Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.

1 Maret 2017

PENURUNAN TEKANAN DARAH DIASTOLIK PADA LANJUT USIA MELALUI


INTERVENSI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN TERAPI MUSIK (RESIK)

Niken Fitri Astuti1, Dwi Nurviyandari Kusuma Wati2, Etty Rekawati2

1,2,3 Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia


email: qeny1427@gmail.com

ABSTRACT
Diastolic hypertension is often associated with cerebrovascular disease and Alzheimer's
disease in the elderly. A non-pharmacology way to reduce diastolic blood pressure is
needed. The purpose of this study was to determine the effect of RESIK on diastolic blood
pressure iamong elderly in Depok Indonesia. This twas a quasi experimental study with pre
and post -test one group only design. This study recruited 50 respondents. The pre-test
data were collected before intervention and the post-test data were collected 6 days after
intervention. The data were analyzed using pair t-test. The paired t test result showed that
there was a significant differences of diastolic blood pressure before and after the
intervention. (p value = 0.001). The RESIK have a significant effect on the diastolic blood
pressure in the elderly.
Keywords: Hypertension, RESIK, Elderly.

ABSTRAK
Hipertensi diastolik sering dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler dan Alzheimer pada
lansia. Upaya penurunan tekanan darah diastolik perlu dilakukan guna mengurangi
neurodegenerasi di usia tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
RESIK terhadap tekanan darah diastolik pada lansia dengan hipertensi di Kota Depok
Indonesia. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan pendekatan pre and
post without controle group. Penelitian ini dilakukan pada 50 responden. Pengambilan data
dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan selama 6 hari. Hasil Uji paired t test
menunjukan terdapat perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan setelah dilakukan
intervensi secara signifikan (p value = 0,001). Kesimpulan bahwa RESIK berpengaruh
terhadap tekanan darah diastolik pada lansia.
Kata kunci: Hipertensi, RESIK, Lansia.

21
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

PENDAHULUAN Terapi non farmakologis yang


Hipertensi menjadi salah satu direkomendasikan dapat menurunkan
penyebab kematian di seluruh dunia. 9,4 tekanan darah diantaranya relaksasi otot
juta orang meninggal dunia setiap progresif dan terapi musik. Kedua terapi
tahunnya disebabkan oleh hipertensi, tersebut merupakan contoh terapi non
lebih dari 1 miliar orang hidup dengan farmakologi dan upaya preventif yang
tekanan darah tinggi, dimana 40% dapat dilakukan oleh seorang perawat
berusia diatas 25 tahun (World Health komunitas khususnya advanced nursing
Organisation, 2013). Indonesia sendiri community (Bulechek, G.M., Butcher, H
25,8% penduduknya menderita & Dochterman, J M, 2013).
hipertensi. WHO (2015) merupakan Banyak penelitian yang
faktor utama penyebab kematian lansia menjelaskan mengenai pengaruh
secara global seperti penyakit jantung relaksasi otot progresif terhadap tekanan
iskemik dan stroke, selain itu tingginya darah namun terapi ini akan lebih baik
prevalensi penyakit ini dapat bila dilakukan secara bersamaan dengan
mempengaruhi perekonomian negara terapi relaksasi yang lain seperti terapi
(Bloom et al., 2015). musik. Amigo (2013) memperkuat
Peningkatan tekanan darah pernyataan tersebut bahwa intervensi
khususnya tekanan darah diastolik latihan nafas, relaksasi otot progresif dan
sering dikaitkan dengan masalah terapi musik dapat menurunkan tekanan
serebrovaskuler dan Alzheimer pada darah khususnya pada lansia.
lansia. Studi yang dilakukan Mcneil, C. J, Terapi musik merupakan terapi
et, al (2017) menjelaskan bahwa perlu komplementer yang dapat membantu
adanya intervensi untuk mengurangi dalam proses penyembuhan. Musik yang
neurodegenerasi diusia tua. Human dapat digunakan saat relaksasi adalah
Immunodeficiency Virus-associated musik yang memiliki irama yang
dementia complex (HAD) merupakan konsisten dan stabil, dinamis, harmoni
salah satu penyakit neurodegenerasi yang menyenangkan, irama yang teratur
yang sekarang ini prevalensinya tanpa ada perubahan yang mendadak
meningkat sebanyak 37% (Chotimah, C, (Lindquist, Snyder & Tracy, 2014).
et al, 2014) Musik instrumental dari Peter
Upaya yang telah dilakukan Sterling “The Angels Gift” merupakan
pemerintah dalam melakukan salah satu musik instrumental kecapi,
penekanan faktor resiko serta seruling, biola serta senar orkestra yang
menggunakan terapi farmakologis lembut. Pemberian musik instrumental ini
(Kemenkes, RI, 2015), namun terapi dapat efektif dalam menstabilkan
tersebut belum optimal (Flora, R. & tekanan darah bila dilakukan selama 25
Purwanto, S, 2012). Kondisi tersebut menit (Merakou., et, al, 2015).
mendorong para ilmuan untuk Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin
mengembangkan terapi non mengetahui pengaruh dari relaksasi otot
farmakologis guna melengkapi terapi progresif dan terapi musik dalam
farmakologis, sehingga dapat menurunkan tekanan darah diastolik
meningkatkan efek pengobatan yang pada lansia dengan hipertensi diastolik.
lebih baik (Flora, R. & Purwanto, S,
2012). METODE PENELITIAN

