TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
famili Solanaceae. Tomat varietas cerasiforme sering disebut tomat ceri yang
didapati tumbuh liar di Ekuador dan Peru, serta telah menyebar luas di seluruh
dunia, dan di beberapa negara tropis menjadi berkembang secara alami. Tomat
cherry memiliki beberapa varietas diantaranya adalah Royal Red Cherry yang
berdiameter 3.1 - 3.5 cm dan Short Red Cherry yang berdiameter 2 - 2.5 cm,
Tomat ceri merupakan salah satu varietas buah tomat yang bentuknya
lebih kecil dari jenis tomat pada umumnya. Jenis ini mulai dikenal sejak tahun
1800an dan diperkirakan berasal dari negara Peru dan Chili bagian utara.
Bentuknya juga terkadang ada yang bulat sempurna dan ada pula yang
tomat anggur. Ketika masih muda buahnya berwarna hijau muda dan ketika tua
warnanya bisa beraneka ragam, mulai dari kuning, jingga, sampai merah tua.
sedangkan untuk yang berwarna merah disebut “Red Tomat Cherry”. Tomat
ceri dipercaya dibawa oleh bangsa Aztek dari Meksiko dan kemudian
6
7
dengan tomat ceri yang bernama Santorini. Jenis tomat ini dibudidayakan
dengan sangat intensif sejak tahun 1875 sejak dibawa oleh seorang birawan
yang berasal dari Mesir. Tomat jenis ini menjadi cukup populer setelah
Serikat, jenis tomat ini sangat banyak digunakan untuk campuran salad atau
bahkan dikonsumsi secara langsung karena rasanya yang manis, dan segar
(Yamin, 2012).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Varietas : Cerasiforme
Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang
bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak
bervariasi dari kuning, oranye, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen
yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam hingga manis. Buahnya
untuk mendapatkan buah tomat dengan kualitas dan flavour yang baik. Ada 5
2) Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk bulat dan sedikit
keras menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini juga banyak ditemui di
pasar lokal.
3) Tomat kentang (L. grandifolium) yang ukuran buahnya lebih besar bila
4) Tomat gondol (L. validum) yang bentuknya agak lonjong, teksturnya keras,
5) Tomat ceri (L. esculentum var. cerasiforme) yang bentuknya bulat, kecil
kecil, dan rasanya cukup manis. Kandungan gizi untuk setiap 100 g tomat.
a. Akar
horizontal dan juga memiliki akar cabang serta akar serabut yang berwarna
arah hingga kedalaman rata-rata 30-40 cm, namun pada kondisi lingkungan
yang optimal, akar tanaman tomat ceri dapat mencapai kedalaman 50 cm.
serta menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu, tingkat
9
tanaman dan produksi buah, serta benih tomat ceri yang dihasilkan.
b. Batang
empat hingga bulat. Permukaan batang tomat ceri ditutupi oleh bulu atau
memiliki tekstur yang lunak, mudah patah dan dapat naik bersandar pada
turus atau merambat pada tali, namun harus dibantu dengan beberapa ikatan,
tetapi setelah tua berubah menjadi keras. Tinggi tanaman tomat ceri dapat
c. Daun
daun tersebut letaknya tersusun di setiap sisi. Daun tomat ceri mudah
hijau dan berbulu mempunyai panjang sekitar 20-30 cm dan lebar 15- 20
cm. Daun tomat ceri ini tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang.
d. Bunga
kelaminnya terdiri atas benang sari (stamen) dan kepala sari (anter) yang
masak pada 45-50 hari setelah proses pembuahan (Purwati dan Khairunisa,
2009).
e. Buah
Buah tomat ceri memiliki bentuk bervariasi, mulai dari bulat lonjong, bulat
halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya,
hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung
varietasnya. Ketika masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau
tua, berbulu, dan memiliki rasa asam, getir dan berbau tidak enak karena
f. Biji
kekuningan atau coklat muda. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Biji
dibatasi daging buah. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi tergantung pada
a. Iklim
untuk produksi yang menguntungkan, tetapi dengan iklim yang sejuk dan
sinar yang tidak terlalu terik. Cahaya sebaiknya tidak terlalu terik ataupun
dan lemah apabila kekurangan cahaya. Suhu yang paling ideal untuk
akan meningkat pada musim hujan sehingga resiko terserang bakteri dan
suhu tinggi (dataran rendah), produksinya rendah dan buahnya lebih pucat
(Rismunandar, 2001).
