Anda di halaman 1dari 15

MODUL 10 DAN MODUL 11

PENILAIAN PERSEDIAAN : PENDEKATAN DASAR BIAYA

Tujuan dari bab ini adalah membahas dan mengilustrasikan sejumlah konsep
penilaian dan estimasi yang digunakan untuk mengembangkan informasi persediaan
yang relevan.

DEFINISI

Persediaan ( inventory ) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi
bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi
barang yang akan dijual.
Menurut PSAK No. 14 ( IAI : 2007 : Para. 03 ) , Persediaan adalah aset :
a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b) Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.

Penentuan persediaan apakah termasuk barang dagangan atau bukan harus dilihat
dari fungsinya. Pada perusahaan real estat, tanah dan bangunan yang akan dijual
kembali dalam rangka untuk memperoleh pendapatan dikelompokkan sebagai
persediaan, tetapi yang digunakan untuk kantor adalah aktiva tetap.

Surat berharga yang dikuasai oleh pialang dikelompokkan sebagai persediaan,


tetapi yang dimiliki oleh perusahaan non pialang adalah sebagai investasi. Yang termasuk
persediaan bagi perusahaan dagang adalah bahan habis pakai dan barang-barang
dagangan. Sementara bagi perusahaan manufaktur adalah bahan baku, bahan habis
pakai, barang dalam proses, dan barang jadi.

SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN


Terdapat dua metode ( sistem ) untuk mencatat dan menghitung kuantitas persediaan,
yaitu :
1. Sistem Periodik/Fisik ( physical inventory system )

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH


1
2. Sistem Perpetual (sistem permanen atau sistem buku )
Dua sistem tersebut berbeda dalam mencatat transaksi pembelian, transaksi penjualan,
dan prosedur penyesuaian akhir periode.
Pada sistem periodik, akun persediaan digunakan hanya untuk mencatat
persediaan awal periode dan akhir periode. Transaksi pembelian dicatat di akun
Pembelian dan retur pembelian dicatat di akun Retur Pembelian. Biaya pengangkutan
barang yang dibeli dicatat di akun Biaya angkut pembelian. Apabila ada potongan tunai
dari transaksi pembelian kredit jangka pendek, potongannya dicatat di akun Potongan
Pembelian.
Berkurangnya persediaan pada saat terjadinya transaksi penjualan tidak dicatat.
Harga pokok penjualan selama satu periode baru dihitung dan dicatat pada akhir periode,
dengan terlebih dulu menghitung persediaan secara fisik di akhir periode.
Perhitungan fisik persediaan yang diharuskan oleh sistem periodik dilakukan
setahun sekali pada setiap akhir tahun. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan
membutuhkan informasi mutakhir mengenai tingkat persediaan untuk melindunginya dari
stockout atau over-purchasing dan untuk membantu penyusunan data keuangan bulanan
atau kuartalan.
Contoh :
Berikut ini data dari PT. Dwiva- sebuah perusahaan dagang :
Persediaan 1 Januari 2006 Rp 15.000
Ikhtisar transaksi bulan Januari 2006 :
Pembelian (secara kredit) 130.000
Biaya angkut pembelian tunai 11.000
Retur pembelian ( dari pembelian kredit ) 20.000
Pelunasan utang usaha Rp 130.000 dengan potongan tunai 3.000
Penjualan (kredit dengan harga pokok Rp 124.000) 200.000
Persediaan 31 Januari 2006 9.000

Berdasarkan data di atas, ayat jurnal transaksi bulan Januari dan jurnal penyesuaian akhir
Januari adalah sebagai berikut :

a. Mencatat pembeliaan persediaan


Pembelian Rp 130.000
Utang Usaha Rp 130.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
2
b. Mencatat biaya angkut pembelian
Biaya angkut pembelian Rp 11.000
Kas Rp 11.000

c. Mencatat retur pembelian


Utang Usaha Rp 20.000
Retur Pembelian 20.000

d. Mencatat pelunasan utang dengan potongan tunai


Utang Usaha Rp 130.000
Potongan Pembelian 3.000
Kas 127.000

e. Mencatat penjualan
Piutang Usaha 200.000
Penjualan 200.000

f. Jurnal penyesuaian
Harga Pokok Penjualan 124.000
Persediaan (akhir) 9.000
Retur Pembelian 20.000
Potongan Pembelian 3.000
Persediaan (awal) 15.000
Biaya angkut pembelian 11.000
Pembelian 130.000

