Anda di halaman 1dari 15

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

RANGE OF MOTION (ROM)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2A.6
1. MUHAMMAD RISWAN HIDAYAT
2. RAUDATUS SALEHA
3. RESTY HAPSARI
4. YENNI NOOR FAHRIDHA
5. EEN NURHAYATI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi : ROM (Range Of Motion)


Pokok Bahasan : Latihan Gerak Aktif-Pasif (ROM)
Hari/ Tanggal : Rabu, 7 November 2018
Waktu Pertemuan : 40 menit
Tempat : Ruang Berlian RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Sasaran : Keluarga klien di ruangan berlian

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x40 menit, keluarga klien dapat mengerti
dan memahami serta dapat melakukan latihan gerak aktif-pasif dengan benar.

2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x40 menit klien dapat:
- Menyebutkan kembali Pengertian latihan gerak aktif- pasif
- Menjelaskan kembali tujuan latihan gerak aktif- pasif
- Mendemonstrasikan kembali langkah-langkah latihan gerak aktif- pasif

3. Materi (terlampir)

4. Media
 Leaflet
 Banner

5. Metode penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
6. Pengorganisasian
 Moderator :
 Penyuluh :
 Fasilitator :

 Observer :
 Notulen :

Pembagian tugas
 Moderator : mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari
awal sampai akhir
 Penyuluh : menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : memotivasi peserta untuk bertanya
 Observer : mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir.
 Notulen : mencatat seluruh rangkaian kegiatan penyuluhan

7. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta
1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
(5menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Membuat kontrak waktu 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4. Menyetujui
kontrak waktu
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan tentang ROM 1. Mendengarkan
(25 menit) 2. Mendemonstrasikan dan
lagkah-langkah gerak memperhatikan
latihan aktif-pasif penjelasan
3. Memberikan kesempatan penyuluhan
kepada sasaran untuk Aktif bertanya
menanyakan hal-hal yang 2. Mendengarkan
belum di mengerti dari dan menyimak
materi yang dijelaskan dengan baik
3. Penutup (10 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
menit) yang telah disampaikan dan
oleh penyuluh. memperhatikan
2. Mengevaluasi peserta tanya jawab
atas penjelasan yang 2. Menjawab
disampaikan dan pertanyaan yang
penyuluh menanyakan diberikan
kembali mengenai materi 3. mengikuti berdoa
penyuluhan. 4. Menjawab salam
3. Salam penutup

8. Evaluasi lisan
a. Sebutkan pengertian latihan gerak aktif-pasif!
b. Jelaskan tujuan latihan gerak aktif-pasif!
c. Demonstrasikan kembali langkah-langkah latihan gerak aktif-pasif!
MATERI PENYULUHAN

LATIHAN GERAK AKTIF-PASIF


Range of Motion (ROM)

1. Pengertian
Latihan gerak aktif-pasif adalah melatih atau menggerakan anggota gerak tangan
dan kaki agar tidak terjadi kekakuan otot.

2. Tujuan ROM (Range Of Motion)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
 Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
 Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
 Mencegah kekakuan pada sendi
 Merangsangsirkulasidarah
 Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur

3. Manfaat ROM (Range Of Motion)

Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :


 Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
 Mengkaji tulang, sendi, dan otot
 Mencegah terjadinya kekakuan sendi
 Memperlancar sirkulasi darah
 Memperbaiki tonus otot
 Meningkatkan mobilisasi sendi
 Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

4. Prinsip Latihan ROM (Range Of Motion)

Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :


 ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
 ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
 Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
 Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
 ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
 Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.

5. Jenis-jenis ROM (Range Of Motion)

ROM dibedakan menjadi duajenis, yaitu :


a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien)
dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi,
dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan
pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai
ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klienpasif).
Kekuatanotot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi
yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh
atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.
6. Indikasi dan Sasaran ROM

ROM Aktif :
Indikasi :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM,
adalah jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari
luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer
memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
c. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
d. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.

Sasaran :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif
serupa dengan ROM Pasif.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari
kontrol gerak volunter.
c. Sasaran spesifik:
 Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang
terlibat
 Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
 Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian
 Meningkatkan sirkulasi
 Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

ROM Pasif
Indikasi :
a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif
pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau
bed rest total
Sasaran :
a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
d. Membantu kelancaran sirkulasi
e. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi
persendian
f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien

7. Kontraindikasi dan Hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM

Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM


a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat
mengganggu proses penyembuhan cedera.
 Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan
yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan
memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan
 Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang
salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya
membahayakan (life threatening)
 PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar,
sedangkan AROM pada sendi ankle dan kaki untuk
meminimalisasi venous stasis dan pembentukan trombus
 Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan
lain-lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan
dalam pengawasan yang ketat