12
b. Tanah
humus. Kadar keasaman (pH) antara 5-6, serta pengairan yang teratur dan
2007).
bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah akan membantu proses pertumbuhan
tanaman yang kegiatanya mengatur reaksi katabolik penting, zat tersebut dibentuk
dalam organisme tersebut dengan proses metabolik juga, zat pengatur tumbuh
tanaman ada lima golongan yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absisik, dan
etilen.
Gibberella fujikuroi. Zat tersebut merupakan getah yang keluar dari miselium
semai, dan sebagainya. Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun
1930-an dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit, yang tumbuh terlalu tinggi.
Tanaman tersebut sering tidak mampu menopang dirinya sendiri. Pada tahap
pertama penyakit, tumbuhan yang terinfeksi akan tumbuh lebih pesat dari yang
fujikuroi , ada banyak jenis giberelin namun giberelin GA3 adalah giberelin
pertama yang sangat aktif dan sudah lama tersedia di pasaran, jumlah gugus
karboksil pada cincin A, C dan D berkisar dari nol, giberelin terdapat pada organ
membukanya bunga sampai satu jam lebih lama, memperbesar sudut daun
terjadinya penyerbukan lebih meningkat. Secara fenotipik atau sifat yang nampak
dari interaksi gen dan lingkungan adalah giberelin dapat meningkatkan tinggi
anorganik yang telah melewati proses pembakaran atau menggunakan air sebagai
penyedia nutrisi. Hidroponik dibagi menjadi dua sistem dalam hal medianya,
sistem tersebut yaitu sistem hidroponik substrat dan sistem hidroponik non
substrat. Sistem hidroponik substrat yaitu sistem budidaya tanaman yang tidak
dan arang sekam, hidroponik substrat yaitu budidaya tanaman yang media
bukan tanah yang memiliki fungsi dapat menyerap air, menyediakan nutrisi, dan
14
oksigen serta dapat berfungsi sebagai penyokong tanaman untuk tumbuh (Roidah,
2014).
renyah dan segar) atau kualitas dan kuantitas tanaman lebih terkontrol.
6. Lahan yang dibutuhkan sedikit dan nilai jual tanaman yang tinggi.
tersimpan lebih baik. Selain itu, media tetap lembab dan dapat menyediakan
oksigen tersedia bagi akar tanaman. Media substrat juga dapat menopang
digunakan, juga ditentukan oleh larutan nutrisi yang diberikan, karena tanaman
tidak mendapatkan unsur hara dari medium tumbuhnya. Oleh karena itu budidaya
secara hidroponik harus mendapatkan hara melalui larutan nutrisi yang diberikan
ditanam dan untuk menyerap larutan nutrisi saat disiramkan atau diteteskan.
Larutan nutrisi tersebut lalu diserap oleh perakaran (Hartus 2006). Hesami (2012)
setiap media tanam mempunyai sifat fisik dan kimia sendiri yang berbeda antar
satu dengan lainnya, sehingga setiap tanaman mempunyai media khusus tersendiri
tanah yaitu sebagai media yang mampu menyerap dan menyediakan air, nutrisi,
dan oksigen bagi akar tanaman. Kemampuan mengikat air suatu media tanam
penggunaan media tanam pada hidroponik substrat harus disesuaikan dengan jenis
media yang memiliki substrat dengan partikel lebih halus. Media tanam yang
digunakan dalam hidroponik substrat seperti pasir, batu apung, serbuk gergaji, dan
merupakan salah satu penyedia segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman,
seperti unsur hara, mineral dan air. Kebutuhan akan unsur hara, mineral dan air
16
dipengaruh oleh adanya media tanam yang baik dan sesuai. Selain media tanam
tanah juga terdapat media tanam non tanah. Media tanam non tanah adalah media
tanam yang terbuat dari bahan-bahan tertentu yang dilakukan dengan teknik
tertentu untuk memperoleh media tanam yang diharapkan. Salah satu media tanam
menggunakan tanah sebagi media tanaman dengan penambahan nutrisi unsur hara
1. Arang Sekam
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan
arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak
31%. Komponen lain adalah Fe2, O3, K2O, MgO, CaO MnO, dan Cu dalam
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi,
bakteri dan gulma. Media arang sekam lebih berperan terhadap perbaikan
struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih
media tanam merupakan salah satu cara mengurangi pemakaian tanah sebagai
17
media tanam. Sifat sekam bakar yang porous dan steril merupakan salah satu
2. Pasir Malang
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi media tanam. Pasir
malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang sering digunakan
makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media
campuran bahan organik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik
dan aerasi yang cocok bagi pertumbuhan akar, namun tidak memiliki
kandungan unsur hara. Media pasir dapat memberikan nilai tertinggi terhadap
tinggi tanaman, dan luas daun pada sayuran yang dibudidayakan secara
hidroponik serta dengan bobot pasir yang berat akan mempermudah tegaknya
batang tanaman.