22
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Penelitian menggunakan desain quasi diastolik sebelum dan sesudah pada


eksperiment dengan rancangan pretest- kelompok intervensi yaitu 16,2 mmHg
postest without control group design. dengan rerata tekanan darah diastolik
Penelitian dilakukan pada lansia di Kota sesudah intervensi adalah 80,2 mmHg
Depok. Desain analisis menggunakan uji
t berpasangan teknik pengambilan Tabel 1. Karakteristik Responden (n=50)
sampel menggunakan consecutive
sampling. Responden sebanyak 50 Karakteristik f (%)
orang lansia, mendapatkan terapi Jenis Kelamin, P (%) 30 (60)
relaksasi dan musik instrumental dari Pendidikan, SMA (%) 27 (54)
IMT, Normal (%) 26 (52)
Peter Sterling “The Angels Gift”
Riwayat Keluarga, Tidak (%) 26 (52)
sebanyak 3 kali. Pengambilan data Riwayat Merokok, Tidak (%) 41 (82)
dilakukan pada sebelum dan setelah tiga Konsumsi Obat, ya (%) 34 (68)
hari perlakuan. Catatan: variabel yang di tampilkan
Analisis data dilakukan merupakan variabel yang memiliki
menggunakan bantuan program statistik. presentase tertinggi, seluruh variabel telah
Data univariat dianalisis untuk dilakukan uji normalitas menggunakan uji
menyajikan masing-masing variabel dan skewness. IMT = Indeks Massa Tubuh
karakteristik responden melalui distribusi
frekuensi, dan tendensi sentral. Data
bivariat dianalisis untuk mengetahui (pre hipertensi). Hasil uji statistik pada
hubungan variabel bebas dengan tekanan darah sebelum dan sesudah
variabel terikat menggunakan uji t didapatkan p value 0,001 maka dapat
berpasangan yang dibuktikan dengan p disimpulkan bahwa ada penurunan
value. Bila nilai p < 0,05 maka terdapat
Tabel 2. Perubahan Tekanan Darah Diastolik
pengaruh yang signifikan, namun bila
Sebelum dan Sesudah Perlakuan (n=50)
nilai p > 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang bermakna antara dua
Beda P
variabel tersebut. Variabel Mean SD
Mean value
Diastolik Pre 96,4 7,21 16,2 0,001
HASIL PENELITIAN Post 80,2 11,1
Pengambilan data penelitian
dilaksanakan sebelum responden
diberikan terapi (post test) dan setelah tekanan darah diastolik yang signifikan.
pemberian terapi 11 sesi terapi RESIK PEMBAHASAN
selama 6 hari. Resoinden penelitian Sherwood (2011) menjelaskan
yang berjumlah 50 orang tersebut bahwa latihan otot progresif dapat
merupakan lansia di kota Depok. menghasilkan respon yang dapat
mengurangi stres, dengan demikian saat
Karakteristik Responden melakukan relaksasi otot progresif
Rerata usia responden dalam dengan rileks, tenang dan penuh
penelitian ini adalah 66,54 tahun. konsentrasi selama 30 menit maka akan
Sedangkan gambaran karakteristik terjadi penurunan sekresi hormon CRH
lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. (Cotricotropin releasing hormone) dan
Hasil analisis pada Tabel 2 ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) di
didapatkan selisih tekanan darah hipotalamus.

