Anda di halaman 1dari 12

Laporan Asuhan Keperawatan

“Hipertensi”

Disusun oleh:
1. Natalia Putri Handini (201611138)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih


Yogyakarta
2018
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Menurut Susanto (2010) yang dikutip ulang oleh (HARAHAP, 2017)
hipertensi adalah suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung, serangan
jantung, dan kerusakan ginjal. Sedangkan, Hipertensi menurut World Health
Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

2. Etiologi dan Faktor Resiko


Sampai saat ini, tidak ada penyebab pasti dari hipertensi, (HARAHAP,
2017) mengungkapkan beberapa faktor resiko yang memungkinkan terjadinya
hipertensi:
a. Keturunan
Dikatakan 70-80% faktor ini merupakan penyebab terbesar dari
hipertensi, terutama jika faktor tersebut datang dari orang tua, maka
dugaan hipertensi esensial lebih besar.

b. Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang laki-laki, itu semua dikarenakan
dari faktor pendukungnya sendiri cukup banyak, seperti stress, pola hidup,
cara mereka mengkonsumsi makanan atau minuman. Sedangkan untuk
perempuan peningkatan resiko terjadi saat sudah memasuki masa
menopause.

c. Umur
Dikatakan bahwa rentang usia untuk laki-laki ada pada usia lebih dari
30 tahun, sedangkan untuk wanita pada saat setelah menopause (kurang
lebih 40 tahun), tetapi pada rentang usia 20 tahun juga mempunyai resiko
terkena hipertensi, tergantung dari faktor pencetus atau pola hidupnya.

d. Obesitas
Individu yang memiliki badan gemuk, jantungnya butuh bekerja lebih
keras untuk memompa darah, dikarenakan pembuluh darahnya menjadi
sempit karena terjepit oleh lemak, akibatnya tekanan darah akan menjadi
tinggi. Biasanya juga orang gemuk juga disertai dengan beberapa faktor
pendukung yang semakin memperkuat sehingga menjadi hipertensi.

e. Asupan Garam Berlebih


Garam sifatnya mengikat air. Dengan begitu jika seseorang
mengonsumsi banyak natrium, menyebabkan konsentrasi natrium di cairan
ekstraseluler meningkat, sehingga menyebabkan volume darah meningkat
dan tekanan darah juga meningkat.

f. Merokok dan Mengkonsumsi Alkohol


Kandungan dari asap rokok yaitu berupa nikotin dapat menyebabkan
pengapuran atau bahkan penyempitan pada pembuluh darah. Sedangkan
untuk minuman beralkohol itu sendiri jika dikonsumsi terlalu banyak akan
terjadi peningkatan sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar dan itu
dapat memicu kenaikan tekanan darah.

3. Patofisiologi
4. Klasifikasi
Menurut (Wijaya & Putri, 2014), klasifikasi berdasarkan etiologi ada 2, yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Tidak ada penyebab pasti pada kasus hipertensi. Beberapa faktor yang
memungkinkan terjadi atau berpengaruh dalam hipertensi esensial yaitu
faktor genetik, stres dan pola hidup atau diet. Selain itu, peningkatan
tekanan darah secara tiba-tiba dan tidak terkontrol dapat menjadi satu
pencetus atau tanda gejala dari hipertensi primer.

b. Hipertensi Sekunder
Pada hipertensi sekunder, penyebabnya lebih dapat diketahui.
Biasnaya dikarenakan beberapa penyakit seperti kelainan ginjal, diabetes
melitus, kelainan aorta atau kelainan endokrin lainnya seperti obesitas,
hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan
kortikosteroid.

