TEKNOLOGI BETON
Disusun Oleh:
TANGERANG
2019
Kelompok 1 Laporan Praktikum Teknologi Beton
MODUL III
Metode ini mencakup penentuan berat isi lepas agregat halus, agregat kasar atau
agregat campuran. Metode pengujian ini berlaku untuk agregat dengan ukuran
maksimum 150 mm.
3.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat isi lepas agregat.
3.3 Peralatan
5. Hitung volume silinder (V) dengan membagi berat air dalam silinder (W2 – W1)
dengan berat jenis air (γw)
1. Ambil sampel agregat dalam kondisi kering oven (melalui pemanasan 110 ±
5˚C selama 24 jam)
2. Isi silinder baja dengan sekop kecil sampai agregat tumpah dengan ketinggian
tumpahan tidak lebih dari 50 mm di atas ujung silinder baja
3. Ratakan permukaan agregat dengan mistar
4. Timbang berat silinder + agregat (W3)
5. Lakukan pengujian sebanyak 3 kali
3.7 Perhitungan
(𝑊3 − 𝑊1 )
𝑀=
𝑉
di mana:
3.8 Pembahasan
Berat isi lepas agregat (M) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
agregat dengan volume agregat. Berat isi lepas ini sangat dibutuhkan dalam
perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan jumlah
volume. Percobaan ini dilakukan sesuai dengan standar ASTM C 29/ C 29 M.
Untuk menghitung berat isi lepas maka dalam percobaan ini kita perlu mengukur
berat silinder kosong, berat air + silinder, suhu air, serta berat silinder + berat
agregat. Percobaan ini dilakukan untuk 2 jenis agregat yaitu agregat halus (pasir)
dan agregat kasar (kerikil). Untuk agregat halus, diperoleh rata – rata berat isi lepas
sebesar 1,514 gr/cm3. Rata – rata ini diperoleh dari 3 percobaan dimana pada
percobaan pertama diperoleh berat isi lepas 1,514 gr/cm3, pada percobaan kedua
diperoleh berat isi lepas 1,455 gr/cm3, dan pada percobaan ketiga diperoleh berat
isi lepas 1,574 gr/cm3. Sedangkan untuk agregat kasar, diperoleh rata – rata berat
isi lepas 1,208 gr/cm3. Rata - rata ini diperoleh dari 3 percobaan dimana pada
percobaan pertama diperoleh berat isi lepas 1,216 gr/cm3, pada percobaan kedua
diperoleh 1,202 gr/cm3, dan pada percobaan ketiga diperoleh 1,206 gr/cm3. Dari
hasil ini, kita dapat melihat bahwa berat isi lepas agregat halus lebih besar
dibandingkan berat isi lepas agregat kasar.
3.9 Kesimpulan
Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa agregat halus memiliki berat isi
lepas yang lebih besar dibandingkan agregat kasar. Hal ini dikarenakan ukuran
partikel agregat halus lebih kecil sehingga void yang ada pada silinder yang berisi
agregat halus lebih sedikit dibandingkan silinder yang berisi agregat kasar. Akibatnya
berat isi lepas agregat halus juga menjadi lebih besar karena untuk setiap 1 cm 3
volumenya, lebih banyak partikel agregat halus yang dapat terisi di dalamnya di
bandingkan dengan agregat kasar.
3.10 Dokumentasi
Gambar 3.6 Meratakan silinder yang berisi agregat halus dengan mistar