Anda di halaman 1dari 5

Analisis Sintesis Tindakan Teknik Relaksasi Napas Dalam pada Tn.

E
Di IGD Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta

Hari : Selasa
Tanggal : 24 Oktober 2017
Jam : 08.30 WIB

A. Keluhan utama
Nyeri pada luka robek di dagu kanan
B. Diagnosa Medis
CKS
C. Diagnosis keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : Klien mengeluh nyeri luka robek pada dagu kanan nyeri seperti
teriris-iris benda tajam, skala nyeri 6, nyeri dirasa terus-menerus
DO :
- klien tampak kesakitan dan teriak
- Terdapat luka robek pada dagu kanan ukuran 6 x 4 x1 cm dan luka
lecet pada pundak kanan dan ekstremitas.
E. Dasar pemikiran
Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Vulnus
Appertum merupakan luka terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan
tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Vulnus
Appertum ( luka robek ) adalah luka yang terjadi akibat kekerasan
benda tumpul , robekan jaringan sering diikuti kerusakan alat di dalam
seperti patah tulang. (Mansjoer (2008). Adanya luka dapat
mengakibatkan terjadinya nyeri.

1
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penatalaksanaan untuk nyeri diantaranya menggunakan pendekatan
farmakologis dan non farmakologis. Pengkombinasian antara teknik
non-farmakologi dan teknik farmakologi adalah cara yang paling efektif
untuk menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat
yang berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari
(Smaltzer dan Bare, 2008). Penanganan nyeri dengan teknik non-
farmakologi merupakan modal utama untuk menuju kenyamanan.
Dipandang dari segi biaya dan manfaat, penggunaan manajemen non-
farmakologi lebih ekonomis dan tidak ada efek sampingnya jika
dibandingkan dengan penggunaan manajemen nyeri farmakologi. Selain
itu juga mengurangi ketergantungan pasien terhadap obat-obatan. Salah
satu manajemen non-farmakologi adalah teknik relaksasi napas dalam
dimana teknik relaksasi napas dalam ini bermanfaat mengurangi
ketegangan otot yang akan mengurangi intensitas nyeri

F. Prinsip tindakan
Tindakan dilakukan secara tepat dan benar

PROSEDUR

A. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien
6. Cuci tangan

2
B. FASE KERJA
1. Mengatur posisi klien
2. Menjelaskan cara latihan napas : menarik napas melalui hidung
dang mengeluarkan melalui mulut
3. Memberikan contoh cara latihan napas : menarik napas melalui
hidung dan mengeluarkan melalui mulut
4. Membimbing klien dalam latihan napas dalam jika terasa nyeri
5. Merapikan pasien
6. Cuci tangan
C. FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

G. Analisis Tindakan
Relaksasi napas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa
nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan
teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan,
frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri,
ansietas, ketegangan otot. Tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress
baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan (Smeltzer & bare, 2008)

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Jika teknik relaksasi napas dalam dilakukan dengan tidak benar maka nyeri
yang dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien
merasa tidak nyaman dengan keadaannya (Stania dkk , 2014

3
I. Tindakan kepererawatan lain yang dilakukan
- observasi TTV
- kaji nyeri
- pertahankan posisi semi fowler

J. Hasil yang didapatkan setelah tindakan

S: klien mengatakan nyeri pada luka di daerah dagu sudah berkurang, nyeri
seperti teriris-iris benda tajam, skala nyeri 3, nyeri hilang timbul.

O : - Klien tampak relaks

A : Level nyaman belum terpenuhi

P : intervensi dilanjutkan

Pain management

K. Evaluasi Diri
Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

L. Daftar Pustaka
Docterman et all. (2016). Nursing Intervention Classifications (NIC). Edisi
keenam. Elsevier Singapore Pte Ltd Academic
Maas et all. (2016). Nursing Out Comes (NOC). Edisi Kelima. Elsevier
Singapore Pte Ltd Academic
Nanda International (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi. 2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC
Smeltzer & Bare. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.1.

Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC.

4
Stania, dkk. (2014) Jurnal: Pengaruh Teknik Relaksasi Dan Teknik
Distraksi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Di Ruang IRINA A Atas RSUP Prof DR.R.D. Kandou
Manado. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017

Mengetahui
Mahasiswa Pratikan Pembimbing Klinik/CI

(Maria Christina Bupu ) ( Siti Handayani )

Anda mungkin juga menyukai