23
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Penurunan kedua hormon Kedua terapi tersebut


tersebut akan menurunkan aktivitas merupakan terapi non farmakologi yang
syaraf simpatis sehingga pengeluaran dapat dilakukan oleh seorang perawat
adrenalin dan nonadrenalin akan komunitas khususnya advanced nursing
berkurang. Kondisi ini kan menurunkan community (Bulechek, et al., 2013).
frekuensi denyut jantung, melebarnya Relaksasi otot progresif dan terapi musik
pembuluh darah, berkurangnya tahanan (RESIK) ini harus dilakukan sesuai
pada pembuluh darah serta menurunnya dengan prosedur yang telah ditentukan
pemompaan jantung. Proses tersebut untuk mendapatkan pengaruh terapi
akan menurunkan tekanan darah yang lebih optimal. Tercapainya kondisi
jantung. rileks akan membantu dalam
Hasil penelitian ini menunjukan adanya menurunkan tekanan darah Bulechek, et
penurunan rerata tekanan darah diastolik al. (2013) menjelaskan bahwa saat
sebesar 16,2 mmHg. Penurunan tekanan melakukan relaksasi perawat ataupun
darah pada penelitian ini lebih besar peneliti harus memperhatikan kondisi
dibandingkan dengan hasil penelitian rileks pada kelompok otot yang
dari Jose dan Almeida (2013) dimana ditegangkan oleh responden. Tidak
relaksasi otot progresif yang dilakukan tercapainya kondisi rileks pada
kepada 40 orang responden yang responden akan menyebabkan sekresi
berusia 40-70 tahun selama 20 menit hormon CRH dan penurunan hormon
selama 8 sesi dalam 4 hari baik pagi ACTH di hipotalamus tidak maksimal
maupun sore dapat menurunkan tekanan sehingga aktivitas syaraf parasimpatis
darah diastolik sebesar 0,8 mmHg. dalam melepaskan neurotransmiter
Kondisi tersebut disebabkan adanya asetilkolin untuk menghambat syaraf
kombinasi dari dua terapi yang berbeda simpatis dengan cara menurunkan
yaitu relaksasi otot progresif dan terapi kontraktil otot jantung, vasodilatasi
musik. arterior dan vena juga tidak maksimal
Berbagai penelitian menunjukan sehingga tekanan darah tidak dapat
bahwa musik dapat menghambat dan menurun secara signifikan.
menyeimbangkan gelombang otak dan Tekanan darah lansia memiliki sifat yang
mampu mengativasi sistem limbik yang fluktuatif sehingga terapi ini harus
berhubungan dengan emosi. Saat sistem dilakukan secara rutin guna
limbik teraktivasi maka individu akan mempertahankan tekanan darah dalam
merasa rileks. Alunan musik dapat batas normal, sebagaimana dijelaskan
mempengaruhi aktivitas dalam sistem adaptasi Roy bahwa
simpatoadrenergik yang memiliki peran sistem regulator merupakan proses
dalam konsentrasi katekolamin plasma koping yang terkait dengan kebutuhan
dan juga mempengaruhi dalam fisiologis. Terapi RESIK merupakan
pelepasan stress-released hormone salah satu intervensi keperawatan yang
serta menstimulus tubuh untuk dapat digunakan untuk menguatkan
memproduksi molekul nitric oxide (NO) koping regulator dari lansia dengan
yang bekerja pada tonus pembuluh hipertensi sehingga tekanan darah tetap
darah. Mekanism kerja tersebut berperan dapat dalam batas normal bila dilakukan
dalam menurunkan tekanan darah secara rutin. Terbukti dengan rerata
(Heather et al.,2013; Turankar et tekanan darah diastolik setelah dilakukan
al.2013; Tahu, 2015). intervensi termasuk dalam kategori pre