Menurut sistem perpetual, disediakan catatan yang secara permanen memonitor


perubahan persediaan. Catatan yang digunakan untuk itu adalah akun Persediaan. Setiap
terjadi perubahan baik karena pembelian ataupun karena penjualan, dicatat di akun
Persediaan. Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah :
1. Pembelian barang dagang untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk
produksi didebet ke Persediaan dan bukan ke Pembelian.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
3
2. Biaya transportasi masuk (biaya angkut pembelian), retur pembelian, dan
pengurangan harga serta diskon pembelian dicatat dalam Persediaan bukan
dalam akun terpisah.
3. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun
Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit Persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar
pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di
tangan.

Sistem perpetual menyediakan catatan yang berkelanjutan tentang saldo baik


dalam akun Persediaan maupun akun Harga Pokok Penjualan. Dengan mengacu pada
contoh PT Dwiva, ikhtisar jurnal transaksi yang dibuat dengan sistem perpetual adalah
sebagai berikut :
1. Mencatat pembelian
Persediaan Rp 130.000
Utang Usaha Rp 130.000

2. Mencatat biaya angkut pembelian


Persediaan 11.000
Kas 11.000

3. Mencatat retur pembelian


Utang Usaha 20.000
Persediaan 20.000

4. Mencatat pembayaran utang


Utang Usaha 130.000
Persediaan 3.000
Kas 127.000

Harga Pokok Penjualan 124.000


Persediaan 124.000

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
4
POS-POS YANG TERMASUK PERSEDIAAN

Menentukan barang yang akan dimasukkan dalam persediaan sering sulit ,


misalnya karena barang masih dalam perjalanan, atau dikonsinyasikan, atau merupakan
barang titipan. Untuk menentukan apakah barang-barang tersebut termasuk sebagai
persediaan atau bukan, berikut ini pembahasannya.

Barang Dalam Perjalanan

Permasalahan dalam hai ini adalah penentuan pemilik dari persediaan. Apabila
syarat penjualan adalah franko gudang penjual ( FOB shipping point ), maka barang
dalam perjalanan sudah menjadi milik pembeli. Sebaliknya jika syarat penjualannya
adalah franko gudang pembeli ( FOB destination ), maka barang dalam perjalanan adalah
masih milik penjual.
Dalam praktik, biasanya pemegang buku ( berdasarkan pada manual atau buku
pedoman sistem akuntansi ) segera mencatat pembelian pada saat faktur sudah diterima,
tanpa memperhatikan syarat penjualan. Saat diterimanya faktur biasanya bersamaan
dengan datangnya barang. Pemegang buku, dalam praktik, juga mengakui penjualan
pada saat barang dikirimkan karena biasanya faktur dibuat tanpa memperhatikan syarat
penjualan. Pada akhir tahun untuk keandalan informasi, harus diidentifikasi kembali
barang yang masih dalam perjalanan tersebut. Apabila dalam praktik pencatatan
mengakibatkan pengakuan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi, maka diperlukan
jurnal penyesuaian agar persediaan dilaporkan sesuai dengan standar akuntansi.

Barang Konsinyasi (titipan)

Barang konsinyasi adalah barang yang dititipkan perusahaan ( consignor ) ke


perusahaan lain ( consignee ) untuk menjualkan. Barang konsinyasi masih tetap menjadi
milik perusahaan penitip ( consignor ) sampai barang tersebut berhasil terjual. Barang
konsinyasi dilaporkan terpisah dari persediaan non konsinyasi. Perusahaan yang
menerima barang titipan ( consignee ) tidak boleh mengakuinya sebagai persediaan.

Barang yang Dipisahkan.


Apabila barang diproduksi atas dasar pesanan khusus dan telah dipisahkan dari barang-
barang lainnya untuk segera dikirimkan ke pelanggan, maka hak atas barang tersebut

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
5
mungkin telah berpindah ke pelanggan, maka perusahaan harus mengakuinya sebagai
penjualan dan tidak boleh memasukkannya sebagai bagian dari sediaannya.

