“Disajikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Gizi Olahraga semester 4
DIII Gizi”
Disusun Oleh :
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat beliaulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peranan Zat
Gizi Mikro dan Antioksidan untuk Performa Atlet”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah Gizi Olahraga. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Performa atau kinerja tubuh yang sehat dan bugar akan sangat mempengaruhi
pada aktivitas fisik sehari-hari seseorang. Mulai dari terjaganya imunitas tubuh,
tekanan darah yang normal, kepercayaan diri yang tumbuh dari kondisi fisik yang
bugar juga akan menambah motivasi seseorang untuk beraktivitas. Kondisi
demikian sangat dipengaruhi oleh pola hidup seseorang dalam mengatur
pemakaian waktu kesehariannya. Pekerjaan yang banyak terkadang sangat
menyita perhatian, bahkan sampai mengesampingkan kebugaran dan kesehatan
karena terlalu sibuk dengan banyaknya aktivitas yang dijalaninya sehingga seperti
kebutuhan refreshing, berolahraga, dan mengkontrol makanan yang dikonsumsi
kurang diperhatikan.
Tetapi saat ini pola hidup masyarakat pun sudah berubah semenjak banyaknya
ketidak nyamanan dalam tubuh yang sering sakit, kondisi fisik yang kurang sesuai
dengan harapannya yang disebabkan pola hidup yang tidak berimbang antara
aktivitas didalam pekerjaan dan kebutuhan fisik mereka. Kini masyarakat banyak
yang melakukan olahraga untuk mengimbangi aktivitas fisik keseharian mereka
agar mendapatkan kondisi fisik yang sesuai harapan mereka dan memilik
kebugaran untuk menjalani aktivitas mereka sehari-hari.
Pada dasarnya olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang terukur, tercatat dan
terprogram yang didalamnya ada pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Maka, olahraga kini sudah menjadi kebutuhan
masyarakat secara luas. Terbukti dari bertumbuhnya pusat-pusat olahraga serta
dipenuhinya ruang-ruang publik pada hari libur oleh masyarakat yang berolahraga.
Hal ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya sekedar kebutuhan, namun
sudah menjadi gaya hidup.
PEMBAHASAN
Vitamin dan mineral memiliki peran penting dalam menjaga performa atlit
selama berolahraga. Vitamin dan mineral berperan dalam metabolisme energi dan
juga berperan sebagai antioksidan. Salah satu vitamin yang berperan penting dalam
metabolisme energi adalah vitamin B kompleks. Metabolisme energi sangat penting
bagi performa atlit. Saat kita berolahraga, tubuh memecah zat gizi (karbohidrat,
asam lemak, dan asam amino) menjadi energi.
a. Vitamin B1
b. Vitamin B2
Sama seperti vit. B1, vitamin B2 (riboflavin) juga berperan penting dalam
siklus krebs. Riboflavin juga berperan penting dalam proses transfer elektron di
mitokondria dan pemecahan lemak menjadi energi. Kebutuhan vit. B2 yaitu 0.6
mg/1,000 kkal per hari. Hati dan jamur merupakan makanan sumber vit. B2.
c. Vitamin B3
d. Vitamin B6
e. Vitamin B12
Vit. B12 (cobalamine) juga berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Vit. B12 berperan sebagai cofactor dalam aktivasi folat oleh methionine synthase.
Vit. B12 juga dibutuhkan dalam konversi homosistein menjadi methionine.
Kekurangan vit. B12 dapat mengakibatkan kadar homosistein di dalam darah
meningkat, yang dapat meningkatkan resiko cardiovascular disease. Selain itu, vit.
B12 juga menunjang fungsi syaraf yang penting bagi performa atlit. Kebutuhan vit.
B12 per hari yaitu 2.4 mcg. Makanan yang mengandung vit. B12 yang tinggi pada
umumnya berasal dari hewani, seperti daging, susu, dan telur. Mengingat
pentingnya peran vitamin B kompleks dalam metabolisme energi, atlet
membutuhkan asupan makanan yang cukup untuk mendapatkan performa yang
baik.
a. Kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin dan mineral akan meningkat sejalan dengan tingkat aktivitas.
Atlet yang melakukan olahraga berat memerlukan vitamin dan mineral lebih
banyak daripada orang pada umumnya. Kecukupan vitamin dan mineral dari bahan
makanan alami sering kali sulit dipenuhi oleh anak-anak dan atlet karena
mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang banyak tidaklah
mudah. Oleh karena itu, diperlukan suplemen vitamin dan mineral.
Pada dasarnya, kebutuhan tiap-tiap vitamin dalam tubuh beraneka ragam. Ini
bergantung pada fungsinya. Misalnya, kebutuhan vitamin E adalah 15 IU atau
setara dengan 10 mg/orang/hari, sedangkan kecukupan vitamin B1 dikaitkan
dengan kecukupan energy yakni 0.4 mg setiap 1.000 Kalori (FAO/WHO, 1967).
Jumlah yang diperlukan tubuh dari mineral jenis ini adalah lebih dari 100 mg/hari.
Termasuk mineral jenis ini adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K),
Magnesium (Mg), Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), dan Chlorida (Cl). Kalsium
merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, lebih dari 99%
kalsium terdapat dalam tulang, sedangkan Fosfor merupakan mineral kedua
terbanyak, yakni sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya
dikonsumsi dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang apabila
dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen. NaCl sendiri
akan terurai menjadi ion-ion Na+ dan Sl- yang disebut elektrolit.
1. Kalium
Kalium dan natrium adalah elektrolit yang paling penting. Kalium penting untuk
hidrasi dan menjaga fungsi otot sehat. Ini membantu otot-otot Anda lebih relaks
dan juga membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh Anda.
Pria dan wanita membutuhkan 4,7 gram kalium per hari. Satu kentang berukuran
sedang menawarkan 17 persen kalium harian Anda. Sumber-sumber lain termasuk
sayuran berdaun hijau, yoghurt, dan pisang.
2. Kalsium
Hampir 100 persen kalsium disimpan dalam tulang dan gigi. Kalsium juga
merupakan elektrolit yang membantu otot dan kontraksi pembuluh darah. Atlet
memerlukan 1.000 miligram kalsium per hari. Satu cangkir susu memenuhi sekira
30 persen kebutuhan kalsium harian Anda.
Produk susu adalah sumber kalsium terbaik. Sumber-sumber kalsium selain susu
termasuk tahu, jeruk, sayuran hijau gelap, bayam, dan biji chia.
3. Magnesium
Ini adalah mineral serbaguna yang dapat merangsang 300 reaksi biokimia dalam
tubuhmagnesium ini juga memainkan peran penting dalam metabolisme energi.
Magnesium sangat penting ketika melakukan sesi yang berat.
Pria membutuhkan 400 miligram per hari, sedangkan wanita membutuhkan 310
miligram magnesium per hari. Jangan mengandalkan suplemen karena mereka
dapat menyebabkan efek samping, konsumsilah sumber makanan alami, seperti
sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, dan alpukat.
Jumlah yang diperlukan tubuh dari jenis mineral ini kurang dari 100 mg/hari.
Termasuk mineral jenis ini antara lain zat besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn),
Mangan (Mn), Jodium (J), dan Fluoride (F). Zat-zat tersebut merupakan komponen
penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin, hormone dan enzim.
Zat besi baik untuk kekuatan otot dengan mengangkut oksigen ke bagian tubuh
tersebut. Jika kinerja tubuh Anda melemah dan kelelahan, kadar zat besi Anda
mungkin rendah. Kebutuhan normal pria adalah delapan miligram per hari
sedangkan wanita 18 miligram per hari.
Setengah cangkir kacang menyediakan tiga miligram zat besi. Sumber-sumber zat
besi lain termasuk daging merah, unggas, bayam, dan sereal.
Antioksidan kerap dikaitkan dengan tingginya kebutuhan oksigen para atlet selama
berolahraga. Hal ini yang kemudian membuat antioksidan dibutuhkan lebih karena
adanya peningkatan radikal bebas hingga manfaat antioksidan yang disebut mampu
mendukung pembentukan sel otot. Kedua hal di atas yang membuat suplemen
antioksidan menjadi banyak dipilih oleh para atlet. Antioksidan yang sering
dianjurkan untuk atlet adalah antioksidan dari vitamin C, E dan koenzim Q10.
Efektifitas suplemen antioksidan untuk atlet Hal ini kemudian diteliti efektifitasnya
oleh National Institute of Health. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan suplemen antioksidan dari vitamin C, E dan koenzim Q10 tidak
memberikan manfaat yang umumnya diharapkan para atlet yaitu membantu
pembentukan otot. Suplemen antioksidan bahkan mengurangi pembentukan sel otot
dengan menghambat terbentuknya pertumbuhan otot hingga mengurangi
pembakaran energi tubuh. Selain itu antoksidan, sedikit banyak memiliki efek
dengan performa selama beraktivitas. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya
ketahanan performa selama olahraga yaitu lari jarak jauh.
Namun, hal di atas bukan berarti atlet harus menghindari antioksidan. Antioksidan
merupakan zat yang sangat baik bagi tubuh. Semua orang, termasuk atlet,
dianjurkan memenuhi kebutuhan vitamin yang cukup, utamanya dari bahan
makanan segar. Hal ini akan mendukung pemenuhan kebutuhan antioksidan.
Pemenuhan kebutuhan harian vitamin C sebesar 90-100 mg serta vitamin E sebesar
15-20 mg sudah mampu memenuhi kebutuhan antioksidan harian tubuh. Manfaat
antioksidan akan dirasakan maksimal jika dikonsumsi sesuai kebutuhan melalui
pola makan yang baik.
2.3 Pengaruh Latihan terhadap Kebutuhan Vitamin dan Mineral untuk Atlet
A. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organic yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit
untuk mengtur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik, seperti pertumbuhan normal,
memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh
sehingga harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin digolongkan menjadi dua
kelompok, yaitu :
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C. Jenis ini tidak dapat
disimpan dalam tubuh. Kelebihan vitamin ini akan di buang lewat urine sehingga
kekurangan (defisiensi) vitamin B dan C lebih mudah terjadi
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin A, D, E dan K. jenis
vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup besar terutama dalam
hati.
- Pertumbuhan
- Selera Makan
- Reproduksi
- Pencernaan
Kebutuhan vitamin akan meningkat sejalan dengan tingkat aktivitas. Atlet yang
melakukan olahraga berat akan memerlukan vitamin lebih banyak. Kecukupan
vitamin dari bahan makanan alami sering sulit dipenuhi pada anak-anak dan atlet
karena pada umumnya tidak mudah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, diperlukan
suplemen vitamin. Kebutuhan vitamin beraneka ragam tergantung pada fungsinya,
misalnya kebutuhan vitamin E 15 IU atau setara dengan 10 mg/orang/hari,
sedangkan kecukupan vitamin Bl dikaitkan dengan kecukupan energi yakni 0.4 mg
setiap 1.000 kalori (FAO/WHO, 1985). Perbedaan terhadap kebutuhan vitamin
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berikut:
B. Mineral
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk
membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan
metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas mineral.
Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih dari 100 mg/hari.
Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg),
Sulfur (S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida (Cl). Kalsium merupakan mineral yang
paling banyak dalam tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan
fosfor yang kedua, sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya
dikumsumsi dalam bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+ dan Sl-
yang disebut elektrolit.
