A asuransi pengangkutan
Pengertian
adalah suatu asuransi/pertanggungan yang memberikan jaminan atau proteksi terhadap
kerugian/kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang diderita atas barang-
barang yang dipertanggungkan sebagai akibat adanya risiko-risiko yang terjadi selama dalam
suatu perjalanan (transit) yang dijamin dalam polis.
Mengapa Asuransi Pengangkutan Barang ini diperlukan?
Pada mulanya kita berpendapat bahwa barang-barang yang hendak kita kirimkan melalui suatu
Ekspedisi atau pelayaran, apabila terjadi kerusakan, kerugian atau kehilangan atas barang
tersebut, maka pihak Pelayaran atau Ekspedisi-lah yang harus bertanggung jawab. Namun
perkiraan tersebut salah, hal ini dikarenakan adanya masing-masing pihak mempunyai kekebalan
terhadap tuntutan-tuntutan, yaitu :
2. Isi Polis
Polis adalah suatu kontrak dan harus di isi secara lengkap mengenai pokok persetujuan kedua
belah pihak mengenai hak dan kewajibannya.
Sesuai dengan pasal 256 KUH Dagang, yang harus dicantumkan dalam polis asuransi adalah :
a. Nama penanggung atau nama orang-orang yang menanggung;
b. Nama tertanggung;
c. Keterangan lengkap mengenai objek yang ditutup;
d. Jumlah uang pertanggungan (uang asuransi);
e. Bahaya atau resiko yang ditutup (resiko-resiko yang dijamin);
f. Jangka waktu pertanggungan (mulai dan berakhirnya)
g. Premi pertanggungan;
h. Semua hal dan keadaan penting bagi suatu pertanggungan serta persetujuan lain yang
telah dicapai antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Pasal 624, dalam hal pertanggungan atas sebuah kapal maka bahaya mulai berjalan bagi si yang
menanggung semenjak saat nahkoda mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau
apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan pemberat, pada saat dimulainya
memuat bahan tersebut.
Pasal 625, dalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya bagi pihak yang menanggung
berakhir dalam jangka waktu 21 hari setelah barang-barangnya dipertanggungkan sampai di
tempat tujuan, atau sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah muatan tersebut
dibongkar.
Pasal 626, dalam halnya sebuah kapal dipetanggungkan untuk sebuah perjalanan pergi-pulang,
atau untuk lebih dari suatu perjalanan, maka pihak yang menanggung, selamam itu menanggung
bahaya sampai dengan 21 hari semenjak diselesaikannya perjalanan teakhir, atau beberapa hari
lebih cepat setelah barang-barang muatan terakhir setelah dibongkar.
Pasal 627, apabila yang diasuransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barng-barang
lainnya, maka bahaya mulai berjalan atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah
barang-barang itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu dimuat atau dinaikkan ke
dalam kapal-kapal yang akan mengangkutnya.
Pasal 628, jika yang diauransikan itu adalah barang-barang dagangan atau barang-barang
lainnya, maka bahaya itu berlangsung terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan terpaksa
melakukan pelabuhan darurat, membongkar muatan dan memperbaiki kapalnya di situ, hingga
perjalanannya dihentikan secara sah oleh pihak yang ditanggung diberikan perintah untuk tidak
lagi memuat barang-barangnya ke kapal, ataupun pelayaran itu diselesaikan sama sekali.
Pasal 629, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas barang-barang, karena alasan-alasan
yang sah tidak dapat membongkar muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627,
sedangkan mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya bagi pihak yang menanggung
tetap berlangsung sampai saat selesainya dibongkar barang-barang tersebut.
.
4. Berakhirnya Polis
Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi karena hal berikut :
a. Batal/berakhir sebelum waktunya :
1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah (tidak ada itikad
baik/utmost good faith).
2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di asuransikan (Insurable Interest).
3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis, seperti penyimpangan dalam hal dan
percobaan perjalanan yang tidak sesuai dengan ketentuan polis.
4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis Perjalanan).
5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.
1. Asuransi ini berlaku mulai sejak barang meninggalkan gudang atau tempat penyimpanan
di tempat yang disebut sebagai tempat pemberangkatan, berlanjut sepanjang trayek yang
lazim dan berheni pada salah satu tempat dibawah ini :
1. Pada waktu penyerahan barang kepada penerima atau digudang terakhir atau tempat
penyimpanan barang di tempat tujuan yang disebutkan.
2. Pada waktu penyerahan barang di gudang yang ditunjuk tertanggung, baik gudang itu
terletak sebelum maupun ditempat tujuan tersebut.
3. Pada saat akhirnya masa 60 hari setelah selesainya pembongkaran barang yang
diasuransikan dari kapal laut di pelabuhan pembongkaran terakhir dari barang itu.
3. Asuransi Pengangkutan Darat (Land Transit Insurance)
Pengertian
adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan atau proteksi terhadap
kerugian atau kerusakan atas objek pertanggungan sebagai akibat adanya bahaya-bahaya darat
yang bersifat accidental, yang terjadi dalam masa pengangkutan melalui darat yang dilakukan.
