Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN III

BEBAN RLC PADA RANGKAIAN AC

A. Tujuan :
Mengetahui perilaku tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor pada
rangkaian AC.

B. Alat dan bahan :


1. Function Generator
2. Osciloscope
3. AVO meter
4. Resistor
5. Kapasitor
6. Induktor

C. Dasar Teori :
1. Resistor, Kapasitor, Induktor pada rangkaian AC.

a. Resistor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk
salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau
nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (Ω).

Pengukuran Resistor (Teori) dengan cara membaca nilai kode warna


resistor.
Langkah-langkah untuk membaca Resistor :
1) Ambil satu komponen resistor
2) Baca kode warna yang terdapat pada badan resistor, dengan arah baca dari kiri
ke kanan.
Cincin 1 : Kode warna
Cincin 2 : Kode warna
Cincin 3 : Pengali
Cincin 4 : Toleransi
Kode Warna Resistor dan Pengali Toleransi
Hitam 0 Hijau 5 Hijau ±0,5%
Pengali 100 Pengali 105 Coklat ± 1%
Coklat 1 Biru 6 Merah ± 5%
Pengali 101 Pengali 106 Emas ± 5%
Merah 2 Ungu 7 Silver/Putih ± 10%
Pengali 102 Pengali 107 Tak ada cincin ± 20%
Jingga 3 Abu-abu 8
Pengali 103 Pengali 108
Kuning 4 Putih 9
Pengali 104 Pengali 109
Contoh :
Sebuah Resistor terdapat warna hijau, biru, hitam, dan emas. Berarti nilai
Resistor tsb:
Cincin 1 : Hijau = Kode warna =5
Cincin 2 : Biru = Kode warna =6
Cincin 3 : Hitam = Pengali = 100
Cincin 4 : Emas = Toleransi = 5%
Jadi nilai Resistor tersebut = 56 Ω dengan toleransi ± 5%

Rangkaian R

Perhatikan rangkaian AC dengan sebuah hambatan (R), rangkaian ini


dinamakan rangkaian resistif.
Misalkan: 𝑣(𝑡) = 𝑉𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)
Artinya: vR (t) = v(t) = VRm cos(ωt) = Vm cos⁡(ωt)
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, arus pada rangkaian adalah:
𝑣(𝑡) 𝑉𝑅𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)
𝑣(𝑡) − 𝐼𝑅 = 0 → 𝑖(𝑡) = =
𝑅 𝑅
atau:
𝑉𝑅𝑚
𝐼𝑅𝑚 = → 𝑖𝑅 (𝑡) = 𝐼𝑅𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)
𝑅
dengan arus dan tegangan sefasa satu sama lain.

Grafik 𝑣𝑅 (𝑡) dan 𝑖𝑅 (𝑡)

b. Kapasitor
adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan
listrik,yang terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik, seperti keramik,gelas,vakum,dan lain-lain. Kapasitor berfungsi untuk
menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan kapasitansi.
Pembacaan Kapasitansi Kapasitor
ditulis dengan tiga digit maka angka ketiga menyatakan banyak nol
dengan menggunakan satuan pF. Jika ditulis dengan dua digit maka menyatakan
kapasitansinya langsung dalam satuan pF. Sedangkan apabila ditulis dengan tanda
titik di depannya maka menyatakan kapasitansinya langsung dalam satuan µF.
Huruf dibelakang angka menandakan toleransi dari nilai kapasitor.

Toleransi
B = 0.10 pF E = ±0.5% H = ±3% M=
±20%
C = 0.25 pF F = ±1% J = ±5% Z = + 80%
dan -20%
D = 0.5 pF G = ±2% K = ±10%

Contoh :
Kode : 473Z Kode : 47J
Nilai Kapasitor = 47 x 103 Nilai Kapasitor = 47 x 100
Nilai Kapasitor = 47 x 1000 Nilai Kapasitor = 47 x 1
Nilai Kapasitor = 47.000 pF Nilai Kapasitor = 47 pF
Toleransi = 47.000 pF +80% dan - Toleransi : 47 pF ±5%
20% Jadi Nilai Kapasitor 47J berkisar
Jadi Nilai Kapasitor 473Z berkisar antara 44,65pF ~ 49,35pF.
antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.
Kode : 222K
Nilai Kapasitor = 22 x 102
Nilai Kapasitor = 22 x 100 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro
Nilai Kapasitor = 2200 pF Farad)
Toleransi : 2200 Pf ±10% 1µF = 1.000 nF (nano
Jadi Nilai Kapasitor Farad)
222K berkisar antara 1.980 pF ~ 1µF = 1.000.000 pF (piko
2.420 pF. Farad)
1nF = 1.000 pF (piko
Farad)

Rangkaian C
Perhatikan rangkaian AC dengan komponen kapasitor (C), rangkaian ini
dinamakan rangkaian kapasitif.