HARGA POKOK PERSEDIAAN

Harga pokok sediaan meliputi harga beli, biaya angkut, dan biaya-biaya lainnya
yang dapat ditelusuri secara langsung pada proses pembelian sediaan tersebut, serta bea
masuk dan pajak lainnya yang tidak dapat dikreditkan. Semua potongan pembelian
seperti rabat, potongan tunai diperlakukan sebagai pengurang harga beli sebelum
diperhitungkan potongan. Biaya bongkar muat dan penyimpanan sementara di pelabuhan
transit merupakan contoh biaya-biaya yang dapat ditelusuri ke proses pembelian sediaan.
Kata dikreditkan, pada kalimat sebelumnya adalah istilah yang dipakai dalam
perpajakan, khususnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Barang Mewah. Apabila
perusahaan membeli barang kena pajak, maka ia diwajibkan membayar PPN, yang
diebut PPN Masukan. Jika barang tersebut dijual kembali, maka dia harus memungut
PPN Keluaran dari pelanggannya dan menyetorkannya ke kas negara. Jika jumlah PPN
Keluaran yang disetorkan tersebut boleh dikurangi dengan PPN Masukan, berarti PPN
Masukan dapat dikreditkan. Jika dapat dikreditkan, maka PPN Masukan tidak dimasukkan
sebagai harga pokok, dan sebaliknya jika tidak dapat dikreditkan, maka PPN Masukan
termasuk dalam elemen harga pokok.

Metode Penilaian Persediaan Berdasarkan Asumsi Arus Biaya (Cost Flow


Assumption )

1. Identifikasi khusus
2. Biaya Rata-rata
3. First-In First-Out ( FIFO )
4. Last-In First-Out ( LIFO )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
6
PENILAIAN PERSEDIAAN : MASALAH PENILAIAN
TAMBAHAN

Tujuan dari bab ini adalah membahas dan mengilustrasikan sejumlah konsep
penilaian dan estimasi yang digunakan untuk mengembangkan informasi persediaan
yang relevan.

1. Nilai Terendah antara Biaya dan Harga Pasar

Persediaan dapat dicatat pada biaya awalnya. Tetapi bila nilai persediaan menurun
dari biaya awalnya dengan alasan apapun, maka persediaan harus diturunkan nilainya
untuk mencerminkan kerugiannya.

Persediaan yang mengalami penurunan nilai akan dinilai berdasarkan nilai terendah
antara biaya dan harga pasar (Lower of Cost or Market-LCM), bukan berdasarkan biaya
awal.

Biaya atau harga pokok (cost) adalah harga perolehan persediaan yang dihitung
dengan salah satu metode berdasarkan biaya historis, seperti- LIFO, FIFO, Nilai Rata-
rata, dan identifikasi khusus.
Pasar dalam lingkup nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) adalah
biaya untuk mengganti barang pembelian atau reproduksi. Dalam bisnis eceran istilah
“pasar” mengacu pada tempat pembelian, sedangkan bisnis menufaktur “pasar” adalah
biaya reproduksi.

Nilai Terendah Antara Biaya Dan Harga Pasar-Batas Atas Dan Batas Bawah.

Dua pembatasan penilaian tambahan akan digunakan untuk menilai persediaan


akhir-Nilai Realisasi Bersih dan Nilai Realisasi Bersih dikurangi Marjin Laba Normal.

Contoh: Jerry Mander Corporantion memiliki persediaan barang yang belum jadi
dengan nilai $ 1.000, estimasi biaya penyelesaian $ 300, dan marjin laba normal 10% dari
penjualan. Hal berikut dapat dihitung:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
7
Persediaan - nilai jual $ 1.000
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian dari penjualan 300

Nilai Realisasi Bersih 700

Dikurangi: Penyisihan untuk marjin laba normal (10%-


dari penjualan) 100

nilai Realisasi Bersih dikurangi marjin laba normal 600

Biaya pengganti tidak kurang dari batas bawah (nilai realisasi bersih dikurangi marjin laba
normal) dan tidak lebih dari batas (nilai realisasi bersih).

Bagaimana Nilai Terendah Antara Biaya Dan Harga Pasar Bekerja.