18
memiliki pori-pori berukuran besar oleh karena itu pasir menjadi mudah basah
dan cepat kering oleh proses penguapan, selain itu suhu yang tinggi akan
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau larutan. Bobot pasir yang
3. Cocopeat
komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Indonesia merupakan salah satu
negara di dunia yang memiliki potensi agroindustri kelapa yang cukup besar,
tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Luas areal kebun kelapa di
Indonesia adalah yang terbesar di dunia, yaitu 3,76 juta hektar. Limbah hasil
pengupasan buah kelapa antara lain tempurung dan sabut kelapa yang terdiri
atas serat dan serbuk sabut kelapa. Negara penghasil serat dan serbuk sabut
kelapa terbesar adalah India (30 kg/tahun) dan Sri Lanka (73 kg/tahun). Di
dihasilkan per tahunnya mencapai sekitar 19,05 juta m3 yang terdiri atas 35%
serat dan 65% serbuk sabut kelapa. Cocopeat mengandung klor yang cukup
tinggi, bila klor bereaksi dengan air maka akan terbentuk asam klorida.
dipersyaratkan tidak boleh lebih dari 200 mg/l. Oleh karena itu pencucian
menyimpan air yang mengandung unsur hara, sifat cocopeat yang senang
cocopeat juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan
tanaman, daya serap air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, dan
zat tanin yang berlebihan maka bisa dilakukan dengan cara merendam
cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam, lalu diaduk sampai air
berbusa putih. Selanjutnya buang air rendaman dan diganti dengan air bersih
yang baru, hal ini dilakukan beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi
(Fahmi, 2013).
E. Kerangka Pemikiran
komersial, terutama di dataran tinggi. kualitas buah tomat yang baik hanya dicapai
pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Namun, budidaya tomat saat
ini tidak hanya dilakukan di dataran tinggi tetapi juga di dataran rendah dengan
pertumbuhan dan produksi yang relatif lebih rendah. Upaya untuk meningkatkan
20
pertumbuhan dan produksi tomat salah satunya adalah melalui pemberian zat
faktor lingkungannya seperti ketersediaan air, suhu, dan kelembaban relatif dapat
diatur, selain itu organisme penggangu tanaman lebih sedikit. Sistem hidroponik
melainkan menggunakan media lain seperti pasir, kerikil, dan arang sekam,
menggunakan air melainkan menggunakan media padat tetapi bukan tanah yang
memiliki fungsi dapat menyerap air, menyediakan nutrisi, dan oksigen serta dapat
efektif oleh konsentrasi giberelin. Konsentrasi giberelin 100 ppm (G1) memiliki
hasil yang paling baik yaitu 42,67. Perlakuan tersebut dibandingkan dengan
giberelin 100 ppm (G1) memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 1176,67. Jika
G1 dengan nilai 1067,33 dan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
menggunakan media cocopeat : arang sekam (1:1) hal ini diduga media arang
sekam mempunyai daya simpan air yang cukup tinggi, sifatnya ringan sehingga
mudah ditembus oleh akar. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat
air, tidak mudah menggumpal, ringan, steril dan mempunyai porositas yang baik.
Unsur hara pada arang sekam antara lain nitrogen (N) 0.32%, phosphat (P) 0.15%,
kalium (K) 0.31%, calsium (Ca) 0.96%, Fe 180 ppm, Mn 80.4 ppm, Zn 14.10 ppm
dan pH 8.5 – 9.0. Lakitan (2007), mengemukakan bahwa unsur hara yang
Konsentrasi Nitrogen (N) yang tinggi menghasilkan daun yang lebih besar dan
banyak.
F. Hipotesis
ppm (G3) dan perlakuam media tanam arang sekam + cocopeat (1:1) (M3) dapat
mempengaruhi hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ceri.