Modul 10 Dan Modul 11 Penilaian Persediaan: Pendekatan Dasar Biaya
Modul 10 Dan Modul 11 Penilaian Persediaan: Pendekatan Dasar Biaya
Tujuan dari bab ini adalah membahas dan mengilustrasikan sejumlah konsep
penilaian dan estimasi yang digunakan untuk mengembangkan informasi persediaan
yang relevan.
DEFINISI
Persediaan ( inventory ) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi
bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi
barang yang akan dijual.
Menurut PSAK No. 14 ( IAI : 2007 : Para. 03 ) , Persediaan adalah aset :
a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Penentuan persediaan apakah termasuk barang dagangan atau bukan harus dilihat
dari fungsinya. Pada perusahaan real estat, tanah dan bangunan yang akan dijual
kembali dalam rangka untuk memperoleh pendapatan dikelompokkan sebagai
persediaan, tetapi yang digunakan untuk kantor adalah aktiva tetap.
Berdasarkan data di atas, ayat jurnal transaksi bulan Januari dan jurnal penyesuaian akhir
Januari adalah sebagai berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
2
b. Mencatat biaya angkut pembelian
Biaya angkut pembelian Rp 11.000
Kas Rp 11.000
e. Mencatat penjualan
Piutang Usaha 200.000
Penjualan 200.000
f. Jurnal penyesuaian
Harga Pokok Penjualan 124.000
Persediaan (akhir) 9.000
Retur Pembelian 20.000
Potongan Pembelian 3.000
Persediaan (awal) 15.000
Biaya angkut pembelian 11.000
Pembelian 130.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
3
2. Biaya transportasi masuk (biaya angkut pembelian), retur pembelian, dan
pengurangan harga serta diskon pembelian dicatat dalam Persediaan bukan
dalam akun terpisah.
3. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun
Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit Persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar
pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di
tangan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
4
POS-POS YANG TERMASUK PERSEDIAAN
Permasalahan dalam hai ini adalah penentuan pemilik dari persediaan. Apabila
syarat penjualan adalah franko gudang penjual ( FOB shipping point ), maka barang
dalam perjalanan sudah menjadi milik pembeli. Sebaliknya jika syarat penjualannya
adalah franko gudang pembeli ( FOB destination ), maka barang dalam perjalanan adalah
masih milik penjual.
Dalam praktik, biasanya pemegang buku ( berdasarkan pada manual atau buku
pedoman sistem akuntansi ) segera mencatat pembelian pada saat faktur sudah diterima,
tanpa memperhatikan syarat penjualan. Saat diterimanya faktur biasanya bersamaan
dengan datangnya barang. Pemegang buku, dalam praktik, juga mengakui penjualan
pada saat barang dikirimkan karena biasanya faktur dibuat tanpa memperhatikan syarat
penjualan. Pada akhir tahun untuk keandalan informasi, harus diidentifikasi kembali
barang yang masih dalam perjalanan tersebut. Apabila dalam praktik pencatatan
mengakibatkan pengakuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi, maka diperlukan
jurnal penyesuaian agar persediaan dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
5
mungkin telah berpindah ke pelanggan, maka perusahaan harus mengakuinya sebagai
penjualan dan tidak boleh memasukkannya sebagai bagian dari sediaannya.
Harga pokok sediaan meliputi harga beli, biaya angkut, dan biaya-biaya lainnya
yang dapat ditelusuri secara langsung pada proses pembelian sediaan tersebut, serta bea
masuk dan pajak lainnya yang tidak dapat dikreditkan. Semua potongan pembelian
seperti rabat, potongan tunai diperlakukan sebagai pengurang harga beli sebelum
diperhitungkan potongan. Biaya bongkar muat dan penyimpanan sementara di pelabuhan
transit merupakan contoh biaya-biaya yang dapat ditelusuri ke proses pembelian sediaan.
Kata dikreditkan, pada kalimat sebelumnya adalah istilah yang dipakai dalam
perpajakan, khususnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Barang Mewah. Apabila
perusahaan membeli barang kena pajak, maka ia diwajibkan membayar PPN, yang
diebut PPN Masukan. Jika barang tersebut dijual kembali, maka dia harus memungut
PPN Keluaran dari pelanggannya dan menyetorkannya ke kas negara. Jika jumlah PPN
Keluaran yang disetorkan tersebut boleh dikurangi dengan PPN Masukan, berarti PPN
Masukan dapat dikreditkan. Jika dapat dikreditkan, maka PPN Masukan tidak dimasukkan
sebagai harga pokok, dan sebaliknya jika tidak dapat dikreditkan, maka PPN Masukan
termasuk dalam elemen harga pokok.
1. Identifikasi khusus
2. Biaya Rata-rata
3. First-In First-Out ( FIFO )
4. Last-In First-Out ( LIFO )
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
6
PENILAIAN PERSEDIAAN : MASALAH PENILAIAN
TAMBAHAN
Tujuan dari bab ini adalah membahas dan mengilustrasikan sejumlah konsep
penilaian dan estimasi yang digunakan untuk mengembangkan informasi persediaan
yang relevan.
Persediaan dapat dicatat pada biaya awalnya. Tetapi bila nilai persediaan menurun
dari biaya awalnya dengan alasan apapun, maka persediaan harus diturunkan nilainya
untuk mencerminkan kerugiannya.
Persediaan yang mengalami penurunan nilai akan dinilai berdasarkan nilai terendah
antara biaya dan harga pasar (Lower of Cost or Market-LCM), bukan berdasarkan biaya
awal.
Biaya atau harga pokok (cost) adalah harga perolehan persediaan yang dihitung
dengan salah satu metode berdasarkan biaya historis, seperti- LIFO, FIFO, Nilai Rata-
rata, dan identifikasi khusus.
Pasar dalam lingkup nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) adalah
biaya untuk mengganti barang pembelian atau reproduksi. Dalam bisnis eceran istilah
“pasar” mengacu pada tempat pembelian, sedangkan bisnis menufaktur “pasar” adalah
biaya reproduksi.
Nilai Terendah Antara Biaya Dan Harga Pasar-Batas Atas Dan Batas Bawah.
Contoh: Jerry Mander Corporantion memiliki persediaan barang yang belum jadi
dengan nilai $ 1.000, estimasi biaya penyelesaian $ 300, dan marjin laba normal 10% dari
penjualan. Hal berikut dapat dihitung:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
7
Persediaan - nilai jual $ 1.000
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian dari penjualan 300
Biaya pengganti tidak kurang dari batas bawah (nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba
normal) dan tidak lebih dari batas (nilai realisasi bersih).
Jumlah yang dibandingkan dengan biaya, yang sering disebut nilai pasar yang
sering ditetapkan (designated market value), selalu merupakan nilai tengah dari tiga
jumlah.
Nilai pasar yang ditetapkan kemudian dibandingkan dengan biaya untuk
menentukan yang terndah antara biaya dab harga pasar. Sebagai ilustrasi, nilai persediaa
akhir Regner Foods dihitung sebagai berikut:
Nilai Realisasi
Nilai Realisasi Nilai Pasar
Biaya Bersih dikurangi
Makanan Bersih yang
Pengganti Laba normal
(Batas Atas ) ditetapkan
(batas bawah)
Bayam $ 88.000 $120.000 $ 104.000 $ 104.000
Wortel 90.000 100.000 70.000 90.000
Buncis 45.000 40.000 27.500 40.000
Kacang Polong 36.000 72.000 48.000 48.000
Sayur Campuran 105.000 92.000 80.000 92.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
8
Bersih
dikurangi
(Batas Atas ) Laba normal ditetapkan Akhir
(batas
bawah)
Bayam $ 80.000 $ 88.000 $120.000 $ 104.000 $ 104.000 $ 80.000
Wortel 100.000 90.000 100.000 70.000 90.000 90.000
Buncis 50.000 45.000 40.000 27.500 40.000 40.000
Kacang 90.000 36.000 72.000 48.000 48.000 48.000
Polong
Sayur 95.000 105.000 92.000 80.000 92.000 92.000
Campuran
Total $ 350.000
Untuk mencatatat persediaan pada harga pasar digunakan dua metode- metode
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung biaya diganti dengan harga pasar
ketika menilai harga persediaan. Metode tidak langsung tidak mengubah angka biaya,
tetapi membentuk kontra aktiva yang terpisah dan akun kerugian untuk mencatat
penghapusan.
1. Penurunan kerugian aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode
ketika kerugian utilitas ini terjadi, bukan pada periode penjualan.