Sedangkan menurut JNC VII yang ditulis dalam buku (Wijaya & Putri, 2014),
derajat hipertensi ialah:

Derajat Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Pre-Hipertensi 120-139 80-90
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat II >160 >100

5. Tanda dan Gejala


Hipertensi kadang disebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya orang
yang menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya baru muncul
setelah sistem organ tertentu mengalami kerusakan pembuluh darah, itu dikatakan
oleh (Smeltzer & Bare, 2001) yang dikutip ulang oleh (HARAHAP, 2017).menurut
Crowin (2000) di dalam buku Keperawatan Medikal Bedah 1 yang ditulis oleh (Wijaya
& Putri, 2014) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul:
a. Nyeri kepala saat terjaga dan nyerinye menjalar sampai ke belakang leher,
biasanya disertai mual muntah (akibat peningkatan tekanan darah
intrakranial)
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
d. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

6. Pemeriksaan Diagnostik
Pengumpulan data untuk pasien hipertensi dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pasiennya itu secara langsung atau dengan keluarganya,
setelah itu dapat bertanya tentang keluhan, dikontrol setiap kurang lebih 1bulan
untuk memantau tekanan darah dan juga dapat dilakukan cek urine.
TES HASIL
Untuk menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai
Urinalisis untuk darah dan protein,
penyebab atau disebabkan oleh hipertensi, atau dapat
elektrolit dan kreatinin darah
dianggap hipertensi sekunder.
Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa
Kolesterol HDL dan kolesterol total Membantu memperkirakan resiko kardiovaskular
serum dimasa depan

EKG Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri

7. Penatalaksanaan

obat Kerja utama Kelebihan Efek samping

sebagai obat tunggal pada


penderita hipertensi ringan
sampai sedang dan dapat juga
dikombinasi dengan obat Efektif diberikan per
Mulut kering, haus,
Diuretika antihipertensi lain untuk oral dan untuk
pusing, latergi dan
Thiazide meningkatkan efektivitas pemberian jangka
nyeri otot
antihipertensi lain dan lama
mencegah retensi cairan oleh
antihipertensi menurunkan
risiko kardiovaskular

Memperlambat
Menyebabkan depresi
Inhibiror Menggangu sintesis dan denyut, yang melawan
berat dan hidung
adrenergik uptake neropinefrin takikardia akibat
buntu
hydralazine

Menurukan tekanan perifer Dipakai sebagai obat


namun secara berlawanan pilihan ketiga apabila Dapat terjadi sakit
Vasolidilator meningkatkan curah jantung pasien tidak berespons kepala, takikardi,
dan bekerja langsung pada terhadap thiazide kemerahan dan dispnu
otot polos pembuluh darah metyldopa
Dapat digunakan
Menghambat konversi dengan diuretic
Angiotensin
angiotensin I menjadi thiazide dan digitalis Kardiovaskuler lebih
enzyme
angiotensin II menurunkan hipotensi dapat sedikit
inhibitor
tahanan perifer total diatasi dengan
pemberian cairan

Menghambat spasme
Obeservasi adanya
Menghambat pemasukan ion arteri koronaria yang
Antagonis hipotensi dan jangan
kalsium ke dalam sel tidak dapat dikontrol
calsium dihentikan secara
menurunkan afterload dengan penyekat beta
mendadak
atau nitrat

8. Komplikasi
Menurut (Wijaya & Putri, 2014) komplikasi terjadi jika tidak diobati atau
ditanggulangi hingga merusak ebebrapa organ dalam tubuh, seperti:
a. Jantung
Pada penderita hipertensi, jantung bekerja lebih cepat dan
meningkat sehingga jantung berkurang keelastisitasan yang disebut
dekompensasi. Sehingga dapat terjadi gagal jantung dan penyakit
jantung koroner, askibatnya jantung jantung tidak dapat
mempompa dengan maksimal sehingga darah tidak dapat
tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh dan mengalami sesak
nafas.

b. Otak
Jika darah tidak tersalurkan ke otak dengan baik, resikonya akan
menimbulkan risiko stroke atau kematian jaringan otak.

c. Ginjal
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena
dpaat membuat sistem penyaringan di ginjal terganggu yang pada
akhirnya ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh.

d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan (Yahya, 2005).

