KEHAMILAN POSTTERM
D. Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan lebih dari atau sama dengan 40-42 minggu
monitoring janin secara intensif
2. Nonstress test (NST) dapat dua kali dalam seminggu, yang dimulai saat
kehamilan berusia 41 minggu dan berlanjut hingga persalinan untuk melakukan
pilihan antara persalinan tanpa intervensi persalinan yang di induksi atau secara
sectio caesaria.
3. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
4. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan spontan dengan atau tanpa
amniotomi. Bila :
a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.
b. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia.
c. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.
d. Pada kehamilan > 40-42 minggu.
e. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan (Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998).
5. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat
janin, atau
c. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia,
hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.
6. Penatalaksanaan aktif pada kehamilan lewat bulan :
a. Induksi persalinan
Induksi persalinan adalah persalinan yang dilakukan setelah servik
matang dengan menggunakan prostaglandin E2 (PGE2) bersama oksitosin,
dan prostaglandin terbukti lebih efektif sebagai agens yang mematangkan
servik dibanding oksitosin.
b. Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan (misalnya
minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik secara mekanis),
memiliki kisaran keberhasilan secara beragam dan atau sedikit penelitian
untuk menguatkan rekomendasinya.
c. Metode hormon untuk induksi persalinan :
1) Oksitosin yang digunakan melalui intravena dengan catatan servik
sudah matang.
2) Prostaglandin dapat digunakan untuk mematangkan servik
sehingga lebih baik dari oksitosin namun kombinasi keduanya
menunjukkan hal yang positif.
3) Misprostol adalah suatu tablet sintetis analog PGE1 yang diberikan
intravagina (disetujui FDA untuk mencegah ulkus peptikum, bukan
untuk induksi)
4) Dinoproston Merk dagang cervidil suatu preparat PGE2, tersedia dalam
dosis 10 mg yang dimasukkan ke vagina ( disetujui FDA untuk induksi
persalinan pada tahun 1995).
5) Predipil yakni suatu sintetis preparat PGE2 yang tersedia dalam bentuk
jel 0,5 mg deng diberika intraservik (disetujui FDA untuk induksi
persalinan pada tahun 1993).
d. Metode non hormon Induksi persalinan
1) Pemisahan ketuban
Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban
mengacu pada upaya memisahkan membran amnion dari bagian servik
yang mudah diraih dan segmen uterus bagian bawah. Mekanisme
kerjanya memungkinkan melepaskan prostaglandin ke dalam sirkulasi
ibu. Pemisahan hendaknya jangan dilakukan jika terdapat ruptur
membran yang tidak disengaja dan dirasa tidak aman baik bagi ibu
maupun bagi janin. Pemisahan memban serviks tidak dilakukan pada
kasus – kasus servisitis, plasenta letak rendah, maupun plasenta previa,
posisi yang tidak diketahui, atau perdarahan pervaginam yang
tidak diketahui.
2) Amniotomi yakni pemecahan ketuban secara sengaja
3) Pompa Payudara dan stimulasi puting.
Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan metode
yang sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan. Penanganannya
dengan menstimulasi putting selama 15 menit diselingi istirahat dengan
metode kompres hangat selama 1 jam sebanyak 3 kali perhari.
4) Minyak jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel maupun jus
jeruk dapat meningkatkan angka kejadian persalinan spontan jika
diberikan pada kehamilan cukup bulan.
5) Kateter foley atau Kateter balon.
Secara umum kateter dimasukkan kedalam servik kemudian balon di isi
udara 25 hingg 50 mililiter untuk menjaga kateter tetap pada tempatnya.
Beberapa uji klinis membuktikan bahwa teknik ini sangat efektif
Pelaihari, Desember 2017
( ) ( )
Progesteron Teori oksitosin internal Teori prostaglandin Teori hipotalamus Saraf uterus
dan glandula
Kadar progesteron Oksitosin tidak suprarenalis
Pada kehamilan 15 Tidak ada tekanan
ibu masih tinggi dikeluarkan oleh minggu tidak terjadi pada ganglion
hipofisis anterior Kelainan bawaan
sekresi prostaglandin servikalis
>> anensepalus
Otot rahim tidak
Tidak terjadi Tidak ada kontraksi
terpegaruh oleh
perubahan Tidak terjadi kontraksi Tidak terbentuk uterus HIS
oksitosin
keseimnbangan HIS hipotalamus
progesteron dan
Tidak terjadi estrogen Herediter
Hasil konsepsi tidak Penurunan sekresi
kontraksi otot
Tidak terjadi bisa dikeluarkan kortisol / ACTH
rahim (his) Keturunan
perubahan sensitifitas Janin
otot rahim orangtua