2. Aplikasi aturan lcm menghasilkan inkonsistensi.
3. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya
terhadap laporan laba-rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif.
4. Aplikasi aturan lcm menggunakan “laba normal” dalam menentukan nilai
persediaan.
DASAR PENILAIAN
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
9
Realisasi bersih adalah jumlah yang akan diperoleh dari persediaan ini di masa
depan dengan tujuan untuk pengaplikasian atuaran LCM. Pencatatan persediaan menurut
nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan)
Harga lumpsum (lumpsum price) disebut basket purchase. Metode nilai penjualan
relatif digunakan dalam industri minyak untuk menilai (pada biaya) banyak produk dan
produk sampingan yang diperoleh dari satu barel minyak mentah.
Umumya, hak atas barang dagang atau bahan baku yanag terkait dengan komitmen
pembelian (purchase commiments) ini belum berpindah ke pembeli. Sebenarnya barang
itu belum di tangan atau dalam kasus produk, masih berpa barang dalam proses.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
10
Untuk kontrak pembelian resmi, yang tidak dapat dibatalkan, tidak ada aktiva atau
kewajiban yang diakui pada saat kontrak ditandatangani, karena kontrak tersebut bersifat
“executori”, kedua belah pihak belum memenuhi kewajiban kontraktualnya. Akan tetapi,
jika material, maka rincian kontrak semacam itu harus diungkapkan dalam neraca pembeli
dengan catatan.
Jika harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian diperkirakan akan muncul
pada saat pembelian dilaksanakan, maka kerugian ini harus diakui dalam periode
terjadinya penurunan harga pasar. FASB concept statment No. 6 menyatakan bahwa
“komitmen pembelian melibatkan suatu pos yang bisa dicatat baik sebagai aktiva
maupum sebagai kewajiban, yaitu komitmen pembelian melibatkan hak untuk menerima
aktiva dan kewajiban untuk membayar.... . Jika hak untuk menerima aktiva dan kewajiban
untuk membayar dicatat pada saat komtmen pembelian dilakukan, maka sifat dari kergian
dan akun penilaian yang mencatat kerugian ini pada saat harga turun akan jelas terlihat.
Metode laba kotor (gross profit method) didasarkan pada tiga asumsi:
1. persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang
diperhitungkan.
2. barang yang belum harus di tangan.
3. jika penjualan, dekutangi biaya, dikurangi dari jumlah persediaan awal ditambah
pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir.
Contoh:
asumsikan anda diberi tahu bahwa mark up atas biaya untuk suatu barang tertentu
adalah 25%, harga jual barang tersebut adalah $ 100. berapakah laba kotor atas harga
jual?
C + 0.25C = sp
(1+0.25)C= sp
1.25C = $ 100
C = $ 0.80
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
11
100% - persentase mark up atas biaya
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
12
saldo persediaan dapat diestimasi tanpa perhitungan fisik. Metode ini juga berfungsi
sebagai perangkat pengendalian (control device).
Mark Up berarti tambahan atas harga eceran awal, mark down berarti penurunan
tingkat harga eceran awal. Perusahaan menggunakan konsep ini untuk melakukan
penilaian yang layak pada akhir periode Akutansi. Berikut ini adalah ilustrasinya:
Format dasar dari metode persediaan eceran memakai pendekatan LCM. Karena
adanya dampak perataan, maka penilaian LCM yang tidak diperoleh, tetapi perkiraan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
13
yang memadai dapat diperoleh. Sebaiknya penambahan markup bersih dan pengurangan
markdown bersih menghasilkan perkiraan biaya.
Analisis Persediaan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
14
Jumlah persediaan yang dicatat perusahaan dapat memiliki konsekuensi ekonomi
yang signifikan. Akibatnya persediaan harus dikelola, namun pengelolaan persediaan
membutuhkan perhatian yang terus-menerus. Rasio yang umum digunakan dalam
pengelolaan dan evaluasi tingkat persediaan adalah rasio perputaran persediaan dan
ukuran yang behubungan, jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan.
Salah satu varian dari rasio perpuataran persediaan adalah jumlah hari rata-rata
untuk menjual persediaan (average days to sell invertory), yang merupakan jumlah hari
rata-rata penjualan persediaan yang ada di tangan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
15