Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab dan telah
memberikan kemudahan dalam mempelajarinya.
Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW
adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman hidup yang baik untuk
manusia di dunia dan akhirat.
Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Quran dan
Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita
tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah
bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam
mempelajari Al-Quran dan Sunnah.
Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek
kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Bih. Maf’ul Bih merupakan salah satu kalimat yang
terdapat dalam sebuah Jumlah Mufidah bahasa Arab, yang berartikan sebagai Objek
Penderita (yang dikenakan pekerjaan oleh fa’il).
Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam mempelajari Al-Quran
dan Sunnah. Amin.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta keterbatasan
dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran serta koreksi sangat penulis harapkan untuk
memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT semata.

Kediri, Januari 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………... 3


A. Pengertian Maf’ul Bih
………………………………………3
B. Pembagian Maf’ul Bih ……………………………………... 4
C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih.………………………... 4
D. Pembagian Maf’ul Bih berdasarkan tanda Nashabnya.…. 4
E. Contoh Maf’ul Bih dalam Salah Satu Ayat Al-Quran…… 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9


KESIMPULAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

‫ ( األسماء المنصوبات‬Isim-isim yang Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :


1. ‫( المفعول به‬Maf’ul Bih)
2. ‫( المفعول فيه‬Maf’ul Fiih)
3. ‫( المفعول ألجله‬Maf’ul Liajlih)
4. ‫( المفعول المطلق‬Maf’ul Al-Muthlaq)
5. ‫( المفعول معه‬Maf’ul Ma’ah)
6. ‫( الحال‬Al-Hal)
7. ‫( التمييز‬At-Tamyiz)
8. ‫( المستثنى‬Al-Mustatsna)
9. ‫( خبر كان أو احدى أخواتها‬khobar kana dan saudara-saudaranya)
ّ ‫( اسم‬isim inna dan saudara-saudaranya)
10. ‫ان أو احدى أخواتها‬
11. ‫( المنادى‬Al-Munada)
12. ‫( التوابع‬At-tawabi’)

Maf’ul Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir hurufnya. ‫المفعول‬
‫(به‬Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini. Dengan alasan terkadang
kita sulit menentukan ‫ المفعول به‬dalam suatu jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah
terutama dalam ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita
dalam memahami tentang ‫ المفعول به‬. Insyaallah.
B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan ‫? المفعول به‬


b. Bagaimanakah pembagian ‫? المفعول به‬
c. Bagaimana pola-pola penempatan ‫? المفعول به‬
d. Bagaimana Pembagian ‫ المفعول به‬berdasarkan tanda nashabnya?
e. Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?

C. Tujuan

a. Memahami pengertian ‫ المفعول به‬.


b. Mengetahui pembagian tentang ‫ المفعول به‬.
c. Mengetahui pola-pola penempatan ‫ المفعول به‬.
d. Memahami contoh-contoh ‫ المفعول به‬dalam salah satu ayat Al-Quran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ‫المفعول به‬


.‫ب‬ ُ ‫ْب " أ َ ْي أَنَّهُ دَائِ ًما َم ْن‬
ٌ ‫ص ْو‬ َ ‫ِي َوقَ َع‬
ُ ‫ َو لَهُ ُح ْك ٌم إِع َْرابِ ْي َوه َُو " اَلنَّص‬,‫علَ ْي ِه فِ ْع ُل ا ْلفَا ِع ِل‬ ْ ‫ب اَلَّذ‬ ُ ‫س ُم ا ْل َم ْن‬
ُ ‫ص ْو‬ ِ ْ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه ه َُو‬
ْ ‫اْل‬
. ‫ص ْو َرةُ ا ْل ِف ْع ِل‬ َ ‫ع َلى َم ْن َوقَ َع‬
ُ ُ‫علَ ْي ِه ا ْل ِف ْع ُل ا ْلفَا ِع ُل َو ََلتَتَغَيِ ُر َمعَه‬ َ ‫ب يَ ُد ُّل‬
ٌ ‫ص ْو‬ ْ ِ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه إ‬
ُ ‫س ٌم َم ْن‬
Artinya :
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah
Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh lain :
1. ‫س‬َ ‫ب ا ْل َولَ ُد الد َّْر‬َ َ ‫ ; َكت‬Anak itu telah menulis pelajaran
2. ْ ُ ‫ب األ‬
‫ستَاذُ َو َلدًا‬ َ ‫ ; ض ََر‬Ustadz itu telah memukul seorang anak
3. َ‫ ; ش َِربَتْ َم ِريَ ُم ال َّلبَن‬Maryam telah meminum air susu
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul”
berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang
ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1. َ َ ‫ = َكت‬fi’il,
‫ب‬ ‫ = ا ْل َو َل ُد‬fa’il,‫س‬َ ‫ = الد َّْر‬maf’ul bih
2. ‫ب‬
َ ‫ = ض ََر‬fi’il, ْ ُ ‫ = األ‬fa’il, ‫ = َو َلدًا‬maf’ul bih
ُ‫ستَاذ‬
3. ْ‫ = ش َِربَت‬fi’il, ‫ = َم ِريَ ُم‬fa’il, َ‫ = اللَّبَن‬maf’ul bih
Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.

B. Pembagian Maf’ul Bih

Maf’ul bih terbagi kepada dua bagian, yaitu :


1. ‫ظاهر‬ : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ‫ي كلبا‬
ٌ ‫ضرب عل‬ َ : Ali memukul anjing
‫يقرأ ُ مح َّمد ُ قرآنا‬ : Muhammad sedang membaca Quran

2. ‫ضمير‬
ٌ : yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
. َّ‫ وضربهن‬,‫ وضرب ُه ْم‬,‫ وضربه َما‬,‫ وضربهَا‬,ُ‫ وضربَه‬, َّ‫ وضربكن‬,‫ وضرب ُك ْم‬,‫ وضربك َما‬,‫وضربك‬
ِ , َ‫ وضربك‬,‫ وضربنا‬,‫ضربني‬
2. Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
ِ ‫ وا َّي‬, َ‫ وايَّاك‬,‫ وايَّا َنا‬,‫اي‬
. َّ‫ وا َّياهُن‬,‫ وايَّا ُه ْم‬,‫ وايَّاهما‬,‫ وايَّاها‬,ُ‫ وايَّاه‬, َّ‫ وايَّاكُن‬,‫ وايَّا ُك ْم‬,‫ وايَّاك َما‬,‫اك‬ َ ‫اي‬

C. Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih

َ‫ القُ ْرآن‬- ‫ مفعول به = قَ َرأ َ – ُم َح َّم ُد‬- ‫ فاعل‬- ‫ فعل‬-1


‫ َر ُج ٌل‬- ‫سأ َل – النَّ ِب َّي‬
َ = ‫ فاعل‬- ‫مفعول به‬- ‫ فعل‬-2
ِ‫ مفعول به = سأَلتُ – رسو َل للا‬- )‫ فاعل‬- ‫ (فعل‬-3
َ‫ مفعول به) = أ َ َم ْرت ُك‬- ‫ فاعل‬- ‫ (فعل‬-4
ُ ‫ َر‬- ‫ فاعل = أ َ َم َر ِنى‬- (‫ )فعل – مفعول به‬-5
ِ‫س ْو َُللل‬
‫ نَ ْعبُ ُد‬- َ‫ (فعل فاعل) = اِياك‬- ‫ مفعول به‬-6

