Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN DAN ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen pengampu : Dra. Siti Rohmi Y, M.Pd


Disusun Oleh Kelompok 2 :
1. Ajeng Reza (1107617221)
2.Dinda Audini (1107617251)
3. Hafidh Taqiyuddin Albani (1107617245)
4. Muthia Amalusholiha Annasri (1107617244)
5. Arum Sekar Deananda Putri (1107617250)
6. Putri Amalia (1107617242)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa
dengan segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini didasari tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran. Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
para mahasiswa – mahasiswi atau para pembaca sekalian tentang hakekat
pengukuran, jenis jenisnya serta menjelaskan tentng pengertian asesmen,penilaian
berbasis kelas dan hubungan antara evaluasi dan pembelajaran.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini karena masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu segala saran dan masukan demi perbaikan makalah
ini kami harapkan kepada Bapak – Ibu Dosen sekalian untuk penyempurnaan
makalah ini. Terima kasih.

Jakarta, 22 Maret 2019

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Pengukuran Dalam Evaluasi………..………..............................................5
B. Asesmen……………...................................................................................6
C. Penilaian Berbasis Kelas.............................................................................7
D. Hubungan Antara Evaluasi dan Pembelajaran………………………….....8
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan sering sekali digunakan istilah pengukuran, penilaian, evaluasi, dan
assesmen untuk mengetahui hasil pembelajaran.banayak yanag menganggap pengukuran,
penilaian, evaluasi dan asesmen merupakan hal yang sama atau hanya sinonim atau sama
yang lainnya . Namun dalam kenytaanya pengukuran,penilaian ,evaluasi dan asesmen
memiliki konsep yang berbeda dan masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri.walaupun,pengukuran,penilaian, evaluasi dan asesmen memiliki konsep dan
karakteristik yang berbeda, namun keempatnya saling berhubungan dalam proses
penentuan hasil pembelajaran.

Tes, Pengukuran, Evaluasi, penialaian dan assesment merupakan istilah yang berbeda
namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan
hubungan di antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat
penggunaannya. Pengukuran, penilaian, assesment, evaluasi, dan tes merupakan istilah-
istilah yang bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assesment), sedangkan
penilaian didahului oleh pengukuran. Dengan demikian, antara pengukuran, penilaian,
assesment, evaluasi, dan tes saling berkaitan erat satu dengan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa hakekat dari pengukuran dalam evaluasi, jenis jenis dan contoh konkretnya?
2. Apa definisi, jenis jenis, dan contoh konkret dari asesmen?
3. Bagaimanakah penilaian berbasis kelas?
4. Apakah hubungan atara evaluasi dan pembelajaran?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui hakekat dari pengukuran, jenis jenis dan contoh dalam evaluasi
2. Untuk mengetahui definisi dari asesmen, jenis jenis, beserta contoh konkretnya
dalam pembelajaran.
3. Untuk memahami dan mengetahui penilaian berbasis kelas
4. Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi dan pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Pengukuran
A. Pengertian Pengukuran

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran


(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau
mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar
apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.

Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik


utama yaitu:

1) penggunaan angka atau skala tertentu;

2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.


Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut
diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh
seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi
yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para
ahli (Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang
pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik
atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto
dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai
kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga
sifatnya menjadi kuantitatif.
Measurement dapat dilakukan dengan cara tes atau non-tes. Amalia (2003)
mengungkapkan bahwa tes terdiri atas tes tertulis (paper and pencil test) dan tes
5
lisan. Sementara itu alat ukur non-tes terdiri atas pengumpulan kerja siswa
(portofolio), hasil karya siswa (produk), penugasan (proyek), dan kinerja
(performance).Pada Tabel 1. diberikan contoh standar kriteriayang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyusun laporan
praktikumIPA.

Tabel 1. Contoh Acuan Standar Penilaian Laporan Praktikum Siswa


Score Total : 85
No Aspek yang Komponen/ criteria Score
Dinilai Maksimal
A Sistematika 1. Judul 10
(Kelengkapan & 2. Tujuan
sistematika 3. Dasarteori
komponen- 4. Alat danBahan
komponenlaporan) 5. Cara Kerja
6. Data HasilPraktikum
7. AnalisisData
8. JawabanPertanyaan
9. Kesimpulan
10. DaftarPustaka
B Isi Laporan 1. Merumuskan judul dan tujuan 5
praktikum dengan benar
2. 5
Menjelaskan Dasar Teori
3. 5
dengan ringkas dan jelas
4. Menyusun alat dan bahandengan 5
spesifikasi yangtepat
5. 10
Menyusun langkah kegiatan
praktikum dengan kalimat pasif
6. 20
Menyusun data hasil praktikum
7. secara sistematis dan komunikatif 10
dalam kolom pengamatan
8. 10

6
Menganalisi data secara induktif
9. berdasarkan teori/kepustakaan 5
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
praktikum dengan benar
Menyusun kesimpulan dengan tepat
berdasarkan hasil praktikum dan hasil
diskusi
Merujuk dan Menuliskan daftar
pustaka minimal dua kepustakaan

B. Asesmen
Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan penggunaan
berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan
pencapaian kompetensi dari peserta didik.

Yang pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian. Istilah Assessment sangat
berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu metode untuk mendapatkan hasil belajar siswa.
Sehingga proses assessment ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
presatasi belajar dari para peserta didik.

Pengertian lain dari assesment yaitu proses untuk memperoleh data atau informasi dari
proses pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru ataupun kepada
peserta didik.

Jenis-jenis assesmen

Assesmen memiliki beberapa bentuk dan jenis. Dari jenis Assessment itulah yang
kemudian menjadi alat ukur dari objek penilaian yang dilakukan. jenis Assessment, yaitu:

Tes Tertulis

Ters tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya).
Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik,
diagram dan sebagainya.

7
Performance Assessment

Performance Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi
dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi
boleh dikatakan bahwa Performance Assessment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan criteria yang diinginkan.

Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi
bagi suatu penilaian.

Penilaian Proyek

Penilaian Proyek. Adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian,
pengevaluasian, hingga penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber
pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan kerjasama dengan pihak lain, proyek
merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan umum dalam semua
bidang.

Product Assessment

Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Penilaian sikap.

Manusia mempunyai sifat bawaan, misalnya: kecerdasan, temperamen, dan sebagainya.


Faktor-faktor ini memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap.

Self Assessment

Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau classroom Self Assessmen (GSA) adalah
penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk
kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas. Penilaian
berbasis kelas memiliki karakteristik istimewa, yaitu:

Pusat Belajar dan Berakar dalam Proses Pembelajaran

Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan mengajar melainkan
pada perhatian guru dan peserta didik dalam perbaikan hasil belajar. Adapun apabila guru
melakukan perbaikan program pengajaran sebagai mana diuraikan di atas, tujuan tidak lain
8
adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas
dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam membuat
pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki hasil belajar. Sebagai
contoh misalnya ketika seorang peserta didik memiliki nilai yang kurang baik dari suatu
mata pelajaran, maka yang harus diperbaiki adalah bukan cara mengajar melainkan
menekankan pada bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut.

Contoh Konkret Assesment

Contoh dari assessment adalah pemberian tugas ketika belajar atau adanya UAS. Penilaian
dilakukan oleh guru berdasarkan assessment berupa lembar jawaban tugas atau ujian. Guru
memberikan nilai, bisa berupa angka atau huruf terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Setelah
semua hasil assessment dinilai/diukur maka memasuki tahap evaluasi. Semua hasil peserta didik
diklasifikasikan, ada yang lulus atau tidak lulus

C. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas


Istilah penilaian (assement) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua
metode yang dipakai untuk mengetahui keberhsilan hasil belajar siswa dengan cara
menilai unjuk kerja individu peerta didik atau kelompok.

Abdul Majid berpendapat bahwa “Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar
siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan pendapat Dr. Wina Sanjaya mengatakan bahwa Penilaian Berbasis


Kelas Merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang dilakukan sebagai
proses pengumppulan data, pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil
belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan
kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik
perbaikan proses pembelajaran.

Menurut Darwyn Syah Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan
konsisten.

Dalam pelaksanaannya, penilaian Berbasis Kelas, peran guru sangat penting dalam
menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan dan kegagalan siswa.
Jenis penilaian yang dibuat oleh guru harus standar validitas dan realibilitas agar hasil

9
yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, kompetensi professional
bagi guru merupakan persyaratan penting dalam melakuan penelitian.

1. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Secara umum tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau
belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu yang dipersyaratkan dalam standar
kompetensi lulusan.

Tujuan penilaian berbasis kelas diarahkan pada 4 tujuan, yaitu :

a. Penelusuran (keeping track) yaitu menelusuri agar proes pembelajaran peserta


didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang
semester dan tahun pembelajaran melalui bentuk penilaian kelas agar
memperoleh gambaran tentang pencapain kompetensi oleh siswa.
b. Pengecekan (checking-up) yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan
yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran melalui penilaian kelas,
baik yang formal ataupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan
(kompetensi) apa yang siswa telah kuasai dana pa yang belum dikuasai.
c. Penilaian (finding-out) yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
Guru harus selalu menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan
mencari hal-hal yang menyebabkn proe pembalajaran tidak berjalan efektif.
d. Penyimpulan (summing-up) yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah
menguasai seluruh kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau
belum. Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru
diminta untuk melaporkan hasil belajar anak kepada orang tua, ajaran baik
dalam bentuk raapor siswa atau bentuk –bentuk lainnya.

Adapun tujuan utama dari penilaian Berbasis Kelas, yaitu:

a. Memberikan penghargaan terhadap pencapaian siswa dalam belajar


Penilaian ini digunakan untuk menentukan apakah siswa dapat mengikuti
tingkat atau kelas berikutnya, penilaian jenis ini seringkali disebut penilaian
sumatif, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dicapai
siswa.
b. Memperbaiki program kegiatan belajar mengajar dan belajar siswa

10
Penilaian untuk tujuanunu digunakan untuk melihat apakah siswa sudah
mengetahui, memahami dan terampil pada suatu pembiasaan pembelajaran.
penilaian ini sering disebut penilaian formatif, yang bermanfaat untuk
mendapatkan informasi tentang kegiatan beljar mengajar.

Fungsi Penilaian Berbasis Kelas dilihat dari sisi siswa dan sisi guru, sebagai
berikut :

a. Dalam mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengembangan dan mengubah


tingkah laku kea rah yang lebih baik dan lebih maju.
b. Memperoleh kepuasan atas segala upaya yang lebih baik dan lebih maju.

Bagi guru penilaian berbasis kelas berfungsi untuk :

1) Menetapkan berbagai metode dan media alat, umber belajar dan pendekatan
pembelajaran yang relevan dan kompetensi yang akan dicapai pada proses
pembelajaran
2) Membantu pertimbangan dan keputusan di bidang administrative berkaitan
dengan prosedur penilaian yang akan digunakan serta format-format atau
instrument yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan penilaian.
2. Prinsip Umum Penilaian Berbasis Kelas
a. Motivasi
Penilaian berbasis kelas diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui upaya pemahamann akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik
oleh guru maupun siswa. Dengan demikian penilaian ini tidak semata-mata
untuk memberikan angka sebagai hasil dari proses pengukuran, akan tetapi apa
arti angka yang telah dicapai itu. Siswa memahami makna dari hasil penilaian.
Dengan pemahaman ini diharapkan mereka dapat lebih termotivasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Validitas
Penilaian diarahkan bukan semata-mata untuk melengkapi syarat administrasi
saja, akan tetapi diarahkan untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian
kompetensi seperti terumuskan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian
tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata lain
penilaian harus menjamin validitas.
c. Adil
11
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tanpa
memandang perbedaan sosial ekonomi, latar belakang budaya dan kemampuan.
Oleh karena itulah mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk
dievaluasi. Penilaian berbasis kelas menempatkan posisi siswa dalam
kesejajaran. Dengan demikian setiap siswa akan memperoleh perlakuan yang
sama.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai
maupun yang dinilai. Siswa perlu memahami jenis atau proses penilaian yang
akan di lakukan beserta kriteria penilaian. Keterbukaan ini bukan hanya untuk
mendorong siswa untuk memperoleh hasil yang baik sehingga motivasi belajar
siswa akan bertambah, sekaligus membuat siswa memahami proses yang
dilakukan dalam pencapaian kompetensi.
e. Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas pada hakikatnya meruoakan bagian integral dari proses
pembelajaran. oleh karena itu penilaian dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak pernah mengenal waktu
kapan seharusnya penilaian dilakukan. Penilaian dilajukan unntuk memperoleh
informasi tentang perkembangan dan kemajuan siswa dalam pencapaian
kompetensi. Dengan demikian, berdasarkan evaluasi seseorang siswa diketahui
belum mencapai kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, maka guru
harus mengulang kembali, sehingga kompetensi benar-benar telah tercapai
secara materi.
f. Bermakna
Penilaian berbasiss kelas harus tersusun dan terarah sehingga hasilnya benar-
benar memberikan makna kepada semua pihak khususnya kepada siswa.
Melalui penilaian berbasis kelas, siswa akan mengetahui posisi mereka dalam
perolehan kompetensi. Di samping itu, mereka juga akan memahami kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian hasil
penilaian itu juga bermakna bagi guru termasuk orang tua dalam memberikan
bimbingan kepada setiap siswa dalam upaya memperoleh kompetensi sesuai
dengan target kurikulum.
g. Menyeluruh

12
Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk perkembangan siswa secara
utuh, baik perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Maka guru
dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas perlu menggunakan ragam
penilaian, misalnya tes, penilaian produk, skala sikap, penampilan
(performance), dan hal lainnya. Hal ini sangat penting, ileh sebab itu hasil
penilaian harus memberikan informasi secara utuh tentang perkembangan
setiap aspek.
h. Edukatif
Hasil penilaian berbasis kelas tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh
gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang
diperoleh, akan tetapi penilaian harus memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan untuk guru maupun siswa,
sehingga hasil belajar akan lebih optimal. Dengan demikian proses penilaian
tidak semata-mata menjadi tanggung jawab siswa.
3. Bentuk Penilaian

Bentuk dan jenis penilaian yang dapat digerakkan antara lain :

a. Kuis digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang
lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat dan dilakukan sebelum
pelajaran.
b. Pertanyaan lisan digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik
tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
berkaitan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Ulangan harian dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan
kompetensi, untuk mengungkap kognitif peserta didik, sekaligus untuk menilai
keberhasilan penggunaan berbagai perangkat pendukung pembelajaran.
d. Tugas individu dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh peserta didik
dan dapat berupa tugas di sekolah (kelas) dan dirumah. Tugas individu
digunakan untuk mengungkapkan kemampuan teoritis dan praktis penguasaan
penilaian dalam penggunaan media metode, strategi dan prosedur tertentu.
e. Tugas kelompok digunakan untuk belajar kelompok menilai kemampuan kerja
kelompok dalam upaya pemecahan masalah.
f. Ulangan semester digunakan untuk menilai penguasaan kompetisi pada akhir
program semester kompetensi yang diujikan berdasarkan kompetensi dasar,

13
hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan dalam
semester yang bersangkutan.
g. Ulangan kenaikan digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik
menguasai materi pada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran.
h. Responsi atau ujian praktek dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
prakteknya, untuk menguasai penguasaan hadir baik dari aspek kognitif,
objektif maupun psikomotor.

D. Hubungan Antara Evaluasi dan Pembelajaran

Peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan memberikan
fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat
membangkitkan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa meningkatkan cara dan hasil
belajarnya. Namun, disamping itu kadang-kadang guru merasa bahwa evaluasi itu
sesuatu yang bertentangan dengan pembelajaran. Hal ini timbul karena sering kali
terlihat bahwa adanya kegiatan evaluasi justru merisaukan dan menurunkan gairah
belajar pada siswa. Jadi, seolah-olah kegiatan evaluasi bertentangan dengan kegiatan
pembelajaran. Pendapat yang demikian itu pada hakikatnya tidak benar. Memang
evaluasi yang dilakukan secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam
belajar. Sebaliknya, evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar dapat
meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi membantu guru untuk
memperbaiki cara pembelajaran dan membantu siswa dalam meningkatkan cara
belajarnya.

Menurut Mehrens dan Lehmann dalam Ngalim Purwanto (2003) mengatakan “to
teach without testing is unthinkable” yaitu pembelajaran tanpa melakukan tes tidak
masuk akal. Ungkapan ini menunjukkan betapa erat kaitan antara pembelajaran
dengan evaluasi. Demikian pula Ngalim Purwanto (2003) mengemukakan
sebagaiberikut:

Pengukuran adalah langkah awal dari pembelajaran. Tanpa pengukuran tidak dapat
terjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik, tanpa umpan balik
tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil, tanpa pengatahuan tentang
hasil ,tidak dapat terjadi perbaikan-perbaikan yang sistematis dalam pembelajaran.

Kutipan di atas makin jelas menunjukkan kepada kita bahwa evaluasi merupakan
suatu komponen yang sangat erat berkaitan dengan komponen-komponen lain dalam

14
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa evaluasi dan pembelajaran itu saling
membantu. Evaluasi haruslah membantu pembelajaran dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.

Kumano (2001) mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan


makna/pengertian, asesmen dan evaluasi memiliki hubungan. Hubungan antara
asesmen dan evaluasi tersebut digambarkan sebagai berikut:

 “to evaluate the data which was collected through assessment”


 “the process of collecting data which shows the development of learning”
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru
dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Di
sekolah, kita sering mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan harian, ujian
akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan sebagainya.
Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.

Ada beberapa istilah yang sering disalah artikan dan disalah gunakan dalam praktik
evaluasi, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Secara konsepsional istilah-
istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang erat. Istilah
“tes” berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau jambangan
dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan
selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu
tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Zainul & Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan
baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja
tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi
tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya
menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
15
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa guru mengukur berbagai
kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan
skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu
untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru
tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi.
Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka asesmen sudah termasuk di
dalamnya. Untuk lebih memperjelas hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi, pada Tabel. Diberikan contoh tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi
dalam praktek pembelajaran sehari-hari.

Tabel Contoh Hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi

Tes Pengukuran Evaluasi


Soal: Seperangkat Soal/
Bu Yoan menghitung berapa
tugas untuk mengamati Bu Yoan Menilai Bahwa
jumlah kesalahan Fani dalam
obyek Kemampuan Fani Dalam
menggunakan mikroskop (ia
menggunakanmikroskop Menggunakan Mikroskop
menghitung terjadi 3
dengan prosedur yang Masih kurang
kesalahan dari 5 tugas)
benar
Pak Rama menghitung
Pak Rama memutuskan
Soal: 25 soal pilihan ganda bahwa Adit hanya dapat
bahwa Adit perlu
tentang gentika menjawab 5 soal dari 25
mendapatkan remedial
soal tes biologi
Non – tes Engukuran Evaluasi
Pak Danu memutuskan
Pak Danu menyaksikan
untuk menegur dan
Ajeng membuang sampah
mengajari Ajeng tentang
di wastafel lab sebanyak
Soal/Tugas: Tidak ada (-) cara membuang limbah
empat kali
praktikum
Bu Rita membandingkan Bu Rita menilai bahwa
Soal/Tugas :Siswa ditugasi
laporan praktikum yang kemampuan Hafis
oleh Bu Rita untuk
dibuat Hafis dengan standar sangat baik dalam
menyusun laporan pasca
kriteria dan menghitung menyusun laporan
kegiatan praktikum fisika.
total skor yang diperoleh. praktikum yang ideal

16
Diperoleh skor maksimal 85

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat


kuantitatif. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan evaluasi meliputi kedua langkah di
atas, yakni pengukuran dan penilaian.

Tujuan evaluasi pengajaran terbagi menjadi dua, yaitu tujuan secara umum dan secara
khusus. Adapun fungsi evaluasi pengajaran antara lain mengukur kemajuan, menunjang
penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Pengukuran, penilaian/assessment, dan evaluasi, merupakan istilah-istilah yang saling


berkaitan. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas dalam bentuk
kuantitatif, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran, sedangkan penilaian
adalah proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan ukuran atau kriteria
tertentu yang berbentuk kualitatif. Evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat. Tentunya masih banyak
kekurangan dalam makalah kami, hal ini tak lepas dari kodrat kami sebagai manusia yang
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami
nantikan dari semua pihak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press,
2007

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kelas, Gaung


Persada Press, 2007

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and


Practice. Japan: Shizuoka University.

Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.

Zainul, A. (2001). Alternative assessment. Jakarta: Dirjen Dikti.

Zainul&Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :ITB

Harris, B.M. (1985). Supervisory Behavior in Education. New Jersey: Prentice


Hall.Harlen, W. (1983). Guides to Assessment in Education Science. London: Macmillan
Education

Herman, J.L. et al. (1992). A Practical Guide to Alternative Assessment

California: The Regents of The University of California.

Marzano, R.J. et al. (1994). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment


Using the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and
CurriculumDevelopment.

Mehrens, W.& Lehmann. (1984). Measurement and Evaluation in Education and


Psichology. Newyork: HoltRinehart and Winston.

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.

Oxford: Pergamon Press.

Purwanto, N. (2002). Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya

Resnick, D.P. & Resnick, L.B. (1985). “Standards, Curriculum, and Performance: A
Historical and Comparative Perspektive” Educational Researcher 9, 5 - 19.

Rustaman,N. (2003). Asesmen Pendidikan IPA. Makalah penataran guru-guru NTT di


Jurusan pendidikanBiologi.

19
1

Anda mungkin juga menyukai