Objek
1. Asuransi atas keselamatan penumpang
2. Asuransi atas barang yang di angkut
3. Asuransi atas kendaraan pengangkut
1. Pihak Penanggung
Pengangkut udara
Penumpang
2. Pihak Tertanggung
a. Pemilik kargo termasuk pos
b. awak pesawat udara
c. Pengelola bandar udara, dan
d. Pembuat pesawat udara.
Perhitungan premi
Premi asuransi udara dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan tarif tetap atau penutupan tia-
tiap kejadian.
Untuk menentukan besar kecilnya risiko, dipengarhui oleh beberapa penlaian seubjektif, seperti
kemampuan dari pilot, bagaimana caranya mempergunakan pesawat serta fasilitas-fasilitas
lapangan terbang yang ada, serta lain-lain, yang menyebabkan tidak mudahnya menentukan
ukuran yang tetap akan besarnya premi
Untuk penerbangan percobaan biasanya premi dibayar untuk waktu satu tahun, untuk terbang
penyerahan premi diperhitungkan untuk tiap penerbangan. Bisa juga premi dihitung menurut jam
terbang seperti pada penerbangan percobaan rutin
1. Resiko 1
Menjamin semua resiko yang menimbulkan kerugian atau kerusakan pada barang yang
ditanggung, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang tidak ditanggung ( yang disebutkan
dibawah )
2. Risiko 2
Menjamin semua kerugian atau kerusakan atau biaya atas barang yang tanggung, yang timbul
dari risiko dibawah ini, kecuali disebabkan oleh risiko yang tidak ditanggung ( yang disebutkan
dibawah )
Akibat dari pengangkutan mengalami :
Kebakaran atau peledakan
Terdampar, terkandas, terbalik, tenggelam, tergelincir, keluar rel atau jalur, tabrakan, terjatuh,
tersungkur, pendaratan darrat
Pembongkaran dipelabuhan darurat
Gempa bumi, letuan gunung berapi, sambaran petir
5. Asuransi Aviasi
Asuransi muatan udara
Asurani aviasi merupakan salah satu jenis asuransi pengangkutan. Asuransi ini terdiri dari
asuransi muatan udara, asuransi cargo udara, dan asuransi pesawat udara.
Objek pertanggungan
Objek pertanggungan dalam asuransi pengangkutan udara dan muatannya ( barang dan
penumpang ) terhadap kemungkinan bahaya yang menimpanya, yang terjadi dibandar udara (
ground risk ) atau penerbangan ( flight risk )
Jaminan keselamatan penumpang
Pengangkut diwajibkan oleh undang-undang untuk menutup asuransi atau tanggung jawab
terhadap penumpang, yaitu :
Tanggung jawab atas keselamatan penumpang
Ketika menaiki pesawat udara
Selama dalam pesawat udara, dan
Ketika turun dari pesawat udara
Tanggung jawab atas kerugian bagasi penumpang ( hilang, rusak, terbakar ) kecuali bagasi sendiri
yang dibawa oleh penumpang. Jaminan atas kemungkinan kerugian atas bagasi penumpang
diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian oleh pengangkut
Asuransi kredit
Pengertian
Asuransi kredit adalah asuransi yang memberikan pertnggungan kepada kreditur atas risiko
terjadinya kerugian atau rugi akibat kredit macet.
Untuk mengurangi risiko kredit macet maka sesuai Peraturan Pemerintah No. 1 tanggal 1 Januari
1971, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan dan Bank Indonesia
mendirikan lembaga khusus guna mendorong kelancaran pemberian kredit Perbankan yaitu PT.
Asuransi Kredit Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan “ASKRINDO” yang diberi tugas
menyediakan “jaminan institusional” (institusional collateral) untuk “mendampingi”
(supplementation) Perbankan di Indonesia dalam penyaluran kredit kepada UMKM khususnya
untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Perkreditan pada waktu itu (UU Pokok Perbankan
No. 14 Tahun 1967, yaitu “Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan” 31.
Askrindo didirikan sebagai lembaga asuransi karena sesuai kebutuhan Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Repelita) pada saat itu, dimana istilah asuransi merupakan satu-satunya sarana
yang disediakan untuk memberikan jaminan agar bank mau memberikan kredit kepada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah32. Meskipun disebut dan dilahirkan sebagai perusahaan Asuransi,
tetapi pada hakekatnya Askrindo telah menjalankan fungsi sebagai Lembaga Penjamin (Credit
Guarantee Institution). Untuk dapat mengakomodir kebijakan tersebut diatas, Pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1971 Tentang Penyertaan Modal Negara RI
Untuk Pendirian Perusahaan Dalam Bidang Perasuransian Kredit. Adapun maksud dan tujuan
pendirian perusahaan khususnya yang tercantum pada Bab II Pasal 2 adalah :
Dengan adanya asuransi, tentu memberikan keuntungan baik untuk pemilik perusahaan asuransi
maupun untuk nasabah yang menggunakan jasa akuntansi. Keuntungan untuk perusahaan
asuransi itu sendiri, yaitu:
Memberikan keuntungan dari premi yang dibayar oleh para nasabah
Memberikan keuntungan dari hasil penyertaan modal ke perusahaan lain
Memberikan keuntungan dari hasil bunga investasi surat-surat berharga