“Hipertensi”
Disusun oleh:
1. Natalia Putri Handini (201611138)
TINJAUAN TEORI
b. Jenis kelamin
Hipertensi lebih mudah menyerang laki-laki, itu semua dikarenakan
dari faktor pendukungnya sendiri cukup banyak, seperti stress, pola hidup,
cara mereka mengkonsumsi makanan atau minuman. Sedangkan untuk
perempuan peningkatan resiko terjadi saat sudah memasuki masa
menopause.
c. Umur
Dikatakan bahwa rentang usia untuk laki-laki ada pada usia lebih dari
30 tahun, sedangkan untuk wanita pada saat setelah menopause (kurang
lebih 40 tahun), tetapi pada rentang usia 20 tahun juga mempunyai resiko
terkena hipertensi, tergantung dari faktor pencetus atau pola hidupnya.
d. Obesitas
Individu yang memiliki badan gemuk, jantungnya butuh bekerja lebih
keras untuk memompa darah, dikarenakan pembuluh darahnya menjadi
sempit karena terjepit oleh lemak, akibatnya tekanan darah akan menjadi
tinggi. Biasanya juga orang gemuk juga disertai dengan beberapa faktor
pendukung yang semakin memperkuat sehingga menjadi hipertensi.
3. Patofisiologi
4. Klasifikasi
Menurut (Wijaya & Putri, 2014), klasifikasi berdasarkan etiologi ada 2, yaitu:
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Tidak ada penyebab pasti pada kasus hipertensi. Beberapa faktor yang
memungkinkan terjadi atau berpengaruh dalam hipertensi esensial yaitu
faktor genetik, stres dan pola hidup atau diet. Selain itu, peningkatan
tekanan darah secara tiba-tiba dan tidak terkontrol dapat menjadi satu
pencetus atau tanda gejala dari hipertensi primer.
b. Hipertensi Sekunder
Pada hipertensi sekunder, penyebabnya lebih dapat diketahui.
Biasnaya dikarenakan beberapa penyakit seperti kelainan ginjal, diabetes
melitus, kelainan aorta atau kelainan endokrin lainnya seperti obesitas,
hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral dan
kortikosteroid.
Sedangkan menurut JNC VII yang ditulis dalam buku (Wijaya & Putri, 2014),
derajat hipertensi ialah:
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pengumpulan data untuk pasien hipertensi dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pasiennya itu secara langsung atau dengan keluarganya,
setelah itu dapat bertanya tentang keluhan, dikontrol setiap kurang lebih 1bulan
untuk memantau tekanan darah dan juga dapat dilakukan cek urine.
TES HASIL
Untuk menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai
Urinalisis untuk darah dan protein,
penyebab atau disebabkan oleh hipertensi, atau dapat
elektrolit dan kreatinin darah
dianggap hipertensi sekunder.
Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa
Kolesterol HDL dan kolesterol total Membantu memperkirakan resiko kardiovaskular
serum dimasa depan
7. Penatalaksanaan
Memperlambat
Menyebabkan depresi
Inhibiror Menggangu sintesis dan denyut, yang melawan
berat dan hidung
adrenergik uptake neropinefrin takikardia akibat
buntu
hydralazine
Menghambat spasme
Obeservasi adanya
Menghambat pemasukan ion arteri koronaria yang
Antagonis hipotensi dan jangan
kalsium ke dalam sel tidak dapat dikontrol
calsium dihentikan secara
menurunkan afterload dengan penyekat beta
mendadak
atau nitrat
8. Komplikasi
Menurut (Wijaya & Putri, 2014) komplikasi terjadi jika tidak diobati atau
ditanggulangi hingga merusak ebebrapa organ dalam tubuh, seperti:
a. Jantung
Pada penderita hipertensi, jantung bekerja lebih cepat dan
meningkat sehingga jantung berkurang keelastisitasan yang disebut
dekompensasi. Sehingga dapat terjadi gagal jantung dan penyakit
jantung koroner, askibatnya jantung jantung tidak dapat
mempompa dengan maksimal sehingga darah tidak dapat
tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh dan mengalami sesak
nafas.
b. Otak
Jika darah tidak tersalurkan ke otak dengan baik, resikonya akan
menimbulkan risiko stroke atau kematian jaringan otak.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena
dpaat membuat sistem penyaringan di ginjal terganggu yang pada
akhirnya ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan (Yahya, 2005).
b. Keluhan utama
Pasien merasa sering sakit kepala ( pusing), terasa kaku kuduk dan tidak bsa
tidur.
2. Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung
b. Perubahan perfusi jaringan
c. Nyeri (sakit kepala atau kaku kuduk)
d. Kurangnya pengetahuan tentang informasi penyakit
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi
Intervensi:
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2014). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha Medika.