D. Pembagian ‫ المفعول به‬berdasarkan tanda nasahabnya

1. Tanda Nashob Fathah


a. Isim Mufrad

َ ‫يُذَا ِك ُر ُم َح َّمدُ اَلد َّْر‬


‫س‬
( Muhammad sedang mengulangi pelajaran )
َّ ‫تَ ْق َرأ ُ ال‬
َ‫طا ِلبَاتُ ْال َج ِر ْيدَة‬
( Para mahasiswi sedang membaca koran )
َ ‫َب ْال َولَدُ الد َّْر‬
‫س‬ َ ‫َكت‬
( Anak itu telah menulis pelajaran )
‫ب ْاأل ُ ْست َاذُ َولَدا‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Guru itu telah memukul anak )
َ‫ت َم ْريَ ُم اللَّبْن‬
ْ َ‫ش َِرب‬
( Maryam telah minum susu )
َ ‫أَ َك َل ُم َح َّمدٌ ْال ُخب‬
‫ْس‬
( Muhammad telah makan roti )
‫ي ك َْلبا‬
ٌّ ‫ب َع ِل‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Ali telah memukul anjing )
‫َي ْق َرأ ُ ُم َح َّمد ٌ قُ ْرآنا‬
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
َ َ‫يَ ْفتَ ُح أَحْ َمدُ ْالب‬
‫اب‬
( Ahmad sedang membuka pintu )
‫اط َمةُ ْالقَ َل َم‬
ِ َ‫تَحْ ِم ُل ف‬
( Fatimah sedang membawa polpen )

b. Jama’ Taksir
ُّ ‫يُ َع ِلّ ُم ْاأل ُ ْست َاذُ ال‬
َ ‫ط ََّّل‬
‫ب‬
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
َ‫يَحْ ِم ُل ْال ُجنُ ْودُ ا َ ْأل َ ْس ِل َحة‬
( Para tentara sedang membawa senjata )
َ‫ب ْاأل ُ ْست َاذُ ْاأل َ ْو ََلد‬
َ ‫ض َر‬
َ
( Ustads telah memukul para anak )
‫اط َمةُ ْاأل َ ْق ََّل َم‬
ِ َ‫تَحْ ِم ُل ف‬
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
َ ‫يَ ْفتَ ُح أَحْ َمدُ ْاألَب َْو‬
‫اب‬
( Ahmad sedang membuka pintu )

2. Tanda Nashob Kasrah


a. Jama’ Muannats Salim

ِ ‫طا ِلبَاتُ ْالم َج ََّّل‬


‫ت‬ َّ ‫ي ال‬
ْ ‫تَ ْشت َِر‬
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
‫ت‬ َ ‫ط ََّّلبُ ْال ُك َّرا‬
ِ ‫سا‬ ُّ ‫يَجْ َم ُع ال‬
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
‫ت‬
ِ ‫َّارا‬
َ ‫سي‬ َّ ‫يَ ْغ ِس ُل أَحْ َمد ُ ال‬
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )

3. Tanda Nashob Ya’


a. Mutsanna

‫يَحْ ِم ُل ال ِتّ ْل ِم ْيذُ ْال ِكتَ َبي ِْن‬


( Siswa sedang membawa dua buku)
َ ‫تَ ْق َرأ ُ ْال ُمدَ ِ ّر‬
‫سةُ ْال َمقَالَتَي ِْن‬
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
َ‫ْس ْال ُمجْ ِر َميْن‬
ُ ‫ض ْالب ُْو ِلي‬
ُ ‫َي ْق ِب‬
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
ِ ‫ط ََّّلبُ ْال َح‬
َ‫اض َريْن‬ ُّ ‫َي ْنت َِظي ُْر ال‬
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )

b. Jama’ Mudsakkar salim

َ‫ْس ْال ُمجْ ِر ِميْن‬


ُ ‫ض ْالب ُْو ِلي‬
ُ ‫يَ ْق ِب‬
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
ِ ‫ط ََّّلبُ ْال َح‬
َ‫اض ِريْن‬ ُّ ‫َي ْنت َِظي ُْر ال‬
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
َّ ‫يُ َك ِلّ ُم ْال ُم ِدي ُْر ْال ُم َو‬
َ‫ظ ِفيْن‬
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )

E. Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)


‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

1. ‫ا َ ْله ُك ُم التَّكَاث ُ ُر‬ Bermegah-megahan ‫( ْال َهـ‬melalaikan : fi’il


telah melalaikan kamu, (predikat))
‫( ُك ُم‬kepadamu : maf’ul
bih (objek)
‫( التَكَاث ُ ُر‬bermegah-
megahan : fa’il (subjek)