Jumlah yang dibuuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral jenis ini adalah :
zat besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Jodium (J), dan Fluoride
(F). Zat -zat tersebut merupakan komponen penting dari struktur tulang, jaringan
ikat, hemoglobin, hormone dan enzim. Secara umum fungsi mineral bagi tubuh
adalah :
Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi, padahal ada
juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan
diet khusus. Jenis makanan formula ada untuk bayi, ibu hamil, ABRI, lansia, dan
olahragawan. Makanan formula untuk olahragawan ada tiga hal pokok yang perlu
diperhatikan seperti ketika olahragawan berolahraga maka cairan dalam tubuh
berkurang, penggunaan sumber energi tubuh dan konsumsi oksigen juga berkurang,
maka membutuhkan minuman isotonic, karena minuman ini dirancang sedemikian
sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia.
Dengan demikian, begitu minuman diteguk dapat langsung terserap oleh tubuh.
Latihan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang atlet sebelum
mengikuti suatu pertandingan. Salah satu diantaranya adalah latihan kekuatan
seperti angkat beban, latihan kekuatan tersebut akan memicu kerusakan otot yang
ditandai dengan peningkatan kadar kreatin kinase serum, nyeri otot dan penurunan
kekuatan otot. Hasil penelitian yang dilakukan Udani dan Singh (2009)
mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kerusakan otot dan rasa nyeri setelah
melakukan latihan kekuatan dengan squats
Terbentuk zat radikal bebas pada tubuh sebagai suatu hal yang normal pada suatu
kehidupan. Olahraga berat menyebabkan peningkatan proses oksidasi dalam sel
otot rangka yang mengakibatkan peningkatan produksi zat radikal bebas. Olahraga
berat juga menurunkan antioksidan pada tubuh manusia. Apabila hal ini
berlangsung lama, zat radikal bebas dapat merubah dan merusak struktur biologi
sel tubuh. Pada beberapa pengamatan juga ada indikasi bahwa zat radikal bebas
berhubungan dengan terjadinya kelelahan saat melakukan olahraga.
Contoh makanan formula untuk atlet dalam bentuk suplementasi sebagai berikut :
L-Arginine
3.1 Kesimpulan
Gizi memegang peranan yang sangat penting bagi atlet dalam mencapai performa
terbaiknya. Oleh karena itu perlu upaya untuk menjaga kebugaran atlet dengan
pemenuhan gizi terbaik saat recovery agar atlet setelah bertanding dapat pulih
kembali kondisi fisiknya. Gizi dalam olahraga tidak boleh menjadi bagian yang
dipisahkan dalam mendukung performa atlet saat latihan maupun bertanding. Gizi
harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan karena gizi yang baik akan membuat
tubuh mampu melakukan aktivitas yang baik pula karena tersedianya energi untuk
mendukung gerakan tersebut. Selanjutnya gizi yang baik akan membuat energi
tersedia sebagai sumber bahan bakar dalam melakukan berbagai gerakan olahraga.
Pemilihan sumber zat gizi yang baik harus didukung pengetahuan akan kualitas dan
kuantitas yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Pemenuhan gizi pun harus
sesuai karakteristik atlet dan karakteristik cabang olahraganya. Vitamin dan mineral
walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit karena merupakan zat gizi mikro, tetapi
berfungsi besar dalam membantu dalam proses metabolisme. Sebab vitamin dan
mineral membantu mengubah makanan menjadi sumber energi untuk berlatih atau
bertanding.
3.2 Saran
Selain melengkapi pemenuhan zat gizi makro, zat gizi mikro juga sangat penting
dibutuhkan oleh atlet untuk metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Andi.
Lutan, R., Habibudin, C., Suherman, A. 1999/2000. Gizi Olahraga. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Budiwanto, Setyo, 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga, Malang: FIK
file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/1300-2557-1-PB.pdf diakses pada tanggal
20 Februari 2019
file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/15111-44696-1-SM.pdf diakses pada
tanggal 20 Februari 2019