8. Langkah-langkah latihan gerak aktif-pasif


 Pertama-tama tubuh berbaring senyaman mungkin
 Sokong dengan bantal pada daerah yang tertekan, misalnya
punggung, siku, pergelangan kaki
 Lakukan gerakan pada anggota gerak atas terlebih dahulu
 Lanjutkan dengan anggota gerak bawah atau kaki
 Setiap gerakan dilakukan 3X.
Cara melakukan
Gerakan sendi dimulai dari :
a. Leher
 Fleksi 45⁰ gerakan dagu menempel ke dada
 Ekstensi 45⁰ kembali ke posisi tegak (kepala tegak)
 Hiperekstensi 10⁰ menggerakkan kepala kearah belakang
 Rotasi 180⁰ memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
 Fleksi lateral kanan 40-45⁰ dan fleksi lateral kiri 40-45⁰ memiringkan
kepala menuju kedua bahu kiri dan kanan

b. Bahu
 Fleksi 180⁰ menaikkan lengan ke atas sejajar dengan kepala
 Ekstensi 180⁰ mengembalikan lengan ke posisi semula
 Hiperekstensi 45-60⁰ menggerakkan lengan kebelakang
 Abduksi 180⁰ lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan
kearah kepala
 Adduksi 360⁰ lengan kembali ke posisi tubuh
 Rotasi internal 90⁰ tangan lurus sejajar bahu lalu gerakkan dari bagian siku
kearah kepala secara berulang
 Rotasi eksternal 90⁰ dan kearah bawah secara berulang
c. Siku
 Fleksi 150⁰ menggerakkan daerah siku mendekati lengan atas
 Ekstensi 150⁰ dan luruskan kembali

d. Lengan bawah
 Supinasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan diatas
 Pronasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan dibawah

e. Pergelangan tangan
 Fleksi 80-90⁰ menggerakkan pergelangan tangan kearah bawah
 Ekstensi 80-90⁰ menggerakkan tangan kembali lurus
 Hiperekstensi 89-90⁰ menggerakkan tangan kearah atas
f. Jari-jari tangan
 Fleksi 90⁰ tangan menggenggam
 Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
 Hiperekstensi 30-60⁰ menggerakkan jari-jari kearah atas
 Abduksi 30⁰ meregangkan jari-jari tangan
 Adduksi 30⁰ merapatkan kembali jari-jari tangan
Ibu jari
 Fleksi 90⁰ menggenggam
 Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
 Abduksi 30⁰ menjauhkan/meregangkan ibu jari
 Adduksi 30⁰ mendekatkan kembali ibu jari
 Oposisi mendekatkan ibu jari ke telapak tangan
g. Pinggul
 Fleksi 90-120⁰ menggerakkan tungkai keatas
 Ekstensi 90-120⁰ meluruskan tungkai
 Hiperekstensi 30-50⁰ menggerakkan tungkai kebelakang
 Abduksi 30-50⁰ menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
 Adduksi 30-50⁰ merapatkan tungkai kembali mendekat ke tubuh
 Rotasi internal 90⁰ memutar tungkai kearah dalam
 Rotasi eksternal 90⁰ memutar tungkai kearah luar

h. Lutut
 Fleksi 120-130⁰ menggerakkan lutut kearah belakang
 Ekstensi 120-130⁰ menggerakkan lutut kembali keposisi semula lurus
i. Mata kaki
 Dorso fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah atas
 Plantar fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah bawah

j. Kaki
 Inversi/supinasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping
dalam
 Eversi/Pronasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak kaki kearah samping
luar
k. Jari-jari kaki
 Fleksi 30-60⁰ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
 Ekstensi 30-60⁰ meluruskan kembali jari-jari kaki
 Abduksi 15⁰ mereganggkan jari-jari kaki
 Adduksi 15⁰ merapatkan kembali jari-jari kaki

9. Penyakit sebagai ujian keimanan.

Firman Allah s.w.t: “Wahai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan


(kepada Allah) dengan sabar dan solat kerana sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar” [Surah Al-Baqarah, ayat 153].

Maka Allah turunkan ayat di atas supaya memohon pertolongan kepada Allah
dan Allah mengajarkan pula cara memohon pertolongan itu adalah dengan cara
bersabar dan sholat. Seberat apapun penyakit itu, mereka tidak akan berhasil
menggoyahkan keimanan ummat Islam. Sebab Allah memelihara orang yang
sabar dari beratnya suatu penyakit. Akan tetapi, adakalanya sabar kita itu
menjadi lemah kerana menghadapi penderitaan yang panjang. Maka, untuk
memulihkan kesabaran kita itu, Allah gandengkan dengan sholat. Kerana
dengan sholat, kesabaran kita kembali kuat. Kembali pulih seperti sebelumnya.
Maka, mudah pula bagi kita menghadapi penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Hidayat, A.A.A., & Uliyah, M. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2
Buku 1. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai