


a. Siapkan alat dan bahan praktikum.
b. Pilih selektor multimeter sesuai dengan obyek pengukuran yang akan dilakukan. Sesuaikan
kapasitas pengukuran dengan beban yang diukur.
c. Kalibrasi AVO meter sebelum digunakan dengan cara menghubungkan kedua terminal AVO
meter
d. Bila multimeter nilainya belum NOL maka kalibrasi AVO meter dengan cara memutar tombol
kalibrasi.
e. Bila multimeter tidak dapat sampai NOL saat dikalibrasi kemungkinan baterainya lemah,
mintalah pada laboran baterai yang baik.
f. Ukur hambatan tiap resistor dengan menggunakan multimeter
g. Bandingkan apakah hasilnya sama dengan pembacaan secara manual
h. Catat hasilnya pada tabel 1.

Tabel 1. Pembacaan resistor


Teori Multimeter
R1
R2
R3

2. Mengukur Arus, Tegangan, dan Hambatan Pada Rangakaian Seri Resistor


a. Buatlah rangkaian seri seperti pada gambar 6.
b. Ukur besar arus (I total, I1, I2 dan I3), tegangan (V total, V1, V2 dan V3) dan resistansi total
pada rangakaian.
c. Bandingkan apakah hasil pengukuran sama dengan hasil perhitungan secara manual.
d. Catat hasilnya pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan dan pengukuran rangkaian seri

No Besaran Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan


1 I total
2 I1
3 I2
4 I3
5 V total
6 V1
7 V2
8 V3
9 R total

3. Mengukur Arus, Tegangan, dan Hambatan Pada Rangakaian Parallel Resistor


a. Buatlah rangkaian parallel seperti pada gambar 7.
b. Ukur besar arus (I total, I1, I2 dan I3), tegangan (V total, V1, V2 dan V3) dan resistansi total
pada rangakaian.
c. Bandingkan apakah hasil pengukuran sama dengan hasil perhitungan secara manual.
d. Catat hasilnya pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil perhitungan dan pengukuran rangkaian parallel

No Besaran Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan


1 I total
2 I1
3 I2
4 I3
5 V total
6 V1
7 V2
8 V3
9 R total

4. Mengukur Arus, Tegangan, dan Hambatan Pada Rangakaian Seri-Parallel Resistor


a. Buatlah rangkaian seri-parallel seperti pada gambar 8.
b. Ukur besar arus (I total, I1, I2 dan I3), tegangan (V total, V1, V2 dan V3) dan resistansi total
pada rangakaian.
c. Bandingkan apakah hasil pengukuran sama dengan hasil perhitungan secara manual.
d. Catat hasilnya pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil perhitungan dan pengukuran rangkaian parallel

No Besaran Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan


1 I total
2 I1
3 I2
4 I3
5 V total
6 V1
7 V2
8 V3
9 R total

F. DATA HASIL PERCOBAAN

1. Tabel 1
2. Tabel 2
3. Tabel 3
4. Tabel 4
5. Perhitungan tegangan (V total, V1, V2 dan V3) , arus (I total, I1, I2 dan I3) dan resistansi total pada
rangkaian seri resistor.
6. Perhitungan tegangan (V total, V1, V2 dan V3) , arus (I total, I1, I2 dan I3) dan resistansi total pada
rangkaian parallel resistor.
7. Perhitungan tegangan (V total, V1, V2 dan V3) , arus (I total, I1, I2 dan I3) dan resistansi total pada
rangkaian seri-parallel resistor.
8. Simulasi rangkaian seri, parallel dan seri parallel pada multisim.
G. ANALISA DATA

1. Lakukan analisa pada percobaan anda, apakah nilai pengukuran manual sama dengan teori yang
sudah anda dapatkan? Apabila tidak sama jelaskan alasannya
2. Lakukan simulasi dengan menggunakan multisim dan bandingkan dengan hasil percobaan anda.

H. KESIMPULAN

I. SOAL LATIHAN

1. Sebutkan dan jelaskan elemen pasif pada rangkaian listrik!


2. Apa yang dimaksud dengan hambatan disusun secara ser, parallel dan seri parallel?

Anda mungkin juga menyukai