Anda di halaman 1dari 6

MATERI KULIAH

BAHASA INDONESIA

(Pilihan Kata)
(7)

Dra. Suryami, M.Pd.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
2019
Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan Kata (Diksi)


Pihan kata atau yang juga lazim disebut dengan diksi merupakan unsur sangat penting, baik
dalam dunia tulis menulis, maupun dalam tuturan (lisan) setiap hari. Dalam memilih kata
yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud (terutama dalam ragam bahasa tulis),
kita tidak dapat berpaling dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita
tentang pemakaian kata-kata.
Dalam pilihan kata (diksi) harus mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai
untuk mencapai suatu gagasan, bagamana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat,
ungkapan, dan gaya mana yang baik digunakan saat kita berkomunikasi.

1.Makna Denotatif
Makna denotatif disebut juga dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna
konseptual, yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan
pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.

Misalnya
Pensil = suatu alat tulis berupa kayu bulat berisi arang keras.
Bunga = bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, elok warnanya dan berbau
harum.
Makan = memasukkan suatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Kapten = pangkat perwira pertama dalam ketentaraan, satu tingkat di bawah mayor.
Pagi = bagian awal dari hari,; waktu setelah matahari terbit hingga menjelang
siang hari
2.Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, yaitu makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Makna konotatif ini bukan makna sebenarnya. Disebut juga dengan makna kias atau makna
tambahan. Makna ini dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya
Andarli Sofyan menduduki bangku Ketua Senat Universitas Negeri Jambi.
Pagiku hilang sudah melayang.
Dosen itu menerima amplop dari orang tua mahasiswa.
Catatan:
Kata putih bisa bermakna ‘suci’ atau ‘tulus’ tapi juga dapat bermakna ‘menyerah’ atau
‘polos’.
Kamar kecil mengacu kepada kamar yang berukuran kecil (denotatif), tetapi kamar kecil
dalam makna konotatif berarti ‘jamban’.
Dalam makna konotatif, makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan
ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan. Perhatikan kalimat di bawah ini.
Sejak enam bulan yang lalu ia benar-benar membanting tulang untuk menghidupi
keluarganya.
Kata membanting tulang dalam makna denotatif maksudnya pekerjaan membanting sebuah
tulang.
Sedangkan dalam makna konotatif, kata membanting tulang mengandung makna ‘bekerja
keras’ (sebuah kata kiasan). Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada kesempatan
penyampaian seperti ini disebut dengan idiom atau ungkapan. Jadi, semua bentuk idiom atau
ungkapan tergolongdalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh:
ringan tangan
sakit hati
keras kepala
langkah seribu
muka dua
3. Kata Umum dan Khusus
Kata umum adalah kata yan hanya mengacu ke beberapa sifat atau ke beberapa bagian.
Sedangkan kata khusus diterapkan pada banyak hal, pada kumpulan, atau pada keseluruhan
sifat barang.
Kata bunga memilki acuan yang lebih luas daripada kata melati, mawar, atau nusa indah.
Bunga tidak hanya melati, mawar, atau tidak hanya nusa indah, tetapi bunga terdiri atas
beberapa macam, seperti anggrek, kamboja, anyelir, asoka, allamanda, bakung, dahlia,
eldeweis, dan kembang sepatu. Sebaliknya, melati pasti tergolong jenis bunga. Demikian juga
anyelir, dahlia, dan anggrek pasti merupakan jenis bunga. Dalam hal ini, kata yang
acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti kata bunga. Sedangkan kata yang acuannya
lebih khusus disebut kata khusus, seperti kata melati, anggrek, dan asoka.

4. Kata Konkret dan Kata Abstrak


Kata konkret adalah kata yang acuannya mudah diserap indra visual. Atau mengacu pada
barang yang spesifik di dalam pengalaman kita.
Contoh:
papan tulis
lampu
dinding
meja
kereta api
pintu
topi
sepatu
celana
ikat pinggang
Kata abstrak adalah jika acuan katanya tidak mudah diserap oleh panca indra. Kata abstrak
ini menunjuk kepada sifat.
Contoh:
angan-angan
kesibukan
kebutuhan
perdamaian
gagasan
kehendak
penyakit
kesatuan
panas
dingin
baik
buruk

4.Sinonim
Sinonim disebut juga dengan padanan kata. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada
dasarnya mempunyai makna yang sama , tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman suatu kata
tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga
kalimat itu tidak membosankan. Pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang
paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Misalnya
besar, agung, raya, akbar
penelitian, pengkajian, penyelidikan, penelaahan
pandai, pintar, cerdik
cahaya, sinar
rumah, pondok, gubuk, kediaman
gedung, wisma, graha
penonton, pemirsa, pemerhati
tukang, ahli, juru
pembantu, asisten
bunting, hamil, buncit, mengandung, berisi, berbadan dua
drama, sandiwara, lakon, tonil

Anda mungkin juga menyukai