BAHASA INDONESIA
(Pilihan Kata)
(7)
1.Makna Denotatif
Makna denotatif disebut juga dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna
konseptual, yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan
pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.
Misalnya
Pensil = suatu alat tulis berupa kayu bulat berisi arang keras.
Bunga = bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, elok warnanya dan berbau
harum.
Makan = memasukkan suatu ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Kapten = pangkat perwira pertama dalam ketentaraan, satu tingkat di bawah mayor.
Pagi = bagian awal dari hari,; waktu setelah matahari terbit hingga menjelang
siang hari
2.Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, yaitu makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Makna konotatif ini bukan makna sebenarnya. Disebut juga dengan makna kias atau makna
tambahan. Makna ini dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu.
Misalnya
Andarli Sofyan menduduki bangku Ketua Senat Universitas Negeri Jambi.
Pagiku hilang sudah melayang.
Dosen itu menerima amplop dari orang tua mahasiswa.
Catatan:
Kata putih bisa bermakna ‘suci’ atau ‘tulus’ tapi juga dapat bermakna ‘menyerah’ atau
‘polos’.
Kamar kecil mengacu kepada kamar yang berukuran kecil (denotatif), tetapi kamar kecil
dalam makna konotatif berarti ‘jamban’.
Dalam makna konotatif, makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan
ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan. Perhatikan kalimat di bawah ini.
Sejak enam bulan yang lalu ia benar-benar membanting tulang untuk menghidupi
keluarganya.
Kata membanting tulang dalam makna denotatif maksudnya pekerjaan membanting sebuah
tulang.
Sedangkan dalam makna konotatif, kata membanting tulang mengandung makna ‘bekerja
keras’ (sebuah kata kiasan). Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada kesempatan
penyampaian seperti ini disebut dengan idiom atau ungkapan. Jadi, semua bentuk idiom atau
ungkapan tergolongdalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh:
ringan tangan
sakit hati
keras kepala
langkah seribu
muka dua
3. Kata Umum dan Khusus
Kata umum adalah kata yan hanya mengacu ke beberapa sifat atau ke beberapa bagian.
Sedangkan kata khusus diterapkan pada banyak hal, pada kumpulan, atau pada keseluruhan
sifat barang.
Kata bunga memilki acuan yang lebih luas daripada kata melati, mawar, atau nusa indah.
Bunga tidak hanya melati, mawar, atau tidak hanya nusa indah, tetapi bunga terdiri atas
beberapa macam, seperti anggrek, kamboja, anyelir, asoka, allamanda, bakung, dahlia,
eldeweis, dan kembang sepatu. Sebaliknya, melati pasti tergolong jenis bunga. Demikian juga
anyelir, dahlia, dan anggrek pasti merupakan jenis bunga. Dalam hal ini, kata yang
acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti kata bunga. Sedangkan kata yang acuannya
lebih khusus disebut kata khusus, seperti kata melati, anggrek, dan asoka.
4.Sinonim
Sinonim disebut juga dengan padanan kata. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada
dasarnya mempunyai makna yang sama , tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman suatu kata
tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga
kalimat itu tidak membosankan. Pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang
paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Misalnya
besar, agung, raya, akbar
penelitian, pengkajian, penyelidikan, penelaahan
pandai, pintar, cerdik
cahaya, sinar
rumah, pondok, gubuk, kediaman
gedung, wisma, graha
penonton, pemirsa, pemerhati
tukang, ahli, juru
pembantu, asisten
bunting, hamil, buncit, mengandung, berisi, berbadan dua
drama, sandiwara, lakon, tonil