MUHAMMAD RIZKITA
LOLA AMELIA
(LKIR)
(LIPI)
2018
LEMBAR PERSETUJUAN KEPALA SEKOLAH
i
LEMBAR PERSETUJUAN MENTOR
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. atas bimbingan dan taufikNya
sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “PENGARUH
DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP STRES AKADEMIK DI
SEKOLAH BERASRAMA YANG MENERAPKAN HOUSE SYSTEM”.
Shalawat beserta salam juga semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad
Saw atas jasanya membawa umat ini dari zaman kegelapan menuju zaman seperti saat
ini.
Dewasa ini, kebutuhan kita akan pendidikan yang berkualitas semakin mendesak.
Berbagai kemajuan di-era teknologi menuntut setiap negara memiliki perkembangan
dalam hal kependidikan. Kekhawatiran akan bobroknya kualitas generasi penerus
bangsa kian hari kian menuntut jalan keluar yang lebih solutif dan komperhensif dengan
kebutuhan zaman saat ini. Kekhawatiran ini bukanlah tanpa alasan, bonus demografi
2045 menunggu Indonesia sebagai negara dengan populasi pemuda terbesar di dunia.
Hal inilah yang menuntut pengembangan kurikulum kependidikan agar terus
ditingkankan supaya dapat menciptakan generasi penerus yang kompeten dalam
keilmuan juga memiliki karakter yang kuat.
Sekolah berasrama sebagai salah satu jalan dalam mewujudkan generasi bangsa
yang berilmu disertai juga dengan pendidikan karakter yang menghujam dalam
membuat sekolah berasrama menjadi salah satu metode yang dilirik oleh para orang tua
untuk mendidik anaknya.
Namun, bukannya tanpa hambatan berbagai permasalahan tentu saja muncul, salah
satunya dari diri siswa didik. Bukan merupakan hal yang gampang untung
menyesuaikan diri dengan perbedaan lingkungan yang mereka hadapi ketika berasrama
lm9lsehingga dampak dari proses adaptasi itu muncul. Salah satunya stres.
Kurikulum asrama tentu saja harus secara kontinyu diperhatikan dan perlu dibangun
agar permasalahan-perrmasalahan terkait child oriented dapat ditekan bahkan
iii
diatasi.Sehingga, penelitian-penelitian sebagai bentuk upaya peningkatan mutu
pendidikan harus senantiasa gencar dilakukkan.
Penelitian ini merupakan salah satunya, sebagai langkah peneliti dalam berupaya
untuk meningkatkan kurikulum sekolah berasrama dengan menguji program house
system di SMAN Sumatera Selatan. Peneliti berharap penelitian ini dapat mengundang
semangat peneliti-peneliti lain untuk melirik dan ikut bergabung mencurahkan pikiran
dan waktunya demi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia melalui penelitian-
penelitian mereka.
Akhirnya, peneliti mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas
kontribusi pihak-pihak yang mendukung jalannya penelitian ini. Ucapan terima kasih
peneliti haturkan kepada, Bapak M.Ridwan Azis M.Pd selaku Kepala SMAN Sumatera
Selatan, Ibu Nur Padmi Tyastuti M.Pd, Ibu Eti Yuniarti S.T, Ibu Iftita selaku Pembina
KIR Klub Ibu Fina Herlina S.Psi selaku pembimbing peneliti dan semua pihak terkait
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah mereka
distribusikan dapat menjadi amal ibadah sekaligus kontribusi dalam mewujudkan
pendidikan Indonesia yang semakin baik.