24
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

hipertensi. [Abstract]. Jurnal Biotropika,2,


191-197. Retrieved 2014, from
KESIMPULAN http://download.portalgaruda.org/a
Pemberian Relaksasi Otot rticle.php?article=265236&val=648
Progresif dan Terapi Musik (RESIK) 7&title=Optimization%20of%20Ne
menurunkan tekanan darah diastolik uron%20cells%20Maturation%20a
secara bermakna dari tekanan darah nd%20Differentiation
dengan kategori hipertensi tingkat 1 Heather M., Matteo V., Giacomode.,
menjadi tekanan darah dengan kategori Erwan C., Veena U, and Luciano
pre hipertensi. Pemberian terapi RESIK B. 2013. Cardiovascular and
harus dilakukan sesuai dengan prosedur Respiratory Effect of Yogic Slow
pelaksanaan dan memperhatikan Breathing in the Yoga Beginner:
tercapainya kondisi rileks untuk What Is the Best Approach?.
mendapatkan efek terapi yang optimal. Research Article:
http://www.nursing.manchester.ac.
UCAPAN TERIMAKASIH uk/staff/Heather
Ucapan terima kasih diberikan Jose, R., & Almeida, V. D. 2013.
kepada seluruh pihak yang telah Effectiveness of Jacobson’s
membantu dalam kelancaran penelitian Progressive Muscle Relaxation
ini terutama pada DRPM sebagai (JPMR) on Blood Pressure and
pemberi dana, Fakultas Ilmu Health Related Stress Level
Keperawatan Universitas Indonesia, among Patients with Hypertension
Dinas Kesehatan Kota Depok, in a Selected Hospital of
responden serta kader kesehatan di Kota Mangalore. International Journal
Depok of Nursing Education, 5(2), 171–
176. http://doi.org/10.5958/j.0974-
Daftar Pustaka 9357.5.2.089
Amigo. 2013. Salam Aktif Sebagai Kemenkes. RI. 2015. Petunjuk Teknis
Bentuk Intervensi Keperawatan Surveilans Penyakit Tidak
Komunitas pada Kelompok Lansia Menula.Jakarta: Kemenkes RI
dengan Hipertensi di Kelurahan Lindquist, Snyder & Tracy. 2014.
Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok. Complementary & Alternative
Depok: Universitas Indonesia Therapies in Nursing. 7Th Edn.
Bulechek, G.M., Butcher, H & Springer Publishing Company
Dochterman, J M. 2013. Nursing Mcneil, C. J., Myint, P. K., Sandu, A.,
Intervention Classification (NIC) Potter, J. F., Staff, R., Whalley, L.
sixth edition. United States of J., & Murray, A. D. 2017.
America. Elsevier Increased diastolic blood pressure
Flora, R. & Purwanto, S. 2012. is associated with MRI biomarkers
Penatalaksanaan Non of dementia-related brain
Farmakologis Terapi Pada pathology in normative
Penderita Hipertensi Primer Di, ageing. Age and Ageing,1-6.
124–131. doi:10.1093/ageing/afx102
Chotimah, C., Rahayu, M., Ciptadi, G., & Merakou., et, al. 2015. Blood Pressure
F. 2014. Optimization of Neuron and Heart Rate Alterations
cells Maturation and Differentiation through Music in Patients

25
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Undergoing Cataract Surgery in Turankar S.A. 2013. Effects of


Greece. Ophthalmology And Eye slow breathing exercise on
Diseases 7 : 7-12 cardiovascular functions,
Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia Dari pulmonary functions & galvanic
Sel Ke Sistem. EGC, Jakarta skin resistance in healthy human
Tahu, Kurniadi. 2015. Efektifitas volunteers-a pilot study. Indian
Kombinasi Terapi Musik dan Slow Journal of Medical Research 137
Deep Breathing Terhadap (5): 916-921
Penurunan Tekanan Darah pada World Health Organisation. 2013. World
Pasien Hipertensi. Yogyakarta: Health Day High Blood Pressure
Universitas Muhammadiyah Global and Regional Overview.
Yogyakarta WHO. 2015. Top 10 Cause Of Death
Turankar A.V., Jaint., Patel., Sinha., 2015.
Joshi., Vallish., Mane and

26

Anda mungkin juga menyukai