Jumlah yang dibandingkan dengan biaya, yang sering disebut nilai pasar yang
sering ditetapkan (designated market value), selalu merupakan nilai tengah dari tiga
jumlah.
Nilai pasar yang ditetapkan kemudian dibandingkan dengan biaya untuk
menentukan yang terndah antara biaya dab harga pasar. Sebagai ilustrasi, nilai persediaa
akhir Regner Foods dihitung sebagai berikut:

Nilai Realisasi
Nilai Realisasi Nilai Pasar
Biaya Bersih dikurangi
Makanan Bersih yang
Pengganti Laba normal
(Batas Atas ) ditetapkan
(batas bawah)
Bayam $ 88.000 $120.000 $ 104.000 $ 104.000
Wortel 90.000 100.000 70.000 90.000
Buncis 45.000 40.000 27.500 40.000
Kacang Polong 36.000 72.000 48.000 48.000
Sayur Campuran 105.000 92.000 80.000 92.000

Metode Pengaplikasian LCM

Kenaikan harga pasar barang cenderung mengoffset penurunan harga pasar


barang lai, jika pendekatan kategori atau total persediaan yang utama digunakan dalam
mengaplikasikan aturan LCM. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Regner Foods
memisahkan produk-produk makanannya dalam dua kategori utama, yaitu makanan
kaleng dan makanan beku.

Makanan Biaya Biaya Nilai Realisasi Nilai Nilai Pasar Nilai


Pengganti Bersih Realisasi yang Persediaan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
8
Bersih
dikurangi
(Batas Atas ) Laba normal ditetapkan Akhir
(batas
bawah)
Bayam $ 80.000 $ 88.000 $120.000 $ 104.000 $ 104.000 $ 80.000
Wortel 100.000 90.000 100.000 70.000 90.000 90.000
Buncis 50.000 45.000 40.000 27.500 40.000 40.000
Kacang 90.000 36.000 72.000 48.000 48.000 48.000
Polong
Sayur 95.000 105.000 92.000 80.000 92.000 92.000
Campuran
Total $ 350.000

Pencatatan Harga “Pasar” Dan Bukan Biaya

Untuk mencatatat persediaan pada harga pasar digunakan dua metode- metode
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung biaya diganti dengan harga pasar
ketika menilai harga persediaan. Metode tidak langsung tidak mengubah angka biaya,
tetapi membentuk kontra aktiva yang terpisah dan akun kerugian untuk mencatat
penghapusan.

Evaluasi atas Aturan LCM

Aturan LCM memiliki definisi dan kelemahan koseptual:

1. Penurunan kerugian aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode
ketika kerugian utilitas ini terjadi, bukan pada periode penjualan.
2. Aplikasi aturan lcm menghasilkan inkonsistensi.
3. LCM menilai persediaan dalam neraca secara konservatif, tetapi dampaknya
terhadap laporan laba-rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat konservatif.
4. Aplikasi aturan lcm menggunakan “laba normal” dalam menentukan nilai
persediaan.

DASAR PENILAIAN

Penilaian menurut Nilai Realisasi bersih

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
9
Realisasi bersih adalah jumlah yang akan diperoleh dari persediaan ini di masa
depan dengan tujuan untuk pengaplikasian atuaran LCM. Pencatatan persediaan menurut
nilai realisasi bersih (harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan)

Aturan pengakuan normal dibolehkan jika:


1. terdapat pasar terkendali dengan harga kuota yang berlaku bagi semua kuantitas.
2. tidak ada biaya penjualan yang signifikan.

Perusahaan manufaktur menggunakan biaya terstandarisasi (standardized cost


system) yang menetapkan terlebih dahulu biaya per unit bahan, tenaga kerja dan
overhead manufaktur sera menilai persediaan bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi pada biaya standarnya. Tujuan pelaporan keuangan, penetapan harga
persediaan menurut biaya standar dibolehkan jika tidak terdapat pebedaan yang
sigmifikan antara biaya aktual dan biaya standar. Biaya standar sebolehkan jika
disesuaikan pada interval yang layak untuk mencerminkan kondisi ter baru, contohnya:
Burington Industries dan Hewsett-packard. Persediaan kadang-kadang dilaporkan pada
harga jual dikurangi biaya distribusi.

Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif

Harga lumpsum (lumpsum price) disebut basket purchase. Metode nilai penjualan
relatif digunakan dalam industri minyak untuk menilai (pada biaya) banyak produk dan
produk sampingan yang diperoleh dari satu barel minyak mentah.

Komitmen Pembelian- Satu masalah Khusus

Dalam banyak lini bisnis, kelangsungan hidup dan profitabilitas peruasahaan


tergantugn pada tersedianya persediaan barang dagang yang mencukupi untuk
memenuhi semua permintaan pelamggan.