iv
ABSTRAK
Stresor akademik merupakan salah satu dari faktor utama stres seorang
remaja. Di sekolah berasrama, stresor akademik semakin banyak salah
satunya tuntutan untuk menyesuaikan diri. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan remaja dalam mengatasi stres akademik yang
mereka alami adalah melalui dukungan sosial. Berbagai studi juga
menunjukkan bahwa seseorang dengan physicological resources rendah
seperti dukungan sosial lebih rentan terhadap penyakit dan gangguan
suasana hati ketika sedang dalam kondisi stres. Salah satu sumber social
support bagi remaja berasal dari orang tua, di sekolah berasrama, interaksi
siswa dengan orang tua menjadi terbatas. Tetapi, orang tua bukan satu-
satunya sumber dukungan sosial. Teman sebaya adalah salah satu sumber
social support bagi remaja. House system adalah salah satu model sekolah
berasrama dengan mengelompokkan siswa sebagai pengganti keluarga
sehingga sekolah berasrama bersuasana “home base”. Penelitian dilakukan
di SMA Negeri Sumatera Selatan dengan 60 responden menggunakan alat
ukur Child and Adolescent Social Support-Academic (CASSS-A) dengan
nilai α=0.97 yang memiliki dan Educational Stress Scale forAdolescents
(ESSA) dengan nilai α =.82. Hasil penelitian menunjukkan 12 siswa
mengalami stress tinggi, 39 sedang dan 9 siswa rendah. Sedangkan,
dukungan teman sebaya memperlihatkan 11 siswa mendapatkan dukungan
teman sebaya tinggi, 38 sedang, dan 11 siswa rendah. Hasil regresi linear
tidak menunjukkan hasil yang signifikan antara dukungan teman sebaya
terhadap stres akademik. Tim peneliti mengkaji hasil penelitian dan
menemukan variabel moderator yakni self-eficacy
Kata kunci : Stres akademik, dukungan teman sebaya, house system,
sekolah berasrama
v
DAFTAR ISI
vi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23
4.1 Analisis Deskriptif ................................................................................................ 23
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 26
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 28
BAB V ............................................................................................................................ 29
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 29
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 29
5.2 Saran ..................................................................................................................... 29
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 31
LAMPIRAN ................................................................................................................... 33
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Child and Adolesents Social Support Scale- Academic………......16
Tabel 4.4 Gambaran tingkat dukungan teman sebaya di Sman Sumatera Selatan……..26
Tabel 4.5 Gambaran analisis inferensial dukungan teman sebaya terhadap stres
akademik……………………………………..…………………………………………27
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Greater levels of social support are associated with lower levels of depression, fewer
episodes of negative life events, more positive mood, and greater life satisfaction”
(Aldwin, 1994; Balk, 1995; Demakis & McAdams, 1994; Ford & Procidano, 1990;
Wilks. 2008). Berbagai studi juga menunjukkan bahwa seseorang dengan
physicological resources rendah seperti dukungan sosial lebih rentan terhadap
penyakit dan gangguan suasana hati ketika sedang dalam kondisi stres. (Sonia S.
2014; Cohen, Janicki-Deverts, & Miller, 2007; DeLongis, Lazarus, & Folkman,
1998. et al) Losel & Bliesener, 1990; Sarason, Shearin, Pierce, & Sarason, 1987).
1988).
Semakin besar dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua maka semakin
baik pula self efficacy yang dimiliki oleh remaja yang dalam hal ini adalah siswa. Hal
ini juga didukung oleh pendapat Syah (2003), bahwa lingkungan keluarga bisa
berpengaruh terhadap kinerja akademik (academic performance) seorang siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara dukungan sosial keluarga
terhadap self efficacy yang kemudian berpengaruh kepada kemampuan siswa
mengatasi stresor akademik.
Namun, bagi remaja yang hidup di sekolah berasrama, tentu saja dukungan yang
diberikan keluarga menjadi lebih terbatas, seperti yang dinyatakan Fisher et al.
(1986)
“For a person who leaves home to reside in a new place for educational or
vocational reasons both aspects may be influential: there is distancing from the
support normally given by familly and friends, loss of familiar ‘routine’ pattern
of life and exposure to an implosion of new enviromental and psychosocial
factors and the need to adjust to adjust to change in residence resulting in loss of
direct contact with familly and with the home enviroment.”
Kendati demikian, orang tua bukan merupakan satu-satunya sumber dukungan
sosial yang dapat membantu siswa mengatasi stres. Cauce and Srebnik dalam Sonia S
(2014) mengidentifikasikan tiga sumber dukungan sosial bagi remaja, yakni
keluarga, teman dan anggota sekolah. Menurut Wang dan Yeh (dalam Santrock,
2
2007) menyatakan selain anggota keluarga yakni orang tua, hubungan dengan
sahabat dan mentor secara konsisten dapat menjadi peredam stres.
Berdasarkan hal itu, tim peneliti menyimpulkan bahwa potensi dukungan sosial
teman sebaya dalam membantu siswa beradaptasi dengan berbagai stresor akademik
perlu diperhatikan. Apalagi mengingat siswa di sekolah berasrama akan tinggal dan
menghabiskan keseluruhan harinya berada di asrama dan berinteraksi dengan teman
sebayanya. Para peneliti menyatakan interaksi terbesar yang mempengaruhi
permasalahan emosional dan behaviorial remaja berada di pengaturan sekolah (Koot
dan Verhulst, 1992; Zahner et al., 1992; Srebnik et al., 1996) Sehingga peran sekolah
dalam menciptakan atmosfer dukungan sosial yang ideal tentu saja diperlukan
mengingat pentingnya peran dukungan teman sebaya, apalagi di sekolah berasrama
yang berarti keseluruhan waktu siswa berada di lingkungan sekolah.
Salah satu konsep sekolah yang menekankan dukungan sosial adalah house system.
House system adalah salah satu bentuk manajemen sekolah yang banyak diadopsi di
negara Inggris dan Amerika. Para pelajar di sekolah yang menerapkan house system ini
akan disebar ke dalam beberapa kelompok yang selanjutnya disebut “house”. Siswa
dalam setiap house di berbagai sekolah pun berbeda. Seperti pada Mscracken County
School di US yang terdiri atas 350 lebih siswa setiap house-nya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh R.D Dieferenfied (1976)
menyimpulkan bahwa konsep sekolah dengan house system memiliki relasi positif
dalam hal pengembangan pribadi dan pelatihan kepemimpian siswa selain itu melatih
siswa untuk merasa saling memiliki. Sekolah diatur sedemikian rupa sehingga
bersuasana “home base” selayaknya situasi di rumah. Setiap house memiliki house
parents, yang memiliki peran lebih seperti memperhatikan kedisiplinan, kegiatan sosial,
dan juga memainkan peranan sebagai konselor. Sejalan dengan Fisher (1986) istilah
“home base” erat kaitannya dengan penyesuaian diri remaja di lingkungan baru sekolah
berasrama.
3
Ditinjau dari segi aktivitas, menurut penelitian pada tahun 1976 oleh R.D
Dieferenfied, kegiatan-kegiatan yang menyangkut house, seperti sport competition,
house assembly, dan berbagai kegiatan sosial yang dilakukan antar anggota house.
Secara fundamental, house system bertujuan untuk memberikan layanan konseling
dengan membantu siswa mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di
sekolah. Melalui penciptaan iklim sekolah layaknya di rumah atau ‘home base’ menurut
R.D Diefrenfied (1976) layanan terebut antara lain pupils conseling , konferensi orang
tua, tutor grup, dan aktivitas lainnya. Setiap house memiliki house parents, yang
memiliki peran lebih seperti memperhatikan kedisiplinan, kegiatan sosial, dan juga
memainkan peranan sebagai konselor.
SMAN Sumatera Selatan sebagai salah satu sekolah berasrama yang menerapkan
house system di Indonesia. Berbagai stresor akademik yang menuntut kemampuan
adaptasi ini disikapi oleh SMAN Sumatera Selatan dengan menerapkan konsep house
system di dalam kehidupan berasramanya. House system di SMAN Sumatera Selatan
adalah sistem pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang
selanjutnya disebut house. Setiap house dinamai dengan nama hewan yang terdiri atas,
Dolphin house, Dove house, Eagle house, Hornbill house, Komodo house, Lion house,
Mantaray house, Rhino house, dan Shark house.
Penerapan konsep house system ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam
membantu siswa beradaptasi dengan berbagai perubahan lingkungan yang mereka alami
dengan menciptakan situasi sekolah yang bersuasana “home base” Seperti pernyataan
AR, salah satu siswa kelas 10 yang menyatakan khawatir jika tidak mampu untuk
beradaptasi dan kesulitan mencari teman. Setelah pembagian house ia menjadi lebih
mudah untuk mendapatkan teman berbagi. Melalui house system siswa dilatih agar
memiliki perasaan kekeluargaan dan saling memiliki sehingga dapat menjadi sumber
dukungan sosial seperti menurut Cobb (dalam Sonia S., 2014) bahwa dukungan sosial
adalah sebuah konsep yang didefinisikan sebagai perasaan peduli, penghargaan,
penilaian dan perasaan saling memiliki.
Pada penelitian ini tim peneliti berusaha menguji sejauh mana apakah
pengelelompokkan siswa dengan house system dapat berpengaruh terhadap
4
keberhasilan dukungan teman sebaya sebagai salah satu upaya untuk mengatasi stres
akademik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
hal yang harus dipelajari, ekspetasi dari orang lain dan diri sendiri dimana atmosfer di
sekolah merupakan faktor yang paling berpengaruh.
Hal-hal yang menyebabkan stres akademik ini selanjutnya disebut stressor
akademik. Istilah stresor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (Rice dalam Indri
Kemala, 2007).
Educational Stress
Parenting and family Negative attitudes
factors Perceived pressure
Parenting styles Study burden
Familly conncectedness Expectations from others
Confiict with parents Self-expectation
Difficulties in study
School and study factors
School connectedness
Confilct with teachers
Academic grades
Study Burden
7
Sun et al. kemudian melakukan penelitian mengenai hubungan dimensi-dimensi
tersebut dengan stress akademik dengan menyusun sebuah alat ukur yang dinamakan
Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA). Yang terdiri atas 30 butir pertanyaan
yang mewakili dimensi sumber stres akademik yang diajukan. Setelah dilakukan
serangkaian pengujian maka didapatkan bahwa 16 item pertanyaan yang memenuhi
kriteria validitas dan reabilitas maka Sun merumuskan kembali dimensi stres akademik.
a. Pressure from study, tekanan belajar yang dirasakan sehari-hari;
b. Workload, beban yang dihasilkan dari pekerjaan rumah, tugas sekolah dan ujian;
c. Worry about grades, stress akibat ketidakpuasan dengan nilai akademik;
d. Self expectation, merasa kecewa ketika tidak dapat mencapai target pribadi
e. Study despondency, ketidakpuasan dan rendahnya konsentrasi dan kepercayaan
diri.
8
Menurut Widiastono (2001) , sekolah menengah asrama merupakan model sekolah
yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi jika dibanding sekolah menengah biasa.
Transisi remaja ke sekolah asrama menghadapkan remaja pada perubahan-perubahan
dan tuntutan-tuntutan baru. Perubahan tersebut adalah lingkungan sekolah dan asrama
yang baru, pengajar dan teman baru, aturan dan irama kehidupan asrama, serta
perubahan lain sebagai akibat jauh dari orang tua.
Jika seorang siswa gagal untuk menyesuaikan diri tentu saja stresor-stresor tersebut
dapat mengakibatkan stres akademik. Seperti yang dikatakan Santrock dalam bukunya
Remaja (2007) bahwa salah satu jenis penyebab stres adalah perpindahan ke sebuah
suasana budaya berbeda dapat mengakibatkan stress. Sehingga berbagai bentuk
dorongan dibutuhkan untuk membantu siswa mengatasi masa transisinya. Salah satunya
melalui dukungan sosial yang bisa didapatkan dari orang tua dan teman sebaya.
9
2.3 Dukungan Teman Sebaya
Dukungan teman sebaya adalah salah satu jenis dukungan sosial. Menurut Cobb
(dalam Sonia S., 2014) dukungan sosial adalah sebuah konsep yang didefinisikan
sebagai perasaan peduli, penghargaan, penilaian dan perasaan saling memiliki.
10
satu kelas, dan teman dekat, dimensi dukungan akademik bagi remaja menurut Sonia
(2014):
a. Emotional, teman sebaya memberikan dukungan emosional dengan
mendengarkan permasalahan akademik masing-masing dan saling mendorong
untuk berusaha keras di sekolah;
b. Instrumental, teman sebaya dapat memberikan dukungan materil untuk tugas
sekolah. Mereka juga bisa membantu menjelaskan konsep yang tidak
dimengerti;
c. Informational, menyediakan informasi dan saran tentang bagaimana
mengerjakan tugas, mempersiapkan ujian atau cara mengatur waktu di sekolah;
d. Appraisal, memberikan penilaian dan apresiasi ketika temannya berhasil di
sekolah dan tidak saling mengejek ketika temannya tidak menyelesaikan soal
yang diberikan dengan benar.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian ini yaitu desain penelitian studi regresional. Winarsunu (dalam Fina,
2016) menjelaskan bahwa peneliti menggunakan studi regresional dilakukan untuk
melihat besarnya variasi yang terjadi pada variabel terikat (Y) berdasarkan data yang
terdapat pada variabel bebas (X). Adapun desain pada penelitian ini adalah seperti
bagan berikut :
X Y
Gambar 3.1 Desain penelitian
Sumber: peneliti
12
Penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel
bebas (X) yaitu dukungan teman sebaya dan variabel terikat (Y) yaitu stres akademik.
Variabel bebas ialah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel
terikat yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. Variabel bebas adalah
anteseden; variabel terikat adalah konsekuensi. Kalau kita katakan: Jika A, maka B,
kita mengungkapkan pesambungan kondisional antara variabel bebas (A) dengan
variabel terikat (B) (Kerlinger, 2006:58).
a. Variabel Bebas
Dukungan teman sebaya, dukungan teman sebaya adalah salah satu jenis
dukungan sosial. Menurut Cobb (dalam Sonia S., 2014) dukungan sosial adalah
sebuah konsep yang didefinisikan sebagai perasaan peduli, penghargaan,
penilaian dan perasaan saling memiliki.
b. Variabel terikat
Stres akademik adalah tekanan yang dapat mengakibatkan prustasi terkait
dengan kegagalan nilai atau perasaan tidak perduli terhadap kegagalan tersebut
(Lal, 2014)
13
c. Menerapkan sekolah berasrama dengan house system.
14
3.4 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakakn dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut
Sugiyono (2009) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Selanjutnya penelitian ini menggunakan skala likert sesuai dengan kuesioner hild And
Adolesent Social Support Scale-Academic (CASSS-A) yang disusun oleh Sonia (2014)
dan Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) yang disusun oleh Sun (2012).
Pada kuesioner alat ukur CASS-A ini, responden akan dihadapkan dengan 6 pilihan
jawaban mulai dari 1 =”Tidak Pernah” hingga 6 = ”Selalu”. Nilai CASS-A akan dilihat
dari nilai mean dan standar deviasi dalam analisis statistik deskriptif. Selain itu, skor
total dari keempat dimensi dukungan teman sebaya.
15
Tabel 3.1 Blueprint Child and Adolesents Social Support Scale-Academic
No Dimensi Deskripsi Nomor Item Jumlah Item
1 Emotional Emotional, teman sebaya 1,2,3 3
memberikan dukungan
emosional dengan
mendengarkan permasalahan
akademik masing-masing dan
saling mendorong untuk
berusaha keras di sekolah
16
3.4.2 Alat Ukur Educational Stress Scale for Adolescents
Alat ukur Educational Stress Scale for Adolescents yang disusun oleh Sun (2012)
digunakan untuk mengukur tingkat stres akademik remaja. ESSA terdiri atas empat
dimensi, yakni pressure from study, workload, worry about grades, self-expectation
stress, dan despondency. Alat ukur ESSA pada awalnya terdiri atas 30 item, lalu setelah
dilakukan analisis psikometri, terdapat 14 item yang gugur sehingga menyisakan 16
item sebagai total akhir item. Berdasarkan factor analysis validitas dan reabilitas
instrumen ESSA memiliki konsistensi nilai yang bagus dengan Cronbach α =.82 untuk
keseluruhan skala, α=79, α=.73, α=.69, α=.65, α=.64 untuk setiap masing-masing
dimensi
Pada kuesioner alat ukur ESSA ini, responden akan dihadapkan dengan 5 pilihan
jawaban, yaitu 1 =”Sangat tidak setuju”, 2 =”Tidak setuju”, 3 =”Netral”, 4 =”Setuju”, 5
=”Sangat setuju”. Stres akademik yang dimiliki pelajar akan dilihat dari nilai mean dan
standar deviasi dalam analisis statistik deskriptif.
17
expectation dapat mencapai target pribadi
Sumber:peneliti
18
3.5.3 Tehnik Analisis Data
Pada penelitian ini, tim peneliti ingin melihat pengaruh dari dukungan teman sebaya
terhadap stres akademik siswa berasrama. Selain itu, tim peneliti juga ingin
mendeskripsikan stres akademik berasrama yang menerapkan house system. Untuk itu,
data yang diperoleh pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan tehnik statistika
regresi linear sederhana dan tehnik statistika analisis deskriptif.
19
CASSSA10 .650 .902
Sumber: Peneliti
Berdasarkan tabel di atas dapat, dapat dilihat bahwa alat ukur CASSS dapat
dikatakan memiliki koefisien reliabilitas alpha cronbach yang baik, yakni nilai
koefisien alpha cronbach berada dalam rentang .897 - .913.
20
ESSA11 .563 .834
Sumber: Peneliti
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa alat ukur ESSA dapat dikatakan
memiliki koefisien alpha cronbach yang baik, yakni nilai koefisien alpha cronbach
berada dalam rentang .832 – 8.48. Di sisi lain, hasil analisis butir item menunjukkan
bahwa terdapat satu item dibawah standar yaitu item nomor 1 (.204). Kedua item
tersebut kemudian tidak diikutsertakan ke dalam field study.
Pada tahap persiapan, tim peneliti juga mencari alat ukur dari variabel yang mnejadi
kajian utama, yaitu: dukungan teman sebaya dan stres akademik. Peneliti mengadaptasi
dua buah alat ukur, yakni Child and Adolesents Social Support Scale-Academic dan
Educational Stress Scale for Adolescents, dengan cara menerjemahkan alat ukur
tersebut ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan konteks penelitian dan kaidah-kaidah
21
penulisan skala sikap berdasarkan Azwar (2012). Kemudian, peneliti melakukan uji
validitas dengan bentuk content validitu melalui teknik expert judgement melalui dua
expert judgement untuk melihat apakah proses pengadaptasian item-item alat ukur telah
sesuai dengan konstruk yang diukur.
Setelah proses uji validitas selesai dilakukan, tim peneliti selanjutnya melakukan
revisi terhadap pernyataan-peryataan pada kuesioner yang dinilai ambigu atau kurang
sesuai dengan konstruk.
Setelah itu, peneliti melakukan analisis deskriptif dan uji hipotesis penelitian
berdasarkan data yang diambil saat field study. Analisis deskriptif dan uji hipotesis
penelitian dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciense
(SPPS) for Windows 17.0 Selanjutnya, hasil dari data yang sudah diolah dianalisis dan
dibahas secara teoritis sehingga dapat ditarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang
telah dilakukan.
22
BAB IV
4.1.1 Gambaran Hasil Analisis Statistik Deskiptif Child and Adolescents Social Support
Scale-Academic
Tabel di bawah ini berisi informasi mengenai gambaran nilai rata-rata dan standar
teoretik deviasi pada variabel CASSS-A . Pada alat ukur CASSS-A, terdapat 12 item.
Selain itu, skala yang digunakan, yaitu skala likert dengan pilihan jawaban 1 – 6. Dari
skala tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata teoretik (µ) pada variabel CASSS-A,
ialah 4,8.
23
IPS 21 35% 47,52 10,36
Pada tabel 4.1, dapat diketahui nilai rata-rata teoretik CASSS-A ditinjau dari
berbagai aspek demografis dengan hasil sebagai berikut:
4.1.1.2 Gambaran Hasil Analisis Statistik Deskriptif Educational Stress Scale for Adolescents
Tabel di bawah ini berisi informasi mengenai gambaran nilai rata-rata dan standar
teoretik deviasi pada variabel ESSA. Pada alat ukur ESSA, terdapat 11 item. Selain itu,
skala yang digunakan, yaitu skala likert dengan pilihan jawaban 1 – 5. Dari skala
tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata teoretik (µ) pada variabel ESSA, ialah 4,5.
Tabel 4.2 Gambaran hasil analisis deskriptif Educational Stress Scale for Adolescents
Aspek Jumlah Presentase Mean ESSA SD ESSA
XI 18 30% 50 9,08
24
XII 24 40% 42,83 6,89
Sumber:Peneliti
Pada tabel 4.2, dapat diketahui nilai rata-rata teoritik ESSA siswa SMAN Sumatera
Selatan ditinjau dari berbagai aspek demografis dengan hasil sebagai berikut:
25
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Gambaran Tingkat Stres dan dukungan teman sebaya Sekolah Berasrama yang
menerapkan house system
Tabel di bawah ini menampilkan kondisi stres akademik yang dialami siswa sekolah
berasrama yang menerapkan house system yakni SMAN Sumatera Selatan.
Sedang 39 65 65 85
Rendah 9 15 15 100
Sumber:Peneliti
Tabel 4.4 Gambaran tingkat dukungan teman sebaya di SMAN Sumatera Selatan
Frequency Percent Valid percent Cumulative
percent
Tinggi 11 18,3 18,3 18.3
Sedang 38 63 63 81,7
26
Total 60 100 100
Sumber:Peneliti
4.2.3 Gambaran Analisis Inferensial Dukungan Teman Sebaya terhadap Stres Akademik
dan Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Tim peneliti menggunakan metode regresi sederhana untuk mengetahui hubungan
antara variabel (X) Dukungan teman sebaya terhadap variabel (Y) stres akademik di
SMAN Sumatera Selatan, berikut ini merupakan hasil yang diperoleh:
Tabel 4.5 Gambaran Analisis Inferensial Dukungan Teman Sebaya terhadap Stres
Akademik
ESSA R R2 P β t P
Model Summary .009a -.017 0,000
Keterangan : ESSA = Educational Stress Scale for Adolescents; Model Summary = Hasil uji
regresi variabel bebas terhadap variabel terikat; CASSS-A= Child and
Adolescents Social Support Scale-Academic; R= koefesien korelasi; R2 = total
kontribusi variasi; p= nilai signifikansi (P<0,05); β= koefesien regresi
terstandardisasi; t = koefesien korelasi.
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
dukungan teman sebaya terhadap tingkat stress akademik siswa sekolah berasrama. Hal ini
dibuktikan oleh nilai p=0,000 (p<0,05). Total kontribusi yang diberikan oleh dukungan
teman sebaya (CASSS-A) terhadap stres akademik (ESSA) yaitu sebesar 17% (R2= -0,17).
27
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.5 angka hasil regresi inferensial menunjukkan tidak adanya
hubungan signifikan antara dukungan teman sebaya dan stres akademik di sekolah
berasrama yang menerapkan house system sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan
ada hubungan positif antara variabel (X) yakni dukungan teman sebaya terhadap variabel
(Y) stres akademik tidak terpenuhi. Berdasarkan hal ini, tim peneliti perlu melakukan kajian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh positif terhadap stres akademik
selain dukungan teman sebaya.
Menurut penelitian yang dilakukan Kaushal et.al (2018) secara implisit membagi dua
sumber copping stres. Pertama, berasal dari diri sendiri atau yang disebut self-eficacy atau
dukungan dari dalam dan social support. Menurut Krystler (2011) menyatakan bahwa self-
eficacy merupakan variabel moderator yang mempengaruhi perceived stress. Ia menemukan
bahwa siswa yang memiliki self-eficacy yang rendah cenderung mengalami stres akademik
yang tinggi walaupun di sisi lain menerima dukungan sosial yang tinggi. Berdasarkan hal
ini, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai self-eficacy di SMAN Sumatera
Selatan untuk kemudian disesuaikan dengan tingkat stress akademik.
28
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a. Hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh positif dari dukungan teman sebaya
pada house system terhadap tingkat stres akademik siswa di SMAN Sumatera Selatan
tidak terbukti dan tertolak.
b. Gambaran mengenai stres akademik di SMAN Sumatera Selatan yakni 12 orang
siswa mengalami stres pada rentang tinggi, 39 siswa dalam rentang sedang dan 9
siswa dalam rentang yang rendah.
c. Gambaran mengenai dukungan teman sebaya di SMAN Sumatera Selatan yakni 11
siswa merasa menerima dukungan teman sebaya dalam rentang yang tinggi, 38 siswa
sedang, dan 11 siswa rendah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran
penelitian sebagai berikut:
29
1) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih jauh self-eficacy
sebagai salah satu sumber siswa dalam mengatasi stres yang berasal dari diri
internal siswa.
2) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengeksplorasi lebih banyak sekolah
berasrama yang menerapkan house system untuk mengetahui lebih jauh
potensi house system terhadap dukungan teman sebaya.
3) Untuk melanjutkan penelitian ini, peneliti selanjutnya disarankan untuk
memasukan self-eficacy sebagai variabel moderator bagi dukungan teman
sebaya dan stres akademik.
30
Daftar Pustaka
31
Widiastono, T. (2001, Agustus 12). Sekolah Berasrama: Ketika Jakarta tak Lagi Dirasa
Nyaman. Diambil kembali dari
http://www.kompas.com/kompas.cetak/0105/dikbud/caloo35.html
Wills, J. A., Sandy, J. M., Yaeger, A. M., Cleary, S. D., & Shinar, O. (2001). Coping
Dimensions, Life Stress, and Adolescent Substance Use: A Latent Growth
Analysis. Journal of Abnormal Pyschology.
Yashovardha Kaushal, S. K. (t.thn.). Educational Stress and Copping Strategies in
School Going Adolescents. International Journal Comtemporery Pediatric.
32
LAMPIRAN
33
Reliability
Notes
34
Scale: ALL VARIABLES
N %
Valid 60 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
Reliability Statistics
.910 .912 12
Item Statistics
35
Inter-Item Correlation Matrix
36
Inter-Item Correlations .464 .163 .725 .562 4.459 .015
N of Items
Inter-Item Correlations 12
Item-Total Statistics
Scale Statistics
37
Reliability
Notes
38
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 60 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
Reliability Statistics
.847 .849 16
Item Statistics
39
Inter-Item Correlation Matrix
40
ESSA15 .360 .294 .161 .419 .247 .603 1.000 .496
ESSA16 .392 .164 .288 .330 .372 .448 .496 1.000
N of Items
Inter-Item Correlations 16
Item-Total Statistics
41
Scale Statistics
42
LAMPIRAN 2
43
Means
Notes
Cases
44
CASSSA * Kelas
CASSSA
CASSSA * JK
CASSSA
CASSSA * Jurusan
CASSSA
Means
45
Notes
Cases
ESSA * Kelas
ESSA
46
X 44.2222 18 8.69453 30.0%
XI 50.0000 18 9.08133 30.0%
XII 42.8333 24 6.89465 40.0%
Total 45.4000 60 8.58102 100.0%
ESSA * JK
ESSA
ESSA * Jurusan
ESSA
47
LAMPIRAN 3
ANALISIS TINGKAT STRES DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA
48
Descriptives
Notes
Descriptive Statistics
Frequencies
Notes
49
N of Rows in Working Data File 60
User-defined missing values are
Definition of Missing
treated as missing.
Missing Value Handling
Statistics are based on all cases with
Cases Used
valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=EDUSTRESS
Syntax /STATISTICS=STDDEV MEAN
MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01
Statistics
EDUSTRESS
Valid 60
N
Missing 0
Mean 1.9500
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .59447
Sum 117.00
EDUSTRESS
50
Frequencies
Notes
Statistics
Support
Valid 60
N
Missing 0
Mean 2,0000
Median 2,0000
Mode 2,00
Std. Deviation ,61064
Sum 120,00
51
Support
Frequencies
Notes
52
Statistics
Support
Valid 60
N
Missing 0
Mean 2,0000
Median 2,0000
Mode 2,00
Std. Deviation ,61064
Sum 120,00
Support
53
LAMPIRAN 4
54
Regression
Notes
Output Created
Comments
Data
Active Dataset
Filter
Input
Weight
Split File
N of Rows in Working Data File
Definition of Missing
Missing Value Handling
Cases Used
Syntax
Processor Time
Elapsed Time
Resources
Memory Required
Notes
55
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV
CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R
Syntax
ANOVA CHANGE
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT ESSA
/METHOD=ENTER CASSSA.
Processor Time 00:00:00.00
Descriptive Statistics
Correlations
ESSA CASSSA
Variables Entered/Removeda
56
Model Variables Variables Method
Entered Removed
1 CASSSAb . Enter
Model Summary
Model Summary
1 58a .948
ANOVAa
Total 4344.400 59
Coefficientsa
57
B Std. Error Beta
58