Jenis maf’ul bih pada


ayat ini dibuat dari isim
dhomir yaitu
lafadz ‫( ُك ْم‬kamu)
2. ‫َحتَّى ُز ْرت ُ ُم ْال َمقَابِ َر‬ Sampai kamu masuk ‫( ُز ْر‬masuk “ fi’il :
ke dalam kubur, predikat)
‫( ت ُ ُم‬kamu : fa’il : subjek)
‫( ْال َم َقا ِب َر‬kubur : maf’ul bih
: objek)
3. َ‫ف ت َ ْع َل ُم ْون‬ َ َّ‫َكَّل‬
َ ‫س ْو‬ Sekali-kali َ‫( تَ ْعلَ ُم ْون‬mengetahui :
tidak!Kelak kamu akan fi’il)
mengetahui (akibat ‫( و‬kamu (dhomir
perbuatan kamu itu), mustatir pada
kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُم ْون‬: fa’il)

4. ‫ف‬ َ َّ‫ث ُ َّم َكَّل‬


َ ‫س ْو‬ Kemudian sekali-kali َ‫( ت ْعلَ ُم ْون‬mengetahui : fi’il)
tidak! Kelakkamu akan ‫( و‬kamu (dhomir
mengetahui. mustatir pada
kalimat َ‫ )تَ ْعلَ ُم ْون‬: fa’il)
5. ‫َكَّلَّ لَ ْو تَ ْعلَ ُم ْونَ ِع ْل َم‬ Sekali-kali َ‫( تَ ْعلَ ُم ْون‬mengetahui : fi’il)
tidak!Kelak kamu َ‫( ت‬dhomir mustatir :
mengetahui dengan fa’il)
pasti, ‫( ِع ْل َم ْاليَ ِقي ِْن‬dengan pasti :
maf’ul bih)
6. ‫لَت ََر ُو َّن ْال َج ِحي َْم‬ Niscaya kamubenar- ‫( لت ََر ُو َّن‬melihat: fi’il)
benar akan َ‫( ت‬kamu (dhomir
melihat neraka jahim, mustatir) : fa’il )
‫( ْال َج ِحي َْم‬neraka jahim :
maf’ul bih.

7. َ‫ث ُ َّم لَت ََر ُونَّ َها َعيْن‬ Kemudian kamubenar- َ‫( ت‬kamu (dhomir
benar mustatir) : fa’il)
akanmelihatnya dengan ‫لتر ُو َّن‬
َ (melihat: fi’il)
mata kepala sendiri, ‫( هَا‬melihat-nya : maf’ul
bih (menunjukkan
kepada ‫( ْال َج ِحي َْم‬neraka
jahim)
‫( َعيْنَ ْاليَ ِقي ِْن‬hal)
8. ‫ث ُ َّم لَت ُ ْسئَلُ َّن َي ْو َم ِئ ٍذ َع ِن‬ Kemudian kamu benar- ‫ ( لَت ُ ْسئَلُ َّن‬akan ditanya :
benar akan ditanya fi’il)
pada hari itutentang ‫( يَ ْو َمئِ ٍذ‬pada hari itu :
kenikmatan (yang maf’ul fih)
megah di dunia itu).
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
‫َاس يَدْ ُخلُ ْونَ فِ ْي ِدي ِْن‬
َ ‫ َو َرا َ ْيتَالن‬Dan Engkau melihat ْ َ ‫( َرا‬melihat : fiil
‫ي‬
‫هللاِ اَ ْف َواجا‬ Manusia masuk islam (predikat)
dengan berbondong َ‫( ت‬engkau : fail
bondong (subjek))
‫َاس‬
َ ‫( الن‬manusia : maf’ul
bih (objek)) maf’ul bih
nya dzohir.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah
Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh :
َ ‫َب ْال َولَدُ الد َّْر‬
‫س‬ َ ‫ ; َكت‬Anak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya “memukul”
berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka maf’ul bih-nya “yang
ditolong”.
َ ‫ب ا ْل َولَ ُد الد َّْر‬
Lihat contoh ‫س‬ َ َ‫ َكت‬:
َ َ‫ = َكت‬fi’il, ‫ = ا ْل َو َل ُد‬fa’il, ‫س‬
‫ب‬ َ ‫ = الد َّْر‬maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)

Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata lain dapat tukar
posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau setelah fi’il dan fa’il.

DAFTAR PUSTAKA

Zakaria Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn
azka.

Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch. 2009. Ilmu
Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.

Anda mungkin juga menyukai