Umumya, hak atas barang dagang atau bahan baku yanag terkait dengan komitmen
pembelian (purchase commiments) ini belum berpindah ke pembeli. Sebenarnya barang
itu belum di tangan atau dalam kasus produk, masih berpa barang dalam proses.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
10
Untuk kontrak pembelian resmi, yang tidak dapat dibatalkan, tidak ada aktiva atau
kewajiban yang diakui pada saat kontrak ditandatangani, karena kontrak tersebut bersifat
“executori”, kedua belah pihak belum memenuhi kewajiban kontraktualnya. Akan tetapi,
jika material, maka rincian kontrak semacam itu harus diungkapkan dalam neraca pembeli
dengan catatan.

Jika harga kontrak melebihi harga pasar dan kerugian diperkirakan akan muncul
pada saat pembelian dilaksanakan, maka kerugian ini harus diakui dalam periode
terjadinya penurunan harga pasar. FASB concept statment No. 6 menyatakan bahwa
“komitmen pembelian melibatkan suatu pos yang bisa dicatat baik sebagai aktiva
maupum sebagai kewajiban, yaitu komitmen pembelian melibatkan hak untuk menerima
aktiva dan kewajiban untuk membayar.... . Jika hak untuk menerima aktiva dan kewajiban
untuk membayar dicatat pada saat komtmen pembelian dilakukan, maka sifat dari kergian
dan akun penilaian yang mencatat kerugian ini pada saat harga turun akan jelas terlihat.

Metode Laba Kotor untuk Mengestimasi Persediaan

Metode laba kotor (gross profit method) didasarkan pada tiga asumsi:
1. persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang
diperhitungkan.
2. barang yang belum harus di tangan.
3. jika penjualan, dekutangi biaya, dikurangi dari jumlah persediaan awal ditambah
pembelian, maka hasilnya adalah persediaan akhir.

Biaya (cost) + lab kotor = harga jual (sp)

Contoh:
asumsikan anda diberi tahu bahwa mark up atas biaya untuk suatu barang tertentu
adalah 25%, harga jual barang tersebut adalah $ 100. berapakah laba kotor atas harga
jual?

C + 0.25C = sp
(1+0.25)C= sp
1.25C = $ 100
C = $ 0.80

1. laba kotor atas harga jual = persentase mark up atas biaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
11
100% - persentase mark up atas biaya

2. persentase mark up atas biaya = laba kotor atas haga jual

100% - laba kotor atas harga jual

METODE PERSEDIAAN ECERAN

Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis eceran memberikan sejumlah tantangan.


Retailer yang memiliki jenis persediaan tertentu bisa menggunakan metode identifikasi
khusus untuk menilai persediaan, lain halnya dengan retailer yang bervolume tinggi yang
memiliki banyak jenis persediaan maka akan sulit menentukan. Alternatif yang bisa
dilakukan adalah menyusun persediaan menurut harga eceran. Dalam perusahaan
terdapat pola yang dapat diamati anatara biaya dan harga, karena itu, harga eceran dapat
dikonversikan menjadi biaya dengan suatu rumusyang dinamakan “metode persediaan
eceran” (retail inventory methode) mensyaratkan bahwa pencatatan dilakukan atas (1)
total niaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli (2) total biaya dan nilai eceran barang
yang tersedia untuk dijual dan(3) penjualan periode bejalan. Berikut ini adalah ilustrasi
tentang metode eceran oleh Jordan Guess Inc. (peride berjangka).

Biaya harga eceran


Persediaan awal 14.000 20.000
Pembelian 63.000 90.000
Barang tersedia untuk dijual 77.000 110.000
Dikurangi penjualan 85.000
Persediaan akhir pada harga eceran 25.000

Rasio biaya terhadap harga eceran (77.000 / 110.000) 70%


Pesediaan akhir pada biaya ( 70% x 25.000) 17.500

Ada beberapa versi metode persediaan eceran : metode konvensional (nilai


terendah antara biaya rata-rata dan haraga pasar), metode biaya, metode eceran LIFO,
dan metode eceran FIFO, nilai dolar. Metode eceran tersebut didukung oleh IRS,
berbagai asosiasi perusahaan eceran dan profesi Akuntansi, serta dengan metode ini

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
12
saldo persediaan dapat diestimasi tanpa perhitungan fisik. Metode ini juga berfungsi
sebagai perangkat pengendalian (control device).

Metode Persediaan Eceran dengan Mark Up dan Mark Down-Metode Konvensional

Mark Up berarti tambahan atas harga eceran awal, mark down berarti penurunan
tingkat harga eceran awal. Perusahaan menggunakan konsep ini untuk melakukan
penilaian yang layak pada akhir periode Akutansi. Berikut ini adalah ilustrasinya:

IN-FASHION STORES INC.


