Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab dan telah
memberikan kemudahan dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW
adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman hidup yang baik untuk
manusia di dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Quran dan
Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita
tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah
bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam
mempelajari Al-Quran dan Sunnah.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek
kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan salah satu kalimat yang
terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang berartikan sebagai Objek
Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam mempelajari Al-Quran
dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta keterbatasan
dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat penulis harapkan untuk
memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT semata.
A. Latar Belakang
Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir hurufnya. المفعول
(بهObjek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini. Dengan alasan terkadang
kita sulit menentukan المفعول بهdalam suatu jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah
terutama dalam ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita
dalam memahami tentang المفعول به. Insyaallah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2. ضمير
ٌ : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
. َّ وضربهن, وضرب ُه ْم, وضربه َما, وضربهَا,ُ وضربَه, َّ وضربكن, وضرب ُك ْم, وضربك َما,وضربك
ِ , َ وضربك, وضربنا,ضربني
2. Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
ِ وا َّي, َ وايَّاك, وايَّا َنا,اي
. َّ وا َّياهُن, وايَّا ُه ْم, وايَّاهما, وايَّاها,ُ وايَّاه, َّ وايَّاكُن, وايَّا ُك ْم, وايَّاك َما,اك َ اي
b. Jama’ Taksir
ُّ يُ َع ِلّ ُم ْاأل ُ ْست َاذُ ال
َ ط ََّّل
ب
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
َيَحْ ِم ُل ْال ُجنُ ْودُ ا َ ْأل َ ْس ِل َحة
( Para tentara sedang membawa senjata )
َب ْاأل ُ ْست َاذُ ْاأل َ ْو ََلد
َ ض َر
َ
( Ustads telah memukul para anak )
اط َمةُ ْاأل َ ْق ََّل َم
ِ َتَحْ ِم ُل ف
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
َ يَ ْفتَ ُح أَحْ َمدُ ْاألَب َْو
اب
( Ahmad sedang membuka pintu )
7. َث ُ َّم لَت ََر ُونَّ َها َعيْن Kemudian kamubenar- َ( تkamu (dhomir
benar mustatir) : fa’il)
akanmelihatnya dengan لتر ُو َّن
َ (melihat: fi’il)
mata kepala sendiri, ( هَاmelihat-nya : maf’ul
bih (menunjukkan
kepada ( ْال َج ِحي َْمneraka
jahim)
( َعيْنَ ْاليَ ِقي ِْنhal)
8. ث ُ َّم لَت ُ ْسئَلُ َّن َي ْو َم ِئ ٍذ َع ِن Kemudian kamu benar- ( لَت ُ ْسئَلُ َّنakan ditanya :
benar akan ditanya fi’il)
pada hari itutentang ( يَ ْو َمئِ ٍذpada hari itu :
kenikmatan (yang maf’ul fih)
megah di dunia itu).
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
َاس يَدْ ُخلُ ْونَ فِ ْي ِدي ِْن
َ َو َرا َ ْيتَالنDan Engkau melihat ْ َ ( َراmelihat : fiil
ي
هللاِ اَ ْف َواجا Manusia masuk islam (predikat)
dengan berbondong َ( تengkau : fail
bondong (subjek))
َاس
َ ( النmanusia : maf’ul
bih (objek)) maf’ul bih
nya dzohir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah
Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh :
َ َب ْال َولَدُ الد َّْر
س َ ; َكتAnak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul”
berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang
ditolong”.
َ ب ا ْل َولَ ُد الد َّْر
Lihat contoh س َ َ َكت:
َ َ = َكتfi’il, = ا ْل َو َل ُدfa’il, س
ب َ = الد َّْرmaf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata lain dapat tukar
posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau setelah fi’il dan fa’il.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn
azka.
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.