Misalkan: 𝑣(𝑡) = 𝑉𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)


Artinya: vC (t) = VCm cos(ωt) = Vm cos⁡(ωt)
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, didapat perubahan arus terhadap
waktu sebagai berikut.
𝑄
𝑣(𝑡) − = 0 → 𝑄 = 𝐶𝑉(𝑡) = 𝐶𝑉𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)
𝐶
𝑑𝑄 𝑑
𝑖(𝑡) = = (𝐶𝑉𝑚 cos(𝜔𝑡)) = −𝜔𝐶𝑉𝑚 sin⁡(𝜔𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Besaran 1/ωC dinamakan reaktansi kapasitif (XC) yang menyatakan


resistansi efektif pada rangkaian kapasitif:
1
𝑋𝐶 =
𝜔𝐶
𝑉𝐶𝑚
𝐼𝐶𝑚 =
𝑋𝐶

Grafik 𝑣𝐶 (𝑡) dan 𝑖𝐶 (𝑡)

c. Rangkaian L (Induktor)
Perhatikan rangkaian AC dengan komponen induktor (L), rangkaian ini
dinamakan rangkaian induktif.

d.
Misalkan: 𝑣(𝑡) = 𝑉𝑚 cos⁡(𝜔𝑡)
Artinya: vL (t) = VLm cos(ωt) = Vm cos⁡(ωt)
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, didapat perubahan arus terhadap
waktu sebagai berikut.
𝑑𝑖 𝑣(𝑡)
e. 𝑣(𝑡) − 𝐿 𝑑𝑡 = 0 → 𝑑𝑖 = 𝑑𝑡
𝐿
Bila diintegralkan akan diperoleh:
𝑉𝐿𝑚 𝑉𝐿𝑚
𝑖(𝑡) = ∫ cos(𝜔𝑡) 𝑑𝑡 = sin⁡(𝜔𝑡)
𝐿 𝜔𝐿
𝑉𝐿𝑚 𝜋
𝐼𝐿 (𝑡) = sin(𝜔𝑡) = 𝐼𝐿𝑚 sin(𝜔𝑡) = 𝐼𝐿𝑚 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 − )
𝜔𝐿 2

Besaran ωL dinamakan reaktansi induktif (XL) yang menyatakan resistansi


efektif pada rangkaian induktif:
f. 𝑋𝐿 = 𝜔𝐿
𝑉𝐿𝑚
𝐼𝐿𝑚 =
𝑋𝐿

Grafik 𝑣𝐿 (𝑡) dan 𝑖𝐿 (𝑡)

Langkah percobaan :
A. Beban Resistor
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah: OSCILOSCOP

ch A ch B

R2=33Ω

+ R 1= 5 Ω
G _

Gb A1 pengukuran VG dan VR1

2. Atur generator V=5 volt, f=50 Hz


3. Ukur tegangan VG dan VR1 seperti tampak pada gb. A1 kemudian
gambarlah pada satu kertas grafik dan isilah tabel A1 di bawah.
OSCILOSCOP

ch A ch B

R1= 5 Ω

+ R2=33 Ω
G _

Gb A2 pengukuran VG dan VR2

4. Baliklah posisi R1 dan R2 seperti tampak pada gb. A2, ukurlah tegangan
VG dan VR2 kemudian gambarlah sinyal tegangan pada satu kertas grafik
dan isilah tabel A2 di bawah.
5. Buat laporan dan gambar diagram phasor untuk menunjukan bahwa VG =
VR1 + VR2

B. Beban Kapasitor
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah:
OSCILOSCOP

ch A ch B

C=100 µF

+ R=5 Ω
G _

Gb. B1 Pengukuran VG dan VR

2. Atur generator V=5 volt, f=50 Hz


3. Ukur tegangan VG dan VR seperti tampak pada gb B1 kemudian gambarlah
pada satu kertas grafik dan isilah tabel B1.
OSCILOSCOP

ch A ch B

R= 5 Ω

+ C = 100 µF
G _

Gb. B2 Pengukuran VG dan VC


4. Baliklah posisi R dan C seperti tampak pada gb. B2 ukurlah tegangan VG
dan VC kemudian gambarlah sinyal tegangan pada satu kertas grafik dan
isilah tabel B2 di bawah.
5. Buat laporan dan gambar diagram phasor untuk menunjukan bahwa VG =
VR + VC

C. Beban Induktor
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah:
OSCILOSCOP

ch A ch B

L= 100 mH

+ R =5Ω
G _

Gb. C1 Pengukuran VG dan VR

2. Atur generator V=5 volt, f=50 Hz


3. Ukur tegangan VG dan VR seperti tampak pada gb. C1 kemudian gambar
sinyal pada satu kertas grafik dan isilah tabel C1 di bawah.
OSCILOSCOP

ch A ch B

R=5Ω

+ L = 100 mH
G _

Gb. C2 Pengukuran VG dan VL

4. Baliklah posisi R dan L seperti tampak pada gb C2, ukurlah tegangan VG


dan VL kemudian gambarlah sinyal tegangan pada satu kertas grafik dan
isilah tabel C2 di bawah.
5. Buat laporan dan gambar diagram phasor untuk menunjukan bahwa VG =
VR + VL
D. Data Percobaan :
Data Percobaan A
Tabel A1
VG(puncak) VR1(puncak) Beda fasa antara VG dan
VR1

Tabel A2
VG(puncak) VR2(puncak) Beda fasa antara VG dan
VR2

Data Percobaan B
Tabel B1
VG(puncak) VR(puncak) Beda fasa antara VG dan
VR

Tabel B2
VG(puncak) VC(puncak) Beda fasa antara VG dan
VC

Data Percobaan C
Tabel C1
VG(puncak) VR(puncak) Beda fasa antara VG dan
VR

Tabel C2
VG(puncak) VL(puncak) Beda fasa antara VG dan
VL

Anda mungkin juga menyukai