Biaya Harga
Eceran
Pesediaan awal 500 1.000
Pembelian (bersih) 20.000 35.000
Barang tersedia untuk dijual 20.500 36.000
Ditambah
Markup 3.000
Dikurangi: pembatalan markup (1.000)
Markup bersih 2.000
20.500 38.000
rasio biaya terhadap harga eceran 20.500 = 53.9%
38.000
dikurangi: Markdown 2.500
dikurangi: pembatalan markdown (2.000)
markdown bersih 500
20.500 37.500

rasio biaya terhadap harga eceran 20.500 = 54.7%


37.500
dikurangi: penjualan (bersih) 25.000
persediaan akhir pada eceran 12.500

Format dasar dari metode persediaan eceran memakai pendekatan LCM. Karena
adanya dampak perataan, maka penilaian LCM yang tidak diperoleh, tetapi perkiraan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
13
yang memadai dapat diperoleh. Sebaiknya penambahan markup bersih dan pengurangan
markdown bersih menghasilkan perkiraan biaya.

Pos-pos khusus yang berhubungan dengan metode eceran adalah: biaya


pengangkutan (freight cost) retur pembelian (purchase return), diskon pembelian dan
pengurangan harga (purchase discont and allowances), diskon penjualan dan
pengurangan harga ( sales discount), transfer masuk (transfer-in), kekurangan normal
( normal shortages), kekurangan abnormal (abnormal shortages) dan diskon untuk
karyawan ( employee discount).

Metode persediaan eceran untuk menghitung persediaan telah digunakan secara


luas (1) agar laba bersih dapat dihitung tanpa harus melakukan perhitungan fisik
persediaan (2) sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan kekurangan persediaan
(3) dalam pengaturan Akutansi barang dagang ditangan (4) untuk informasi Akutansi.
Salah satu karakteristik dari metode persediaan eceran adalah bahwa metode itu memiliki
pengaruh rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS


Penyajian persediaan

Standar akutansi mewajibkan laporan keuangan mengungkapkan komposisi dari


persediaan, pengaturan pembiayaan persediaan, dan metode kalkulasi biaya persediaan
yang digunakan. Standar Akuntansi ini juga mewajibkan metode kalkulasi biaya
diaplikasikan secara konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.
Perusahaan manufaktur harus melaporkan komposisi persediaan baik alam neraca
ataupun dalam skedul terpisah dari catatan ini. Pengakuan pembiayaab yang penting
atau tidak biasa yang berhubungan dengan persediaan mungkin memerlukan catatan
pengungkapan produk, komitmen pembelian perusahaan, dan penggadaian persediaan
sebagai kolateral. Persediaan yang degadaikan sebagai kolateral pinjaman harus
disajikan dalam kelompok aktiva lancar bukan sebagai pengoffset kewajiban.

Dasat penilaian persediaan an metode yang dipakai dalam menghitung biaya


(FIFO, LIFO, biaya rata-rata dan sebagainya)juga harus dilaporkan.

Analisis Persediaan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
14
Jumlah persediaan yang dicatat perusahaan dapat memiliki konsekuensi ekonomi
yang signifikan. Akibatnya persediaan harus dikelola, namun pengelolaan persediaan
membutuhkan perhatian yang terus-menerus. Rasio yang umum digunakan dalam
pengelolaan dan evaluasi tingkat persediaan adalah rasio perputaran persediaan dan
ukuran yang behubungan, jumlah hari rata-rata untuk menjual persediaan.

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio) mengukur berapa kali,


secara rata-rata, persediaan terjual selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk
mengukur likuiditas persediaan. Rumus dan rasio perputaran persediaan:

Perputaran persediaan = HPP


Persediaan rata-rata

Salah satu varian dari rasio perpuataran persediaan adalah jumlah hari rata-rata
untuk menjual persediaan (average days to sell invertory), yang merupakan jumlah hari
rata-rata penjualan persediaan yang ada di tangan.

Tingkat persediaan umumnya berbeda-beda dalam setiap industri. Akan tetapi


perusahaan yang mampu mempertahankan tingkat persediaan yang rendah, dan memiliki
rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi dari pada pesaingnya, serta mampu
memenuhi kebutuhan adalan contoh perusahaan yang paling sukses.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Fitri Indriawati, SE, M.Si. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
15

Anda mungkin juga menyukai