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 81 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Alamat : Kradenan Rt 02/Rw 01 Gombong
Diagnosa Medis : HHD ( Hipertensi Heart Disease)
No. RM : 104888
Tanggal masuk RS : 13 Januari 2011 Jam 16.00
Tanggal pengkajian : 14 Januari 2011 Jam 08.00

b. Keluhan utama
Pasien merasa sering sakit kepala ( pusing), terasa kaku kuduk dan tidak bsa
tidur.

c. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD pada tanggal 13 Januari 2011 jam 16.00 WIB dengan
diantar keluarganya, pasien mengatakan kepalanya sakit, badanya lemas dan
pinggang terasa sakit, keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum di bawa ke
RS pasien jatuh saat ke kamar mandi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien sudah lama menderita hipertensi, dan sering mengeluh sakit kepala,
tetapi belum sampai di rawat di RS

e. Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan hanya mempunyai
penyakit menurun yaitu hipertensi, keluarga pasien mengatakan ada salah satu
anggota keluarganya yang memiliki penyakit hipertensi.

2. Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung
b. Perubahan perfusi jaringan
c. Nyeri (sakit kepala atau kaku kuduk)
d. Kurangnya pengetahuan tentang informasi penyakit

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Setelah dilakukan tindakan 2x24jam diharapkan afterload meningkat dan tidak
terjadi iskemia miokard, ditandai dengan:
a) Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal
b) Bunyi jantung abnormal tidak ada
c) Nadi perifer kuat dan simetris

Intervensi:

a) Observasi tekanan darah


b) Catat edema umum
c) Aukultasi bunyi jantung
d) Catat kualitas denyutan sentral dan perifer
e) Berikan lingkungan yang tenan dan nyaman
f) Kolaborasi untuk pemberian obat sesuai indikasi

b. Setelah dilakukan tindakan 2x24jam diharapkan sirkulasi tubuh tidak terganggu,


ditandai dengan:
a) Tidak ada tanda peningkatan tekanan intrakranial
b) Berkomunikasi dengn jelas dan sesuai kemampaun
c) Menunjukkan fungsi sensori motori cranal yang utuh

Intervensi:

a) Pertahankan tirah baring dan tinggika posisi kepala


b) Amati adanya hipotensi
c) Ukur balance cairan
d) Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesenan

c. Setelah dilakukan tindakan 2x24jam diharapkan nyeri berkurang, ditandai


dengan:
a) Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
b) Pasien tampak nyaman

Intervensi

a) Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang dan sedikit penerangan


b) Batasi aktivitas
c) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, teknik rileksasi, bimbingan imajinasi

d. Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan klien terpenuhi dalam


pemenuhan informasi tentang hipertensi, ditandai dengan:
a) Pasien mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan penatalksanaan
perawatan
b) Melaporkan pemakian obat-obatan sesuai anjuran

Intervensi:

a) Jelaskan tentang penyakitnya dan tujuan dari pengobatan dan prosedur


b) Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
c) Diskusikan pentingnya menjaga BB agar stabil
d) Diskusikan pentingnya untuk menjaga kondisi agar tetap stabil
e) Diskusikan perlunya diet rendah kalori, dan rendah natrium
4. Discharge Planning
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) dalam buku Nanda Nic-Noc, terdapat beberapa
discharge planning untuk penyakit hipertensi, yaitu:
a. Berhenti merokok
b. Pertahankan gaya hidup sehat
c. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
d. Batasi konsumsi alkohol
e. Penjelasan mengenai hipertensi
f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaannya secara rutin
g. Diet garam serta pengendalian berat badan
h. Periksa tekanan darah secara teratur
DAFTAR PUSTAKA

HARAHAP, S. L. (2017). PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH.


Universitas Sumatera Utara , 5-15.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai