2019
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji dan syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa
dengan segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini didasari tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran. Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
para mahasiswa – mahasiswi atau para pembaca sekalian tentang hakekat
pengukuran, jenis jenisnya serta menjelaskan tentng pengertian asesmen,penilaian
berbasis kelas dan hubungan antara evaluasi dan pembelajaran.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini karena masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu segala saran dan masukan demi perbaikan makalah
ini kami harapkan kepada Bapak – Ibu Dosen sekalian untuk penyempurnaan
makalah ini. Terima kasih.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Pengukuran Dalam Evaluasi………..………..............................................5
B. Asesmen……………...................................................................................6
C. Penilaian Berbasis Kelas.............................................................................7
D. Hubungan Antara Evaluasi dan Pembelajaran………………………….....8
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan sering sekali digunakan istilah pengukuran, penilaian, evaluasi, dan
assesmen untuk mengetahui hasil pembelajaran.banayak yanag menganggap pengukuran,
penilaian, evaluasi dan asesmen merupakan hal yang sama atau hanya sinonim atau sama
yang lainnya . Namun dalam kenytaanya pengukuran,penilaian ,evaluasi dan asesmen
memiliki konsep yang berbeda dan masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri.walaupun,pengukuran,penilaian, evaluasi dan asesmen memiliki konsep dan
karakteristik yang berbeda, namun keempatnya saling berhubungan dalam proses
penentuan hasil pembelajaran.
Tes, Pengukuran, Evaluasi, penialaian dan assesment merupakan istilah yang berbeda
namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan
hubungan di antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat
penggunaannya. Pengukuran, penilaian, assesment, evaluasi, dan tes merupakan istilah-
istilah yang bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assesment), sedangkan
penilaian didahului oleh pengukuran. Dengan demikian, antara pengukuran, penilaian,
assesment, evaluasi, dan tes saling berkaitan erat satu dengan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa hakekat dari pengukuran dalam evaluasi, jenis jenis dan contoh konkretnya?
2. Apa definisi, jenis jenis, dan contoh konkret dari asesmen?
3. Bagaimanakah penilaian berbasis kelas?
4. Apakah hubungan atara evaluasi dan pembelajaran?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui hakekat dari pengukuran, jenis jenis dan contoh dalam evaluasi
2. Untuk mengetahui definisi dari asesmen, jenis jenis, beserta contoh konkretnya
dalam pembelajaran.
3. Untuk memahami dan mengetahui penilaian berbasis kelas
4. Untuk mengetahui hubungan antara evaluasi dan pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Pengukuran
A. Pengertian Pengukuran
6
Menganalisi data secara induktif
9. berdasarkan teori/kepustakaan 5
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
praktikum dengan benar
Menyusun kesimpulan dengan tepat
berdasarkan hasil praktikum dan hasil
diskusi
Merujuk dan Menuliskan daftar
pustaka minimal dua kepustakaan
B. Asesmen
Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan penggunaan
berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar dan
pencapaian kompetensi dari peserta didik.
Yang pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian. Istilah Assessment sangat
berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu metode untuk mendapatkan hasil belajar siswa.
Sehingga proses assessment ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
presatasi belajar dari para peserta didik.
Pengertian lain dari assesment yaitu proses untuk memperoleh data atau informasi dari
proses pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru ataupun kepada
peserta didik.
Jenis-jenis assesmen
Assesmen memiliki beberapa bentuk dan jenis. Dari jenis Assessment itulah yang
kemudian menjadi alat ukur dari objek penilaian yang dilakukan. jenis Assessment, yaitu:
Tes Tertulis
Ters tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal maupun jawabannya).
Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik,
diagram dan sebagainya.
7
Performance Assessment
Performance Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi
dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi
boleh dikatakan bahwa Performance Assessment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan criteria yang diinginkan.
Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi
bagi suatu penilaian.
Penilaian Proyek
Penilaian Proyek. Adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian,
pengevaluasian, hingga penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber
pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan kerjasama dengan pihak lain, proyek
merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan umum dalam semua
bidang.
Product Assessment
Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam
membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Penilaian sikap.
Self Assessment
Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau classroom Self Assessmen (GSA) adalah
penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk
kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas. Penilaian
berbasis kelas memiliki karakteristik istimewa, yaitu:
Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan mengajar melainkan
pada perhatian guru dan peserta didik dalam perbaikan hasil belajar. Adapun apabila guru
melakukan perbaikan program pengajaran sebagai mana diuraikan di atas, tujuan tidak lain
8
adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas
dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam membuat
pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki hasil belajar. Sebagai
contoh misalnya ketika seorang peserta didik memiliki nilai yang kurang baik dari suatu
mata pelajaran, maka yang harus diperbaiki adalah bukan cara mengajar melainkan
menekankan pada bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut.
Contoh dari assessment adalah pemberian tugas ketika belajar atau adanya UAS. Penilaian
dilakukan oleh guru berdasarkan assessment berupa lembar jawaban tugas atau ujian. Guru
memberikan nilai, bisa berupa angka atau huruf terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Setelah
semua hasil assessment dinilai/diukur maka memasuki tahap evaluasi. Semua hasil peserta didik
diklasifikasikan, ada yang lulus atau tidak lulus
Abdul Majid berpendapat bahwa “Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar
siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
Menurut Darwyn Syah Penilaian Berbasis Kelas adalah suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan
konsisten.
Dalam pelaksanaannya, penilaian Berbasis Kelas, peran guru sangat penting dalam
menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan dan kegagalan siswa.
Jenis penilaian yang dibuat oleh guru harus standar validitas dan realibilitas agar hasil
9
yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, kompetensi professional
bagi guru merupakan persyaratan penting dalam melakuan penelitian.
Secara umum tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau
belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu yang dipersyaratkan dalam standar
kompetensi lulusan.
10
Penilaian untuk tujuanunu digunakan untuk melihat apakah siswa sudah
mengetahui, memahami dan terampil pada suatu pembiasaan pembelajaran.
penilaian ini sering disebut penilaian formatif, yang bermanfaat untuk
mendapatkan informasi tentang kegiatan beljar mengajar.
Fungsi Penilaian Berbasis Kelas dilihat dari sisi siswa dan sisi guru, sebagai
berikut :
1) Menetapkan berbagai metode dan media alat, umber belajar dan pendekatan
pembelajaran yang relevan dan kompetensi yang akan dicapai pada proses
pembelajaran
2) Membantu pertimbangan dan keputusan di bidang administrative berkaitan
dengan prosedur penilaian yang akan digunakan serta format-format atau
instrument yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan penilaian.
2. Prinsip Umum Penilaian Berbasis Kelas
a. Motivasi
Penilaian berbasis kelas diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui upaya pemahamann akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik
oleh guru maupun siswa. Dengan demikian penilaian ini tidak semata-mata
untuk memberikan angka sebagai hasil dari proses pengukuran, akan tetapi apa
arti angka yang telah dicapai itu. Siswa memahami makna dari hasil penilaian.
Dengan pemahaman ini diharapkan mereka dapat lebih termotivasi dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
b. Validitas
Penilaian diarahkan bukan semata-mata untuk melengkapi syarat administrasi
saja, akan tetapi diarahkan untuk memperoleh informasi tentang ketercapaian
kompetensi seperti terumuskan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, penilaian
tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata lain
penilaian harus menjamin validitas.
c. Adil
11
Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran tanpa
memandang perbedaan sosial ekonomi, latar belakang budaya dan kemampuan.
Oleh karena itulah mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk
dievaluasi. Penilaian berbasis kelas menempatkan posisi siswa dalam
kesejajaran. Dengan demikian setiap siswa akan memperoleh perlakuan yang
sama.
d. Terbuka
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dipahami baik oleh penilai
maupun yang dinilai. Siswa perlu memahami jenis atau proses penilaian yang
akan di lakukan beserta kriteria penilaian. Keterbukaan ini bukan hanya untuk
mendorong siswa untuk memperoleh hasil yang baik sehingga motivasi belajar
siswa akan bertambah, sekaligus membuat siswa memahami proses yang
dilakukan dalam pencapaian kompetensi.
e. Berkesinambungan
Penilaian berbasis kelas pada hakikatnya meruoakan bagian integral dari proses
pembelajaran. oleh karena itu penilaian dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak pernah mengenal waktu
kapan seharusnya penilaian dilakukan. Penilaian dilajukan unntuk memperoleh
informasi tentang perkembangan dan kemajuan siswa dalam pencapaian
kompetensi. Dengan demikian, berdasarkan evaluasi seseorang siswa diketahui
belum mencapai kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, maka guru
harus mengulang kembali, sehingga kompetensi benar-benar telah tercapai
secara materi.
f. Bermakna
Penilaian berbasiss kelas harus tersusun dan terarah sehingga hasilnya benar-
benar memberikan makna kepada semua pihak khususnya kepada siswa.
Melalui penilaian berbasis kelas, siswa akan mengetahui posisi mereka dalam
perolehan kompetensi. Di samping itu, mereka juga akan memahami kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dalam mencapai kompetensi. Dengan demikian hasil
penilaian itu juga bermakna bagi guru termasuk orang tua dalam memberikan
bimbingan kepada setiap siswa dalam upaya memperoleh kompetensi sesuai
dengan target kurikulum.
g. Menyeluruh
12
Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk perkembangan siswa secara
utuh, baik perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Maka guru
dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas perlu menggunakan ragam
penilaian, misalnya tes, penilaian produk, skala sikap, penampilan
(performance), dan hal lainnya. Hal ini sangat penting, ileh sebab itu hasil
penilaian harus memberikan informasi secara utuh tentang perkembangan
setiap aspek.
h. Edukatif
Hasil penilaian berbasis kelas tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh
gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang
diperoleh, akan tetapi penilaian harus memberikan umpan balik untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan untuk guru maupun siswa,
sehingga hasil belajar akan lebih optimal. Dengan demikian proses penilaian
tidak semata-mata menjadi tanggung jawab siswa.
3. Bentuk Penilaian
a. Kuis digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang
lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat dan dilakukan sebelum
pelajaran.
b. Pertanyaan lisan digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik
tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
berkaitan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Ulangan harian dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan
kompetensi, untuk mengungkap kognitif peserta didik, sekaligus untuk menilai
keberhasilan penggunaan berbagai perangkat pendukung pembelajaran.
d. Tugas individu dilakukan secara periodic untuk diselesaikan oleh peserta didik
dan dapat berupa tugas di sekolah (kelas) dan dirumah. Tugas individu
digunakan untuk mengungkapkan kemampuan teoritis dan praktis penguasaan
penilaian dalam penggunaan media metode, strategi dan prosedur tertentu.
e. Tugas kelompok digunakan untuk belajar kelompok menilai kemampuan kerja
kelompok dalam upaya pemecahan masalah.
f. Ulangan semester digunakan untuk menilai penguasaan kompetisi pada akhir
program semester kompetensi yang diujikan berdasarkan kompetensi dasar,
13
hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan dalam
semester yang bersangkutan.
g. Ulangan kenaikan digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik
menguasai materi pada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran.
h. Responsi atau ujian praktek dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
prakteknya, untuk menguasai penguasaan hadir baik dari aspek kognitif,
objektif maupun psikomotor.
Peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan memberikan
fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat
membangkitkan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa meningkatkan cara dan hasil
belajarnya. Namun, disamping itu kadang-kadang guru merasa bahwa evaluasi itu
sesuatu yang bertentangan dengan pembelajaran. Hal ini timbul karena sering kali
terlihat bahwa adanya kegiatan evaluasi justru merisaukan dan menurunkan gairah
belajar pada siswa. Jadi, seolah-olah kegiatan evaluasi bertentangan dengan kegiatan
pembelajaran. Pendapat yang demikian itu pada hakikatnya tidak benar. Memang
evaluasi yang dilakukan secara tidak benar dapat mematikan semangat siswa dalam
belajar. Sebaliknya, evaluasi yang dilakukan dengan baik dan benar dapat
meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi membantu guru untuk
memperbaiki cara pembelajaran dan membantu siswa dalam meningkatkan cara
belajarnya.
Menurut Mehrens dan Lehmann dalam Ngalim Purwanto (2003) mengatakan “to
teach without testing is unthinkable” yaitu pembelajaran tanpa melakukan tes tidak
masuk akal. Ungkapan ini menunjukkan betapa erat kaitan antara pembelajaran
dengan evaluasi. Demikian pula Ngalim Purwanto (2003) mengemukakan
sebagaiberikut:
Pengukuran adalah langkah awal dari pembelajaran. Tanpa pengukuran tidak dapat
terjadi penilaian. Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik, tanpa umpan balik
tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil, tanpa pengatahuan tentang
hasil ,tidak dapat terjadi perbaikan-perbaikan yang sistematis dalam pembelajaran.
Kutipan di atas makin jelas menunjukkan kepada kita bahwa evaluasi merupakan
suatu komponen yang sangat erat berkaitan dengan komponen-komponen lain dalam
14
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa evaluasi dan pembelajaran itu saling
membantu. Evaluasi haruslah membantu pembelajaran dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
Ada beberapa istilah yang sering disalah artikan dan disalah gunakan dalam praktik
evaluasi, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Secara konsepsional istilah-
istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang erat. Istilah
“tes” berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau jambangan
dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan psikologi dan
selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu
tugas kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah.
Menurut Zainul & Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan
baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja
tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi
tentang hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya
menggunakan alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
15
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa guru mengukur berbagai
kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan
skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu
untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru
tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi.
Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka asesmen sudah termasuk di
dalamnya. Untuk lebih memperjelas hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi, pada Tabel. Diberikan contoh tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi
dalam praktek pembelajaran sehari-hari.
16
Diperoleh skor maksimal 85
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan evaluasi pengajaran terbagi menjadi dua, yaitu tujuan secara umum dan secara
khusus. Adapun fungsi evaluasi pengajaran antara lain mengukur kemajuan, menunjang
penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat. Tentunya masih banyak
kekurangan dalam makalah kami, hal ini tak lepas dari kodrat kami sebagai manusia yang
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami
nantikan dari semua pihak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Jakarta, Gaung Persada Press,
2007
Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :ITB
Resnick, D.P. & Resnick, L.B. (1985). “Standards, Curriculum, and Performance: A
Historical and Comparative Perspektive” Educational Researcher 9, 5 - 19.
19
1